• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT TIGA PILAR SEJAKTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2011 dan 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT TIGA PILAR SEJAKTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2011 dan 2010"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk

DAN PERUSAHAAN ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian

Untuk Periode yang Berakhir pada

(2)

Daftar isi Halaman

1. Surat Pernyataan Direksi

2. Posisi Keuangan /Neraca Konsolidasi 1 - 2

3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 3

4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4

5. Laporan Arus Kas Konsolidasi 5

(3)

AKTIVA Catatan 31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

AKTIVA LANCAR

Kas dan Setara Kas 2.d,3 53.412.997.908 15.427.089.578

Investasi Jangka Pendek - - Piutang Usaha

Pihak Hubungan Istimewa 2.e,4,5 47.930.968 1.157.632.730

Pihak Ketiga 4 167.025.110.975 159.842.650.186

Piutang Lain-lain 1.730.682.157 2.024.215.896

Persediaan 2.f,6 418.273.248.198 424.331.967.810

Pajak Dibayar di Muka 7 3.327.832.944 1.084.772.871

Uang Muka Pembelian 8 36.748.839.891 60.595.561.325

Biaya Dibayar di Muka 2.g 3.231.717.861 1.545.100.277

Jumlah Aktiva Lancar 683.798.360.902 666.008.990.674

AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang Hubungan Istimewa

(Setelah dik urangi penyisihan piutang ragu-ragu)

2.e,5 43.257.390.000 43.257.390.000

Investasi pada Perusahaan Asosiasi 29.439.002 29.439.000

Aktiva Pajak Tangguhan 6.688.449.456 6.581.178.521

Tanaman Perkebunan

Tanaman Menghasilkan 2.k,11 85.151.913.153 86.162.462.818

(Setelah dik urangi ak umulasi deplesi

Rp 8.190.282.936 dan Rp 7.179.733.269 pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010)

Tanaman belum menghasilkan 2.k,11 241.159.964.694 237.852.099.314 Aktiva Tetap

(Setelah dik urangi ak umulasi penyusutan Rp 325.705.224.914 danRp 310.243.502.773 pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010)

2.h,10 607.520.256.211 620.042.870.163

Aktiva Tetap yang Tidak Digunakan 2.h,10 9.216.155.903 9.216.155.903 Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan - Bersih 2.l,12 146.040.747.459 143.696.625.271

Uang Muka Jangka Panjang 13 34.951.773.145 45.171.944.915

Asset Tidak Berwujud 2.p,9 77.102.992.339 77.102.992.339

Asset Lain-lain 1.236.434.697 1.827.292.225

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.252.355.516.058 1.270.940.450.470

JUMLAH AKTIVA 1.936.153.876.959 1.936.949.441.144

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkandari laporan ini

(4)

31/03/2011 31/12/2010

KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS Catatan Rp Rp

KEWAJIBAN LANCAR

Pinjaman Jangka Pendek 14 309.647.239.701 305.622.256.759

Hutang Usaha

Pihak Ketiga 15 31.248.675.065 44.605.654.014

Hutang Lain-lain 19 60.520.664.295 64.065.658.531

Hutang Pajak 7 31.078.549.555 23.613.003.798

Biaya yang Masih Harus Dibayar 16 23.483.583.145 22.080.392.170 Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo

Dalam Satu Tahun

Hutang Sewa Pembiyaan 17 12.978.528.792 17.202.360.164

Hutang Bank Jangka Panjang 18 80.978.081.575 101.104.777.261

Jumlah Kewajiban Lancar 549.935.322.128 578.294.102.697

Pinjaman Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun

Hutang Bank 18 580.398.031.984 576.900.337.989

Hutang Sewa Guna Usaha 17 24.797.760.701 24.544.065.680

Hutang Hubungan Istimewa 5 150.515.374.718 151.921.076.479

Kewajiban Pajak Tangguhan 3.571.270.481 3.571.270.481

Kewajiban Diestimasi atas Manfaat Pensiun 2.m 11.793.778.620 11.650.267.810

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 771.076.216.504 768.587.018.439

HAK MINORITAS 16.232.150.240 14.305.592.162

EKUITAS

Modal Saham - Nilai Nominal masing-masing per saham Rp 500 Seri A dan Rp 200 Seri B, Modal Dasar - 135.000.000 Saham Seri A, 4.652.500.000 saham seri B .

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -135.000.000 lembar Saham Seri A dan 1.537.000.000 lembar Saham Seri B pada 31

Maret 2011 dan 2010. 20 374.900.000.000 374.900.000.000

Tambahan Modal Disetor 217.816.324.655 217.816.324.655

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

2.q 1.215.758.371 1.215.758.371

Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas

Perusahaan Anak (60.496.985) (60.496.985)

Defisit 5.038.602.045 (18.108.858.196)

Jumlah Modal 598.910.188.086 575.762.727.845

JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN 1.936.153.876.959 1.936.949.441.144

0,67

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkandari laporan ini

(5)

Catatan 31/03/2011 31/03/2010

Rp Rp

PENJUALAN 2.r, 21 365.211.141.092 122.839.307.378

BEBAN POKOK PENJUALAN 2.r, 22 280.052.469.235 87.113.525.560

LABA KOTOR 85.158.671.857 35.725.781.819

BEBAN USAHA 2.r, 23

Penjualan 12.510.146.032 4.731.628.991

Umum dan Administrasi 10.390.396.678 5.205.258.643

Jumlah Beban Usaha 22.900.542.711 9.936.887.634

LABA USAHA 62.258.129.146 25.788.894.185

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap - - Penghasilan Jasa Giro dan Deviden

Keuntungan Selisih Kurs Mata Uang Asing -Bersih

(621.758.895) 328.150.628

Beban Bunga (24.153.713.135) (15.945.294.831)

Beban Administrasi Bank dan Provisi (478.465.576) (592.865.001)

Lain-lain - Bersih (3.083.632.444) (1.154.440.989)

Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih (28.337.570.051) (17.364.450.193)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN

33.920.559.096 8.424.443.992

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Pajak Kini (8.848.004.551) (2.631.910.390)

Pajak Tangguhan - - Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (8.848.004.551) (2.631.910.390)

LABA (RUGI) DARI AKTIVITAS NORMAL

SEBELUM HAK MINORITAS

25.072.554.545 5.792.533.602

HAK MINORITAS (1.925.094.298) (6.067.488)

LABA (RUGI) DARI OPERASI BERJALAN 23.147.460.247 5.786.466.114

LABA (RUGI) PER SAHAM 2.t

Laba Usaha 37,24 15,42

Laba Bersih 13,84 3,46

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkandari laporan ini

(6)

Entitas Sepengendali Restrukrisasi Entitas Sepengendali Perusahaan Anak Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PER 31 Desember 2009 374.900.000.000 217.816.324.655 (70.809.879.564) 205.253.717.038 - (93.966.031.710) 633.194.130.419

Laba Bersih - - - - - 5.786.466.114 5.786.466.114

SALDO PER 31 Maret 2010 374.900.000.000 217.816.324.655 (70.809.879.564) 205.253.717.038 - (88.179.565.596) 638.980.596.533

Selisih Transaksi perubahan

Ekuitas Perusahaan Anak - - - - (60.496.985) (60.496.985) Performa Modal yang timbul dari

transaksi restrukturisasi Entitas

Sepengendali - - - (72.025.637.934) - (72.025.637.934) Selisih Nilai Transaksi

Restrukturisasi Entitas

Sepengendali - - 72.025.637.935 - - 72.025.637.935 Laba Bersih Setelah Efek

Penyesuaian Performa - - - - - 69.448.105.077 69.448.105.077 Efek Penyesuaian Performa - - - (133.228.079.104) - 622.602.324 (132.605.476.780)

SALDO PER 31 Desember 2010 374.900.000.000 217.816.324.655 1.215.758.371 0 (60.496.985) (18.108.858.195) 575.762.727.846

Laba Bersih - - - - - 23.147.460.247 23.147.460.247

SALDO PER 31 Maret 2011 374.900.000.000 217.816.324.655 1.215.758.371 0 (60.496.985) 5.038.602.052 598.910.188.094

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkandari laporan ini

(7)

Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari Pelanggan 375.176.779.521 163.656.602.082

Pembayaran kepada Pemasok (297.241.120.225) (123.437.578.171)

Pembayaran kepada Pihak Ketiga (29.752.168.149) (19.298.348.884)

Pembayaran Pajak (5.581.633.061) (887.568.684)

Bunga Diterima 188.288.439 55.536.697

Pembayaran Karyaw an (16.797.740.054) (8.046.326.496)

Pembayaran Bunga Kredit Modal Kerja (9.110.765.634) (7.484.339.237) Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi

16.881.640.837 4.557.977.307

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembayaran Bunga Kredit Investasi (11.569.768.174) (13.138.196.313)

Hasil Penjualan Aktiva Tetap - -

Perolehan Aktiva Tetap (2.297.044.335) (6.215.500)

Penambahan Tanaman Perkebunan (456.165.259) -

Penambahan Investasi (2.088.121.100) (359.184.905)

Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (16.411.098.868) (13.503.596.718) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan Hutang Jangka Panjang 2.818.318.089 - Penerimaan dari Pihak Ketiga - - Penerimaan dari Penambahan Setoran Modal - - Penerimaan dari Pihak Hubungan Istimew a - 813.585.181

Penambahan Hutang Jangka Pendek 112.572.329.398 7.238.972.735

Pembayaran kepada Pihak Hubungan Istimew a - - Pembayaran Hutang Jangka Pendek (51.081.504.688) -

Pembayaran Hutang Jangka Panjang (19.161.600.970) (6.560.000.000)

Pembayaran Bunga Hutang Jangka Panjang (3.094.348.898) - Pembayaran Hutang Bunga Sew a Guna Usaha (567.690.866) -

Pembayaran Hutang Sew a Guna Usaha (3.970.135.703) (4.539.513.754)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 37.515.366.362 (3.046.955.838)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS

37.985.908.331 (11.992.575.249)

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE

15.427.089.577 20.493.764.494 SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR

PERIODE

2.d, 3 53.412.997.908 8.501.189.245

Jum lah Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode terdiri dari:

Kas 1.583.637.328 2.154.324.830

Bank 51.794.360.580 4.505.540.325

Deposito 35.000.000 1.841.324.090

(8)

1. Umum

1.a. Pendirian Perusahaan

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 143 yang dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Asia Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1827.HT.01.01.Th.91tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta pernyataan Keputusan Rapat No. 41 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007. Perubahan ini telah

disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melaluiSurat Keputusan No.

AHU-85499.AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 13 Nopember 2008.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha Perusahaan dan perusahaan anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusiberas. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

1.b. Penawaran Efek Perusahaan

Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No.S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 230 juta saham Seri B dengan nominal Rp 200 dan obligasi konversi sebesar Rp60 miliar yang dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998. Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan

(9)

29 Nopember 2002, BEI menyetujui pencatatan saham seri B dan pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi.

Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum PemegangSaham untuk mengeluarkan 547,5 juta saham seri B dengan nominal Rp 200 dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI.

Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan konversi 53 lembar obligasi konversi senilai Rp 26,5 miliar menjadi 132,5 juta saham Seri B Perusahaan dengan nominal Rp 200 per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19 Nopember 2003. Saham-saham hasil pelaksanaan konversi tersebut tidak akan diperjualbelikan (lock-up) selama 6 (enam) bulan.

Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 627.000.000 saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 522 per saham.

Penawaran tersebut telah mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam – LK No. S-2478/BL/2008 tanggal 28 April 2008, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 29 April 2008.

Pada tanggal 14 Mei 2008, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 1.672.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2008.

(10)

1.c. Struktur Perusahaan Anak

Perusahaan memiliki, baik secara langsung dan tidak langsung, lebih dari 50% saham dan/atau mempunyai kendali atas manajemen perusahaan-perusahaan anak sebagai berikut:

Perusahaan Anak Dom isili Jenis Usaha

Tahun Operasi Kom ersiaI

2010 2011 2010 2011

% % Rp Rp

PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS)

Solo

Industri dan Perdagangan Mie/Snack

99,90 99,90 1990 857.129.785.808 824.648.771.242

PT Poly Meditra Indonesia (PMI)

Karanganyar

Industri Makanan Ringan

99,90 99,90 2000 278.868.797.372 289.041.139.895

PT Patra Pow er Nusantara (PPN) *

Sragen

Industri Pembangkit Tenaga Listrik

99,90 99,90 -- 95.999.342.038 96.089.252.783

PT Bumi Raya Investindo (BRI)

Jakarta

Industri Perkebunan Kelapa Saw it

99,90 99,90 1993 528.280.912.576 528.920.025.092

Perusahaan Anak (BRI) PT Charindo Palma Oetama (CPO)

Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Saw it 99,99 99,99 2006 83.439.533.292 85.211.107.407 PT Muarabungo Plantation (MBP) Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Saw it 99,99 99,99 2007 30.793.707.933 31.366.624.480

PT Airlangga Saw it Jaya (ASJ)

Jakarta

Industri Perkebunan Kelapa Saw it

99,99 99,99 2006 60.200.028.426 61.310.026.201

PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP)

Jakarta

Industri Perkebunan Kelapa Saw it

99,99 99,99 2000 187.472.084.974 190.058.263.826

PT Tugu Palma Sumatera (TPSum)

Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Saw it 99,96 99,96 2008 10.702.776.424 10.864.479.431 PT Dunia Pangan (DP) Jakarta Industri dan Perdagangan Beras 70,00 70,00 2008 353.147.548.950 384.654.473.327 Perusahaan Anak (DP) PT Jatisari Srirejeki (JSR) Jakarta Industri dan Perdagangan Beras 99,99 99,99 2003 251.523.046.235 267.368.118.333

PT Indo Beras Unggul (IBU)

Jakarta

Industri dan Perdagangan Beras

70,00 70,00 2008 1.703.293.794 1.702.900.298

*) Dalam tahap pengembangan

Jum lah Asset Persentase

(11)

1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi , Komite Audit dan Karyawan

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 63 tanggal 25 Juni 2009 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Priyo Hadi Sutanto

Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie Widjaja

Komisaris Herry Beng Koestanto

Budhi Istanto Suwito

Komisaris Independen Bondan Haryo Winarno

Haryadi Dewan Direksi

Direktur Utama Stefanus Joko Mogoginta

Wakil Direktur Utama Hengky Koestanto

Direktur Edi Susanto

Komite Audit

Ketua Haryadi

Anggota Trisnawan Widodo

Sri Wahyuni

Remunerasi yang dibayarkan kepada karyawan tetap adalah sebesar Rp 5.195.925.000 dan Rp 4.892.210.000 masing-masing pada periode 31 Maret 2011 dan 2010.

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan perusahaan anak adalah 1.816 orang.

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan

2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, yang antara lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu didasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan keuangan disusun dengan metode akrual,kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung dan dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.

(12)

2.b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan anak sebagaimana yang disajikan dalam Catatan 1.c.Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha. Seluruh akun, transaksi dan laba signifikan antara perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan.

2.c. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangankonsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset, kewajiban,

pendapatan dan beban sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.

2.d. Setara Kas

Setara kas meliputi deposito yang jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan jaminan.

2.e. Transaksi dengan Pihak-Pihak Hubungan Istimewa

Dalam transaksi bisnis normal, Perusahaan dan perusahaan anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa sesuai definisi yang diatur dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

2.f. Persediaan

Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama.

Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.

2.g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

(13)

2.h. Aset Tetap

Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan tidak didepresiasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan Infrastruktur 10 – 20

Mesin 4 – 10

Peralatan Pabrik 8

Kendaraan 4 – 8

Perabot dan Peralatan Kantor 4 – 8

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah umur masa manfaat aset tetap atau taksiran manfaat di masa mendatang dikapitalisasi.

Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan,termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Aset tetap yang tidak digunakan lagi dikeluarkan dari aset tetap berdasarkan jumlah nilai tercatatnya.

2.i. Sewa

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Semua bentuk sewa lainnya diklasifikasikan sebagai sewa menyewa biasa.

Pada awal masa sewa,lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian nilai wajar aset ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri.

2.j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Jumlah nilai aset yang dapat diperoleh kembali diestimasi pada saat terjadi perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan.

(14)

2.k. Tanaman Perkebunan

Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional berdasarkan luas hektar tanam. Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan akan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif selama 20 tahun.

2.l. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan

Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan pembebanannya dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah yang bersangkutan.

2.m. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Perusahaan dan perusahaan anak dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanyakepada Perusahaan dan perusahaan anak dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Perusahaan dan perusahaan anak. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit.

Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan perusahaan anak berkomitmen untuk:

a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara

sukarela.

2.n. Obligasi Diperoleh Kembali

Perolehan kembali instrumen hutang yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi pelunasan dalam laporan keuangan konsolidasian.

2.o. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, serta biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi. Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Tambahan Modal Disetor”.

2.p. Aset Tidak Berwujud

Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya.

Selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih perusahaan anak (goodwill) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20(duapuluh) tahun.

(15)

2.q. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan

substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya (dalam bentuk hukumnya) dialihkan, dicatat sesuai dengan nilaibuku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan goodwill.

Jika substansi sepengendalian antara entitas yang melakukan transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali tersebut telah hilang atau terjadi pelepasan aset, kewajiban, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak lain yang tidak sepengendali, maka saldo akun selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali akan diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada laporan laba rugi konsolidasian.

2.r. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan yang dibayar di muka diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

2.s. Pajak Penghasilan

Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban. Tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatantersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

2.t. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba(rugi) bersih residual (laba atau rugi setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba (rugi) per saham dilusian mempertimbangkan pula instrumen keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutif bagi seluruh saham biasa yang beredar sepanjang periode pelaporan.

(16)

2.u. Informasi Segmen

Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, dan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan diluar entitas Perusahaan.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaanyang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan/wilayah ekonomi tertentudan memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dari imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan/wilayah ekonomi lain.

2.v. Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah dari Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.

Kurs yang digunakan pada tanggal neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:

2011 2010

Rp Rp

USD 1 8,709.00 8,991.00

SGD 1 6,905,89 6,980.51

EUR 1 12,316.70 11,955.79

Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan.

2.w. Instrumen Keuangan

Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran”, secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.

Sebagai dampak penerapan PSAK tersebut adalah tambahan pengungkapan pada kebijakan akuntansi Perusahaan dan pengungkapan Catatan 35 mengenai Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan. Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut:

Aset Keuangan

Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.

(17)

(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka

pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak

diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya

ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual, diakui pada laporan laba rugi.

(18)

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, diukur pada biaya perolehan.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual.

Metode Suku Bunga Efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

(19)

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun

penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan

dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui

keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Kewajiban Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai Kewajiban atau Ekuitas Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.

(20)

Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan

menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham.

Kewajiban Keuangan

Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangandiklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Kewajiban Keuangan yang Diukur pada BiayaPerolehan Diamortisasi

Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yangdiperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca.Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.

Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

(21)

3. Kas dan Setara Kas

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Kas 1.583.637.328 1.200.094.336

Bank

PT ANZ Panin Bank 231.485.102 162.178.095 PT Bank Central Asia Tbk 39.722.157.385 4.821.977.121 PT Bank Negara Indonesia 166.183.458 1.763.635 PT Bank Buana Indonesia 55.555.032 55.760.024 PT Bank Bukopin 10.560.718 10.735.746 PT Bank DBS Indonesia 57.692.732 58.995.026 PT Bank CIMB Niaga 1.570.556.874 1.509.326.403 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.683.869.510 4.284.916.937

PT Bank Mega 12.772.326 13.259.526

PT Bank Rabobank Indonesia 10.925.469 11.268.601 PT Bank Rakyat Indonesia 191.656.570 43.054.205 PT Bank Muamalat Indonesia 620.541.210 2.891.115.062 PT Bank Eksekutif 39.229.168 11.056.071

PT Bank EXIM 26.922.358 200.262.293

PT Bank International Indonesia Tbk 2.394.252.668 78.326.498

Sub Jumlah Bank 51.794.360.580 14.153.995.243

Deposito

Deposito-Bank Internastional Indonesia Tbk 35.000.000 73.000.000 Sub Jumlah Deposito 35.000.000 73.000.000 Jumlah Kas dan Setara Kas 53.412.997.908 15.427.089.579

2011 2010

Suku Bunga 5,75% 5,75%

(22)

4. Piutang Usaha

2011 2010

Rp Rp

Pihak Hubungan Istimewa (lihat catatan 5 ) 47.930.968 1.157.632.728 Pihak Ketiga

PT Semar Kencana Sejati 45.608.179.656 36.285.433.792

PT Tata Makmur Sejahtera 30.004.129.411 34.354.060.280

United Nations for World Food Programme 30.532.147.617 32.427.774.311

PT Kereta Kencana Mulia 11.248.655.221 13.225.264.539

PT Kereta Kencana Murni 7.801.336.721 12.103.463.448

PT Kereta Kencana Mandiri 12.540.174.303 7.810.156.627

PT Manohara Asri 3.539.439.593 2.191.338.513

CV Tiga Bintang Sejahtera 2.526.506.304 2.050.331.153

PT Smart Tbk 1.888.667.717 1.822.481.051

Toko Prima Jaya - 1.286.340.809

CV Anugerah Kencana Mandiri - 1.194.100.708 PT. Sinar Kasih Lestari 1.718.371.080

-Lain-lain 20.460.888.241 15.935.289.847

Sub Jumlah Piutang Pihak Ketiga 167.868.495.863 160.686.035.078 Penyisihan Piutang Ragu-ragu (843.384.890) (843.384.888) Jumlah Piutang Pihak ketiga bersih 167.025.110.973 159.842.650.190

Jumlah Piutang 167.073.041.941 161.000.282.918

Rincian Umur Piutang sebagai berikut :

2011 2010

Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan 127.382.925.202 79.319.740.727

> 1 bulan - 3 bulan 37.182.604.693 71.024.101.045

> 3 bulan - 6 bulan 1.315.609.160 3.485.211.476

> 6 bulan - 12 bulan 261.470.741 3.871.091.968

> 12 bulan 1.773.817.036 4.143.522.590

Jumlah Piutang Usaha 167.916.426.831 161.843.667.806

Dik urangi: Penyisihan Piutang Ragu - Ragu (843.384.890) (843.384.888)

Jumlah Piutang Usaha - Bersih 167.073.041.941 161.000.282.918

Rincian Piutang berdasarkan Wilayah : 2011 2010

Rp Rp Jabotabek 53.296.279.110 54.996.694.121 Jawa Barat 41.252.784.632 47.579.324.819 Jawa Timur 51.872.094.059 39.746.102.699 Jawa Tengah 17.698.868.300 14.529.044.829 Sumatera 270.829.672 1.924.978.333 Lain-lain 2.341.760.579 1.954.738.403 Internasional 1.183.810.478 1.112.784.602 Sub Jumlah 167.916.426.830 161.843.667.806

Dik urangi: Penyisihan Piutang Ragu - Ragu (843.384.890) (843.384.888)

Jumlah Piutang Usaha - Bersih 167.073.041.941 161.000.282.918

Piutang usaha PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(23)

dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Seluruh piutang usaha PT Bumiraya Investindo, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk .

Piutang usaha PT Dunia Pangan, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank International Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan kerugian tidak tertagihnya piutang usaha.

5. Saldo dan Transaksi dengan Hubungan Istimewa

31/03/2011 31/12/2010 31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp % %

Piutang Usaha

PT Sarana Indoboga Pratama 47.930.969 1.157.632.728 0,00 0,09 Piutang Hubungan Istimewa

PT Naga Mas Sakti Perkasa 43.257.390.000 43.257.390.000 2,23 3,20 Hutang Hubungan Istimewa

Primanex Pte Ltd 150.000.000.000 150.000.000.000 7,75 11,09 PT Sarana Indoboga Pratama - 1.035.311.759 - 0,08 Lain-lain 515.374.719 885.764.719 0,03 0,07 Jumlah Hutang Hubungan Istimewa 150.515.374.719 151.921.076.478 7,77 11,23

Dalam kegiatan bisnis normal, Perusahaan dan perusahaan anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa.Transaksi-transaksi tersebut diperlakukan sama dengan transaksi pihak ketiga, kecuali diungkapkan lain.

Piutang kepada PT Naga Mas Sakti Perkasa (NMSP) merupakan beban antar perusahaan pada saat NMSP masih menjadi perusahaan anak. Piutang ini dijamin dengan tanah yang dimiliki oleh NMSP.

Hutang kepada Primanex Pte Ltd (Primanex), pemegang saham, sebesar Rp 150 miliar terdiri dari hutang PT Dunia Pangan, perusahaan anak, kepada Primanex sebesar Rp 35 miliar yang digunakan untuk mengakuisisi PT Jatisari Srirejeki (JS) (lihat Catatan 1.c) dan hutang JS kepada Primanex sebesar Rp 115 miliar berdasarkan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 31 Desember 2010. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Piutang tersebut, tagihan kepada JS telah dijual oleh PT Wahana Nusantara (WN) dan PT Hap Chuan Trading (HCT) kepada Primanex, dengan demikian per 31 Desember 2010 JS mengakui hutang kepada Primanex.

Kewajiban ini tidak dikenakan bunga, tidak memiliki jangka waktu pembayaran kembali dan tidak dijamin.

Selain transaksi di atas, DP juga membeli tagihan kepada JS dari HCT dan WN, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 21 Desember 2010. DP membeli tagihan kepada JS sebesar Rp 78 miliar dari WN dan HCT dengan harga Rp 60 miliar. Selisih antara hak tagih dengan harga pengalihan dicatat sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasian.

(24)

Sebagai bagian dalam upaya akuisisi anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BI), perusahaan anak, menerbitkan obligasi wajib konversi kepada Perusahaan (lihat catatan 1.c).

Sumber dana yang diperoleh BI untuk mengakuisisi anak perusahaan diperoleh dari penerbitan obligasi wajib konversi pada tanggal 15 Desember 2010 kepada Perusahaan sebesar Rp 145 miliar dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun, tanpa bunga dan tidak ada jaminan. Obligasi ini akan dikonversi dengan saham BI pada saat jatuh tempo tanggal 15 Desember 2013.

Saldo investasi pada obligasi wajib konversi di pembukuan BI dan kewajiban obligasi wajib konversi di pembukuan Perusahaan untuk tujuan penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah dieliminasi sesuai dengan prinsip-prinsip konsolidasian.

Rincian sifat hubungan istimewa dan jenis transaksi dengan pihak hubungan istimewa :

Nam a Perusahaan Sifat Hubungan Istim ew a Sifat Transaksi

PT. Sarana Indoboga Pratama Perusahaan Affiliasi Piutang Usaha

Perusahaan Affiliasi Pinjaman operasional tanpa bunga

Basinale Investment Ltd Pemegang Saham Pemegang obligasi konversi

Perusahaan

PT. Charindo Palma Plantation Perusahaan Affiliasi Beban antarperusahaan

yang tidak dikenakan bunga

Stefanus Joko Mogoginta Direktur Utama Pinjaman tanpa bunga

PT. Naga Mas Sakti Perkasa Perusahaan Affiliasi Beban antarperusahaan

yang tidak dikenakan bunga

Primanex Pte Ltd Pemegang Saham Pinjaman tanpa bunga

Sea Hero Ltd, Hongkong

6. Persediaan 2011 2010 Rp Rp Bahan Baku 295.983.635.936 320.739.499.201 Bahan Pembantu 70.818.035.382 56.601.206.165 Barang Jadi 29.613.185.655 28.715.894.753

Suku Cadang dan Bahan Bakar 11.113.061.941 9.956.749.599

Lain-lain 10.995.627.274 8.568.916.082

Sub Jumlah 418.523.546.188 424.582.265.800

Dik urangi : Penyisihan Persediaan Usang (250.297.990) (250.297.991)

Jumlah Persediaan - Bersih 418.273.248.198 424.331.967.809

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya pada PT Asuransi Central Asia dan PT Tripakarta dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 241,1 miliar . Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian persediaan.

(25)

Persediaan PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Persediaan PT Bumiraya Investindo, perusahaan anak,dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Persediaan PT Dunia Pangan, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank International Indonesia Tbk.Persediaan PT Jatisari Srirejeki, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan cukup untuk menutup kemungkinan yang timbul akibat penurunan nilai persediaan.

7. Perpajakan

a. Pajak Dibayar di Muka

31/03/2011 31/12/2010 Rp Rp Perusa haa n Pph 21 - Pph 22 - Pph 23 148.856.478 Pph 25 - PPN 20.722.000

Pajak Penghasilan Pasal 28.a 571.412.312 571.412.312 Perusa haa n Anak

Pph 21 24.632.140

Pph 22 632.150.484

Pph 23 10.347.555

Pph 25 1.101.603.980

PPN 818.107.995

Pajak Penghasilan Pasal 28.a - 513.360.559 Jumla h Pa jak Dibayar di Muka 3.327.832.944 1.084.772.871 b. Hutang Pajak 31/03/2011 31/12/2010 Rp Rp Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (107.609.592) 428.516.994 Pasal 22 Pasal 23 134.991.978 135.152.214 Pasal 25 134.095.471 134.095.471 Pasal 29 Pasal 4 (2)

Pajak Pertambahan Nilai 228.351.141 428.102.138 Tagihan Pajak Lainnya

Sub Jumlah 389.828.998 1.125.866.817 Perusahaan Anak Pajak Penghasilan Pasal 29 24.502.610.718 15.647.022.343 Pasal 23 2.001.256.449 1.997.399.439 Pasal 25 - 431.796.373 Pasal 21 42.758.290 82.232.469 Pasal 4 (2) 3.181.750 2.044.444 Pajak Pertambahan Nilai 4.138.913.351 4.326.641.912 Tagihan Pajak Lainnya

Sub Jumlah 30.688.720.557 22.487.136.980 Jumlah Hutang Pajak 31.078.549.555 23.613.003.797

8. Uang Muka Pembelian

Akun ini merupakan uang muka pembelian PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Dunia Pangan, PT Jatisari Srirejeki dan PT Bumiraya Investindo, seluruhnya perusahaan anak, kepada pemasok atas pembelian tepung terigu, beras, bibit tanaman dan bahan pembantu lainnya.

(26)

9. Asset Tak berwujud

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Goodwill 73.111.078.629 73.111.078.629

Pengadaan Piranti Lunak 3.991.913.710 3.991.913.710

Jumlah Aset Tidak Berwujud 77.102.992.339 77.102.992.339

Goodwill merupakan selisih antara biaya akusisi PT Jatisari Srirejeki dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh.

10. Asset Tetap

Saldo Aw al Penam bahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp Rp Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Tanah 139.222.405.500 - - - 139.222.405.500 Bangunan 133.505.305.280 60.754.760 - - 133.566.060.040 Infrastruktur 10.238.167.193 - - - 10.238.167.193 Mesin 494.187.404.938 4.000.000 - - 494.191.404.938 Peralatan Pabrik 9.327.243.971 - - 9.327.243.971 Perabot dan Peralatan 9.936.717.946 6.983.496 - - 9.943.701.442 Kendaraan 5.359.228.272 - - - 5.359.228.272 Jumlah 801.776.473.100 71.738.256 - - 801.848.211.356 Sewa Pembiayaan

Mesin 43.902.066.213 - - - 43.902.066.213 Kendaraan 18.152.100.815 - - - 18.152.100.815 Aset Dalam Penyelesaian - -

Bangunan 31.632.643.891 652.887.204 - - 32.285.531.095 Mesin 34.823.088.917 2.214.482.725 - - 37.037.571.642 Jumlah Harga Perolehan 930.286.372.936 2.939.108.185 - - 933.225.481.121 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan 45.465.795.766 1.774.401.201 - - 47.240.196.967 Infrastruktur 3.577.401.612 420.989.067 - - 3.998.390.679 Mesin 239.355.055.022 10.748.592.044 - - 250.103.647.066 Peralatan Pabrik 2.959.811.114 93.606.148 - - 3.053.417.262 Perabot dan Peralatan 4.245.068.918 343.479.711 - - 4.588.548.629 Kendaraan 11.901.389.965 895.002.015 - - 12.796.391.980 Jumlah 307.504.522.397 14.276.070.185 - - 321.780.592.582 Sewa Pembiayaan

Mesin 1.567.089.178 849.386.880 - - 2.416.476.058 Kendaraan 1.171.891.198 336.265.077 - - 1.508.156.275 Jumlah Akumulasi Penyusutan 310.243.502.773 15.461.722.141 - - 325.705.224.914 Nilai Tercatat 620.042.870.163 607.520.256.207

(27)

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

31/03/2011 31/03/2010

Rp Rp

Beban Pokok Penjualan 11.735.130.668 13.028.286.584 Beban Umum dan Administrasi 3.569.963.288 667.420.713 Beban Penjualan 156.628.185 123.705.111 Jumlah Beban Depresiasi 15.461.722.141 13.819.412.408

Aset tetap Perusahaan dan perusahaan anak, kecuali tanah dan kendaraan, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya pada PT Asuransi Central Asia dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 539,2 miliar masing-masing pada 31 Maret 2011. Manajemen Perusahaan dan perusahaan anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Mesin dan kendaraan yang diperoleh PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), PT Poly Meditra Indonesia (PMI) dan PPN, seluruhnya perusahaan anak, melalui sewa pembiayaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan dengan nilai pertanggungan sebesar fasilitas pembiayaan dan dijadikan jaminan atas masing-masing fasilitas tersebut. Seluruh tanah, bangunan dan mesin produksi TPS, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas pinjaman dan fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan

Saldo Aw al Penam bahan Pe ngurangan Rek las ifik asi Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp Rp Harga Perolehan Kepemilikan Langsung Tanah 122.383.825.500 16.838.580.000 - - 139.222.405.500 Bangunan 110.469.972.652 23.225.377.118 - (190.044.490) 133.505.305.280 Infrastruktur 8.920.485.677 1.811.238.928 - (493.557.412) 10.238.167.193 Mesin 366.679.413.410 81.217.487.485 - 46.290.504.043 494.187.404.938 Peralatan Pabrik 1.698.102.001 7.629.141.970 - - 9.327.243.971 Perabot dan Peralatan 4.496.490.335 5.305.120.921 - 135.106.690 9.936.717.946 Kendaraan 10.884.539.967 1.748.552.000 - (7.273.863.695) 5.359.228.272 Jumlah 625.532.829.542 137.775.498.422 - 38.468.145.136 801.776.473.100 Sewa Pembiayaan

Mesin 68.859.906.108 1.537.872.605 - (26.495.712.500) 43.902.066.213 Kendaraan 9.761.151.880 999.330.454 - 7.391.618.481 18.152.100.815 Aset Dalam Penyelesaian

Bangunan 9.297.754.960 22.355.998.042 - (21.109.111) 31.632.643.891 Mesin 53.724.660.170 450.490.013 - (19.352.061.266) 34.823.088.917 Jumlah Harga Perolehan 767.176.302.660 163.119.189.536 - (9.119.260) 930.286.372.936 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Langsung Bangunan 33.534.696.698 12.202.908.013 - (271.808.945) 45.465.795.766 Infrastruktur 1.714.932.679 1.837.968.516 - 24.500.417 3.577.401.612 Mesin 168.406.258.138 70.607.933.132 - 340.863.752 239.355.055.022 Peralatan Pabrik 1.000.073.630 1.959.737.484 - - 2.959.811.114 Perabot dan Peralatan 2.692.021.850 1.503.241.388 - 49.805.680 4.245.068.918 Kendaraan 8.597.275.060 3.447.475.809 - (143.360.904) 11.901.389.965 Jumlah 215.945.258.055 91.559.264.342 - - 307.504.522.397 Sewa Pembiayaan

Mesin 1.567.089.178 - - - 1.567.089.178 Kendaraan 1.136.842.642 35.048.556 - - 1.171.891.198 Jumlah Akumulasi Penyusutan 218.649.189.875 91.594.312.898 - - 310.243.502.773 Nilai Tercatat 548.527.112.785 620.042.870.163

(28)

PT Bank Muamalat Indonesia. Seluruh tanah, bangunan dan mesin produksi PMI, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tanah, bangunan dan mesin produksi PT Jatisari Srirejeki, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Mesin dan bangunan yang tidak digunakan dalam produksi dengan nilai tercatat sebesar Rp 9.216.155.903 disajikan dalam akun “Aset Tetap yang Tidak Digunakan” pada aset tidak lancar.

Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahan-perubahan kondisi yang mengakibat kan penurunan nilai aset tetap pada 31 Maret 2011.

11. Tanaman Perkebunan

Saldo Aw al Penam bahan Pengurangan Re klasifik asi Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan Kelapa Sawit 331.194.295.404 3.307.865.379 334.502.160.783 -Akumulasi Penyusutan Kelapa Sawit 7.179.733.269 1.010.549.667 8.190.282.936 Nilai Tercatat 324.014.562.135 326.311.877.847

Saldo Aw al Penam bahan Pengurangan Re klasifik asi Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan Kelapa Sawit 387.099.619.081 26.227.739.830 82.133.063.507 331.194.295.404 Akumulasi Penyusutan Kelapa Sawit 9.021.902.930 4.199.347.846 6.041.517.507 7.179.733.269 Nilai Tercatat 378.077.716.151 324.014.562.135 31/03/2011 31/12/2010

Rincian Tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Tanaman Perkebunan Menghasilkan

Saldo Awal 93.342.196.091 76.545.332.647

Pengalihan Program Plasma - (53.840.875.785) Reklasifikasi dari Tanaman Perkebunan

Belum Menghasilkan - 70.637.739.229 93.342.196.091

93.342.196.091

Akumulasi Penyusutan (8.190.282.936) (7.179.733.271)

Saldo Akhir 85.151.913.155 86.162.462.820

Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan

Saldo Awal 237.852.099.315 310.554.286.436

Penam bahan dari Perus ahaan Anak yang Diakuis is i

Kapitalisasi Biaya 3.307.865.379 26.227.739.830

Pengalihan untuk Program Plasma (28.292.187.722)

Reklasifikasi ke Tanaman Perkebunan

Menghasilkan (70.637.739.229)

Saldo Akhir 241.159.964.694 237.852.099.315

Jumlah Tanaman Perkebunan 326.311.877.849 324.014.562.135

31/03/2011 31/12/2010 He k tar He k tar

Tanam an Perkebunan Menghas ilkan 3.192 3.192

Tanam an Perkebunan Belum Menghas ilkan 5.909 5.909

(29)

Tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, perusahaan anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tanah perkebunan milik PT Mitra Jaya Agro Palm dan PT Airlangga Sawit Jaya, keduanya perusahaan anak,dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

12. Biaya atas Hak Tanah Ditangguhkan – Bersih

PT Bumiraya Investindo (BI), perusahaan anak, telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 68 – 70, seluruhnya terdaftar atas nama BI, seluas kurang lebih 2.803 hektar dan berlokasi di Kotabaru – Kalimantan Selatan. Masing-masing SHGU akan berlaku sampai tahun 2035 – 2044.

Pada tanggal 31 Desember 2010, PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), perusahaan anak, telah memperoleh SHGU No. 11- 16, seluruhnya terdaftar atas nama ASJ, seluas kurang lebih 4.037 hektar dan berlokasi di Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok, Serimbu. Masing- masing SHGU akan berlaku sampai tahun 17 Nopember 2045.

Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam memperbaharui sertifikat pada saat habis masa berlakunya.

PT Charindo Palma Oetama, PT Muarobungo Plantation, PT Mitra Agro Jaya Palm dan PT Tugu Palma Sumatera, semuanya perusahaan anak, sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit.

13. Uang Muka Jangka Panjang

Uang muka pembangunan pabrik merupakan uang muka dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan minyakkelapa sawit milik PT Bumiraya Investindo, perusahaan anak.

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan 147.033.259.888 144.472.142.388 Dikurangi: Akumulasi Amortisasi (992.512.429) (775.517.117)

Jumlah Biaya Hak Atas Tanah

Ditangguhkan - Bersih 146.040.747.459 143.696.625.271

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Pembangunan Pabrik 32.369.829.184 21.581.943.961

Pengembangan Proyek Perkebunan - 21.358.807.580

Lainnya 2.581.943.961 2.231.193.369

(30)

Uang muka pengembangan proyek perkebunan terutama merupakan biaya pengembangan dan pematangan tanah perkebunan.Uang muka lain-lain merupakan pembayaran kepada PT IFS Solutions Indonesia untuk pengadaan sistem informasi pada31 Desember 2009

14. Hutang Bank Jangka Pendek

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. KP-CRO/CBC-JPM/111/PK-KMK/2009 No. 15 tanggal 6Nopember 2009, Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Fixed loan Nomor KP-CRO/CBC-JPM/112/PK-KMK/2009 No. 16 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Dengan Trust Receipt No. KP-CRO/CBC-JPM/003/PNCL/2009 No. 17 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Bank Garansi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/002/PGB/2009 No. 18 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Jasa Pelayanan Transaksi Treasury Nomor KP-CRO/CBC-JPM/003/PFL/2009 No. 19 tanggal 6 Nopember 2009, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), perusahaan anak, memperoleh fasilitas perbankan dari Bank Mandiri sebagai berikut:

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving Fasilitas Kredit Modal Kerja Fixed Loan Fasilitas Pinjaman Non Kas, yang terdiri dari:

– Letter of Credit / SKBDN dan Trust Receipt – Bank Garansi

Fasilitas Treasury Line

Fasilitas Bills Purchasing Line

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan digunakan oleh TPS untuk menambah modal kerja dan mengambil alih seluruh fasilitas pinjaman yang diberikan kepada TPS dari bank lain.

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan masing-masing memiliki pagu kredit sebesar Rp 120 miliar dan 80 miliar, dengan periode fasilitas 1 (satu) tahun dan dikenakan tingkat bunga 12% per tahun (2009: 12,5% per tahun).

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, saldo terhutang atas fasilitas Modal Kerja Revolving Loan masing-masing sebesar Rp 120 miliar.

Fasilitas Pinjaman Non Kas – Letter of Credit (L/C) / SKBDN dan Trust Receipt digunakan TPS untuk penerbitan L/C /SKBDN atas pembelian bahan baku, bahan penolong dan suku cadang yang dibutuhkan dalam proses produksi TPS, memiliki pagu kredit sebesar Rp 143 miliar dengan periode

31/03/2011 31/12/2010

Rp Rp

Rupiah

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 237.844.231.954 264.238.270.393

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 25.000.000.000 25.000.000.000

PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 42.785.219.085 12.364.528.800

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 4.017.788.662 4.019.457.566

Referensi

Dokumen terkait

Ijarah memiliki maksud penyalur dana sewa dari penyewa kepada yang memberi sewa, sedangkan untuk salam dan istina memiliki pengertian suatu transaksi dengan sistem pesan

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.5 No.1, Agustus 2017 17 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN PRE-MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI

Video diletakkan pada letak yang tepat, tidak bertumpuk atau menutupi elemen media lain ataupun pilihan menu, dan sesuai dengan prinsip pengembangan multimediaa. Video

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XA di SMA PGRI MaospatiMagetan dengan jumlah 32 siswa pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.Tindakan yang dilakukan adalah

termasuk dalam golongan minyak mentah dasar campuran, sedang 10% lainnya termasuk dalam golongan minyak mentah dasar parafin dan aspal... • Dengan semakin banyak ditemukannya

Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara semua hidrokarbon ataupun di antara semua bitumia,bahwa minyak bumi terdiri dari 80-85% karbon sedangkan selebihnya hidrogen.

Buku ini merupakan penjabaran dari hal-hal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.. Sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013, siswa diajak berani untuk

Berdasarkan hasil model regresi 2, secara parsial model memperlihatkan bahwa nilai koefisien pengujian efek moderasi untuk pengaruh likuiditas rendah dalam