• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peringatan Sewindu Formara, Gelar Goes to School ke 70 SMA se-madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peringatan Sewindu Formara, Gelar Goes to School ke 70 SMA se-madura"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peringatan Sewindu Formara,

Gelar “Goes to School” ke 70

SMA se-Madura

UNAIR NEWS – Organisasi Forum Mahasiswa Universitas Airlangga

asal Madura atau Formara dideklarasikan pada 25 Januari 2008. Meski sudah berumur delapan tahun, namun baru empat tahun terakhir ini Dies Natalis Formara diperingati dengan berbagai kegiatan di empat daerah berbeda di “Pulau garam”. Terbaru, dalam peringatan Sewindu Formara 2016 ini puncaknya diperingati di Kabupaten Sampang.

Ketua Formara, Muhammad Fahmi Abdilah, ketika bertandang ke UNAIR NEWS, Senin (4/4) mengatakan dalam Dies Natalis Formara tahun 2016 adalah serangkaian kegiatan. Yaitu Formara Goes to School (serentak semadura), Try out SBMPTN (serentak se Madura), Abdi Desa (Kabupaten Bangkalan), Formara Menginspirasi (Kabupaten Pamekasan), Formara Expo dan Malem Puncak Dies Natalis Formara Unair 2016 (Kabupaten Sampang). ”Alhamdulillah empat tahun terakhir ini kami mampu menyukseskan serangkaian Dies Natalis Formara dengan sangat meriah,” kata Fahmi, mahasiswa Fakultas Hukum UNAIR angkatan 2013.

Atikah Syafik, pengurus Humas Formara, dalam press release-nya menerangkan, Dies Natalis Formara 2016 ini diketuai Muhammad Fadhilah Budipradika (FISIP 2013) dan melaksanakan berbagai kegiatan yang puncaknya digelar di Sampang. Kegiatan itu antara lain “Goes to School”, pengabdian masyarakat tentang kesehatan, dan pentas hiburan.

Diawali dengan ”Formara Goes to School”, 18 Januari lalu, serentak di empat kabupaten di Madura. Dalam aksi ini anggota Formara berbagi tugas untuk mendatangi 70 SMA se-Madura, baik SMA yang ada di kota kabupaten, yang berlatar pondok

(2)

pesantren, dan yang berada di pelosok pedesaan.

Usaha ini ditempuh sebagai upaya keras Formara untuk memotivasi mereka. Sebab masih banyak diantara mereka yang kurang peduli terhadap kelanjutan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sebanyak mungkin pengalaman anggota Formara dicurahkan untuk mengubah mindset ketidakpedulian mereka terhadap kelanjutan studinya.

”Kami memberi arahan untuk berpikir kedepan bahwa betapa pentingnya meraih pendidikan setinggi mungkin, agar kelak bisa memajukan pesantren, memajukan dan mensejahterakan masyarakat di desanya, dan sebagainya,” kata Atikah, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional FISIP UNAIR tahun2014 ini.

Selain itu juga disosialisasikan kepada siswa kelas XII seputar dunia kampus, terutama UNAIR. Materinya antara lain berbagai jalur yang bisa dilalui siswa untuk melanjutkan studinya, termasuk beasiswa yang ada dan cara meraihnya. Sehingga sebagai senior, tim Formara memberikan motivasi kepada siswa kelas XII tentang wahana pendidikan di perguruan tinggi. Tak ketinggalan juga memberikan semangat kepada siswa yang akan menghadapi UNAS ini.

Problem siswa-siswi itu rata-rata masalah ekonomi. Sehingga tim Formara menjelaskan beragam cara dan fasilitas pendidikan, misalnya beasiswa Bidikmisi dan cara meraihnya agar bisa kuliah secara gratis. Alternatif lain bekerja paruh waktu, berbisnis atau wiraswasta, juga bisa sebagai cara mengatasi keterbatasan biaya itu.

Dalam “Formara Goes to School” juga diadakan Tryout SBMPTN secara serentak pada 31 Januari, diikuti 1.200 siswa-siswi kelas XII SMA. Disini dilakukan pembahasan pola soal-soal SBMPTN agar siswa juga siap menghadapi UNAS dan dapat mengukur kemampuan masing-masing. Para siswa juga dilatih tentang ketenangan dan kejujuran dalam mengerjakan soal-soal test/ujian. (*)

(3)

Penulis : Humas Formara. Editor : Bambang Bes

Mahasiswa Banjiri Lomba MTQ

UNAIR 2016

UNAIR NEWS – Jumlah peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)

UNAIR 2016 meningkat dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu hanya diikuti peserta yang kurang dari 200 mahasiswa, lomba yang digelar pada Sabtu (2/4), diikuti oleh 324 mahasiswa UNAIR. Antusias mahasiswa yang turut serta pada lomba tersebut tidak lain dimotori oleh tim kreatif dari Kafilah (delegasi, -red) MTQ UNAIR dan UKM Seni Religi. Publikasi yang intens melalui berbagai media sosial hingga technical meeting menjadi faktor pendukung ramainya kegiatan ini.

“Data ini menunjukkan antusias mahasiswa pada perlombaan keilmuan Islam dan alquran yang ada di MTQ, semoga syiar alquran di UNAIR ini tetap terjaga,” ujar Afri Andiarto selaku pembina MTQ UNAIR.

Perlombaan MTQ sendiri didasari oleh dua agenda penting yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali, yakni MTQ Regional Jawa Timur dan MTQ Nasional. Adapun jumlah peserta sesuai cabang lomba yang diikuti meliputi Karya Tulis Ilmiah Alquran 8 tim, Tilawatil Quran 20 peserta, Tartilil Quran 76, Kaligrafi (Khottil Quran) 23 peserta, Fahmil Quran 68 peserta, Hifdzil Quran 1 Juz 40 peserta, Hifdzil Quran 5 juz 7 peserta, Syarah Alquran 18 peserta, Sari Tilawah 33 peserta, Debat Bahasa Inggris Kandungan Isi Alquran 5 tim, Debat Bahasa Arab, Kandungan Isi Alquran 10 peserta, dan desain aplikasi Alquran

(4)

3 peserta. Diantara perlombaan tersebut, terdapat pula 19 peserta yang mengikuti lebih dari 1 cabang lomba.

“Tidak menutup kemungkinan, kedepan kafilah UNAIR lebih baik dan berkualitas. Dibidang tilawah saja, banyak peserta yang punya potensi luar biasa, tinggal dipoles dan dibina sebaik mungkin,” Ujar KH. Abdul Wahhab Hussein, salah juri sekaligus pembina kafilah MTQ.

Prestasi yang didapat oleh kafilah UNAIR pada ajang MTQ Nasional ke XIV di Universitas Indonesia Agustus lalu, menjadi pelecut masifnya keikutsertaan peserta dan yang mendorong kafilah UNAIR untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi nantinya.

Penulis : M. Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

OPHI

dan

HAM

RI

Ajak

Mahasiswa Diskusikan Kasus

Montara

UNAIR NEWS – Airlangga Institut of International Law Studies

(AIILS), bekerja sama dengan Tim Otoritas Pusat Hukum Internasional (OPHI) Kementrian Hukum (Kemenhum) dan HAM RI, untuk mengadakan kuliah umum hukum laut. Melalui Pusat Studi Hukum Kemaritiman dan Kelautan (MAROCLAW), kuliah ini secara mendalam membahas tema Penegakan dan Penerapan Hukum dalam Kasus Pencemaran Laut akibat Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak Lepas Pantai.

(5)

Kementerian Lingkungan Hidup, kami membantu dari sisi hukum,” ujar Rachmadi, Kasubdit Hukum Internasional OPHI.

Dalam pertemuan di Aula Pancasila FH UNAIR, Tim OPHI Kemenhum hadir untuk menyaring masukan dan informasi dari aktivis, akademisi, dan LSM untuk bersama-sama membahasa kasus Montara tersebut. Hasil dari tinjauan Kasus yang melibatkan Indonesia dan Australia tersebut akan dibahas dalam dalam sidang komite hukum ke 103 pada Juni 2016, nanti.

Kasus ini memiliki kendala dalam memberikan bukti kasus terkait. Kerusakan yang terkait sumberdaya bawah laut tidak bisa dibenarkan dengan menghadirkan bukti kerusakanya saja, tanpa menunjukkan pencemaran minyak lepas pantai secara langsung.

“Pencemaran laut oleh minyak yang ada di perairan Indonesia-Australia, terkendala oleh pembuktian pencemaran itu sendiri. Lantaran minyak yang ada diatas laut sudah menguap dan menghilang, hanya menyisakan kerusakan di dalam laut,” jelas Rahayu Lestari, Analis Permasalahan Hukum Internasional.

Kuliah Kasus Montara ini nantinya akan menjadi bahan untuk dirapatkan bersama kementrian dan organisasi penting terkait, seperti International Maritime Organization (IMO) Kementrian Luar Negeri, Kementrian Hubungan Laut, Kementrian Lingkungan Hidup dan masih banyak lagi untuk membuat draft guidance.(*) Penulis : M. Ahalla Tsauro

(6)

Konsisten dan Tanggung Jawab,

Resep Ike Novalina Jadi

Wisudawan Terbaik S2 FST

UNAIR NEWS – Dengan tesis berjudul “Produksi Enzim Selulase

dari Limbah Tongkol Jagung oleh Penicillium sp. H9 dengan Metode Fermentasi dalam Medium Cair dan Padat” dan lulus dengan IPK nyaris sempurna, 3,98, Ike Novalina dinobatkan sebagai wisudawan terbaik S2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga pada wisuda bulan Maret 2016 lalu. ”Sebenarnya saya tidak menyangka bahwa akan menjadi wisudawan terbaik, karena saya tahu bahwa teman-teman yang lain di program S2 memiliki prestasi yang baik dibidangnya. Semoga dengan penghargaan ini dapat memotivasi saya dan teman-teman semakin semangat untuk memperdalam ilmu kami,” ujar Ike Novalina merendah.

Ike boleh dibilang sebagai orang yang memiliki jiwa kuat sebagai peneliti. Hal itu nampak dari konsistensinya ketika memilih topik untuk tesisnya. Topik penelitian dalam tesisnya tentang konversi biomassa oleh mikroba memiliki keterkaitan dengan penelitian skripsinya dulu ketika menempuh studi S1 Biologi di FST UNAIR.

Dalam tesisnya, Ike meneliti bagaimana biomassa pertanian dapat dikonversi oleh mikroba menjadi produk yang bermanfaat. Produk dimaksud adalah enzim selulase. Mikroba yang digunakan sendiri merupakan mikroba isolat lokal hasil isolasi teman-temannya di Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio) P3L Taman Nasional Alas Purwo.

Terkait dinobatkannya ia sebagai wisudawan terbaik, Ike mengaku tidak memiliki resep khusus. Namun, katanya, motivasi untuk terus belajar merupakan suatu hal yang selalu dicoba untuk dimilikinya.

(7)

“Sebenarnya tidak ada trik khusus untuk menjadi wisudawan terbaik. Hanya do what you love and love what you do, selain itu juga menyadari tanggungjawab kita sebagai mahasiswa,” pungkasnya. (*)

Penulis : Disih Sugianti Editor : Yeano D. Handika

Kunjungan ke Kampus Jadi

Program Tahunan Sekolah

UNAIR NEWS – Kunjungan rutin ke perguruan tinggi terkemuka di

Indonesia merupakan salah satu cara untuk mengenalkan atmosfer akademis kampus kepada para pelajar selaku calon mahasiswa. Berkaitan dengan hal itu, biasanya setiap sekolah menengah atas atau sederajat memiliki program rutin berupa kunjungan ke kampus-kampus.

Pada Selasa (5/4), sebanyak dua sekolah menengah atas yang bertandang ke Universitas Airlangga. Seperti biasa, para pelajar dan guru perwakilan diterima oleh staf Pusat Informasi dan Humas UNAIR. Jumlah masing-masing peserta yang berkunjung ke UNAIR terdiri dari 36 pelajar dan guru SMA Islam Athirah, Makassar, dan 291 siswa SMAN I Pacet, Mojokerto.

Salah satu guru perwakilan dari SMA Islam Athirah Bahar Mattaliu, S.E., M.Si., bercerita bahwa dirinya sudah mengantarkan pelajar di sekolahnya untuk mengunjungi UNAIR sebanyak dua kali dalam rentang waktu enam bulan terakhir. “Jadi, bulan Desember kemarin kami sudah ke sini dengan siswa kelas XII. Karena ada pergantian program untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kami akan datang kemari dengan siswa

(8)

kelas XI,” tutur Bahar.

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan itu menambahkan bahwa agenda kunjungan rutin ke perguruan tinggi sudah disampaikan kepada setiap wali murid di sekolahnya. Sehingga, setiap orang tua atau kerabat keluarga bisa mempersiapkan agenda keberangkatan muridnya sejak awal.

“ P a d a s a a t p e n e r i m a a n s i s w a b a r u , s e k o l a h s u d a h menginformasikan bahwa ada kegiatan ini. Biar mereka (wali murid) bisa menabung untuk mempersiapkan agenda ini,” imbuh Bahar.

Senada dengan Bahar, guru perwakilan SMAN I Pacet Kasiono, S.Pd., M.Pd, menuturkan bahwa kunjungan ke kampus-kampus merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan di sekolahnya. “Tiap tahunnya, kami sengaja mengajak anak didik yang masih kelas X. Hal ini bertujuan agar mereka mengetahui informasi seputar kampus sejak awal,” pungkas Kasiono. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

Alvan Febrian, Wisudawan

Terbaik S2 Farmasi Berharap

Pengembangan

Obat

Lebih

Rasional

UNAIR NEWS – Dewasa ini, kebutuhan akan obat analgesik sangat

dibutuhkan masyarakat. Ditunjang dengan peningkatan yang pesat dari pengetahuan terkait, seperti kimia organik, biologi

(9)

molekuler, kimia medisinal, dan kimia komputasi menjadikan pengembangan obat lebih rasional. Perkembangan ini memungkinkan desain obat baru menjadi lebih efisien dan efektif.

Hal itulah yang melatarbelakangi Alvan Febrian Shalas melakukan penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan Program S-2 pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Tesisnya yang berjudul ”Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Senyawa Turunan 1-Alil-3-Benzolitiourea sebagai Analgesik (Ortho, Meta, dan Para Benzolitiourea)” mengantarkan Alvan menyandang predikat wisudawan terbaik S-2 Fakultas Farmasi dengan IPK sempurna: 4,00, pada wisuda Maret 2016 lalu.

Laki-laki yang akrab disapa Alvan ini memulai penelitian dengan melakukan pemodelan molekul kandidat senyawa yang akan disintesis secara in silico. Ia kemudian melakukan sintesis senyawa yang diketahui memiliki potensi analgesik (berdasarkan uji in silico), dan diuji kemurniannya serta dilakukan konfirmasi struktur kimianya. Berikutnya, dilakukan uji aktivitas analgesik terhadap senyawa hasil sintesis tersebut. Terakhir, dilakukan penentuan hubungan kuantitatif antara struktur dengan aktivitas analgesik.

Selama mengerjakan penelitian tersebut, laki-laki kelahiran Jember 18 Februari 1985 ini mendapat dukungan penuh dari dosen pembimbing utamanya, dari isteri, anak, dan teman-teman seperjuangannya. Penyuka kegiatan alam dan penyuka kopi ini mengaku tidak mendapatkan kendala yang begitu berarti.

”Kendalanya hanya pada diri sendiri. Seperti kurang tajam dalam menganalisis permasalahan, kurang komunikatif, inkonsistensi, dan lainnya. Solusi ada pada seberapa besar kita mau meng-upgrade diri,” tuturnya.

Usai lulus dari studi Magister, Alvan memiliki keinginan untuk mengaplikasikan keilmuannya dengan melakukan pengembangan

(10)

obat. ”Kenali dirimu dan jadilah diri sendiri,” begitu pesan Alvan memberi motivasi pada adik-adik kelasnya di Farmasi UNAIR. (*)

Penulis : Lovita Martha Fabella Editor : Binti Q. Masruroh.

FK Siap Jadi Motor Terdepan

Kemajuan UNAIR

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran merupakan fakultas tertua di

Universitas Airlangga. Dari sejarahnya sudah eksis selama 102 tahun. Karena itu FK siap menjadi motor terdepan, penunjang keunggulan dan kemajuan Universitas Airlangga (UNAIR) yang digadang-gadang pemerintah bisa masuk daftar 500 perguruan tinggi terbaik dunia tahun 2020.

Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U., menyebut target itu tidaklah berlebihan sebab FK memiliki SDM dan infrastruktur yang memadai di 29 departemen, 25 klinik, dan empat pre-klinik. Mahasiswanya juga terpilih dan banyak pemikir handal yang lahir dari kolaborasi penelitian bersama jejaringnya yakni RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit rujukan utama di Jawa Timur dan Indonesia Timur, hingga terwujudnya “Airlangga Health Science Center”.

”Secara sinergis FK siap menjadi university holding bagi UNAIR dalam upaya menuju World Class University. Siap melaksanakan kebijakan Akademic Health Science yang ditegaskan oleh Kemenristek Dikti bersama Kemenkes,” kata Prof. Soetojo kepada UNAIR NEWS belum lama ini, di kantornya.

(11)

membawa FK yang berdiri sejak 1913 bernama Netherland Indische Artsen School (NIAS) ini menuju sebagai pusat pendidikan dan penelitian kedokteran terkemuka dengan mengoptimalkan setidaknya tiga keunggulannya yaitu di bidang penyakit tropis, disaster management, dan community medicine. Kemudian hadirnya mahasiswa terpilih dalam rekruitmen sejak mahasiswa S1, professi, Magister (S2), Program Spesialis (PPDS), hingga Program Doktoral (S3) sangat memungkinkan banyak ladang penelitian dalam 29 departemen itu akan terwujud dengan baik.

DEKAN Fakultas Kedokteran UNAIR, Prof. Dr. Soetojo, dr., SpU., didampingi ketiga Wakil Dekan ketika memaparkan program-program FK dalam Rapat Pimpinan Universitas. (Foto: Bambang Bes)

”FK menyambut baik target yang ditetapkan Rektor bahwa tahun 2019 siap masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia,” tambah Guru Besar bidang Ilmu Urologi FK UNAIR ini.

Dalam lima tahun kedepan, FK memprogram untuk menggenjot pengembangan jurnal ilmiah nasional dan internasional dan peningkatan kualitas SDM. Guna menunjang dua sasaran program

(12)

tersebut FK membentuk Tim Akselerasi yang akan menangani birokrasi pengembangan SDM dan peningkatan jurnal. Tim jurnal dan publikasi ilmiah dikoordinasi dibawah wewenang Wakil Dekan I dan Wakil Dekan III.

“Karena selama ini penelitian di FK itu relatif banyak, tetapi kurang terdata secara baik. Dengan rata-rata terdapat 400 penelitian per tahun, maka jika ada petugas khusus yang membantu maka yakin yang terpublikasi akan makin banyak,” kata Dekan FK seraya menegaskan bahwa motivasi kearah sana sudah ditata, baik melalui sistem maupun dengan pemberian bantuan (reward).

Peningkatan publikasi internasional selain untuk menunjang WCU sekaligus agar FK UNAIR makin dikenal dalam percaturan ilmu kedokterannya, terutama pada tiga andalan ilmiah tadi: penyakit tropis, disaster management, dan community medicine. Dengan semakin banyak mahasiswa asing reguler yang tertarik mendalami tiga hal tersebut, diharapkan tahun 2019-2020 FK sudah go international. Mahasiswa asing reguler yang dimaksud adalah mahasiswa luar negeri yang mengikuti perkuliahaan di FK dengan pengantar Bahasa Indonesia.

”Semakin dikenal di luar negeri dan mahasiswa asingnya banyak, artinya FK UNAIR ini adalah sesuatu yang menarik. Tiga unggulan itulah yang akan kami kemas hingga benar-benar dibutuhkan, termasuk di era pasar bebas ASEAN atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini,” tambah Prof. Soetojo.

Tiga unggulan tadi menjadi menarik karena di luar negeri tidak banyak terjadi. Misalnya operasi bedah pasien dengan ‘open surgery’, operasi pengeluaran batu ginjal, dan kasus-kasus penyakit tropis lainnya.

Penelitian mahasiswa juga akan ditingkatkan. Bila selama ini masih kurang, karena riwayat penelitian bagi mahasiswa S1 FK baru diawali tahun 2005, sedang pada fakultas lain sudah wajib sebagai bahan TA (Tugas Akhir). Penelitian mahasiswa FK sejak

(13)

tahun 2005 sudah harus dipresentasikan, jadi akan meningkatkan publikasi ilmiah. Perubahan ini akan semakin meningkatkan kualitas lulusan.

“Kedepan kami akan push mahasiswa agar menjadi lebih bagus, mereka harus masuk ke ranah publikasi ilmiah, baik mahasiswa S1 dan PPDS,” lanjut Prof. Soetojo. Bidang Kemahasiswaan juga mencanangkan untuk memperbanyak student exchanges, terutama mahasiswa yang keluar untuk menambah skill. (*)

Penulis: Bambang Bes & Sefya Hayu Istighfaricha

Program DIHALALI Bantu Ibu

Miliki Tubuh Ideal Pasca

Melahirkan

UNAIR NEWS – Kelompok mahasiswa dari Fakultas Kesehatan

Masyarakat (FKM) ini patut diacungi jempol. Ide brilian mereka diajukan ke Ditjen Dikti dan disetujui untuk mendapat dana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Lima anak muda itu antara lain Bian Shabri Putri Irwanto, Dion Azzuri, Nikta Bella Anastasia, dan Yusnita Nur Fadhilah dari jurusan Ilmu Kesahatan Masyarakat 2015. Juga, Chandramanda Dewi Damar dari jurusan Ilmu Gizi 2015.

“Kami membuat sebuah program edukasi yang bernama DIHALALI,” kata Bian saat ditanya mengenai gagasan kelompoknya.

DIHALALI adalah kependekan dari Diet Sehat Pasca Melahirkan. Tujuannya, membentuk tubuh ideal dan sehat setelah persalinan. Menu diet disesuaikan dengan berat badan, tensi darah, riwayat penyakit, dan status kebutuhan tubuh lainnya. Jadi, mungkin

(14)

saja antara ibu yang satu dan ibu yang lain akan beda menunya. DIHALALI merupakan kegiatan penyuluhan dan edukasi. Sasarannya, masyarakat di Kecamatan Mulyorejo Surabaya. Meski demikian, para penggagas berharap, Ibu-Ibu yang sudah mendapat informasi tentang ini, dapat melakukan gethok tular atau menyampaikannya pada siapapun. Khususnya, pada generasi penerus atau calon Ibu di sekitar. Sehingga, manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas.

“Kami pun memberi informasi tentang pentingnya ASI eksklusif serta tips menjaga agar kondisi Ibu dan bayi tetap sehat,” ungkap dia.

Kegiatan Bian dan kawan-kawan sudah dilakukan sejak Maret lalu. Mereka sudah mulai meninjau lokasi penyuluhan. Tentu saja, dicari tempat yang strategis dan dapat dijangkau dengan mudah oleh penduduk. Penyuluhan dan edukasi juga sudah mulai dilakukan. Rencananya, berakhir pada Juni mendatang.

Yang menarik, dalam tiap kegiatan di masyarakat, tim UNAIR membagikan menu gratis pada para Ibu. Sebagai contoh menu sehat yang ditawarkan dalam program DIHALALI.

Selain itu, disampaikan pula sejumlah aktifitas produktif untuk para Ibu yang baru melahirkan. Misalnya, senam yoga, membuat kerajinan, menanam sayur, dan memasak menu sehat untuk keluarga. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Ergonomi ditinjau dari antropometri pada mebel (meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, wastafel, dan meja kasir) di restoran Pizza Hut di Surabaya

b. Permasalahan yang akan diteliti harus memperhatikan originalitas dan aktualitas topik. Memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Program Pendidikan Magister

Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran interaktif matematika dengan menggunakan software Lectora Inspire di kelas VIII SMP pada

Dengan cara manual, setiap jamnya ada 6 anggota yang mendatangi bagian administrasi untuk keperluan layanan koperasi, mulai dari pendaftaran anggota baru, penyimpanan dana,

Pada masa Revolusi Industri muncul kalangan baru dalam masyarakat, yaitu kaum kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum bangsawan dan rohaniwan yang

Jika dalam suatu sistem pengendalian intern pemberian kredit terdapat masalah SDM kurang memadai maka solusi yang harus diambil oleh BUMDes Artha Werdhi Sarana

Inovasi ini memberi impak yang besar terhadap JPS Negeri Pulau Pinang iaitu melalui penjimatan masa, kos dan tenaga untuk pengoperasian pintu air dan dapat menyelesaikan

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis pada Website Universitas Sriwijaya untuk mengukur kelayakan User Interface pada website tersebut dengan menggunakan