• Tidak ada hasil yang ditemukan

158.+Pedoman+Pengorganisasian+Instalasi+Rawat+Intensif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "158.+Pedoman+Pengorganisasian+Instalasi+Rawat+Intensif"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI RAWAT INTENSIF

RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

RS BAPTIS BATU

JL RAYA TLEKUNG NO 1

(2)

ii

SURAT KEPUTUSAN No. 158/11/III/SK_DIR/2013

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF

DIREKTUR RS BAPTIS BATU

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Baptis Batu, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian & Pelayanan Pelayanan Instalasi Bedah Dalam 1 & 2 yang bermutu tinggi;

b. Bahwa agar pelayanan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif di Rumah Sakit Baptis Batu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif di Rumah Sakit Baptis Batu;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.

e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

g. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

h. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

i. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.

(3)

iii

j. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999. k. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

l. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

m. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

n. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

o. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.

p. Standar Umum Pelayanan Anestesiologi Dan Reanimasi Di RS, Departemen Kesehatan 1999.

q. Standar Pelayanan ICU, Departemen Kesehatan 2003. r. Standar Pelayanan ICCU di RS, Departemen Kesehatan

2003.

s. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di ICU, Departemen Kesehatan 2004.

t. Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Departemen Kesehatan 2006.

u. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu.

MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit Baptis Batu.

MENETAPKAN :

MEMUTUSKAN

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN

PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

(4)

4

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Baptis Batu harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Baptis Batu dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batu

Pada tanggal : 11 Maret 2013 Direktur RS. Baptis Batu

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Keputusan Direktur RS. Baptis Batu ... ii

Daftar Isi ... vi

BAB I. Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan... 2

BAB II. Gambaran Umum RS. Baptis Batu... 4

2.1. Deskripsi RS. Baptis Batu ... 4

2.2. Sejarah Institusi RS. Baptis Batu... 5

BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RS. Baptis Batu... 7

3.1. Visi ... 7 3.2. Misi... 7 3.3. Falsafah... 7 3.4. Nilai-Nilai... 8 3.5. Tujuan... 8 3.6. Motto ... 8

BAB IV. Struktur Organisasi RS. Baptis Batu... 9

4.1. Bagan Organisasi... 9

4.2. Keterangan / Pengertian ... 9

BAB V. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Intensif ... 13

5.1. Visi ... 13

5.2. Misi... 13

5.3. Falsafah... 14

5.4. Nilai ... 14

5.5. Tujuan... 14

BAB VI. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Intensif... 15

BAB VII. Uraian Jabatan... 16

7.1. Kepala Instalasi... 16

(6)

7.3. Perawat Pelaksanan...21

7.4.Pendidikan. Pelatihan & Pengalaman ... 24

7.5. Hubungan Jabatan...25

BAB VIII. Tata Hubungan Kerja...26

BAB IX. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil...28

BAB X. Kegiatan Orientasi ... 29

BAB XI. Pertemuan / Rapat ... 32

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Instalasi Rawat Intensive (IRI) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. IRI menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medic, perawat dn staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.

Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.

Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.

(8)

Pada saat ini, IRI modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine.

Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak.

Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai funsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan IRI yang professional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada unit perawatan intensif (IRI), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan IRI. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan IRI perlu dikonsentrasikan

B. Tujuan.

a. Tujuan Umum.

Meningkatkan Pelayanan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien di IRI

b. Tujuan Khusus

Tujuan keperawatan intensif adalah : a. Menyelamatkan kehidupan

b. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan monitoring yang ketat disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data yang didapat, dan melakukan tindak lanjut.

c. Meningkatkan kualitas hidup pasien

(9)

e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM RS. BAPTIS BATU 2.1. DESKRIPSI RS. BAPTIS BATU.

Rumah Sakit Baptis Batu (RS. Baptis Batu) merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.

RS Baptis Batu berlokasi di JL. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 594161, (hunting) Fax: 0341 – 598911 dengan alamat e-mail rsbaptisbatu@yahoo.com

RS. Baptis Batu diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia. RS Baptis Batu merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah tipe C. Pada saat ini RS Baptis Batu dipimpin oleh dr. Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS selaku direktur.

Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2008 motto RS Baptis Batu yang lama yaitu Rumah Sakitku, Kebanggaanku, Tanggung Jawabku diubah menjadi

Compassionate Hospital atau Rumah Sakit yang berbelas kasih. Demikian juga visi, misi, dan nilai dasar yang lama mengalami perubahan untuk menyusun rencana strategi RS. Baptis Batu sesuai kebutuhan dan perkembangan RS. Baptis Batu.

Pada tahun 2009 RS Baptis Batu sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan

RS Baptis Batu memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anestesi, home care, hotel care, dan medical spa. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RS Baptis Batu sebanyak 100 tempat tidur.

Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep yang harus dibeli

(11)

oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis.

2.2.SEJARAH INSTITUSI RS. BAPTIS BATU.

RS Baptis Batu mulai dibangun pada tahun 1996, berlokasi di Jl. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. Di atas areal tanah seluas +/-7 hektar. Secara legalitas disahkan pada tanggal 11 Mei 1999.

RS Baptis Batu didirikan sebagai pengembangan RS Baptis Kediri, diprakarsai oleh dr. Sukoyo Suwandani, selaku direktur RS Baptis Kediri, yang didukung oleh seluruh staf RS Baptis Kediri. Jabatan direktur dirangkap oleh direktur RS Baptis Kediri, yaitu dr. Sukoyo Suwandani. Pada awal pembukaan, RS Baptis Batu sebagian besar karyawan adalah karyawan RS Baptis Kediri yang bersedia dipindah tugas. Jumlah seluruh karyawan saat itu 143 orang.

Visi RS Baptis Batu saat itu sama dengan visi RS Baptis Kediri, visi ini merupakan visi yang tumbuh dari hati para misionaris yang mendirikan RS Baptis Kediri yaitu :

1. Menyatakan kasih Tuhan Yesus dalam pelayanan kesehatan. 2. Terwujudnya kasih Tuhan Yesus kepada setiap orang melalui

pelayanan rumah sakit. Misinya adalah:

1. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dengan dasar kasih Kristus tanpa membedakan status sosial, golongan, suku, agama.

2. Menumbuhkembangkan aset yang ada.

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi, instalasi gawat darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP, serta dilengkapi pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat, fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis Kediri.

(12)

Pada saat pendirian RS Baptis Batu, dicanangkan target kemandirian dicapai tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun 2009, RS Baptis Batu masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957.

Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006.

Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RS Baptis Batu yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RS Baptis Batu yaitu dr. Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS, yang menjabat direktur sampai saat ini. Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RS Baptis Batu 2008-2013. Sesuai dengan target, pada tahun 2009 RS Baptis Batu mencapai target kemandirian. Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri dr. Sukoyo Suwandani selaku induk organisasi kepada direktur RS Baptis Batu yaitu dr. Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp. KFR, MARS. Sejak saat itu biaya operasional harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional dapat meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman. Dengan target kemandirian ini RS Baptis Batu mulai berbenah sesuai dengan rencana strategis yang sudah dicanangkan.

(13)

BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. BAPTIS BATU 3.1. VISI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi :

“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien”

3.2.MISI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi :

a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama.

b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien.

c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu. d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas

kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera. 3.3.FALSAFAH.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah :

a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang Raya. b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme.

d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya.

e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi.

(14)

g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas. 3.4.NILAI – NILAI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai :

B = Belas Kasih A = Asertif P = Profesional T = Tim Kerja I = Integritas S = Sejahtera 3.5.TUJUAN.

Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani

3.6.MOTTO.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto :

(15)

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RS. BAPTIS BATU

4.1.BAGAN ORGANISASI.

4.2.KETERANGAN/PENGERTIAN. a. Unit Struktural

i. Direktur

Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Baptis Batu ii. Wakil Direktur

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu :

(16)

1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan keperawatan

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur dalam bidang umum dan keuangan

iii. Manajer

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :

1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit. 2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan

3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care 4. Manajer ICU dan Kamar Operasi.

5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan Asuransi. 6. Manajer Wellness Center.

iv. Unit Kerja

Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Baptis Batu dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :

- Instalasi Rawat Jalan.

- Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak. - Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2. - Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU. - Instalasi Rawat Inap Kelas 3. - Instalasi Gawat Darurat. - Instalasi Kamar Operasi. - Instalasi Farmasi.

(17)

- Instalasi Laboratorium. - Instalasi Radiologi. - Instalasi Gizi

- Bagian Administrasi.

- Bagian Sumber Daya Manusia. - Bagian Rekam Medik.

- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit. - Bagian Pemeliharaan Sarana.

- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi. - Bagian Akuntansi.

- Bagian Inventory. - Bagian Keuangan. - Bagian Pemasaran. - Bagian Humas.

v. Unit Kerja Outsourcing Cleaning Service, Satpam, Taman

b. Unit Non Struktural i. Komite

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RS Baptis Batu adalah sebagai berikut :

1. Komite Pastoral.

2. Satuan Pemeriksa Internal. 3. Komite Etik Rumah Sakit. 4. Komite Medik.

5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. 7. Komite Keperawatan

(18)

ii. KSM/Kelompok Staf Medis

Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Baptis Batu dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok Staf Medis Bedah. 2. Kelompok Staf Medis Non Bedah. 3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut.

iii. Panitia

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit

1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.

2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Panitia Rekam Medik.

4. Panitia Farmasi dan Therapi.

(19)

BAB V

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN UNIT KERJA 5.1. Visi Instalasi Rawat Intensif.

Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien

5.2.Misi Instalasi Rawat Intensif.

1. Memberikan pelayanan keperawatan secara prima dan holistic mengacu kepada Standart Asuhan Keperawatan berlandaskan Kasih Kristus. 2. Berperan serta dalam pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan. 3. Berperan serta dalam pengembangan pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan keperawatan RS. Baptis Batu.

4. Bekerjasama secara tim dalam memberikan Asuhan Keperawatan. 5.3.Falsafah Instalasi Rawat Intensif.

Pelayanan keperawatan intensif disediakan dan diberikan kepada pasien dalam keadaan kegawatan dan kedaruratan yang perlu ditanggulangi dan diawasi secara ketat, terus menerus serta tindakan segera, ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi. Pelayanan keperawatan intensif tersebut diberikan melalui pendekatan multi disiplin secara komprehensif.

Dalam falsafah keperawatan intensif, tim keperawatan meyakini bahwa :

a. Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak mendapatkan pelayanan keperawatan terbaik, sehingga mampu berfungsi secara maksimal dengan kualitas hidup hidup yang optimal.

b. Kepedulian dan perhatian (Caring) dari tim keperawatan mendorong rasa percaya diri pasien dan mempercepat proses penyembuhannya.

c. Kualitas hidup pasien optimal dapat dicapai bila dalam pelayanan keperawatan didukung oleh lingkungan internal maupun eksternal, fisik maupun psikologis yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman.

(20)

d. Lingkungan kerja yang kondusif meliputi lingkungan fisik dan psikologis yang didukung fasilitas dan peralatan yang memadai

e. Kualifikasi tenaga keperawatan yang bekerja di IRI dituntut memiliki sertifikat khusus yang diakui secara profesional.

f. Pelayanan intensif diberikan melalui pendektan multi disiplin yang bertujuan memberikan pelayanan yang komprehensif untuk menanggulangi masalah pasien kritis secara cepat dan tepat sehingga menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien.

5.4.Nilai-Nilai Instalasi Rawat Intensif

Belas Kasih, Asertif, Profesional, Tim Kerja, Integritas dan Sejahtera. 5.5.Tujuan Pelayanan Keperawatan Di Instalasi Rawat Intensif.

1. Memberi pelayanan/asuhan keperawatan pada pasien dalam kondisi kritis, secara intensif / total care sesuai SAK dan SOP

2. Memberi pelayanan/asuhan keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual.

3. Menjaga martabat dan privacy pasien yang tidak sadar

4. Memberi dukungan moril, spiritual kepada pasien dan keluarganya yang sedang dalam kondisi kritis.

5. Mencegah infeksi nosokomial

6. Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses kegiatan belajar dan mengajar dalam pendidikan / perkembangan keperawatan khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan RS sebagai lahan praktek klinik keperawatan.

(21)

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

Ka. Instalasi

IRI-HEMODIALISA – BURN UNIT

Perawat Pelaksana

R. IRI Perawat PelaksanaR. Hemodialisa Perawat PelaksanaR. Burn Unit BAB VI

(22)

BAB VII URAIAN JABATAN 7.1. Kepala Instalasi Rawat Intensif.

I. Tanggung Jawab.

Secara struktural Kepala Instalasi IRI bertanggung jawab kepada Direktur terhadap hal-hal :

1) Program pengembangan Staf tenaga IRI.

2) Kebenaran dan ketepatan rancangan standar pelayanan. 3) Kebenaran dan ketepatan protap/SPO pelayanan

4) Kebenaran dan ketetapan saran dan bahan pertimbangan kepada Direktur RS, sebagai atasan.

5) Kebenaran dan ketetapan anggaran instalasi IRI. II. Wewenang.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala IRI mempunyai wewenang antara lain sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan fasilitas peralatan.

2) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.

3) Menandatangani surat dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala IRI.

4) Memberi arahan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan IRI.

III.Uraian Tugas.

a. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :

1) Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan IRI sesuai dengan falsafah dan tujuan rumah sakit.

2) Menyusun rencana kebutuhan peralatan sesuai kebutuhan pelayanan baik jumlah dan jenis alat. ( alat tenun, alat rumah tangga dan peralatan lainnya).

(23)

3) Menyusun anggaran biaya kebutuhan: pengembangan staf, peralatan dan kebutuhan lain.

4) Menyusun rencana pengembangan system pencatatan dan pelaporan yang tepat sesuai kondisi RS.

5) Berperan serta menyusun rencana pengembangan pelayanan rumah sakit. 6) Menyusun program pengendalian mutu pelayanan di rumah sakit dan

berperan serta menyusun peraturan/ tata tertib pelayanan di rumah sakit.

7) Menyusun standar, protap/SPO Pelayanan mutu meliputi : Sop ketenagaan, peralatan dan lain-lain.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi:

1) Membimbing kepala instalasi perawatan untuk terlaksananya asuhan pasien secara paripurna dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan di IRI.

2) Melaksanakan rapat koordinasi dengan kepala intalasi dan secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan.

3) Melaksanakan koordinasi dengan kepala instalasi untuk kelancaran pelaksanaan di rumah sakit.

4) Menganalisa dan mengkaji usulan kebutuhan tenaga dan peralatan yang diajukan oleh kepala instalasi terkait. Hasil analisa tersebut untuk menyusun perencanaan tahunan/semester kebutuhan tenaga maupun peralatan.

5) Berperan serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang dilakukan dirumah sakit.

6) Bekerja sama dengan bidang Diklat rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan program pengembangan staf.

7) Menyusun instrument penilaian pendayagunaan tenaga dan peralatan. 8) Melaksanakan bimbingan kepada tenaga keperawatan terhadap

penerapan Protap/SPO dan tata tertib pelayanan keperawatan.

9) Memotivasi kepada tenaga keperawatan untuk meningkatkan semangat kerja, dengan membuat usulan penghargaan atas prestasi kerja kepada Direktur (Reward System) berupa piagam peghargaan, kesempatan studi banding ke dalam/luar negeri.

(24)

10) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang pelaksanaan asuhan pasien, ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan keperawatan.

11) Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di rumah sakit

12) Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh masing-masing kepala instalasi untuk disampaikan kepada Direktur.

13) Berperan serta dalam melaksanakan penilaian mutu pelayanan/asuhan keperawatan, koordinasi dengan komite keperawatan di RS.

14) Melaksanakan supervisi secara berkala/sewaktu-waktu ke ruang rawat inap agar tujuan pelayanan keperawatan yang diinginkan dapat tercapai. Supervisi ini dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan kepala instalasi.

7.2. Kepala Perawat Instalasi Rawat Intensif. I. Tanggung Jawab.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Keperawatan terhadap hal-hal :

1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.

2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan. 3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.

4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.

5) Kebenaran dan ketetapan Protap/SOP pelayanan keperawatan.

6) Kebenaran dan ketetapan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan.

7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.

8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program Bimbingan siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan.

II. Wewenang.

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala instalasi mempunyai wewenang sebagai berikut :

(25)

1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.

2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan. 3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga

keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat. 4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang

kepala instalasi.

5) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instalasi/kepala rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.

III.Uraian Tugas.

a. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi : 1) Menyusun rencana kerja Kepala Instalasi.

2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan.

3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala instalasi.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi : 1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di

ruang rawat, melalui kerjasama dengan petugas di ruang rawatnya. 2) Menyusun jadual/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain

sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat.

4) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek.

5) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi : penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.

6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar.

(26)

7) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya. 8) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti

kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala departemen perawatan.

9) Mengupayakan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah sakit.

10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.

11) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.

12) Mengkelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.

13) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk tindakan keperawatan.

14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.

15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat. 16) Meneliti /memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien

berdasarkan macam dan jenis makan pasien.

17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan program dietnya.

18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke bagian Medical Record bila pasien keluar/pulang dari ruang rawat tersebut.

19) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat,disampaikan kepada atasannya.

20) Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai bahan praktek.

(27)

21) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien / keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.

22) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergatian dinas.

c.Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi :

1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.

2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan.

3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.

4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan.

5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi Tim Pengendalian Mutu Asuhan keperawatan.

7.3. Perawat Pelaksana. I. Tugas Pokok :

1. Melaksanakan Askep di Instalasi Rawat Intensif

2. Melaksanakan tugas pendelegasian dari dokter yang bertanggung jawab, sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

II. Tanggung Jawab :

1. Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi

Rawat Intensif

2. Secara teknis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter di Instalasi Rawat Intensif.

(28)

III.Uraian Tugas :

1. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Instalasi Rawat Intensif untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien untuk menerima pelayanan.

2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku

3. Melaksanakan teknik septic dan aseptic

4. Memelihara peralatan keperawatan/medis agar selalu dalam keadaan siap pakai

5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik, dengan pasien dan keluarganya.

6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien dalam rangka memberikan Askep dengan cara :

a) Mengamati keadaan pasien ( tanda vital, kesadaran, keadaan mental, dan

keluhan utama, air way dan sirkulasinya ).

b) Melaksanakan anamnese secara cermat dan pemeriksaan fisik sesuai dengan wewenangnya.

7. Menyusun rencana Askep. sesuai dengan prioritas masalah

8. Memberi pertolongan Basic Life Support ( resusitasi kardio pulmoner ) 9. Memberikan pelayanan dasar kepada pasien sesuai kebutuhan, dengan

cara:

a. Memberikan rasa aman kepada pasien yang meliputi : Mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka, gangguan pernafasan, ( bila perlu memerlukan alat bantu pernafasan ), komplikasi, khususnya pada pasien yang mengalami gangguan kesadaran.

b. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program terapi.

c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, mengenai penyakitnya sesuai batas kewenangannya.

10. Melaksanakan tindakan rehabilitasi pasien agar segera mandiri. 11. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi

(29)

kebutuhan kesehatan / menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.

12. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dan keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan serta merujuk yang berlaku. 13. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada

dokter IRI atau dokter penanggung jawab IRI.

14. Melaksanakan evaluasi tindakan Askep. selanjutnya melakukan tindakan yang tepat sesuai hasil pemantauan.

15. Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yang sehat.

16. Menciptakan hubungan kerja yang baik dengan anggota tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, analis, fisioterapis, farmasis, dll) di IRI.

17. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur, secara bergilir sesuai dengan jadual dinas.

18. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Ka.Instalasi, Kadep, dokter penangung jawab IRI.

19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien, dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.

20. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dibidang perawatan, misal ; melalui pertemuan ilmiah, seminar, pelatihan-pelatihan dibidang keperawatan maupun medis.

21. Melaksanakan dan memelihara system pencatatan dan pelaporan Askep secara tepat dan benar, sehingga tercipta suatu system informasi rumah sakit yang dapat dipercaya dan akurat.

22. Melaksana serah terima tugas kepada petugas pengganti, baik secara lisan atau tertulis pada saat pergantian dinas.

23. Melaksanakan perawatan pasien dalam keadaan sakaratul maut dan merawat jenazah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

24. Menyiapkan pasien yang akan pulang sesuai dengan prosedur yang berlaku

25. Memegang teguh rahasia jabatan

26. Melaksanakan program pendampingan pastoral/kesehatan holistic dan program lain yang telah ditetapkan sebagai progam rumah sakit.

(30)

IV.Jam Dinas

1. Dinas Pagi : 07.00 – 14.00 WIB 2. Dinas Siang : 14.00 – 21.00 WIB 3. Dinas Malam : 21.00 – 07.00 WIB 7.4. Pendidikan, Pelatihan & Pengalaman.

1. Kepala IRI

Pendidikan : Dokter Spesialis Anastesiologi Pelatihan : Pelatihan ACLS Dan BLS Pengalaman : 1 Tahun Sebagai Dokter Tetap 2. Kepala Instalasi

Pendidikan : DIII Keperawatan

Pelatihan : Pelatihan IRI Dan Manajemen Bangsal Pengalaman : 3 - 5 Tahun Sebagai Perawat Pelaksana 3. Perawat

Pendidikan : DIII Keperawatan

Pelatihan : Satu Tahun Tentang Prosedur Medik Di RSBB Pengalaman : 1 Tahun Sebagai Perawat

4. Syarat Jabatan

Fisik : - Sehat jasmani dan rohani

- Penglihatan baik - Tinggi badan pria : 155 cm - Tinggi badan wanita : 150 cm

Non Fisik : - Memiliki kerja sama denga tim & tim lain - Bisa berkomunikasi dengan baik

- Memiliki etika keperawatan

- Mau mendengar dan bertanggung jawab - Dapat memberi motivasi - Berwibawa, disiplin, taat, jujur, ramah

(31)

- Melayani dengan penuh kasih 7.5. Hubungan Jabatan.

Kepala Iri

 ATASAN : Wadir pelayanan

 HORIZONTAL : manajer

 BAWAHAN : Kepala Instalasi

 ORANG LAIN : Pasien dan keluarganya, karyawan RSBB Kepala Instalasi

 ATASAN : Kepala IRI

 HORIZONTAL : sesama kepala instalasi

 BAWAHAN : perawat pelaksana

 ORANG LAIN : Pasien dan keluarganya, karyawan RSBB Perawat

 ATASAN : Kepala Instalasi

 HORIZONTAL : sesama perawat pelaksana

 BAWAHAN : tidak ada

(32)

IRJ

IKO IGD

Penunjang

Diagnostik

IRI

PenunjangMedis

Farmasi IRNA

BPS

BAB VIII

TATA HUBUNGAN KERJA

 Hubungan kerja dengan instalasi farmasi:

Permintaan perbekalan farmasi untuk emergency stock, menggunakan buku expedisi

 Hubungan kerja dengan Irja dan IGD :

Hubungan dengan Irja dan IGD untuk penerimaan pasien baru maupun rujukan luar

 Hubungan dengan IRNA :

Untuk memindahkan dan menerima pasien pindahan dari IRNA dengan menggunakan formulir serah terima pasien.

 Hubungan dengan BPS :

Dalam pemeliharaan dan maintenance peralatan dengan menggunakan slip permintaan perbaikan bengkel

 Hubungan dengan penunjang diagnostik :

Dalam hal penegakkan diagnosa pasien dengan menggunakan formulir permintaan laboratorium dan formulir permintaan radiologi

(33)

Dalam hal pasien yang perlu tindakan pembedahan  Hubungan penunjang medis :

(34)

BAB IX

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL NAMA

JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI

JUMLAH KEBUTUHAN Ka IRI Dokter Anastesiologi BLS ALS 1 Tim medis Dokter konsulen

Dokter jaga BLS ALS Ka Perawat IRI D3 Keperawatan *Pelatihan ICU *Pelatihan manajemen bangsal 1 Perawat Pelaksana D3 Keperawatan Perawat terlatih yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut 9

(35)

BAB X KEGIATAN ORIENTASI HARI KE M A T E R I WAKTU METODA PENANGGUNG JAWAB 1 Pengenalan ruang dan fasilitas

Jam 7 - 14 Observasi dan demonstrasi Ka. Instalasi 2 Pengenalan tehnik anamnese dan asuhan keperawatan

SDA SDA SDA

3 Pengenalan dan

pembekalan

status dan

administrasi pasien

SDA SDA SDA

4 Pengetahuan tentang pemeriksaan tanda – tanda vital dan tehnik pemberian obat ( IV, IM, SC, IC, PO, SUPP )

(36)

HARI KE M A T E R I WAKTU METODA PENANGGUNG JAWAB 5 Pengetahuan tentang tehnik tindakan keperawatan

SDA SDA SDA

6 Pengetahuan tentang tehnik tindakan

keperawatan

SDA SDA SDA

7 Pengetahuan tentang tehnik tindakan

keperawatan

SDA SDA SDA

8 Pengetahuan tentang tehnik tindakan

keperawatan di ICU

SDA SDA SDA

9 Pengetahuan tentang tehnik tindakan

keperawatan di IRI

SDA SDA SDA

10 Penerapan

pendokumentasian asuhan

keperawatan

SDA Bed side

teaching

SDA

(37)

pendokumentasian asuhan

keperawatan

teaching

12 Evaluasi SDA Tanya jawab Manajer

keperawatan Ka. Instal

Ketua komite

Sub komite

(38)

BAB XI

PERTEMUAN/RAPAT 1. Rapat berkala terdiri dari :

a. Rapat Rutin b. Rapat Insidentil

2. Rapat Rutin diselenggarakan pada :

Waktu : Setiap Sabtu minggu pertama setiap bulan

Jam : 12.00 - selesai

Tempat : Ruang Rapat Unit Kerja

Peserta : Manajer IRNA, Kepala Bagian, Pelaksana yang tidak bertugas.

Materi : = Evaluasi kinerja mutu = Masalah dan pemecahannya = Evaluasi dan rekomendasi

3. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera.

(39)

BAB XII PELAPORAN 1. Laporan harian.

2. Laporan bulanan.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990

Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara loneliness dan perilaku parasosial pada wanita dewasa muda..

Hasil penelitian ini bagi Lembaga diklat RCChem Chem Chem Chem Learning Centre – Pusat Penelitian Kimia - LIPI Bandung Melalui penelitian ini diharapkan dapat

Apa lagi, tambahnya, ke depan kita di dalam negeri bisa memilih kontrak berjangka apa yang mau ditransaksikan, dengan beroperasinya bursa berjangka baru yakni Bursa Komoditi

Terus mencapai tingkat utilisasi kapasitas yang tinggi terutama karena permintaan yang kuat dari pasar domestik di Indonesia, negara pengimpor petrokimia, dan berfokus

Hutan hujan tropis primer merupakan suatu ekosistem yang sangat ideal dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, mempunyai siklus hara yang tertutup, stratifikasi tajuk

Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk

Semua pelajar yang mengikuti Program Geografi UPSI diwajibkan menggunakan penulisan yang telah ditetapkan untuk penulisan kertas kerja, esei, kertas ilmiah, laporan projek,