Panduan Praktik Klinis Panduan Praktik Klinis
SMF : PSIKIATRI SMF : PSIKIATRI RSUD Prof. Dr.
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTOSOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015 TAHUN 2015 DELIRIUM DELIRIUM 1. Pengertian 1. Pengertian (Definisi)
(Definisi) Kejadian akut atau subakut neKejadian akut atau subakut neuropsikiatri berupa penurunan fungsikognitif dengan gangguan irama sirkardian dan kognitif dengan gangguan irama sirkardian dan bersifat reversibeluropsikiatri berupa penurunan fungsibersifat reversibel
2. Anamnesis
2. Anamnesis Gambaran mencolok adanya defisit untuk memusatkan,Gambaran mencolok adanya defisit untuk memusatkan,
mempertahankan, memindahkan perhatian mempertahankan, memindahkan perhatian
Halusinasi visual sering ditemukanHalusinasi visual sering ditemukan
Gangguan irama tidurGangguan irama tidur
Fluktuasi kesadaranFluktuasi kesadaran disorientasi, amnesia, tidak kooperatif disorientasi, amnesia, tidak kooperatif
3. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran berkabutKesadaran berkabut
Kesulitan mempertahankan atau mengalihkan perhatianKesulitan mempertahankan atau mengalihkan perhatian DiorientasiDiorientasi IlusiIlusi HalusinasiHalusinasi
Perubahan kesadaran yang berfluktuasiPerubahan kesadaran yang berfluktuasi DisfrasiaDisfrasia DisartriaDisartria TremorTremor
Asteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremiaAsteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremia
Kelainan motorikKelainan motorik
4. Kriteria Diagnosis
4. Kriteria Diagnosis Gangguan kesadaranGangguan kesadaran
Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkatGangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
Perubahan kognisiPerubahan kognisi
Disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan koDisebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan ko ndisi medisndisi medis
umum. umum. 5. Diagnosis 5. Diagnosis Delirium Delirium 6. Diagnosis Banding
6. Diagnosis Banding DementiaDementia
7. Pemeriksaan 7. Pemeriksaan Penunjang Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: Darah, urine, faesesPemeriksaan laboratorium: Darah, urine, faeses
Pemeriksaan CT scanPemeriksaan CT scan
8. Terapi
8. Terapi Ne Ne uuroro llepep titi k k (h(h alal ooppeeriri ddolol ,r,r iispsp eeriri ddoonene ,,olol anan zzaapipi nne)e)
Haloperidol (haldol) Haloperidol (haldol)
Risperidone (risperdal) Risperidone (risperdal)
Short acting sedative ( lorazepam )Short acting sedative ( lorazepam )
Vitamin, thiamine (thiamilate) dancyanocobalamine (nascobal,Vitamin, thiamine (thiamilate) dancyanocobalamine (nascobal,
cyomin, crystamine) cyomin, crystamine)
Terapi Cairan dan NutrisiTerapi Cairan dan Nutrisi
9. Edukasi
9. Edukasi Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diriLindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri
Hindari dari benda-benda berbahayaHindari dari benda-benda berbahaya
Perawatan dengan pengawasan yang ketatPerawatan dengan pengawasan yang ketat
Dukungan dan peran serta keluargaDukungan dan peran serta keluarga
Maksimalkan rasa amanMaksimalkan rasa aman
10. Prognosis 10. Prognosis
Tergantung pada etiologi yang melatarbelakangi Tergantung pada etiologi yang melatarbelakangi
11. Tingkat
Evidens IV
12. Tingkat
Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ 14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
DEMENTIA
1. Pengertian (Definisi) proses degeneratif yang progresif yang mengenai fungsi kognitif .Suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh
2. Anamnesis
• Gangguan memori & kognitif • Deteriorasi
• Penderita murung, menarik diri, menjauhi teman lama • Obsesi
• Daya nilai menurun • Apati
• Gangguan kepribadian menyeluruh mengurus diri (-) • Tak mampu mengingat, komunikasi
• Gejala neurologik afasia, apraksia, agnosia, buta kortikal
3. Pemeriksaan Fisik
Gangguan Daya Ingat Gangguan Bahasa Perubahan Kepribadian Psikosis
4. Kriteria Diagnosis
Gangguan Daya Ingat Gangguan Bahasa Perubahan Kepribadian Psikosis 5. Diagnosis Dementia 6. Diagnosis Banding Delirium Depresi Fractitious disorder 7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: Darah, urine, faeses Pemeriksaan CT scan
8. Terapi Dukungan dan psikoterapi edukasional
9. Edukasi
Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri Hindari dari benda-benda berbahaya
Perawatan dengan pengawasan yang ketat Dukungan dan peran serta keluarga
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad malam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
SKIZOFRENIA
1. Pengertian (Definisi) Suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang.
2. Anamnesis
Halusinasi pendengaran, seperti mendengar suara-suara Delusi, seperti percaya rekan kerja ingin meracuni Anda Kegelisahan
Kemarahan Emosi datar Kekerasan
Banyak berargumentasi (berdebat)
Merasa diri penting atau memandang orang lain rendah. Pikiran dan perilaku bunuh diri
3. Pemeriksaan Fisik
Halusinasi pendengaran Delusi
Emosi datar Disorganisasi
Gangguan daya pikir Katalepsi
Waxy S tupor
Gaduh gelisah katatonik Negativism yang ekstrim Rigidity
Mutism
Keanehan dalam sikap tubuh (bizarre posture), gerakan tubuh dan melakukan gerakan-gerakan yang tidak terkendali.
Echolia (mengulang ucapan orang lain) dan echopraxia (mengikuti tingkah laku orang lain).
Menarik diri secara sosial Pikiran-pikiran ganjil Inaktivitas
4. Kriteria Diagnosis
Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol misalnya
perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk
Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa
lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia;
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia;
Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik
lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut
5. Diagnosis Skizofrenia
6. Diagnosis Banding
Gangguan skizoafektif Gangguan waham menetap
7. Pemeriksaan
Penunjang
-8. Terapi
Terapi obat-obatan anti psikotik {Fenothiazin, Khloropromazin
(dengan nama jual Thorazine), butirofenon (haloperidol, Hadol), dan thioksantin (thiothiksin, Navane)}
Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Terapi psikososial
9. Edukasi
Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri Hindari dari benda-benda berbahaya
Perawatan dengan pengawasan yang ketat Dukungan dan peran serta keluarga
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
GANGGUAN WAHAM MENETAP
1. Pengertian (Definisi)
Serangkaian gangguan dengan waham waham yang berlangsung lama dan merupakan sebagai satu satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok serta tidak dapat digolongkan sebagai ganggguan menal organik,skizofrenia atau afektif.
2. Anamnesis
Waham yang sistematis Waham yang non sistematik
Waham kebesaran (delusi megaloman) Waham kehinaan (delusi nihilistic) Waham tuduhan diri
Waham kejaran (delution of persecution) Waham sindiran
Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang
terkenal (bintang film, pejabat)
Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan,
kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)
Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki
Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal
monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)
3. Pemeriksaan Fisik
Waham yang sistematis Waham yang non sistematik
Waham kebesaran (delusi megaloman) Waham kehinaan (delusi nihilistic) Waham tuduhan diri
Waham kejaran (delution of persecution) Waham sindiran
Erotomania Paranoia
4. Kriteria Diagnosis
Merupakan satu-satunya gejala atau gejala atau yang paling
mencolok
Sudah berlangsung paling sedikit 3 bulan dan khas pribadi Bila terdapat gejala depresi, maka gejala waham harus tetap
ada pada saat depresinya hilang.
Tidak disebabkan penyakit otak, tidak terdapat halusinasi, dan
tanpa riwayat skizofrenia, dan tanpa riwayat skizofrenik
5. Diagnosis Gangguan waham menetap
6. Diagnosis Banding
Skizofrenia
7. Pemeriksaan Penunjang
-8. Terapi
Terapi obat-obatan anti psikotik {Fenothiazin,
Khloropromazin (dengan nama jual Thorazine), butirofenon (haloperidol, Hadol), dan thioksantin (thiothiksin, Navane)}
Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Terapi psikososial
9. Edukasi
Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri Perawatan dengan pengawasan yang ketat
Dukungan dan peran serta keluarga
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
GANGGUAN PANIK
1. Pengertian (Definisi) Serangan panik yang berulang-ulang dengan onset cepat dan durasi sangat singkat.
2. Anamnesis Dada berdebar Berkeringat Gemetar
Sensasi nafas memendek Rasa tercekik
Nyeri dada atau tidak nyaman
Mual atau rasa tidak nyaman di perut Pusing, melayang, atau pingsan Ketakutan, kehilangan kontrol Takut mati
Kedinginan atau hot flashes
3. Pemeriksaan Fisik
Palpitasi, takikardi
Nyeri dada atau tidak nyaman
Derealization (feeling unreality) atau depersonalization (spt
terpisah dr dirinya)
Paresthesia (numbness or tingling sensation) Hot flashes
4. Kriteria Diagnosis
Tidak ditemukan gangguan anxietas fobik
Ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa 1
bulan
5. Diagnosis Gangguan panik
6. Diagnosis Banding
Gangguan cemas menyeluruh Gangguan ansietan fobik
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: Darah Pemeriksaan EKG
8. Terapi
Anti panik (imipramin) Terapi psikososial
9. Edukasi
Hindari faktor pencetus panik
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad malam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
GANGGUAN DEPRESI
1. Pengertian (Definisi)
Gangguan mental umum yang menyajikan dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan, energi rendah, dan hilang konsentrasi.
2. Anamnesis
Feeling down/blue all day
Gangguan tidur ( insomnia or sleeping too much) Oversensitive (irritable)
Sulit konsentrasi / sulit mengambil keputusan Menyalahkan diri sendiri >>
Merasa tidak berharga (self-esteem ) Cepat lelah
Kehilangan semangat
Kehilangan interest (anhedonia)
Perubahan nafsu makan (makan terus atau kehilangan nafsu
makan) perubahan BB
Gelisah (restlessness) atau lamban (slowness) Tidak berdaya
Putus asa
Pikiran tentang kematian (suicide)
3. Pemeriksaan Fisik Afek depresif Anhedonia Anergia 4. Kriteria Diagnosis Afek depresif Anhedonia Anergia
5. Diagnosis Gangguan depresi
6. Diagnosis Banding Gangguan bipolar episode depresi
7. Pemeriksaan
Penunjang
-8. Terapi
Anti depresan (Amitriptilin, fluoxetin) Psikoterapi (CBT)
Dukungan keluarga
9. Edukasi
Minum obat teratur
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3
Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
Panduan Praktik Klinis SMF : PSIKIATRI
RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 2015
GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
1. Pengertian (Definisi)
• Obsesi: aktivitas mental seperti fikiran, perasaan , ide, impuls yang berulang, persisten dan intrusif, egodistonik, ada usaha untuk menekan atau tidak menghiraukannya
• Kompulsi: Pola perilaku berupa dorongan yang mendesak dan berulang-ulang, meskipun tidak disukai agar melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan sehari-hari,atau kebiasaan dan norma-norma , dan dilakukan dengan cara stereotipik
2. Anamnesis
• Ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,meskipun adalainnya yang tidak lagidilawan oleh pasien
• Pikiran untuk melakukan trindakan tersebut diatas bukan merupakan halyang memberi kepuasan atau kesenangan
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.
3. Pemeriksaan Fisik
-4. Kriteria Diagnosis
Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil
dilawan,meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh pasien
Pikiran untuk melakukan trindakan tersebut diatas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.
5. Diagnosis Gangguan obsesif kompulsif
6. Diagnosis Banding
Gangguan cemas menyeluruh Gangguan panik
7. Pemeriksaan
Penunjang
-8. Terapi
Anti obsesif kompulsif (Klomepramin, fluoxetin) Psikoterapi
9. Edukasi Minum obat teratur
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis dr. Rasyid Salim Sp. KJ
14. Indikator Medis Kondisi pasien membaik
15. Kepustakaan
Diagnostic and statistical manual of mental disorder, 4th ed. DSM-IVWashington DC : American Psychiatry
Association, 1994.2.Saddock BJ, Saddock VA. Obsessive-Compulsive Disorder. Dalam : Kaplan &Sadock’s Synopsis of Psychiatry, ninth ed. Lippincott Williams &
Wilkins,Philadelphia, 2003. h 616-23.3.Khouzan HR. Obsessive compulsive disordes : what to do if you
recognize baffling behaviour. Postgard Med 1999; 106(7): 133-41.4.Jenike MA. Obsessive compulsive disorder. N Engl J Med 2004; 350 : 259-655.Elkin GD. Obsessive compulsive disorder. Dalam : Introduction to ClinicalPsychiatry. 1st
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK 19601102 198703 2 002 Mojokerto, Ketua SMF Psikiatri dr. Rasyid Salim Sp. KJ 19691115 200112 1 002
Direktur RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto