• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA AIR LIMBAH DALAM MEWUJUDKAN ECO-AIRPORT DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA AIR LIMBAH DALAM MEWUJUDKAN ECO-AIRPORT DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA

AIR LIMBAH DALAM MEWUJUDKAN

AIR LIMBAH DALAM MEWUJUDKAN ECO-AIRPORT ECO-AIRPORT DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

Aufa Haqqu Hablillah Aufa Haqqu Hablillah

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Email:

Email: 12513058@students.uii.ac.id 12513058@students.uii.ac.id 

ABSTRAK ABSTRAK

Bandara Adisutjipto Yogyakarta merupakan salah satu bandar udara yang ada di Indonesia ikut serta dalam Bandara Adisutjipto Yogyakarta merupakan salah satu bandar udara yang ada di Indonesia ikut serta dalam menerapkan bandar udara berwawasan ramah lingkungan (

menerapkan bandar udara berwawasan ramah lingkungan (eco-airport eco-airport ).).  Eco-airport  Eco-airport   dicanangkan untuk  dicanangkan untuk menyelenggarakan bandar udara yang dapat mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan (

menyelenggarakan bandar udara yang dapat mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan ( sustainablesustainable development 

development ).).

Dari beberapa komponen eco-airport, salah satunya terkait tentang pengelolaan prasarana dan Dari beberapa komponen eco-airport, salah satunya terkait tentang pengelolaan prasarana dan sarana air limbah (

sarana air limbah (black water black water   dan  dan grey water grey water ) yang ada di bandara. Permasalahan yang dibahas adalah) yang ada di bandara. Permasalahan yang dibahas adalah evaluasi terhadap pengelolaan prasarana dan sarana air limbah secara langsung dari sumber potensi air evaluasi terhadap pengelolaan prasarana dan sarana air limbah secara langsung dari sumber potensi air limbah, pengaliran air limbah hingga unit pengolahan air limbah domestik di Bandara Adisutjipto limbah, pengaliran air limbah hingga unit pengolahan air limbah domestik di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Metode yang dilakukan dalam evaluasi ini menggunakan wawancara, observasi dan Yogyakarta. Metode yang dilakukan dalam evaluasi ini menggunakan wawancara, observasi dan skoring. Objek dari evaluasi ini adalah pengelolaan air limbah di Terminal A (domestik), Terminal B skoring. Objek dari evaluasi ini adalah pengelolaan air limbah di Terminal A (domestik), Terminal B (internasional) dan Kantor Administrasi Bandara Adisutjipto Yogyakarta, dengan waktu penelitian dari (internasional) dan Kantor Administrasi Bandara Adisutjipto Yogyakarta, dengan waktu penelitian dari Maret

Maret  –  –   September 2016. Penilaian dilakukan dengan skoring tiap lokasi yang ada di Bandara  September 2016. Penilaian dilakukan dengan skoring tiap lokasi yang ada di Bandara

Adisutjipto Yogyakarta, yang kemudian di rata-rata dari ketiga lokasi tersebut dan didapatkan peringkat Adisutjipto Yogyakarta, yang kemudian di rata-rata dari ketiga lokasi tersebut dan didapatkan peringkat dari skala penilaian yang ditentukan bahwa bandara dapat dikatakan eco-airport atau masih ada hal-hal dari skala penilaian yang ditentukan bahwa bandara dapat dikatakan eco-airport atau masih ada hal-hal ditingkatkan menuju eco-airport dalam pengelolaan air limbah.

ditingkatkan menuju eco-airport dalam pengelolaan air limbah.

Penilaian yang dilakukan menunjukkan lokasi Kantor Administrasi berada di peringkat tertinggi Penilaian yang dilakukan menunjukkan lokasi Kantor Administrasi berada di peringkat tertinggi dari lokasi yang lainnya dengan mendapatkan katagori Hijau Tua (total 88 dari 100), disusul dengan dari lokasi yang lainnya dengan mendapatkan katagori Hijau Tua (total 88 dari 100), disusul dengan Terninal A yang mendapatkan katagori Hijau Tua (total 83 dari 100) dan terakhir Terninal B dengan Terninal A yang mendapatkan katagori Hijau Tua (total 83 dari 100) dan terakhir Terninal B dengan katagori Kuning (total 69 dari 100). Secara rata-rata Bandara Adisutjipto Yogyakarta mendapatkan total katagori Kuning (total 69 dari 100). Secara rata-rata Bandara Adisutjipto Yogyakarta mendapatkan total skoring 80 dari 100 dan mendapatkan katagori Hijau Muda dalam hal mewujudkan eco-airport dalam skoring 80 dari 100 dan mendapatkan katagori Hijau Muda dalam hal mewujudkan eco-airport dalam  pengelolaan air limbah.

 pengelolaan air limbah. Kata

Kata kunci kunci :: eco-airport eco-airport , pengelolaan air limbah, evaluasi, pembangunan berkelanjutan, pengelolaan air limbah, evaluasi, pembangunan berkelanjutan

 ABSTRACT  ABSTRACT

Adisucipto Internasional Airport is one of the airports in Indonesia participated in implementing the airport Adisucipto Internasional Airport is one of the airports in Indonesia participated in implementing the airport vision of environmentally friendly (eco-airport). Eco-airport launched to organize airport to support the achievement vision of environmentally friendly (eco-airport). Eco-airport launched to organize airport to support the achievement of sustainable development.

of sustainable development.

Of some components of eco-airport, one of which related on the management of infrastructure Of some components of eco-airport, one of which related on the management of infrastructure and facilities for waste water (black water and gray water) present at the airport. The problems discussed and facilities for waste water (black water and gray water) present at the airport. The problems discussed are evaluation of the management of infrastructure and facilities for waste water directly from the source are evaluation of the management of infrastructure and facilities for waste water directly from the source  potential

 potential of of wastewater, wastewater, drainage drainage wastewater wastewater to to domestic domestic wastewater wastewater treatment treatment plant plant at at AdisuciptoAdisucipto Internasional Airport. The method used in this evaluation using interviews, observation and scoring. The Internasional Airport. The method used in this evaluation using interviews, observation and scoring. The object of this evaluation is the management of wastewater in A Terminal (domestic), B Terminal object of this evaluation is the management of wastewater in A Terminal (domestic), B Terminal (international) and Administration Office at Adisucipto Internasional Airport, with research time from (international) and Administration Office at Adisucipto Internasional Airport, with research time from March to September 2016. The assessment was conducted by scoring each existing location in March to September 2016. The assessment was conducted by scoring each existing location in Adisucipto Internasional Airport, which then the average of the three locations and obtained the rank of Adisucipto Internasional Airport, which then the average of the three locations and obtained the rank of the scale of assessment determined that the airport can be said to be eco-airport or are there things the scale of assessment determined that the airport can be said to be eco-airport or are there things improved towards eco-airport in wastewater management.

improved towards eco-airport in wastewater management.

Assessment conducted showing the location of the Office of Administration is in the highest Assessment conducted showing the location of the Office of Administration is in the highest ranks of the location of the others by obtaining the category Dark Green (total 88 out of 100), followed ranks of the location of the others by obtaining the category Dark Green (total 88 out of 100), followed  by

(2)

Yellow (total of 69 out of 100). On average Yogyakarta Adisucipto Airport obtain total scoring 80 out of 100 and got the category of the Young Greens in terms of realizing eco-airport in wastewater management.’

Keywords : eco-airport, waste water management, evaluation, sustainable development

1. PENDAHULUAN

Dalam aktivitas manusia modern saat ini sangat mengutamakan mobilitas yang cepat, baik itu untuk urusan  pekerjaan ataupun urusan berpergian untuk berwisata.

Karena kebutuhan seperti itu, diperlukan moda transportasi yang dapat mendukung dan menyesuaikan dengan kebutuhan manusia serta memiliki fasilitas penunjang yang layak. Transportasi yang sesuai untuk kebutuhan adalah denga pesawat terbang karena sangat efisien dalam memindahkan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Karena tingginya angka penggunaan pesawat terbang di Indonesia, maka harus diperhatikan mengenai  bandar udara (bandara) sebagai tempat penyedia fasilitas  bagi pesawat terbang dan bagi pengguna jasa penerbangan  baik itu domestik maupun internasional.

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/124/Vl/2009, bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,  bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan

antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta fasilitas  pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan,  bandara berwawasan lingkungan (eco-airport ) adalah  bandara yang telah dilakukan pengukuran yang terukur

terhadap beberapa komponen yang berpotensi

menimbulkan dampak terhadap lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat di bandar udara dan sekitarnya. Maka dari itu, dalam setiap kegiatan  pelaksanaan dan pengembangan pembangunan bandara

harus memperhatikan eco-airport  sehingga bandara dapat  berfungsi secara efektif dan efisien tidak hanya di tinjau

dari aspek teknis tapi juga dari aspek lingkungan.

Salah satu penilaian eco-airport   yaitu dalam  pengelolaan air limbah, keberadaan prasarana dan sarana sanitasi di bandara, serta pemanfaatan air limbah dengan sistem 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) dalam hal ini

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki peran  penting untuk mewujudkan tujuan dari pelaksanaan konsep eco-airport  kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai pengelola Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Sehingga, dengan ini suatu organisasi akan berjalan dengan baik dari waktu ke waktu atau periode yang telah ditentukan.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan

secara bersamaan dengan tujuan untuk saling

melengkapi gambaran hasil studi mengenai

fenomena yang diteliti untuk memperkuat analisis  penelitian.

Metode kualitatif yang dilakukan berupa

melakukan penilaian berdasarkan pendekatan

deduktif-induktif kualitas dari prasarana-sarana air

limbah Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Sedangkan, metode kuantitatif yang dilakukan pada  pengukuran atau perhitungan dan analisis

sebab-akibat yang ditimbulkan dari pengelolaan air limbah Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Pada penelitian ini dilakukan analisis

dengan berpedoman pada beberapa persyaratan atau teori yang ada dalam tinjauan pustaka, data  pendukung baik primer maupun sekunder yang

diperoleh dari kajian terhadap Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

2.1 Pengumpulan Data

2.1.1 Studi Literatur

Tahapan ini dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan dan mempelajari data atau informasi yang diperoleh dari buku, tulisan ilmiah, jurnal maupun  peraturan-peraturan terkait yang berhubungan dengan air limbah domestik, bandara, serta acuan-acuan tentang studi dasar penerapan eco-airport  dari dalam maupun dari luar

(3)

negeri yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi guna mempermudah dan memperkuat dasar dari  penelitian.

2.1.2 Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data ini diperoleh dari kegiatan wawancara, pengamatan secara langsung di lapangan. Metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait yaitu

 bagian Safety Health Environment   Bandara

Adisutjipto Yogyakarta, orang-orang yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasi pengelolaan air limbah Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung atau peninjauan di lokasi terkait dengan  prasarana dan sarana air limbah di wilayah Bandara

Adisutjipto Yogyakarta. 3. Skoring

Proses skoring ini diadaptasi dari Greenship Existing  Building Version  1.0 Ringkasan Tolok Ukur terkait dengan konservasi air dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Skor tertinggi pada jawaban yang tepat atau

sesuai dengan peraturan-peraturan mengenai

 pengelolaan air limbah. Data ini didapatkan dari hasil wawancara dan hasil observasi

2.1.3 Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan mencari data yang dibutuhkan dari pihak Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Data sekunder yang diperlukan  berhubungan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik dari peta Bandara Adisutjipto Yogyakarta,  jumlah penumpang Terminal A dan B pada tahun 2015, dan jumlah penghuni Kantor Bandara Adisutjipto Yogyakarta serta data-data terkait teknis pengelolaan dan  pengolahan air limbah.

2.1.2 Pengolahan dan Analisis Data

Untuk diawal pengolahan data dilakukan  perhitungan kuantitas air limbah yang dihasilkan

dari setiap lokasi di Bandara Adisutjipto

Yogyakarta. Perhitungan kuantitas air limbah

tersebut menggunakan rumus dibawah ini:

 Debit air limbah = jumlah pegawai/penumpang x (pemakaian air bersih x 80%)

Tabel 2.1 Pemakaian Air pada Gedung

Sumber: SNI 03-7065-2005

Pengolahan data dari perhitungan, wawancara yang dilakukan dan pengamatan secara langsung diolah dengan cara analisis deskiptif. Analisis deskiptif ini merupakan metode statistik untuk

No Penggunaan

Gedung

Pemakaian Air

Satuan

1 Rumah tinggal 120 Liter/penghuni/hari

2 Rumah susun 100 Liter/penghuni/hari

3 Asrama 120 Liter/penghuni/hari

4 Rumah sakit 500 Liter/tempat tidur

 pasien/hari 5 SD 40 Liter/siswa/hari 6 SMP 50 Liter/siswa/hari 7 SMU/SMK dan lebih tinggi 80 Liter/siswa/hari

8 Ruko/rukan 100 Liter/penghuni dan

 pegawai/hari 9 Kantor/pabrik 50 Liter/pegawai/hari 10 Toserba, toko  pengecer 5 Liter/m2 11 Restoran 15 Liter/kursi

12 Hotel berbintang 250 Liter/tempat

tidur/hari 13 Hotel melati/  penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari 14 Gedung  pertunjukan/  bioskop 10 Liter/kursi 15 Gedung serbaguna 25 Liter/kursi

16 Stasiun, terminal 3 Liter/penumpang

tiba dan pergi

17 Peribadatan 5 Liter/orang (belum

(4)

mengetahui informasi dari data penelitian yang dapat ditarik kesimpulan dalam bentuk tabel maupun grafik. Hasil penilaian yang dilakukan mengenai  pengelolaan air limbah domestik di kawasan Bandara Adisutjipto Yogyakarta menggunakan cara skoring dari 15 pertanyaan yang dirangkai berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia  Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Dan Bandar Udara Sehat serta penilaian tolok ukur Green Building Council Indonesia (Konsil Bangunan Hijau Indonesia) dalam Greenship Rating Tools untuk Gedung Terbangun Versi 1.0 pada tahun 2011. Peringkat tiap terminal dan kantor administrasi di Bandara Adisutjipto Yogyakarta merupakan nilai total yang didapatkan dari 15 pertanyaan. Penilaian untuk setiap gedung di area Bandara Adisutjipto Yogyakarta diberikan secara skoring penilaian terhadap 3 kriteria yaitu dengan rincian sebagai berikut  pada Tabel 3.2.

Penilaian skoring ini adalah jenis penelitian yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kondisi yang ada dilokasi dan wawancara dengan pihak terkait. Sistem  penilaian skoring dibuat menurut acuan tentang

eco-airport. Setiap pertanyaan dalam sistem skoring ini

memiliki angka penilaian yang berbeda mengacu pada Tabel 3.2. Hasil penilaian masing-masing pertanyaan dikali faktor pembobot yang tersedia kemudian dijumlahkan secara total sehingga diperoleh nilai akhir yang dapat dijadikan peringkat indikator untuk tiap gedung. Dari lima belas pertanyaan yang ada diberikan menyesuaikan dengan penilaian tiap soal berbeda beda seperti pada Tabel 3.3

Total penilaian tersebut maksimal poinnya adalah 100 poin dan minimal 31 poin. Total penilaian tersebut dapat dikategorikan seperti tabel:

Tabel 3.2 Lembar Skoring Penilaian

Tabel 3.3 Penentuan Nilai Skoring

NILAI (Skor x Bobot) A

1

1)Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen

 puncak  4 1 4

2)Adanya kampanye dalam rangka mendorong konservasi air (stiker,

 poster, email). 3 1 3 B

1

1)  Black wate r yang terolah 4 3 12 2) Grey water  yang terolah 4 3 12 2

1) Limpasan air hujan diolah atau digunakan kembali 4 2 8 2) Pengaliran limpasan air hujan 4 2 8 3

1)

Menunjukkan buktilaboratorium 6 bulan terakhir dari hasil pengolahan air limbah yang sesuai dengan kriteria air limbah yang diperbolehkan dialirkan ke badan air 

4 1 4

2)Effluent  air limbah tidak melebihi nilai ambang batas dari parameter 

fisik, kimia dan biologi 4 1 4 C

1 1)

Adanya Standard Operation Prosedure (SOP) dalam pelaksanaan mengenai pemeliharaan dan pemeriksaan sistem plambing secara  berkala untuk mencegah terjadinya kebocoran dan pemborosan air.

4 2 8

2

1) Toilet dan peturasan tersedia dengan jumlah yang cukup 2 3 6 2)Toilet dan peturasan dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat

kesehatan 3 3 9

3) Toilet laki-laki terpisah dengan perempuan 2 3 6 3

1) Tersedia sarana c uci tangan yang berfungsi di semua toilet 2 2 4 2)Tersedia air bersih yang cukup dan mengalir lancar di semua sarana

cuci tangan 3 1 2

4

1)Tersedianya keran air pada lokasi tersebut menggunakan fitur  auto

stop 3 3 9

100 PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH CAIR 

Sarana Cuci Tangan

Water Tap Efficiency

TOTAL NO

Pengelolaan limbah cair

Pengelolaan air hujan (drainase)

Kualitas Effluent Air Limbah

PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA AIR LIMBAH Water Monitoring Control 

Sarana toilet dan peturasan

INDIKATOR DAN UPAYA PENINGKATAN SKOR

MAKSIMUM BOBOT KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR DARI MANAJEMEN PUNCAK BANDARA

Komitmen Manajemen Puncak Bandara

Pertanyaan 1, 3-9 Pertanyaan 10, 12-13 Pertanyaan 2, 11, 14 dan 15 A 4 A 2 A 3 B 3 B 1 B 2 C 2 C 1 D 1

(5)

Tabel 3.4 Skala Penilaian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya pengelolaan prasarana dan sarana air limbah yang ada di Bandara Adisutjipto Yogyakarta dilakukan sebagai salah satu pendukung dalam mewujudkan Eco-Airport di Indonesia yang telah dicanang Direktur Jendral Perhubungan Udara Republik Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menilai kondisi fisik yang dilihat dari sumber, pengaliran dan pengolahan air limbah yang ada di kawasan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan bandara  berupa limbah cair domestik yang diolah terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu yang berlakuk dan agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar aktivitas  bandara. Pengolahan air limbah domestik di Terminal A, Terminal B dan Kantor Administrasi untuk black water dilakukan penampungan di septic tank   yang kemudian dialirkan ke sumur resapan. Untuk grey water  dipisahkan antara grey water   dari aktivitas dapur atau kantin yang mengandung minyak dan lemak semuanya dialirkan langsung ke sumur resapan, kecuali di Kantor Administrasi yang melakukan treatment   sebelum ke sumur resapan dengan grease trap. Kemudian grey water dari non dapur yang berasal dari toilet ataupun kantin dialirkan ke sumur resapan, sedangkan grey water   yang dihasilkan dari

mushola atau masjid yang digunakan untuk wudhu dialirkan ke sungai melalui saluran drainase bandara.

3.1 Kuantitas Air Limbah Domestik

Keterangan:

1)  Asumsi jumlah penumpang pada hari puncak 14.000 orang, terbagi dalam : 7.000 orang kedatangan dan 7.000 orang keberangkatan

2)  Asumsi jumlah penumpang / pegawai yang dilayani oleh restoran / kantin (contoh restoran, 14.000 x 30% = 4.200 orang)

3) Pemakaian air untuk bandara (Soufyan M.  Noerbambang dan Takeo Morimura. 1991.

Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing) 4) Pemakaian air untuk restoran (SNI-03-7065-2005 :

Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing)

5) Pemakaian air untuk kantor (SNI-03-7065-2005 : Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing)

6) Volume air bersih dalam liter per hari = jumlah orang  x asumsi kebutuhan air

7) Volume air bersih dalam m3  per hari = (liter/hari) / 1.000

8)  Asumsi air limbah yang dihasilkan adalah 80% dari volume pemakaian air bersih (Direktorat Jenderal Ciptakarya PU. 2006. Dasar-dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah)

3.2 Penyelenggaraan Pengelolaan Air Limbah

Cair

Sumber air limbah domestik baik itu black water  maupun grey water   di tiap gedung hampir sama secara keseluruhan, maka dari itu tipe pengolahannya memiliki tipe yang serupa. Di bawah ini tabel sumber-sumber air limbah domestik dari tiap-tiap gedung beserta unit  pengolahannya:

(6)

Tabel 4.3 Sumber Air Limbah Domestik

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Tabel 4.4 Pengolahan Air Limbah Domestik

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Keterangan:

 : Ada ST : Septick Tank 

X : Tidak ada SR : Sumur Resapan

SD : Saluran Drainase S : Sungai

GT : Grease Trap

Hasil penilaian yang dilakukan

mengenai pengelolaan air limbah domestik di

kawasan Bandara Adisutjipto Yogyakarta

menggunakan cara skoring dari lima belas

 pertanyaan yang dirangkai berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Dan Bandar Udara Sehat serta penilaian tolok ukur Green Building

Council Indonesia  (Konsil Bangunan Hijau

Indonesia) dalam Greenship Rating Tools  untuk Gedung Terbangun Versi 1.0 pada tahun 2011. Peringkat tiap terminal dan kantor administrasi

di Bandara Adisutjipto Yogyakarta merupakan nilai total yang didapatkan dari lima belas  pertanyaan.

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah

Dari hasil ini menunjukkan bahwa Terminal A dan Kantor Administrasi mendapatkan total skor 83 dan 88 dan mendapatkan katagori penilaian hijau tua yang dapat diartikan untuk sebagian besar telah

memenuhi persyaratan eco airport   di bidang

 pengelolaan dan pengolahan air limbah serta kelengkapan prasarana dan sarana air limbah. Sebagian besar hasil yang dicapai telah sesuai dengan ketentuan / peraturan / persyaratan yang berlaku. Sedangkan untuk Terminal B harus puas mendapatkan skor 69 dengan katagori penilaian kuning yang berarti telah melakukan upaya dalam pengelolaan dan  pengolahan air limbah serta kelengkapan prasarana dan sarana air limbah. Akan tetapi, dikarenakan tidak adanya hasil uji laboratorium terhadap effluent   yang dihasilkan dari dengan ketentuan / peraturan /  persyaratan yang berlaku.

Secara rata-rata Bandara Adisutjipto

Yogyakarta dalam pencapaian menuju eco-airport  mendapatkan poin 80 dengan katagori hijau muda yang artinya Bandara Adisutjipto Yogyakarta secara keseluruhan telah melakukan upaya memenuhi  persyaratan eco airport   di bidang pengelolaan dan  pengolahan air limbah serta kelengkapan prasarana dan sarana air limbah. Sebagian besar hasil yang dicapai telah sesuai dengan ketentuan / peraturan /  persyaratan yang berlaku.

Oleh karena itu, diperlukan program rencana yang terstuktur dan secara sistematis untuk meningkatkan penilaian untuk mewujudkan

(7)

eco-airport   di bandara ini dari segi pengelolaan dan  pengolahan air limbah domestik yang dihasilkan.

3.3 Pencapaian Bandara Adisutjipto Menuju

Eco-Airport

3.3.1 Analisis Gap

Dari kondisi eksisting yang dilakukan

menunjukkan gap  untuk mewujudkan eco-airport  di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Kebijakan yang diambil oleh manajemen puncak untuk komitmen dalam  pengelolaan air limbah menjadi titik awal yang harus dilakukan dan menunjukkan adanya upaya secara  berjangka. Dengan Standard Operational Procedures (SOP) tentang perbaikan secara berkala dan tanggung  jawab dalam penanganan air limbah yang jelas antara  pihak bandara dengan pihak-pihak terkait langsung dengan kegiatan operasi pengelolaan air limbah domestik bandara.

Penambahan sarana toilet seperti kloset duduk /  jongkok baik itu permanen / sementara, perlu dilakukan

secara bertahap untuk mengantisipasi kenaikan

 penumpang di musim liburan yang berpotensi menurunkan tingkat kenyamanan dalam pengunaan fasilitas umum di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Penambahan sarana air limbah lainnya seperti grease trap  di Terminal A dan Terminal B dari aktivitas kantin maupun dapur dapat dilakukan dengan cara pembuatan surat untuk setiap kegiatan yang dilakukan yang mempunyai potensi menghasilkan limbah minyak maupun lemak, diwajibkan memiliki grease trap agar tidak terjadi penyumbatan pada  pipa maupun saluran air limbah milik bandara. Kemudian untuk menurunkan hasil effluent air limbah domestik yang ada di Bandara Adisutjipto diperlukan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu dalam proses  pengolahan air limbah domestik yang dapat mencemari

lingkungan sekitar bandara.

Untuk meminimalisir penggunaan air bersih, tidak adanya pemanfaatan air limbah grey water  baik itu dari air hujan maupun dari kamar mandi menjadi poin penting

dalam penerapan eco-airport   sehingga diperlukan

teknologi untuk melakukan recycle atau penampungan air tersebut untuk dapat digunakan kembali menjadi sumber air bersih. Dan penggunaan teknologi keran air auto-stop yang tidak merata, menjadi penggunaan air di Bandara Adisutjipto Yogyakarta meningkat. Dengan penggunaan

teknologi keran air auto-stop  dapat menggurangi air limbah yang dihasilkan secara signifikan.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Semua black water   yang dihasilkan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta diolah di septic tank.

2. Kurang dari 50% grey water   yang diolah di Terminal A dan Terminal B, untuk Kantor Administrasi sekitar 50-75% grey water yang terolah.

3. Masalah terbesar adalah rusaknya alat saniter seperti urinoir   dan water closet   yang tidak dapat digunakan maksimal dan adanya genangan dibeberapa titik saat terjadi hujan lebat.

4. Bandara Adisutjipto Yogyakarta secara rata-rata pada penilaian skoring yang dilakukan mendapatkan nilai 80 (hijau muda).

4.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu:

1. Dilakukan perencanaan terhadap seluruh komponen eco-airport  di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

2. Dilakukan pengamatan pengaruh secara langsung kualitas air limbah yang telah diolah (effluent ) dari pengolahan air limbah Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

4.3 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak Bandara Adisutjipto Yogyakarta berupa:

1. Dilakukan penambahan sarana toilet baik itu

 permanen maupun sementara yang cukup untuk mengantisipasi jumlah penumpang pada musim liburan.

(8)

2. Dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan kelengkapan alat saniter, unit pengolahan air limbah, saluran dan perpipaan.

3. Pembuatan instalasi pengolahan air limbah

untuk menurunkan kualitas air effluent   yang melebihi baku mutu yang berlaku.

4. Dilakukan pemasangan grease trap pada grey

water yang mengandung minyak dan lemak

 pada aktivitas dapur / kantin di Terminal A dan Terminal B.

5. Dilakukan penerapan daur ulang air limbah

terutama grey water   dan air hujan untuk mengurangi dampak pencemaran air limbah dan limpasan air hujan pada masyarakat

6. Penambahan keran air pada wastafel / wash

basin  yang memiliki fitur auto-stop dalam upaya penghematan air bersih.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, S. A. 2012. Penerbangan dan Bandar Udara. Yogyakarta: Graha Ilmu

Adisasmita, S. A. 2014. Tatanan Bandar Udara Nasional. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anonim. 2015. Galeri Foto Bandara.

http://www.adisutjipto-airport.co.id . Diakses pada tanggal 21 Mei 2016

Direktorat Jenderal Ciptakarya PU, 2006. Dasar-dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah. Buku Pedoman. Jakarta: Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Heathrow Internasional Airport Corporation. 2014

Responsible Heathrow Performance Summary. London: Heathrow Airport Limited

International Civil Aviation Organization (ICAO). 1999. Aerodrome Standars Aerodrome Design and

Operations Annex 1. Montreal: ICAO

Japan International Cooperation Agency. 2009. Basic Study on Eco-Airport Plan in Developing Countries. Japan Airport Consultants, Inc

Kansai Internasional Airport Corporation. 2015. Kansai International Airport Smart Island Report 2015.

Kansai: New Kansai International Airport Company, Ltd

Konsil Bangunan Hijau Indonesia. 2011. Greenship Existing Building Version 1.0 Ringkasan Tolok Ukur. Jakarta: Konsil Bangunan Hijau Indonesia  Narita Internasional Airport Corporation. 2015. Narita

Internasional Airport Environment Report 2015.  Narita City: NAA

 Nishiyama, T. 2014. Eco-Airport in Japan. Montreal: International Civil Aviation Organization

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No 7

Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa Pariwisata

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

SKEP/124/Vl/2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan ( Eco Airport ) Pratiwi, G. I. 2012. Audit Sistem Pengelolaan Air

Limbah Domestik di Kampus Terpadu UII Menuju Green Campus. Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Rachman, R. M. 2007. Kajian Manajemen Lingkungan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang.  Tesis. Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

(9)

Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura. 1991.

Perancangan dan Pemeliharaan Sistem

Plambing. Jakarta : Pradnya Paramita

Slamet, Juli Soemirat. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press

Theavesia. 2015. Japan Shortlists 20 Bidders for New

Kansai Airport Concession.

https://aveasia.wordpress.com .  Diakses pada

tanggal 4 Agustus 2016

Metcalf dan Eddy. 1991 Wastewater Engineering Edition III: Treatment and Reuse. New York: McGraw Hill Inc.

Gambar

Tabel 2.1 Pemakaian Air pada Gedung
Tabel 3.2 Lembar Skoring Penilaian
Tabel 3.4 Skala Penilaian
Tabel 4.3 Sumber Air Limbah Domestik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi tepung cangkang kerang simping memberikan pengaruh yang sangat nyata (α = 0,01) terhadap kadar air, abu, lemak,

KTKC Koreksi Total Praktik Khutbah & Ceramah 25000.00 TCWS Tata Cara Wudhu Dan Shalat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalam 25000.00 LSK Larangan Shalat di Masjid yang dibangun di

kete nteraman ji wa kepada orang yang melakukannya. Semak i n dekat seseorang kepada Tuhan, dan semakln b anya k ibadahnya, maka akan semakin tenteraml ah jiwanya

Data sekunder yang diperlukan berhubungan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik dari peta Bandara Adisutjipto Yogyakarta, jumlah penumpang Terminal A dan B

Proses aklimatisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tanaman Kiapu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan penelitian dan juga

tahun; 3) Kabupaten Bantul mayoritas merupakan wilayah discharge yaitu dengan perbandingan luasan wilayah discharge dan recharge adalah 31.546,3 ha (discharge) dan

Atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Xiaomi di Kota Bandung, dengan total kontribusi sebesar 53,4% sedangkan sisanya sebesar

Ada tiga (3) organisasi difabel Tuli yang telah menggunakan logo sebagai salah satu elemen visual yang penting untuk selalu digunakan, yaitu: (1) Akar Tuli (Aksi Arek Tuli