• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG JURNAL DESNALDI PUTRA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG JURNAL DESNALDI PUTRA NIM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG

JURNAL

DESNALDI PUTRA

NIM. 12020020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

▸ Baca selengkapnya: download program remedial dan pengayaan kelas 3 sd

(2)

G'€-.. Bt -1k.

:;

HALAMAN

PERSETUJUAI\I

JURNAL

Pelaksanaan

Program Remcdial

F&fiil*ta

Pclalaran

Sejarah Kelas

X

stuAN

a

fflm$ne

Nama

NIM

Program

Studi

Institusi

Desnaldl

ktra

12420020

Pendidikan

Sefar&

Sekolah

Tirgt

Ifugunren

dan

Ilmu

Pendidikan

(STKIP)

PGRI

$umtera

Barat

Jurnal

ini

telah

disetujui

oleh dos€il

pembimbing skripsi, untuk

diserahkan ke program

studi

sejarah

Padang,

Agustus 2016

Disetujui

Oleh:

Pembimbing

I

#'

(3)

2

Remedial Program Execution On The Subjects Of History

Class X SMAN 4 Sijunjung

Desnaldi Putra

1

Kaksim

2

Ranti Nazmi

3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

Desnaldiputra29@yahoo.co.id, kaksim010983@gmail.com, rantinazmi@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is the lack of carned out of Remedial Program at X grade students of SMAN 4 Sijunjung in learning History, the student result of study still low, 50% until 70% not attain with KKM. in every exercise, to overcome it, the teacher’s history give remedial to students, the purpose of this research is to describe the implementation of remedial program. The design of this research is qualitative research, the technique of data collection in this research is observation, interview and documentation. The participants in this research is headmaster, curriculum vice, history teacher and is student at X grade from three classes. The result of this research is teacher have been made plan in remedial program, this program carried out after the teacher to do evaluation the metode that given in implementation of remedial program is spoken metode and give a task. The obstruction in this research is the teacher should teaching during 24 hours to they who have certification and the result of remedial that given to students measured up by KKM. Bassed on the result of this research, it can be conclude that SMAN 4Sijunjung, the teacher have implemented the remedial program but it not carried out with well. And it’s yet accord with planning. So that, there are students don’t understand with topic that have remedial although the student got the good value based on KKM.

Keywords: Implementation, Remedial, KKM

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat akan pentingnya sejarah bagi kehidupan maka perlu dilakukan usaha dalam peningkatan mutu pembelajaran sejarah. Peranan guru dalam pembelajaran sejarah dapat diharapkan siswa memahami, menguasai, dan terampil dalam

menggunakan sumber-sumber belajar sejarah serta melaksanakan program remedial jika siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan program remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi materi minimal dan tingkat kompetensi minimal, untuk mencapai kompetensi lulusan minimal. Permendiknas 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Permendiknas No. 24 tentang pelaksanaan peraturan menteri pendidikan nasionaldan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama melakukan praktek lapangan (PL) di kelas X SMA N 4 Sijunjung.Guru Sejarah di SMAN 4 Sijunjung menjelaskan bahwa setiap selesai diadakan evaluasi pembelajaran guru selalu mengadakan remedial kepada siswa yang belum tuntas. Namun tidak dipungkiri bahwa masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan program remedial. Sedangkan program remedial ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena hasil belajar sejarah siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar sejarah tersebut dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung terdapat sekitar 50% sampai 70% siswa yang tidak mencapai KKM pada ujian akhir semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016.

Identifikasi Masalah yaitu: Hasil belajar Mata

Pelajaran Sejarah masih rendah, Perencanaan pelaksanaan program remedial, Kurangnya pelaksanaan program remedial, Hambatan pelaksanaan program remedial, Hasil pelaksanaan program remedial.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimana perencanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah kelas X SMAN 4 Sijunjung. Bagaimana pelaksanaan program remedial yang dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah kelas X SMAN 4 Sijunjung. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan program remedial pada Mata Pelajaran Sejarah. Bagaimana hasil pelaksanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah dikelas X SMAN 4 Sijunjung.

Tujuan dari penelitian ini adalah : Mendeskripsikan

perencanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah kelas X SMAN 4 Sijunjung. Mendeskripsikan pelaksanaan program remedial yang dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah kelas X SMAN 4 Sijunjung. Mendeskripsikan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program remedial. Mendeskripsikan hasil pelaksanaan program remedial pada Mata Pelajaran Sejarah di kelas X SMAN 4 Sijunjung.

Menurut Sudjana (2014: 28) evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode dan materi. Sesuai pengertian tersebut maka evaluasi atau penelitiaan merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau hasil belajar.

Menurut Oemar (2008: 27) “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Menurut Slameto (2013: 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 9) “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian”.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 152-153) Remedial teaching atau pengajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.

Pengajaran perbaikan harus dilaksanakan secara berkesinambungan oleh guru karena rencana perbaikan tidak sama dengan rencana pengajaran biasa sebab dalam pengajaran perbaikan dituntut

(5)

4

usaha yang sungguh-sungguh dalam melayani perbedaan individu siswa dalam situasi tertentu. Ahmadi dan Supriyono, (2013: 153-154).

METODOLOGI

Berdasarkan masalah yang diteliti jenis penelitian ini metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena peneliti berusaha mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai “Pelaksanaan Program Remedial Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMAN 4 Sijunjung”.

Menurut pendapat Bogdan Dan Tylor dalam Maleong(2010:4) yang menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dari kajian tersebut dapatlah disentesiskan bahwa penelitian kualitiatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

Data yang ditemukan peneliti tentang pelaksanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah kelas X SMAN 4 Sijunjung diawali dari perencanaan pelaksanaan program remedial yang dilakukan oleh guru di sekolah, selanjutnya pelaksanaan program remedial dan langkah-langkah dalam pelaksanaan program remedial, kemudian apa saja hambatan-hambatan dalam melaksanaan program remedial tersebut. Semua data diperoleh berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dan mengetahui masalah yang penulis teliti.

1. Perencanaan Pelaksanaan Program Remedial

Berdasarkan observasi kedua yang peneliti lakukakan dilapangan pada tanggal 21 Maret 2016, ditemukan bahwa guru di SMAN 4 Sijunjung diwajibkan untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, program tahunan, dan program sesmester. Guru juga harus membuat perencanaan program remedial, program remedial dilaksanakan setelah guru melakukan Evaluasi terhadap hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Program Remedial

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2016, pelaksanaan program remedial di SMAN 4 Sijunjung dilaksanakan setelah guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar. Evaluasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dengan cara memberikan ujian secara tulisan kepada siswa dan hasil dari ujian siswa diperiksa oleh guru dan diberikan nilai sesuai kemampuan siswa. Siswa yang mengikuti

remedial adalah siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75 dan siswa tersebut tidak mencapai KKM. Siswa yang tidak mencapai KKM harus mengikuti program remedial agar siswa tersebut bisa mencapai KKM yang telah ditentukan dan memahami materi yang belum dimengerti.

3. Langkah-langkah Dalam Pelaksanaan

Program Remedial

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 29 Maret 2016 tentang langkah langkah yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran sejarah dalam melaksanaan program remedial. Guru mata pelajaran sejarah di SMA N 4 Sijunjung belum menggunakan semua langkah-langkah dalam melaksanakan program remedial, dalam pelaksanakan program remedial terdapat 6 langkah-langkah,(penelaahan kembali kasus, pemilihan alternatife tindakan, pemberian layanan kusus, pelaksanaan pembelajaran remedial, pengukuran kembali hasil belajar, Re-evaluasi dan Re-diagnostik).

4. Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Remedial

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Maret 2016 tentang hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan program remedial. Dalam Pelaksanaan program remedial guru tidak bisa melaksanakan program remedial dengan baik karena adanya aturan dari dinas pendidikan bahwa Bagi guru yang lulus sertikasi diwajibkan untuk mengajar minimal 24 jam satu minggu. Pada mata pelajaran sejarah jam mengajar hanya sedikit, kelas X hanya satu jam seminggu dalam satu lokal, itulah sebabnya guru yang sudah sertifikasi harus mencari tambahan jam mengajar kesekolah lain. SMAN 4 Sijunjung hanya memiliki satu orang guru mata pelajaran sejarah, karena sudah lulus sertifikasi jam mengajar sejarah di kelas X, XI, XII SMAN 4 Sijunjung belum cukup untuk guru yang sertifikasi, maka guru harus magatur waktu untuk mengajar disekolah lain. Jarak sekolah tempat guru yang menambah jam mengajar cukup jauh, Sehingga ketika melaksanaan program remedial guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan program remedial dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.

5. Hasil pelaksanaan program remedial

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 2 April 2016 mengenai hasil pelaksanaan program remedial di SMA N 4 Sijunjung dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

(6)

program remedial yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah belum maksimal. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti remedial masih rendah meskipun siswa sudah mendapat nilai batas dari KKM. Siswa yang belum tuntas masih belum paham dengan materi. Remedial yang diberikan guru hanya mempelajari soal yang tidak tuntas bukan mempelajari materi yang belum tuntas. Siswa hanya paham ketika melaksanakan remedial dan setelah siswa mendapatkan nilai sesuai batas KKM, siswa yang tidak tuntas tersebut sudah tidak ingat lagi dengan apa yang dipelajarinya.

pelaksanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah di kelas X SMAN 4 Sijunjung, pelaksanaan program remedial yang dilaksanakan adalah:

1. Perencanaan pelaksanaan program remedial

Pada perencanaan pelaksanaan program remedial guru diwajibkan untuk mempersiapkan kegiatan belajar, kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, program tahunan, dan program sesmester. Pada aspek perencanaan peneliti temukan bahwa di SMAN 4 Sijunjung sudah membuat program perencanaan remedial secara tertulis sesuai dengan kebijakan sekolah.

2. Pelaksanaan program remedial.

Pelaksanaan program remedial di SMAN 4 Sijunjung dilaksanakan setelah guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Bagi siwa yang tidak mencapai KKM maka siswa yang bersangkutan harus mengikuti program remedial agar siswa tersebut bisa mencapai KKM dan memahami materi yang belum dimengerti. Program pelaksanaan remedial ini dilakukan diluar jam pembelajaran dan siswa yang belum tuntas harus mengikuti remedial sampai mencapai nilai KKM.

3. Langkah-langkah dalam pelaksanaan remedial

Pelaksanaan program remedial terdiri dari 6 langkah-langkah, (penelaahan kembali kasus, pemilihan alternatif tindakan, pemberian layanan kusus, pelaksanaan pembelajaran remedial, pengukuran kembali hasil belajar, Re-evaluasi dan re-diagnostik).

4. Hambatan dalam pelaksanaan program remedial

Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan program remedial yaitu tututan wajib mengajar 24 jam bagi guru yang lulus sertifikasi, hal itu yang menyebabkan tidak terlaksananya program remedial disekolah sehingga berakibat tidak baik terhadap siswa yang lamban dalam belajar.

5. Hasil pelaksanaan program remedial

Nilai remedial harus dibatasi berdasarkan KKM yang berlaku disekolah tersebut, dengan kata lain hasil yang diperoleh oleh siswa tidak lebih dari KKM yang telah ditentukan untuk kelas X 75. Meskipun nilai siswa yang remedial lebih dari KKM tetapi yang akan ditulis oleh guru tetap nilai batas KKM. Setelah melakukan remedial masih ada siswa yang belum memahami materi karena dalam pelaksanaan program remedial yang dilakukan guru belum ideal meskipun nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan program remedial pada mata pelajaran sejarah di kelas X SMAN 4 Sijunjung belum terlaksana dengan baik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan program remedial sudah dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran yang telah lulus sertifikasi dan juga memiliki kartu ketuntasan.

2. Pelaksanaan program remedial yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran setelah mengetahui hasil dari evaluasi dari hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan program remedial guru mata pelajaran sejarah menggunakan metode tugas dan metode Tanya jawab.

3. Guru mata pelajaran sejarah di SMA N 4 Sijunjung hanya menggunakan langkah pemilihan alternatif tindakan dan pengukuran terhadap hasil belajar pada langkah-langkah pelaksanaan program remedial.

4. Hambatan dalam pelaksanaan program remedial adalah wajib mengajar 24 jam dalam satu minggu bagi guru yang sudah sertifikasi sehingga guru belum bisa melaksanakan program remedial dengan baik dan guru belum bisa membagi waktu dalam pelaksanaan program remedial. 5. Hasil pelaksanaan program remedial belum

(7)

6

banyak siswa yang belum memahami materi yang meskipun sudah mendapat nilai sesuai KKM. Nilai yang diperoleh siswa yang remedial dibatasi sesuai KKM.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang perlu diperhatikan guru maupun pihak sekolah antara lain:

1. Sebaiknya guru melaksanakan pelaksanaan program remedial sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat secara tertulis.

2. Guru disarankan untuk mengunakan langkah-langkah yang ada pada program remedial dan lebih meperhatikan pemahaman siswa yang belum memahami materi dalam pembelajaran.

3. Guru disarankan dalam melaksanakan program remedial lebih tabah dan rajin dalam menghadapi siswa yang remedial. Kepala sekolah hendaknya meperhatikan pelaksanaan program remedial, menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran disekolah.

4. Guru disarankan untuk membagi waktu atau menyediakan waktu untuk melaksanakan program remedial sehingga program remedial bisa terlaksana dengan baik.

5. Dalam pelaksanaan program remedial guru lebih memperhatikan pemahaman siswa terhadap materi sehingga siswa yang sudah tuntas sudah menguasai materi yang belum dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2013. Psikologi

Belajar Edisi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Pt Rajagrafindo

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara Persada

Oemar Hamalik. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Iskandar.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan

dan Sosial. Jakarta : Gaung Persada Press.

Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Abdul Majid & Firdaus. 2014. Penilaian Autentik

Proses Dan Hasil Belajar. Bandung:

Interes Media

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : pustaka setia.

Maleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Slameto.(2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana, 2014.Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja

Rosdakarja

Tim Penulis STKIP PGRI Sumbar.2013. Pedoman

Penulisan Skripsi. Padang: STKIP PGRI

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga karton warna pada model pembelajaran NHT lebih baik

Pada pelaksanaannya, stasiun televisi lokal justru menghadapi sejumlah rintangan yang sangat berat, seperti ketidakjelasan regulasi penyiaran, perkembangan teknologi

Bagi Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel yang belum mengumumkan Maklumat Pelayanan agar segera mengumumkan sebagai janji penyelenggara kepada

Genotip padi beras merah menunjukkan variasi yang sangat signifikan terhadap pembentukan anakan, tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai, berat gabah bernas per

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Nur Zharifah menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STATUS KAP, KOMPLEKSITAS AUDIT, AUDIT TENURE, DAN

Pokazuje se da je vjerojatnost da Markovljev lanac posjeti neki skup B , a koja ovisi o poˇcetnom stanju, ekscesivna funkcija. Posebno je, u sluˇcaju prolaznog i

Kegiatan ini terjadi ketika melakukan proses pembuktian (Yerizon, 2011). Berdasakan observasi pada proses pembelajaran atau biasa disebut dengan perkuliahan, tidak

 Siswa berkelompok menurut warna yang di ambil  Siswa mengerjakan tugas kelompok (Eksplorasi)  Siswa melaporkan hasil kelompok di depan kelas (Elaborasi)  Siswa mengamati