• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN T.A. 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN T.A. 2019"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

Direktorat Kerja Sama Sosial

Budaya ASEAN T.A. 2019

(2)
(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

RINGKASAN EKSEKUTIF 3

BAB I: PENDAHULUAN

1. Aspek Strategis Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN 2. Tantangan dan Isu-Isu Strategis 2019

6

7

BAB II: PERENCANAAN KINERJA

1. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2015-2019

2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

10

12

BAB III: AKUNTABILITAS KINERJA

1. Capaian Kinerja Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN-TA 2019

1.1 Stakeholders Perspective 1.2 Customer Perspective 1.3 Internal Business Process

1.4 Learning and Growth Perspective 2. Realisasi Anggaran 15 16 18 21 24 25

BAB IV: PENUTUP 28

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pengembangan dan peningkatan kerja sama di kawasan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Keberadaan Indonesia dalam ASEAN tidak lepas dari kepentingan nasional yang ingin dicapai melalui kerja sama di kawasan. Kepentingan Indonesia tersebut adalah terus mendorong terbentuknya stabilitas perdamaian dan keamanan di kawasan bagi pembangunan serta kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi dan sosial budaya.

Kerja sama di kawasan diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan global baik di bidang politik dan keamanan maupun di bidang ekonomi dan sosial budaya. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan diplomasi Indonesia di kawasan ASEAN, tantangan yang paling mendasar adalah memantapkan kesatuan dan sentralitas ASEAN, meneruskan perwujudan Visi Masyarakat ASEAN 2025 dan kontribusi konkrit ASEAN di kawasan, serta memastikan ASEAN dekat dengan kepentingan rakyat, untuk menciptakan Masyarakat ASEAN yang rules-based, people-oriented dan people-centered.

Sesuai dengan prinsip kebijakan politik luar negeri “bebas aktif”, Indonesia terus mendorong terwujudnya sebuah kawasan ASEAN yang saling menghormati berdasarkan prinsip-prinsip perdamaian, kemanan dan kesejahteraan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya untuk mewujudkan Visi Masyarakat ASEAN 2025 menjadi fokus diplomasi Indonesia.

Melalui dokumen Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2025: Forging Ahead Together, Visi Masyarakat ASEAN 2025 mempunyai sebuah rujukan yang memberikan arah pada pembangunan Masyarakat ASEAN dalam beberapa tahun mendatang. Sehubungan dengan itu, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN mengemban visi untuk mengimplementasikan Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya ASEAN 2025.

Inti Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN adalah komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui kerja sama yang berorientasi pada rakyat, berpusat pada rakyat, ramah lingkungan, dan diarahkan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan. Masyarakat Sosial Budaya ASEAN 2025 membuka kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan secara kolektif dan mewujudkan sepenuhnya pembangunan manusia, ketahanan, dan pembangunan berkelanjutan di saat kita bersama-sama menghadapi tantangan baru yang mengemuka.

Isu-isu strategis yang ada di tahun 2019 antara lain mengenai narasi ASEAN Identity, peningkatan ASEAN Awareness melalui Pemilihan Duta Muda ASEAN-Indonesia 2019, bantuan hibah kemanusiaan untuk Rakhine State, penanganan isu lingkungan hidup dan pencemaran kabut asap di ASEAN, penanggulangan bencana di ASEAN dan pembangunan sosial dan kesejahteraan.

Dit. KS Sosial Budaya ASEAN menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis (SS) kinerja pada tahun 2019, yaitu:

Indikator Kinerja Utama ke-1 (IKU 1) adalah Persentase rekomendasi dan prakarsa yang diterima dalam pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalam bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN. Rekomendasi/prakarsa yang mencerminkan kepentingan Indonesia yang disampaikan dalam pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalam bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN pada tahun 2019 ini ditargetkan 95%. Pada berbagai pertemuan yang diikuti, Indonesia menyampaikan usulan sebanyak 7 rekomendasi/prakarsa

(5)

semuanya telah diterima atau terealisasi 100%, dengan demikian capaiannya adalah sebesar 105,26%.

Indikator Kinerja Utama ke-2 (IKU 2) adalah Presentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri. Presentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan Kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri pada 2019 ditargetkan sebesar 98%. Dari 17 Saran Kebijakan yang disampaikan telah disetujui semuanya atau 100 % sehingga capaiannya 102,04%.

Indikator Kinerja Utama ke-3 (IKU 3) adalah Presentase rekomendasi dan prakasa di bidang Sosial dan Budaya dalam Kerja Sama ASEAN. Presentase rekomendasi dan prakasa di bidang Sosial dan Budaya yang diterima dalam setiap pertemuan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN ditargetkan sebesar 98% dari target volume output 30 rekomendasi/prakarsa ditahun 2019. Pada berbagai pertemuan/sidang yang diikuti, Indonesia telah menyampaikan sebanyak 30 rekomendasi/prakarsa dan diterima sebanyak 29 rekomendasi/prakasa realisasi sebesar 96,67% atau capaian sebesar 98,64%.

Pada tahun anggaran 2019, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN telah berhasil melaksanakan 54 kegiatan didalamnya termasuk menghadiri 37 sidang/pertemuan Tingkat ASEAN dan merealisasikan anggaran sebesar Rp. 3.818.749.364 dari pagu anggaran sebesar Rp. 3.896.037.000 dengan capaian sebesar 98,02%.

Dalam penilaian Nilai AKIP Dit. KS Sosial Budaya ASEAN tahun 2019, nilai AKIP yang diperoleh adalah sebesar 75.3 dari target 79. Capaian IKU ini adalah sebesar 95,32%. Dalam mencapai sasaran kinerja tersebut, kendala yang dihadapi pada umumnya adalah perbedaan posisi, pandangan, dan kepentingan Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, terutama dalam hal isu-isu yang sangat strategis.

Kemudian adanya negara anggota dan K/L teknis (focal point) yang tidak hadir dalam pertemuan, serta informasi undangan pertemuan di luar negeri yang pemberitahuannya cukup singkat sehingga tidak memadai untuk melakukan persiapan. Sementara kendala lainnya adalah terbatasnya sumber daya manusia pada Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang mempengaruhi kehadiran pada Pertemuan ASEAN di luar negeri dan dalam pelaksanaan kegiatan pemasyarakatan ASEAN di dalam negeri.

Untuk mengatasi kendala tersebut diatas, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN telah melakukan langkah-langkah optimalisasi yaitu pelaksanaan kegiatan berdasarkan prioritas dan urgensi, mengurangi penugasan pejabat sebagai delegasi pada beberapa sidang/pertemuan menjadi 1 (satu) orang, meningkatkan persiapan dalam hal administrasi dan subtansi sedini mungkin dan melakukan koordinasi intensif dengan K/L focal point. Walaupun anggaran tahun 2019 menurun jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2018, namun Dit. KS Sosial Budaya ASEAN dapat meraih total capaian sebesar 100.21% pada tahun 2019 melalui peningkatan koordinasi antara berbagai lembaga dan mengoptimalkan keberadaan Pusat Studi ASEAN (PSA) di daerah.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa Dit. KS Sosial Budaya ASEAN telah mampu merealisasikan progam dan kegiatan sebagaimana yang ditargetkan, yang dapat dilihat dari capaian IKU 1, IKU 2, dan IKU 3 pada tahun 2019 yang melebihi target yang ditetapkan.

(6)

BAB I

(7)

BAB I PENDAHULUAN

Dit. KS Sosial Budaya ASEAN merupakan satuan Kerja Eselon II yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN di bidang politik dan hubungan luar negeri RI dalam rangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN, yang antara lain meliputi kerja sama di bidang sumber daya manusia, Yayasan ASEAN, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana, dan pembangunan sosial, sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN melaksanakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar

negeri dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN;

4. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN;

5. Penyiapan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN;

6. Penyiapan pemajuan identitas dan kesadaran mengenai ASEAN pada tingkat nasional dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN;

7. Penyiapan pengelolaan kebijakan dan pelaksanaan kerja sama internasional dalam pembentukan Masyarakat ASEAN dalam kerangka kerja sama Pilar Sosial Budaya ASEAN; dan

8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

Selaras dengan Visi Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yaitu “Menjadi Pemimpin Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk kepentingan Nasional”, maka Visi Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN adalah “Menjadi Penggerak Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN di bidang Sosial Budaya untuk kepentingan Nasional”.

1. ASPEK STRATEGIS DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN, ANTARA LAIN:

a. Dit. KS Sosial Budaya ASEAN bertanggung jawab untuk mengawal dan mengkoordinasikan pencapaian kepentingan nasional pada kerja sama ASEAN di

(8)

bidang sosial budaya yang menjadi salah satu titik tolak untuk memperkuat integrasi ASEAN.

b. Peran strategis Dit. KS Sosial Budaya ASEAN sebagai koordinator isu-isu kerja sama ASEAN bidang sosial budaya, sangat diperlukan oleh kementerian dan instansi terkait lainnya. Dukungan dari Dit. KSBA sangat diharapkan saat pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada tataran kerjasama dengan negara-negara ASEAN yang berkaitan dengan isu kepemudaan, perempuan, pegawai negeri, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana, kesehatan, ketenagakerjaan dan pembangunan sosial.

Bagan 1. Struktur Organisasi Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

2. TANTANGAN DAN ISU-ISU STRATEGIS 2019

Selama tahun 2019, Indonesia terus berupaya meningkatkan kepemimpinannya di ASEAN, khususnya dalam kerja sama Sosial Budaya ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN selalu dilandasi oleh kepentingan nasional. Diplomasi Indonesia dalam rangka kerja sama Sosial Budaya ASEAN merupakan upaya aktif Indonesia dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai di berbagai aspek kehidupan khususnya untuk mendukung terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Adapun isu-isu strategis di bawah pilar sosial budaya yang diinisiasi oleh Indonesia di antaranya adalah perumusan Narasi Identitas ASEAN yang telah disepakati pada Pertemuan ASEAN Senior Officials Meeting on Culture and Arts (SOMCA) ke-15, Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia 2019 dalam rangka melibatkan pemuda untuk membumikan ASEAN, memberikan bantuan Hibah Kemanusiaan untuk Rakhine State untuk memastikan agar ASEAN dapat berperan dalam proses repatriasi di Rakhine yang sukarela, aman dan bermartabat, penanganan isu Lingkungan Hidup dan Pencemaran Kabut Asap,

Direktur Kerja Sama Sosial Budaya

ASEAN

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kasubdit Kerja Sama Pembangunan Sosial Kasubdit Kerja Sama SDM dan Yayasan ASEAN Kasubdit Kerja Sama Penerangan, Kebudayaan, Dan Pendidikan

Kasubdit Kerja Sama IPTEK, Lingkungan

Hidup, dan Penanggulangan

(9)

Penanggulangan Bencana di ASEAN dan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan. Indonesia juga mendorong implementasi ASEAN Consensus on the Promotion and the Protection of the Rights of Migrant Workers.

Di luar isu-isu strategis, masih banyak kegiatan di pilar sosial budaya yang menunjukkan bahwa ASEAN hadir di masyarakat Indonesia, termasuk berbagai sosialisasi di masyarakat

mengenai ASEAN dengan topik bermacam-macam, di antaranya disabilitas,

ketenagakerjaan, pemuda, media, kesehatan, penanggulangan bencana alam dan kabut asap.

Tantangan yang dihadapi pada tahun 2019 antara lain adalah adanya beberapa negara anggota ASEAN dengan kepentingan nasional yang berbeda-beda serta permasalahan kabut asap yang terjadi dan menyebabkan terganggunya kegiatan di beberapa daereah di Indonesia maupun negara tetangga. Selain itu, pengetahuan masyarakat mengenai ASEAN juga masih rendah dan partisipasi masyarakat Indonesia untuk mengambil manfaat dari Masyarakat ASEAN juga masih kurang. Oleh karena itu, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN perlu terus meningkatkan kegiatan pemahaman masyarakat mengenai ASEAN serta mengoordinasikan implementasi Cetak Biru Masyarakat ASEAN 2025 oleh seluruh pemangku kepentingan terkait.

(10)

BAB II

(11)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN TAHUN 2015-2019

Rencana strategis Dit. KS Sosial Budaya ASEAN untuk Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2015-2019, dan telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Nomor: SK.018/KP/05/2015/05. Sistematika penjabaran strategis Direktorat KSBA dapat digambarkan sebagai berikut :

VISI DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

“Menjadi Penggerak Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial Budaya untuk Kepentingan Nasional”

MISI DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

1. Meningkatkan rekomendasi dan prakarsa Indonesia dalam pelaksanaan kerja sama ASEAN di bidang sosial budaya. 2. Mendorong implementasi saran kebijakan oleh pemangku kepentingan nasional untuk pelaksanaan kesepakatan

ASEAN.

TUJUAN DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

“Menjadi Penggerak Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial Budaya untuk Kepentingan Nasional”

SASARAN STRATEGIS DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat di bidang sosial budaya.

2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepkatan ASEAN di bidang sosial budaya.

MISI DITJEN KERJA SAMA ASEAN

1. Meningkatkan rekomendasi dan prakarsa Indonesia dalam pelaksanaan kerja sama ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya serta hubungan eksternal ASEAN.

2. Mendorong implementasi saran kebijakan oleh pemangku kepentingan nasional untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN.

3. Memperkuat organisasi, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Ditjen Kerja Sama ASEAN.

VISI DITJEN KERJA SAMA ASEAN

(12)

INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

1. Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalambidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

2. Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri

3. Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Sosial dan Budayayang diterima dalam setiap pertemuan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

PROGRAM DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

“Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama ASEAN”.

KEGIATAN DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

Kerja Sama ASEAN Bidang Sosial Budaya

ANGGARAN DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

(13)

3.896.037.000,-2. PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN T.A. 2019

S1. Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam Kerja

Sama Sosial Budaya ASEAN

C1. Dukungan dan Komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan

luar negeri dan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Stakeholder:

Presiden, DPR , K/L, Pemda, WNI/BHI, Media, Akademisi, Pusat Studi, LSM/CSO, Organisasi Regional dan Internasional.

Customer:

K/L, Pemda, Lembaga Pendidikan, Pusat Studi, LSM/CSO

Anggaran L2. Pengelolaan Anggaran

di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang

optimal Diplomasi

B2. Diplomasi Sosial dan Budaya yang kuat dalam

Kerja Sama ASEAN

Lear ning & G rowth Inter nal B usiness P rocess C ustom er Stakeholder s Tata KelolaOrganisasi L1. Tata kelola organisasi

di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

yang baik

Peta Strategi Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI.

(14)

Kode

SS Sasaran

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target 2019

(1) (2) (3) (4) (5)

Stakeholder Perspective

S1

Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

S1.1

Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam

Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalam bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

95%

Customer Perspective

C1

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan kerja sama Sosial Budaya ASEAN

C1.1

Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri

98 %

Internal Business Process Perspective

B2

Diplomasi Sosial dan Budaya yang kuat dalam Kerja Sama ASEAN

B1.1

Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Sosial dan Budaya yang diterima dalam setiap pertemuan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

98%

Learning & Growth Perspective

L1

Tata kelola organisasi di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang baik

L1.1 Nilai AKIP Direktorat Kerja Sama

Sosial Budaya ASEAN 80

L2

Pengelolaan Anggaran di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang optimal

L2.1

Persentase realisasi anggaran di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

100%

No. Kegiatan PaguAnggaran (Rp.)

1. Kerja Sama ASEAN Bidang Sosial Budaya 3.896.037.000

Pagu Anggaran DirektoratKerja Sama Sosial Budaya

(15)

BAB III

(16)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

1. CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN

Total capaian kinerja Dit. Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Tahun 2019 mencapai 100.21% dengan rincian masing-masing IKU sebagai berikut: IKU S1.1 sebesar 105.26%, IKU C1.1 sebesar 102.04%, IKU B.1.1 sebesar 98.64%, IKU L1 sebesar 99.92% dan IKU L2 sebesar 98.02%.

(17)

1.1. STAKEHOLDER PERSPECTIVE

Sasaran Strategis S1: Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Selama tahun 2019, Indonesia terus berupaya meningkatkan kepemimpinannya di ASEAN khususnya di pilar sosial budaya. Diplomasi Indonesia dalam rangka kerja sama kemitraan ASEAN merupakan upaya aktif Indonesia dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil, dan damai.

Tujuan dari pengukuran sasaran strategis ini adalah untuk menilai rekomendasi dan prakarsa yang diterima sebagai kesepakatan bersama ASEAN di berbagai dokumen pertemuan sebagai bentuk bukti pengaruh kepemimpinan Indonesia di ASEAN.

Analisis IKU-1: S1.1. Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalam bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Pada IKU-1 di tahun 2019, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN menetapkan target persentase rekomendasi/prakarsa Indonesia yang diterima di dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri sebesar 95%. Realisasi IKU ini pada tahun 2019 adalah sebesar 100% yaitu 7 rekomendasi/prakarsa yag diterima dari 7 yang telah disampaikan dalam pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri ASEAN dan semuanya berhasil diterima dengan baik oleh Negara Anggota ASEAN Capaian Dit. KS Sosial Budaya ASEAN pada IKU ini adalah sebesar 105.26%. Daftar prakarsa/rekomendasi secara lengkap terlampir dalam Matriks Informasi Kinerja.

Capaian IKU ini pada tahun 2019, sebesar 105.26%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yaitu sebesar 108,70%. Menurunnya nilai capaian ini sebenarnya bukan disebabkan karena

upaya Indonesia yang menurun maupun kurang berkualitasnya rekomendasi Indonesia, melainkan karena adanya kenaikan target pada tahun 2019 sebesar 3% dari tahun 2018, atau dari 92% menjadi 95%. Meski demikian, realisasi IKU tetap 100%. Realisasi ini disebabkan oleh kegigihan Indonesia

dalam menyampaikan

rekomendasi/prakarsa yang inovatif dan solutif, khususnya ketika keketuaan Thailand di ASEAN pada tahun 2019.

Capaian IKU S1.1

IKU S1.1 INFORMASI KINERJA

Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri dalam bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Jumlah rekomendasi dan prakarsa yang diterima 7 Jumlah rekomendasi dan prakarsa yang disampaikan 7

Target 95%

Realisasi 100%

Capaian 105,26%

(18)

merupakan milestone bagi ASEAN dan khususnya Indonesia, sebagai negara yang mengajukan inisiatif, adalah perumusan narasi ASEAN Identity. Perumusan narasi di bawah keketuaan Indonesia pada ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) ditujukan dalam rangka meningkatkan ASEAN awareness, memperkuat identitas kawasan dan pemahaman serta relevansi ASEAN. Prakarsa Indonesia initelah didukung oleh seluruh Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN yang tercantum di dalam paragraf 41 Chairman’s Statement of the 35th ASEAN Summit, di Bangkok, 3 November 2019.

Narasi ASEAN Identity tersebut mendapat dukungan dari negara anggota ASEAN lainnya karena selama ini belum terdapat formulasi mengenai narasi ASEAN Identity, sedangkan dari motto ASEAN yakni “One Vision, One Identity, One Community” telah banyak dibahas dan diformulasikan mengenai Visi dan Komunitas ASEAN. ASEAN Identity diperlukan untuk meningkatkan sense of belonging, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat maksimal dari ASEAN.

Selain itu, rekomendasi Indonesia terkait Pemilihan Duta Muda ASEAN guna membentuk Network of ASEAN Youth Ambassadors juga mendapat sambutan baik oleh negara anggota ASEAN lainnya, seperti yang disampaikan oleh Indonesia pada ASEAN Foreign Ministers Retreat tanggal 17-18 Januari 2019 di Chiang Mai, Thailand. Pemilihan Duta Muda ASEAN, yang berfungsi untuk mempromosikan ASEAN di kalangan masyarakat umum, merupakan salah satu implementasi dari ASEAN Work Plan on Youth 2016-2020. Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota ASEAN yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan tersebut, mulai dari tahun 2007, 2009, 2017 hingga Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia 2019. Kegiatan ini juga disambut baik pada rangkaian pertemuan the 27th Meeting of Senior Officials Committee for ASCC (SOCA) dan the 22nd ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting di Bangkok, 31 Oktober – 2 November 2019.

Inisiatif Indonesia lainnya yang telah disampaikan dan menjadi highlight dalam pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri adalah disahkannya Declaration on the Protection of Children from all Forms of Online Exploitation and Abuse in ASEAN, dan ASEAN Declaration on the Rights of Children in the Context of Migration yang diprakarsai Indonesia dan Thailand pada KTT ke-35 ASEAN di Bangkok bulan November 2019. Di bawah kepemimpinan Indonesia pada ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development (AMMSWD) periode 2017-2019, telah diraih berbagai capaian di bidang kesejahteraan sosial dan pembangunan, antara lain terselenggaranya High-Level Inter-Sectoral Conference on Social Protection di Yogyakarta yang menghasilkan Framework of the ASEAN Regional Framework and Action Plan to Implement the ASEAN Declaration on Strengthening Social Protection; Declaration on the Protection of Children from all Forms of Online Exploitation and Abuse in ASEAN; ASEAN Declaration on the Rights of Children in the Context of Migration; serta mendorong implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025: Mainstreaming the Rights of Persons with Disabilities. Indonesia mengusulkan perlunya keberlanjutan kebijakan pengarusutamaan hak-hak penyandang disabilitas dalam setiap kebijakan nasional negara anggota ASEAN.Hal ini juga disampaikan pada rangkaian Pertemuan the 15th Senior Officials Meeting on Social Welfare and Development (SOMSWD), the 14th SOMSWD+3, the 10th ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development (AMMSWD), dan the 6th AMMSWD+3 di Vientiane pada 18-22 November 2019.

Tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi, antara lain adalah kepentingan Indonesia yang bertolak belakang dengan kepentingan beberapa negara anggota ASEAN lainnya; posisi beberapa negara anggota ASEAN yang sangat berbeda dengan kepentingan Indonesia, sehingga proses untuk negosiasi dan meyakinkan bahwa posisi Indonesia tidak akan merugikan kepentingan mereka dan ASEAN, membutuhkan waktu ekstra dan strategi baru; usulan yang memiliki impikasi anggaran/komitmen pendanaan bersama terkadang sulit diterima oleh sebagian negara

(19)

anggota ASEAN sehingga perlu dicarikan jalan tengahnya; dan masalah klasik seperti sistem pemerintahan dan sosial budaya negara-negara ASEAN yang berbeda sering menjadi penghambat untuk mencapai kesepakatan.

Namun demikian, Indonesia mengambil langkah untuk tetap menjamin agar berbagai rekomendasi dapat diterima di Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri ASEAN dengan melakukan pendekatan yang cenderung fleksibel dan dapat mengakomodir berbagai kepentingan negara-negara ASEAN. Hal ini mengakibatkan rekomendasi-rekomendasi Indonesia dapat diterima dengan baik. Indonesia juga selalu mengupayakan solusi kreatif (melalui mekanisme yang terkadang informal) yang dapat diterima oleh seluruh negara anggota ASEAN. Dari segi penggunaan sumber daya, Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN juga telah melakukan efisiensi, khususnya dalam hal pemanfaatan anggaran.

Agar pada tahun-tahun selanjutnya Indonesia dapat mengejar capaian kinerja yang turun pada tahun 2019, Indonesia akan terus berkoordinasi khususnya antar K/L agar dapat memaksimalkan sumber daya manusia yang ada dan dapat menyampaikan berbagai rekomendasi yang inovatif dan solutif dan memerhatikan berbagai work plan di pilar sosial budaya yang belum diimplementasikan secara maksimal. Indonesia juga akan terus mendorong koordinasi antar pilar ASEAN sehingga keputusan yang telah dihasilkan pada pilar sosial budaya juga dapat diimplementasikan pada pilar lainnya, contohnya untuk mengarusutamakan hak-hak penyandang disabilitas pada pilar ekonomi dan politik keamanan.

Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN selaku SOCA Leader dalam Pertemuan 27th SOCA, Bangkok, Thailand, 31 Oktober 2019

1.2. CUSTOMER PERSPECTIVE

Sasaran Strategis C1: Dukungan dan komunitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan kerja sama ASEAN

Dalam rangka memastikan implementasi kerja sama ASEAN yang sejalan dengan kepentingan nasional, Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN perlu memberikan rekomendasi kepada K/L focal point untuk mendorong implementasi atau tindak lanjut kesepakatan bilateral, regional, dan negara-negara ASEAN terkait pada level nasional. IKU-2: C1.1 Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri

(20)

Senior Officials Meeting (SOM) dan Working Group, elemen yang terpenting adalah implementasi di dalam negeri. Oleh karena itu, tujuan dibentuknya IKU Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di dalam negeri adalah untuk memastikan adanya dukungan di dalam negeri terhadap hasil kesepakatan di bidang Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN.

Berbagai hasil kesepakatan di tingkat ASEAN dimaksud perlu dikoordinasikan dengan K/L terkait di dalam negeri, sehingga dapat diiimplementasikan oleh Indonesia secara maksimal. Dukungan K/L di pilar sosial budaya juga sangat krusial dalam terbentuknya rekomendasi/prakarsa yang inovatif dan solutif, sekaligus dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Pada tahun 2019, target persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan kerja sama sosial budaya ASEAN di dalam negeri adalah sebesar 98%. IKU ini memiliki target secara kuantitas sebanyak 17 saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri. Realisasi IKU ini pada tahun 2019 adalah sebesar 100%, yaitu sebanyak 17 saran kebijakan yang disetujui dari 17 saran kebijakan yang disampaikan. Capaian IKU ini adalah sebesar 102.04%. Daftar prakarsa/rekomendasi/saran kebijakan secara lengkap terlampir dalam Matriks Informasi Kinerja.

Dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2018 sebesar 117.65%, capaian IKU 2 pada tahun 2019 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kenaikan target dari 92% pada tahun 2018 menjadi 98% di tahun 2019. Adapun peningkatan persentase target pada tahun 2019 dikarenakan adanya kecenderungan berbagai K/L memiliki semangat yang lebih dalam mengimplementasikan hasil pertemuan ASEAN di bidang sosial budaya di tataran masyarakat.

Realisasi tahun 2018 dan 2019 sama yaitu mencapai 100%, maka kenaikan target di tahun 2019 sebesar 6%

menyebabkan adanya penurunan

capaian kinerja sebesar 15,61%. Hal ini kiranya tidak dapat dilihat sebagai kinerja yang menurun karena realisasi pada tahun 2019 adalah 100%, yang menunjukkan telah dilaksanakannya seluruh target dan tercapainya output yang diharapkan.

Capaian IKU C1.1

IKU C1.1 INFORMASI KINERJA

Persentase saran kebijakan yang disetujui

untuk pelaksanaan kesepakatan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN di

dalam negeri

Jumlah saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri

17 Jumlah saran kebijakan yang disampaikan

untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri

17

Target 98%

Realisasi 100 %

Capaian 102.04 %

Dari 17 saran kebijakan yang disampaikan, terdapat beberapa rekomendasi/prakarsa yang menjadi milestone bagi Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, antara lain yakni memastikan agar perlindungan hak-hak migran dapat terpenuhi melalui instrumen ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang telah

(21)

disepakati ASEAN pada tahun 2018. Hal ini antara lain disampaikan melalui Konsultasi Publik yang membahas mengenai Pekerja Migran Indonesia, khususnya yang berasal dari Sumatera Utara. Isu pekerja migran merupakan isu yang melibatkan berbagai pihak, khususnya terkait tidak sedikitnya pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri yang belum terlindungi dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan konsultasi ini merupakan salah satu upaya agar hasil kesepakatan ASEAN dapat diterapkan oleh berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Kegiatan bersama Pusat Studi ASEAN di Medan, Sumatera Utara, 22 April 2019 dalam mempromosikan pelindungan dan pemajuan hak-hak pekerja migran Indonesia di ASEAN

Selanjutnya adalah isu lingkungan, yang memang menjadi concern negara ASEAN, termasuk Indonesia. Dit. KS Sosial Budaya ASEAN telah mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengundang Sekretaris Jenderal ASEAN dan Perwakilan Tetap negara-negara ASEAN di Jakarta untuk menghadiri kunjungan ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kunjungan tersebut menjadi contoh bahwa Indonesia sudah memiliki fasilitas Early Warning and Monitoring Centre, yang bertujuan untuk memberikan early warning dan monitoring cuaca serta kebakaran hutan dan lahan.

Kunjungan ini bertujuan agar negara-negara ASEAN dapat melihat bahwa Indonesia menggunakan berbagai macam infrastruktur dan sarana prasarana teknologi yang dimiliki; Indonesia memiliki kemampuan memantau cuaca, kebakaran hutan, dan bencana alam di kawasan Asia secara akurat; dan Indonesia serius melakukan pemantauan dan penindakan terhadap kejahatan yang terjadi di wilayah hutan, termasuk pembakaran lahan dan illegal logging dan Indonesia serius dalam menangani pencemaran sampah plastik di laut.

Isu selanjutnya yang menjadi highlight dari 17 saran kebijakan yang Dit. KS Sosial Budaya ASEAN sampaikan adalah isu terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas melalui implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025. Dit. KS Sosial Budaya ASEAN bekerja sama dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dalam rangka menyelenggarakan kegiatan peluncuran film pendek “Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas Melalui Implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025 untuk Mewujudkan Indonesia Inklusif”. Diharapkan agar melalui cara yang tidak ortodoks, yakni dengan menyelenggarakan kompetisi film pendek, dapat membuka wawasan dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas guna menghilangkan stigma negatif yang ada di tengah masyarakat.

(22)

Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN meresmikan Kompetisi Film Pendek “Indonesia Inklusif” di Jakarta, 25 September 2019

Terdapat kendala yang dirasakan dalam upaya pencapaian IKU 2 ini, antara lain adanya pandangan yang variatif dari masing-masing K/L terkait maupun organisasi masyarakat untuk menyetujui pengimplementasian hasil pertemuan ASEAN. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan, koordinasi dan penjelasan lebih lanjut mengenai pentingnya pengimplementasian kesepakatan yang telah dihasilkan bagi kepentingan seluruh masyarakat Indonesia.

Dipenuhinya target IKU 2 tidak lepas dari hasil dukungan berbagai K/L baik secara sumber daya manusia, buah hasil pemikiran kolektif maupun finansial. Kerja sama yang baik antar K/L diharapkan dapat terus berlangsung guna mendukung pelaksanaan implementasi hasil pertemuan ASEAN dan kepentingan Indonesia di masyarakat umum.

Dit. KS Sosial Budaya ASEAN juga melakukan efisiensi sumber daya, khususnya dari segi anggaran, sehingga program yang telah ditargetkan dapat dilaksanakan dengan baik, bekerja sama dengan K/L terkait maupun organisasi masyarakat.

1.3 INTERNAL BUSINESS PROCESS

Sasaran Strategis B2: Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat dalam kerja sama ASEAN

Diplomasi sosial dan budaya dalam kerja sama ASEAN adalah aktivitas diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan budaya melalui berbagai kerja sama seperti pembangunan sosial, kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, penanggulangan bencana, penerangan, kebudayaan, ketenagakerjaan, pemberdayaan wanita dan perlindungan anak, kepemudaan, olahraga, ilmu pengetahuan.

IKU-3: B2.1 Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Sosial dan Budaya yang diterima dalam setiap pertemuan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Sejak lebih dari 52 tahun menjadi anggota ASEAN, Indonesia rutin mengikuti berbagai pertemuan ASEAN, khususnya di tingkat Senior Officials Meeting (SOM) dan Working Group (WG). Melalui kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan pilar sosial budaya tersebut, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat ASEAN, dengan mengutamakan kepentingan Indonesia yang tidak bertolak belakang dengan kepentingan kawasan. Dalam rangka diperlukannya sebuah tolok ukur yang jelas terkait dengan hasil prakarsa Indonesia yang diterima di pertemuan pilar sosial budaya maka disusun lah IKU 3 ini.

(23)

Persentase rekomendasi dan prakarsa yang diterima dalam pertemuan Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN memiliki target sebesar 98% pada tahun 2019. Secara kuantitas, untuk memenuhi target tersebut, diajukan 30 rekomendasi/prakarsa dalam berbagai pertemuan. Dari 30 rekomendasi/prakarsa yang diajukan oleh Indonesia, 29 rekomendasi/prakarsa telah diterima oleh ASEAN dan 1 rekomendasi/prakarsa ditolak. Oleh karena itu, realisasi kinerja pada tahun 2019 adalah sebesar 96,67% dengan capaian kinerja sebesar 98,64%. Realisasi dan capaian ini turun bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 100% dan capaian sebesar 108.70%.

Penurunan realisasi dan capaian kinerja ini antara lain disebabkan karena adanya prioritas yang berbeda antara Indonesia dengan salah satu negara anggota ASEAN yang menyebabkan tidak diterimanya usulan Indonesia. Hingga saat ini Indonesia masih

melakukan pendekatan dan

negosiasi untuk mencapai

kesepakatan.

Capaian IKU B2.1

IKU B2.1 INFORMASI KINERJA

Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Sosial dan Budaya yang diterima dalam setiap pertemuan Kerja Sama

Sosial Budaya ASEAN

Jumlah rekomendasi dan prakarsa di

bidang sosial dan budaya yang diterima 29 Jumlah rekomendasi dan prakarsa di

bidang bidang sosial dan budaya yang disampaikan

30

Target 98%

Realisasi 96,67%

Capaian 98,64%

Dari 29 saran kebijakan yang disampaikan oleh Indonesia dan diterima pada pertemuan

Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN pada tahun 2019, terdapat beberapa

rekomendasi/prakarsa Indonesia yang menjadi milestone bagi Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN. Pertama, memandang besarnya kepentingan Indonesia dan kemampuan Indonesia untuk memimpin isu di bidang lingkungan hidup, Indonesia mengusulkan untuk menjadi country leader dalam: 1) Promoting existing ASEAN Mechanism for Disludging and Oil Spill to subregional mechanism (such as Gulf of Tahailang, Sulu-Sulawesi and Straits of Malaca; dan 2) Regional Status of Landbase pollution termasuk rekomendasinya. Indonesia memperoleh dukungan dari negara anggota ASEAN lainnya dalam pengajuan EAS Plan of Action on Combating Marine Plastic Debris sebagai tindak lanjut EAS Leaders Statement on Combating Marine Plastic Debris pada tahun 2018 yang merupakan prakarsa Indonesia. Indonesia juga memprakarsai pendirian ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) yang berkedudukan di Indonesia. Hal ini dianggap penting karena isu haze menjadi isu yang sangat penting bagi Indonesia. Untuk itu, Indonesia menyampaikan beberapa rekomendasi antara lain mengintegrasikan ASEAN SOP for Monitoring, Assessment and Joint Emergency Response on Transboundary Haze Pollution dan peran NMC ke dalam proyek-proyek yang didanai development partners. Hal ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya negosiasi pendirian ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) yang

(24)

hotspots sebagai langkah menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang disampaikan pada pertemuan the 21st Meeting of Technical Working Group (TWG) and Sub-Regional Ministerial Steering Committee (MSC) on Transboundary Haze Pollution Control.

Dalam bidang kerja sama kesehatan ASEAN, Indonesia mendorong perkembangan implementasi ASEAN Helath Cluster-1 Work Programme (2016-2020) dimana Indonesia merupakan lead-country dan co-lead country untuk 7 (tujuh) project activities. Indonesia mendapat dukungan dari negara anggota ASEAN terkait rekomendasi pengembangan implementasi 5 (lima) aktivitas dalam AHC-1 Work Programme (2016-2020) terkait pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, prevention of injuries, pemajuan kesehatan kerja, kesehatan mental, dan gizi pada pertemuan the 5th Meeting of ASEAN Health Cluster 1: Promoting Healthy Lifestyle and Related Meeting (AHC-1) di Laos bulan Maret 2019.

Selanjutnya, Indonesia menyampaikan pentingnya meningkatkan ASEAN Awareness melalui berbagai media pada pertemuan the 17th ASEAN Senior Officials Meeting Responsible for Information (SOMRI). Guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ASEAN, Indonesia melakukan promosi tentang ASEAN melalui televisi, radio, serta workshop dengan 56 Pusat Studi ASEAN.

Adapun 1 rekomendasi yang tidak diterima oleh ASEAN adalah formulasi kompromi tentang

peran ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) setelah pendirian ACCTHPC.

Indonesia telah melaksanakan dua kali konsultasi nasional terkait Host Country Agreement

(HCA) ACCTHPC. Namun demikian, saran ini ditentang keras oleh Singapura, sebagai

negara yang menyatakan bahwa ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) lebih

berperan dalam menangani kebakaran hutan di kawasan ASEAN.

Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN menjadi Ketua Delegasi RI pada Consultative Meeting on the Establishment Agreement of the ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (EA ACC THPC) ke-7 di Gedung Baru ASEAN Secretariat pada tanggal 17-18

September 2019

Salah satu faktor pendukung pencapaian IKU 3 adalah bahwa dalam berbagai pertemuan ASEAN di tingkat SOM/WG, masing-masing K/L telah mendukung keberhasilan diplomasi Indonesia dengan mendukung baik dari segi sumber daya manusia maupun inisiatif agar rekomendasi/prakarsa Indonesia dapat diterima di Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN.

(25)

Kendala dalam dihadapai dalam mencapai IKU 3 antara lain karena kurangnya fleksibilitas yang ditunjukkan para delegasi di meja perundingan karena berbagai kepentingan masing-masing negara-negara ASEAN, dan terdapatnya beberapa perbedaan persepsi yang mengemuka antara Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya terhadap isu tersebut menyebabkan sulitnya mencapai konsensus di meja perundingan.

Untuk itu, Indonesia mengupayakan pendekatan dan negosiasi, khususnya dengan pihak-pihak yang belum memberikan persetujuan, baik melalui jalur informal, pertemuan khusus, maupun dalam forum ASEAN.

1.4. LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

Sasaran Strategis L1: Tata kelola organisasi di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang baik

Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

IKU 4: L1.1 Nilai AKIP Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Pada tahun 2019, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN mendapat nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yaitu 75,30 dari 79 yang ditargetkan, sehingga capaian IKU 4 adalah 95,43%. Nilai ini merupakan nilai pertama kali hasil evaluasi AKIP bagi unit eselon II di Kementerian Luar Negeri sehingga tidak memiliki tahun pembanding.

Kendala dalam mencapai target yang ditentukan antara lain adalah kesibukan kegiatan Direktorat yang menyebabkan tidak tepatnya waktu penyelesaian dokumen evaluasi kinerja dan masih kurangnya SDM yang paham mengenai penyusunan dokumen kinerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku yang disebabkan oleh adanya mutasi pegawai. Untuk terus meningkatkan capaian nilai AKIP, secara konsisten akan terus dilakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja, yaitu antara Manajer Kinerja Organisasi dengan Sub-Manajer Kinerja Organisasi dari masing-masing unit kerja. Selain itu, koordinasi yang erat juga dijalin dengan Biro Perencanaan Organisasi sebagai unit pengawas dan verifikator kinerja unit organisasi.

Secara berkelanjutan Dit. KS Sosial Budaya ASEAN juga akan mengikuti bimbingan teknis dan pelatihan terkait perencanaan, pelaporan dan evaluasi kinerja bagi pegawai yang ditugaskan khusus untuk menangani kinerja.

Sasaran Strategis L2: Pengelolaan Anggaran di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN yang optimal

Pengelolaan anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu (periode) di masa yang akan datang.

(26)

IKU 5: L2.1 Persentase Realisasi Anggaran di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Pagu Dit. KS Sosial Budaya ASEAN pada tahun 2019 sebesar Rp 3.896.037.000. Pagu di tahun 2019 lebih rendah dibandingkan dengan anggaran tahun 2018, sebesar Rp 4.675.980.000 dengan selisih sebesar Rp 779.943.000. Meskipun mengalami pengurangan anggaran, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN tetap menerapkan prinsip efisiensi dalam penggunaan anggaran.

Pada akhir tahun 2019, realisasi penyerapan anggaran Dit. KS Sosial

Budaya ASEAN sebesar Rp.

3.818.749.364 atau 98,02% dari total pagu anggaran, dengan sisa anggaran

Rp 76.508.428. Dengan target

penyerapan anggaran yang ditetapkan pada tahun 2019 sebesar 100% maka capaian kinerja untuk tahun ini adalah 98,02%. Capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 100%.

Penurunan capaian realisasi anggaran dibandingkan tahun 2018 disebabkan oleh perubahan pelaksanaan beberapa kegiatan, contohnya berkurangnya jumlah hari kegiatan atau pembatalan kegiatan, tetapi telah dilakukan pengajuan pencairan anggaran sehingga selisih anggaran yang telah dicairkan harus disetor kembali sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak. Namun demikian, hal ini tidak berpengaruh terhadap capaian seluruh output Dit. KS Sosial Budaya ASEAN. Pada dasarnya, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN pun selalu dapat menyerap anggaran dengan baik, terbukti pada tahun 2017 telah menyerap anggaran sebesar 99,77% dan tahun 2016 sebesar 99,91%.

Capaian IKU L2.1

IKU B3.1 INFORMASI KINERJA

Persentase Realisasi Anggaran di Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN

Pagu Anggaran Rp 3.896.037.000 Realisasi Anggaran Rp. 3.818.749.364 Formula: Realisasi Anggaran --- x 100% Pagu Anggaran Target 100% Realisasi 98,02% Capaian 98,02%

Kendala yang dihadapi dalam realisasi penyerapan anggaran adalah adanya perubahan jadwal kegiatan maupun permintaan kerja sama dari K/L atau organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya tidak pernah dijadwalkan atau diinformasikan. Untuk langkah ke depan, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN diharapkan agar dapat mengikuti kegiatan yang sudah direncanakan, khususnya pertemuan ASEAN dan selalu memastikan agar pelaksanaan anggaran dapat sesuai dengan rencana aksi dan rencana penarikan dana.

(27)

2. REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT KERJA SAMA SOSIAL BUDAYA ASEAN Pagu Dit. KS Sosial Budaya ASEAN pada tahun 2019 sebesar Rp 3.896.037.000. Realisasi penyerapan anggaran Dit. KS Sosial Budaya ASEAN sebesar Rp. 3.818.749.364 atau 98,02% dari total pagu anggaran, dengan sisa anggaran Rp 76.508.428.

Realisasi anggaran tahun 2019 tidak mencapai 100% salah satunya disebabkan oleh perubahan pelaksanaan beberapa kegiatan, contohnya berkurangnya jumlah hari kegiatan atau pembatalan kegiatan, tetapi telah dilakukan pengajuan pencairan anggaran sehingga selisih anggaran yang telah dicairkan harus disetor kembali sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak. Selain itu, kendala yang dihadapi dalam realisasi penyerapan anggaran adalah adanya perubahan jadwal kegiatan maupun permintaan kerja sama dari K/L atau organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya tidak pernah dijadwalkan atau diinformasikan.

(28)

BAB IV

PENUTUP

(29)

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Laporan Kinerja Dit. KS Sosial Budaya ASEAN tahun 2019 merupakan bukti pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, kebijakan, program serta selama tahun 2019. Dokumen ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi atas pelaksanaan kinerja tahun 2019 untuk pembelajaran, dan dasar perbaikan bagi kinerja Dit. KS Sosial Budaya ASEAN.

Sejumlah capiaan Indonesia dalam kerangka kerja sama di bidang Sosial Budaya ASEAN dapat dilihat dari bagaimana Indonesia dapat berpartisasi aktif di berbagai pertemuan ASEAN. Berbagai rekomendasi yang diterima menunjukan peran kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Seluruh capaian ini didukung secara kolektif kolegial baik di internal Dit. KS Sosial Budaya ASEAN maupun berbagai pemangku kepentingan di masing-masing K/L. Berdasarkan nilai rata-rata capaian kinerja pada tahun 2019, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN dapat mempertahankan total capaian pada tahun 2019 ini sebesar 100,21%. Dilihat dari nilai capaian masing-masing IKU, terdapat penurunan nilai capaian kinerja dibandingkan tahun 2018. Meskipun demikian, sebagian besar realisasi kinerja per Sasaran Strategis telah memenuhi target. Penurunan capaian kinerja disebabkan antara lain karena kenaikan target yang cukup signifikan pada hampir semua IKU Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, sehingga meskipun realisasi telah mencapai 100% nilai capaian tetap lebih rendah daripada capaian tahun lalu.

Dit. KS Sosial Budaya ASEAN terus berupaya aktif melaksanakan seminar dialog kebijakan dengan para pemangku kepentingan yakni di antaranya berbagai K/L terkait (focal points), pemerintah daerah, akademisi, organisasi dan tokoh masyarakat dalam rangka penyampaian saran kebijakan yang diterima untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN. Kegiatan tersebut berhasil terselenggara berkat dukungan dan keterlibatan penuh berbagai pihak. Diharapkan berbagai kegiatan tersebut dapat memberikan masukan dari berbagai pihak dan memaksimalkan peran Dit. KS Sosial Budaya ASEAN dalam memajukan kepentingan Indonesia di ASEAN.

2. KENDALA

Terdapat beberapa kendala dalam upaya mencapai realisasi target yang telah ditetapkan. Beberapa kendala antara lain adalah:

1. Adanya perbedaan kepentingan dan posisi antar negara anggota ASEAN sehingga proses untuk negosiasi membutuhkan waktu ekstra dan strategi baru, serta usulan yang memiliki impikasi anggaran/komitmen pendanaan bersama terkadang sulit diterima oleh sebagian negara anggota ASEAN sehingga perlu dicarikan jalan tengahnya.

2. Adanya pandangan yang berbeda dari masing-masing K/L terkait maupun organisasi masyarakat untuk menyetujui pengimplementasian hasil keputusan dalam pertemuan ASEAN.

3. Masih kurangnya pemahaman SDM mengenai penyusunan dokumen kinerja yang baik dan benar akibat adanya mutasi pegawai.

4. Pemahaman publik terhadap ASEAN masih belum memadai sehingga masih diperlukan upaya yang terus menerus dalam mendiseminasikan ASEAN kepada

(30)

masyarakat domestik agar masyarakat dapat memahami, terlibat dan merasakan manfaat ASEAN.

3. LANGKAH KE DEPAN

Sebagai langkah ke depan, diharapkan pada tahun 2020 Dit. KS Sosial Budaya ASEAN akan menindaklanjuti perumusan narasi ASEAN Identity yang telah didukung oleh seluruh kepala negara pada KTT ASEAN ke-35. Dalam rangka merumuskan narasi ASEAN Identity yang akan melibatkan 3 (tiga) pilar ASEAN yakni pilar Politik dan Keamanan, Pilar Ekonomi dan Pilar Sosial Budaya ASEAN, sebagai Cross Pillar Consultation on the Narrative of ASEAN akan berlangsung pada tanggal 27 – 28 Agustus 2020.

Selain itu, dalam rangka mempromosikan ASEAN kepada masyarakat, khususnya guna mendukung persiapan Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, Dit. KS Sosial Budaya ASEAN, bekerja sama dengan LIPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Pusat Studi ASEAN, akan berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan ASEAN. Isu selanjutnya adalah dalam mendukung nilai Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia akan bekerja sama dengan Australia untuk mengundang pemuda di 10 negara ASEAN dan Australia untuk berkunjung ke Indonesia dalam rangka mempromosikan hidup secara harmonis lintas agama dan budaya (interfaith). Selain itu, Indonesia pada tahun 2020 menjadi ketua di beberapa badan sektoral di antaranya ASEAN Health Ministers Meeting (AHMM), ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM), dan ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA).

Ke depannya, berdasarkan capaian dan evaluasi dari 2019, serta menindaklanjuti arahan Menteri Luar Negeri dan sejalan dengan Visi Misi Presiden RI 2019-2024. Dit. KS Sosial Budaya ASEAN agar menyusun IKU beserta targetnya yang sesuai.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Ketentuan Perpres Nomor : 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor : 70 Tahun 2012 beserta perubahannya dan Dokumen Pengadaan Nomor : 027.183/DP/POKJA-ULP/V/2015 Tanggal : 12

Penelitian Lestari yang berjudul “ Konvergensi International Financial Reporting Standart (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia”. Hasil penelitian ini adalah

Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis tindak tutur tokoh dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy dengan pendekatan pragmatik

(1) Faktor yang berhubungan dengan adopsi peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan diantaranya: selang dari tahu sampai

Dengan software internalnya yang bernama smart2k/web personalia setempat dapat lebih mudah membuat daftar hadir absensi karyawan secara umum, dimana daftar hadir karyawan

Ayu (2018) menyatakan kemandirian merupakan aspek yang sangat penting dalam dunia pendidikan di mana siswa yang tidak memiliki kemandirian akan sangat sulit

Dalam mencari estimasi parameter model Negatif Binomial GARMA