KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP - 5l/tIEN/1999
TENTANG
NILAI
AMBANG BATAS FAKTOR FISIKADI
TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJAMenimbang:
a.
bahwa sebagai pelaksanaan Pasal3
ayat(l)
hurufg
Undang-Undang NomorI
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu ditetapkan Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ditempat Kerja;'
b.
bahwa untukitu
perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.Mengingat
.
1.
Undang-UndangNomor
14
Tahun
1969 tentang Ketentuan-ketentuanPokok Mengenai Tenaga Kerja.
2. Undang-Undang Nomor
I
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.3.
Keputusan Presiden R.I. Nomorl22lM
Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan4.
PeraturanMenteri
TenagaKerja
Nomor
PER-05A{EN/1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5.
Keputusan Menteri Tenaga Nomor KEP-28A{EN/1994 terrtang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja.MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA
KER.IA
'
TENTANG
NILAI
AMBANG FAKTORFISIKA
DI
TEMPAT KERJA.Pasal I
Dalam Keputusan
ini
yang dimaksud dengan:l.
Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekejaan baik di dalam maupundi
luar
hubungankerja
guna menghasilkanjasa
ataubarang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.
Tempat kerja adalahtiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,bergerak
atau
tetap
dimana tenagakerja
bekej4 atau
yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat3.
Nilai
Ambang Batasyang
selanjutnya disingkatNAB
adalah standarfaktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit
atau
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atalo 40 jam seminggu.4.
Fattor
fisika adalahfaktor
di
dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam Keputusanini
terdiri
dari iklim
ketjq kebisingan, getarar\ gelombang mikro dan sinar ultra ungu.5.
Iklim
kerja adalah hasil perpaduan suhu, kelembaban, kecepatan gerakanudara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas
dari
tubuh,
terurga kerja sebagai akibat pekerjaan.6.
Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan olehtermometer suhu kering.
7.
Suhu basah alami (NaturalWet Bulb
Temperature) adalah suhu yangditunjukkan
oleh
termometerbola
basahalami
(NaturalWet
BulbTermometer).
8.
Suhubola
(Globe Termperatur) adalah suhuyang
ditunjukkan olehtermometer bola (Globe Termometer).
g.
Indeks suhu basah dan Bola (Wet Bulb Golbe Temperature Index) yang disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkatiklim
kerja yangmerupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.
10.
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.11.
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangumya.12.
Radiasi frekuensi radio dan gelgmbang mikro (Microwave) adalatr radiasielektromagnetik dengan frekuensi 30
Kilo
Hertz sampai 300 Gga Hertz.13.
Radiasiultra
ungu (ultraviolet) adalatr elektromagnetik dengan panjanggelombang 180 nano meter sampai 400 nano meter (nm).
14.
Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatutempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan
itu
menggunakan tempat keda;b. Orang
atau
badanhulem
yang
secaraberdiri
sendiri menjalankansesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan
itu
menggunakan tempat kerja;c. Orang atau badan hukum, yang
di
Indonesia mewakili orang ataubadan hulum sebagaimana dimaksud pada huruf
a
dan hurufb
jikalau yang diwakili berkedudukandi
luar wilayah Indonesia.16.
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai teknis berkeahliankhusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri.
17.
Menteri
adalah
Menteri
yang
bertanggungjawab
di
bidang ketenagakerjaan.Pasal 2
NAB iklim
kerja menggunakan parameterISBB
sebagaimana tercantum dalamlampiran I.
Pasal 3
(l)
NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi BellA
(dBA).(2)
Kebisinganyang
melarnpauiNAB,
waktu
pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran II.Pasal 4
(l)
NAB
getaran alat kerja yang kontak langsung maupuntidak
langsungpada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar
4
meter per detik kuadrat (m/det2 ).(2)
Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimanatercantum dalam lampiran III. Pasal 5
NAB
radiasi frekuensi radiodan
gelombangmikro
ditetapkan sebagaimanatercantum dalam lampiran IV.
Pasal 6
(l)
NAB
radiasi sinarultra
ungu ditetapkan sebesar0,1
mikroWatt
per(2)
Radiasisinar
ultra
ungu yang
melampauiNAB
waktu
pemajananditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran V.
.
Pasal 7(l)
Pengukuran dan penilaian faktor fisikadi
tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihaklain yang ditunjuk.
(2)
Persyaratan pihak lain untuk dapat ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.(3)
Hasil
pengukurandan
penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)'
disampaikan kepada pimpinan perusahaan atau pengurus perusahaan dankantor Departemen Tenaga Kerja setempat.
Pasal 8
Pelaksanaan pengukuran
dan
penilaianfaktor
fisika
di
tempat
kerjaberkoordinasi dengan kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.
Pasal 9
Peninjauan
NAB
faktor fisika
di
tempatkerja
dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pasal
l0
Pengusaha
atau
pengurusharus
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalamkeputusan Menteri ini.
Pasal I I
Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, maka Surat Edaran Menteri Tenaga
Ketjq
Transmigrasidan
KoperasiNomor
SE- 01A,IEN/1978 tentang Nilai Ambang Batas(NAB)
UntukIklim
Kerja DanNilai
Ambang Batas (NAB)Untuk Kebisingan
di
tempat kerja dinyatakan tidak berlaku lagi.Pasal 12
Keputusan Menteri
ini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkandi
:
Jakhrta
Pada tanggal:
16April
1999MENTERI TENAGA KER.IA REPUBLIK INDONESIA
ttd
LAMPIRAN
I :
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJANOMOR
:
KEP- sl/MEN/1999 TANGGAL:
16
APRI.L
1999NILAI
AMBANG BATASIKLIM
KERJAINDEKS SUHU BASAH DAN
BOLA
(ISBB) YANG DIPERKENANKANIndeks Suhu Basah dan Bola untuk
di
luar ruangan dengan panas radiasi :ISBB:0,7
Suhu basah alami+
0,2 Suhu bola+
0,1 Suhu keringIndeks Suhu Basah dan Bola untuk
di
dalam ataudi
luar ruangan tanpa panas radiasi :ISBB:0,7
Suhu basah alami+
0,3 Suhu bola Catatan :-
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200Kilo
kalori/jam-
Beban kerja sedang membutuhkan kalori >200 - 350Kilo
kalori/jam-
Beban kerja berat membutuhkan kalori >350 - 500Kilo
kalori/jam Dit*apkandi
:Jakatta
Pada tanggal:
16April
1999MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
nd
F'AHMI IDRIS
Pengaturan waktu kerja setiap jam
ISBB
(c)
Beban keria
Waktu keria Waktu istirahat Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus
(8 jam/hari) 75 %ke1a 50 % kerja 25Yokena 25 Yo istirahat 50 % istirahat 75 o/o istirahat 30,0 30,6 31,4 32,2 26,7 28,0 29,4 3 1,1 25,0 25,9 27,9 30,0
I,AMPIRAN
tr
:NILAI
AMBANG BATAS KEBISINGANCatatan: Tidak boldh terpajan lebih dari 140 dBAb walaupun sesaat.
KEPUTUSAN MENTERI TTNAGA KERJA
'NOMOR
:
KEP-sl
/IVIEN/1999 TANGGAL:
t6 APRIL
teee,
Ditetapkandi:Jakarta
Pada tanggal
:
16April
1999MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INI}ONESIA
ttd
FAHMI
IDRISWaktu pemaianan per hari Intensitas kebisinean dalam dBA
Jam 4 2, I 30 l5 7,5 3,75 1,88 0,94 28,12 14,06 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0,11 Menit Dctik 85 88
9l
94 97 100 103 106 109 1t2ll5
118tzl
124 127 130 133 136 r39LAMPIRAN
III
: KEPUTUSAN MENTERIIENAGA
KERJANOMOR
:
KEP-sl
nuEN/r999 TANGGAL:
16
APRIL
1999NILAI
AMBAI\IGUNTI]K
PEMAJANANBATAS GETARAN LENGAN DAN TANGAN Jumlah waktu pemajanan
per hari kerja
Mlai
percepatan pada daftar frekuensi dominanMeter per detik kuadrat
(mldet'1)
Gram
4 jam dan kurang dari S jam
2
jarn dan kurang dari 4 jamI
jam dan kurang dari 2 jam kurang dariI
jam4 6 8 t2 0,40 0,61 0,81 1,22 Catatan:
I
Gram:9,81 mldetzDitetapkan
di
: Jak
atta
Pada tanggal:
16April
1999MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK II\DONESIA
ttd
TAMPIRAN
IV
:
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJANOMOR
:
I(EP-
51/1vI8N.1999 TANGGAL:
t6 APRIL
1999I\IILAI
AMBAI\IG BATAS FREKUENSI RADIOIGELOMBANG MIKROKeterangan:
k}lz :
Kilo HertzMHz :
Mega HerlzGHz :
Gega Herl"zf
:
frekuensi dalam MHzmWcm2:
mili Watt per meter persegiV/m :
Volt
per meterNm :
Ampere per meterDitetapkan
di
: Jak
arta
Pada tanggal
:
16April
1999MENTERI TENAGA
KERIA
REPUBLIK INDOI\TESIA ttd
FAHMI
IDRIS Frekuensi Power Densrty (mWcm2) Kekuatan medan listrik (Vim) Kekuatan medan magnit (A/m) Rata-rata waktu pemajanan (menit) 30 kHz - 100 kl{z 100 kHz-
3l,tfrlz3
MtIz - 130 MFIZ 30 MHz - 100 MHz 100 MIIZ-
300MlIz
300MIIZ-
3GHz3
GHz-
15 GHz 15 GHz-
300GHz I f/300 10 t0 6t4 6t4 1842lf 61,4 61,4 163 16,3lf 16,3lf 16,3lf 0,163 6 6 6 6 6 6 6 616.000/f ',2-"
LAMPIRAIT
V :
KEPUTUS$I
MENTERITENAGA
KERJANOMOR
:
KEP- 51/lvIEN/1999 TANGGAL:
16
APRIL
re99-.WAKTU
PEMAJANAN RADIASI SINAR ULTRA UNGU YANG DIPERKENAI\KANlv{asa pemajanan per hari Iradiasi Efektif (E d) uWcmz
8
jam4
jam2
jamI
jam30
menit15
menit10
menit5
menitI
menit30
detikl0
detikI
detik 0,5 detik 0,1 detik 0,1 0,2 0,4 0,8 1,7 3,3 5 10 50 100 300 3000 6000 30000 Ditetapkandi
:Jakarta
Pada tanggal:
16April
1999MENTERI TSNAGA KERIA REPUBLIK INDONESIA
nd
SURAT EDABAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
No.
:
SE. 04/BW 11999Tentang
Petunjuk Pelakasanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02NIenll999 tentang Pembagian Uang Selvice Pada
Usaha Hotel, Restoran dan Usaha Pariwisata lainnya
pembagian uang service pada usaha perhotelan, restoran dan usaha pariwisata lainnya
merupakan'salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan bagi pekerja, oleh karena itu
agar pelaksanaan pembagian
uang
service tersebut dapat berjalan sepertiapa
yangdiharapkan, maka diminta perhatian Saudara akan hal-hal sebagai berikut :
l.
Uang service sebagaimana diatur dalam pasalI
ayat (5) ditetapkan sebesar lO%
darr tarip adalah mengacu pada Keputusan Menteri PerekonomianNo.
706 tahun 1956 Tentang Perusalraan yang Menyediakan Tempat Penginapan Termasuk Makanan, dan Keputusan Menteri Pariwisatg Pos dan Telekomunikasi No. KM.95/HKI03/IVIPPT-87 tahun 1987 Tentang Ketentuan Usaha dan Panggolongan Restoran.2.
Yang dimaksud dengan Lembaga Kerjasama Bipartit dalam Permen 02lMen/1999 pasal7
dan pasall0
adalah suatu forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah mengenaimasalah hubungan industrial
di
perusahaanyang
anggotanyaterdiri
dari
unsur pengusaha dan unsur Pekerja.3.
Pengaturan pembagian uang service pada hotel bintang tiga keatas dan bintang dua kebawah dibedakan karena adanya perbedaan resiko kehilangan yang besarnya tidaksama.
Demikian untuk perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
A.n. Mentcri Tenaga Kerje
RL
Direktur Jenderel
Pembinarn Hubungan Industrial dan Pengewasan Ketenegakerjaan
ttd
Mohd. Svaufii Svamsuddin
NIP.:
15fi[8975Tembusan keoada Yth: