t t
f.
Pengasuhan
Orang
Tua
dan
HargaDiri
Remaja:
Studi Meta Analisis
Sri LestariFakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakmta
Abstract. Since published in 1973, Baumrind's finding about parenting style-which dimensions were specihed in her next publication-became the most important reference.for research in parenting effect on children's psychoiogical outcomes. This study aim to evaluate primary research that studied ttre effect of pa.enting behavior on adolescents' self-esteem, focusing on parent support, control, and parent-child communication. Ten relevant studies were chosen from electronic database search. itesults reveal that parenting behavior and adolescenb' self-esteem were correlated significantly' A moderating variable was noifound in parents' support and confiol in association to adolescents' self-est€em, but such was obvious in parent-child communication in association to adolescents' self' esteem. Unfortunately the data in p.imry studies were insufficient to find the moderating variable's role.
Keywords: parenting behavior, self'esteem, meta-analysis
Abstrak Temuan Baumrind tentang gaya pengasuhan yang dipublikasikan pada1973 (disusul rincian dimensinya pada publikasi selanjutnya), menjadi referensi penting dalam penelitian tentang dampak
p.rg*rh*
ierhadap akibatan piikologis pada anak Tujuan studi ini adalah mengevaluasitemutrr-i..i-
utama dalam penelitian tentang dampak perilaku pengasuhan terhadap harga diri19maja. dengan memfokuskan pada dukungan orang tua kontrol, dan komunikasi orang tua-an9k Melalui
p"nihru.*
database elektronik ditemukanl0
artikel yang relevan dengan tujuar. fUslt 19dlmenunjukkan bahwa perilaku pengasuhar dan harga diri berkorelasi secara signifikan. Variabel moderator tidak ditemukan dalam asosiasi dukungan dar kontol orang tua dan harga diri remaj4 namun ada peran variabel moderator dalam asosiasi komunkasi orang fua-anak dan harga diri remajl
Karena data dalam studi primer tidak mencukupi, maka tidak dapat dilakukan pengujian untuk menemukan variabel moderator yang berperan.
Kafa kunci: perilaku pengasuhan, harga diri, meta-analisis
!
v
l,
Pengasuhan
orang
flur
Qtarenting) dipercayaimemiliki dampak terhadap perkembangan individu.
Dalam memahami dampak pengasuhan orang tua terhadap perkembangan anak, terdapat dua
pende-katan kontemporer,
yaitu
pendekatantipologi
dan interaksi sosial (O' Keeffe, 200 8 ).Dalam pendekatan tipologis, kajian yang dilakukan oleh Baumrind pa-da1973 memiliki pengaruh yang paling luas danse-ring menjadi rujukan bagi kajian berikutnya tentang dampak pengasuhan. Baumrind dalam kajian
terse-but mengidentifftasi adanya tiga
tipe
gaya penga-suhan, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif.Tiap-Ungkapan tetima kasih disampaikan kepada Bapak Sugi-yanto, Ph.D.atas penyeliaannya.
Korespondensi mengenai artikel ini disampaikan kepada Sri Lestari, S.Psi., M.Si. Fakultas Pskologi Universitas Muham-madiyah, Surakarta Jalan A. Yani Tromolpos l, Pabelan 57102, Surakarta Email: srilestari@sciencetist.com
tiap gayapengasuhan memiliki dampak yang
berbe-da terhaberbe-dap luaran yang diperlihatkan oleh anak.
Gaya pengasuhan dapat dipahami sebagai
serang-kaian sikap yang ditunjukkan oleh orang tua
terha-dap anak yang terha-dapat menciptakan suasana emosi yang melingkupi hubungan orang tua-anak. Hal
ini
berbeda dengan perilaku pengasuhan
yang
lebih mengarah pada tindakan spesifik untuk mencapai tujuan sosialisasi yang ingin dicapai orang tua.Dalam pendekatan interaksi sosial, kajian
ten-tang pengasuhan lebih difokuskan pada hubungan
dyadic antara orang tua dengan anak' Kajian
terha-dap interaksi orang tua-anak menunjukkan adanya
kaitan dengan luaran sosial, seperti agresi, prestasi
dan perkembangan moral. Keterkaitan
ini
menjadi penting bukan disebabkan oleh besar kecilnyaang-ka
korelasi, namun karena keunikan pengaruhin-teraksi orang tua-anak terhadap perkembangan anak
18 LESTARI
bila dibandingkan dengan pengaruh faktor yang la-in, seperti sekolah dan teman sebaya.
Melalui penelusuran terhadap penelitian tentang pengasuhan dalam berbagai jumal, diketahui bahwa kajiannya kebanyakan berfokus pada interaksi yang
terjadi antara orang tua dan anak dan keterkaitannya dengan akibatan (outcomes) pada anak.
Sebagaima-na
dipaparkanoleh
Gerris (2001), arah perkem-bangan penelitian tentang pengasuhan sedang ber-gerak ke model dynamic parenting atau model kom-prehensif yang melihat relasi orang tua--anak dalamkonteks interaksi dan bersifat dua arah. Selain itu,
telah terdapat pula banyak kajian ilmiah yang mem-pelajari dampak pola hubungan antara orang tua dan
remaja terhadap
diri
remaja, misalnya harga diri (Bamaca, Umafia-Taylor, Shin,&
Alfaro,
2005; Barber, Chadwick,&
Oerter, 1992;Barber, Ball,&
Armistead,2003; Bulanda
&
Majumdar, 2009;De-mo, Small,
&
Savin-Williams, 1987;Herlz&
Gul-lone, 1999; Oliver&
Paull, 1995; Plunkett, Henry, Robinson, Behnke,&
FalconIlI,
2007; Robertson&
Simons, 1989), kesehatan mental (Barber, et al,2003; Driscoll, Russell,
&
Crockett, 2008; Dwairy,2004), kepuasan hidup (Milevsky, Schlechter,
Net-ter,
&
Keehn, 2006), kebahagiaan (Fumham&
Cheng, 2000), moral (Bronstein,
Fox,
Kamon,&
Knolls, 2007; White, 2000; White
&
Mattawie,2004), maupun kenakalan remaja (Doom, Branje,
&
Meeus,2008).Dalam artikel
ini
dikaji pengaruh pengasuhan o-rang tua terhadap hargadiri
remaja. Kajian dilaku-kan melalui analisis data terhadap studi-studipri-mer, yang selanjutnya dianalisis dengan metode me-ta-analisis. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh sejumlah peneliti.
Dimensi Pengosuhan
Pengasuhan
dapat didefinisikan
sebagai caraorang
tua
dalam memperlakukan, berkomunikasi,mendisiplinkan, memonitor, dan mendukung anak.
Baumrind (1991) mengidentifikasi dua dimensi
da-lam
pengasuhan,yakni
ketanggapan (responsive-ness) dan tuntutan (demandingness). Ketanggapanterkait dengan sikap orang
tua
dalam memenuhi kebutuhan remaja yang diwujudkan melalui pene-rimaan dan dukungan. Tuntutan orang tua berkaitandengan banyaknya persyaratan atau batasan yang
diajukan orang tua pada remaja agar remaja
berpe-rilaku matang dan bertanggungjawab, sebagaimana
ditunjukkan oleh orang tua dalam perilaku kontrol
dan supervisi.
Fokus kajian
ini
adalah pada dukungan, kontroldan komunikasi yang dilakukan orang tua terhadap
remaja. Dengan mempertimbangkan adanya bera-gam istilah yang digunakan sebagai label untuk
di-mensi pengasuhan, maka dilakukan pengelompokan sesuai dengan isi dari label tersebut. Istilah support
dan care dimasukkan dalam kategori dukungan ka-rena mengungkap persepsi remaja terhadap perilaku orang
tua
dalam mengomunikasikan perasaan ha-ngat, afeksi, rasa berharga (Bamaca, 2005; Demo era1.,1987), sikap merawat, menghargai, dan memuji (Barber, 1992),
dan
mengungkapkan penerimaan (Hertz&
Gullone, 1999).Istilah
negative control, psychological control,dan overprotection dikelompokkan dalam kategori
kontrol, yang mengungkap persepsi remaja terhadap pengendalian yang dilakukan orang tua terhadap
pe-rilaku remaja dan pencegahan perilaku untuk
man-diri (Hertz
&
Gullone, 7999), dan tidak tanggap ter-hadap kebutuhan psikologis remaja @lunkett et al,2007). Adapun komunikasi juga menjadi fokus
ka-jian
dengan pertimbangan bahwa komunikasi yangterjadi antara orang tua dan anak berkaitan erat de-ngan pemaknaan anak terhadap tindakan yang
dila-kukan orang
tua
terhadap anak, utamanya dalam mengendalikan perilaku anak. Seperti diungkapkanoleh Shek (2006;2008) kesediaan anak untuk
me-ngomunikasikan pengalamannya secara terbuka pada orang tua mencerminkan adanya rasil percaya anak terhadap orang tua. Sebaliknya, bila anak tidak memiliki rasa percaya terhadap orang tua, anak
ku-rang bersedia untuk berbagi pengalamannya dengan orang tua. Dampak komunikasi orang tua-anak yang dilandasi dengan rasa percaya adalah anak
memak-nai pengendalian orang tua terhadap perilaku anak sebagai tindakan yang
positif
dan tidak dirasakan sebagai tindakan yang merugikan anak.Harga
Diri
RemajaRemaja merupakan masa transisi dari masa
ka-nak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja
di-tandai dengan perubahan
fisik
dan psikis yangber-l
langsung pesat. Secara fisik, remaja mengalami per-kembangan bentuk tubuh menjadi orang dewasa de-ngan mulai berfungsinya organ reproduksi. Secara
psikis, remaja mulai mengembangkan identitas di: rinya, menunjukkan otonominya dan keinginan
un-tuk diakui eksistensinya. Secara sosial, remaja
mu-lai melepaskan
diri
dari ketergantungan pada orangtua
danmulai
mengembangkan identitas dirinya.Meskipun demikian, orang tua tetap dipandang
se-bagai pengarah yang potensial dalam membantu re-maja untuk sukses menghadapi tantangan psikologis
maupun sosial (Bulanda
&
Majumdar,2009).Salah satu aspek penting dalam perkembangan
individu adalah harga
diri
(self-esteem). Sepertidi-ungkapkan oleh Barber,
et
al.(1992) hargadiri
re-maja dapat menjadi penanda dapat sukses atau tidak dalam melalui periode remaja. Hargadiri
secarau-mum dikonseptualkan sebagai komponen evaluasi utama terhadap self dan merefleksikan sejauh mana
individu percaya bahwa mereka berguna dan pantas
untuk
mendapatkan respek (Coopersmith, 1967).Harga diri terkait dengan bagaimana seseorang me: rasakan dirinya sendiri. Individu dengan harga diri
yang tinggi berarti menyukai dirinya, sedangkan in-dividu dengan harga
diri
yang rendah kurang me-nyukai dirinya.Harga
diri
dikembangkanoleh
remaja melaluipenerimaan terhadap dirinya dan interaksi yang di-lakukannya dengan orang lain. Sebagai pribadi,
ke-tika memasuki masa pubertas, remaja mulai mem-bandingkan dirinya dengan teman sebayanya mau-pun dengan figur yang diidealkannya. Melalui pem-bandingan tersebut, pada
diri
remaja dapat timbulrasa malu bila dirinya jauh dari yang diidealkan.
Se-baliknya, remaja dapat memiliki perasaan positif
bi-la
kesenjangan dengandiri
yang diidealkan tidak terlampau jauh (Rice&
Dolgin,2008).Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perasaanpositif remaja terhadap dirinya tidak dapat
dilepas-kan dari relasi remaja dengan orang tuanya. pada mulanya, interaksi remaja dengan orang tua dipan-dang sebagai proses searah dari orang tua ke
rema-ja.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, pro-ses interaksi orang tua dengan remaja telahdipan-dang sebagai proses
timbal balik, yaitu
orang tua dan remaja saling memengaruhi. Sementaraitu
da-lam pandangan yang lebih baru, situasi dan kondisilingkungan ditengarai
juga
memengaruhi proses interaksi orang tua dan remaja (Shaffer, 2OOZ).Terkait dengan harga
diri
remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan memiliki dampakjangkl
panjang terhadap hargadiri
remaja. Remajayang kehadirannya kurang diharapkan sehingga
o-rang
tunya
kurang terlibat dalam pengasuhan dankurang suportif terbukti
memiliki
hargadiri
yang rendah (Axinn, Barber, Thomton., l99S).Sebalik-nya, sikap orang tua yang suportif dan terlibat
se-cara terus-menerus dalampengasuhan diketahui ber-dampak positif terhadap harga diri remaja (Demo er
a|.1987; Robertson
&
Simons, 1989). Lebih lanjut, Gecas dan Schwalbe (1986) menyatakan bahwape-rilaku orang tua yang suportif, partisipatif, dan
me-nunjukkan minat terhadap anak dapat direfleksikan sebagai sikap positif oleh anak yang berdampak ter-hadap konsep diri anak.
Hasil
penelitian Andersondan
Hughes (1989)menunjukkan bahwa sikap orang tua dalam penga-suhan berpengaruh secara langsung terhadap harga
diri anak. Penelitian lain yang dilakukan Amato dan
Ochiltree (1986)
juga
menemukan bahwasumber-sumber interpersonal seperti harapan orang tua, bantuan, dan perhatian berhubungan lebih erat de-ngan perkembangan harga diri anak daripada
unsur-unsur
yang ada dalam struktur
keluarga seperti penghasilan orang tua, pendidikan dan pekerjaan.Berbeda halnya dengan sikap
suportif
kontrol orang tua terhadap anak berdampak buruk terhadap harga diri. Halini
dapat disebabkan oleh rasa tidaknyaman yang
timbul
pada remaja manakala orang tuanya menerapkan kontrol yang berlebihan, diang-gap telah mengganggu privasi dan kebebasan yangdimilikinya. Apalagi
pada masa tersebut, remajaingin
keberadaannya diakui dan mulai bersikap o-tonom.Berdasarkan uraian terdahulu, hipotesis yang di-ajukan dalam penelitian ini adalah:
l)
ada hubunganpositif
antara dukungan orang tua dalampengasu-han dengan harga
diri
rcmaja,Z)
ada hubunganne-gatifantara kontrol orang tua dalam pengasuhan de-ngan harga diri remaja, dan 3) ada hubungan
positif
antaru komunikasi orang tua-anak dengan harga diri
remaja.
Metode
Data dalam penelitian
ini
diperoleh melalui pe-nelusuran terhadap sejumlah studi primer yangper-20 LESTARI
nah dilakukan untuk menguji hubungan pengasuhan dan harga diri remaja.
Sumber
data.
Data dalam penelitian ini bersum_ ber pada studi primer yang menguji keterkaitanpe-lgaluhan orang tua dan harga diri pada remaja. Ar-tikel diperoleh melalui database di Intemet yang di-telusuri melalui Pro -Que s t, Spr
inger-linf,
EBS-CO,ryTOR,
Sagepub Online, maupun search engine Google Scholar. Adapun kata kunci yang digunakandalam pencarian adalah parenting, parental beha_
vior, parenting style, parent-adole scent interaction,
dan self-esteem.
Melalui penelusuran tersebut, diperoleh
32
arti-kel yang mempelajari hubungan pengasuhan orangtua dengan harga
diri
anak. Setelah ditelaah lebihlanjut, diketahui adanya variasi pada subjek
pene-litian yakni pasangan orang tua-anak atau orang
tua-rgpaja saja, serta pengukuran harga
diri
yanf
ber_ sifat spesifik dan terinci (misalnya hargadiri
aka-demik, sosial, emosi, keluarga, dan
fisik)
atauglo-bal. Langkah selanjutnya, dilakukan pemilihan
arti-kel
yang subjek penelitiannya adalah remaja dan mengungkap hargadiri
yang bersifat global.Mela-lui pemilihan tersebut diperoleh
l0
artikel yangse-suai dengan kriteria. Kesepuluh studi tersebut meru-pakan penelitian korelasi. Data penelitian yang
disa-jikan
dalam kesepuluh artikel tersebut merupakan laporan remaja melalui isian terhadap instrumen pe-ngukuran.Instrumen pengukuran yang digunakan
bervaria-si antara penelitian yang satu dan yang lain. Daftar
instrumen yang digunakan dalam penelitian masing-masing dipaparkan dalam Lamp.l. Selanjutnya, data
yang diperoleh dari studi primer dipaparkan dalam Lamp.2.
Metode analisis
dan
interpretasidata.
Lang-kahJangkah yang dilakukan dalam melakukanana-lisis dan interpretasi data dapx dipaparkan sebagai
berikut.
(a)
Manajemen data. Beberapa penelitian yangdilakukan mengenai pengasuhan dan harga Airi,
ti-dak hanya memaparkan pengasuhan orang tua dan harga
diri,
namun ada yang memilahkannya ber-dasarkan jenis kelamin orang tua dan jenis kelaminremaja. Oleh karena
itu,
perlu dilakukan penyan-dian;_ (b)
Proses penyandian dilakukan denganmela-kukan
pengelompokan dimensi pengasuhanber-dasarkan dimensi
yang
dikemukakanoleh
Bau-mrind (1991)
yakni
responsivitas (dukungan) dantuntutan (kontrol). Selain
itu
ditambahkan satuas-pek lagi yakni komunikasi orang tua-remaja dalam pengasuhan. Yang menjadi acuan dalam penyandian
adalah kesamaan definisi dalam laporan berbagai riset tersebut;
(c) Data yang mengandung
nilai
F,t
dand,
di-transformasike nilai
r
sehingga dapat dibanding-kan;(d)
Bare-bone meta-analysis yak,ni melakukankoreksi
terhadap kesalahan pengambilan sampel(Hunter
&
Schmidt, 1990), dengan menghitungre-rata korelasi populasi dengan mengoreksi kesalahan dalam pengambilan sampel;
(e)
Melakukankoreksi
kesalahan pengukuran.Koreksi terhadap artifak pengukuran dilakukan de-ngan melakukan estimasi korelasi berdasarkan data koefisien reliabilitas dariinstrumen yang digunakan;
(f)
Mencari peran mediator. Kemungkinan adatidaknya peran moderator dalam korelasi dua varia-bel yang
diteliti
dapat dilihat dari hasil perhitungannilai Q. Jika variasinya signifikan maka kemungki-nan terdapat peran moderator pada korelasi dua va-riabel yang diteliti.
Hasil
Sepuluh
artikel
yang dikumpulkan memuat ll
data korelasi dukungan orang tua dengan harga diri, 1I
data korelasi kontrol orang tua dengan harga diri dan5
data korelasi komunikasi orang tua-remaja dengan harga diri.Hubungan Dukungan dalam Pengasuhan Orang Tua dan
Harga
Diri
RemajaData pengasuhan orang tua yang suportif diper-oleh dari penelitian yang melibatkan 1093 orang
re-maja. Angka korelasi
r
yang dilaporkan bervariasi besamya dari 0.090-{.405. Langkah pertama yangdilakukan terhadap data tersebut adalah koreksi ke-salahan pengambilan sampel. Dari meta-analisis,
di-peroleh estimasi rerata korelasi pada populasi
pene-litian setelah dikoreksi dengan kesalahan pengimbi-lan sampel adalah V
=
0.289. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif an-tara pengasuhan yang suportifdgngan harga dirire-,I
{
maja.
Selain koreksi terhadap kesalahan pengambilan sampel, menurut Hunter dan Schmidt (1990) masih ada artifak lain yang perlu untuk dikoreksi yakni
kesalahan pengukuran. Data yang dibutuhkan untuk
melakukan koreksi kesalahan pengukuran adalah
re-liabilitas instrumen yang digunakan untuk
mengu-kur variabel tergantung maupun variabel bebas
da-lam studi primer.
Setelah dilakukan koreksi terhadap kesalahan
pe-ngukuran, diperoleh korelasi populasi
(p)
:
0.396.Hasil
koreksi terhadap pengukuran menunjukkan perbedaan cukup besar dengan hasil sebelum dila-kukan koreksi pengukuran.Hal ini
dimungkinkan oleh adanya variasi yang tinggi dalam instrumen pe-ngukuran yang digunakan sebagaimana telah dipa-parkan padaLamp.l.
Berdasarkan perhitungan in-terval kepercayaan dengan daerah penerimaan 95olo yaitu 0.107<r <0.685, maka korelasi yang diperoleh setelah dikoreksi dengan kesalahan pengukuran ter-masuk dalam daerah interval kepercayaan 95%.De-ngan demikian dapat disimpulkan ada hubungan
po-sitif antara pengasuhan yang suportif dan harga diri
remaja. Pengasuhan yang suportif memiliki peran
se-besar 15.650/o terhadap harga
diri
remaja, sedangkan84.35% sisanya ditentukan
oleh
faktor-faktor lainyang belum dispesifi kkan.
Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk
men-cari peran variabel moderator adalah melakukan uji
signifikansi variasi yang terdapat antar-studi (Hun-ter
&
Schmidt, 1990).Dari
perhitunganuji
signi-fikansi variasi, diperolehnilai
f
sebesar 12.076, sedangkannilai
dalam tabel untukp{.05
sebesar18.307. Berarti nilai
f
dalam studi lebih kecilda-ripada nilai
f
dalam tabel.Dari
perbandingan inidapat disimpulkan bahwa kemungkinan adanya
va-riasi dalam studi tersebut disebabkan oleh artifak
kesalahan pengambilan sampel dan kesalahan pe-ngukuran, dan bukan disebabkan oleh variabel-va-riabel yang mungkin menjadi moderator.
Hubungan
Kontrol
Orang Tua dalam Pengasuhan DenganHarga
Diri
RemajaData hubungan kontrol dalam pengasuhan
diper-oleh dari penelitian yang melibatkan
ll99
orang remaja. Angka korelasir
yangdilaporkan bervariasi besamya dari -0.010 sampai-
0.395. Koreksikesa-lahan pengambilan sampel dan koreksi pengukuran
juga dilakukan terhadap data kontrol dalam penga-suhan.
Berdasarkan perhitungan
dalam
meta-analisis, diperoleh estimasi rerata korelasi pada populasipe-nelitian ini adalahF
:
-0,222, sehingga dapat disim-pulkan bahwa ada korelasi antara kontrol dalam pe-ngasuhan dan hargadiri
remaja. Dengan demikian,kontrol dalam pengasuhan dapat dijadikan sebagai
prediktor bagi harga diri remaja.
Dari perhitungan koreksi terhadap kesalahan pe-ngukuran, diperoleh korelasi populasi (p)
:
4.284. Estimasi korelasi populasi yang diperoleh setelahdilakukan koreksi terhadap kesalahan pengukuran, masuk dalam interval kepercayaan untuk daerah pe-nerimaan 95%
yalai
-0.506<f <-0.A62. Dari anali-sis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungannegatif antara kontrol dalam pengasuhan dan harga
diri
remaja. Peran kontrol dalam pengasuhanterha-dap harga
diri
remaja sebesar 8.07yo, sedangkan91.93% lainnya merupakan faktor lain yang belum dapat dispesifikkan.
Nilai
fyang
diperoleh melaluiuji
signifikansi variasi sebesar 17 .012, sedangkan nilai tabel untukp
< 0.05 sebesar 18.307. Dengan demikian dapatdi-katakan bahwa variasi dalam studi
ini
bukan dise-babkan oleh adanya variabel moderator, tetapidi-sebabkan oleh artifak kesalahan pengambilan sam-pel dan kesalahan pengukuran.
Hubungan
Komunikssi
Orang Tua-Remaja danHarga
Diri
RemajaData hubungan komunikasi orang
tua
diperoleh dari penelitian yang melibatkan 24268 orang remaja.Angka korelasi
r
yang dilaporkan bervariasi besamya dad 0.114-
0.365. Koreksi yang dilakukan terhadap data komunikasi orang tua-anak adalah koreksikesala-han pengambilan sampel dan koreksi kesalahan peng-ukuran. Dari koreksi kesalahan pengambilan sampel,
diperoleh estimasi rerata korelasi pada populasi
pene-litian ini adalah
V :0.228,
sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi orang tua-anak dapat dljadikan se-bagai prediktor bagi harga diri remaja.Berdasarkan data reliabilitas instrumen yang ter-sedia dalam studi primer, dilakukan perhitungan ko-reksi terhadap kesalahan pengukuran. Dari hasil per-hitungan
ini
diperoleh korelasi populasi(p)
sebesar22 LESTARI
0.302. Estimasi korelasi populasi tersebut masuk
da-Iam interval kepercayaan untuk daerah penerimaan
95%yakn0.O62<7 <0.541. Dari analisis ini dapar di-simpulkan bahwa ada hubunpn positif antara komu-nikasi orang tua-anak dalam pengasuhan dan harga
di-ri remaja. Komunikasi orang tua-anak dapat
menjelas-kan9.l0% harga diri remaj4 sisa-nya 90.90% adalah
faktor lain yang belum dispesifikkan.
Nilai
fyang
diperoleh melaluiuji
signifikansi variasi sebesar 402.744 sedangkan nilai tabel untukp
< 0.01 sebesar 13.277. Dari perbandingan initam-pak bahwa nilai
f
hasiluji
sigifikansi lebih besar daripada nllaif
dalam tabel. Artinya, variasi dalamstudi
ini
kemungkinan disebabkanoleh
variabelyang menjadi moderator, dan bukan disebabkan
o-leh artifak kesalahan pengambilan sampel dan ke-salahan pengukur:an.
Bahasan
Berdasarkan hasil analisis data dalam studi yang dimeta-analisis dapat diperoleh gambaran yang
le-bih
tegas tentang hubungan aktivitas pengasuhan yang dilakukan orang tua dan harga diri remaja.Du-kungan orang tua, kontrol dan komunikasi yang di-lakukan dalam pengasuhan anak secara signifikan
berhubungan dengan harga
diri
remaja, namun be-saran efek yang ditimbulkan oleh variabel masing-masing berbeda. Dukungan orang tua memiliki efek yang paling besar terhadap harga diri remaja diban-dingkan kontrol dan komunikasi.Hasil analisis terhadap dukungan dan kontrol da-lam pengasuhan, tidak mengindikasikan adanya pe-ran variabel moderator. Namun, hasil analisis
terha-dap hubungan komunikasi orang tua-anak dengan harga
diri
remaja menunjukkan hal berbeda, yakniuji
signifikansi variasi menunjukkan hasil yang sig-nifikan. Dengan demikian diduga ada variabelmo-derator yang berperan dalam hubungan komunikasi orang tua-anak dan harga
diri
remaja. Akan tetapi,analisis lebih lanjut untuk mencari variabel
mode-rator
ini
tidak
dapat dilakukan karena hasil-hasilpenelitian yang disajikan dalam studi primer tidak
menyebutkan perbedaan berdasarkan j enis kelamin
orang tua maupun jenis kelamin anak. Hal ini
mem-buka kemungkinan variabel jenis kelamin menjadi
variabel moderator yang dapat memengaruhi kore-lasi yang dihasilkan.
Variabel lain yang dapat menjadi moderator
ada-lah kelas sosial. Seperti diungkapkan Demo
et
al.(1987) bahwa studi yang dilakukannya belum mem-pertimbangkan perbedaan kelas sosial dalam
kompo-sisi sampelnya. Padahal hasil penelitian Gerris,
De-covic,
&
Jannsens (1997) menemukan adanya kore-lasi antara aktivitas pengasuhan dan kelas sosial.Variasi konteks lingkungan sosial yang dijadikan sebagai kerangka referensi oleh remajajuga
berpe-ngaruh terhadap harga
diri
remaja (Gecas, l97Z). Seperti dipaparkan Gecas, aktivitas pengasuhan o-rang tua baru berpengaruh terhadap harga dirirema-ja
apabila remaja menggunakan kerangka referensiorang dewasa. Namun,
bila
remaja menggunakankerangka referensi teman sebaya, maka pengaruh pengasuhan akan melemah. Dengan demikian
da-lam penelitian tentang hubungan pengasuhan anak
dan harga
diri
remaja, perlu dipertimbangkankon-teks lingkungan sosial yang dijadikan sebagai
re-ferensi oleh remaja. Pendapat Gecas
juga
selarasdengan hasil penelitian Bamaca et
al.
(2005) yang menyatakan bahwa pengaruh pengasuhan orang tua terhadap anak dimoderasi oleh konteks lingkungan pertetanggaan tempat keluarga tersebut tinggal.Simpulan
Dari
hasil
meta-analisisini
dapat disimpulkanbahwa dukungan,
konffol,
dan komunikasi orangtua-anak dalam pengasuhan memiliki ukuran efek yang berbeda terhadap harga diri remaja. Dukungan orang tua memiliki efek sedang terhadap harga diri remaja, sedangkan kontrol dan komunikasi
memi-liki
efek yang kecil terhadap harga diri remaja.Berdasarkan
uji
signifikansi variansi diketahui adanya peran variabel moderator dalam hubungan komunikasi orang tua-anak dengan harga dirirema-ja, namun tidak pada hubungan dukungan dan
kon-trol
orang tua dalam pengasuhan dengan harga diriremaja. Namun, analisis lebih lanjut untuk
meng-identifikasi variabel moderator tidak dapat
dilaku-kan karena data yang tersedia kurang memadai.
Pustaka
Acuan
Artikel
bertanda bintang adalahartikel
yangAmato, P.
&
Ochiltree, G. (1986). Family resources and the developmentof
child competence.Jour-nal of Marriage and the Family,48,47-56.
Andercon, M.
&
Hughes, H. (1989). Parentingatti
tudes and self-esteem of young children. Journal
of Genetic Psychologt, I 50, 463-465.
Axinn, W.G., Barber, J. S.,
&
Thornton, A. (1998).The long-term impact
of
parents' childbearingdecisions
on
children's self-esteem. Demogra-phy,35,435-443.*Bamaca, M. Y., Umafia-Taylor, A. J., Shin, N.,
&
Alfaro, E, C. (2005). Latino adolescent's
percep-tion of parenting behaviors and self-esteem:
Exa-mining the role of neighborhood risk. Family Re.
I ations, 5 4 (5), 621 -632.
*Barber,
B.
K.,
Chadwick,B. A.,
&
Oerter, R. (1992). Parental behaviors and adolescent self-esteem in the United States and Germany. Jour-nal of Marriage and the Family,54(l),128-141.
+Barber,
C.N.,
Ball,
J.,&
Armistead,L.
(2003). Parent-adolescent relationshipand
adolescentpsychological functioning among African-Ame-rican female adolescents: Self-esteem as
media-tor. Journal
of
Child
andFamily
Studies, 12,361-374.
Baumrind,
D.
(1991). The influenceof
parentingstyle
on
adolescent competence and substance use. The Journalof
Early
Adolescence, 11(l),56-95.
Bronstein, P., Fox, B.J., Kamon, J.
L.,
&
Knolls,M.L.
(2007). Parenting and gender as predictorsof
moral
courage
in
late
adolescence:A
longitude-nal study. Sex Roles, 56,661-674.*Bulanda,
R.
E.,
&
Majumdar,
D.
(2009).Perceived
parent-child
and
adolescentself-esteem. Journal of Child and Family Studies, 18,
203-212.
Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-es-teem. San Francisco: W.H. Freeman.
+Demo,
D.H.,
Small, S. A.,&
Savin-Williams, R.C. (1987). Family relations and the self-esteem
of adolescents and their parents. Journal of
Mar-riage and the Family,49,705:715.
Doom, M. D.V., Branje, S. J. T.,
&
Meeus, W. J. J.(2008).Conflict resolution
in
parent-adolescentrelationship
and
adolescent delinquency. TheJournal of Early Adolescence, 4,503-527 .
Driscoll, A. K., Russell, S. T,& Crockett, L. J. (200S).
Parenting styles and youth well-being across
im-migrant generations. Journal of Family Issues, 29,
18s-209.
Dwairy,
M.
(2004). Parentingstyle and
mentalhealth
of
Palestinian Arab adolescents in Israel. Transcultural Psychiatry, 4 1, 233 -252.Fumham,
A.,
&
Cheng,H.
(2000).
Perceivedparental behaviour, self-esteem and happiness. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemio logt,
35,463470.
Gecas,
V.
&
Schwalbe,M.
(1986). Parentalbeha-vior and adolescent self-esteem. Journal of
Mar-riage and the Family,48,37-46.
Gecas, V. (1972). Parental behavior and contextual
variations in adolescent self-esteem. Sociometry,
2,332-345.
Gerris,
J.
R. M.
(Ed.)
(2001).
Dryamic of
parenting. Apeldoom: Garant.
Gerris, J. R. M., Dekovic,
M.,&
Jannsens, J. M. A.M.
(1997). The relationship between social classand childrearing behaviors: Parents' perspective
taking and value orientations. Journal
of
Mar-riage and the Family, 59,834-847 .
*Hertz,
L.,
&
Gullone, E. (1999). The relationshipbetween self-esteem and parenting style. Journal of C r o s s C ultur al P sy cho lo g,,, 3 0 (6), 7 42-7 6l . Hunter, J. E.
&
Schmidt, F. L.(1990). Methodsof
metaanolysis: Corecting
error
and biasin
re-search
findings. Newbuy
Park: Sage Publica-tions, Inc.Milevsky, A., Schlechter, M., Netter, S.,
&
Keehn,D.
(2006). Matemal and paternal parentingsty-les
in
adolescents: Associationswith
self-es-teem, depression and life-satisfaction. Journalof
Child and Family Studies,
16,3947.
O'Keeffe,
A.
T. (2008). Parenting: Who is sociali-zing U.S. children? Diunduh 13 Desember, 2008dari
http:/ lsocial jrank.or{pages/45glParenting-Who-S ocializing-U-S -Children.html.
+Oliver, J.
M.,
&
Paull, J. C. (1995). Self-esteem and self-efficacy, perceived parenting and family climate, and depressionin
university students.Journal of Clinical Psychologlt, 5 I , 467
480.
*Omelas, I.J., Perreira,
K.M., &
Ayal4 G. X. (2007). Parental influences on adolescent physical activity:A
longitndinal study. International Journal ofBe-havioral Nutrition and Physbal Activity,4. Diun-duh I 3 Desember 2008 dari http//www.ijbnpa.org/
contentl4/43
*Plunkett, S.W., Henry, C. S., Robinson, L. C.,
24 LESTARI
Behnke, A., & Falcon Itr, P. C.2007.
Adoles-cent perceptions of parental behaviors, adolescent
self-esteem,
and
adolescent depressed mood. Journal of Child and Family Studies, 16,760-772. Rice, F. P.&
Dolgin,K.
G. (2008). The adolescent:Development, relationships, and culture (12ft ed.).
Boston: Pearson Education, Inc.
*Robertson, J.,
&
Simons, R. (1989). Family fac-tors, self-esteem, and adolescent depression. Journalof
Marriage and the
Family,5l,
125-138.Shaffer,
D. R.
(2002). Developmental psychologt: Chilhood&
adolescence (6'h ed.). Belmont, CA:Wadsworth/Thomson Learning, Inc.
Shek, D.T.L. (2006). Perceived parent-child relational
qualities
and
parental behavioral
andpsychological control
in
Chinese adolescents inHongkong. Adolescence, 4
l,
563-581.Shek, D.T.L. (2008). Predictors of perceived
satis-faction with parental control
in
Chinese adoles-cents:A
3-year longitudinal study. Adolescence, 43, 153-164.White, F.,
&
Mattawie, K.M.
(2004). Parentalmo-rality and family processes as predictors of ado-lescent morality.
Journal
of
Child and FamilyStudies,
13,219AT.
White, F. (2000). Relationship
of
familysocializa-tion processes
to
adolescent moral thought. TheJournal of Social Psychologt, 140,75-91.
Lampiran
I
Instrumen Pengukuran yang Digunakan Dalam Penelitian
No
Tahun
Peneliti Insfiumen pengukuran untuk pengasuhan orangtua
Instrumen pengukuran untuk harsa diriI
2005
Bamac,a etal
Parent Behavior Measure subskala parental support dan Rosenberg Self-Esteemparental
monitoring
scaleScialWcrhscale
3
2003
Bwber etal.
Interaction behavior Questionnaire Rosenberp SelfE$eern scale4
2008
Bulanda& MajumdarParental availability, parental involvement, and quality
of
p arent-child relations scale
Skalamsntilglohltr:.hadry
self
5
1987
Demo etal.
Matemal and Paternal Support Scales dari Cornell Parent Rosafieg SelfE$eern scale behavior InventoryMaternal and Patemal Control-Autonomy Scales dari
Schaefer's Child Report ofParental Behavior Inventory
Instrumen untuk komunikasi orang tua-remaja disusun sendiri
oleh peneliti
6
1999 Hertz& Parental Bonding Instument Coopersmith Self-E steemGullone
lnventory7
2007
Plunkett etal
Peterson's Parental BehaviorMeasure
RosenbersselfEseemscale8
1995 Oliver &Paull
Schaefer's Child Report of Parental Behaviorlnventory
Coopersmith Self-Esteem9
2007
Ornelasetal Wawancara Personal Self-image Scale(Resnick et. all)
l0
1989
Robertson&
SimonsSubskala dari Family Environment Scale Rosenberg Self-Esteem scale
Lamptan2
Data Studi PrimerNo
Peneliti(tahun)
NP Usia Vaiabel
Dimensi dalam(tahun)
penelitian pengukuran variabelrhki-laki fperempm rH rlD, Dukungan ibu Dukungan a)ah Pemantauar ibu Pernantauan avah Bamacaet al (2005)
324
164
160 t4-17 Perilaku orang tua0.31 0.3
0.8
0.870.32
0.31
0.88 0.870.23
0.15
0.78 0.870.19
0.07
0.9
0.872
Barberetal.
127
70
57(tee2) orang
Perilaku Dukungan
tua Kontolnegatif {.19 423
0.13 O.jl
0S03104 54 50 Dukungan
0.38
037 0.8Kontrol
-0.06
-0.13 0.80.9
0.77 Barber et al. 55212-19
Relasi orangtua-anak 0.3 2003 Bulanda& Majumdar Demo et al. (1e87) 10331 tua-anak
Relasi dengan
a1ah
0.37139 t0-17
Relasi orang tua-anak
Relasi keluarga
Relasi densan ibu
0.72 0.86 Dukungan orang tra 0.09
Kontgl orang tua Komunikasi
orang
0.35 tua-remaia 0.75 0.86 0.846
Hertz&
I l8 Gullone (1999)I l-19
Gaya
Perhatianalah
0.46pengasuhan
p"h"ti*
tb,
0.35 Perlindungan berlebih -0.38 dari ayah PA dari ibu 120 I l-19 Perhatianalah
0.3 Perhatianibu
0.38 Polindungur berlebih -0.37 Palindungar berlebih -0.35dri
ibu7
Plunkett et al (2007) 6992
t4-17 Perilaku orang tua Dukungan ayah 1610.34
0.28
0.86 0.86 Dukungan ibu 0.27 0.310.8
0.85 Kontol psikologis ayatr0.02
-0.18
0.79 0.86(1995)
orangtua
-Enrol ibu
-0.33 Penaimaanayah
0.43 0.89 0.8 Penerimaanibu
0.369
Omelasetal
13246 6516 6730 13-18 Pengasuhan Komunikasiorangtua-atak
0.1206 0.1137 0.s4 0.8s
(2007)
Pemantauan orang
tua
-0.014 0.014
0.61 0.85Simons