• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode yang sama. Lokasi penelitian dilakukan di SMK Pelita Ciampea Bogor, Jawa Barat. Pemilihan tempat dilakukan secarapurposive, dengan pertimbangan kemudahan akses untuk melaksanakan penelitian dan karakteristik sosial ekonomi contoh yang heterogen. Penelitian ini menggunakan sebagian data endline dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN; Dr. Ir. Elvira Syamsir, M.Si; dan Dian Herawati, STP, M.Si (SEAFAST Center) yang berjudul “Efikasi pangan lokal bergizi untuk perbaikan anemia dan peningkatan prestasi akademik dalam rangka kegiatan pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”. Peneliti melakukan pengumpulan data tentang konsep, kebiasaan dan kualitas sarapan pada remaja. Waktu penelitian dimulai dari Oktober hingga November 2012.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi penelitian adalah remaja siswi SMK kelas XI dan XII jurusan keperawatan dan butik yang berjumlah 81 orang. Pemilihan kelas dilakukan secara purposive. Seluruh siswi kelas XI dan XII diminta mengisi kuesioner penelitian. Siswi yang mengembalikan kuesioner dan mengisi semua pertanyaan dengan lengkap, serta mengikuti pengukuran kadar hemoglobin dijadikan sebagai contoh dalam penelitian ini. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 68 orang, terdiri dari 16 orang kelas XI butik, 21 orang kelas XII butik, dan 31 orang kelas XI keperawatan.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi konsep sarapan (definisi sarapan, jenis makanan sarapan, waktu sarapan, ketersediaan sarapan, aturan sarapan, peranan dan manfaat sarapan, alasan dan dampak tidak sarapan); sarapan yang terdiri kebiasaan sarapan (frekuensi sarapan, waktu dan lokasi sarapan, ketersediaan sarapan, kebiasaan sarapan bersama, jenis menu sarapan) dan kualitas sarapan (tingkat kontribusi energi dan zat gizi sarapan). Data sekunder meliputi data karakteristik individu (usia, berat badan, tinggi badan, dan uang saku); karakteristik keluarga (pekerjaan dan pendidikan ibu, pendapatan orang

(2)

tua, besar keluarga, suku ayah dan ibu); pengetahuan gizi; dan data kadar hemoglobin.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, remaja siswi SMK diberikan penjelasan umum tentang data yang akan dikumpulkan. Data konsep sarapan diperoleh dengan mengisi pertanyaan terbuka pada kuesioner konsep sarapan. Peneliti memberikan kebebasan kepada responden dalam mengisi pertanyaan terbuka pada kuesioner konsep sarapan untuk menjawab serinci mungkin atas apa yang ditanyakan peneliti. Data sarapan (kebiasaan dan kualitas sarapan) diperoleh dengan food record, khusus sarapan selama seminggu (6 hari di hari sekolah dan 1 hari di hari libur). Pengambilan data sarapan selama seminggu dilakukan dalam tiga kali kunjungan dengan selang waktu satu hari. Siswi diwawancarai tentang makanan atau minuman apa saja yang dikonsumsi beserta ukuran atau takarannya ketika sarapan (mulai bangun tidur hingga pukul 09.00 WIB). Peneliti melakukan verifikasi data kepada siswi agar memastikan konsumsi sarapan siswi setiap harinya.

Data karakteristik individu, karakteristik keluarga, dan pengetahuan gizi diperoleh dengan mengisi pertanyaan tertutup dan pilihan ganda pada kuesioner “Efikasi pangan lokal bergizi untuk perbaikan anemia dan peningkatan prestasi akademik”. Data anthropometri dikumpulkan meliputi berat badan dan tinggi badan. Untuk pengukuran berat dan tinggi badan menggunakan alat timbang (SECA ketelitian 0.1 kg) dan stadiometer (ketelitian 0.1 cm). Data kadar hemoglobin diperoleh melalui biokimia darah yaitu dengan cara mengambil darah sebanyak ± 1 ml melalui pembuluh darah kapiler dilakukan dari ujung jari dengan metodefinger prick. Sampel darah diambil oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitucoding, entry, cleaning dan analisis. Data yang telah dientry dan dinyatakan clean kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, serta dianalisis secara statistik (deskriptif dan inferensia). Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat distribusi frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, nilai tengah dan rata-rata variabel penelitian (karakteristik individu dan keluarga; status anemia; status gizi; pengetahuan gizi; kebiasaan, konsep dan kualitas sarapan). Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel2007 danStatistical Program for Social Science(SPSS) 16 for Windows.

(3)

Tabel 4 Pengkategorian variabel karakteristik individu dan keluarga dan pengetahuan gizi remaja siswi SMK

No Variabel Kategori Sumber

a. Karakteristik Individu 1 Umur 1.14-17 tahun 2.18-21 tahun Sarwono (1993) 2 Uang saku (Rp/hari) 1.Sedikit ≤ Rp 12.631 2.Banyak >Rp 12.631 Herminaet al.(2009) b. Karakteristik Keluarga

1 Pekerjaan ibu 1.Bekerja

2.Tidak Bekerja

Herminaet al.(2009)

2 Pendidikan ibu 1.Rendah (≤ SMA)

2.Tinggi ( > SMA)

Herminaet al.(2009) 3 Pendapatan orang tua

(Rp/bulan) 1.< Rp. 500.000 2.Rp. 500.000-999.000 3.Rp. 1.000.000-1.499.000 4.Rp. 1.500.000-1.999.000 5.Rp. 2.000.000-2.499.000 6.Rp. 2.500.000-4.999.000 7.> Rp. 5.000.000

4 Besar keluarga 1.Keluarga kecil (≤ 4 orang)

2.Keluarga besar (> 4 orang)

BKKBN (2007)

5 Suku Ayah dan Ibu 1.Sunda

2.Jawa 3.Batak 4.Lainnya

-c. Pengetahuan Gizi 1.Kurang (skor <60%)

2.Sedang (skor 60-80%) 3.Baik (skor > 80%)

Khomsan (2000)

Tabel 4 menunjukkan pengkategorian variabel karakteristik individu dan keluarga dan pengetahuan gizi. Data karakteristik individu meliputi usia, berat badan, tinggi badan, dan uang saku. Data usia digunakan untuk menentukan kecukupan gizi sehari berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) sehari untuk seorang remaja siswi usia 14-18 tahun yang sesuai WNPG (2004). Selanjutnya, digunakan untuk perhitungan kontribusi energi dan zat gizi sarapan remaja siswi SMK. Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menentukan status gizi berdasarkan umur, yaitu (IMT/U) dan (TB/U) berdasarkan WHO 2007. Data usia dikelompokkan menjadi dua, yaitu remaja awal dan remaja akhir. Data uang saku dirata-rata berdasarkan sebaran contoh dan dikategorikan menjadi dua, yaitu sedikit dan banyak.

Data karakteristik keluarga terdiri dari pekerjaan dan pendidikan ibu, pendapatan orang tua, besar keluarga, suku ayah dan ibu. Data pekerjaan ibu dibagi menjadi dua, yaitu ibu bekerja dan tidak bekerja. Jenis pekerjaan dari ibu bekerja meliputi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI/POLRI), pegawai swasta, petani, wiraswasta, karyawan (buruh),

(4)

dan lainnya. Data pendidikan terakhir ibu dikategorikan menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi (apabila > SMA) dan ibu yang berpendidikan rendah (apabila ≤ SMA). Jenis pendidikan terakhir ibu meliputi tamat SD/Sederajat, tamat SMP/Sederajat, tamat SMA/Sederajat, dan tamat Diploma/Akademi, serta tamat Sarjana/Pascasarjana (S1/S2/S3). Data penghasilan orang tua per bulan meliputi kurang dari Rp. 500.000, Rp. 500.000-999.000, Rp. 1.000.000-1.499.000, Rp. 1.500.000-1.500.000-999.000, Rp. 2.000.000-2.499.000, Rp. 2.500.000-4.999.000, dan lebih dari Rp. 5.000.000.

Data pengetahuan gizi diukur dengan cara memberikan skor terhadap setiap jawaban pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan gizi. Data pengetahuan gizi diperoleh dengan memberikan 15 buah pertanyaan pilihan berganda dengan memilih jawaban yang paling benar, berkaitan dengan gizi secara umum dan anemia dalam bentuk kuesioner. Skor jawaban contoh setiap 1 pertanyaan diberi nilai 1 jika memilih jawaban benar dan skor nol jika memilih jawaban salah atau tidak memilih jawaban. Skor jawaban berkisar 0-15. Tingkat pengetahuan gizi dihitung dengan cara menjumlahkan skor dan dikelompokkan menjadi tiga kategori tingkat pengetahuan menurut Khomsan (2000).

Pengkategorian variabel konsep, kebiasaan dan kualitas sarapan dan status anemia serta status gizi dapat dilihat pada Tabel 5. Data konsep sarapan meliputi definisi sarapan, makanan dan minuman saat sarapan, peranan dan manfaat sarapan, alasan dan dampak tidak sarapan, waktu sarapan, penyiapan sarapan, dan aturan kewajiban sarapan. Definisi sarapan berisi tentang pengertian sarapan menurut remaja siswi SMK. Makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi saat sarapan menurut remaja siswi SMK. Waktu sarapan meliputi hari sekolah dan libur serta jam sarapan menurut remaja siswi SMK. Alasan tidak sarapan antara lain bangun telat, tidak merasa lapar, tidak nafsu makan, terlalu banyak menghabiskan waktu, tidak ada waktu untuk makan, tidak ada yang menyediakan sarapan dan makanan tidak tersedia (Khan 2005). Dampak yang dirasakan ketika tidak sarapan antara lain ngantuk, kelaparan, lemas, kurang aktif, nyeri lambung, sakit kepala, sulit mengerti atau menerima mata pelajaran, lupa dengan mata pelajaran, keringat dingin, pingsan, tidak merasakan apapun (Khan 2005). Penyiapan sarapan yakni mencakup siapa yang sebaiknya mempersiapkan sarapan untuk remaja siswi SMK (diri sendiri, pembantu, dan ibu, serta anggota keluarga lainnya). Aturan kewajiban sarapan meliputi sebaiknya ada atau tidak ada aturan didalam keluarga remaja siswi SMK

(5)

yang mengharuskan sarapan sebelum berangkat sekolah. Data konsep sarapan ini diolah secara deskripsi, kemudian dibuat coding dan entry data. Coding dilakukan untuk jawaban contoh berisi pilihan (ya atau tidak) dan kalimat lengkap. Jawaban contoh yang berisi kalimat lengkap dikelompokkan menjadi pilihan jawaban seperti pada Lampiran 1.

Data kebiasaan sarapan meliputi frekuensi sarapan, waktu dan lokasi sarapan, ketersediaan sarapan, kebiasaan sarapan bersama, jenis menu sarapan. Frekuensi sarapan digambarkan dengan frekuensi sarapan dalam seminggu (6 hari sekolah dan 1 hari libur), yaitu jarang (1-3 kali/minggu), dan kadang-kadang (4-6 kali/minggu), dan selalu (7 kali/minggu) (Khan 2005). Waktu sarapan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara dengan contoh. Umumnya contoh bangun tidur sekitar pukul 05.00 WIB dan sarapan dilakukan dari mulai bangun tidur hingga pukul 09.00 WIB. Oleh karena itu, waktu sarapan dikategorikan menjadi lima, yaitu 05.00-05.59, 06.00-06.59, 07.00-07.59, 08.00-09.00. Lokasi sarapan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara dengan contoh. Tidak semua contoh sedang dalam proses belajar di sekolah, melainkan melakukan praktek kerja lapang (PKL) di Rumah Sakit Leuwiliang, khususnya contoh dari jurusan keperawatan. Lokasi sarapan dikategorikan menjadi lima, yaitu di rumah, di perjalanan, di sekolah, di kosan, dan di kantin Rumah Sakit Leuwiliang.

Ketersediaan sarapan di Rumah dapat dilakukan oleh ibu, anggota keluarga, dan pembantu. Ketersediaan sarapan di rumah digambarkan dengan ketersediaan sarapan dalam seminggu, yaitu tidak tersedia sarapan, kadang-kadang (1-3 kali/minggu), dan tersedia (4-7 kali/minggu). Kebiasaan sarapan dilakukan bersama anggota keluarga (sebagian), anggota keluarga (seluruh), teman sebaya, dan diri sendiri. Sebagian anggota keluarga yaitu kakak atau adik, ibu dan kakak, ibu dan adik. Seluruh anggota keluarga yaitu semua anggota keluarga yang tinggal bersama dengan contoh (Khan 2005).

Jenis menu sarapan dikategorikan berdasarkan kebiasaan menu sarapan yang dikonsumsi contoh selama seminggu. Jenis menu sarapan dibedakan menjadi hari sekolah dan hari libur. Jenis menu sarapan dikategorikan menjadi empat, yaitu sarapan lengkap (nasi, lauk pauk, sayur/buah, dan minuman), nasi dan lauk pauk, makanan sepinggan, jajanan (tradisional dan industri) dan minuman.

(6)

Tabel 5 Pengkategorian variabel konsep, kebiasaan dan kualitas sarapan serta status anemia dan status gizi

No Variabel Kategori Sumber

a Konsep sarapan 1.DefinisI sarapan

2.Makanan dan minuman saat sarapan 3.Peranan dan manfaat sarapan 4.Alasan dan dampak tidak sarapan 5.Waktu sarapan

6.Penyiapan sarapan 7.Aturan kewajiban sarapan

-b Kebiasaan sarapan

1. Frekuensi sarapan 1.Jarang (1-3 kali/minggu)

2.Kadang-kadang (4-6 kali/minggu) 3.Selalu (7 kali/minggu) Khan (2005) 2. Waktu sarapan 1.05.00-05.59 2.06.00-06.59 3.07.00-07.59 4.08.00-09.00

-3. Lokasi sarapan 1.Rumah

2.Perjalanan 3.Sekolah 4.Kosan 5.Kantin RS. Leuwiliang -4. Ketersediaan sarapan di Rumah

1.Tersedia ( 4-7 kali/ minggu) 2.Kadang-kadang (1-3 kali/minggu) 3.Tidak tersedia -5. Kebiasaan sarapan bersama 1.Diri sendiri

2.Anggota keluarga (sebagian) 3.Anggota keluarga (seluruh) 4.Teman sebaya

Khan (2005) 6. Jenis menu sarapan 1.Sarapan lengkap

2.Nasi dan lauk pauk 3.Makanan sepinggan 4.Jajanan

5.Minuman

-c Kualitas sarapan 1.Rendah (<15% AKE sehari) 2.Sedang (15%-25% AKE sehari) 3.Tinggi (>25% AKE sehari)

Preziosiet al.

(1999)

d Status anemia 1.Normal ( 12-15 g/dl)

2.Ringan (9-<12 g/dl) 3.Sedang (7- <9 g/dl) 4.Berat (<7 g/dl)

WHO (2001)

e Status gizi (IMT/U) 1.Sangat kurus : z < -3 2.Kurus : -3 ≤ z < -2 3.Normal : -2 ≤ z ≤ +1

4.Kelebihan berat badan : +1 < z ≤ +2 5.Gemuk : z > +2

WHO (2007)

f Status gizi (TB/U) 1. Sangat pendek : z < -3 2. Pendek : -3 ≤ z < -2 3. Normal : z ≥ -2

WHO (2007)

Data konsumsi pangan sarapan terdiri dari menu sarapan, jenis pangan, Ukuran Rumah Tangga (URT), berat (gram), kandungan energi dan zat gizi masing-masing jenis pangan, dan total kandungan tersebut setiap satu kali sarapan. Data konsumsi pangan berupa jenis dan jumlah makanan dalam

(7)

gram/URT diperoleh menggunakan aplikasi analisis konsumsi pangan. Jumlah makanan dalam bentuk gram/URT dikonversi menggunakan Daftar Kandungan Bahan Makanan (DKBM) ke dalam satuan penukar konsumsi. Kemudian dilakukan perhitungan total kandungan energi dan zat gizi berdasarkan kandungan gizi bahan makanan tersebut. Adapun rumus umum perhitungan kandungan zat gizi tersebut (Hardinsyah & Briawan 1994) adalah sebagai berikut.

Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDij/100)} Keterangan :

Kgij = kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j yang dikonsumsi (g) Bj = berat bahan makanan j yang dikonsumsi (g)

Gij = kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)

Berdasarkan hasil total kandungan energi dan zat gizi tersebut dapat dihitung kontribusi energi dan zat gizi sarapan, yaitu dengan cara membandingkan jumlah energi dan zat gizi sarapan dengan kecukupan gizi aktual contoh yang dinyatakan dalam persen. Secara umum, rumus perhitungan kontribusi energi dan zat gizi sarapan (Hardinsyah & Briawan 1994) adalah sebagai berikut.

KoGi = Ki/AKci x 100% Keterangan :

KoGi = kontribusi zat gizi iKi

Ki = Konsumsi zat gizi i ketika sarapan AKci = angka kecukupan gizi i

Asupan energi dan zat gizi sarapan dikategorikan berdasarkan berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) sehari untuk seorang remaja siswi sesuai WKNPG 2004. Kualitas sarapan dilihat dari kontribusi energi dan zat gizi sarapan. Kualitas sarapan dikategorikan menjadi tiga, yaitu kualitas sarapan rendah (apabila kontribusi energi sarapan contoh <15% AKG sehari), kualitas sarapan sedang (apabila kontribusi energi sarapan contoh 15%-25% AKG sehari) dan kualitas sarapan tinggi (apabila kontribusi energi sarapan contoh > 25% AKG sehari). Indikator sarapan sehat meliputi energi cukup, serat makanan cukup, rendah lemak dan karbohidrat kompleks cukup. Apabila dapat memenuhi kriteria tersebut disebut sarapan sehat, memenuhi 3 kriteria disebut cukup sehat, namun jika hanya 1-2 kriteria disebut sarapan kurang sehat.

(8)

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) analisis univariat yang dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari semua variabel yang diteliti; 2) analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan kebiasaan sarapan remaja siswi SMK, hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan dengan kualitas sarapan remaja siswi SMK, dan hubungan kualitas sarapan dengan status anemia remaja siswi SMK. Analisis ini menggunakan uji statistik korelasi Pearson dan Chi-Square. Variabel yang dianalisis dengan uji statistik Chi-Square adalah karakteristik keluarga dan kebiasaan sarapan. Variabel yang dianalisis dengan uji statistik Pearson adalah pengetahuan gizi, status anemia, status gizi, dan kualitas sarapan. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, maupun dengan arah yang sama atau dengan arah yang berlawanan. Selain itu, apabila nilai sig (p-value) <0.05 dan koefisien r tidak sama dengan nol maka dua variabel dikatakan berkorelasi. Besarnya hubungan antara varibel yang satu dengan yang variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r” yang menunjukkan korelasinya, yaitu akan berkisar antara -1 (negatif satu) sampai dengan +1 (positif satu).

Definisi Operasional

Contohadalah remaja siswi SMK Pelita Ciampea berusia 14-18 tahun.

Remaja siswi SMK adalah siswa kelas XI dan XII SMK Pelita Ciampea Bogor yang berjenis kelamin wanitadan termasuk kategori remaja.

Konsep sarapan adalah gambaran atau deskripsi contoh mengenai definisi sarapan, makanan dan minuman saat sarapan, peranan dan manfaat sarapan, alasan dan dampak tidak sarapan, waktu sarapan, penyiapan sarapan, dan aturan kewajiban sarapan.

Penyiapan sarapan adalah sarapan dirumah untuk remaja siswi SMK yang dipersiapkan oleh diri sendiri, pembantu, dan ibu, serta anggota keluarga lainnya.

Aturan kewajiban sarapan adalah aturan dalam keluarga contoh terkait pelaksanaan kegiatan sarapan yang terdiri dari terdapat aturan atau tidak terdapat aturan untuk melakukan sarapan sebelum beraktivitas. Sarapan adalah kegiatan konsumsi pangan (makanan dan minuman) dilakukan

(9)

Kebiasaan sarapan adalah kegiatan konsumsi pangan yang dilakukan rutin pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB yang digambarkan melalui frekuensi sarapan, waktu dan lokasi sarapan, ketersediaan sarapan, kebiasaan sarapan bersama, jenis menu sarapan.

Frekuensi sarapan adalah frekuensi contoh dalam melakukan sarapan di pagi hari selama seminggu yang terdiri dari kategori selalu, kadang-kadang, dan jarang.

Waktu sarapan adalah waktu pada saat contoh melakukan kegiatan sarapan yang dikategorikan menjadi empat, yaitu 05.00-05.59, 06.00-06.59, 07.00-07.59, 08.00-09.00 WIB.

Lokasi sarapan adalah lokasi contoh biasa melakukan sarapan, yaitu rumah, perjalanan, sekolah, kosan, kantin rumah sakit.

Ketersediaan sarapan adalah tersedia, kadang-kadang atau tidak tersedia sarapan contoh di rumah selama seminggu.

Kebiasaan sarapan bersama adalah sarapan contoh selama seminggu dilakukan bersama ibu, anggota keluarga sebagian, anggota keluarga seluruhnya, dan diri sendiri.

Jenis menu sarapan adalah susunan komposisi pangan (makanan dan minuman) yang dikonsumsi contoh pada waktu sarapan yang terdiri dari lima jenis, yaitu sarapan lengkap (makanan karbohidrat yang dilengkapi dengan lauk, buah atau sayuran, dan minuman); nasi dan lauk pauk, makanan sepinggan, jajanan (jajanan tradisional dan industri), dan minuman.

Karakteristik individu adalah gambaran kondisi internal contoh yang meliputi usia dan uang saku. Usia digunakan untuk menentukan kecukupan gizi sehari contoh.

Usia adalah umur contoh saat penelitian dilakukan berada pada umur 14-18 tahun.

Uang sakuadalah jumlah uang dalam rupiah yang yang diterima contoh per hari atau per minggu atau per bulan untuk kebutuhan transportasi, jajan, dll. Karakteristik keluarga adalah kondisi keluarga contoh yang digambarkan

melalui beberapa komponen, yaitu pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendapatan orang tua, besar keluarga, dan suku ayah dan ibu.

Pekerjaan Ibu adalah mata pencaharian ibu contoh, baik yang tidak memiliki pekerjaan (sebagai Ibu Rumah Tangga atau IRT) maupun yang memiliki

(10)

pekerjaan sebagai PNS, ABRI/POLRI, pegawai swasta, petani, wiraswasta, buruh dan lainnya.

Pendidikan Ibu adalah tingkat pendidikan terakhir ibu contoh, baik yang tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, tamat SMA/sederajat, tamat Diploma/Akademi (D1/D2/D3), dan tamat Sarjana/Pascasarjana (S1/S2/S3).

Pendapatan orang tua adalah jumlah pendapatan orang tua yang diperoleh setiap bulan.

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah yang dikelompokkan menjadi keluarga besar (> 4 orang) dan keluarga kecil (≤ 4 orang).

Suku ayah dan ibuadalah asal daerah ayah dan ibu contoh.

Kontribusi energi dan zat gizi sarapan adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi dan zat gizi sarapan dengan kecukupan gizi sehari contoh, yang dinyatakan dalam bentuk persen.

Kualitas sarapan adalah konsumsi pangan sarapan contoh yang digambarkan selama seminggu (6 hari sekolah dan 1 hari libur) melalui tingkat kontribusi energi sarapan, diantaranya kualitas sarapan tinggi apabila kontribusi energi > 25% AKG sehari, kualitas sarapan sedang apabila kontribusi energi 15-25% AKG sehari, dan kualitas sarapan rendah apabila kontribusi energi < 15% AKG sehari.

Sarapan sehat adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi hingga 09.00 WIB yang mengandung energi cukup (15-25% dari kecukupan per hari), serat makanan yang cukup (25 g/hari), rendah lemak (< 25% dari kecukupan energi per hari), dan karbohidrat kompleks cukup (> 50% dari kecukupan energi per hari).

Status anemia adalah keadaan kadar Hb yang menunjukkan kondisi contoh anemia dan non-anemia. Jika kadar Hb <12 g/dl darah, maka contoh dikatakan anemia.

Status giziadalah keadaan kesehatan seseorang sebagai hasil dari asupan dan metabolisme berbagai zat gizi didalam tubuh. Penilaian status gizi contoh diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh dan tinggi badan menurut umur (IMT/U dan TB/U).

Gambar

Tabel  4 menunjukkan  pengkategorian  variabel  karakteristik  individu  dan keluarga  dan  pengetahuan  gizi
Tabel 5 Pengkategorian variabel konsep, kebiasaan dan kualitas sarapan serta status anemia dan status gizi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menyuguhkan tontonan yang mampu mengulas lebih dalam suatu kebudayaan dan memberikan pengetahuan yang lebih luas, Penulis memilih program dokumenter dalam

Sel darah merah merupakan sel yang berfungsi mengikat oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi. Warna merah dalam sel darah merah berasal dari hemoglobin yang

“Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara

Penelitian ini membuktikan bahwa ketika situs “ online store” dipercaya bahwa dengan menggunakan “ online store”, performa berbelanja akan meningkatkan,

Rumah pak Shohib, pak Tamzis dan juga mbah Munawaroh menggunakan bahan kayu untuk bagian bangunan yang ditampilkan atau yang diutamakan, seperti bagian depan dan

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Dari hasil penggalian data umum (Grand Tour) yang didiskripsikan dalam bentuk ulasan umum tentang masyarakat Kudus kulon, kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang

Bangunan ini berdasarkan pada struktur tata ruang tidak berbeda dengan struktur ruang tradisional Kudus, yaitu dalem sebagai pusat, jogosatru berada di depan dan