• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Looping Gantry Gitet Kesugihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pekerjaan Looping Gantry Gitet Kesugihan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek  Makalah Seminar Kerja Praktek 

PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET – GANTRY GITET 500KV PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET – GANTRY GITET 500KV

KESUGIHAN KESUGIHAN

 Norudhol Hadra Sabilla.

 Norudhol Hadra Sabilla.11, Karnoto, ST. MT., Karnoto, ST. MT.22

1 1

Mahasiswa dan

Mahasiswa dan 22Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas DiponegoroDosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

 Abstrak

 Abstrak - GITET 500kV Kesugihan dibangun untuk menyalurkan energy dari pembangkit-- GITET 500kV Kesugihan dibangun untuk menyalurkan energy dari pembangkit-  pembangkit disekitarnya seperti PLTU Jateng II Adipala, PLTU Pemalang, dan PLTUpembangkit-    pembangkit disekitarnya seperti PLTU Jateng II Adipala, PLTU Pemalang, dan PLTU  Cilacap yang lama. Pekerjaan looping temporary merupakan penggantian jalur transmisi Cilacap yang lama. Pekerjaan looping temporary merupakan penggantian jalur transmisi masuk ke gardu induk yang baru secara temporer karena akan dibangun tower gantry di masuk ke gardu induk yang baru secara temporer karena akan dibangun tower gantry di gardu induk tersebut. Pengujian tahanan ground telah sesuai dengan SPLN, pengujian gardu induk tersebut. Pengujian tahanan ground telah sesuai dengan SPLN, pengujian tahanan kontak telah sesuai dengan SPLN, dan pengujian tahanan isolasi juga telah sesuai tahanan kontak telah sesuai dengan SPLN, dan pengujian tahanan isolasi juga telah sesuai dengan SPLN sehing

dengan SPLN sehingga bisa ga bisa dilakukan pekerjaan lodilakukan pekerjaan looping temporary.oping temporary.

 Kata kunci :

 Kata kunci : GITET 500kV Kesugihan, Pekerjaan Looping GITET 500kV Kesugihan, Pekerjaan Looping Temporary, Pengujian TahananTemporary, Pengujian Tahanan

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sehubungan dengan program Sehubungan dengan program   percepatan pembangunan pembangkit   percepatan pembangunan pembangkit

listrik dengan menggunakan bahan bakar  listrik dengan menggunakan bahan bakar    batubara (PLTU), pemerintah melalui   batubara (PLTU), pemerintah melalui

Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2006 Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2006 telah menugaskan kepada PT. PLN telah menugaskan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan pembangunan (Persero) untuk melakukan pembangunan   proyek percepatan 10.000 MW yang   proyek percepatan 10.000 MW yang

tersebar di seluruh Indonesia dan salah tersebar di seluruh Indonesia dan salah satunya adalah PLTU II Jawa Tengah / satunya adalah PLTU II Jawa Tengah / Adipala (1 x 660 MW) yang berada di Adipala (1 x 660 MW) yang berada di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Jawa Tengah.

Karena terdapat proyek PLTU II Karena terdapat proyek PLTU II Jateng / Adipala, maka PT. PLN (Persero) Jateng / Adipala, maka PT. PLN (Persero)   juga membangun GITET 500kV   juga membangun GITET 500kV

Kesugihan untuk menghubungkan antara Kesugihan untuk menghubungkan antara PLTU II Jateng / Adipala dan SUTET PLTU II Jateng / Adipala dan SUTET 500kV Pedan – Tasik dengan tujuan untuk  500kV Pedan – Tasik dengan tujuan untuk  meningkatkan daya di jalur selatan, meningkatkan daya di jalur selatan,

membantu kebutuhan daya di Jawa membantu kebutuhan daya di Jawa Tengah, Jawa Barat dan sekitarnya serta Tengah, Jawa Barat dan sekitarnya serta memperbaiki mutu listrik ( frequensi dan memperbaiki mutu listrik ( frequensi dan tegangan ).

tegangan ). 1.2

1.2 Perumusan MasalahPerumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan bagaimana dirumuskan permasalahan bagaimana teknis pekerjaan looping temporary teknis pekerjaan looping temporary SUTET – gantry GITET dan tahap SUTET – gantry GITET dan tahap   persiapan pekerjaan yang meliputi   persiapan pekerjaan yang meliputi   pengukuran tahanan grounding, tahanan   pengukuran tahanan grounding, tahanan

kontak, dan tahanan isolasi. kontak, dan tahanan isolasi. 1.3

1.3 Pembatasan MasalahPembatasan Masalah

Pembatasan masalah dari laporan Pembatasan masalah dari laporan kerja praktek ini adalah :

kerja praktek ini adalah : 1.

1. Hanya membahas teknis pelaksanaanHanya membahas teknis pelaksanaan Pekerjaan Looping Temporary Gantry Pekerjaan Looping Temporary Gantry SUTET 500kV.

(2)

2. Tidak membahas sistem transmisi daya listrik.

3. Tidak membahas peralatan tegangan tinggi pada GITET 500kV Kesugihan.

1.4 Tujuan

Hal-hal yang menjadi tujuan   penyusunan laporan kerja praktek ini

adalah :

1. Mengetahui dan memahami proses  pengujian sebuah gardu induk sebelum diberi tegangan, seperti pengujian tahanan tanah, pengujian tahanan kontak konduktor, dan tahanan isolasi.

2. Mengetahui dan memahami Pekerjaan Looping Temporary Gantry SUTET 500kV.

II. GARDU INDUK  2.1 Definisi Gardu Induk 

Gardu Induk adalah bagian dari suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat tertentu, berisikan sebagian   besar ujung-ujung saluran transmisi atau

distribusi ( the ends of transmission or  distribution lines ), perlengkapan hubung-  bagi beserta bangunannya ( switchgearhubung- 

and housing ) dan dapat juga berisi transformator-transformator.

2.2 Fungsi Gardu Induk  Fungsi gardu induk yaitu : 1. Mentransformasikan daya listrik : 2. Untuk pengukuran, pengawasan

operasi serta pengamanan sistem tenaga listrik.

3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi.

4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA. 2.2 Pekerjaan Stringing Gardu

Induk 

Pekerjaan stringing merupakan salah satu pekerjaan dalam proyek    pembangunan sistem tenaga listrik,

khususnya dalam pembangunan tower  transmisi dan gardu induk.

Gambar 2.1 Stringing konduktor GITET 500kV Kesugihan.

Pekerjaan stringing konduktor  adalah penarikan dan penegangan konduktor pada tower transmisi maupun tower gantry pada gardu induk. Stringing konduktor bertujuan untuk  menghubungkan tower transmisi satu dengan tower transmisi lainnya menggunakan konduktor yang akan digunakan untuk menyalurkan daya listrik  dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu sistem tenaga listrik.

Tahapan dari pekerjaan stringing konduktor yaitu :

1. Pemasangan aksesoris pada insulator, seperti arcing horn, tension string, dan turn buckle.

2. Pemasangan aksesoris pada konduktor, seperti tension clamp. 3. Pemasangan insulator pada konduktor. 4. Pekerjaan bush clearing/ROW.

(3)

Berdasarkan jumlah konduktor, dalam 1 fasa sirkuit dikenal sebutan :

1. Single-bundle (satu konduktor), misalnya : 1xACSR “Hawk”.

2. Double-bundle (dua konduktor), misalnya : 2xAAC “Lupine”.

3. Quadruple-bundle (empat konduktor), misalnya : 4xACSR “Gannet”.

2.3 Pekerjaan Looping Gardu Induk   – SUTT/SUTET

Pekerjaan looping GI –  SUTT/SUTET adalah penggantian jalur  transmisi yang dikarenakan dibangunnya gardu induk baru, dimana pekerjaan looping ini bertujuan untuk mengalihkan   jalur transmisi lama, misalnya jalur 

transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya masuk ke dalam GITET 500kV yang baru untuk pembagian beban ke jalur transmisi   baru, misalnya diturunkan menjadi

tegangan 150kV untuk dimasukkan ke  jalur transmisi 150kV Rawalo.

III. PEKERJAAN LOOPING

TEMPORARY SUTET – 

GANTRY GITET 500KV

KESUGIHAN 3.1 Definisi

Pekerjaan looping temporary di GITET 500kV Kesugihan yaitu pekerjaan looping yang dilakukan untuk sementara waktu, dengan menggunakan gantry Diameter 2 dan Diameter 5 di GITET 500kV Kesugihan. Tujuannya yaitu untuk    pembangunan tower gantry Diameter 3

dan Diameter 4 di GITET 500kV Kesugihan, yang saat ini belum bisa dibangun karena sagging atau andongan dari tower transmisi T.457 dan T.458 Pedan – Tasikmalaya tidak memenuhi syarat jarak aman dengan lokasi yang akan dibangun Diameter 3 dan Diameter 4.

Persyaratan jarak aman antara tower gantry dan tower transmisi ditentukan oleh PT.SIEMENS sebagai desainer GITET 500kV Kesugihan. Dimana untuk Horizontal Working Distance : 7500 mm dan Vertical Working Distance : 7500 mm.

Jika Diameter 3 dan Diameter 4 telah dibangun serta Gardu Induk siap dioperasikan maka tower T.457 dan T.458 akan dilooping kembali secara permanen ke Diameter 3 dan Diameter 4 sesuai desain awal.

3.2 Pengujian Instalasi

Sebelum pelaksanaan pekerjaan looping temporary gantry, dilakukan   pemeriksaan fisik bersama serta beberapa  pengujian, yaitu :

1. Pengujian tahanan pentanahan gantry 2. Pengujian tahanan kontak konduktor  3. Pengujian tahanan isolasi

3.2.1 Pengujian Tahanan Pentanahan Gantry

Pengujian pentanahan Gardu Induk  yaitu pengujian untuk mengukur tahanan tanah yang merupakan salah satu bagian dari sistem proteksi petir, baik secara langsung maupun dalam bentuk surja.

Alat yang digunakan yaitu KYORITSU Digital Earth Testing Model 4105A. Pengujian ini bertujuan untuk  mengetahui kondisi pentanahan di GITET 500kV Kesugihan, apakah sudah sesuai standar PLN atau belum. Nilai standar    pentanahan gardu induk yaitu dibawah 1

(4)

Gambar 3.1KYORITSU Digital Earth Testing Model 4105A Tabel 3.1 Hasil Pengujian pentanahan

gantry GITET 500kV Kesugihan

Dari hasil pengujian pentanahan tersebut dapat diketahui bahwa tahanan tanah pada gantry GITET 500kV Kesugihan dalam kondisi memenuhi   persyaratan standar PLN yaitu dibawah 1

Ohm untuk Gardu Induk.

3.2.2 Pengujian Tahanan Kontak  Konduktor

Pengujian Tahanan Kontak yaitu   pengujian untuk mengukur kekuatan

tahanan kontak pada :

1. Hasil press antara konduktor dengan Compression Tension Clamp ( dua titik ).

2. Sambungan antara konduktor  Flying Busbar dan konduktor jumperan ( satu titik ).

Pengujian ini bertujuan untuk  mengetahui apakah hasil press konduktor  dengan Compression Tension Clamp dan sambungan antara konduktor flying busbar  dengan konduktor jumperan tersebut terpasang dengan baik atau tidak.

  Nilai standar yang berlaku pada sambungan konduktor yaitu dibawah 50 μΩ per titik uji. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan kontak yaitu Megger DLRO 600 Digital Low Resistance Ohmmeter.

Gambar 3.2 Megger DLRO 600 Digital Low Resistance Ohmmeter  Alat ini bekerja berdasarkan hukum ohm yang menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda   potensial antara kedua ujung-ujung

konduktor atau apabila kita konversikan dalam bentuk rumus yaitu :

V = I x R 

Di GITET 500kV Kesugihan telah dilaksanakan pengujian tahanan kontak  untuk Diameter 2 yang dimulai dari hari Rabu tanggal 18 Agustus 2010 dengan hasil sebagai berikut :

Diameter Hasil Uji Pentanahan SPLN Diameter 1 0,08 Ω 1 Ω Diameter 2 0,02 Ω 1 Ω Diameter 5 0,07 Ω 1 Ω Diameter 6 0,06 Ω 1 Ω

(5)

Tabel 3.2 Hasil pengukuran tahanan kontak pada Diameter 2

Dari hasil pengujian tahanan kontak  konduktor di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tahanan kontak pada Diameter 2 memenuhi syarat SPLN, yaitu < 50 µΩ.

Pada data hasil percobaan terdapat   pula data pengukuran dengan nilai diatas 50 µΩ, hal tersebut dikarenakan karena terdapat hasil press konduktor yang kurang   bagus di beberapa lokasi dan juga nilai

resistansi alami dari bahan konduktor  tersebut. Namun hal ini masih dapat ditoleransi karena hasil pengukuran tersebut masih di bawah 100 µΩ, nilai 100 µΩ adalah batas toleransi pada pengujian tahanan kontak.

3.2.3 Pengujian Tahanan Isolasi

Pengujian tahanan isolasi yaitu   pengujian untuk mengukur kekuatan

tahanan isolasi pada konduktor. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari renteng isolator pada saat konduktor  dialiri tegangan tinggi .

  Nilai standar yang berlaku pada tahanan isolasi yaitu 1kV pada isolator  untuk 1 MΩ.

Alat yang digunakan untuk  mengukur tahanan isolasi yaitu KYORITSU High Voltage Insulation Tester Model 3125.

Gambar 3.3 KYORITSU High Voltage Insulation Tester Model 3125

Di GITET 500kV Kesugihan telah dilaksanakan pengujian tahanan isolasi   pada Diameter 2 pada hari Sabtu tanggal

22 Agustus 2010 dengan hasil sebagai  berikut :

Tabel 3.3 Hasil pengujian tahanan isolasi

Untuk fasa R tidak dilakukan  pengukuran dikarenakan pada beam fasa R 

sedang dilaksanakan pekerjaan   pemasangan konduktor jumperan. Dari JumperanB μΩ JumperanC μΩ Arus ( I ) In Out In Out SPLN 200 A 62 57 55,6 71,9 < 50 µΩ 75 72 38,2 28,4 < 50 µΩ 29 33 84,1 32,5 < 50 µΩ 35 37 57 31,2 < 50 µΩ 37 35 48,2 29,2 < 50 µΩ 50 49 77,2 30 < 50 µΩ Teg Fasa Pengujian Tahanan Isolasi SPLN 5000 V R Tidak di uji 1 kV = 1 MΩ S 488 MΩ 1 kV = 1 MΩ T 500 MΩ 1 kV = 1 MΩ

(6)

hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan   bahwa tahanan isolasi tersebut memenuhi

syarat SPLN.

3.3 Pemadaman Jalur Transmisi 500kV Pedan – Tasik 

Langkah awal dari pekerjaan looping temporary gantry – SUTET 500kV yaitu pemadaman jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I. Dimana merupakan tugas dari PT. PLN (Persero) Region 3 GITET 500kV Pedan untuk  melakukan pemadaman.

Pemadaman pertama jalur  transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2010 pada pukul 04.30 WIB

3.4 Pengecekan Tegangan di Lokasi Pekerjaan

Setelah jalur transmisi 500kV Pedan – Tasikmalaya Line I padam, langkah selanjutnya dilakukan pengecekan tegangan di lokasi pekerjaan pada tower  transmisi T.457 dan T.458. Pengecekan tegangan dilakukan dengan menggunakan Tester Tegangan Tinggi pada konduktor  transmisi. Jika sudah dipastikan aman pada tower transmisi dipasang tanda berupa   bendera. Bendera hijau berarti aman dan   bendera merah berarti bertegangan /  bahaya.

3.5 Pentanahan ( Grounding Local  ) pada Tower Transmisi

Pentanahan pada tower transmisi ( grounding local ) dilakukan untuk  membuang tegangan sisa yang masih terdapat pada konduktor transmisi 500kV. Grounding local pada tower transmisi, dengan cara menyambung konduktor 

transmisi dan badan tower transmisi yang telah diketanahkan dengan kawat yang ujung-ujungnya diikat kencang.

3.6 Pemasangan Skur Tower

Skur tower berbentuk sling besi yang berfungsi menahan tower agar tidak  ambruk, karena pada tower transmisi sebenarnya terjadi gaya tarik-menarik pada konduktornya antara tower transmisi yang satu dengan yang lainnya dikarenakan oleh   berat konduktor transmisi dan sagging

konduktor.

Setelah pemasangan skur tower, dilakukan pengukuran panjang konduktor  dari tower transmisi ke beam tower gantry. Pada GITET 500kV Kesugihan ini diketahui panjang konduktor dari tower  transmisi ke beam tower gantry yaitu 40 meter pada fasa R.

3.7 Penurunan dan Pemotongan Konduktor Transmisi

Penurunan konduktor transmisi di tower T.458 line I dilaksanakan setelah skur tower dipasang dan dinyatakan mampu menahan tower transmisi. Penurunan konduktor dimulai dengan   pembongkaran jumper dan spacer pada

konduktor transmisi, pemasangan pilot wire/safety line dan pemasangan mountage roll.

Pada tower transmisi 500kV terdapat empat buah konduktor per satu fasanya, yang dipisahkan dengan spacer . Sebelum diturunkan, spacer  pada konduktor dilepas terlebih dahulu, kemudian konduktor diturunkan secara dua-dua.

(7)

Pemotongan konduktor transmisi dilakukan tepat di tengah-tengah konduktor transmisi yang telah diturunkan. 3.8 Pemasangan Konduktor Transmisi

pada Instalasi Baru (Tower Gantry) Gantry tersebut sebelum dipasang konduktor telah dipasang isolator dan single quadruple tension ring. Konduktor  yang telah dipotong dipasang pada gantry yang telah disiapkan, diatur sagging nya, dan kemudian diturunkan kembali untuk  dipress dengan Quadruple Tension Clamp.

Langkah berikutnya, konduktor  dinaikkan kembali untuk penggabungan antara konduktor dari transmisi fasa R  empat konduktor yang berjenis ACSR  Gannet dengan dua konduktor tower  gantry yang berjenis AAC Lupine menggunakan   AL – T – Quadruple Connector .

Gambar 3.4 AL – T – Quadruple Connector 

3.9 Finishing dan Final Check 

Pekerjaan telah selesai pada pukul 18.00 WIB, pekerjaan finishing yang dilakukan yaitu :

1. Pelepasan skur tower.

2. Penurunan pilot wire/safety line. 3. Penurunan mountage roll.

4. Pelepasan grounding local di tower  transmisi.

5. Pelepasan tanda bahaya/ rambu-rambu di tower transmisi.

6. Pemasangan tanda bahaya/rambu-rambu di tower gantry.

Lokasi pekerjaan yang meliputi tower transmisi line I Pedan – Tasikmalaya Line I T.457, T.458, dan gantry Diameter  2 segera dibebaskan dari personel transmisi dan peralatan yang masih ada di lokasi tersebut supaya bisa segera diberi tegangan.

3.10 Pemberian Tegangan (Energize) Pemberian tegangan dilaksanakan   pada pukul 20.15 WIB dan pekerjaan looping temporary telah selesai dengan sukses dengan fasa R dari tower transmisi T.457 dan T.458 telah tersambung dengan gantry pada Diameter 2.

IV. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dari perhitungan di lokasi pekerjaan GITET 500kV Kesugihan diketahui   bahwa tinggi tower gantry GITET

yaitu 18 m dari permukaan tanah, sedangkan andongan atau sagging dari konduktor paling bawah tower  transmisi (fasa R) yang melintas diatas GITET 500kV Kesugihan hanya 14,2 m dari permukaan tanah. Sehingga belum bisa dilaksanakan   pembangunan Diameter 3 dan

Diameter 4.

2. Pengujian tahanan tanah pada GITET 500kV Kesugihan dapat diketahui   bahwa tahanan tanah pada gantry

(8)

kondisi memenuhi syarat atau standar  SPLN, yaitu di bawah 1 Ω.

3. Pengujian tahanan kontak pada GITET 500kV Kesugihan dapat disimpulkan  bahwa tahanan kontak pada Diameter 2 memenuhi syarat atau standar SPLN yaitu hasil pengujian dibawah 50 µΩ. 4. Pengujian tahanan isolasi pada GITET

500kV Kesugihan dapat kita simpulkan bahwa hasil pengujian tahanan isolasi lebih bagus dari standar  yang berlaku yaitu standar SPLN.

5. Semua hasil pengujian telah sesuai dengan SPLN dan siap dilakukan  pekerjaan looping temporary

5.2 Saran

1. Sebaiknya pada pengujian – pengujian instalasi, semua instalasi diuji kelayakannya sehingga kondisi instalasi benar-benar aman untuk  dilakukan pekerjaan looping temporary tersebut.

2. Dibutuhkan perhitungan yang lebih matang untuk melaksanakan proyek    pembangunan GITET di lokasi yang yang berbukit dan terletak di bawah tower transmisi.

DAFTAR PUSTAKA

[1.]Karnoto. Sistem Tenaga Lisrik. Semarang : Teknik Elektro FT Undip.

[2.]G Taufik. Gardu Induk.ppt.

[3.]PT. PLN (Persero) P3B. Prosedur  Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi. Purwokerto. 2010

[4.]PT. PLN (Persero) Prokitring Jawa Tengah & DIY. Laporan Bulanan, Juni 2010. Pembangunan GITET 500kV Kesugihan (New Rawalo) Proyek Percepatan 10.000MW. Semarang. 2010

BIODATA PENULIS

  Norudhol Hadra Sabilla (L2F607038) Lahir di Semarang, 1 April 1989, Menempuh pendidikan dari Taman Kanak-Kanak dan SD di Semarang, kemudian melanjutkan jenjang SLTP dan SLTA di Ma’had Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Semarang, 29 Desember 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Karnoto, ST. MT.  NIP 196907091997021001

Gambar

Gambar 3.1 KYORITSU Digital Earth Testing Model 4105A Tabel  3.1  Hasil  Pengujian  pentanahan
Tabel  3.2  Hasil  pengukuran  tahanan kontak pada Diameter 2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara waktu penyelesaian pekerjaan yang dilakukan di dalam laut dengan menggunakan metoda langsung (jam henti) dan waktu penyelesaian

Data waktu pekerja dari pekerjaan balok didapat menggunakan metode time.. study dengan mengamati proses pekerjaan balok yang terbagi menjadi tiga

Pengukuran waktu dilakukan dengan tujuan mencatat waktu yang diperlukan untuk beberapa pekerjaan konstruksi, salah satunya pekerjaan finishing. Pada penelititan ini,

Karena keterbatasan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini yang berjudul “ ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING EKSTERIOR MENGGUNAKAN

Berdasarkan hasil dari penelitian Prototype Sistem Pendeteksi Kebakaran di dalam suatu ruangan menggunakan Flame Sensor, MQ- 2, Dan MQ-7, maka dapat disimpulkan bahwa Sensor Api

Waktu pelaksanaan diperkirakan 1 Minggu, pelaksanaan pada minggu ke-2 sesuai time schedule, Pekerjaan dilakukan secara manual/tenaga manusia, Lokasi pekerjaan di area

Metode pelaksanaan pekerjaan ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan, dengan menggunakan pola sesuai dengan diagram

PIPA PVC TIPE AW 0.5" J.7 Pipa PVC D Ø 2" J.8 Pipa PVC D Ø 3" J.9 Pipa PVC D Ø 4" K PEKERJAAN ELECTRIKAL K.1 Pekerjaan Instalasi titik lampu K.2 Pekerjaan Instalasi titik