• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : SUTRIANI HANDAYANI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : SUTRIANI HANDAYANI NIM :"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SUTRIANI HANDAYANI

NIM : 10540 9335 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SUTRIANI HANDAYANI

NIM : 10540 9335 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Mei 2018 Yang Membuat Perjanjian

(6)

vi

Siapa bersunggu-sunggu pasti berhasil

Man shabara zhafira

Siapa yang bersabar pasti beruntung

Man sara ala darbi washala

Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

“kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”

Kupersembahkan karya ini buat:

Ayahandaku terkasih, Ibundaku tersayang dan adikku tercinta, Yang selalu mendukung serta memberikan nasihat yang menjadi jembatan perjalanan hidupku.

(7)

vii

pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiayah Makassar. Pembimbing I Dr. Syafruddin dan pembimbing II Tasrif Akib.

Penelitian ini menelaah Pengaruh Penggunaan Metode Tebak Kata Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai. Masalah utama dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SDN I86 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai sebelum dan sesudah diterapkan (Pretest dan posttest) pada Tebak Kata dan (2) Apakah ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SDN I86 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai sebelum dan sesudah diterapkan (Pretest dan posttest) pada Tebak Kata. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian One-group pretest-posttest design. Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tes hasil. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I86 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV sebelum digunakan perlakuan (Pretest) adalah 59,5 dan hasil belajar setelah perlakuan (posttest) adalah 76,5. Angka tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh Tebak Kata terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SDN 186 Mannyaha dan hasil uji hipotesis (t-tes) menunjukkan angka 8,80 dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima. Dengan hasil penelitian ini guru diharapkan sesering mungkin menggunakan berbagai pendekatan dalam penguasaan kelas agar tetap kodusip dalam proses pembelajaran agar lebih meningkatkan hasil belajar siswa terkhusus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

(8)

viii

Primary School Teacher Education faculty of Teacher Training and Education Univesitas Muhammadiyah Makassar. Supervision I Dr. Syafruddin, M.Pd and mentor II Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd.

This study examines the Effect of Using the Method of Guessing Words on Learning Outcomes of Indonesian Class IV SDN 186 Mannyaha Sinjai District Borong Sinjai District. The main problems in this research are: (1) How the learning result of Indonesian class IV SDN I86 Mannyaha Sub Sinjai Borong Sinjai District before and after applied (Pretest and posttest) in Tebak Kata and (2) Is there any difference of result of learning of Indonesian class IV SDN I86 Mannyaha District Sinjai Borong Sinjai District before and after applied (Pretest and posttest) in Guess said. This type of research is an experimental study with One-group pretest-posttest design. Data collection using test instrument results. Data analysis using descriptive analysis. Subjects in this study were fourth grade students SDN I86 Mannyaha Sinjai District Borong Sinjai District as many as 20 people. The results showed that the result of the fourth grade students' learning before the treatment (Pretest) was 59.5 and the learning result after treatment (posttest) was 76.5. The number indicates that there is influence of Tebak Kata to the result of learning of Indonesian class IV SDN 186 Mannyaha and result of hypothesis test (t-test) show number 8,80 thus hypothesis in this research accepted. With the results of this study teachers are expected as often as possible using various approaches in the mastery of the class to remain kodusip in the learning process in order to further improve student learning outcomes especially in the subjects of Bahasa Indonesia

Keywords: Influence, Method of Guessing Words and Learning Results Bahasa Indonesia.

(9)

ix

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Tebak Kata Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Beragam kendala dan hambatan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha yang optimal dan dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan tersebut.

Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, almahrum ayahanda Jamil dan ibunda Jarmina yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada. Dr.Syafruddin, M.Pd.,Pembimbing I dan Dra. Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd.,Pembimbi

(10)

x

Dr H Abd Rahman Rahim SE.,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,S.Pd.,M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ernawati, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dra. Hj Muliati Samad M,Pd Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada Abdul Kadir ,S.Ag., S.Pd., Kepala SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai , Muh.Jufri,A,Ma,Pd, Guru kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai, dan Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai atas segala bimbingan, kerjasama, dan bantuannya selama penulis mengadakan penelitian. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Siswa-siswi SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong

(11)

xi

Angkatan 2014 terkhusus Kelas I Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini. Ucapan terima kasih pula kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatku yang setia dan tulus mengorbankan waktu, tenaga, materi, doa, dukungan dan masukan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu, semoga segala bantuan dan pengorbanannya bernilai ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Juli 2018

(12)

xii

LEMBAR PERJANJIAN ...iii

SURAT PERNYATAAN...iv

SURAT PERJANJIAN ...v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Perumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ...10

1. Penelitian yang Relevan ...10

2. Metode Pembelajaran ...11

3. Metode Pembelajaran Tebak Kata ...17

4. Hasil Belajar ...20

5. Bahasa Indonesia ...22

B. Kerangka Berpikir ...26

(13)

xiii

C. Definisi Operasional...31

D. Instrumen penelitian ...31

E. Tehnik Pengumulan Data ...32

F. Teknik Analisis Data ... ..33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan Hasil penelitian... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

xiv

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 30

Tabel 3.3 Kategori Penggunaan Tebak Kata... 34

4.1 Skor NilaiPre-Test ... 39

4.2 Perhitungan untuk mencari mean (rata–rata) nilai pre-test ... 40

4.3 Tingkat hasil belajar Pre-test ... 41

4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia ... 42

4.5 Skor Nilai Post-Test ... 43

4.6 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test ... 44

4.7 Tingkat hasil belajar Post-test ... 45

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Proses pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menutut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas lebih hidup oleh karena itu pembelajaran kontekstual dianggap cocok diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya kualitas hasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang belum memenuhi standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, proses belajar dilakukan siswa terbatas pada

(16)

penguasaan materi pelajaran atau penambahan pengetahuan sebagai bahan ujian atau tes. Padahal menurut tuntutan kurikulum yang berlaku siswa diharapkan bukan hanya sekadar dapat mengakumulasi pengetahuan akan tetapi, diharapkan dapat mencapai kompetensi, yakni perpaduan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

Selain itu, rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa, tetapi bisa juga disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar. Karena salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar yang lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses pembelajaran. Ketiga komponen tersebut adalah: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Terkait tentang ketiga komponen tersebut maka guru harus mampu memadukan dan mengembangkannya, agar kegiatan pembelajaran menuai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan

(17)

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasi belajar yang optimal.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi yang paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri jika dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat di pertanggung jawabkan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas suatu kompetensi bukan hanya sekedar akumulasi dari sejumlah pengetahuan tetapi juga pengembangan sikap dan keterampilan yang tercermin dalam perilaku kehidupan. Dengan demikian, pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan dan wajib dipelajari oleh setiap siswa SD, seharusnya mengacu pada pencapaian kompetensi. Artinya, pelajaran bahasa Indonesia bukan hanya sekadar pelajaran yang harus dihafal, tetapi bagaimana materi pelajaran yang dihafalkan itu dapat mengembangkan sikap dan kemampuan tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan murid.

Mata pelajaran pendidikan bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang wajib yang diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hai itu karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa

(18)

Negara di Indonesia. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan relevan dengan karakteristik siswa pada sekolah dasar sangat penting untuk diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran pendidikan bahasa Indonesia dapat lebih efektif.

Bertolak pada peningkatan pendidikan, maka guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, demikian pula siswa yang turut memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam hal penerimaan materi pelajaran. Agar pembelajaran lebih efektif, guru dituntut untuk menguasai manajemen kelas. Di dalam kelas guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus mampu mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh sebab itu, beban yang diemban oleh sekolah, dalam hal ini adalah beban guru sangat berat. Gurulah yang berada pada garis depan dalam membentuk pribadi siswa. Dengan demikian, sistem pendidikan dikembangkan agar dapat menjadi lebih responsif terhadap tuntutan masyarakat dan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja yang akan datang.

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kondusif didalam pembelajaran agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan sungguh-sungguh. Didalam memotivasi siswa, guru bisa melakukan banyak cara. Misalkan guru memilih model pembelajaran yang menyenangkan murid sehingga murid menjadi tertarik untuk belajar.

Melihat pentingnya peranan belajar dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas berbagai hal dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar

(19)

diantaranya, penambahan fasilitas belajar, penataran guru-guru (program bermutu), pelatihan pembelajaran, pengadaan media pembelajaran dan masih banyak usaha-usaha lainnya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun instansi-instansi lain yang peduli tentang pendidikan.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah. Rendahnya hasil belajar ini secara tidak langsung akan berpengaruh buruk dalam peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang kemudian berakibat pada rendahnya mutu manusia yang dihasilkan, oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk memperbaikinya. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga sebagai akibat karena siswa mengalami beberapa kesulitan ketika sedang belajar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti dilakukan di SDN 186 Mannyaha Kelurahan Pasir Putih Kecematan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai, hasil belajar relatif lebih rendah. Rendahnya hasil yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 69, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia yaitu 70. Guru masih menggunakan model pembelajaran klasik, seperti ceramah, guru mencatat di papan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis oleh guru, guru sangat jarang melakukan umpan balik dengan siswa, pembelajaran bersifat monoton yang mengakibatkan siswa bersifat pasif, guru jarang menggunakan media pembelajaran dan jarang membentuk siswa dalam beberapa kelompok kecil, peranan pembelajaran lebih banyak dipegang oleh guru sehingga siswa merasa bosan mengakibatkan turunnya prestasi belajar siswa. Karena siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia,

(20)

pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi momok bagi siswa karena materi ajar yang begitu banyak dan penyampaian materi dari guru.

Metode pembelajaran yang baik yang dapat digunakan adalah metode yang mampu membawa siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang melatih kemamuan siswa dalam berbagai kegiatan, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Untuk memilih suatu metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti, materi yang akan di sampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia dan banyaknya siswa serta hal lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, diperlukan berbagai upaya pendukung. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem pengajaran di dalam kelas sehingga dibutuhkan kreativitas seorang guru untuk dapat memilih model yang tepat dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan kenyataan tentang rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV maka dianggap perlu melakukan penelitian hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong , Kabupaten Sinjai dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih efektif.

Metode mengajar ini bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh siswa sendiri. Maka diperlukan berbagai upaya pendukung. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem pengajaran di dalam kelas sehingga dibutuhkan kreativitas seorang guru untuk dapat memilih model yang tepat dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan kenyataan tentang kurangnya aktifitas siswa sehingga pembelajaran di dalam kelas berlangsung dengan ketidak adanya keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran sehingga siswa kurang respon

(21)

terhadap penjelasan guru, pada siswa kelas IV maka dianggap perlu melakukan penelitian hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif. Salah satu model pembelajaran yang dapat lebih mengaktifkan siswa dalam belajar sekaligus mengatasi kesulitan belajar siswa adalah penggunaan metode Tebak Kata.

Dengan adanya penggunaan metode Tebak Kata terhadap hasil belajar bahasa Indonesia maka guru dapat menggunakan Stategi-starategi pembelajaran yang tentunya harus memerhatikan kondisi dari unsur-unsur pembelajaran itu sendiri, saat pembelajaran disampaikan secara menarik maka siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal inilah yang membuat siswa lebih mudah untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan.

Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Tebak Kata Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN 186 Mannyaha Kabupaten Sinjai

Tahun Ajaran 2018”. Karena penulis ingin mengetahui lebih dalam apakah ada

pengaruh Metode Tebak Kata terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa? Untuk memudahkan penulis dalam mendapatkan data, maka penulis melakukan kerja sama dengan guru kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecematan Sinjai Borong. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi guru dan peserta didik untuk lebih banyak menggunakan Metode Tebak Kata.

(22)

B.Rumusan Masalah

Adapun dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Penerapan metode tebak kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bagaimana Pengaruh penerapan metode tebak kata terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha tahun 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh penggunaan metode tebak kata terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha tahun 2017/2018?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan dua manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran tebak kata.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, melalui penggunaan metode Tebak Kata, menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan siswa mempunyai minat belajar yang tinggi sehingga mampu berkonsentrasi penuh dalam memahami materi.

(23)

b. Bagi Guru, penelitian ini sebagai bahan masukan guru bahwa dalam pembelajaran akan berhasil jika metode yang digunakan tidak terpencang dengan metode konvensional saja, namun dapat diterapkan metode active learning seperti metode tebak kata.

c. Bagi Sekolah, penelitian ini memberikan masukan yang positif, yaitu dengan adanya beragam metode dapat mendorong sekolah untu memperbanyak fasilitas dan alat peraga sebagai sumber belajar mengajar untuk mengembangkan prestasi belajar siswa.

d. Bagi Penelitian Berikutnya

Diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi penelitian berikutnya untuk dapat dilanjutkan agar dapat tercipta hasil penelitian yang dapat berguna bagi proses pembelajaran di sekolah.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Pada kajian empiris ini, peneliti membahas penelitian yang sebelumnya dilaksanakan mengenai penggunaan metode pembelajaran ini pernah diterapkan: Oleh Misnawati (2009), yakni dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Tebak Kata terhadap Mata Pelajaran Sains Materi Bumi dan Alam Semesta untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTS Pasir Putih” hasil penelitian Saudari Minasawati menunjukkan motivasi belajar siswa semakin meningkat.

Berdasarkan peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Doni Harfiyanto (2011), dengan judul”perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran permainan tebak kata dengan metode ceramah bervariasi pada bidang studi IPS Sejarah VIII Siswa SMPN 1 Sinjai Borong Kabupaten Sinjai Tahun pelajaran2011’’ menyatakan bahwa permainan Tebak Kata dapat meningkatkan hasil belajar siswa ada mata pelajaran IPS Sejarah. Penelitian ini menghasilkan nilai rata-rata hasil post-tes kelas eksperimen 8,16 dan kelas control 7,65. Sehingga dapat di simpulkan ada perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi pembelajaran dengan metode permainan Tebak Kata Dengan kelas yang diberikan pembelajaran dengan metode cermah.

(25)

Peneliti dari Angen Melia Pertiwi (2012) yang bejudul penerapan permainan Tebak Kata untuk meningkatan kemamuan berbicara bahasa arab siswa kelas VII MTS Pasir Putih”terdapat 4 siklus. pada kemampuan berbicara siswa setelah dilaksanakan pembelajaran bahasa arab menggunakan kartu tebak kata mengalami peningkatan yang cukup pada siklus 1, dan ada siklus II peningkatan lebih baik lagi dari siklus I. Permainan Kartu Tebak membuktikan bahwa pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan media ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Dari keberhasilan penggunaan metode tebak kata pada peneliti di atas menjadi salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang di lakukan penelitian. Peneliti-peneliti di atas memiliki kesamaan ada penelitian sebelumnnya memiliki kesamaan pada pelitian. Persamaan tersebut adalah sama-sama meneliti tentang metode tebak kata. Jenis penelitian Pre Experimental dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Pre Experimental sedangkan perbedaannya penelitian yang dilakukan kali ini merupakan yang diterapkan pada jenjang SMP/MTS serta mata pelajaran yang membedaka bahasa Indonesia.selain itu penelitian kali ini untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai keektifan metode pembelajaran tebak kata terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus di gunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau

(26)

cara yang mengajar yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptkan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru sehingga propses pembelajaran dapat di lakukan secara optimal. Oleh karena itu, dalam memililih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan untuk melakukan tindakan bagaimana cara membelajarkan siswa supaya efektif dan maksimal dengan melakukan proses pembelajaran meupun memperoleh hasil belajar. “Sri Anita W,Ddk,(2008: 54)

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, oleh karena itu, peranan metode sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan mengajar. Dengan metode diharapakan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegitan mengajar guru. “Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru, oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa”. Ambarani, (2008: 4)

Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang Baik

Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan

(27)

dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar.

Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1). Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak siswa dan materi, 2). Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis, 3). Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi, 4). Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapat, 5). Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran. Anita (2007:55)

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa mengembangkan potensi peserta didik.

c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode pemebelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikutinya. Ketika seorang guru dalam memilih metode pembelajaran untuk digunakan dalam praktik mengajar, maka harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1). Tidak ada metode yang paling unggul karena semua metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan

(28)

memiliki kelemahan serta keunggulannya masing-masing, 2). Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya, 3). Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain, 4). Setiap siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode pembelajaran, 5). Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat kecerdasan yang berbeda pula, 6). Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda, 7). Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang lengkap, 8). Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan suatu metode pembelajaran. Sri Anita W,Dkk (2008:5.5)

Dengan alasan di atas, jalan terbaik adalah menggunakan kombinasi dari metode yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, karakteristik siswa, kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan dan ketersediaan sarana prasarana dan waktu.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan metode pembelajaran adalah sebagai berikut : a). Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam menentukan metode apa yang dipakai (serasi), b). Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga sangat dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Misalnya seorang guru yang mahir dalam berbicara, maka bisa menggunakan metode ceramah disamping metode yang lain

(29)

sebagai pendukungnya, c). Anak didik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan anak didik. Karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat, kecerdasan, karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dengan latar belakang yang berbeda-beda guru harus pandai dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, d). Situasi dan kondisi proses belajar mengajar dimana berlangsung. e). Situasi dan konsidi proses belajar mengajar yang berada dilingkungan dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode pembelajaran yang sesuai di lingkungan tersebut, f). Fasilitas yang tersedia. Tersdianya fasilitas seperti, alat peraga, media pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap efektif tidaknya suatu metode, g). Waktu yang tersedia. Di samping hal-hal di atas, masalah waktu yang tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika menggunakan metode yang akan dipakai atau tidak, h). Kebaikan dan kekurangan suatu metode. Dari masing-masing metode yang ada, tentu memiliki kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode bisa dilengkapi dengan metode yang lain. Oleh karena itu, guru harus bisa mepertimbangkan metode mana yang akan digunakan. Hamalik Oemar (2004:55)

Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1). Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah, 2). Prinsip kematangan dan

(30)

perbedaan individual. Semua perkembangan pada anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu, setiap guru agar memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta pembawaan dan faktor lingkungan, 3). Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar verbalistik, 4). Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar, 5). Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan sehari-hari, 6). Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk belajar cepat berakhir. Sri Anita W,DKk (2008:5.38)

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di atas, diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien dan dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seorang guru bisa mempertimbangkan mana metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

(31)

3. Metode Pembelajaran Tebak Kata

a. Pengertian Metode Pembelajaran Tebak Kata

Metode ini berguna untuk kelas aktif dalam kelas. Pengertian aktif terdapat dua macam; 1). Aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran, 2). Aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika menemukan kesulitan.

Menurut Suprijono, (2010). Bahwa pembelajaran aktif adalah: proses belajar dengan menempatkan peserta didik sebagai center stage performance, dengan proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat merespon pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Sedangkan aktif adalah siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Maka dari itu berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar atau tidak terbatas pada empat dinding kelas. Melainkan pembelajaran dapat terlaksana dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta terhadap lingkungan sekitar. Contoh pembelajaran aktif yaitu dengan metode tebak kata.

Langkah-langkah metode tebak kata yaitu: a). Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai atau materi ± 45 menit, b). Siswa berdiri di depan kelas berpasang-pasangan (siswa A dan siswa B ), c). Siswa A mendapat kartu A (10x10 cm) berisi pertanyaan kemudian mebacakan isi kartu tersebut untuk pasangannya. siswa B diberi kartu B (5x2 cm) berisi jawaban ditempelkan di dahi atau dimanapun sehingga tidak bisa dibaca/dilihat. d). Sementara siswa A membacakan pertanyaan yang ada dikartu

(32)

A dan siswa B menjawab. Jawaban tepat apabila sesuai dengan isi kartu B. Apabila jawaban itu tepat maka kelompok tersebut boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan pertanyaan/kata-kata lain dengan tidak melihat jawaban.

Menurut Aqib, (2013) “Metode pembelajaran Tebak Kata adalah metode pembelajaran penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk permainan sehingga peserta didik dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu”.

Metode pembelajaran Tebak Kata ini dilaksanakan dengan cara peserta didik menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Selain peserta didik menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode tebak kata adalah pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik tertarik dan menjadi berminat untuk belajar dan memudahkan dalam menanamkan konsep dalam ingatan peserta didik.

Metode pembelajaran Tebak Kata adalah metode pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka teki. Metode tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata

(33)

dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran yang berlangsung. Turniasih (2013)

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Tebak Kata

Menurut Aqib Zainal, (2013)

Langkah-langkah metode pembelajaran tebak kata adalah sebagai berikut: 1). Guru menjelaskan kompetensinya, 2). Guru mengkondisikan peserta didik untuk berdiri berpasangan di depan kelas, 3). Buatlah kartu ukuran 10 x 10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak, 4). Buatlah kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempelkan pada dahi atau diselipkan ditelinga), 5). Sementara peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang ditulis didalamnya. Pasangan harus menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm, 6). Apabila jawabannya tepat maka pasangan itu boleh duduk. Jika jawaban belum tepat pada waktu yang ditetapkan, boleh mengarah dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawaban.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran tebak kata harus menjawab pertanyaan yang berada dikartu kartu yang sudah disediakan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Tebak Kata

Menurut Dalyono, (2013) Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran Tebak Kata sebagai berikut:

1). Kelebihan Metode Pembelajaran Tebak Kata yaitu: a). Peserta didik akan mempunyai banyak kekayaan bahasa, b). Sangat menarik sehingga setiap peserta didik ingin mencobanya, c).Peserta didik tertarik untuk belajar,

(34)

d).Memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan peserta didik

2). Kekurangan Metode Pembelajaran Tebak Kata: a). Memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan, b). Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas. Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki, metode pembelajaran ini cukup menarik untuk diterapkan. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif bertanya, dan mengemukakan gagasan.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Thorndike dalam Budiningsi (2015:21) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indera. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Sudjana, (2013: 22) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Lebih luas mengenai hasil belajar yang dikemukakan Suprayekti (2003: 4-5) bahwa:

1) Hasil belajar ranah kognitif berorientasi pada kemampuan “berpikir”, mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah.

(35)

2) Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan “perasaan”, ”emosi”, ”sistem nilai” dan “sikap hati” yang menunjukkan peneri-maan atau penolakan terhadap sesuatu.

3)Hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.

Menurut Normi, (2013:21) “Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian individu itu sendiri”.

Menurut Faridawati, (2011:18) bahwa:

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi pendidik”. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Hamalik, (2004: 48) menyatakan bahwa:

Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk mengarahkan agar siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Oleh sebab itu, guru harus berusaha menciptakan suasana belajar yang memungkinkan terjadinya pengalaman belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala belajar dan menggunakan berbagai strategi belajar mengajar yang tepat. Selain itu, guru juga harus mempunyai rencana tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin dicapai.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. Kualitas dan

(36)

keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode serta strategi pembelajaran.

Menurut Anni, (2006) menyatakan bahwa:

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh oleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya atau perubahan tingkah

laku dari belum dapat melakukan sesuatu yang menjadi dapat melakukan sesuatu atas ukuran yang menyatakan taraf kemampuan berupa penguasaan konsep, keterampilan, dan sikap yang dicapai siswa sebagai hasil dari sesuatu yang dipelajari selama waktu tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2005). faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor internal, a). Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), b). Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan kematangan)

2. Faktor eksternal, a). Keluarga (cara orang tua mendidik), relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian

(37)

orang tua dan latar belakang keluarga), b). Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, reaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah).

3. Masyarakat (kegiatan peserta didik dalam bermasyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan bermasyarakat).

5. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Resmini, dkk, (2009) “Bahasa adalah salah satu alat komunikasi manusia, melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain untuk bertukar pengalaman guna meningkatkan intelektualitas masing-masing”.

Menurut Hasun, (2009) “Bahasa adalah bahasa bangsa artinya bahwa bahasa tersebut digunakan oleh orang yang tergolong dalam kelompok Bahasa Indonesia”.

Kesimpulan dari dua pendapat di atas adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan dan sebagai bahasa persatuan didalam masyarakat, bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan diberbagai lembaga pendidikan dan pengajaran dimulai dari sekolah TK, SD, SMP, SMA dan sampai keperguruan tinggi, dari kota besar sampai kota kecil. Belajar Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.

(38)

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Supardi, (2010)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia maka harus melalui empat indikator, yaitu sabagai berikut: a). Mendengarkan, Peserta didik mendengarkan tanggapan secara kritis dengan pemahaman dan kepekaan terhadap gagasan, pendapat, dan perasaan orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan dan informasi yang dilihat, b). Berbicara, Peserta didik berbicara secara efektif untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan, dalam berbagai bentuk dan cara kepada berbagai sasaran sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan,

c). Membaca, Peserta didik membaca beragam teks,pemahaman secara kritis terhadap gagasan pendapat dan perasaan baik tersurat maupun tersirat memanfaatkannya berbagai tujuan serta gemar membaca berbagai jenis teks, d). Menulis, Peserta didik menulis berbagai jenis karangan untuk berbagai tujuan guna menarik perhatian para pembaca dengan memperhatikan kosakata, ejaan, tanda baca struktur kalimat, dan paragraf secara efektif.

Berdasarkan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapi suatu pembelajaran yang maksimal yang dibutuhkan untuk menguasai empat indikator seperti Mendengar, Berbicara, Membaca dan Menulis. Sebab dengan melalui empat indikator di atas maka tujuan yang ingin dicapai akan sempurna secara menyeluruh.

c. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Resmini, dkk, (2009)

Fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa yaitu: 1). Sarana meningkatkan pengahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 2). Sarana dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 3). Sarana untuk penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk keperluan menyangkut berbagai masalah, 4). Sarana pengembangan penalaran, 5). Sarana

(39)

pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesusastraan Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan pengetahuan dalam berbahasa yang baik dan benar.

d. Keterampilan Berbicara Berbahasa Indonesia

Keterampilan berbahasa merupakan suatu yang penting di kuasi setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat di pungkiri bahwa keterampilan berbahasa ialah salah satu unsur yang penting yang menentukan kesuksesan meraka dalam berkomunikasi.

Menurut Efendi, (2008:317)

Salah satu keterampilanberbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi saat berbicara.

Menurut Zulela (2012:4)

Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia”.

Pembelajaran bahasa di sekolah dasar akan menentukan arah perkembangan siswa. Apabila bahasanya sudah baik, maka untuk memahami ilmu-ilmu yang lain akan baik pula. Peserta didik tidak akan ketinggalan jauh dalam mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Pembelajaran bahasa ini dapat memberi bekal kepada peserta didik

(40)

ketika berinteraksi dengan orang lain. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan lancar dimana saja.

B.Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah dikemukakan. Adapun landasan berpikir yang dijadikan pegangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sesudah Menggunakan Metode Tebak Kata

Post-test SebelumMenggunaka

n Metode Tebak Kata

Pre-test Kegiatan belajar mengajar Menggunakan Metode Analisis Temuan/hasil Sebelum Menggunakan Metode Tebak Kata

Pembelajaran Bahasa Indonesia

KTSP 2006

Membaca

(41)

C. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2016:96) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti, di manainyatakan dalam bentuk bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh mulai pengumulan data. Jadi hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat penggunaan metode tebak kata terhadap hasil belajar pada siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha.

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah dan teori yang dikumpulkan, maka hipotesis penelitian ini yaitu:

Ha : Ada pengaruh signifikan penggunaan Metode Tebak Kata dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha.

Ho: Tidak Ada pengaruh signifikan penggunaan Metode Tebak Kata dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2015:72). Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya Sugiyono, (2006:12).

Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas yaitu kelas eksperimen yang diawali dengan pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dengan pola sebagai berikut:

Sugiyono, (2015: 111)

O1 X O2

(43)

Keterangan :

O1 :Pengukuran pertama (awal) sebelum siswa diberi perlakuan (pretest)

X :Treatmen atau perlakuan dengan menggunakan metode tebak kata. O2 : Pengukuran kedua setelah diberi perlakuan (post-test)

Kegiatan dalam penelitian ini meliputi tiga langkah, yaitu :

1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum perlakuan dilakukan.

2. Memberikan perlakuan kepada kelas subyek penelitian yaitu diajar dengan menggunakan metode eksperimen

3. Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek penelitian yang menjadi sumber informasi dan sumber data tentang apa yang akan diselidiki.Sugiyono, (2015:117) mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(44)

Tabel 3.1 : Keadaan Populasi

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. IV 8 12 20

Total 20

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh Populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya pada keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari poulasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Sugiyono (2016:118).

Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian

kelas

Jenis kelamin

Jumlah

Laki-laki perempuan

(45)

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian ditarik kesimpulan, variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Sugiyono (2010: 60).

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penggunaan tebak kata yang diberi symbol (X)

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia yang diberi symbol (Y)

D. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes Hasil belajar

Tes hasil belajar dengan jenis pretest dan posttest. pretest dilaksanakan sebelum menggunakan Metode Tebak Kata diterapkan, sedangkan posttest dilaksanakan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Metode Tebak Kata.

(46)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan Meode Tebak Kata.

2. Treatment (pemberian perlakuan)

Pada pemberian perlakuan ini peneliti menggunakan Metode Tebak Kata pada pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan Metodo Tebak Kata.

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data tentang subjek penelitian dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

(47)

F. Teknik Analisis Data

Pada saat menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata (Mean) ̅ = ∑

b) Persentase (%) nilai rata-rata = x 100%

(48)

Dimana:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel responden.

Pada proses analisis ini peneliti menetapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh Depdikbud (2003) yaitu:

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar 0 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Tabel 3.1. Standar Ketuntasan Hasil Belajar

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t-test (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut :

t

=

∑ ( )

(49)

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek ∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Mencari “ mean dari perbedaan pretest dan posttest” dengan menggunakan rumus:

Md = ∑

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

(50)

b) Mencari “ Jumlah kuadrat deviasi ” dengan menggunakan rumus: ∑ = ∑ (∑ )

Keterangan :

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

= jumlah dari gain (post test – pre test) N = subjek pada sampel.

c) Mentukan nilai t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

∑ ( ) Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = Deviasi masing-masing subjek

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

(51)

d) Menentukan nilai t Tabel

Mencari t Tabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan = 1

e) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan:

• Jika t Hitung > t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti Penggunaan Metode Tebak Kata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai.

• Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti Penggunaan Metode Tebak Kata Model tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai.

f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan Metode Tebak Kata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai.

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pretest Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 186 Mannyaha

sebelum Menggunakan Metode Tebak Kata

Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai baik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) yang diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui kemampuan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

Data perolehan skor hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, dapat diketahui sebagai berikut:

(53)

Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test

No. Nama Siswa Nilai

1. M.Jumadil Awal 70 2. Ramadani 60 3. Asdi 50 4. A Risal 60 5. Lukman 30 6. Syerly 80 7. Tasya 50 8. Siska Handayani 70 9. Fitri 60 10. Mirna 90 11. Riska 80 12. Afina 70 13. Azisa 50 14. Wulan Dari 60 15. Irsan 20 16. Sumarni 60 17. Arini 70 18. Sukar Ayu 50 19. Nur Atika 60 20. Napiah 50

(54)

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean (rata–rata) nilai pretest

X F F.X 20 1 20 30 1 30 50 5 250 60 6 360 70 4 280 80 2 160 90 1 90 Jumlah 20 1190

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1190, sedangkan nilai dari n sendiri adalah 20. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

̅

=

=

= 59,5

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong , Kabupaten Sinjai,

(55)

sebelum menggunakan Metode Tebak Kata yaitu 59,5. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Tingkat hasil belajar Pre-test

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar 1 2 3 4 5 0 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90—99 2 5 6 6 1 10% 25% 30% 30% 5% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah 20 100%

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pre-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 10%, rendah 25%, sedang 30%, tinggi 30% dan sangat tingggi berada pada presentase 5%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa sebelum menggunakan Metode Tebak Kata tergolong rendah.

(56)

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)

0 -69 Tidak tuntas 7 35 %

70 – 99 Tuntas 13 65 %

Jumlah 20 100 %

Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) ≥ 35%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong , Kabupaten Sinjai, belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang tuntas hanya 65% ≤ 70%

2.Deskripsi Hasil Belajar (Post-test) Bahasa Indonesia siswa Kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai setelah Menngunakan Metode Tebak Kata

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini:

(57)

Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, setelah menggunakan Metode Tebak Kata:

Tabel 4.5. Skor Nilai Post-Test

No. Nama Siswa N ilai

1. M.Jumadil Awal 90 2. Ramadani 80 3. Asdi 70 4. A Risal 60 5. Lukman 50 6. Syerly 100 7. Tasya 80 8. Siska Handayani 90 9. Fitri 80 10. Mirna 90 11. Riska 90 12. Afina 80 13. Azisa 70 14. Wulan Dari 70 15. Irsan 50 16. Sumarni 80

(58)

17. Arini 80

18. Sukar Ayu 60

19. Nur Atika 90

20. Napiah 70

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari siswa kelas IV SDN 186 Mannyaha , Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai:

Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai

post-test X F F.X 50 2 100 60 2 120 70 4 280 80 6 480 90 5 450 100 1 100 Jumlah 20 1530

Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1530 dan nilai dari n sendiri adalah 20. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

(59)

=

= 76,5

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas IV SDN Mannyaha, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, setelah menggunakan Metode Tebak Kata yaitu 76,5 dari skor ideal 100.

Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Tingkat hasil belajar Post-test

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar 1 2 3 4 5 0 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 2 2 4 6 6 10 % 10 % 20 % 30 % 30% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 30%, tinggi 30%, sedang 20%, rendah 10%, dan sangat rendah berada pada presentase 10%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa dalam mata

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.2. Jumlah Sampel  Penelitian
Tabel 3.1. Standar Ketuntasan Hasil Belajar
Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Metode PERT biasanya digunakan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek yang diharapkan secara keseluruhan dan dapat mengidentifikasi lintasan kritisnya, yang dimana jika tidak

Maksud dari praktikum kimia dasar adalah menunjang teori yang telah didapatkan atau sedang diberikan oleh dosen pada saat kuliah.Tujuan umum penulisan Laporan Akhir Praktikum

Diamkan selama sedikitnya 15 menit dan periksa bagian yang tidak larut; f Siapkan cawan Gooch di atas tabung penyaring; g Basahi saringan fiber glas dengan sedikit pelarut; h

Model yang menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan ini sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa model, sehingga objek evaluasinyapun diambil dari beberapa

Lebih lanjut dia berpendapat bahwa pada umumnya individu yang mengalami post power syndrome adalah pejabat-pejabat yang memiliki kekuasaan yang berlebih yang biasa disanjung

i) Heparin: Heparin telah digunakan untuk terapi DIC pada kasus kematian janin dalam kandungan, akibat aktivasi proses pembekuan. Walaupun efektifitas terapi ini belum

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif

3 http://ic-mes.org/politics/jurnal-propaganda-as-terhadap-iran-melalui- media-massa. 5 Iran : Regional Perspectives and U.S. CSR Report for Congress for Members and Committees of