• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN KERJA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Perancangan Apartemen Wisata Bahari di Area

Waterfront City KKJS Surabaya

Oleh :

Ariono Taftazani 0910653022

DAA Kelas B

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka Acuan Kerja (KAK)

(2)

A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, yang merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Kota yang terkenal dengan sebutan kota Pahlawan merupakan pusat bisnis, perdagangan, jasa, industri dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur sehingga banyak kaum urbanisasi dari desa memilih kota Surabaya untuk mencari nafkah yang lebih baik. Letak geografis kota ini berada pada koordinat 7°16′S 112°43′E di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayah Surabaya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat. Kota Surabaya berada pada dataran rendah, ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m di atas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Di daerah utara terdapat jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dan Madura yang dinamakan dengan Jembatan Tol Suramadu.

Pada 10 juni 2009 pemerintahan kota Surabaya meresmikan Jembatan Tol Suramadu, fungsi dari Jembatan Tol Suramadu ini bermaksud agar dapat memajukan pendapatan perekonomian di kota Surabaya dan kota Madura. Jembatan Tol Suramadu juga merupakan gerbang bisnis untuk wilayah Indonesia Timur. Dan merupakan jembatan terpanjang di Negara Indonesia dengan panjang 5,438 kilometer, sehingga diharapkan dengan adanya jembatan ini semua jasa, perdagangan dan pariwisata di kawasan Indonesia Timur tepatnya kota Surabaya dan Madura dapat berkembang pesat. Dan tempat – tempat wisata yang berada di Jawa Timur dapat dikenal oleh semua daerah dan dapat menjadi pemasukan pendapatan propinsi Jawa Timur.

Dengan adanya Jembatan Tol Suramadu diharapkan akan mendorong percepatan pengembangan ekonomi dan pariwisata di kota Surabaya. Acuan spasial pemanfaatan ruang Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) telah disusun dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sampai dengan kedalaman blok Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS

(3)

peruntukan. Namun untuk pengembangan masing-masing blok, perlu disusun rencana site kawasan wisata dan pesisir di KKJS Surabaya yang memadukan rencana infrastruktur, utilitas dan sanitasi kawasan dengan aspek-aspek lingkungan serta rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) yang mengatur jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan gedung serta kebutuhan luas ruang terbuka hijau, fasilitas umum, prasarana, sarana penyehatan lingkungan baik berupa penataan prasarana yang lama maupun pembangunan yang baru.

Dalam tataran teori pengembangan pariwisata, terdapat beberapa jenis wisata, mulai wisata budaya, wisata cagar alam, wisata konvensi, wisata bahari, wisata pertanian dan wisata ziarah. Untuk wilayah Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) yang sesuai dengan lokasi maka wilayah pesisir ini digunakan sebagai wisata bahari. Keberadaan kawasan wisata dan pesisir KKJSS adalah sebuah ide cerdas yang memadukan hampir pada semua sektor di segala bidang. Dan terdapat hotel sebagai akomodasi penunjang adanya wisata bahari di Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS). Dari sudut pandang historis sebelum adanya Jembatan Tol Suramadu, lahan yang ada di UP III Tambak Wedi ini keseluruhannya merupakan area persawahan, tambak dan permukiman (point 5). Setelah adanya Jembatan Tol Suramadu, area pengembangan terus dilaksanakan seperti akan adanya jalan Tol Lingkar Timur dari Juanda – Suramadu, CBD Surabaya dan Wisata di pesisir pantai. Namun semua itu, penataan ruang pada UP III Tambak Wedi ini mengacu pada RTRW Kota Surabaya 2015. RTRW Kota Surabaya sangat sesuai dengan pengembangan yang dilakukan BPWS untuk Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS). Perancangan Hotel Wisata Bahari di

(4)

Gambar 1. Tata Ruang Pesisir di KKJSS

2. Gambaran Khusus

Lokasi Pengembangan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) yang di sisi kota Surabaya berada di UP III Tambak Wedi, Kel. Kedung Cowek. Kondisi eksisting berupa area persawahan, tambak dan permukiman warga. Lokasi yang berada di pesisir pantai tepat sekali dekat dengan Jembatan Tol Suramadu sehingga memudahkan akses transportasi bagi pendatang yang berada selain kota Surabaya dan Bangkalan.

Adapun batas – batasnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Selat Madura.

Sebelah Timur : Selat Madura.

Sebelah Selatan : Rencana jalan yang memisahkan Kawasan CBD dengan Kawasan Wisata dan Pesisir.

Sebelah Barat : Saluran Tambak Wedi Barat.

Kebutuhan yang sesuai untuk lokasi yang berada di Kel. Kedung Cowek yang ada di kenjeran adalah berupa tempat Wisata Bahari, Hotel dan lain – lain sebagai Perancangan Hotel Wisata Bahari

(5)

penunjang wisata Bahari. Penetapan rencana kawasan pariwisata di Kota Surabaya sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 dan sesuai dengan kondisi existing yang ada. Pengembangan kawasan pariwisata alam wisata bahari / pantai dan taman biota laut di UP. III Tambak Wedi yaitu di kawasan Kenjeran dan sekitar Jembatan Suramadu. Upaya pengembangan kawasan pariwisata di Kota Surabaya, meliputi : (point 2,4)

a. Mengembangkan pariwisata secara terintegrasi antara obyek wisata, event-event wisata, akomodasi wisata dan kemasan wisata sebagai satu kesatuan city tour;

b. Menjadikan Kota Surabaya sebagai salah satu tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara melalui penyelenggaraan event wisata yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana pariwisata skala internasional;

c. Melindungi wisata budaya baik obyek maupun kegiatannya sebagai salah satu tujuan utama wisata kota;

d. Melestarikan lingkungan alam pantai dan satwa sebagai aset wisata dan pengembangan pertanian di perkotaan melalui berbagai media dalam skala besar sebagai penarik wisata lingkungan kota; e. Mengembangkan kualitas lingkungan obyek wisata yang nyaman.

Kawasan wisata dan pesisir KKJS Surabaya memiliki luas area kurang lebih sekitar 80 Ha dan area ini secara langsung berorientasi ke perairan Selat Madura dengan sistem transportasi air cukup padat, sehingga kawasan ini sangat strategis. Namun, luas area yang dirancang tidak lebih dari 80 Ha, karena untuk kawasan pesisir pantai sisi kota Surabaya sudah terbagi menjadi 4 bagian. Sehingga yang dirancang adalah kawasan yang diperuntukan untuk wisata bahari dan hotel dengan luas area 11.18 Ha.

(point 35) Strategi didalam pengelolaan dan pengembangan kawasan ini adalah pembangunan sarana

dan prasarana terkait dengan rekreasi pantai kota yang modern serta meningkatkan potensi

kebaharian Kota Surabaya melalui kegiatan komersial yang terkait. Dengan adanya rencana Wisata Bahari ini dapat terintegrasi dengan Pantai Kenjeran yang sudah sejak dahulu dibuka untuk tempat wisata. Selain itu, juga Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS

(6)

dapat mendukung perkembangan tempat wisata di Kota Surabaya agar sebagai kawasan yang baru untuk liburan bersama keluarga dengan memperluas pengetahuan tentang pesisir pantai.

Lahan/Lokasi yang digunakan adalah berupa area Waterfront City karena kota Surabaya akan mencitrakan kembali kebahariannya sehingga semua kegiatan akan berpusat di pesisir pantai dan menghadap ke laut Selat Madura. Sehingga, bangunan Hotel sebagai penunjang wisata bahari tersebut akan menghadap view ke Selat Madura. Dan dengan adanya tempat Wisata Bahari ini digunakan sebagai wisata baru di kota Surabaya untuk meningkatkan investasi di Kota Surabaya dan dapat berfungsi sebagai edukasi bagi masyarakat tentang biota/ekosistem laut. Blok yang

diperuntukan untuk Wisata Bahari dan Hotel adalah berada di blok 1B dengan Sub Blok 1 dan 2. Gambar 2. Pembagian Blok – Sub Blok Perencanaan

B. Program Umum

(point 7) Pengertian Waterfront City yaitu bagian dari suatu area hunian atau kota yang berbatasan

dengan air, khususnya daerah dermaga dimana kapal-kapal berlabuh (Dictionary of the

EnglishLanguage, 2000) Waterfront City juga berarti area dari suatu kota (seperti pelabuhan atau galangan kapal) sepanjang wilayah perairan kota (thefreedictionary.com, 2005 ). Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka Acuan Kerja (KAK)

(7)

secara harfiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). Sedangkan, urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota

metropolitan (Wrenn, 1983). Dari kedua pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak didekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut.

Perancangan Hotel Wisata Bahari di area Waterfront City ini merupakan pengembangan

(development) yang berada di pesisir Kota Surabaya. Berdasarkan fungsinya Waterfront City di kota Surabaya menggunakan 2 jenis Waterfront yaitu Mix - used Waterfront karena terdapat Hotel dan perbelanjaan yang dekat dengan wisata bahari dan Recreational Waterfront sebuah kawasan yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman dan arena bermain.

Kriteria Waterfront City :

(point 2)

Kriteria umum dari penataan dan pendesainan waterfront adalah (Prabudiantoro, 1997): 1. Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya).

2. Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata.

3. Memiliki fungsi - fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau pelabuhan. 4. Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan.

5. Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal - horisontal.

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

(8)

Aspek Perencanaan Waterfront City :

(point 6)

Dalam perencanaan waterfront ada 3 aspek yang dominan, yaitu :

1. Aspek Arsitektural

Aspek arsitektural berkaitan dengan pembentukan citra (image) dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang memenuhi nilai-nilai estetika.

2. Aspek Keteknikan

Aspek keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologi konstruksi yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan rancangan waterfront, seperti stabilisasi perairan, banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya.

3. Aspek Sosial Budaya

Aspek sosial budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan waterfront tersebut.

(http://www.scribd.com/doc/50763307/WATERFRONT)

Keberadaan Hotel dan Wisata Bahari dalam area Waterfront City ini sangat bagus karena kesesuaian lahan dan history dari awal kota Surabaya yang merupakan daerah maritim/bahari. Sehingga

perkembangan kota tidak hanya berpusat di tengah kota saja melainkan pengembangan dapat terlaksana di pesisir pantai. Pada akhirnya, pengembangan kota yang berada di pesisir pantai semua akan mengembangkan konsep Waterfront City dengan cara vertikal – horisontal dan tetap

mengutamakan aspek kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial daerah pesisir. Agar, pembangunan dapat berkelanjutan dengan tidak merusak alam yang ada. Perancangan Hotel Wisata Bahari di

(9)

C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud (point 9)

Perancangan Hotel Wisata Bahari di area Waterfront City Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) bermaksud untuk :

1. Mengembangkan konsep Waterfront City di pesisir kota Surabaya dengan fungsi Wisata Bahari dan Hotel sesuai dengan langgam arsitektur.

2. Memberikan hunian dan wisata yang sesuai dengan peraturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan sesuai Koefisien Dasar Hijau (KDH) Kota Surabaya.

3. Mengembangkan material alami dan sistem struktur dan konstruksi bangunan Hotel Wisata Bahari di daerah pesisir kota Surabaya dengan konsep Waterfront City.

4. Memberikan sistem utilitas dan pengolahan limbah yang sesuai agar desain Hotel Wisata Bahari menjadi lebih fungsional dan efisien.

5. Membuat Hotel dan Wisata Bahari terintegrasi sehingga terlihat unity nya lansekap di kawasan pesisir KKJS Surabaya.

2. Tujuan

1. Merancang Konsep Waterfront City sebagai kawasan pariwisata di kota Surabaya untuk mencitrakan kembali kota Surabaya sesuai langgam arsitektur. (point 1)

2. Mendesain Hotel Wisata Bahari yang sesuai dengan KDB, KLB dan KDH.

3. Mendesain dengan menggunakan material alami dan menyesuaikan struktur dan konstruksi karena berada di lahan pesisir pantai. Sehingga dapat membuat desain yang ramah lingkungan.

4. Merancang sistem utilitas dan pengolahan limbah yang fungsional dan efisien.

5. Merancang Lansekap, Urban Design Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) agar saling terintergrasi dengan Hotel dan Wisata Bahari. (point 17) Perancangan Hotel Wisata Bahari di

(10)

D. Target Perancangan / Ruang Lingkup Desain

Desain Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya dilaksanakan untuk bisa mengatasi persoalan yang ada dalam konsep Waterfront City yang berada di wilayah pesisir pantai. Sehingga, dapat membuat desain yang modern tetapi yang ramah lingkungan di area Waterfront City. Zoning Kawasan Wisata Bahari, sebagai berikut :

Sehingga, mampu memberi solusi atas beberapa permasalahan yang ada di pesisir pantai atau

Waterfront City, sebagai berikut :

1. Desain Taman dan Wisata Bahari di Pesisir Pantai. (point 9)

Desain Taman dan tempat Wisata Bahari digunakan untuk membuat sebuah wisata baru di kota Surabaya. Agar dapat memberikan Investasi bagi Pemkot Surabaya. Desain Taman dan Wisata Bahari harus mampu berperan terhadap fungsi ekologis daerah pesisir pantai. Dan desain taman dapat menyatu dengan bangunan yang ada di sekitarnya agar terlihat ke unity- annya. Selain itu, Wisata Bahari diharapkan dapat menaikkan investasi kota Surabaya dan dapat menjadikan wisata yang menyatu dengan alam. Taman yang berada di pesisir pantai diharapkan mampu memberikan ke-asriannya dan juga mampu menyerap polusi udara yang ada di wilayah pesisir pantai.

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

(11)

2. Desain Sistem Jaringan Utilitas Hotel di Lingkungan Waterfront City. (point 8,14,18,21,22) Sistem Jaringan Utilitas Hotel diharapkan dapat berfungsi dan efisien terhadap penggunaanya. Karena letak Hotel yang berada dekat dengan pesisir pantai yang dengan jarak 100 meter dari laut bisa menggunakan pengolahan air laut untuk kebutuhan utilitas Hotel Wisata Bahari. Sehingga, Sistem Jaringan Utilitas di hotel diharapkan dapat menghemat dalam penggunaannya dan direncanakan terlebih dahulu agar mudah dalam operasional dan pemeliharaanya. Dan di Sistem Jaringan Utilitas ini mampu memberikan ruang terbuka bagi penghuni Hotel. Dan setiap lantai diberikan tangga darurat agar memudahkan evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran / bencana alam.

3. Desain Struktur dan Konstruksi Hotel di Lingkungan Waterfront City.

Desain Struktur dan Konstruksi Hotel yang efisien dan mampu adaptasi terhadap kondisi tanah. Selain itu, desain struktur dan konstruksi yang kokoh dan stabil terhadap tanah yang eksistingnya sawah dan tambak. Dan mampu membuat struktur dan konstruksi yang sesuai dengan konsep

Waterfront City. Sehingga, Hotel sebagai penunjang wisata bahari ini unity terhadap taman dan

tempat wisatanya. (point 19)

4. Desain Sistem Area Parkir Hotel Wisata Bahari.

Desain penataan area – area parkir bagi kendaraan roda empat dan roda dua yang cukup dan memadai serta fasilitas tempat parkir yang teduh, nyaman dan strategis bagi pengunjung Wisata Bahari dan bagi penghuni Hotel Wisata Bahari.

5. Sistem Pengelolaan Limbah Hotel di Lingkungan Waterfront City. (point 8)

Desain Sarana Pengelolaan Limbah Hotel Wisata Bahari harus yang memadai dan tepat guna serta penataan tempat yang sesuai. Sehingga, tidak mengganggu lingkungan area Waterfront City dan mampu membuat pengelolaan limbah yang hemat dan efisien. Dan dengan adanya Hotel

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

(12)

Wisata Bahari ini sebagai penunjang wisata diharapkan pengelolaan limbahnya tidak dibiarkan saja di laut melainkan mampu diolah lagi dengan konsep 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Repair). (point

15)

6. Desain Massa Hotel Wisata Bahari

Desain Massa Hotel Wisata Bahari terdiri dari 2 tower dengan 1 podium yang menyatu. Diharapakan Massa Hotel ini dapat menyatu dengan keadaan alam, taman dan sesuai dengan lokasinya yang berada di pesisir pantai dan view hotel ini diarahakan ke Selat Madura. Dan massa hotel ini harus unity antara ruang luar dan ruang dalam. Selain itu, massa hotel ini mampu mengadaptasi dengan kondisi eksisting alam yang ada.

E. Lingkup, Batasan dan Permintaan Proyek

Ruang Lingkup dari Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya, adalah :

a. Meningkatkan ekonomi/investasi warga pesisir pantai dengan adanya ruang pekerjaan baru sebagai pegawai atau pemilik retail di Hotel, perbelanjaan dan tempat Wisata Bahari.

b. Mengembangkan daerah pesisir pantai yang pada awalnya sebagai tempat pembuangan limbah melainkan sebagai wahana wisata terbaru untuk edukasi biota/ekosistem laut dan adanya penunjang Wisata Bahari berupa Hotel dan area perbelanjaan.

c. Rencana Anggaran Biaya Desain harus dipertimbangkan sebagai aspek strategis, yang realistik agar dapat diaplikasikan ke proyek.

d. Mengembangkan potensi – potensi yang ada di pesisir pantai untuk tempat wisata disertai dengan penunjangnya berupa Hotel Wisata.

e. Menyatukan konsep Waterfront City ke dalam desain Hotel dan Tempat Wisata. Dan memberikan desain Hotel yang secara struktur dan konstruksi yang kokoh berdiri dilahan bekas sawah dan tambak. Dan membuat desain yang hemat / ramah lingkungan. (point 12)

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

(13)

I. Ketentuan

1. Pemilik Lahan :

a. Nama : Pemerintah Kota Surabaya

b. Alamat : UP III Tambak Wedi, Kel. Kedung Cowek, Kec. Kenjeran. c. Sasaran : Investor Dalam Negeri maupun Luar Negeri

2. Lingkup Proyek :

a. Nama Proyek : Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya. b. Lokasi Proyek : UP III Tambak Wedi, Kel. Kedung Cowek, Kec. Kenjeran.

3. Data Teknis :

a. Lokasi Tanah adalah di Kec. Kenjeran 1. Kelurahan : Kedung Cowek

2. Kecamatan : Kenjeran 3. Kota : Surabaya 4. Provinsi : Jawa Timur

b. Luas Lahan / Tanah : 11.18 Ha.

1. KDB : 60% (tinggi lantai antara 4 - 10) 2. KLB : 1,0 – 1,8

c. Batas – batas Lahan : 1. Utara : Selat Madura. 2. Selatan : Selat Madura.

3. Timur : Rencana jalan yang memisahkan Kawasan CBD dengan Kawasan Wisata dan Pesisir. 4. Barat : Saluran Tambak Wedi Barat.

e. Kondisi Eksisting : Berupa area sawah dan tambak.

f. Elevasi Tapak Eksisiting : ketinggian ±1 mdpl atau kemiringan 0 - 2% 4. Program Ruang :

a. Secara operasional, kedua tower hotel dikelola secara bersamaan, sehingga tidak merupakan bagian yang terpisah. Meliputi operasional Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka Acuan Kerja (KAK)

(14)

basement, podium, tower dan ruang luar. Penggabungan kedua main entrance lobby menjadi lobby utama memberikan kemudahan untuk membuat desain suatu lobby yang modern.

b. Fasilitas yang terdapat pada podium seperti, retail perbelanjaan, hiburan dan lain – lainnya. c. Efisiensi bangunan secara arsitektur (bentuk, layout, dll) terpenuhi, sehingga layak menjadi hotel wisata yang dapat beroperasi secara optimal, fungsional dan efisien. Lantai tipikal hotel wisata yang efisien untuk tiap tipe kamar hotel wisata.

d. Area bersama terbuka / ruang luar maupun taman yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar baik pada area wisata bahari, lantai dasar, atap podium, atau bahkan pada lantai atap tower.

e. Fasilitas parkir kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat khususnya baik pada lantai semi basement maupun pada lantai podium bangunan berjumlah sesuai dengan ketentuan peraturan perbandingan jumlah parkir kendaraan terhadap luasan lantai untuk bangunan hotel.

II. Konsep / Kriteria Desain (point 24,25,26)

Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area

Waterfront City KKJS Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan rancangan desain Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya yang bersifat kreatif, imajinatif dan rekreatif sehingga imaji/kesan yang ada menghasilkan desain yang integrasi antara bangunan dan lingkungan.

(15)

3. Desain dengan mempertimbangkan aspek iklim daerah pesisir pantai kota Surabaya yang beriklim tropis serta, menggunakan energy yang

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

Acuan Kerja (KAK)

(16)

efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas. (point 14) 4. Desain Tata Ruang Dalam mencerminkan efisiensi penggunaan ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain yang terintegrasi dengan sistem struktur, mekanikal dan elektrikal serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan hotel wisata. (point

11,21)

5. Menyediakan aksesibilitas bagi para difabel (penyandang cacat) baik di area dalam dan luar bangunan beserta lingkungannya. (point 11,12)

6.

Mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture ); antara lain:

(point 11,15,16,20)

a. Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan;

b. Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan;

c. Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku;

d. Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan;

e. memperhatikan orientasi (hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat menyerap panas berlebih secara proporsional, organisasi ruang sedemikian hingga agar penggunaan AC dapat dioptimalkan tanpa mengurangi kenyamanan termal yang disyaratkan;

f. Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan (heat island effect);

g. Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman dan teduh terpisah dengan jalur kendaraan bermotor.

Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City KKJS Surabaya Kerangka

(17)

h. Meminimalkan perkerasan dalam site dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan tanah yang membutuhkan perkerasan.

i. 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Repair).

j. Pemanfaatan air hujan yang diresapkan dalam lokasi (Zero Waste) 7. Bahan/Material yang ramah lingkungan. (point 19)

8. Desain kawasan ruang hijau dan bangunan memiliki keterpaduan sehingga, membentuk kawasan hijau yang terpadu.

9. Sistem penataan jaringan listrik, air, telepon dan gas yang aman, rapi, mudah dalam pemeliharaan dan terintegrasi. (point 22)

10. Menggunakan kajian / pendekatan konsep desain dengan filosofi. (point 13)

F. Peta Lokasi

Lokasi

Gambar 3. Peta Lokasi Perancangan Hotel Wisata Bahari di Area Waterfront City

(18)

G. Dokumen / Proposal Proyek (point 3,23,29,31,33,34)

1. Penentuan Langkah Kerja dan Menyusun Penawaran Jasa Arsitektur untuk Blok Penyusunan Proposal Proyek :

a. Konsep

b. Laporan Proyek

2. Analisis/Sintesis Internal : a. Konsep Analisis Internal b. Foto - Foto

3. Analisis/Sintesis Tapak : a. Konsep Analisis Tapak b. Foto Eksisting Tapak 4. Permodelan 3 Dimensi :

a. Modeling Desain 3D dengan Autocad dan Google Sketchup

5. Analisis/Sintesis Lingkungan, Urban dan Tekno Ekonomi : (point 23,27,28,30) a. Konsep Analisis Lingkungan, Urban

b. Perhitungan Investasi dan Tekno Ekonomi c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

6. Hasil Gambar : (point 3,23,33) a. Layout (Skala Menyesuaikan Desain) b. Siteplan (Skala Menyesuaikan Desain) c. Denah (Skala Menyesuaikan Desain)

d. Tampak Tapak (Skala Menyesuaikan Desain) e. Tampak Bangunan (Skala Menyesuaikan Desain) f. Potongan Tapak (Skala Menyesuaikan Desain) g. Potongan Bangunan (Skala Menyesuaikan Desain) h. Detail Arsitektural Interior (Skala Menyesuaikan Desain) i. Detail Arsitektural Eksterior (Skala Menyesuaikan Desain) j. Persfektif Eksterior Mata Manusia (Skala Menyesuaikan Desain)

k. Persfektif Eksterior Mata Burung (Skala Menyesuaikan Desain) Perancangan Hotel Wisata

(19)

l. Persfektif Interior (Skala Menyesuaikan Desain) m. Rencana Sistem Utilitas

7. Panel Ukuran A2 : (point 34)

a. Panel Poster A2 menggunakan Photoshop dan Corel Draw 8. Maket 3D Skala 1:1000 (point 27,33,34)

H. Waktu Pekerjaan Proyek Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Penyusunan KAK (Kerangka Acuan Kerja)

1. Pembuatan dan Pengumpulan KAK/TOR perancangan

2. Delivery project/Persiapan pembuatan proposal proyek perancangan Penyusunan Proposal Proyek

3. Penentuan Langkah Kerja dan Menyusun Penawaran Jasa Arsitektur untuk Blok Penyusunan Proposal Proyek 4. Analisis/Sintesis Internal

5. Analisis/Sintesis Tapak

6. Melakukan Pemodelan 3 Dimensi 7. Pengembangan Pemodelan 3 Dimensi

8. Analisis/sintesis Lingkungan, Urban, dan tekno-ekonomi

9. Project Delivery Proposal Proyek

Pembuatan Panel

10. Rancangan sistematika panel - persiapan substansi panel 11. Penataan substansi panel ke dalam panel - panel layouting

12. Project Delivery Panel

Pembuatan Maket

13. Penentuan Langkah Kerja dan Transformasi 3D menjadi ukuran berskala maket 14. Pembuatan Maket

15. Project Delivery Maket

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bullying terhadap suicidal idetion atau ide bunuh diri pada remaja SMA/Sederajat yang sedang menjadi korban

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan minat konseling adalah perhatian lebih besar, rasa suka atau tertarik terhadap kegiatan konseling yang dapat

Oral care during pregnancy: Dentists knowledge, attitude and behaviour in treating pregnant patients at dental clinics of Bengaluru, India.. Journal of Pierre

Tabel menunjukan hasil koefisien jalur pengaruh pengaruh kepuasan kerja dan disiplin Kerja dan komitmen terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan Jarimah Ikhtilath dengan orang yang berhubungan Mahram dengannya, selain diancam dengan ‘Uqubat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

Yang kedua yaitu adanya kewajiban bagi para pihak ( inperson ) untuk menghadiri secara langsung pertemuan mediasi dengan atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum, kecuali

Structured content : sebagai alat untuk  klasifikasi dan kategori halaman web  tak terstruktur dan untuk membuat  workflow systems  sederhana. 9.

c) Hukumanan tindak pidana korupsi adalah ta’zir , yaitu disesuaikan dengan keputusan hakim. Hukumanan berupa ta’zir ini bisa lebih berat mengingat korupsi membawa