• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Sekolah Lima Hari Evaluasi Formatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Sekolah Lima Hari Evaluasi Formatif"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

7 8 7 8 7 8 7 8

7 8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

P

P

P

P

P

Program Sekolah Lima Hari

Evaluasi Formatif

B.P. Sitepu *)

*) Dosen Universitas Negeri Jakarta Abstrak

enelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Pro-gram Sekolah Lima Hari (PS5H) yang dilakukan oleh sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta serta sejauhmana PS5H itu dapat mencapai tujuannya. Penelitian yang bersifat evaluatif dan formatif ini menggunakan kuesioner dan wawancara dalam mengumpulkan data, serta Fokus Group Discussion untuk melengkapi dan sekaligus memverifikasi data yang diperoleh. Sumber data ialah siswa, guru, kepala sekolah, petugas administrasi sekolah, dan orang tua siswa yang dipilih secara acak. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik sederhana dengan kesimpulan bahwa semua sekolah BPK PENABUR Jakarta telah melaksanakan PS5H mulai tahun 2002/2003 dengan memodifikasi model hasil penelitian sebelumnya, namun sejauhmana dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mutu kualitas pelayanan pendidikan belum dapat diukur secara tepat karena waktu pelaksanaan PS5H masih terlalu pendek dan variabel peningkatan mutu itu cukup banyak. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi sejumlah gejala yang mengarah pada pencapaian tujuan serta sejumlah hambatan dalam pelaksaan PS5H di tingkat mikro (kelas), messo (sekolah), dan makro (pusat) yang dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan PS5H secara konseptual dan operasional.

Kata kunci: Pelaksanaan sekolah lima hari, tanggapan sekolah lima hari, manajemen sekolah

Abstract

This formative evaluation research aims at obtaining accurate information on the implementaion of the program of five days schooling and measuring the effectiveness of this pprogram in imroving the quality of instructional process and learning achievement at each school and also the effectiveness of the program in improving the qualty of educational services provided by BPK

(2)

7 9 7 9 7 9 7 9 7 9

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

PENABUR schools. For data collection, questionare, interview, and focus group discussion are used. As respondents,the students and their parents, the teach-ers, the headmasters and the school administrative staff are appointed ran-domly. The data is analysed employing simple statistic technique with the con-clusion that all schools of BPK PENABUR have implemented the five days school-ing program in the schoolschool-ing year of 2002/2003 with some modification of the model introduced by the previous study. How ever how effective the program to meet the main objectives can not be measured and concluded as this pro-gram has been running just for one year. The findings of this research are expected to be benefitted to improve the on going program and to be consid-ered in desiminating the program to the other BPK PENABUR schools.

Pendahuluan

Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan serta mutu pelayanan pendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABUR mulai dari TK sampai dengan SLTA serta memenuhi keinginan orang tua dan peserta didik, BPK PENABUR bekerja sama dengan Lemlitabmas UKRIDA melakukan penelitian Studi Kelayakan Program Sekolah Lima Hari (PS5H) di Sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta pada tahun 2001. Hasil penelitian yang mengikutsertakan peserta didik, orang tua peserta didik, dan guru TK, SD, SMP, dan SMA serta SMK sebagai responden, menyimpulkan, (a) pada umumnya peserta didik, orangtua dan guru setuju dilaksanakan PS5H; (b) terdapat tiga model PS5H yang layak diterapkan atau dikembangkan oleh masing-masing sekolah; (c) apabila PS5H ingin segera dilaksanakan maka dari ketiga model yang dihasilkan, model yang dianggap paling sesuai ialah Model 11 (Sekolah dilakukan Senin sampai Jumat, Sabtu libur total, satuan jam pelajaran tetap, jam sekolah per hari bertambah, jumlah jam pelajaran perminggu untuk setiap mata pelajaran tetap, dan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan setelah jam pelajaran sekolah selesai); (d) belum diperoleh data yang dapat membuktikan PS5H dapat secara signifikan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran; (e) penerapan PS5H tidak otomatis akan membuat biaya penyelengaraan pendidikan di sekolah lebih rendah atau lebih efisien; serta (e) keberhasilan PS5H sangat tergantung pada persiapan sumber daya dan kondisi di masing-masing sekolah yang dituntut oleh model yang dipilih.

Mengacu pada hasil penelitian itu (2001), BPK PENABUR menawarkan kepada masing-masing sekolah BPK PENABUR Jakarta untuk menerapkan PS5H dengan catatan sekolah dapat memilih model PS5H yang disarankan hasil penelitian atau melakukan modifikasi atas model itu sesuai dengan keadaan dan keinginan lingkungan sekolah. PS5H diharapkan sudah dapat diterapkan mulai tahun ajaran 2002/2003.

(3)

8 0 8 0 8 0 8 0

8 0 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

Selaras dengan kebijakan untuk menerapkan PS5H di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta mulai tahun ajaran 2002/2003, BPK PENABUR ingin mengetahui bagaimana kebijakan itu dilaksananakan. Apakah semua sekolah melaksanakan kebijakan itu/ Apakah model PS5H yang disarankan dipilih dan dilaksanakan sebagaimana adanya atau dimodifikasi? Sejauhmana PS5H dapat meningkatkan mutu pendidikan? Apakah PS5H dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orangtua dan guru? Untuk dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu perlu dilakukan penelitian evaluasi formatif atas pelaksanaan kebijakan PS5H tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian evaluasi ini bertujuan untuk:

1. mengetahui bagaimana pelaksanaan PS5H di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta;

2. mengetahui pengaruh pelaksanaan PS5H terhadap mutu pendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta;

3. mengukur pelaksanaan PS5H terhadap kepuasan peserta didik, guru, dan orang tua peserta didik di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta; 4. memberikan rekomendasi tindak lanjut atas pelaksanaan PS5H di

sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan manfaat teoritis. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh BPK PENABUR dalam mengambil keputusan tentang kebijakan PS5H di DKI Jakarta khususnya serta kemungkinan penerapannya di sekolah-sekolah BPK PENABUR di luar Jakarta. Hasil penelitian ini juga bermanfaat sebagai masukan bagi kepala sekolah dan guru-guru di sekolah-sekolah yang menerapkan PS5H dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Sebagai pihak yang dilayani, siswa dan oramg tua siswa pada khususnya, serta masyarakat pada umumnya diharapkan dapat memperoleh manfaat dari hasil penelitian ini.

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan penelitian sejenis dan sebagai bahan perbandingan dalam memperkaya analisis hasil penelitian yang sejenis. Juga hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dalam manajemen sebagai suatu studi kasus yang dapat dibahas lebih lanjut secara lebih kritis dari berbagai aspek .

Metode Penelitian

Penelitian evaluasi yang diselenggarakan mulai Agustus sampai dengan Desember 2003 (5 bulan) ini menggunakan data primer dan data sekunder.

(4)

8 1 8 1 8 1 8 1 8 1

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu respon peserta didik, guru, orangtua, terhadap pelaksanaan PS5H. Data ini diperoleh melalui survei kuesioner dan Focus Group Discussion, kecuali data dari kepala sekolah yang diperoleh hanya dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah tersedia dan pada umumnya merupakan data administrasi dan akademik sekolah. Data sekunder dikumpulkan melalui observasi dokumen administrasi dan akademik di sekolah-sekolah BPK PENABUR di Jakarta.

Populasi penelitian ini ialah semua sekolah BPK PENABUR Jakarta. Responden ditetapkan dengan metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling) dengan hasil 4353 responden yang terdiri atas 1811 siswa, 379 guru, dan 2163 orangtua siswa). Di samping itu dalam Focus Group Discussion 109 peserta yang terdiri atas siswa, guru, dan orang tua siswa dari sekolah yang tidak terpilih sebagai samel untuk survei kuesioner. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian evaluasi ini ditambahkan responden yang berasal dari Tirta Marta BPK PENABUR.

Secara keseluruhan tingkat pengembalian kuesioner sebesar 69,88 % untuk siswa, 70,19 % untuk guru dan 60,89 % untuk orang tua siswa. Tingkat pengembalian terbesar untuk siswa jenjang SMA, guru adalah untuk jenjang SD dan orangtua siswa adalah jenjang SD. Data dianalsis dengan metode statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan persentase. Data tentang harapan dan kenyataan disajikan dalam betuk analisis beda dan dia-gram Cartesius.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut;

1. Secara umum PS5H dilaksanakan dengan baik di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta dan model yang dipilih mengacu pada Model 11 seperti yang disarankan dalam hasil penelitian terdahulu dan PS5H dapat meningkatkan kepuasaan siswa, orang tua siswa dan guru. Model 11 yang dimaksud ialah “ Sekolah dilakukan Senin sampai Jumat, Sabtu libur total, satuan jam pelajaran tetap, jam sekolah per hari bertambah, jumlah jam pelajaran perminggu untuk setiap mata pelajaran tetap, dan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan setelah jam pelajaran sekolah selesai”. 2. Pelaksanaan PS5H cenderung hanya memindahkan alokasi waktu belajar. Beban belajar hari Sabtu didistribusikan ke hari Senin sampai Jumat. 3. Dampak pelaksanaan PS5H bagi siswa ialah beban pekerjaan rumah dan

frekuensi ulangan harian yang semakin berat, dan menurunnya konsen-trasi siswa pada jam-jam terakhir pelajaran. Upaya yang dapat dilakukan

(5)

8 2 8 2 8 2 8 2

8 2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

untuk mengatasi dampak tersebut ialah pengaturan jam pelajaran dan kurikulum, serta perbaikan metode pembelajaran oleh guru.

4. Sebagian besar guru menyatakan tidak melakukan perubahan dalam metode pembelajaran setelah melaksanakan PS5H, pada hal perubahan metode pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan perubahan jam belajar agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang kemudian juga memberikan kepuasan yang lebih kepada siswa. Upaya yang dapat dilakukan ialah meningkatkan motivasi guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang umumnya dilakukan pada hari Sabtu. 5. Peralatan dan perlengkapan belajar, empati guru yang lebih baik dalam membantu mengatasi kesulitan dan keluhan siswa, dan kemampuan guru untuk mengetahui kebutuhan /pergumulan siswa baik secara kelompok/ kelas ataupun perorangan merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kepuasaan siswa pelaksanaan program sekolah lima hari.

6. Peralatan dan perlengkapan belajar mengajar, sistem administrasi yang efektif dan efisien, sistem penghargaan yang lebih baik merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kepuasan guru dalam pelaksanaan program sekolah lima hari.

7. Kekurangan dan kelemahan dalam pelaksaan sekolah lima hari sebetulnya bisa disiasati dengan kreativitas sekolah dan guru. Sistem manajemen sekolah BPK PENABUR, khususnya dalam pembiayaan dan pengadaan perlengkapan keperluan sekolah sangat terpusat. Kenyataan ini berdampak pada lamanya waktu pemesanaan dan perbaikan perlengkapan dan fasilitas belajar mengajar, mengurangi fleksibilitas, dan pada akhirnya berdampak pada surutnya kreativitas sekolah dan guru. Upaya yang dapat dilakukan ialah mengevaluasi sistem manajemen sekolah dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya perubahan dan kepentingan tindakan praktis.

Pembahasan

Pelaksanaan PS5H

Semua sekolah BPK PENABUR di DKI Jakarta telah melaksanakan PS5H dengan jam mulai dan berakhir setiap harinya berbeda di setiap sekolah namun satuan jam pelajaran sama. Proses pembelajaran dimulai antara pukul 06.50 sampai 07.00 WIB. Satuan jam pelajaran untuk TK adalah 30 menit, SD adalah 40 menit, dan SLTP (SMP) dan SLTA (SMA dan SMK) adalah 45 menit. Pengaturan secara teknis PS5H pada hakikatnya dilakukan dengan dengan mengalihkan beban belajar hari Sabtu kepada hari-hari lain (Senin sampai dengan Jumat). Mengikuti hasil penelitian pertama (2001), penyelenggaraan PS5H kelihatannya

(6)

8 3 8 3 8 3 8 3 8 3

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

mengacu pada Model 11 dengan sedikit modifikasi di sekolah-sekolah tertentu. Modifikasi yang dimaksud antara lain melakukan kegiatan ekstrakurikuler pada hari Sabtu yang berarti tidak libur total pada hari Sabtu.

Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sesudah jam pelajaran, jika terpaksa dilakukan pada hari Sabtu. Kegiatan dilakukan dengan pengawasan guru atau kombinasi guru dengan pelatih khusus.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi aktivitas kesenian, olah raga, sains, dan ilmu pengetahuan.

Pada hari Sabtu guru dan karyawan tidak sepenuhnya libur, karena hari itu dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan lailnnya seperti rapat, pembagian rapor, seminar, pelatihan, pertemuan dengan orang tua, dan sebagainya.

Walaupun semua sekolah BPK PENABUR telah melaksanakan PS5H, motivasi masing-masing sekolah menyelenggarakan PS5H itu belum dapat diketahui secara tepat. Namun bila dilihat dari tata cara penyelenggaraan PS5H di masing-masing sekolah, nampaknya motivasi itu belum sepenuhnya didasarkan pada kebutuhan meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran serta mutu pelayanan pendidikan. Hal ini terlihat dari kecenderungan sekolah memilih Model 11 yaitu mendistribusikan beban belajar hari Sabtu ke hari-hari lain sehinga jumlah jam belajar di sekolah bertambah serta meningkatkan frekuensi pekerjaan rumah dan ulangan harian kepada siswa. Tidak tertutup pula kemungkinan keinginan kuat untuk melaksanakan PS5 H itu mengikuti kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang dalam beberapa tahun belakangan ini sudah menerapkan program lima hari kerja di semua instansi Pemerintah dan diikuti oleh sebagian besar kantor swasta. Apabila alasan terakhir ini lebih kuat dari pada keinginan untuk meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran serta mutu kualitas pelayanan pendidikan, dikhawatirkan tujuan PS5H di sekolah-sekolah BPK PENABUR tidak akan tercapai dengan baik. Pengalaman program lima hari kerja di kantor-kantor Pemerintah DKI juga telah membuktikan bahwa program tersebut belum dapat meningkatkan kualitas kinerja pegawai dan instansi yang bersangkutan serta juga tidak meningkatkan efisiensi secara signifikan. Dengan demikian untuk benar-benar dapat mencapai tujuan awal PS5H di sekolah-sekolah BPK PENABUR, sosialisasi tujuan program tersebut nampaknya perlu ditingkatkan di kalangan tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua siswa. Agar pembaharuan atau perubahan seperti PS5H ini berhasil baik, ada baiknya kalau juga dirujuk pemikiran Peter Senge (2000) yang mengidentifikasi lima kemampuan yang perlu dimiliki setiap orang dalam organisasi: systems think-ing, personal mastery, team learnthink-ing, mental model, dan shared vision.

Sosialisasi kebijakan PS5H perlu diawali dengan menyamakan cara pandang dan cara berpikir berdasarkan sistem sehingga masing-masing tenaga

(7)

8 4 8 4 8 4 8 4

8 4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

kependidikan (kepala sekolah, guru, petugas administrasi) di semua sekolah BPK PENABUR melihat PS5H ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan serta citra sekolah BPK PENABUR secara keseluruhan sehingga dapat memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi semua stakeholders dan shareholders. Keberhasilan upaya itu ikut ditentukan oleh kemampuan dan motivasi kepala sekolah, guru, dan petugas administrasi sekolah. Hanya dengan menggeser dan merealokasikan jam belajar dari enam hari menjadi lima hari tidak berarti tujuan akan tercapai serta merta. Kebijakan itu perlu diiringi dengan peningkatan persiapan serta metode pembelajaran oleh guru didukung dengan tersedianya peralatan dan sumber-sumber belajar lainnya yang memadai. Lebih jauh lagi, berpikir secara menyeluruh atau sistemik keberhasilan PS5H ditentukan oleh semua unsur yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABUR. Dengan demikian peranan dan tanggung jawab siswa, orang tua siswa, Dinas Pendidikan, Yayasan, serta pihak-pihak terkait lainnya tidak dapat diabaikan. Semua unsur itu hendaknya memiliki pemahaman yang sama atas visi, misi, serta tujuan BPK PENABUR pada umumnya dan tujuan PS5H pada khususnya.

Tanggapan terhadap Pelaksanaan PS5H

Di lain pihak penelitian ini juga menunjukkan, dalam pelaksanan PS5H guru memberikan pekerjaan rumah dan ulangan harian lebih banyak dari sebelumnya dan menjadi beban yang cukup berat bagi sementara siswa. Keadaan ini melelahkan dan membuat siswa tertekan serta melemahkan konsentrasi belajar mereka. Mungkin saja penambahan pekerjaan rumah serta frekuensi ulangan itu dimaksudkan oleh guru untuk mengimbangi ketertinggalan akibat berkurangnya waktu pertemuan tatap muka di kelas sehingga mutu pembelajaran dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Akan tetapi apabila penambahan pekerjaan rumah serta frekuensi ulangan itu dilakukan secara drastis, bukan secara gradual dan sistematis siswa akan memperoleh pengalaman pendidikan yang tidak atau kurang menyenangkan dan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa (Banathy, 1991). Pada umumnya siswa mengatakan mereka menyenangi PS5H dan meraka dapat menggunakan hari Sabtu untuk beristirahat, melakukan kegiatan yang menjadi hobinya, berkumpul dan berekrasi dengan keluarga, atau meningkatkan pergaulan dengan teman-teman. Siswa juga kelilhatannya menyenangi PS5H dengan alasan mengurangi kelelahan dan ketegangan dari belajar enam hari penuh. Dengan tidak pergi ke sekolah pada hari Sabtu dan Minggu,mereka berharap dapat lebih segar dan siap untuk meningkatkan kualitas belajar pada hari Senin sampai dengan Jumat. Bahkan ada juga siswa memanfaatkan hari Sabtu untuk belajar santai dalam kelompok untuk mempersiapkan pelajaran

(8)

8 5 8 5 8 5 8 5 8 5

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

minggu berikutnya. Akan tetapi kegembiraan mereka atas PS5H itu akan terusik dan dapat berubah menjadi kecemasan dan tekanan, apabila mereka dijejali dengan pekerjaan-pekerjaan rumah serta ulangan-ulangan harian sebagai kompensasi atas hari Sabtu yang dibebaskan dari belajar di sekolah. Kegundahan ini sudah muncul dari sejumlah siswa yang menyatakan keberatan atas pelaksanaan PS5H dengan alasan beban belajar akibat pekerjaan rumah dan ulangan harian yang menurut mereka terlalu banyak.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan, sebahagian besar siswa, guru, dan orang tua siswa senang dengan PS5H. Jawaban ini juga nampaknya konsisten dengan pendapat mereka pada penelitian terdahulu (2001). Mereka menyatakan hari Sabtu dipergunakan untuk berkumpul serta berekreasi dengan keluarga dan ada juga menggunakan waktu itu untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman mereka di luar sekolah. Namun, tidak terungkap secara eksplisit alasan menyenangi PS5H adalah untuk melakukan kegiatan kerohanian dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Walaupun demikian, 12,24 % siswa menyatakan mereka melaksanakan ibadah dan melakukan kegiatan-kegiatan persekutuan/gereja. Jumlah ini seharusnya lebih besar apabila dilihat sekolah-sekolah BPK PENABUR belandaskan azas agama Kristen dengan visi “Menjadi lembaga pendidikan Kristen unggul dalam iman, ilmu dan pelayanan” serta misi, “Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai Kristiani”.

Tanggapan positif dari siswa, guru, dan orang tua siswa atas PS5H ini hendaknya tetap dijaga dengan meningkatkan metode pembelajaran yang inovatif sehingga pengalaman belajar dan perolehannya benar-benar dapat memberikan kontribusi positif terhadap mutu dan hasil pembelajaran serta mutu pelayan pendidikan kepada siswa. Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah diperlukan inisiatif, kreativitas, dan usaha dari semua tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi pendidikan), khususnya guru. Guru perlu memperkuat pengetahuan dan penguasaannya atas metodologi pembelajaran dengan mengenali dan memanfaatkan aneka ragam sumber belajar yang ada di sekolah dan di luar sekolah serta memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi informasi dan teknologi komunikasi (Morrison, dkk., 2001). Penyediaan bahan ajar melalui internet perlu dikembangkan dan keterampilan siswa dan guru memanfaatkan informasi melalui internet hendaknya ditingkatkan.

Oleh karena peranan guru masih sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, maka upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru yang sudah dilakukan perlu ditingkatkan lagi. Harapan ini terlihat dari jumlah guru yang menyatakan, pelaksanaan

(9)

8 6 8 6 8 6 8 6

8 6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

pelatihan/lokakarya kurikulum, metode mengajar, setelah pelaksanaan PS5H masih belum berubah. Kesan ini juga didukung oleh pernyataan lebih dari sebagian siswa (SMP, SMA, dan SMK) yang merasakan tidak ada perubahan metode/cara membelajarkan guru dan selaras dengan pengakuan sebahagian besar guru TK, SD, SMP, dan SMA serta lebih dari sebahagian guru SMK yang menyatakan tidak melakukan perubahan dalam metode/cara mengajar dalam pelaksanaan PS5H.

Mutu Sekolah BPK PENABUR Setelah Pelaksanaan PS5H

Harapan agar mutu proses dan hasil pembelajaran serta mutu pelayanan pendidikan dapat meningkat dengan pelaksanaan PS5H belum dapat dibuktikan melalui penelitian ini. Indikasi mengarah peningkatan mutu itupun belum terpantau secara jelas. Hal ini juga terlihat dari pendapat siswa, orang tua siswa serta guru yang masih belum senada apalagi sama. Sebagian besar siswa (SMP, SMA dan SMK) dan orangtuanya menganggap belum terasakan adanya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, namun pada umumnya siswa dan orang tuanya mempunyai harapan tinggi bahwa PS5H akan dapat meningkatkan mutu itu dalam waktu panjang. Sedangkan guru (TK, SD, SMP, SMA dan SMK) menyatakan, PS5H yang telah dilaksanakan selama ini telah dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Pendapat guru ini mungkin terkesan bias (kurang objektif) mengingat kedudukan dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran di sekolah. Sungguhpun demikian, perbedaan pendapat ini dapat dipahami dan peningkatan mutu pendidikan serta mutu pelayanan kepada masyarakat mungkin belum dapat dirasakan dalam waktu relatif singkat (kurang dari setahun).

Seperti dikemukakan sebelumnya, budaya belajar siswa dan budaya kerja tenaga kependidikan di BPK PENABUR tentu tidak dapat disesuaikan dalam waktu pendek. Perubahan yang telah terjadi adalah pada komponen waktu (hari dan jam) belajar di sekolah dan belum diikuti dengan perubahan di komponon-omponen lain seperti metode pembelajaran, cara belajar siswa, dan manajemen sekolah. Padahal untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dimaksud perlu perubahan dan penyesuaian di semua komponen dalam sistem pendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABUR. Dengan perkataan lain, perubahan yang bersifat sporadis dan tidak terpadu dalam suatu lembaga pendidikan kurang dapat diandalkan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai contoh, fasilitas dan pelayanan laboratorium (Lab. Fisika/Biologi dan Lab. Komputer) serta penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran dianggap tidak banyak berubah. Kalaupun ada peningkatan ke arah lebih baik, nampaknya tidak merata di semua sekolah.

(10)

8 7 8 7 8 7 8 7 8 7

Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

Manajemen Sekolah

Pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah dan di tingkat kelas diakui merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Perwujudan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen puncak akan terlihat pada perilaku pelaksana pada tingkat operasional. Kegiatan nyata PS5H terlihat pada perilaku kepala sekolah, guru, tenaga administrasi sekolah serta siswa di sekolah khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kelas.

Penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen yang diterapkan dalam pelaksanaan PS5H baik ditingkat kelas, sekolah, dan BPK PENABUR belum sepenuhnya dapat mendukung kelancaran pelaksanaan PS5H itu. Sebagai contoh, pengadaan peralatan pendidikan yang bersifat sentralisitis memang diperlukan untuk efisiensi, standardisasi mutu, serta pengawasaan. Akan tetapi sistem yang demikian dirasakan dapat memperlambat tersedianya peralatan pendidikan itu sehingga belum tersedia pada waktu diperlukan. Harapan penyempurnaan sistem pengadaan peralatan pendidikan yang dianut sekarang mengemuka dalam penelitian ini.

Pengalaman dalam melaksanaan PS5H yang sudah berjalan menunjukkan bertambahnya beban guru hampir di semua sekolah. Beban tersebut termasuk mempersiapkan bahan pembelajaran, menilai hasil pekerjaan rumah dan ulangan harian siswa. Sementara itu waktu untuk mengerjakan itu semakin kurang karena jam pulang sekolah bertambah sore. Sedangkan imbalan finansial yang diperoleh guru dan tenaga kependidkan lainnya pada dasarnya tidak mengalami kenaikan bahkan terdapat sejumlah guru merasa imbalan yang mereka peroleh lebih buruk dari sebelumnya. Untuk kelangsungan dan peningkatan PS5H ini di kemudian hari, nampaknya keseimbangan antara apa yang diberikan dan diterima oleh masing-masing pihak yang berperan serta perlu dijaga (Simon, 1997).

Penutup

BPK PENABUR telah melakukan perubahan waktu belajar sekolah melalui PS5H untuk sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta. Tujuan PS5H ialah (1) meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran serta (2) meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABUR. Pelaksanaan program tersebut didahului dengan feasibilty study (2001), dan atas dasar hasil penelitian itu PS5h mulai diterapkan dalam tahun pelajaran 2002/2003. Untuk mengetahui pelaksanaan PS5H itu secara objektif serta sejauh mana tujuan PS5H itu tercapai, BPK PENABUR melakukan penelitian evaluatif formatif melalui lembaga penelitian independen dalam bulan Agustus sampai Desember 2003.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa PS5H telah dilaksanakan oleh semua sekolah BPK PENABUR Jakarta, mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

(11)

8 8 8 8 8 8 8 8

8 8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

Model PS5H yang diterapkan adalah Model 11 sebagai salah satu alternatif yang ditawarkan oleh penelitian feasiblity study sebelumnya. Di sekolah-sekolah tertentu Model tersebut dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat.

Sungguhpun PS5H disambut baik oleh hampir semua siswa, orang tua siswa, guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya, belum dapat diukur dan disimpulkan sejauh mana PS5H itu telah mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Untuk dapat mengetahui pencapaian tujuan PS5H itu diperlukan rentang waktu pelaksanaan PS5H lebih panjang serta pengontrolan variable lebih ketat, mengingat banyaknya variabel yang mempengaruhi mutu proses dan hasil pembelajaran. Namun, semua pihak nampaknya optimis bahwa dalam jangka panjang PS5H ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di setiap sekolah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan mutu pelayanan pendidikan belum dapat dirasakan secara nyata baik oleh siswa mapun orang tuanya. Di samping itu perubahan hari dan waktu belajar siswa di sekolah nampaknya perlu diiringi dengan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lebih memadai serta tepat waktu, dan peningkatan mutu guru berikut kesejahteraannya.

Sunguhpun penelitian merupakan evaluasi proses, diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh BPK PENABUR, sekolah dan guru untuk menyempurnakan PS5H secara konseptual dan operasional sehingga program ini sungguh-sungguh dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh semua pihak, khususnya oleh siswa sebagai peserta didik.

Daftar Pustaka

Banathy, B.H. (1991). Systems design of education. Englewood Cliffs, N.J. : Edu-cational Technology Publications.

Bardach, E. (2000). A practical guide for policy analysis: The eightfold path to more effective problem solving. New York: Chatam House Publishers. Morrison, G.R., Ross, S. M.& Kemp, J.E. (2001). Designing effective instruction.

New York: John Wiley & Sons, Inc.

Saran, R. & Vernon, T. (1990). Research in education management and policy: Retrospect and prospect. London: The Falmer Press.

Senge, P. et al. (2000). Schools that learn: A fifth discipline fieldbook for educa-tors, parents, and everyone who cares about education. New York: Dobleday. Simon, H. A. (1997). Administrative behavior. New York: The Free Press.

Referensi

Dokumen terkait

MENGIMPLEMENTASIKAN UNDANG-UNDANG NOMER 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Study Tentang Manajemen Dakwah) ditulis oleh:

Risiko kematian neonatal dini pada bayi yang dilahir- kan oleh ibu dengan komplikasi kehamilan atau persali- nan adalah 4,30 kali lebih besar (95% CI OR 2,48-7,46) daripada bayi

KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program

Tahap kedua pada makalah ini penulis melakukan perancangan jaringan IPSec VPN gateway sebagai media interkoneksi PABX berbasis IP antara kantor pusat dengan

[r]

Memenuhi Tersedia Tanda Daftar Perusahaan (TDP) CV Grand Indo Timber yang diterbitkan oleh instansi berwenang dan masih berlaku sesuai dengan kegiatan usahanyag. NPWP Nomor

Good Corporate Governance dikatakan dapat menciptakan nilai tambah karena dengan menerapkan Good Corporate Governance diharapkan perusahaan akan memiliki kinerja

Termodinamika adalah salah satu cabang ilmu fisika yang menjelaskan interaksi dan hubungan antara panas, kerja mekanik, dan aspek-aspek lain dari tenaga termasuk