• Tidak ada hasil yang ditemukan

media komunikasi indonesia power edisi Indonesia Power Gali Potensi dan Kembangkan Energi Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "media komunikasi indonesia power edisi Indonesia Power Gali Potensi dan Kembangkan Energi Hijau"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

media komunikasi indonesia power

6

n o v e m b er desembe r 2 0 1 6

edisi

Indonesia Power

Gali Potensi dan

(2)

editorial

daftar

isi

Alamat redaksi: Gedung indonesia Power Lt.3 Bidang komunikasi korporat Jl. Jend. Gatot subroto kav.18, Jakarta 12950

tel. (62-21) 526 7666 Fax. (62-21) 575 1923 redaksi@indonesiapower.co.id

3

SAJIAN UTAMA

- Indonesia Power Gali Potensi dan Kembangkan Energi Hijau

- Diversifikasi Energi Tingkatkan Porsi EBT dalam Bauran Energi Primer

- Wujudkan Sustainability Perusahaan Dari Equilibrium, Interkoneksi, hingga

Kolaborasi

12

KINERJA

Indonesia Power Bukukan Pencapaian dan Prestasi di Penghujung 2016

14

STAKEHOLDER

- Ekowisata, Konservasi Berkonsep Edukasi dan Rekreasi

- Sinergi Indonesia Power & Dirjen PPKL KLHK: Dukung Ekowisata dan Konservasi Ciliwung

18

IP BERSIH

Indonesia Power Whistleblowing System

Perkuat Praktik Good Corporate Governance

20

KILAS BERITA

- Vendor Gathering 2016

- Sinergi Wujudkan Supply Chain Excellence

- Indonesia Power Raih 9 Proper Hijau - Indonesia Power Raih Top IT & Telco 2016 - Indonesia Power Raih ASEAN Risk Award

2016

- Langkah Indonesia Power Wujudkan Desa Emas

- Indonesia Power Meriahkan Family Gathering HLN ke-71

- Indonesia Power: Emerging Industry Leader 2016

- Forum Perencanaan Senior Leader

- Indonesia Power Dukung Kawasan Ekowisata Ciliwung

23

IP SEHAT Indonesia Power,

Setetes Darah untuk Sesama

24

CAKRAWALA

Re-Implementasi ERP,

Tingkatkan Kinerja dan Produktivitas

Pelindung : direksi Pt indOnesia POWeR Penanggung Jawab : sekretaris Perusahaan Pemimpin redaksi : kBidkOm

redaktur Pelaksana : sigid endro Winarno sekretaris redaksi : haldi Ra’uf

staf redaksi : elza Febrianto Fotografer : maryani sirkulasi : suntarti Koordinator

Peliputan Unit bisnis : seluruh mkad, madm dan msmh

D

i tengah cadangan energi fosil dunia yang kian menipis, Energi Baru Terbarukan mulai dikembangkan hampir di seluruh penjuru dunia. EBT ditengarai akan menjadi energi masa depan yang— tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan berkesinambungan. Demi menjaga keberlangsungan energi, pengembangan EBT pun menjadi salah satu prioritas Indonesia Power. Tak hanya mengembangkan, guna meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi primer, Indonesia Power juga melakukan diversifikasi energi.

Selain air dan panas bumi, Indonesia Power mulai mengembangkan jenis EBT lainnya, seperti surya, biomassa, dan sampah. Langkah dan strategi pun telah disusun untuk menghadapi segala tantangan dalam pengembangan energi hijau ini. Tantangan, langkah, dan strategi itu pun diuraikan Sripeni Inten Cahyani dalam Rubrik Sajian Utama di edisi penghujung tahun 2016.

Selain paparan seputar EBT, di edisi penutup akhir tahun ini, Direktur Pengembangan dan Niaga—Adi Supriono memaparkan tentang kinerja perusahaan sepanjang tahun 2016. Sejumlah pencapaian dan prestasi berhasil ditorehkan Indonesia Power, baik nasional maupun internasional.

Pencapaian dan prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi sekaligus penyemangat bagi seluruh insan Indonesia Power di tahun 2017 mendatang. Dengan motivasi dan semangat tersebut, setiap langkah insan Indonesia Power di tahun 2017 dapat semakin menguatkan cita-cita perusahaan sebagai The Power of Indonesia.

Selamat Tahun Baru!

Rahmi Sukma

Kepala Bidang Komunikasi Korporat PT Indonesia Power

Konsultan media : inteGRiti, Pt integra Cipta kreasi t/F: (021) 2765 0747

www.integriti.web.id editor : m. Pamungkas reporter : dyota Laksmi t.,

abdullah Baraja,

novita Puspa, Candra Fivetya, m. nur Fitrianto, Farhan kamal Chairudi B. dharma, Kreatif : andunk Bayumurti

(3)

Indonesia Power

Gali Potensi dan

Kembangkan

Energi Hijau

(4)

S

ebagai perusahaan yang bergerak di sektor energi, khususnya subsektor ketenagalistrikan, Indonesia Power pun telah secara aktif menggali potensi dan mengembangkan energi hijau ini. Tujuannya, selain mendukung Program Pemerintah, juga sebagai upaya menambah kapasitas produksi energi listrik melalui cara yang ramah lingkungan.

Bauran EnErgi

Negeri ini menyimpan beragam jenis EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal. Mulai dari air, panas bumi, tenaga surya, gelombang air laut, biomassa, biofuel, hingga sampah—sekalipun memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi energi listrik. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM di atas, komposisi EBT pada tahun 2025 terdiri dari 53,06% untuk tenaga air, 40,82% untuk panas bumi, dan sisanya akan dipenuhi jenis EBT lainnya.

Sementara, porsi pembangkit EBT sebesar 19,6% setara dengan pembangkit berkapasitas 7.422 MW di tahun 2025 mendatang. Dengan potensi terbesar berasal dari pembangkit tenaga air, yaitu sebesar 75 ribu MW, dan pembangkit panas bumi sebesar 29.164 MW. Sejalan dengan program dan target Pemerintah tersebut, secara bertahap, Indonesia Power tengah mengembangkan pembangkit-pembangkit EBT. Adapun jenis yang akan dikembangkan adalah pembangkit EBT yang sudah proven dalam memproduksi listrik dan— tentunya diharapkan layak untuk dikembangkan secara komersial. Untuk itu, Indonesia Power pun telah menyusun rencana, langkah, dan strategi pengembangan pembangkit EBT dalam bauran energi pembangkit listrik. Di sisi lain, pengembangan pembangkit EBT juga guna mewujudkan kesinambungan usaha, keanekaragaman sumber daya, serta mengurangi ketergantungan terhadap hanya satu energi primer. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Indonesia Power terhadap climate change.

Sampai dengan tahun 2015, aset pembangkit Indonesia Power sebagian besar masih bergantung pada batubara sebagai sumber energinya. Sedangkan dalam kurun waktu 2016—2025, meskipun sumber energi terbesar masih berasal dari energi tak terbarukan— yaitu gas, terjadi peningkatan porsi EBT (dapat dilihat dalam diagram berikut).

Dalam Keputusan Menteri ESDM No 5899/2016 tentang Pengesahan Rencana

Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN (Persero) Tahun 2016—2025,

disebutkan bahwa porsi bauran pembangkit listrik dari sumber Energi Baru

Terbarukan (EBT) ditetapkan sebesar 19,6% pada 2025 mendatang. Ketetapan

tersebut menjadikan pengembangan EBT sebagai salah satu prioritas

pembangunan di sektor energi.

Bauran Energi pembangkit Listrik dalam Pengelolaan PT Indonesia Power (Aset)

Bauran Energi pembangkit Listrik

dalam Pengelolaan PT Indonesia Power (Aset - OM)

“Sampai dengan tahun 2019 mendatang, kami akan kembangkan pembangkit EBT dengan kapasitas total sekitar 20 MW. Jumlah tersebut terdiri dari pembangkit-pembangkit EPC yang akan COD di tahun 2018, ditambah dengan pembangkit EBT lainnya, seperti energi surya, biomassa, dan sampah,” papar Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani.

Hingga sepuluh tahun ke depan, Inten mengatakan bahwa Indonesia Power masih akan bicara di fosil. Dalam hal ini, revenue stream terbesar Indonesia Power masih berasal dari pembangkit energi

(5)

fosil. Namun, Inten optimis bahwa dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, pembangkit EBT akan menjadi andalan Indonesia Power dalam memasok suplai energi listrik.

OptimismE

Namun, tak dipungkiri, pengembangan pembangkit EBT ini dihadapkan pada tantangan-tantangan yang memerlukan effort

besar untuk menghadapinya. Tidak hanya bagi Indonesia Power, tetapi juga bagi negeri ini. Indonesia, bisa dikatakan terlambat dalam mengembangkan EBT. Kendati demikian, Inten selalu optimis, bahwa tidak ada kata terlambat. “Meskipun dikatakan terlambat, sebenarnya kami telah memiliki pondasi di EBT. Bagi kami, keterlambatan di sini lebih kepada terlambat dalam diversifikasi energi. Kami masih bicara di energi air dan panas bumi. Untuk itu, sejak akhir 2016 lalu, kami mulai menginisiasi sumber EBT lainnya, seperti surya, biomassa, dan sampah. Mari, kita lihat keterlambatan ini secara positif, sehingga kita bisa mengejar keterlambatan tersebut,” tegas Inten. Adapun tantangan lain yang harus dihadapi adalah terkait dengan perizinan, ketersediaan lahan, feed-in tariff, ketersediaan bahan

baku, teknologi, serta pendanaan. Kebijakan

feed-in tariff yang ada belum mendukung pengembangan EBT sepenuhnya. Feed-in tariff EBT belum dapat bersaing dengan tarif listrik yang dihasilkan dari energi fosil. Sementara itu, terkait perizinan, Kepala Bidang Perencanaan Korporat, Dadang Gumbira, menyebutkan salah satu tantangannya adalah untuk pengembangan pembangkit panas bumi (PLTP).

“Umumnya, sumber-sumber panas bumi ataupun air berada di daerah dataran tinggi yang masih alami dan merupakan kawasan hutan konservasi sehingga proses perizinannya tak mudah,” imbuh Dadang.

Kemudian, untuk ketersediaan lahan, pembangkit EBT—umumnya membutuhkan lokasi dengan area yang luas dan berada dekat dengan sumber energinya. Ketersediaan sumber daya EBT juga, umumnya, bersifat intermittent (ketersediaannya terputus-putus sehingga diperlukan sebuah desain teknologi yang tepat. Di sisi lain, teknologi EBT ini masih relatif mahal dan belum dapat bersaing dengan teknologi energi komersial. Sebagian besar teknologi yang sudah ada saat ini, baru dapat menghasilkan daya/kapasitas pembangkitan listrik dalam jumlah yang terbatas, yaitu hanya sekitar puluhan MW. Terkecuali, jika tersedia lahan yang sangat luas.

Begitu pula dari sisi investasi, pembangkit EBT membutuhkan investasi besar di awal. Meskipun, operasional pembangkit EBT

jauh lebih murah dan relatif berumur lebih panjang dibandingkan pembangkit berbahan baku energi fosil.

Inten menambahkan, tantangan lainnya hadir dalam bentuk risiko, yaitu risiko civil work. Menurutnya, risiko inilah yang harus dihadapi Indonesia Power dalam proyek PLTA Rajamandala. “Civil work ini risiko yang sangat besar. Tak dipungkiri, kami pun sudah terkena risiko tersebut sehingga proyek ini mundur dari target yang ditetapkan,” ungkap Inten.

“Tetapi, kami tetap optimis bahwa kami bisa menyelesaikannya dengan baik. Pengalaman kami di proyek Rajamandala ini dapat menjadi modal sekaligus motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi ke depannya,” tegas Inten.

prOgrEs

Pengembangan pembangkit EBT Indonesia Power akan menitikberatkan pada daerah-daerah yang masih kekurangan suplai energi listrik, khususnya daerah-daerah yang berada di luar Pulau Jawa. Kendati demikian, pembangkit EBT juga dapat dikembangkan di lokasi yang sudah memiliki suplai listrik dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi listrik.

“Sampai dengan akhir tahun 2016 ini, kami telah mengambil sejumlah langkah dalam upaya pengembangan EBT. Di antaranya, melakukan penjajakan dengan berkomunikasi,

“Kami tetap optimis

bahwa kami bisa

menyelesaikannya dengan

baik. Pengalaman kami

di proyek rajamandala

ini dapat menjadi modal

sekaligus motivasi bagi

kami untuk lebih baik lagi

ke depannya,”

Sripeni Inten Cahyani

Direktur Utama Indonesia Power

(6)

sajian utama

berkoordinasi, maupun melihat ke lapangan secara langsung bersama dengan pihak-pihak yang memang berkompeten di bidang EBT, baik dari dalam maupun luar negeri,” jelas Ahli Utama Optimasi Bisnis Indonesia Power, Ria Tri Sakya.

Pada Tahun 2025 mendatang, Indonesia Power telah menetapkan target pertumbuhan pembangkit, baik yang dikembangkan sendiri maupun proyeksi penambahan pembangkit baru dan jasa O&M melalui Anak Perusahaan. Untuk pengembangan sendiri, tahun 2018 mendatang, Indonesia Power akan memiliki PLTM Lambur dan PLTM Harjosari di Pekalongan dengan kapasitas masing-masing sebesar 8 MW dan 9,9 MW. Lalu, di tahun 2019, PLTM Gunungwugul di Banjarnegara ditargetkan COD pada tahun 2019 dengan kapasitas 3 MW. (lihat tabel target pertumbuhan)

TARGET PERTUMBUHAN Pengembangan Sendiri

No Nama Proyek Lokasi COD MW

Renewable

1 PLTM Gunungwugul Banjarnegara 2019 3

2 PLTM Lambur Pekalongan 2018 8

3 PLTM Harjosari Pekalongan 2018 9.9

tOtaL 20.9

Selain PLTM, Indonesia Power juga akan mengembangkan pembangkit dengan tenaga air dalam skala yang lebih besar, yaitu PLTA. Saat ini, telah berjalan proyek pembangunan PLTA Rajamandala di Saguling yang merupakan kerja sama Indonesia Power dengan Kansai, Jepang. PLTA Rajamandala ditarget rampung dan COD pada 2019 mendatang.

Sejumlah PLTA lainnya yang akan dikembangkan Indonesia Power adalah PLTA Polgar, PLTA Singorojo, PLTA Simonggo, PLTA Kalikuta, PLTA Silabung, PLTA Tanjung Sakti, dan PLTA Maung. Ditambah dengan WKP Panas Bumi Tangkuban Perahu, total kapasitas listrik dari pembangkit-pembangkit tersebut adalah 862,35 MW (lihat tabel).

TARGET PERTUMBUHAN

Proyeksi Penambahan Pembangkit Baru dan Jasa O&M melalui Anak Perusahaan

No Nama Proyek Lokasi COD MW

Renewable

1 PLTA Rajamandala Jawa Barat 2019 47 2 WKP Panas Bumi Tangkuban Parahu Jawa Barat 2020 110

3 PLTA Polgar Sulawesi Utara 2021 30

4 PLTA Singorojo Kendal 2021 58.5

5 PLTA Simonggo Humbang Hasundutan 2022 90

6 PLTA Kalikuta Kendal 2023 66.85

7 PLTA Silabung Sumatra Selatan 2023 50 8 PLTA Tanjung Sakti Sumatra Selatan 2023 50 9 PLTA Maung (2) Banjarnegara 2024 360

tOtaL 862.35

DivErsifikasi

S eb agai langkah untuk mengejar ketertinggalan dalam diversifikasi energi, sejak akhir 2016 lalu, Indonesia Power mulai menginisiasi pembangkit dari jenis EBT lainnya, yaitu energi surya, biomassa, dan sampah. “Untuk pembangkit energi surya (PLTS), sebenarnya, Indonesia Power telah memilikinya sejak beberapa tahun lalu, meskipun masih dalam skala kecil,” ujar Ria. “PLTS skala kecil ini telah dikembangkan di beberapa area pembangkit eksisting

pada lokasi tersebut—akan dipasang panel surya. Dari pemasangan panel surya, akan didapatkan kapasitas lebih dari 1 MWp (Mega Watt peak). “Kami telah lakukan feasibility study untuk PLTS Pemaron dan, saat ini, kami dalam proses menunggu persetujuan dari pemegang saham,” ungkap Ria.

Indonesia Power, seperti UP Suralaya dan UPJP Bali,” tambah Ria.

Saat ini, Indonesia Power tengah mengembangkan PLTS Pemaron yang berada di area PLTG Pemaron, Bali. Pada semester 2 tahun 2016, telah dilaksanakan pra-feasibility study. PLTS Pemaron ini direncanakan akan menempati lahan seluas sekitar 1,4 hektar dan—

Dengan menggandeng Tim Desa Emas, Indonesia Power juga akan membangun PLTS di Karimun Jawa (Jawa Tengah) dan Jambi. Kemudian, bersama dengan Medco Energy Group, Indonesia Power pun telah menandatangani MoU pada bulan November 2016 untuk pengembangan PLT Biomassa dari palet kayu. PLT Biomassa ini akan dikembangkan di Merauke (Papua). Demikian pula dengan pengembangan PLT Sampah—yang tonggaknya telah dipancang sejak penandatanganan MoU pada 5 September 2016 lalu.

“Ke depan, kami telah menyiapkan program kolaborasi dalam mengembangkan inovasi-inovasi di bidang EBT. Dalam kolaborasi ini, kami akan menggandeng perguruan tinggi. Harapannya, dengan langkah ini, kami dapat menemukan sebuah teknologi yang lebih efisien dalam mengembangkan EBT,” harap Inten.

EBT merupakan green energy yang akan menjadi tumpuan masa depan. Pengembangan energi hijau ini pun menjadi langkah menjaga keberlanjutan energi di tengah semakin menipisnya cadangan energi fosil. Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor energi, khususnya energi listrik, keberlanjutan energi ini pun menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan Indonesia Power.

Ria Tri Sakya

Ahli Utama Optimasi Bisnis Indonesia Power

(7)

Diversifikasi Energi

Tingkatkan Porsi

EBT dalam Bauran

Energi Primer

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) bukanlah sesuatu yang baru bagi

Indonesia Power. Sejak berdiri di tahun 1995 silam, Indonesia Power telah memiliki

pembangkit-pembangkit bertenaga EBT. Belakangan, Indonesia Power pun kian gencar

mengembangkan EBT sebagai bauran energi primer pembangkitan.

(8)

sajian utama

D

alam membangkitkan

listrik bagi negeri ini, selain memanfaatkan energi fosil—yaitu batubara dan gas, Indonesia Power juga telah memanfaatkan energi yang bersifat renewable. Namun, hingga beberapa tahun terakhir, pembangkit EBT yang dimiliki maupun dikelola Indonesia Power masih berupa pembangkit berjenis tenaga air dan panas bumi.

Karenanya, selain mengembangkan pembangkit tenaga air dan panas bumi, Indonesia Power juga telah menetapkan langkah diversifikasi energi melalui pemanfaatan sumber energi surya, biomassa, dan sampah. Langkah inisiasi pun telah dilakukan di penghujung tahun 2016.

pEmBangkit Listrik tEnaga

Surya (PLTS)

PLTS adalah pembangkit yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Terdapat dua tipe PLTS, yaitu (1) secara langsung dengan menggunakan panel surya (Photo Voltaic – PV) dan (2) secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.

PV mengubah langsung energi cahaya menjadi listrik dengan menggunakan efek fotoelektrik. Sedangkan, pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik sehingga dapat menggerakkan mesin kalor.

Di Pemaron, Bali, Indonesia Power akan mengembangkan PLTS yang menggunakan PV. PLTS Pemaron akan menempati lokasi seluas sekitar 1,4 ha yang berada satu kawasan dengan PLTG Pemaron. Dengan memanfaatkan luas lahan tersebut, PV yang dipasang akan menghasilkan kapasitas lebih dari 1 MWp. PV akan dipasang secara serial dan paralel untuk mendapatkan kapasitas/daya dan tegangan tertentu.

Selain di Pemaron, Indonesia Power juga akan mengembangkan PLTS di wilayah Karimun Jawa dan Jambi. Adapun keunggulan dari PLTS adalah sumber energinya tidak akan pernah habis dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi. Disamping itu, tidak membutuhkan perawatan dengan biaya yang besar.

Namun, di sisi lain, pembangunannya membutuhkan investasi yang besar. Sebagai ilustrasi, untuk membangun PLTS Pemaron sebesar 1 MWp dengan lahan sekitar 1 hektar—di luar harga sewa/beli lahan, diperlukan biaya sebesar 1,5 juta dolar AS atau lebih dari Rp 20 miliar.

pEmBangkit Listrik tEnaga

BiomaSSa (PLTBm)

Seperti sudah disebutkan dalam artikel sebelumnya (baca: Indonesia Power: Gali Potensi dan Kembangkan Energi Hijau), bahwa Indonesia Power tengah menginisiasi pembangkit listrik bertenaga biomassa dari palet kayu. PLTBM itu akan dibangun di Merauke (Papua).

Energi biomassa adalah energi yang berasal dari bahan organik sebagai hasil proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Biomassa dapat berasal dari tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian, limbah hutan, dan kotoran ternak. Umumnya, biomassa yang dimanfaatkan sebagai sumber energi adalah yang nilai ekonomisnya rendah atau berupa limbah.

Sifatnya yang renewable mampu menyediakan sumber energi yang berkesinambungan (sustainable). Energi biomassa yang digunakan d a l a m p e m b a n g k i t a n l i s t r i k m e m i l i k i k e u n g g u l a n k a r e n a tidak menimbulkan emisi CO2 dan ramah lingkungan. Namun, dalam pengoperasiannya, PLTBM m e m e r l u k a n a re a y a n g l u a s , mengingat jumlah biomassa yang diperlukan dan jumlah tempat penyimpanannya.

(9)

pEmBangkit Listrik tEnaga

air (PLTa)

Untuk jenis pembangkit yang satu ini, Indonesia Power memiliki dan mengoperasikan sejumlah PLTA yang telah berusia lebih dari 30 tahun, bahkan ratusan tahun. Sebut saja, PLTA Saguling yang terletak di DAS Citarum, Jawa Barat.

PLTA berkapasitas 797 MW ini telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Bahkan, salah satu subunitnya—PLTA Bengkok di Dago, Bandung telah berusia hampir seratus tahun dan masih beroperasi dengan baik. PLTA Saguling memiliki peran penting dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain sebagai pemasok listrik, PLTA Saguling juga berperan sebagai pengatur tegangan dan pengatur frekuensi listrik. Selain PLTA Saguling, Indonesia Power juga mengelola dan mengoperasikan 13 PLTA yang tersebar di berbagai lokasi di Jawa Tengah dengan total kapasitas terpasang sebesar 309,75 MW.

Saat ini, Indonesia Power melalui anak perusahaannya, PT Rajamandala Electric Power, sedang membangun PLTA Rajamandala berkapasitas 1x47 MW. Nantinya, PLTA Rajamandala dapat menghasilkan listrik sekitar 181 GWh per tahun atau setara dengan produksi listrik yang dihasilkan oleh 70 juta liter bahan bakar minyak (BBM). pEmBangkit Listrik tEnaga

mini Hidro (PLTm)

Pembangkit bertenaga air yang juga menjadi pilihan Indonesia Power dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat adalah PLTM. Pembangkit ini memanfaatkan energi air dengan jumlah debit yang relatif kecil, seperti dari saluran irigasi dan sungai. Tak hanya berkapasitas kecil, pembangkit ini pun terbilang sederhana yang didukung dua peralatan utamanya— turbin dan generator.

Adapun keunggulan PLTM, antara lain biaya operasinya relatif murah, ramah lingkungan karena tidak menimbulkan

pencemaran, serta dapat menjadi solusi bagi permasalahan energi di daerah-daerah terpencil. Konstruksinya yang sederhana, memungkinkan PLTM dibangun di daerah terpencil sekalipun. Pengoperasiannya yang relatif mudah pun dapat dilakukan oleh penduduk setempat yang telah dididik sebagai tenaga terampil.

Melihat potensi PLTM yang besar, Indonesia Power pun mengembangkan beberapa PLTM. Di antaranya, PLTM Lambur (8 MW) dan PLTM Harjosari (9,9 MW) di Pekalongan serta PLTM Gunungwugul (3 MW) di Banjarnegara. Total produksi kedua PLTM Lambur dan Harjosari diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan listrik sekitar 1,5 juta rumah tangga. Adapula PLTMH (Mikrohidro) yang sudah beroperasi, yaitu PLTMH Siteki dan Plumbungan.

pEmBangkit Listrik tEnaga

PanaS Bumi (PLTP)

P LT P m e r u p a k a n p e m b a n g k i t dengan sejumlah keunggulan. Di antaranya, menghasilkan emisi CO2 jauh lebih sedikit (hanya 1/8) dari emisi pembangkit batubara, tidak menimbulkan suara berisik, serta mampu menghasilkan listrik hingga mencapai 90% dibandingkan pembangkit listrik energi fosil yang hanya sekitar 65—75%.

Melalui Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)-nya, yakni UPJP Kamojang, Indonesia Power mengelola dan mengoperasikan 7 unit PLTP dengan kapasitas total 375 MW. Pembangkit-pembangkit tersebut dioperasikan oleh tiga subunit, yaitu PLTP Kamojang (Kabupaten Bandung), PLTP Darajat (Garut), dan PLTP Gunung Salak (Sukabumi).

K e m u d i a n , m e l a l u i a n a k perusahaannya—PT Tangkuban Parahu Geothermal Power (TPGP), Indonesia Power tengah mengembangkan WKP Panas Bumi Tangkuban Parahu. Dengan kapasitas 110 MW, WKP Tangkuban Parahu ditargetkan selesai pada tahun 2020 mendatang.

(10)

sajian utama

Wujudkan Sustainability

Perusahaan

Dari

Equilibrium

,

Interkoneksi, hingga

Kolaborasi

Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah satu prioritas Indonesia Power dalam

memenuhi kebutuhan energi listrik nasional. Indonesia Power pun telah menyusun sejumlah

langkah dan strategi untuk meningkatkan porsi EBT dalam bisnis pembangkitannya. Dalam sebuah

sesi wawancara, Komisaris Utama Indonesia Power, Bagus Setiawan, pun angkat bicara seputar

pengembangan Energi Baru Terbarukan dalam mewujudkan

sustainability

energi guna mencapai

sustainability

perusahaan.

Equilibrium EnErgi

Bicara mengenai EBT, maka tak terlepas dari

equilibrium energi, yaitu keseimbangan atau kesetaraan energi mulai dari hulu sampai dengan hilir. Equilibrium energi yang andal sangat dibutuhkan untuk pengembangan EBT di negeri ini. Equilibrium energi ini mencakup tiga hal, yaitu waktu, tempat, jumlah (ukuran), dan jenis: kapan, di mana, berapa, dan apa?

Equilibrium energi yang andal hanya dapat terwujud apabila digagas secara paripurna oleh seluruh pemangku kepentingan, mulai dari hulu hingga hilir. Sebut saja, PLN, pelaku pembangkitan, penyuplai energi, pelaku industri, para ahli di bidang ekonomi dan energi, serta seluruh pihak terkait lainnya.

“Selama ini, negara atau pemerintah belum mengelola hal tersebut sebagai keseimbangan yang sustain. Melainkan, lebih kepada ‘bagaimana batubara itu bisa menghidupkan ekonomi setempat/nasional’,” jelas Bagus. Maka, dengan duduk bersama, akan dihasilkan

(11)

sebuah panduan dalam pengembangan sektor energi. Bagi Indonesia Power sendiri,

equilibrium energi dapat menjadi dasar dalam rencana pengembangan pembangkit. Dengan

equilibrium energi yang andal, pengembangan pembangkit EBT dapat dilakukan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan (demand) energi listrik. Pembangkit itu pun akan dibangun di lokasi yang telah dinyatakan dan terbukti memiliki sumber EBT oleh para ahli.

“Hal penting lainnya dalam pengembangan EBT adalah bahwa bauran energi itu tidak bisa dipukul rata. Pengembangannya jangan sampai hanya untuk memenuhi target bauran energi sebesar 19,6% saja,” tegas Bagus.

Misalnya saja, Bagus menambahkan, daerah Kalimantan memiliki cadangan batubara terbukti yang besar. Maka, kita tidak perlu membangun pembangkit bertenaga surya (solar cell) di sana, manfaatkan sumber daya alam yang ada secara maksimal untuk

membangkitkan listrik. Sebaliknya, solar cell bisa dibangun di tempat yang memang sudah tidak ada potensi sources lainnya, seperti di pulau-pulau kecil yang hanya dihuni tak sampai 200 orang. Mengingat, wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau kecil yang, ratusan pulau di antaranya berpenghuni dan memerlukan listrik.

“Dengan begitu, kembali kita bicara tentang: ‘kapan, di mana, dan berapa?’ hal tersebut

menjadi signifikan untuk diketahui. Apabila kita

tidak bisa mengetahui equilibrium, ibaratnya, seperti yang dikatakan Machiavelli (filsuf berkebangsaan Italia) bahwa ‘dibutuhkan seribu pukulan untuk menanam sebatang paku dalam kegelapan’,” papar komisaris yang masih aktif berkarya di PLN sebagai Kepala Divisi Human Capital Management System ini.

BatErai Dan intErkOnEksi

Faktor lain yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pengembangan EBT adalah teknologi penyimpanan energi—dalam hal ini adalah baterai. Di Indonesia, teknologi baterai ini belum ada yang menguasai. Kebutuhan baterai untuk penyimpan energi surya selama ini masih terpenuhi dari luar.

Padahal, menurut Bagus, penguasaan Indonesia terhadap teknologi baterai ini sangat strategik. Bagus mengibaratkan, penguasa baterai di masa depan adalah seperti penguasa sumur minyak di masa sekarang.

“Saya sudah sampaikan kepada Direksi Indonesia Power bahwa, seiring dengan pengembangan EBT, Indonesia Power juga harus melakukan riset yang mengarah pada pengembangan baterai. Hal ini dikarenakan kemampuan baterai untuk menyimpan energi listrik dari mana pun asalnya. Indonesia Power harus menguasai teknologi ini,” ungkap Bagus.

Hal berikutnya yang tak kalah penting dalam pengembangan EBT adalah Interkoneksi pembangkit. Interkoneksi ini bertujuan untuk saling menguatkan sekaligus meningkatkan

efisiensi. Saat ini, sudah terwujud interkoneksi

di Pulau Jawa dan Sumatra. Ke depannya, interkoneksi akan terjalin antarpulau-pulau besar di Indonesia.

“Jika interkoneksi ini sudah terwujud, maka pembangkit EBT—seperti energi surya dapat dikembangkan di pulau-pulau kecil yang memang tidak memiliki sumber daya alam lainnya dan belum terinterkoneksi,” jelas pria kelahiran Cilacap, 3 Februari 1967 ini.

SuStainability

Salah satu tujuan utama dari pengembangan EBT adalah tercapainya sustainability

energi yang akan mendorong sustainability

perusahaan. Menurut Bagus, sustainability

haruslah paripurna, dari hulu sampai hilir. Untuk dapat sustain, pertumbuhan harus berlangsung secara natural, tidak bisa dipaksakan. “Artinya, pertumbuhan energi listrik ini harus seiring dengan pertumbuhan kebutuhan masyarakat, atau sebaliknya. Kita beri listrik agar masyarakat/ekonomi tumbuh. Namun, ada batasan-batasan yang harus diperhitungkan dengan baik, yaitu situasi ekonomi, baik nasional, regional, maupun internasional,” jelas Bagus.

Di sisi lain, kehadiran pembangkit-pembangkit swasta (Independent Power Producer—IPP) juga menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan perusahaan. Untuk itu, Dewan Komisaris dan Direksi Indonesia Power telah menyamakan persepsi (mindsetting) dalam melihat risiko dan tantangan yang akan dihadapi, peluang-peluang yang akan diraih, serta merumuskan mitigasi atas risiko yang dihadapi.

Selain pengembangan dari sisi sumber daya manusia, Indonesia Power juga harus terus mengembangkan teknologi dan inovasi. Seperti diketahui bahwa pembangkit-pembangkit swasta akan bermunculan dengan mengusung teknologi terbaru.

“Disamping itu, adanya persyaratan ‘Take or Pay (ToP)’ dari IPP kepada PLN sebagai jaminan uang kembali. ToP ini dapat menjadi tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia Power dengan keberadaan IPP,” ungkap Magister Manajemen Bisnis dari University of Missouri, AS ini. Menurut Bagus, berkolaborasi dengan sister company, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dapat saling menguatkan pangsa pasar pembangkitan Indonesia Power-PJB terhadap pangsa pasar IPP. Disamping berkolaborasi dengan PJB, Indonesia Power juga harus dapat meraih keuntungan dari portofolio selain pembangkitan. Bagus meyakini bahwa Indonesia Power telah menguasai berbagai kompetensi, selain kompetensi bidang pembangkitan.

“Karena itu, kita (Indonesia Power) harus berani mengambil alih dan bermain di medan permainan yang berbeda dengan yang selama ini kita jalani,” harap Bagus menutup sesi wawancara.

“selain pengembangan

dari sisi sumber daya

manusia, Indonesia

Power juga harus terus

mengembangkan

teknologi dan inovasi.

seperti diketahui bahwa

pembangkit-pembangkit

swasta akan bermunculan

dengan mengusung

teknologi terbaru”

Bagus Setiawan

(12)

kinErja Bisnis

Komitmen dan konsistensi Indonesia Power untuk senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan, berbuah manis. Indonesia Power tumbuh demikian pesat, baik dari sisi bisnis maupun korporasi. Pertumbuhan bisnis dan korporasi tersebut, salah satunya, didorong oleh peningkatan kompetensi bisnis Indonesia Power. Pada awal berdiri (1995), Indonesia Power menjadi perusahaan pembangkitan dengan kompetensi inti sebagai asset owner atas sejumlah

pembangkit eksisting. Kemudian, Indonesia Power mengembangkan kompetensi bisnis jasa operation & maintenance (O&M) sebagai asset operator. Kini, Indonesia Power pun mulai melebarkan sayap bisnisnya dengan mengembangkan usaha melalui investasi berbentuk anak usaha (IPP).

Kinerja bisnis jasa O&M Indonesia Power pun menunjukkan perkembangan yang positif. Bisnis melalui operasi dan pemeliharaan atas pembangkit-pembangkit Fast Track Program

(FTP) Tahap 1 ini menunjukkan kemajuan

cukup pesat dari tahun ke tahun. Selain nilai

Equivalent Availability Factor (EAF) yang berhasil mencapai—bahkan melampaui target yang ditetapkan, kinerja positif juga tampak dari kinerja keuangan.

Di penghujung tahun 2016, tercatat total aset yang dimiliki Indonesia Power telah mencapai lebih dari Rp 200 triliun. Aset tersebut melonjak tajam dibandingkan tahun 2014, yaitu sebesar Rp 26,8 triliun, dan tahun 2015 sebesar Rp 196,5 triliun. Direktur Keuangan Indonesia Power—

Indonesia Power

Bukukan Pencapaian

dan Prestasi di

Penghujung 2016

Indonesia Power menutup buku tahun 2016 dengan sejumlah pencapaian cemerlang. Kinerja

maksimal dari seluruh elemen di Indonesia Power mampu membawa perusahaan hingga

meraih capaian-capaian positif di akhir tahun 2016. Capaian itu pun menjadi torehan prestasi

indah dalam lembar perjalanan Indonesia Power sebagai pelaku industri pembangkitan.

kinerja

(13)

Hudiono pada Oktober 2016 lalu menyebutkan bahwa dari aset senilai lebih dari Rp 200 triliun tersebut Indonesia Power meraih pendapatan sebesar Rp 37 triliun dengan margin sebesar Rp 3 triliun.

“Sedangkan dari sisi jasa O&M, pendapatannya mencapai lebih dari Rp 2 triliun dengan margin sebesar Rp 250 miliar. Di tahun ini pun, kami sedang mendorong pengembangan pembangkit melalui penyertaan modal di listrik swasta (IPP),” tambah Hudiono.

Hudiono menyebutkan bahwa penyertaan modal tersebut diwujudkan dengan pembentukan anak perusahaan. Penyertaan modal ini sudah dilakukan Indonesia Power, di antaranya melalui PT Rajamandala Electric Power (REP) dan PT Indo Ridlatama Power (IRP).

kinErja kOrpOrasi

Pencapaian dari sisi bisnis tersebut tak bisa dilepaskan dari upaya dan langkah yang telah diambil Indonesia Power untuk meningkatkan kinerja korporasi. Di antaranya, melalui penerapan

Integrated Management System (IMS). Hal itu pun menjadikan Indonesia Power sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan seluruh sistem secara korporat.

Perkuatan sistem informasi untuk mendukung integrasi dan kecepatan proses bisnis juga dilaksanakan melalui perkuatan Enterprise Resource Planning (ERP) yang terdiri dari modul Pro HRM, financial, inventory, dan purchasing. Kemudian, Indonesia Power juga menerapkan

Internalcontrol Over Financial Reporting (IcoFR) sebagai pengendalian internal dalam rangka peningkatan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance—GCG). Sementara, dari sisi sumber daya manusia, Indonesia Power bertransformasi dari Human Resources (HR) menjadi Human Capital (HC) yang menekankan pada penyempurnaan nilai-nilai IP AKSI sebagai budaya perusahaan. Transformasi ini menempatkan SDM (human) sebagai capital yang dipergunakan untuk mendukung perusahaan dalam menghadapi bisnis yang semakin kompetitif. Sedangkan, nilai-nilai IP AKSI menjadi pedoman dalam berpikir, bertindak, dan berbisnis (the way we

think, act, do business).

“Secara umum, kinerja tahun ini sudah baik, meskipun masih ada yang belum terpenuhi sepenuhnya. Intinya, kami harus berlari lebih cepat, bekerja lebih keras untuk mengejar yang masih harus dicapai,” jelas Direktur Pengembangan dan Niaga Indonesia Power, Adi Supriono.

Pencapaian Indonesia Power juga dibuktikan melalui berbagai penghargaan yang berhasil diboyong Indonesia Power sepanjang tahun 2016. Di antaranya, 2nd The Best Human

Capital untuk kategori anak perusahaan BUMN, The Best Power Plants Company

with Environmentally Friendly of The Year,

Appreciation of Human Capital Management

System Improvement Development, serta Gold Awards untuk kategori Duel Fuel Power Plant of

The Year PLTDG Pesanggaran 200 MW.

Dinamis Dan tantangan

Tahun 2017, akan menjadi perjalanan yang sangat dinamis dan penuh tantangan bagi Indonesia Power. Salah satu tantangan yang harus dapat diantisipasi oleh Indonesia Power adalah adanya ketidakpastian. Adi menambahkan bahwa Indonesia Power harus meningkatkan kecepatannya, yakni kecepatan eksekusi maupun kecepatan dalam mengambil keputusan.

Untuk itu, Adi mengajak seluruh insan Indonesia Power untuk lebih fokus, terjadwal, dan terstruktur dalam melaksanakan setiap penugasan yang diberikan. “Dengan semakin banyaknya penugasan dan pembangkit-pembangkit baru yang masuk, Indonesia Power juga harus lebih antisipatif dari sisi SDM, kompetensi, dan teknologi,” imbuh Direktur kelahiran Bengkulu, 4 Januari 1960 ini. Namun, di balik tantangan-tantangan tersebut, tahun 2017 juga menyediakan begitu banyak peluang yang bisa diraih oleh Indonesia Power. Peluang tersebut hanya dapat diraih dengan kerja sama yang solid dari seluruh insan Indonesia Power, komunikasi yang intensif, serta kerja tuntas—end to end.

Yang tak kalah penting adalah pendewasaan diri dari setiap insan Indonesia Power. Di mana, setiap insan Indonesia Power mengetahui, mampu, dan mau bekerja lebih keras, lebih cerdas, profesional, dan end to end, untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu menjadi The Power of Indonesia.

sistEm pEngELOLaan pErusahaan : inpower ims

“secara umum, kinerja

tahun ini sudah baik,

meskipun masih ada

yang belum terpenuhi

sepenuhnya. Intinya,

kami harus berlari

lebih cepat, bekerja

lebih keras untuk

mengejar yang masih

harus dicapai,”

Adi Supriono

(14)

stakeholder

rEstOrasi CiLiwung

Ekowisata merupakan sebuah program pengembangan kawasan Ciliwung yang mengusung konsep edukasi, konservasi, dan wisata. Melalui program ini, MAT PECI selaku penggagas program ingin menjadikan daerah di sekitar bantaran Sungai Ciliwung sebagai taman edukasi dan konservasi alam di sekitar Ciliwung.

Program Ekowisata ini menitikberatkan pada kegiatan restorasi Ciliwung, pemeliharaan Ciliwung, serta mengaktifkan kembali fungsi Sungai Ciliwung sebagai bagian dari kehidupan. Memang, keberadaan Ciliwung maupun sungai lainnya di berbagai wilayah Indonesia menjadi bagian— bahkan awal—dari peradaban manusia.

Kawasan Ekowisata pertama yang dibangun di Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan ini juga merupakan langkah untuk mempertahankan kawasan sungai yang natural. Seperti diketahui, bahwa hampir sebagian besar ruas Ciliwung yang berada di Jakarta telah dibeton, terutama di daerah tengah kota

Salah satu saung bantuan Indone sia Power

Sejak pertengahan tahun 2016 lalu, Indonesia

Power secara aktif terlibat dalam sejumlah

program konservasi Sungai Ciliwung yang dimotori

oleh Masyarakat Peduli Ciliwung atau MAT PECI.

Peran aktif Indonesia Power ini, di antaranya,

bersama dengan MAT PECI dan Kementerian

Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)

mengembangkan dan membangun kawasan

ekowisata di ruas Ciliwung yang berada di titik nol

km Kota Jakarta.

Ekowisata

Konservasi

Berkonsep

Edukasi dan

Rekreasi

(15)

hingga ke muara di ujung utara Jakarta. Tepatnya, mulai dari Jembatan Simatupang Tanjung Barat hingga ke pusat kota.

“Hanya tersisa tak sampai 30% dari ruas Ciliwung yang masih alami, dan itulah yang ingin kami pertahankan sebagai kawasan ekowisata sungai yang alami, seperti yang berada di daerah Srengseng Sawah ini. Di sini, masih terdapat vegetasi alami, seperti pohon bambu, juga hewan habitat sungai,” jelas Ketua sekaligus pendiri MAT PECI, Usman Firdaus.

kawasan pErCOntOhan

Adapun program ekowisata ini diwujudkan dengan menghadirkan sebuah kawasan di bantaran Ciliwung yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat rekreasi dan edukasi sehingga dapat memberikan nilai keekonomian. Untuk itu, di kawasan sepanjang 2 km ini disediakan fasilitas jogging (jogging track) dan taman-taman yang diintegrasikan dengan beragam kegiatan yang dilaksanakan. Misalnya saja, Taman Tanaman Obat Keluarga (Toga), taman sayur-mayur, taman buah, serta taman yang dibuat cluster sesuai dengan jenis pohonnya. Kemudian, di kawasan ekowisata ini juga akan ditanam berbagai jenis tanaman endemik Jakarta. Sebut saja, menteng, kemang, dan dukuh, yang saat ini cukup sulit untuk ditemukan.

Konsep edukasi sendiri akan dihadirkan melalui kegiatan edukasi, seperti pelatihan, yang dilaksanakan di saung-saung yang telah disediakan Indonesia Power. “Nantinya, bukan hanya saungnya, tetapi kegiatan edukasinya

pun akan dibantu oleh teman-teman Indonesia Power. Misalnya saja, edukasi tentang pengelolaan sungai atau pengembangan listrik dari energi terbarukan,” papar Usman. Ke depannya, kawasan ekowisata yang berada di titik 0—2 km ini akan menjadi percontohan di ruas Ciliwung lainnya. Dari 2 km, akan dipanjangkan hingga sepanjang 15 km atau sampai dengan Jembatan Simatupang. Selepas 15 km, ruas Ciliwung sudah dalam kondisi beton. Kendati demikian, ruas tersebut tetap akan dikelola sehingga Ciliwung dapat benar-benar menjadi sungai yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

uBah pEriLaku

Dalam upaya pengembalian fungsi Ciliwung melalui restorasi dan konservasi ini, ada hal penting yang harus menjadi perhatian khusus oleh seluruh pihak, terutama masyarakat. Hal tersebut berkenaan dengan kesadaran masyarakat yang berdampak pada perilaku masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, masih rendah. Seperti telah diketahui bahwa pencemar Ciliwung yang terbesar berasal dari sampah rumah tangga. “Inilah tantangan terberat, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian Ciliwung, sehingga mampu mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih positif,” aku Usman.

Usman menambahkan bahwa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ini, tidak bisa dengan cara melarang mereka—misalnya

“Hanya tersisa tak

sampai 30% dari ruas

Ciliwung yang masih

alami, dan itulah yang

ingin kami pertahankan

sebagai kawasan

ekowisata sungai

yang alami, seperti

yang berada di daerah

srengseng sawah ini.

di sini, masih terdapat

vegetasi alami, seperti

pohon bambu, juga

hewan habitat sungai,”

Usman Firdaus

Pendiri dan Ketua MAT PECI

untuk tidak membuang sampah di Ciliwung. Melainkan, harus dengan pendekatan yang persuasif dan kekeluargaan. Usman bersama dengan anggota MAT PECI lainnya pun, bahkan tak segan untuk turun langsung.

Untuk pertama kalinya, mereka membersihkan sampah yang menumpuk dan memenuhi sebagian besar kawasan Ciliwung di ruas Jalan MT. Haryono. “Kami bersihkan secara bertahap. Hingga akhirnya, Ciliwung terlihat jauh lebih bersih dari sebelumnya. Pada saat itu, masyarakat baru percaya bahwa jika kita ada kemauan untuk menjaga, Ciliwung pun bisa menjadi lebih baik,” tutur Usman. Dengan cara demikian, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama menjaga Sungai Ciliwung. “Untuk itu, kami tidak bisa melakukannya sendiri. Karenanya, kami mengajak KLHK dan juga Indonesia Power untuk bersama mengembalikan fungsi sungai yang menjadi ikon Jakarta ini,” tutup Usman.

(16)

Karliansyah memberikan sambutan saat mengunjungi kawasan Ekowisata Srengseng Sawah

stakeholder

Sinergi Indonesia Power &

Dirjen PPKL KLHK:

S

ungai Ciliwung merupakan satu dari 15 (Daerah Aliran Sungai) DAS prioritas yang ada di negeri ini, yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Keberadaan Ciliwung menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Jakarta, Depok, dan Bogor. Tak hanya penting, Ciliwung bahkan telah menjadi salah satu ikon Ibukota Jakarta. Tak ayal, wajah Ciliwung adalah wajah Jakarta, wajah negeri ini, karena lokasinya yang strategis di Ibukota negara.

Das priOritas

Ciliwung adalah sungai yang membentang sepanjang 120 km dan melintasi empat wilayah, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok,

dan DKI Jakarta. Sungai dengan daerah aliran seluas 387 km2 ini berhulu di daerah dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Tepatnya, di Gunung Gede-Pangrango dan daerah Puncak. Alirannya menuju ke arah utara, melalui bagian timur Kota Bogor, sisi timur Kota Depok, hingga bermuara di daerah Luar Batang (dekat Pasar Ikan) Jakarta. Di wilayah Jakarta sendiri, Ciliwung membentang sepanjang kurang lebih 70 km dari ujung selatan hingga ujung utara Jakarta. Kendati memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat, dalam realitanya, Ciliwung berada dalam kondisi yang cukup menyedihkan. Tumpukan sampah—seolah menjadi

pemandangan lumrah di bibir Ciliwung. Belum lagi, di beberapa ruas, airnya berwarna kelam dan tak lagi jernih. Ditambah, banjir yang kerap melanda wilayah di sekitar Ciliwung. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebesar 70% pencemar Sungai Ciliwung berasal dari rumah tangga. Dari pencemar rumah tangga tersebut, sebesar 60% materi pencemar adalah sampah rumah tangga.

“Dalam aturannya (PP No. 82 Tahun 2001), kondisi air berdasarkan peruntukkannya dibedakan atas 4 kelas. Kondisi Ciliwung saat ini, khususnya di hilir, sudah tidak memenuhi kelas mana pun. Bahkan, untuk industri pun sudah tidak memenuhi karena sudah sangat tercemar. Karena itu, hingga tahun 2019 mendatang, kami ditugaskan untuk dapat mengembalikan fungsi 15 DAS prioritas, salah satunya Ciliwung,” papar Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, M.R. Karliansyah.

EkOwisata

Besarnya kontribusi rumah tangga dalam mencemari Ciliwung menunjukkan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya masih rendah. Tanpa

tedeng aling-aling, masyarakat membuang sampahnya di sungai. Sampah yang menumpuk, bukan hanya mengotori sungai dan daerah bantarannya.

Dalam kondisi terparah, cemaran tersebut menyebabkan vegetasi dan biota asli di

Dukung Ekowisata

dan Konservasi

(17)

Ciliwung perlahan punah. Untuk itu, dalam upaya mengembalikan fungsi DAS Ciliwung, Pemerintah—dalam hal ini KLHK memiliki beberapa program untuk lingkungan, khususnya Ciliwung. Salah satunya adalah instalasi pengelolaan air limbah dan juga penyediaan fasilitas MCK di beberapa ruas Ciliwung. “Untuk mengembalikan fungsi sungai ini, terus terang, kami (Pemerintah) tidak bisa bekerja sendiri. Kami membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Bahkan, penggerak/ pemicunya pun harus dari masyarakat itu sendiri. Dengan dicetuskan oleh masyarakat, menurut saya, akan lebih mengenai sasaran dan berhasil. Sedangkan kami sebagai fasilitator, akan selalu mendukung penuh,” ujar Karliansyah.

Di Jakarta, Karliansyah menyebutkan bahwa ada 82 komunitas masyarakat pecinta/pengamat Sungai Ciliwung. Di antaranya, Masyarakat Peduli Ciliwung atau MAT PECI. Langkah dan upaya yang dilakukan komunitas-komunitas tersebut telah mampu membawa perubahan terhadap kondisi Sungai Ciliwung.

Menurut Karliansyah, dari tahun ke tahun, kondisi Ciliwung semakin membaik. Hal tersebut—salah satunya ditunjukkan dengan mulai bermunculannya vegetasi dan biota air yang dulu hidup di Sungai Ciliwung dan sekitarnya. “Sebuah program konservasi Ciliwung yang sangat bagus dan saat ini sedang dikembangkan adalah Ekowisata di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan ,” aku Karliansyah.

Karliansyah menambahkan bahwa ekowisata ini merupakan upaya restorasi sungai yang berbasis masyarakat. Adapun salah satu hal utama yang diusung dalam konsep ekowisata ini adalah perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini, adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbah atau sampah ke sungai.

“Hal itu pun menjadi kunci utama dalam menurunkan beban pencemaran sungai sekaligus peningkatan kualitas air sungai,” imbuh Karliansyah.

EkOwisata

Bicara lebih lanjut mengenai ekowisata, Karliansyah menyebutkan bahwa motor penggerak dari program tersebut adalah MAT PECI. KLHK pun sangat mendukung program tersebut sehingga turut membantu dengan mencarikan perusahaan-perusahaan yang ingin berkontribusi dalam ekowisata tersebut melalui program CSR yang mereka miliki. Indonesia Power pun menjadi satu dari lima perusahaan yang digandeng KLHK untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan

ekowisata di Srengseng. Melalui program CSR-nya, Indonesia Power mendukung dalam bentuk pembangunan sejumlah saung dan arboretum bambu. Selain itu, Indonesia Power juga turut serta dalam kegiatan penanaman pohon-pohon endemik di sekitar Ciliwung, seperti pohon kemang dan menteng. “Terkait kontribusi Indonesia Power ini, kami ingin mengusulkan sekaligus berharap, Indonesia Power juga dapat menyuplai listrik yang berasal dari energi ramah lingkungan bagi kawasan ekowisata ini. Mengingat, di kawasan tersebut terdapat aliran air sungai ataupun hembusan angin yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi,” harap Karliansyah. Dengan kegiatan konservasi Ciliwung ini, diharapkan dapat mengembalikan fungsi sungai ini sepenuhnya sehingga masyarakat bisa memetik manfaat positif dari sana. Di sisi lain, masyarakat juga diharapkan tidak hanya menerima manfaat saja, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian dan kebersihan Sungai Ciliwung serta dapat memanfaatkan kawasan ekowisata secara positif.

“dari tahun ke tahun,

kondisi Ciliwung

semakin membaik.

Hal tersebut—salah

satunya ditunjukkan

dengan mulai

bermunculannya

vegetasi dan biota air

yang dulu hidup di

sungai Ciliwung dan

sekitarnya”

M.R. Karliansyah

Dirjen PPKL KLHK

(18)

ip bersih

Sejak tahun 2011 silam, Indonesia Power telah memiliki sebuah

saluran pengaduan pelanggaran yang dihadirkan dalam bentuk

Whistleblowing System

(WBS). Kehadiran WBS ini sejalan dengan

komitmen Indonesia Power dalam implementasi

Good Corporate

Governance (GCG).

Indonesia Power

Whistleblowing System

Perkuat Praktik

Good Corporate

Governance

kOnsEp pEngaDuan pELanggaran

Konsep pengaduan pelanggaran, sebenarnya bukanlah hal baru di lingkungan Indonesia Power. Sebelum implementasi WBS, Indonesia Power telah menerapkan prinsip pengaduan pelanggaran yang merujuk pada Peraturan Disiplin Pegawai sejak tahun 2009 lalu. Prinsip tersebut diwujudkan melalui keberadaan Komite Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Pegawai (KP2DP), baik di Kantor Pusat maupun unit.

Namun, mekanisme pengaduan pelanggaran tersebut belum berjalan efektif akibat ruang lingkup penerapannya yang masih sangat terbatas. Khususnya, yang terkait dengan pelaku pelanggaran maupun pihak yang melaporkan adanya pelanggaran belum mengakomodir seluruh stakeholder

perusahaan. Dalam hal ini, pengaduan pelanggaran oleh stakeholders apabila tidak diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan

potensi kerugian, baik bagi stakeholders

maupun perusahaan sendiri.

Untuk itu, perusahaan membutuhkan sebuah mekanisme standar dalam penanganan pengaduan pelanggaran. Hal tersebut guna menghindari terjadinya perselisihan atau sengketa yang berlarut-larut antara perusahaan dengan stakeholders

sehingga tidak mengakibatkan turunnya reputasi dan kepercayaan terhadap perusahaan.

(19)

Maka, Indonesia Power pun menyediakan WBS sebagai sebuah saluran pengaduan pelanggaran yang dapat menjamin efektivitas penyelesaian pengaduan pelanggaran yang memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, juga dapat meningkatkan perlindungan terhadap stakeholders sekaligus menjamin haknya dalam berhubungan dengan perusahaan.

EfEktivitas wBs

WBS sebagai saluran pengaduan/pelaporan pelanggaran merupakan kebijakan perusahaan yang telah disahkan melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi tentang Kebijakan Pengelolaan Pengaduan Pelanggaran (Whistle-Blowing) PT Indonesia Power, tertanggal 19 Desember 2011. Selain sebagai kekuatan hukum, kebijakan ini sekaligus menjadi pedoman pelaksanaan dalam menangani pelaporan pelanggaran dari stakeholders. Adapun kebijakan ini disusun untuk dijadikan pedoman oleh seluruh pegawai, stakeholders, Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran, Tim Investigasi, Dewan Komisaris, Direksi, serta Organ Penunjang Dewan Komisaris.

WBS dianggap sebagai salah satu cara paling efektif untuk mencegah serta memerangi segala praktik yang bertentangan dengan prinsip GCG. Tidak hanya sebagai saluran pelaporan pelanggaran, WBS juga merupakan bagian dari Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System). Sistem pengendalian ini berfungsi untuk mencegah terjadinya praktik penyimpangan dan kecurangan (fraud) sehingga mampu memperkuat penerapan GCG.

Efektivitas dari WBS itu sendiri dapat terlihat dari jumlah kecurangan yang berhasil dideteksi dan waktu penindakannya. Dalam hal ini, waktu penindakan berlangsung relatif lebih singkat dibandingkan dengan cara lainnya. Dalam pelaksanaannya, pimpinan organisasi memiliki wewenang untuk mengatasi permasalahan secara internal terlebih dahulu, sebelum permasalahan tersebut merebak ke ruang publik yang dapat memengaruhi reputasi organisasi.

mEkanismE pELapOran

Untuk melakukan pelaporan, pelapor dapat menyampaikannya melalui saluran pengaduan

pelanggaran yang telah disediakan perusahaan. Di antaranya, melalui website perusahaan (www.indonesiapower.co.id) ataupun email

dengan alamat pengaduan@indonesiapower. co.id.

Laporan dapat pula disampaikan melalui surat resmi yang ditujukan kepada Direksi u.p. Tim Pengelola Pengaduan Pelanggaran yang dialamatkan ke PT. Indonesia Power Kantor Pusat ataupun melalui P.O. BOX 9000 JKT 10000. Perusahaan juga telah menyediakan

dropbox yang ditempatkan di lobi utama Indonesia Power Kantor Pusat.

Beberapa hal yang penting untuk diketahui adalah, bahwa perusahaan—dalam hal ini Indonesia Power menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Setiap informasi, dokumen, catatan, dan laporan terkait pelaporan pelanggaran akan disimpan dan didokumentasikan secara rahasia dan aman.

Kendati demikian, pelaporan tanpa identitas yang masuk pun akan tetap diterima perusahaan. Seluruh laporan pengaduan yang

masuk tersebut akan diverifikasi terlebih dahulu

sebelum dilakukan penyidikan lebih lanjut. Selain merahasiakan identitas pelapor, perusahaan akan memberikan apresiasi kepada pelapor. Dengan catatan, apabila pelanggaran dapat dibuktikan sehingga aset/ uang perusahaan dapat diselamatkan dalam jumlah yang signifikan sesuai ketetapan Direksi. Sementara untuk pelaporan palsu (false misconduct reports), pelapor dapat dikenai gugatan balik ataupun sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(20)

kilas berita

Indonesia Power Raih

9 Proper Hijau

Jakarta, (7/12). PT Indonesia Power meraih penghargaan Program Peningkatan Kinerja Perusahaan (Proper) dalam Pengelolaan lingkungan dalam pemeringkatan periode 2015—2016. Indonesia Power yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) ini mendapatkan penghargaan 9 Proper Hijau, 1 diantaranya adalah asset owner PLN.

Pada periode ini, sebanyak 172 dari 1.930 perusahaan yang berasal dari 111 jenis industri mendapatkan Proper Hijau. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, di Gedung II Istana Wakil Presiden RI dan diterima oleh masing masing General Manager (GM) yang didampingi Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani. Adapun kesembilan unit Indonesia Power yang mendapatkan Proper Hijau adalah PLTDG Pesanggaran, Bali; PLTG Gilimanuk, Bali; UP Perak Grati, Jawa Timur; UP Semarang, Jawa Tengah; UPJP Kamojang, Jawa Barat; UPJP Priok, Jakarta; UP Suralaya, Banten; PLTP Gunung Salak, Jawa Barat; dan PLTGU Cilegon, Banten—yang asetnya dimiliki oleh PT. PLN (Persero).

Indonesia Power Raih

Top IT & Telco 2016

Jakarta, (23/11). Majalah Itech bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kembali memberikan a p r e s i a s i t e r t i n g g i k e p a d a p e r u s a h a a n y a n g t e l a h b e r h a s i l mengimplementasikan dan memanfaatkan berbagai solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mendukung pertumbuhan bisnisnya. Melalui ajang penghargaan Top IT & Telco 2016, Indonesia Power pun terpilih sebagai “Top IT Implementation of Energy & Mining Sector”.

Acara yang digelar di Rafflesia Grand Ballroom, Balai Kartini,

Jakarta ini dihadiri 100 perusahaan, BUMD, dan BUMN. Direktur Administrasi dan Niaga Indonesia Power, Adi Supriono hadir mewakili Indonesia Power dengan didampingi Kepala Departemen Sistem Informasi Indonesia Power, Bayu Husodo.

Ajang penghargaan tahun ketiga ini mengusung tema “Digital

Transformation The Key To Drive Business”. Pemilihan dilakukan melalui mekanisme penjurian dan poling yang ketat dengan dewan juri yang terdiri dari praktisi dan pakar TIK nasional dari berbagai asosiasi.

Indonesia Power Raih

ASEAN Risk Award 2016

Bali, (8/12). Di penghujung tahun 2016 ini, penghargaan demi penghargaan berhasil diraih oleh PT Indonesia Power. Kali ini, Indonesia Power meraih sebuah penghargaan bergengsi, ASEAN Risk Award 2016, u n t u k k a t e g o r i “R i s k Innovation”. Plakat penghargaan diterima Direktur Keuangan Indonesia Power, Hudiono, dalam malam penganugerahan yang

digelar di Sofitel Nusa Dua, Bali. Turut hadir bersama Hudiono,

jajaran Komisaris Indonesia Power, Bagus Setiawan dan Tri Setyo Nugroho.

Ajang penghargaan yang diikuti negara-negara ASEAN ini telah

mengangkat nama besar Indonesia Power dan holding company -nya, PT PLN ( Persero). Penghargaan ini menjadi sebuah bentuk pengakuan atas kemampuan Indonesia Power dalam menerapkan

dan mengelola bisnis operasional yang berbasis risiko. 

ASEAN Risk Award merupakan sebuah even yang diselenggarakan oleh Enterprise Risk Management Academy (ERMA). Dengan tujuan, sebagai wadah berbagi kisah sukses seputar Manajemen Risiko kepada seluruh peserta sekaligus wadah benchmarking

antarindustri.

Langkah Indonesia Power

Wujudkan Desa Emas

Jakarta, (18/11). PT Indonesia Power menjalin kerja sama dengan Yayasan Absindo Desa Emas terkait kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Kerja sama diresmikan melalui penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani dengan Ketua Badan Pembina, Aries Muftie. Penandatanganan MoU ini dilakukan di Ruang Rapat Suralaya, Lantai 8 Indonesia Power Kantor Pusat. Terjalinnya kerja sama ini terkait dengan pemberdayaan masyarakat melalui Program Desa Mandiri, Bermartabat, dan Sejahtera (Emas) sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan Indonesia Power. Rencananya, Program Desa Emas ini akan dilaksanakan pertama kali di PLTD Karimunjawa. MoU ini berlaku secara efektif sejak ditandatangani hingga satu tahun ke depan.

Melalui program ini, Indonesia Power ingin membangun kapasitas desa di kawasan pembangkit maupun proyek-proyek baru menuju Desa Emas melalui optimalisasi pemanfaatan energi listrik bagi pembangunan desa.

(21)

Indonesia Power Meriahkan

Family Gathering

HLN ke-71

Jakarta, (13/11).Indonesia Power turut meriahkan

family gathering yang digelar PT. PLN (Persero) dalam rangka peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-71. Kegiatan yang dipusatkan di Jakarta Convention Center (JCC) ini juga dihadiri sekitar 8.000 karyawan PLN dan seluruh anak perusahaan PLN se-Jabodetabek beserta keluarganya. Kegiatan diawali dengan jalan sehat menuju JCC. Meskipun kegiatan jalan sehat terkendala cuaca, tak sedikit pun menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti acara puncak di JCC. Family gathering dimeriahkan oleh penampilan band-band terkemuka, seperti d’Masiv, Jamrud, Gigi, X-Teamlo, dan KLA Project. Acara semakin meriah dengan adanya pembagian

doorprize dengan hadiah-hadiah yang sangat menarik. Turut hadir dan membuka kegiatan family gathering, Menteri BUMN—Rini Soemarno yang didampingi Direktur Utama PLN—Sofyan Basir dan seluruh jajaran Direksi PLN.

Indonesia Power:

Emerging Industry Leader

2016

Jakarta, (15/11). Direktur Utama PT Indonesia Power, S r i p e n i I n t e n Cahyani, menerima p e n g h a r g a a n Indonesia Quality A w a r d ( I Q A ) d a l a m M a l a m Penganugerahan IQA 2016 yang digelar di Ballroom III, Hotel Mulia, Jakarta. Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Juri IQA, Bacelius Ruru. Dengan total skor sebesar 601, Indonesia Power meraih peringkat 1 sebagai Emerging Industry Leader.

Acara yang diselenggarakan Indonesia Quality Award Foundation (IQAF) bersama BUMN Executive Club ini mengusung tema “Membangun Kinerja Ekselen Menuju

World Class Company Berbasis Baldrige Excellence

Framework”. Penghargaan diberikan kepada perusahaan yang telah menerapkan Kriteria Kinerja Ekselen berdasarkan ukuran dari “Malcolm Baldridge Criteria for

Performance Exellence” (MBCfPE).

Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas tingkat kinerja ekselen yang dicapai Indonesia Power berdasarkan hasil assessment pada bidang bisnis perusahaan.

Indonesia Power Dukung Kawasan

Ekowisata Ciliwung

Jakarta, (12/11). PT Indonesia Power turut serta dalam sebuah kegiatan peduli Sungai Ciliwung bertajuk “Bukti Hari Pahlawan Nyok Rame-Rame Bersihin Sungai Ciliwung”. Kegiatan

CSR yang berlangsung di  kawasan Ekowisata

Srengseng Sawah, Jakarta Selatan tersebut

dihadiri oleh Dirjen  Pengendalian Pencemaran

dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Karliansyah; Ketua Masyarakat Peduli Ciliwung (MAT PECI), Usman; serta perwakilan Indonesia Power, Manajer Operasi UPJP Priok—Flavianus Erwin Putranto, Manajer K3L—Prantopo, dan Manajer CSR—Elza Febrianto.

Adapun agenda kegiatannya berupa peletakan batu pertama oleh Karliansyah, penanaman pohon, serta bersih-bersih tepian Sungai Ciliwung. Melalui kegiatan ini, Karliansyah berterima kasih sekaligus berharap terhadap elemen swasta untuk dapat terus bersinergi guna mewujudkan lingkungan yang bersih di sepanjang Sungai Ciliwung.

Sebagai perusahaan yang mengedepankan prinsip keberlanjutan, pada kesempatan sebelumnya, Indonesia Power telah berkontribusi dengan menanam pohon endemik juga pembangunan saung edukasi. Upaya ini dilakukan guna memperteduh lokasi yang dicanangkan sebagai daerah Ekowisata.

Forum Perencanaan

Senior Leader

Jakarta, (6/12). PT Indonesia Power menggelar Forum Perencanaan Senior Leader bersama Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Persero, Nicke Widyawati dan Kepala Divisi Human Capital Management PT PLN Persero sekaligus Komisaris Utama Indonesia Power, Bagus Setiawan. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serbaguna Lantai 1 Indonesia Power Kantor Pusat ini dihadiri jajaran direksi, general manager, dan para senior leader.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Indonesia Power—Sripeni Inten Cahyani menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menajamkan Key Performance Index (KPI) dalam rangka perbaikan proses bisnis guna mencapai target dan cita-cita sebagai “The Power of Indonesia”. 

Materi pertama disampaikan Bagus Setiawan, yang mengangkat tema terkait SIMKP. Pada kesempatan tersebut, Bagus juga memberikan masukan mengenai perumusan dan implementasi SIMKP atau KPI hingga proses pemberian remunerasi bagi pegawai, maupun manajemen. Bagus menambahkan bahwa SIMKP atau KPI merupakan tools untuk cascading dan agregasi sehingga menciptakan engagement pegawai.

Materi selanjutnya disampaikan Nicke Widyawati yang menekankan bahwa perencanaan jangka panjang memerlukan alignment antara holding dan anak perusahaan. Karenanya, forum ini—selain sebagai wadah untuk mendiskusikan perencanaan—juga sebagai media untuk menyelaraskan antara PLN dan Indonesia Power.

Dengan adanya forum ini, diharapkan pula dapat memberikan masukan bagi para

senior leader, baik di kantor pusat maupun di unit. Dengan demikian, rencana kerja, baik short term maupun long term, dapat dikerjakan dengan baik sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

(22)

kilas berita

T

ak kurang dari 43 vendor hadir dalam acara yang digelar di Ruang Serbaguna Lantai 1 Indonesia Power Kantor Pusat. Kegiatan yang juga dilaksanakan secara serentak di sejumlah unit Indonesia Power ini dihadiri pula oleh seluruh Direksi Indonesia Power dan Dewan Komisaris yang diwakili oleh Tri Setyo Nugroho.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Indonesia Power—Sripeni Inten Cahyani menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah media untuk membangun sinergi antara perusahaan dengan

sebagian dari proses tersebut kepada mereka. Maka, antara Indonesia Power dan mitranya memiliki posisi yang sama. Untuk itu, kami harus dapat saling memahami dan mendukung tujuan sehingga kami pun dapat tumbuh dan berkembang bersama,” tegas Inten.

Sebagai bentuk apresiasi kepada mitra, I n d o n e s i a P o w e r j u g a m e m b e r i k a n penghargaan kepada vendor terbaik berdasarkan 3 kategori, yaitu PT Berau Coal untuk Kategori Energi Primer, PT. Mitra

Peraih penghargaan Vendor Terbaik berfoto bersama Direksi Indonesia Power

Vendor Gathering 2016

Sinergi Wujudkan

Supply Chain Excellence

Di penghujung tahun 2016, Indonesia Power kembali mengajak seluruh mitranya untuk duduk bersama dalam sebuah

agenda tahunan, Vendor Gathering 2016, (29/11). Selain untuk meningkatkan komunikasi, kegiatan yang mengusung

tema “Sinergi untuk Kesuksesan Bersama” ini juga merupakan wujud komitmen Indonesia Power dalam menerapkan

tata kelola perusahaan yang baik sekaligus refleksi “sinergi” sebagai salah satu nilai budaya perusahaan.

“Acara ini sangat aspiratif. Kami sebagai vendor bisa merasakan transparansi dari Manajemen Indonesia Power. Kami pun sangat menghargai keterbukaan Indonesia Power atas setiap masukan maupun hal-hal kurang berkenan yang kami sampaikan.”

(rudi a.r. – Deputi marketing Director Pt berau Coal)

“Penghargaan ini semakin menekankan kepada tim MII bahwa pelanggan bukanlah sekedar pelanggan, melainkan mitra kerja. Karena itu, kami (MII dan Indonesia Power) harus bisa duduk bersama, berdiskusi, dan menyelesaikan persoalan bersama sehingga kami pun bisa tumbuh dan besar bersama.”

(Kristanto Johari – Sales Director Pt mii) “Saya mendapat banyak hal dari acara ini. Salah satunya, kami sepakat dengan arahan Bu Inten mengenai

cost leadership dan kontrak jangka panjang. Di sisi lain, penghargaan ini pun membantu dan memotivasi kami untuk memberikan solusi yang terbaik bagi mitra kami, yaitu Indonesia Power.”

(Djoni lukman – Pt Control Systems arena Para nusa)

VENDOR TERBAIK

mitra kerja sehingga berada dalam satu koridor etika bisnis yang sehat. Inten juga menjelaskan tentang berbagai kebijakan yang diambil untuk mewujudkan Supply Chain Excellence, antara lain meliputi cost leadership, kontrak jangka panjang, serta end to end process.

“Mitra kerja adalah bagian dari proses bisnis kami (perusahaan) karena kami memberikan

Integrasi Informatika (MII) untuk Kategori Teknologi Informasi, dan PT Control Systems Arena Para Nusa untuk Kategori Spare Part & Equipment Pembangkit. Vendor Gathering 2016 diakhiri dengan penandatangan komitmen “Indonesia Power Bersih dalam Mendukung Supply Chain Excellence” dari seluruh vendor yang hadir serta jajaran Direksi dan manajemen Indonesia Power.

Direktur Utama membacakan Komitmen IP Bersih

dalam mendukung supply chain excellence “Bersinergi untuk Kesuksesan Bersama”Seluruh Direksi Direktur Utama PT Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani

(23)

ip sehat

M

elalui program Corporate

Social Responsibility (CSR)-nya, Indonesia Power turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan melaksanakan pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat. Pembangunan kesehatan ini pun diwujudkan dengan Program Sehat Bersama Indonesia Power, di antaranya melalui kegiatan donor darah.

Donor darah merupakan kegiatan rutin Indonesia Power yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Kegiatan ini diperuntukkan tak hanya bagi insan Indonesia Power, tetapi juga diikuti oleh anak perusahaan Indonesia Power dan juga pihak eksternal. Kegiatan yang mengusung

tema “One Blood to Power Life” bekerja

sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi.

Konsistensi Indonesia Power dalam melaksanakan kegiatan ini didorong oleh

manfaat yang bisa diberikan melalui donor darah. Salah satu manfaat utamanya adalah bahwa hanya dengan satu kantung darah dapat menyelematkan tiga nyawa manusia. Sementara, dalam setahun, kegiatan donor darah Indonesia Power dapat menghasilkan 1.138 kantong/labu darah. Jumlah tersebut setara dengan menyelamatkan 3.414 nyawa manusia.

Selain menjadi bentuk kepedulian yang dapat menyelamatkan dan membantu hidup orang lain, donor darah juga dapat memberikan manfaat bagi si pendonor. Di antaranya, membantu menurunkan berat badan,

1. Setetes darah untuk sesama

2. Kegiatan donor darah diikuti pegawai yang

berada di lingkungan Kantor Pusat. 3. Peserta donor darah harus terlebih dahulu

melakukan cek kesehatan. 4. Konsultasi kesehatan sebelum

mendonorkan darah.

5. Kepala Bidang Komunikasi Korporat, Rahmi Sukma, tampak berpartisipasi sebagai

pendonor.

Indonesia Power

Setetes Darah

untuk Sesama

1

2

3

4

5

membakar kalori, meningkatkan sel darah merah, meningkatkan kapasitas paru-paru dan ginjal, memperbarui sel darah merah, serta membantu sirkulasi darah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian terapan ini adalah untuk dapat mengetahui berapa besar daya dan efisiensi maksimum yang dapat dihasilkan oleh turbin

Kegiatan Survey dan Scanning potensi pekerjaan PLTU Asam Asam yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 - 24 Matel2016 oleh tim survey dan scanning PLN Pusharlis

xylostella yaitu: Trichogrammatoidea cojuangcoi Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae) muncul dari telur yang dikoleksi dari semua lokasi pengambilan sampel,

Standar isi dan standar kompetensi lulusan menjadi acuan daerah/sekolah dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada masing-masing satuan pendidikan.

Namun, produk plastik yang banyak digunakan sebagai kemasan produk pangan ini mengandung baha ya tersendiri, yaitu, kemungkinan terjadinya migrasi atau berpindahnya

[r]

 Menoron* rasa in*in tahu an berpikir kritis- sis.a iajak memeahkan masalah men*enai ba*aimana menemukan konsep Sistem pertiaksamaan linier ua