BAB 4
Sistem Persamaan Linear
1. Tinjauan Ulang Matrik
2. Sistem Linear Segitiga Atas
2. Sistem Linear Segitiga Atas
3. Eliminasi Gauss dan Pivoting
4. Invers Matriks
5. Dekomposisi Segitiga
6. Metode Iterasi Jacobi dan Gauss-Seidel
7. Sistem Linear Tridiagonal
1. Tinjauan Ulang Matrik
Matrik adalah deretan bilangan berbentuk siku empat yang disusun secara bersistem dalam baris-baris dan kolom-kolom.
Matrik yang mempunyai M baris dan N kolom disebut matrik M x N. Huruf kapital A menyatakan suatu matrik dan huruf kecil berindeks aij menyatakan satu dari bilangan-bilangan yang membentuk matrik, ditulis
dengan a adalah bilangan yang ada dilokasi (i, j), yaitu elemen yang berada
N
j
dan
M
i
untuk
a
A
=
(
ij)
M xN1
≤
≤
1
≤
≤
dengan aij adalah bilangan yang ada dilokasi (i, j), yaitu elemen yang berada pada baris ke-i dan kolom ke-j dalam deretan tersebut. Dalam bentuk rinci ditulis, = MN Mj M M iN ij i i N j N j a a a a a a a a a a a a a a a a A ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2 1 2 1 2 2 22 21 1 1 12 11 Baris ke-i Kolom ke-j
Beberapa matriks khusus:
Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matrik bujursangkar
dengan semua elemen bukan diagonal bernilai nol.
= NN a a a D ... 0 0 ... ... ... ... 0 ... 0 0 ... 0 22 11Matriks Bujur sangkar
Matriks bujur sangkar adalah matriks yang
banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.
A
berukuran
N x N
.
Matriks Satuan
Matriks satuan adalah matrik diagonal yang semua
elemennya bernilai satu.
= 1 ... 0 0 ... ... ... ... 0 ... 1 0 0 ... 0 1 I
Matriks Segitiga atas
Matrik segitiga atas adalah matriks bujur sangkar
dengan semua elemen di bawah diagonal bernilai
nol.
a
ij= 0
untuk
i > j
.
= N N a a a a a a U ... 0 0 ... ... ... ... ... 0 ... 2 22 1 12 11Matriks Tridiagonal
Matriks tridiagonal adalah matrik bujursangkar
yang memenuhi
a
ij= 0
untuk |
i – j
|
≥ 2
= NN a a a a a T ... 0 0 ... ... ... ... 0 ... 0 ... 22 21 12 11
Matriks Segitiga bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur
sangkar dengan semua elemen di atas diagonal
bernilai nol.
a
ij= 0
untuk
i < j
.
Sistem Persamaan Linear
= NN N N a a a a a a L ... ... ... ... ... 0 ... 0 ... 0 2 1 22 21 11 NN
Sistem Persamaan Linear
Sistem M persamaan linear atau himpunan M persamaan linear simultan
dalam N bilangan x
1, x
2, …, x
nyang tidak diketahui adalah suatu
himpunan persamaan berbentuk
M N MN M M N N N N
c
x
a
x
a
x
a
c
x
a
x
a
x
a
c
x
a
x
a
x
a
=
+
+
+
=
+
+
+
=
+
+
+
...
..
...
...
...
...
...
...
...
2 2 1 1 2 2 2 22 1 21 1 1 2 12 1 11 Koefisien-koefisiena
ij danc
i adalah bilangan-bilangan yang diberikanSistem disebut homogen bila semua
c
i nol, jika tidak sistem disebut tak homogen.Sistem persamaan linear tersebut dapat juga dituliskan sebagai suatu
persamaan vektor,
dengan matriks koefisien A = [a
ij] adalah matriks M x N,
C
AX =
= MN M M N N a a a a a a a a a A ... ... ... ... ... ... ... 2 1 2 22 21 1 12 11 = N x x x X ... 2 1 = M c c c C ... 2 1Sedangkan dan adalah
vektor-vektor kolom
Solusi dari sistem persamaan linear adalah himpunan bilangan
x , x , …,
Solusi dari sistem persamaan linear adalah himpunan bilangan
x
1, x
2, …,
x
N yang memenuhi semuaM
persamaan tersebut.Vektor solusi dari sistem persamaan linear adalah vektor
X
yang2. Sistem Linear Segitiga Atas
Sistem persamaan linear AX = C, dengan matrik koefisien A berupa matrik segitiga atas, dapat ditulis dalam bentuk,
N N N N N N N N N N N
c
x
a
c
x
a
x
a
c
x
a
x
a
c
x
a
x
a
x
a
=
=
+
=
+
+
=
+
+
+
− − − − −1, 1 1 1, 1 2 2 2 22 1 1 2 12 1 11..
...
...
...
...
...
...
...
Dengan asumsi elemen-elemen diagonal tak nol,
a
kk≠ 0,
untuk k = 1, 2, 3, …, N maka terdapat suatu solusi tunggal dari sistem linear tersebut.Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka akan tidak terdapat solusi atau tak hingga banyaknya solusi N
N
NN
x
c
a
=
Solusinya dapat dicari dengan melakukan
penyulihan mundur
, yaitu dengan menyelesaikan persamaan terakhir pertama kali, diperoleh nilaix
N, seterusnya nilaix
N-1 dan yang terakhir diperolah dari persamaan pertama adalah nilaix
1. Persamaan terakhir bila diselesaikan akan menghasilkanx
N denganNN N N
a
c
x =
Nilai
x
N yang diketahui dapat digunakan dalam persamaan sebelum persamaan terakhir, diperolehx
N-1 dengan1 , 1 , 1 1 1 − − − − −
−
=
N N N N N N Na
x
a
c
x
Selanjutnya nilai xN dan xN-1 dipakai untuk mencari nilai xN-2.
Setelah nilai-nilai
x
N, X
N-1, x
N-2, …, x
k+1 diketahui, diperoleh nilai xk sebagai,Algoritma Penyulihan Mundur untuk sistem linear Segitiga atas
Masukan :
n
;a
ij , i, j = 1, 2, 3, …, n;c
i , i = 1, 2, 3, …, n 2 , 2 , 2 1 1 , 2 2 2 − − − − − − − − − − = N N N N N N N N N N a x a x a c x 1 ..., , 2 , 1 , 1 − − = − =∑
+ = N N k a x a c x kk N k j j kj k k Masukan :n
;a
ij , i, j = 1, 2, 3, …, n;c
i , i = 1, 2, 3, …, n Langkah-langkah: NN N N a c x := Untuk k := n-1, n-2, …, 1 lakukan Jumlah := 0 Untuk j := k+1, k+2, …, n lakukan Jumlah := jumlah + akj . xj k k a jumlah c x = −Determinan matrik Segitiga Atas
Jika A matrik segitiga, maka det(A), determinan A, diberikan oleh hasilkali
elemen-elemen diagonal, det(A) = a
11.a
22. … a
NNContoh 4.1
Gunakan penyulihan mundur untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
6 3 4 5 6 7 4 7 2 20 3 2 4 4 4 3 4 3 2 4 3 2 1 = = + − = − + − = + + − x x x x x x x x x x 6 3x4 = Jawab
Dari persamaan terakhir diperoleh x4 = 6/3 = 2.
Dengan memakai x4 untuk mendapatkan x3 dari persamaan ketiga, diperoleh
1 6 ) 2 ( 5 4 3 = − − = x
Dengan memakai x4 dan x3 untuk mendapatkan x2 dari persamaan kedua, diperoleh 4 2 ) 2 ( 4 ) 1 ( 7 7 2 = − − − − − − = x
Akhirnya x1 diperoleh dari persamaan pertama, 3
4 ) 2 ( 3 ) 1 ( 2 ) 4 ( 1 20 1 = − − − − − = x
3. Eliminasi Gauss dan Pivoting
Akan dikembangkan sebuah skema yang lebih efisien untuk menyelesaikan sistem persamaan linear umum AX = C, dengan N persamaan dan N bilangan yang tidak diketahui. Caranya adalah sistem persamaan linear umum tersebut dirubah menjadi sebuah sistem persamaan segitiga atas UX = Y yang setara dan kemudian dapat diselesaikan menggunakan metode penyulihan mundur. Dua sistem persamaan linear berukuran N x N dikatakan setara jika himpunan-himpunan solusinya sama. Teorema-teorema dari aljabar linear memperlihatkan bahwa bilamana transformasi tertentu diterapkan pada suatu sistem yang
Operasi-operasi berikut bila diterapkan pada sistem linear akan menghasilkan sistem yang setara.
1. Pertukaran : urutan dari dua persamaan dapat ditukar.
bahwa bilamana transformasi tertentu diterapkan pada suatu sistem yang diketahui, maka himpunan solusinya tidak berubah.
2. Penskalaan : perkalian sebuah persamaan dengan konstanta tak nol. 3. Penggantian : sebuah persamaan dapat digantikan oleh jumlah
persamaan itu dengan suatu kelipatan sebarang persamaan lainnya.
Contoh 4.2
Carilah persamaan parabola
y = A + Bx + Cx
2 yang melalui titik-titik (1,1), (2,-1) dan (3,1).Jawab
Untuk masing-masing titik diperoleh persamaan yang mengaitkan nilai x terhadap nilai y. Hasilnya berupa sistem
Peubah A dieliminasi dari persamaan kedua dan ketiga dengan cara masing-masing mengurangkan persamaan pertama dari kedua dan ketiga, diperoleh
1 9 3 1 4 2 1 = + + − = + + = + + C B A C B A C B A
masing mengurangkan persamaan pertama dari kedua dan ketiga, diperoleh
Peubah B dieliminasi dari persamaan ketiga dengan cara mengurangkannya dengan dua kali persamaan kedua, diperoleh persamaan yang setara
Dengan penyulihan mundur diperoleh C = 2, B = -8 dan A = 7 sehingga persamaan parabola adalah y = 7 - 8x + 2x2.
0 8 2 2 3 1 = + − = + = + + C B C B C B A 4 2 2 3 1 = − = + = + + C C B C B A
Cara yang paling efisien menyelesaikan sistem linear AX = C adalah
menyimpan semua koefisiennya dalam array berukuran N x (N+1). Koefisien-koefisien C disimpan dalam kolom N+1 dari array, yaitu ai,N+1 = ci. Tiap baris memuat semua koefisien yang diperlukan untuk menyatakan satu persamaan dalam sistem linear. Matrik yang dilengkapi, disingkat matrik lengkap
dinyatakan oleh [A,C] sehingga sistem linear dinyatakan sebagai,
= N N c a a a c a a a c a a a C A ... ... ... ... ... ... ... ] , [ 21 22 2 2 1 1 12 11
Operasi-operasi baris berikut bila diterapkan pada matrik lengkap akan menghasilkan sistem yang setara.
1. Pertukaran : urutan dari dua baris dapat ditukar.
Sistem linear AX = C dengan matrik lengkap yang diberikan dapat diselesaikan dengan melakukan operasi baris elementer (OBE) pada matrik lengkap
[A,C]. Peubah-peubah xk adalah pemegang posisi untuk koefisien-koefisien dan dapat dihilangkan sampai akhir perhitungan.
2. Penskalaan : perkalian sebuah baris dengan konstanta tak nol. 3. Penggantian : sebuah baris dapat digantikan oleh jumlah baris itu
dengan suatu kelipatan sebarang baris lainnya.
Tumpuan
Bilangan
a
kk pada posisi (k, k) yang dipakai untuk mengeliminasix
k dalambaris-baris k+1, k+2, …, N dinamakan elemen tumpuan ke-k, dan k disebut baris tumpuan.
Contoh 4.3
Nyatakan sistem berikut dalam bentuk matrik lengkap dan cari suatu sistem segitiga atas yang setara serta solusinya.
28 3 4 2 13 4 2 4 3 1 4 3 2 1 = + + = + + + x x x x x x x Jawab
Matrik lengkapnya adalah:
6 2 3 3 20 2 2 4 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 1 = + + + − = + + + x x x x x x x x −3 1 3 2 6 20 1 2 2 4 28 3 4 0 2 13 4 1 2
1 Baris pertama sebagai baris tumpuan yang dipakai untuk mengeliminasi kolom pertama dibawah
diagonal dan a11 sebagai elemen tumpuan. Tumpuan
Nilai pi1 adalah pengali baris pertama yang harus dikurangi dari baris i untuk i = 2, 3, 4.
p21= 2 p31= 4 p41= -3
− − − − − − 45 14 6 7 0 32 15 2 6 0 2 5 2 4 0 13 4 1 2
1 Baris kedua sebagai baris tumpuan yang dipa-kai untuk mengeliminasi kolom kedua dibawah diagonal dan a22 sebagai elemen tumpuan. Tumpuan
Nilai pi2 adalah pengali baris kedua yang harus dikurangi dari baris i untuk i = 3, 4.
p32= 1.5 p42= -1.75 − − − − − 35 5 . 7 5 0 0 2 5 2 4 0 13 4 1 2
1 Baris ketiga sebagai baris tumpuan yang dipa-kai untuk mengeliminasi kolom ketiga dibawah diagonal dan a33 sebagai elemen tumpuan. Tumpuan
Nilai p43 adalah pengali baris ketiga yang
p = -1.9 Diperoleh hasil, 0 0 9.5 5.25 48.5
Nilai p43 adalah pengali baris ketiga yang harus dikurangi dari baris ke 4.
p43= -1.9 − − − − − − − 18 9 0 0 0 35 5 . 7 5 0 0 2 5 2 4 0 13 4 1 2
1 Berupa matriks segitiga atas.
Menggunakan algoritma penyulihan
mundur diperoleh x4= 2, x3 = 4, x2 = -1 dan x1 = 3.
Diperoleh hasil,
Proses eliminasi Gauss harus dimodifikasi sehingga dapat dipakai dalam keadaan apapun.
Pivoting
Jika akk = 0 maka baris ke-k tidak dapat dipakai sebagai elemen tumpuan. Karena itu perlu mencari baris r, dengan ark ≠ 0 dan r > k dan kemudian
mempertukarkan baris k dan baris r sehingga diperoleh elemen tumpuan tak nol. Proses ini disebut pivoting, dan kriteria penentuan baris mana yang
dipilih disebut strategi pivoting. Jadi strategi pivoting yang paling sederhana adalah jika akk ≠ 0 maka langsung dilanjutkan melakukan eliminasi sedangkan jika akk = 0 maka dilakukan pivoting.
Algoritma Eliminasi Gauss Algoritma Eliminasi Gauss
Diberikan matrik lengkap A = [aij], n x (n+1); terdiri dari [A,C]. Untuk k = 1, 2, 3, …, n-1 lakukan
Cari i > k yang terkecil sehingga aik ≠ 0
Jika i demikian tak ada maka beri tanda bahwa A singulir dan berhenti Jika tidak, tukarkan isi baris I dan k dari A dan lanjutkan
Untuk i = k+1, k+2, …, n lakukan p := aik / bkk
Untuk j = k+1, k+2, …, n+1 lakukan aij := aij – p.akj
Jika ann = 0 maka beri tanda bahwa A singulir dan berhenti. Lanjutkan dengan algoritma penyulihan mundur.
Pivoting untuk memperkecil galat
Jika terdapat beberapa elemen tak nol pada kolom k yang terletak pada
atau di bawah diagonal, maka terdapat pilihan untuk menentukan baris
mana yang yang ditukar.
Pivoting parsial paling umum digunakan. Karena komputer menggunakan
hitungan presisi tetap, maka dimungkinkan bahwa suatu galat kecil akan
terjadi setiap kali operasi hitungan dilaksanakan.
Untuk memperkecil perambatan galat, maka periksa besarnya semua
elemen di kolom ke k yang terletak pada atau di bawah diagonal, dan
elemen di kolom ke k yang terletak pada atau di bawah diagonal, dan
melokasikan baris r yang mempunyai elemen dengan nilai mutlak terbesar,
yaitu
Kemudian menukarkan baris r dan baris k untuk r > k.
Biasanya makin besar elemen tumpuannya, akan menghasilkan perambatan
galat yang makin kecil
}
|
|
|,
|
...,
|,
|
|,
{|
|
|
a
rk=
maks
a
kka
k+1,ka
N−1,ka
NkAlgoritma Eliminasi Gauss dengan Pivoting Parsial Masukan : n ; aij, i = 1, 2, …, n ; j = 1, 2, …, n+1 Langkah-langkah: Untuk k = 1, 2, 3, …, n-1 lakukan l := k Untuk i = k+1, k+2, …, n lakukakan Jika |aik| > |alk| maka l := i
Jika alk = 0 maka matrik singulir dan hentikan proses Jika l ≠ k maka Untuk j = k, k+1, …, n+1 lakukan t := a ; a := a ; a := t t := akj; akj := alj; alj := t Untuk i = k+1, k+2, …, n lakukan p := aik / akk Untuk j = k, k+1, …, n+1 lakukan aij := aij – p.akj xn := an,n+1 / ann Untuk k := n-1, n-2, …, 1 lakukan jumlah := 0 Untuk j := k+1, k+2, …, n lakukan jumlah := jumlah + akj.xj xk := (ak,n+1 - jumlah)/akk Latihan : Aplikasikan algoritma Eliminasi Gauss dengan Pivoting Parsial untuk menyelesaikan masalah pada Contoh 4.3.
4. Invers Matriks
Variasi lain dari eliminasi Gauss adalah eliminasi Gauss-Jordan. Dalam hal ini penyulihan mundur dalam eliminasi Gauss dihindari dengan melakukan perhitungan tambahan yang mereduksi matriks ke
bentuk diagonal
sebagai penggantibentuk segitiga
.Metode ini mempunyai keuntungan dalam menyelesaikan sistem persamaan pada komputer.
Invers (balikan) suatu matriks bujur sangkar A yang tak singulir pada prinsipnya dapat ditentukan dari penyelesaian n sistem,
AX = cj, j = 1, 2, …, n
dengan cj adalah kolom ke-j dari matrik satuan nxn.
Cara lain yang lebih disukai untuk menghasilkan invers dari matrik A, yaitu A-1,
adalah menggunakan eliminasi Gauss-Jordan untuk mengoperasikan matriks
A dan matrik satuan I sehingga masing-masing direduksi menjadi matrik I dan
matriks A-1.
Penyelesaian sistem persamaan linear n x n dapat dilakukan dengan mencari invers dari matriks A. Solusi untuk AX = C diberikan oleh X = A-1C . Namun
Contoh 4.4
Tentukan invers dari matrik Jawab Mulai dengan matrik lengkap [A, I] − = 0 1 1 5 2 3 1 0 2 A −1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 2 3 0 0 1 1 0 2 Tukar baris 1 dengan baris 2, kemudian bagi baris 1 sehingga a11 = 1 −1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 2 0 33 . 0 0 67 . 1 67 . 0 1 Eliminasi elemen-elemen 1 0.67 1.67 0 0.33 0 Tukar baris 2 dengan baris 3, 1 0.67 1.67 0 0.33 0 elemen-elemen pada kolom 1 di bawah diagonal − − − − − − 1 33 . 0 0 67 . 1 67 . 1 0 0 67 . 0 1 33 . 2 33 . 1 0 dengan baris 3, kemudian bagi baris 2 sehingga a22 = 1 − − − − 1 67 . 0 1 33 . 2 33 . 1 0 60 . 0 20 . 0 0 1 1 0 Eliminasi elemen-elemen pada kolom 2 kecuali pada diagonal − − − − 8 . 0 4 . 0 1 1 0 0 6 . 0 2 . 0 0 1 1 0 4 . 0 2 . 0 0 1 0 1 Bagi baris 3 dengan -1 sehingga a33 = 1 − − 8 . 0 4 . 0 1 1 0 0 6 . 0 2 . 0 0 1 1 0 4 . 0 2 . 0 0 1 0 1 Eliminasi elemen-elemen pada kolom 3 di atas diagonal − − − − − 8 . 0 4 . 0 1 1 0 0 4 . 1 2 . 0 1 0 1 0 4 . 0 2 . 0 1 0 0 1 Matrik Satuan muncul
pada bagian kiri dari matriks lengkap dan
matriks invers pada bagian kanan, sehingga − − − − − = − 8 . 0 4 . 0 1 4 . 1 2 . 0 1 4 . 0 2 . 0 1 1 A
Algoritma Gauss-Jordan untuk Invers Matriks
Masukan : n ; aij, i = 1, 2, …, n ; j = 1, 2, …, 2n (Matrik A adalah matrik lengkap [A,I])
Langkah-langkah:
Untuk k = 1, 2, 3, …, n lakukan l := k
Jika k = n, lanjutkan ke langkah (1) Untuk i = k+1, k+2, …, n lakukakan
Jika |aik| > |alk| maka l := i
(1) Jika alk = 0 maka matrik singulir dan hentikan proses Jika l ≠ k maka
Untuk j = k, k+1, …, 2n lakukan Latihan : Untuk j = k, k+1, …, 2n lakukan t := akj; akj := alj; alj := t Untuk j = k+1, k+2, …, 2n lakukan akj := akj / akk akk := 1 Untuk i = 1, 2, …, n lakukan jika i ≠ k maka p := aik / bkk untuk j := k+1, k+2, …, 2n lakukan aij := aij - p akj Latihan : Aplikasikan algoritma Eliminasi Gauss-Jordan untuk invers matriks untuk menyelesaikan masalah pada Contoh 4.4.
5. Dekomposisi Segitiga
Pada sub-bab terdahulu terlihat bahwa betapa mudahnya untuk menyelesaikan sistem segitiga atas.
Karena itu, diberikan matrik A yang taksingulir, kemudian faktorkan matrik A tersebut menjadi matrik segitiga atas U dan matrik segitiga
bawah L. Agar matrik U dan L tunggal maka elemen-elemen diagonalnya tidak boleh sebarang.
Ada dua macam pemfaktoran.
a. Pemfaktoran Doolittle, mensyaratkan elemen diagonal L semuanya a. Pemfaktoran Doolittle, mensyaratkan elemen diagonal L semuanya
bernilai 1 dan elemen diagonal U taknol.
b. Pemfaktoran Crout, mensyaratkan elemen diagonal L taknol dan semua elemen diagonal U bernilai 1.
= = 33 23 22 13 12 11 32 31 21 33 32 31 23 22 21 13 12 11 0 0 0 . 1 0 1 0 0 1 u u u u u u l l l a a a a a a a a a A Misalkan matrik A berukuran 3 x 3, bila difaktorkan diperoleh: Misalkan matrik A berukuran 3 x 3, bila difaktorkan diperoleh: = = 1 0 0 1 0 1 . 0 0 0 23 13 12 33 32 31 22 21 11 33 32 31 23 22 21 13 12 11 u u u l l l l l l a a a a a a a a a A
Jika penukaran baris tidak diperlukan pada waktu menggunakan eliminasi Gauss, maka pengali-pengali pij adalah elemen-elemen diagonal bawah dari matrik L dalam pemfaktoran Doolittle.
Misalkan untuk matriks A berukuran 3 x 3, maka l21 = p21, l31 = p31 dan l32 = p32. Selain itu, elemen-elemen dari matrik L dan U dapat dihitung secara langsung, dengan menghitung hasil kali LU kemudian memakai sifat kesamaan dua
matriks LU = A.
Penyelesaian sistem persamaan linear .
Misalkan A adalah matrik koefisien dari sistem linear AX = C yang mempunyai
A = LU LUX = C
pemfaktoran segitiga A = LU. Solusi dari sistem linear LUX = C diperoleh
dengan cara mendefinisikan Y = UX dan kemudian menyelesaikan dua sistem
LY = C dan UX = Y.
Pertama diselesaikan Y dari persamaan LY = C memakai algoritma penyulihan
maju dan diikuti dengan menyelesaikan X dari UX = Y memakai algoritma penyulihan mundur.
Contoh 4.5
Diberikan sitem persamaan linear berikut,
a. Bila A adalah matrik koefisien dari sistem persamaan linear di atas, tentukan matrik segitiga L dan U sebagai faktor dari matrik A.
b. Tentukan solusi dari sistem persamaan linear diatas dengan menggunakan dekomposisi matrik A tersebut.
7 6 2 20 5 4 2 2 3 4 3 2 1 3 2 1 3 2 1 = + + = + − − − = − + x x x x x x x x x Jawab a. Tulis = − − − = 33 23 22 13 12 11 32 31 21 0 0 0 . 1 0 1 0 0 1 6 2 1 5 4 2 1 3 4 u u u u u u l l l A + + + + + = 33 23 32 13 31 22 32 12 31 11 31 23 13 21 22 12 21 11 21 13 12 11 u u l u l u l u l u l u u l u u l u l u u u
Dari kesamaan dua matriks dan kesamaan elemen yang seletak, diperoleh 5 . 8 6 5 . 0 2 25 . 0 1 5 . 4 5 5 . 2 4 5 . 0 2 1 3 4 33 33 23 32 13 31 32 22 32 12 31 31 11 31 23 23 13 21 22 22 12 21 21 11 21 13 12 11 = ⇔ = + + − = ⇔ = + = ⇔ = = ⇔ = + − = ⇔ − = + − = ⇔ − = − = = = u u u l u l l u l u l l u l u u u l u u u l l u l u u u − − = 1 5 . 0 25 . 0 0 1 5 . 0 0 0 1 L − − = 5 . 8 0 0 5 . 4 5 . 2 0 1 3 4 U
Sehingga matrik segitiga bawah L dan matrik
segitiga atas U adalah
b. 0.25 −0.5 1 0 0 8.5 7 5 . 0 25 . 0 20 5 . 0 2 3 2 1 2 1 1 = + − = + − − = y y y y y y Gunakan metode
penyulihan maju untuk menyelesaikan persamaan LY = C. Diperoleh nilai-nilai y1 = -2 y2 = 19 y3 = 17 17 5 . 8 19 5 . 4 5 . 2 2 3 4 3 3 2 3 2 1 = = + − − = − + x x x x x x Gunakan metode penyulihan mundur untuk menyelesaikan persamaan UX = Y. Diperoleh nilai-nilai x3 = 2 x2 = -4 x1 = 3
Pemfaktoran Cholesky
Misalkan A adalah matrik bujur sangkar yang definit positif dan simetri. Maka A dapat ditulis dalam bentuk A = LU dengan L dan U adalah matrik-matrik segitiga bawah dan atas, dengan U = LT.
Contoh 4.6
Gunakan metode Cholesky untuk menentukan solusi dari sitem persamaan linear , 101 5 17 2 14 14 2 4 3 2 1 3 2 1 − = − + = + + x x x x x x Jawab Tulis = − − = 33 32 22 31 21 11 33 32 31 22 21 11 0 0 0 . 0 0 0 83 5 14 5 17 2 14 2 4 l l l l l l l l l l l l A 155 83 5 14 1 2 3 3 2 1 = + − x x x
Dari kesamaan dua matriks dan kesamaan elemen yang seletak, diperoleh + + + + + = 2 33 2 23 2 13 22 23 12 13 13 11 23 22 13 12 2 22 2 12 12 11 13 11 12 11 2 11 l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l 5 83 ; 3 5 4 17 ; 7 14 ; 1 2 ; 2 4 33 2 33 2 23 2 13 23 23 22 13 12 22 2 22 2 12 13 13 11 12 12 11 11 2 11 = ⇔ = + + − = ⇔ − = + = ⇔ = + = ⇔ = = ⇔ = = ⇔ = l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
− = 5 3 7 0 4 1 0 0 2 L − = 5 0 0 3 4 0 7 1 2 T L 155 5 3 7 101 4 14 2 3 2 1 2 1 1 = + − − = + = y y y y y y Gunakan metode
penyulihan maju untuk menyelesaikan persamaan LY = C. Diperoleh nilai-nilai y1 = 7 y2 = -27 y3 = 5
Gunakan metode Diperoleh nilai-nilai
Sehingga matrik segitiga bawah L dan matrik
segitiga atas LT adalah
5 5 27 3 4 7 7 2 3 3 2 3 2 1 = − = − = − + x x x x x x Gunakan metode penyulihan mundur untuk menyelesaikan persamaan LTX = Y. Diperoleh nilai-nilai x3 = 1 x2 = -6 x1 = 3
6. Metode Iterasi Jacobi dan Gauss-Seidel
Metode penyelesaian sistem persamaan linear yang telah dibahas sebelumnya adalah metode perhitungan secara langsung.
Selanjutnya akan dibahas metode penyelesaian sistem persamaan linear secara taklangsung atau metode iteratif.
Iterasi Jacobi
Misalkan diberikan sistem persamaan linear, N N
x
c
a
x
a
x
a
+
+
...
+
=
1 1 2 12 1 11dengan matrik Koefisien
N N NN N N N N N N