• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN

INDEKS

HARGA

KONSUMEN

KABUPATEN

BANYUWANGI

BULAN

JUNI

2017

I

NFLASI

0,47

PERSEN

 Pada bulan Juni 2017 Banyuwangi mengalami inflasi sebesar 0,47 persen, lebih rendah dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,49 persen dan Nasional sebesar 0,69 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Probolinggo sebesar 0,70 persen, disusul kota Madiun 0,68 persen, Surabaya 0,52 persen, Banyuwangi 0,47 persen, Jember 0,44 persen, Kediri 0,44 persen, Sumenep 0,40 persen dan Malang 0,37 persen.

 Dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran di kabupaten Banyuwangi, 6 (enam) kelompok mengalami inflasi yaitukel. makanan jadi, minuman, rokok, tembakau; kel. perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar; kel. Sandang; kel. kesehatan; kel. pendidikan, rekreasi dan olah raga; kel. transport, komunikasi dan jasa keuangan. Sementara deflasiterjadi pada kel. Bahan Makanan.

 Komoditas yang mendorong laju inflasi adalah kenaikan tarif listrik, tarif kereta api, daging ayam ras, emas perhiasan, ikan lemuru, tarif pulsa ponsel, tempe, daging sapi, daging ayam kampung, angkutan udara, ikan tongkol, tahu mentah, cumi-cumi, pepaya, apel, kulkas, ikan asin belah.

 Komoditas yang menahan laju inflasi adalah turunnya harga cabe rawit, bawang putih, bawang merah, cabai merah, jeruk, minyak goreng, telur ayam ras, gula pasir, tomat sayur, sawi hijau, tongkol pindang, nangka muda, terong panjang, ketimun, semen, tepung terigu.

 Laju inflasi tahun kalender (Juni 2017 terhadap Desember 2016) kota Banyuwangi sebesar 2,10 persen lebih rendah dari Jawa Timur sebesar 2,97 persen dan Nasional sebesar 2,38 persen dan laju inflasi year-on-year (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 2,96 persen lebih rendah dari Jawa Timur sebesar 4,66 persen dan Nasional sebesar 4,37 persen.

 Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, Inflasi Tahun Kalender tertinggi terjadi di kota Madiun sebesar 3,90 persen, disusul Malang 3,17 persen, Surabaya 3,02 persen, Kediri 2,86 persen, Jember 2,63 persen, , Probolinggo 2,53 persen, Sumenep 2,38 persen dan Banyuwangi 2,10 persen.

 Inflasi Year on Year (y-o-y) tertinggi terjadi di kota Madiun sebesar 5,34 persen, disusul Malang 4,99 persen, Surabaya 4,91 persen, Kediri 4,13 persen, Jember 3,99 persen, Sumenep 3,66 persen, Probolinggo 3,48 persen dan Banyuwangi 2,96 persen.

 Dari 82 kota IHK di Indonesia, inflasi tertinggi terjadi di kota Tual sebesar 4,48 persen dan terendah terjadi di kota Singaraja sebesar -0,64 persen atau terjadi deflasi. Banyuwangi berada di urutan 62 terbesar dari 82 kota IHK.

(2)

A. INFLASI BULANAN (month to month)

Inflasi Bulanan yakni persentase perubahan IHK bulan Juni 2017 terhadap IHK bulan Mei 2017 sebesar 0,47 persen atau terjadi Inflasi. Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan Juni 2017 di kota Banyuwangi menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas. Hal ini mendorong kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,49 pada bulan Mei 2017 menjadi 125,07 pada bulan Juni 2017.

Gambar. 1 Inflasi Bulanan (month to month) bulan Juni 2017 8 kota IHK di Jawa Timur Dibanding Jawa Timur dan Nasional.

Gambar 2.

Inflasi Bulanan (month to month) Kelompok Pengeluaran Bulan Juni 2017 (%)

Gambar 3.

Andil Inflasi Bulanan (month to month) Kelompok Pengeluaran Bulan Juni 2017 (%)

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,44 0,47 0,40 0,44 0,37 0,70 0,68 0,52 0,49 0,69 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA JATIM NASIONAL -0,87 0,06 2,23 0,96 1,07 0,10 0,78 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 -0,24 0,009 0,42 0,08 0,042 0,007 0,15 -0,40 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Bahan Makanan

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar S a n d a n g

K e s e h a t a n Pendidikan, Rekreasi danaga Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

(3)

Inflasi bulan Juni 2017 dipicu oleh kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,23 persen (gambar 2) dan memberikan andil inflasi sebesar 0,42 persen (gambar 3). Pemicunya berasal dari kenaikan tarif listrik akibat pencabutan subsidi listrik tahap ketiga sejak 1 Mei 2017. Tarif listrik mengalami inflasi sebesar 8,63 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,38 persen. Inflasi tarif listrik pada bulan ini terjadi pada pelanggan pasca bayar golongan 900 Volt Ampere (VA). Hal ini karena proses pembayaran pelanggan pasca bayar dilakukan pada bulan Juni 2017, meskipun mulai berlakunya pencabutan subsidi listrik sejak 1 Mei 2017.

Inflasi juga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,78 persen dengan andil inflasi sebesar 0,15 persen. Pemicunya berasal dari kenaikan tarip angkutan kereta api sebesar 9,48 persen dengan andil 0,08 persen, tarip angkutan udara sebesar 3,29 persen (andil 0,02 persen), tarip sewa motor sebesar 5,57 persen (andil 0,006 persen) , tarip kendaraan travel sebesar 2,74 persen (andil 0,003 persen). Kenaikan pada moda transportasi biasa terjadi 7 hari sebelum dan sesudah hari Raya Idul Fitri. Tetapi untuk angkutan dalam kota dan angkutan antar kota dalam propinsi tidak terjadi kenaikan tarif. Tarip angkutan mengalami kenaikan seiring adanya liburan sekolah, mudik lebaran, dan maraknya rekreasi ke tempat wisata.

Subkelompok daging dan hasil-hasilnya terjadi inflasi sebesar 4,44 persen. Hal ini terjadi pada kenaikan harga daging ayam ras, daging ayam kampung dan daging sapi. Konsumsi pada saat bulan puasa dan hari raya pada daging ternyata meningkat sehingga mendorong terkereknya harga daging. Selama seminggu setelah lebaran biasanya kondisi harga masih tetap stabil dan setelah itu biasanya harga akan berangsur-angsur normal kembali.

Kondisi cuaca yang cenderung tidak kondusif yang disertai angin kencang memicu tingginya gelombang air laut. Kondisi seperti ini membuat para nelayan jarang melaut sehingga produksi hasil tangkapan ikan laut menjadi berkurang. Fenomena seperti ini membuat harga ikan laut bergerak naik seperti ikan lemuru, tongkol, cumi-cumi, mernying.

Kelompok bahan makanan terjadi deflasi sebesar 0,87 persen. Deflasi terjadi akibat turunnya harga cabe rawit, cabe merah, bawang merah, bawang putih dan jeruk. Dibanding rata-rata harga bulan sebelumnya, pada bulan Juni harga komoditas tersebut ternyata lebih rendah meskipun harga bergerak naik saat mendekati hari raya Idul Fitri. Harga bawang merah terjadi penurunan hampir di seluruh sentra bawang merah seperti Nganjuk (Jawa Timur), Brebes (Jawa Tengah), Solok (Sumatera Barat) dan Bima (NTB).

Banyaknya operasi pasar yang dilakukan kementerian perdagangan di beberapa pasar cukup efektif untuk meredam tingginya harga bawang putih. Selain itu adanya kesepakatan antara menteri perdagangan dan beberapa importir bawang putih untuk menurunkan harga baik di pasar tradisional maupun pasar modern membuat harga bawang putih semakin terkendali.

(4)

Gambar 4.

Perbandingan Inflasi Bulanan (month to month) Selama tahun 2015-2017

Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

Gbr 6. ANDIL TERKECIL 5 KOMODITAS PENAHAN INFLASI BULAN JUNI 2017 (%) Gbr 5. ANDIL TERBESAR 5 KOMODITAS PEMICU INFLASI BULAN JUNI 2017 (%)

-0,25 -0,20 -0,15 -0,10 -0,05 0,00 -0,21 -0,21 -0,06 -0,06 -0,06 BAWANG PUTIH CABAI RAWIT JERUK BAWANG MERAH CABAI MERAH 0,11 -1,02 0,09 0,36 0,55 0,26 0,62 0,35 0,21 -0,25 0,08 0,8 0,67 0,12 0,03 -0,61 0,12 0,73 0,43 -0,14 0,02 -0,18 0,25 0,47 0,66 0,35 -0,20 0,48 0,33 0.47 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 0 2 4 6 8 10 12 14 2015 2016 2017 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,39 0,08 0,07 0,06 0,05 TARIP LISTRIK TARIP KERETA API DAGING AYAM RAS EMAS PERHIASAN LAMURU

(5)

B. INFLASI TAHUN KALENDER

Inflasi Tahun Kalender yakni persentase perubahan IHK bulan Juni 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016. Inflasi tahun kalender bulan Juni 2017 kabupaten Banyuwangi sebesar 2,10 persen lebih tinggi dibanding bulan yang sama tahun 2015 dan 2016 masing-masing sebesar 0,32 persen dan 1,06 persen (gambar 7). Sementara perbandingan 8 kota IHK Jawa Timur, inflasi kalender kabupaten Banyuwangi terkecil dibanding 7 kota lainnya (gambar 8).

Gambar 7.

Inflasi Tahun Kalender Selama tahun 2015 - 2017 Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

Gbr. 8 Inflasi Kalender bulan Juni 2017 dari 8 kota IHK di Jawa Timur Dibanding Jawa Timur dan Nasional.

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 2,63 2,10 2,38 2,86 3,17 2,53 3,90 3,02 2,97 2,38 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA JATIM NASIONAL 0,11 -0,93 -0,84 -0,48 0,06 0,32 0,94 1,30 1,51 1,26 1,34 2,15 0,67 0,79 0,82 0,21 0,32 1,06 1,49 1,35 1,36 1,18 1,44 1,91 0,66 1,01 0,81 1,29 1,62 2,10 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0 2 4 6 8 10 12 14 2015 2016 2017

(6)

C. INFLASI TAHUNAN (Year on Year)

Inflasi Tahunan (year on year) yakni persentase perubahan IHK bulan Juni 2017 terhadap Juni 2016. Inflasi Tahunan (Year on Year) bulan Juni 2017 kabupaten Banyuwangi sebesar 2,96 persen lebih rendah dari Juni 2015 sebesar 4,45 persen tetapi lebih tinggi dari Juni 2016 sebesar 2,90 persen. Sementara perbandingan 8 kota IHK Jawa Timur, pada bulan Juni 2017 kabupaten Banyuwangi berada pada posisi terendah dibanding 7 kota IHK lainnya (gambar 10).

Gbr. 9 Inflasi Year on Year Selama tahun 2015 - 2017 Kabupaten Banyuwangi (dalam persen)

Gbr. 10 Inflasi Tahunan (Year on Year) bulan Juni 2017 8 kota IHK di Jawa Timur dibanding Jawa Timur dan Nasional.

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 3,99 2,96 3,66 4,13 4,99 3,48 5,34 4,91 4,66 4,37 JEMBER BANYUWANGI SUMENEP KEDIRI MADIUN PROBOLINGGO MALANG SURABAYA JATIM NASIONAL 6,09 3,92 3,82 4,45 4,97 4,45 5,25 5,75 5,86 5,05 3,88 2,15 2,75 3,93 3,87 2,86 2,42 2,90 2,70 2,20 2,00 2,07 2,25 1,91 1,90 2,14 1,90 3,01 3,23 2,96 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 0 2 4 6 8 10 12 14 2015 2016 2017

(7)

Banyuwangi, 03 Juli 2017 BADAN PUSAT STATISTIK

Kabupaten Banyuwangi

Kepala,

ttd,

Ir. Mohammad Amin, MM IHK Juni 2016 IHK Desember 2016 IHK Juni 2017 % perub thd Mei 2017 Tingkat Inflasi Tahun Kalender 20171) Tingkat Inflasi Year on Year 20172) ( 3 ) ( 4 ) ( 5) ( 6 ) ( 7) ( 8 ) 0 U M U M / T O T A L 121.47 122.50 125.07 0.47 2.10 2.96 1 Bahan Makanan 131.00 130.69 124.44 -0.87 -4.78 -5.01

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 120.67 124.32 125.72 0.06 1.13 4.18

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan

Bakar 119.35 120.27 133.64 2.23 11.12 11.97

4 Sandang 119.82 115.48 120.72 0.96 4.54 0.75

5 Kesehatan 112.29 113.97 117.59 1.07 3.18 4.72

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 109.69 113.02 114.85 0.10 1.62 4.70

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 117.79 120.04 124.95 0.78 4.09 6.08

1) P ersentase perubahan IHK bulan Juni 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 2) P ersentase perubahan IHK bulan Juni 2017 terhadap IHK bulan Juni 2016

Kelompok Pengeluaran

( 1)

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan Year on Year bulan Juni 2017 menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

(8)

Gambar

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Bulanan, Tahun Kalender  dan Year on Year bulan  Juni 2017 menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Referensi

Dokumen terkait

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Mengklik tombol “Simpan” saat data sudah terisi semua Kode User : MYG Nama user : Mayang Sulistyani Password : cantik Hak Akses : Petugas Sistem akan menampilkan pesan

Untuk merealisasikan konsep NU Urban yang telah diputuskan sebelumnya, maka PCNU Surabaya perlu mengonseptualisasikannya dalam bentuk program atau kegiatan yang

Baik dan sempurnanya ciptaan Allah itu secara eksplisit tertulis dalam kitab Kejadian dalam konteks penciptaan langit dan bumi serta isinya.Lima kali dalam pasal pertama

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

Junaedin Wadu. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Serta Perilaku Petani dan Strategi Menghadapi Risiko produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan

Jenis penelitian ini adalah penelitian laboratorium dan observasi mendalam di Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado Sulawesi Utara pada bulan