• Tidak ada hasil yang ditemukan

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BIDan

Monitoring Kepatuhan Kementerian dalam Pelaksanaan

UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

(2)

DAFTAR ISI

I. Latar Belakang...

1

II. Tujuan...

4

III. Metodologi...

4

IV. Hasil Monitoring...

7

1.

Standar Pelayanan...

7

2.

Maklumat Pelayanan dan Sistem Informasi Pelayanan Publik...

7

3.

Sarana Prasarana...

9

4.

Pengelolaan Pengaduan...

10

5.

Visi, Misi, dan Moto, ISO 9001:2008...

11

6.

Atribut...

12

7.

Unit Pelayanan Terpadu...

13

8.

Nilai Per-Kementerian...

15

V. Kesimpulan dan Saran...

17

(3)

I.

Latar Belakang

Undang-Undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik sudah lebih

kurang 4 (empat) tahun diundangkan, namun beberapa survei yang dilakukan

oleh beberapa lembaga menunjukkan rapor yang buruk pelayanan publik

Indonesia. Tim Penilai Kinerja Pelayanan Publik menyatakan hasil survei tahun

2011 yang dilakukan oleh World Bank terhadap 183 negara, Indonesia

menempati urutan ke 129. Indonesia masih kalah dengan India, Vietnam bahkan

Malaysia sudah menempati urutan 61 dan Thailand berada di urutan ke 70.

Sementara itu, Publikasi

World Bank Doing Business 2013

yang dilansir oleh

International Finance Corporation (IFC), sebuah unit investasi World Bank

menempatkan Indonesia pada peringkat ke-128, atau membaik 2 peringkat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terkait dengan kemudahan memulai

usaha (prosedur, waktu, biaya, dan pembayaran kebutuhan modal nominal).

Posisi Indonesia dalam daftar tersebut diapit oleh Ethiopia dan Bangladesh.

Kemudian Tranparency International Indonesia (TII) meluncurkan

Corruption

Perception Index

(CPI) atau indeks persepsi korupsi 2012 yang disurvei oleh TI.

Hasilnya cukup mencegangkan. Indonesia masih menjadi negara korup dengan

korupsi yang semakin parah. Survei CPI tahun 2012 ini dilakukan terhadap 174

negara di dunia. Indonesia memiliki skor CPI 32 dengan peringkat 118. Artinya,

dengan skor 32 itu Indonesia belum dapat ke luar dari situasi korupsi yang

sudah mengakar.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pelayanan publik di Indonesia

masih jauh dari harapan masyarakat dengan ditandai oleh pelayanan publik

yang tidak transparan, diskriminatif, berbelit-belit, korup dan sebagainya. Hal

ini tidak terlepas dari kualitas penyelenggara pelayanan publik yang belum

mampu mengubah pandangannya tentang pelayanan publik, belum

dipenuhinya standarisasi pelayanan, dan rendahnya partisipasi masyarakat

Oleh karena itu, Ombudsman RI memiliki kepentingan untuk

memastikan penyelenggara pelayanan publik mematuhi kewajibannya

menyusun dan menyediakan standar pelayanan, maklumat pelayanan, sistem

informasi pelayanan publik, sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan

publik, pelayanan khusus, pengelolaan pengaduan, dan sistem pelayanan

terpadu, sebagaimana diatur dalam Pasal 15 dan Bab V Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dengan terpenuhinya seluruh

kewajiban oleh penyelenggara pelayanan publik, maka hak-hak masyarakat

untuk memperoleh kejelasan pelayanan, kepastian waktu dan biaya pelayanan,

akurasi pelayanan, keamanan pelayanan, pertanggungjawaban pelayanan,

kemudahan akses layanan, profesionalitas, dan kenyamanan pelayanan

sehingga prinsip-prinsip pelayanan publik dapat terpenuhi.

Dalam penelitian kepatuhan, Ombudsman RI memposisikan diri

sebagai masyarakat pengguna layanan yang ingin mengetahui hak-haknya

dalam pelayanan publik, seperti ada atau tidaknya persyaratan pelayanan,

(4)

kepastian waktu dan biaya, prosedur dan alur pelayanan, sarana pengaduan,

pelayanan yang ramah dan nyaman, dll. Untuk itu, metode pencarian data yang

digunakan dalam penelitian kepatuhan adalah melalui metode observasi

dengan cara mengamati ketampakan fisik (

tangibles

) dari kewajiban

penyelenggara pelayanan publik di setiap unit pelayanan publik yang menjadi

obyek penelitian.

Dalam penelitian kepatuhan ini, Ombudsman RI tidak menilai

bagaimana ketentuan terkait standar pelayanan itu disusun dan ditetapkan,

sebagaimana dilakukan oleh instansi lain. Penelitian ini juga tidak untuk menilai

efektivitas dan kualitas pelayanan, serta kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik, namun sebatas pada implementasi Standar Pelayanan Publik ,

sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 1

Tahapan Penilaian Pelayanan Publik

Kegiatan

TAHAP I

Penyusunan

Standar

Pelayanan

Publik

TAHAP II

Penetapan

Standar

Pelayanan

Publik

TAHAP III

Implementasi

Standar

Pelayanan

Publik

TAHAP IV

Efektivitas

dan

Kualitas

Pelayanan

TAHAP V

Kepuasan

Masyarakat

terhadap

Pelayanan

publik

Pelaksana

Penilainan

Ombudsman

Pada tahun 2013 ini penilaian kepatuhan dilaksanakan di lingkungan

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Penilaian kepatuhan terhadap

Kementerian telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2013

dengan objek penelitian adalah Unit Pelayanan Publik yang menjadi sampel di

18 Kementerian yang menyelenggarakan pelayanan publik, khususnya unit

pelayanan

perizinan

langsung

kepada

kelompok

masyarakat/perorangan/instansi khususnya terkait penyelenggaraan perizinan

di tingkat Kementerian yang berada di Jakarta, yaitu :

1.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

2.

Kementerian Keuangan

3.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

4.

Kementerian Perindustrian

5.

Kementerian Perdagangan

6.

Kementerian Pertanian

7.

Kementerian Kehutanan

8.

Kementerian Perhubungan

9.

Kementerian Kelautan dan Perikanan

10.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

11.

Kementerian Pekerjaan Umum

12.

Kementerian Kesehatan

13.

Kementerian Sosial

(5)

14.

Kementerian Agama

15.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

16.

Kementerian Komunikasi dan Informatika

17.

Kementerian Riset dan Teknologi

18.

Kementerian Lingkungan Hidup

Dari hasil observasi, Sebanyak 27,8% atau 5 Kementerian masuk dalam

zona merah yang berarti rendah tingkat kepatuhannya dalam pelaksanaan UU

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 50% atau 9 Kementerian masuk

kedalam zona kuning atau zona tengah, yang berarti sedang tingkat

kepatuhannya dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Dan 22,2% atau 4 Kementerian masuk dalam zona hijau yang berarti tinggi

tingkat kepatuhannya dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik.

Tabel 2

Zonasi Hasil Observasi Tahap I

Merah

Kuning

Hijau

Kementerian

Pekerjaan Umum

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan

Kementerian Sosial

Kementerian

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Kementerian

Pertanian

Kementerian Agama

Kementerian Hukum dan

HAM

Kementerian Kehutanan

Kementerian Kelautan dan

Perikanan

Kementerian Keuangan

Kementerian Komunikasi

dan Informasi

Kementerian Lingkungan

Hidup

Kementerian Perhubungan

Kementerian Riset dan

Teknologi

Kementerian

ESDM

Kementerian

Kesehatan

Kementerian

Perdagangan

Kementerian

Perindustrian

Hasil penelitian kepatuhan Kementerian dirilis pada tanggal 22 Juli 2013,

banyak Kementerian yang berinisiatif mempelajari lebih lanjut hasil penelitian

tersebut dan

menyatakan kesiapan memperbaiki pelayanan publiknya.

Beberapa kementerian yang berada di dalam zona merah dan kuning yakin

bahwa dalam waktu 2 sampai 3 bulan dapat masuk ke dalam zona hijau. Hal ini

membuktikan bahwa penelitian kepatuhan telah berhasil mendorong

Kementerian untuk berkomitmen untuk segera memperbaiki pelayanan publik

dan bahwa penelitian ini sangat bermanfaat dan memberi kontribusi positif

terhadap peningkatan pelayanan publik.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Ombudsman RI sebagai

lembaga negara yang berwenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan

publik, perlu melakukan monitoring (pemantauan) terhadap kedelapan belas

kementerian yang telah diobservasi tersebut dalam tugasnya menyelenggarakan

(6)

pelayanan publik sesuai ketentuan Pasal 15 dan Bab V Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Hasil monitoring kepatuhan

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi tentang tingkat kemajuan

kepatuhan Kementerian dalam melaksanakan kewajibannya dalam pelayanan

publik dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang baik.

II.

Tujuan

Tujuan monitoring adalah:

1.

Mengetahui perkembangan dan kemajuan kepatuhan Kementerian dalam

pelaksanaan Undang-Undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; dan

2.

Membuat kesimpulan dan memberikan saran kepada Menteri terkait sebagai

upaya perbaikan pelayanan publik.

III.

Metodologi

Monitoring dilakukan terhadap Unit Pelayanan Publik yang menjadi

sampel di 18 (delapan) Kementerian yang telah dinilai pada periode Maret

sampai dengan Mei 2013, yaitu:

1.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

2.

Kementerian Keuangan

3.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

4.

Kementerian Perindustrian

5.

Kementerian Perdagangan

6.

Kementerian Pertanian

7.

Kementerian Kehutanan

8.

Kementerian Perhubungan

9.

Kementerian Kelautan dan Perikanan

10.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

11.

Kementerian Pekerjaan Umum

12.

Kementerian Kesehatan

13.

Kementerian Sosial

14.

Kementerian Agama

15.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

16.

Kementerian Komunikasi dan Informatika

17.

Kementerian Riset dan Teknologi

18.

Kementerian Lingkungan Hidup

Observasi dalam rangka monitoring dilakukan Ombudsman RI pada

bulan Oktober sampai dengan November 2013 dengan variabel dan indikator

yang sama dengan variabel dan indikator yang digunakan dalam penilaian awal,

yaitu:

(7)

No

Penilaian

Variabel

Kategori

Komponen Indikator

Nilai

1

Pelayanan

Standar

Utama

Ketersediaan Syarat-syarat

Pelayanan

100

Ketersediaan Standar Waktu

Pelayanan

100

Ketersediaan Informasi Biaya

Pelayanan

100

Ketersediaan SOP

50

Ketersediaan Alur Pelayanan

50

Ketersediaan Sarana dan Prasarana :

Ruang Tunggu

Pendingin Ruangan/ AC

Tempat duduk

Ketersediaan Informasi

Pelayanan Publik

(Booklet,poster,layar PC,dll)

Sarana Antrian (tiket)

Toilet/WC

50

2

Maklumat

Pelayanan

Utama

Ketersediaan Maklumat Pelayanan

100

3

Sistem

Informasi

Publik

Utama

Ketersediaan Sistem Informasi

Pelayanan Publik secara elektronik

atau non elektronik

50

4 SDM

Utama

Sikap/Perilaku Pegawai dalam

melayani pengguna layanan publik

50

5

Unit

Pengaduan

Utama

Pengelolaan Pengaduan :

1.

Mempunyai unit pengaduan

khusus yang mengelola unit

pengaduan?

2.

Kotak Saran dan Pengaduan

3.

Pejabat Pengelola Pengaduan

4.

Loket Pengaduan/Ruangan

Pengaduan

5.

Informasi no telpon pengaduan

6.

Informasi email pengaduan

7.

Informasi prosedur pengaduan

Informasi pengelolaan pengaduan

yang dipajang di ruang pengelola

pengaduan dan atau di ruang

pelayanan

(8)

Berdasarkan variabel dan indikator penilaian tersebut, akan diperoleh

nilai maksimal/total sebesar 1000 dan dibagi ke dalam 3 (tiga) kategorisasi

berdasarkan perolehan nilai masing-masing Unit Pelayanan Publik pada

Lembaga tersebut. Kategorisasi tersebut menggambarkan kepatuhan

penyelenggara pelayanan publik yang rendah, sedang dan tinggi terhadap

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Kategorisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Zona merah atau kepatuhan rendah (0-500);

Zona kuning atau kepatuhan sedang (501-800; dan

Zona hijau atau kepatuhan tinggi (801-1000)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

survei yang dilakukan pada populasi, tetapi

data yang dipelajari adalah data

sampel yang diambil dari populasi tersebut dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik

purposive sampling

dan

judgment sampling

. Peneliti mendatangi SKPD yang

menyelenggarakan pelayanan perizinan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi atau pengumpul data

yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti juga mendatangi langsung ke pengguna layanan.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yaitu dengan mengutamakan

keterangan melalui angka-angka sehingga gejala-gejala penelitian diukur

dengan menggunakan skala-skala. Dari tingkat eksplanasinya penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode evaluasi.

6

Pelayanan

Khusus

Utama

Sarana khusus bagi pengguna

layanan berkebutuhan

khusus/manula, dll

40

7

Visi Misi dan

Moto

Tambahan Visi Misi dan Moto

20

8 ISO 9001:2008

Tambahan Adopsi ISO 9001:2008

10

9 Atribut

Tambahan

Petugas penyelenggara layanan

menggunakan pakaian seragam?

Petugas penyelenggara layanan

menggunakan ID card?

20

10

Unit

Pelayanan

Terpadu

Utama

Unit Pelayanan Terpadu :

Ada, ditingkat Kementerian

100

Ada, di Tingkat Direktorat Jenderal

(Eselon I)

75

Ada, di Tingkat Direktorat (Eselon

II/III)

50

Tidak ada unit khusus layanan

(9)

IV. Hasil Monitoring

1.

STANDAR PELAYANAN

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik pengertian Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik, Penyelenggara pelayanan publik atau Penyelenggara

merupakan setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga

independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan

pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk

kegiatan pelayanan publik.

Untuk menjamin pelayanan publik yang baik maka perlu adanya

standar pelayanan di masing-masing unit penyelenggara pelayanan publik.

Standar pelayanan merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai

kewajiban dan janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan

yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Standar pelayanan

meliputi : SOP, Alur Pelayanan, Waktu Pelayanan, Pesyaratan Pelayanaa, Biaya

dan Tarif, Produk / Jenis Pelayanan.

Tabel 3

Standar Pelayanan

Dari hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar unit pelayanan

publik di tingkat Kementerian sudah memenuhi komponen standar pelayanan

publik.

2.

MAKLUMAT PELAYANAN DAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PUBLIK

Maklumat pelayanan merupakan pernyataan tertulis yang berisi

keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan,

82,1% 92,9% 92,9% 96,4% 100% 17,9% 7,1% 7,1% 3,6% Biaya/Tarif Pelayanan Persyaratan Pelayanan Standar Waktu Penyelesaian Pelayanan Alur Pelayanan SOP

Ada Tidak Ada

(10)

sedangkan Sistem informasi pelayanan publik atau Sistem Informasi merupakan

rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta

mekanisme penyampaian informasi dari Penyelenggara kepada masyarakat dan

sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan dalam huruf Braile, bahasa

gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara manual ataupun elektronik.

Unit Pelayanan Publik selain wajib memenuhi komponen standar

pelayanan publik, juga diwajibkan untuk menyelenggarakan sistem informasi

pelayanan publik dimana Penyelenggara berkewajiban mengelola sistem informasi

yang terdiri atas sistem informasi elektronik atau nonelektronik, informasi itu

sekurang-kurangnya meliputi: Profil penyelenggara, Profil pelaksana, Standar

pelayanan, Maklumat pelayanan, pengelolaan pengaduan.

Tabel 4

Maklumat Pelayanan dan Sistem Informasi Pelayanan Publik

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa semua unit

pelayanan publik yang menjadi sampel dalam observasi ini sudah

menyelenggarakan sistem informasi pelayanan publik baik yang berbentuk manual

maupun elektonik. Selain itu, 50% di antaranya sudah membuat maklumat

pelayanan dan meninformasikannya kepada pengguna layanan.

Dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, maklumat

menjadi sangat penting untuk ada di setiap penyelenggara pelayanan publik. Sesuai

dengan pasal 18 UU No. 25 tahun 2009 disebutkan bahwa Penyelenggara wajib

menyusun maklumat pelayanan sesuai dengan sifat, jenis, dan karakteristik layanan

yang diselenggarakan dan dipublikasikan secara jelas, selain itu diamanatkan pula

pada Pasal 46 bahwa Penyusunan dan pelaksanaan maklumat pelayanan harus

dipenuhi selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak UU ini berlaku.

Manfaat Maklumat Pelayanan jika dapat dilaksanakan secara

konsekuen antara lain :

1.

Meningkatkan responsivitas petugas pelayanan terhadap

stakeholder

yang

dilayani.

2.

Meningkatkan kepuasan masyarakat/pengguna jasa layanan.

3.

Meningkatkan kinerja dan kualitas layanan secara menyeluruh.

50,0% 100,0% 50,0% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Maklumat Pelayanan SIPP Ada Tidak Ada

(11)

4.

Sebagai dasar Etika bagi

service provider

.

Selain itu, Maklumat Pelayanan juga berfungsi sebagai :

1.

Sebagai infrastruktur/

software

penyelenggaraan pelayanan.

2.

Mendekatkan pejabat 9ublic

dengan konstituen melalui “ikatan kepatutan”.

3.

Membangun

kredibilitas

penyelenggara

dan

penyelenggaraan

pemerintahan melalui pemeliharaan “otentisitas”.

4.

Mewujudkan idealita tentang pemerintah yang berfokus pada warga 9ublic

(

citizen centric government

).

Oleh karena itu, Unit Pelayanan Publik di Kementerian wajib

menyusun Maklumat Pelayanan selain sebagai bentuk “perjanjian

9ublic

” antara

penyelenggara layanan 9ublic dengan pengguna layanan 9ublic

3.

SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana adalah sarana bagi pengguna layanan untuk

mendapatkan kenyamanan dalam mengakses tempat penyelenggara pelayanan, di

dalam penelitian ini sarana dan prasarana diturunkan menjadi sub Indikator

dengan penilaian dalam bentuk ada dan tidak adanya fasilitas dan sarana tersebut.

Dari grafik di bawah ini terlihat yang perlu menjadi perhatian adalah

ada/tidaknya sarana antrian di tempat penyelenggara pelayanan (64,3%).

Tentunya ini situasi yang dapat menyulitkan pengguna layanan di dalam proses

pengurusan pelayanan publik ketika kondisi banyaknya pengguna layanan yang

datang pada waktu yang bersamaan.

Sebelum Penerapan Maklumat

Pelayanan

Sesudah Penerapan Maklumat

Pelayanan

Birokratis

Professional

Tidak Peduli, diskriminasi, kurang

ramah

Courtessy, helful service, equal treatment,

welcome reception

Staff-driven, rule-driven

Customer-driven

Kepuasan pelanggan bukan prioritas

utama

Prioritas utama pada pelanggan &

kepuasan pelanggan

Standar pelayanan kabur (beda yang

tertulis dengan yang faktual)

Standar yang jelas & terukur

Kurang transparan, informasi tidak

lengkap kepada pelanggan

Lebih transparan; informasi di-

kepada 9ublic

share

Respon lambat terhadap pengaduan

Good complaints processing system.

Compensation to citizens for deficiency in

service

Pengaduan

Processing System Compensation to

Citizens for Deficiency in Service

(12)

Tabel 5

Sarana dan Prasarana

Selain sarana dan prasarana umum pelayanan, sebagai catatan, Pasal 29

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menyebutkan

penyelenggara pelayanan publik wajib memberi pelayanan dengan perlakukan

khusus kepada anggota masyarakat tertentu. Masyarakat tertentu adalah kelompok

rentan meliputi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil, anak-anak, korban

bencana alam, dan korban bencana sosial. Bukan itu saja, fasilitas dan perlakuan

khusus kepada kelompok rentan harus diberikan tanpa pungutan biaya alias gratis.

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa belum seluruh Unit Pelayanan

Publik di Kementerian yang menjadi sampel dalam peneltitian ini menyediakan

sarana khusus bagi pengguna layanan berkebutuhan khusus tersebut, masih

terdapat 32,1% Unit pelayanan publik yang belum menyediakan sarana khusus bagi

pengguna layanan berkebutuhan khusus.

Tabel 6

Sarana Bagi Pengguna Layanan Berkebutuhan Khusus

4.

PENGELOLAAN PENGADUAN

Pengaduan masyarakat merupakan bukti adanya penyimpangan atau

ketidakpuasan masyarakat/pengguna layanan dalam penyelenggaraan pelayanan

publik, tetapi pengaduan masyarakat juga menjadi sebuah tantangan tersediri bagi

penyelenggara layanan untuk bisa memperbaiki dan memberikan layanan yang

64,3% 85,7% 100% 100% 100% 100% 35,7% 14,3% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sarana Antrian Toilet Ruang Tunggu Pendingin Ac Tempat Duduk Ketersediaan Jenis Layanan Publik…

Ada Tidak Ada 67,9% 32,1% ,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0%

Ada Tidak Ada

Ada Tidak Ada

(13)

sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Untuk itu, penyelenggara layanan

publik wajib memiliki unit pengaduan khusus untuk dapat menjembatani keluhan

yang dirasakan oleh masyarakat demi terwujudnya kualitas dan kepuasan dari

masyarakat selaku pengguna layanan.

Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2009, penyelenggara pelayanan

berkewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan pelaksana yang

kompeten dalam pengelolaan pengaduan serta berkewajiban menyusun

mekanisme pengelolaan pengaduan dari penerima pelayanan dengan

mengedepankan asas penyelesaian yang cepat dan tuntas.

Tabel 7

Pengelolaan Pengaduan

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar Unit Pelayanan Publik

yang ada pada Kementerian telah menyediakan Sistem Pengelolaan Pengaduan

untuk menangani keluhan masyarakat pengguna pelayanan terhadap kinerja

pelayanan publik yang berada dalam wilayahnya. Hal ini terlihat dari

ketersediaan informasi mengenai cara/prosedur pengaduan yang telah

disediakan oleh Unit Pelayana Publik yang disurvai, 75% terlihat menyediakan

cara/prosedur pengaduan. Namun untuk informasi hasil pengelolaan

pengaduan sebagian besar Unit Pelayanan Publik belum menyediakannya

(92,8%).

Selain itu, di Unit Pelayanan Publik tersebut juga disediakan sarana

pengaduan dalam berbagai bentuk. Sarana menggunakan email pengaduan

merupakan fasilitas terbanyak yang tersedia dalam menangani pengaduan,

disusul melalui hotline telepon, dan melalui kotak saran dan pengaduan.

5.

VISI, MISI, dan MOTO, ISO 9001:2008

Visi Misi dan Moto adalah kesiapan penyelenggara pelayanan publik

untuk menyelenggarakan pelayanan sebaik mungkin, untuk itu visi misi dan

moto diperlukan sebagai indikator tambahan untuk memperkuat indikator

utama yang telah ada, Sebanyak 85,7% Unit Pelayanan Publik memasang visi

dan misi mereka sebagai penyelenggara pelayanan publik, dan 14,3% tidak

memasang visi dan misi mereka sebagai komitmen kesiapan penyelenggara

7,1% 57,1% 75,0% 82,1% 85,7% 92,9% 96,4% 96,4% 92,9% 42,9% 25,0% 17,9% 14,3% 7,1% 3,6% 3,6% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Informasi Pengelolaan Pengaduan

Loket/Ruang Pengaduan Cara/Prosedur Pengaduan Pejabat Pengelola Pengaduan Kotak Pengaduan/Saran Hot Line /Telepon Pengaduan Unit Khusus Pengaduan Email Pengaduan

Ada Tidak Ada

(14)

pelayanan. Sedangkan untuk pencantuman moto layanan sebesar 64,3% dan

Unit Pelayanan Publik yang tidak memasang moto layanan sebanyak 35,7%.

Tabel 8

Visi, Misi, Moto dan ISO 9001:2008

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional yang ada dimana

kualitas ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi

untuk desain dan penilaian dari perlu untuk dikonsultasikan oleh

perusahaan/penyelenggara layanan. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar

produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus

dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2008 hanya

merupakan standar sistem manajemen kualitas. Diharapkan bahwa

produk/jasa yang dihasilkan dari suatu perusahaan/penyelenggara layanan

memiliki kualitas internasional dan berkualitas baik (standar).

Sistem manajemen ISO 9001:2008 merupakan prosedur terdokumentasi

dan

praktek-praktek

standar

untuk

manajemen

sistem,

yang

bertujuan

menjamin kesesuaian dari suatu proses dan

produk (barang atau

jasa) terhadap kebutuhan

atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan

atau

persyaratan tertentu tersebut ditentukan

atau dispesifikasikan oleh pelanggan

dan

organisasi. Konsultan ISO akan memberikan

training dan pelatihan untuk

implementasinya sehingga dengan sistem manajemen ini diharapkan

pelanggan akan terpuaskan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak

46,4% Unit Pelayanan Publik belum mempunyai sertifikat ISO 9001:2008 ini

dan 53,6% saja yang sudah memiliki sertikat ISO tersebut.

6.

ATRIBUT

Seragam dan Kartu identitas atau ID memiliki fungsi tidak hanya

sebagai pelengkap atribut pegawai saja, akan tetapi memberi arti tersendiri

dalam mendukung formalitas dan image Unit Pelayanan Publik tersebut.

Fungsi dari penggunaan seragam dan ID Card, antara lain :

a.

Memberikan kesan positif pada suasana kerja.

53,6% 64,3% 85,7% 46,4% 35,7% 14,3% 0% 20% 40% 60% 80% 100% ISO 9001:2008 Motto Visi, Misi Ada Tidak Ada

(15)

b.

Memberikan kesan formal dan rapi.

c.

Memudahkan pengguna layanan untuk mengenali pegawai.

d.

Memisahkan secara tegas antara pegawai dan non pegawai untuk

menjaga keamanan, penyusupan, dan hal-hal yang tidak diinginkan.

Dengan penggunaan seragam dan kartu id maka sangat

memungkinkan

untuk penerapan akses kontrol pegawai. Berdasarkan hasil

penelitian ini didapatkan bahwa Penggunaan ID card pada petugas layanan

sebanyak 89,3% sedangkan penggunaan seragam juga sama prosentase sebesar

89,3%.

Tabel 9

Atribut Petugas Pelayanan

7.

UNIT PELAYANAN TERPADU

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur,

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Ruang lingkup pelayanan dan

jasa-jasa publik (

public services

) meliputi aspek kehidupan masyarakat yang sangat

luas. Sayangnya, pelayanan publik yang menyentuh hampir setiap sudut

kehidupan masyarakat tidak ditopang oleh mekanisme pengambilan keputusan

yang terbuka.

Karena itu tidak mengherankan jika pelayanan publik di Indonesia

memiliki ciri yang cenderung korup, apalagi yang berkaitan dengan pengadaan

produk-produk pelayanan publik yang bersifat perizinan.

Kendati mungkin fenomena “maladministrasi” khususnya “pungli”

yang berkaitan dengan jenis produk tadi hanya melibatkan biaya transaksi

(antara sektor publik dengan individu masyarakat) yang relatif kecil (

pretty

corruption

), tetapi biaya-biaya transaksi tersebut melibatkan porsi populasi yang

sangat besar. Karena itu pola “pungli” dengan menggunakan instrumen

produk-produk pelayanan tersebut bisa jadi memiliki dampak yang sangat luas.

89,30% 89,30% 10,70% 10,70% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Seragam ID Card Ada Tidak Ada

(16)

Masalahnya kemudian adalah bagaimana meminimalkan biaya-biaya transaksi

tersebut?

Sejalan dengan itu, prinsip

market oriented

pada Unit Pelayanan Publik

harus diartikan bahwa pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara layanan

(Pemerintah) harus mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat. Demikian

juga prinsip

Catalitic Government

, mengandung pengertian bahwa

penyelenggara layanan harus bertindak sebagai katalisator dan bukannya

penghambat dari kegiatan pembangunan, termasuk di dalamnya mempercepat

pelayanan masyarakat.

Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) sebagai institusi yang

khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada

dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi manajemen

pemerintahan. Artinya, pembentukan organisasi ini secara empirik telah

memberikan hasil berupa peningkatan produktivitas pelayanan umum minimal

secara kuantitatif. Dalam konteks teori

Reinventing Government

, pembentukan

Unit Pelayanan Terpadu (UPT) ini telah menghayati makna

community owned,

mission driven, result oriented, costumer oriented, serta anticipatory government

.

Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan

perizinan dan non-perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap

permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu

dalam satu pintu dan satu tempat, yang mengindikasikan adanya kemudahan

bagi pengguna layanan untuk mengakses layanan pada satu tempat dan satu

penyelenggara, tidak terpencar-pencar melalui beberapa penyelenggara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unit pelayanan pada

Kementerian 96,4% merupakan unit pelayanan yang termasuk dalam unit

pelayanan terpadu, meskipun keterpaduan ini hanya pada tingkat direktorat

maupun direktorat jenderal masing-masing bukan pada satu Kementerian.

Tabel 10

Sistem Pelayanan Terpadu

8 NILAI PER KEMENTERIAN

96,4% 3,6% ,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% 120,0% Ya Tidak Ada

(17)

Tabel 11

Perbandingan Nilai antar Hasil Observasi I dan Observasi II

No Kementerian Jun-13 No Kementerian Nov 2013 Nilai Posisi Zona Nilai Posisi Zona

1 Kementerian Perindustrian 830 1 hijau 1 Kementerian Perindustrian 980 1 hijau

2 Kementerian Perdagangan 830 2 hijau 2 Kementerian Kesehatan 965 2 hijau

3 Kementerian Kesehatan 820 3 hijau 3 Kementerian Perdagangan 960 3 hijau

4 Kementerian ESDM 813 4 hijau 4 Kementerian Pertanian 945 4 hijau

5 Kementerian Kehutanan 785 5 kuning 5 Kementerian Hukum dan Ham 935 5 hijau

6 Kementerian Perhubungan 765 6 kuning 6 Kementerian Sosial 930 6 hijau

7 Kementerian Lingkungan Hidup 760 7 kuning 7 Kementerian Keuangan 910 7 hijau

8 Kementerian Agama 760 8 kuning 8 Kementerian Pekerjaan Umum 880 8 hijau

9 Kementerian Riset dan

Teknologi 755 9

kuning

9 Kementerian Lingkungan Hidup 850 9 hijau

10 Kementerian Keuangan 750 10 kuning 10 Kementerian Kehutanan 840 10 hijau

11 Kementerian Hukum dan Ham 710 11 kuning 11 Kementerian Perhubungan 833 11 hijau

12 Kementerian Komunikasi dan

Informasi 672 12

kuning

12 Kementerian ESDM 830 12 hijau

13 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 631 13

kuning

13 Kementerian Riset dan

Teknologi 815 13 hijau

14 Kementerian Pertanian 485 14 merah 14 Kementerian Komunikasi dan

Informasi 802 14 hijau

15 Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi 452 15

merah

15 Kementerian Agama 800 15 kuning

16 Kementerian Sosial 325 16 merah 16 Kementerian Kelautan dan

Perikanan 768 16

kuning

17 Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 290 17

merah

17 Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi 725 17

kuning

18 Kementerian Pekerjaan Umum 285 18 merah 18 Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 505 18

kuning

Berdasarkan hasil observasi ulang dalam rangka monitoring didapatkan

bahwa sebagian besar unit pelayanan publik yang pernah di observasi

sebelumnya sudah memperbaiki dan melengkapi komponen standar pelayanan

publik serta menginformasikan komponen standar pelayanan tersebut pada unit

pelayanan publiknya baik secara cetak maupun elektonik.

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa unit pelayanan publik di 5

kementerian yang pada saat observasi I masih berada di zona merah

(Kementerian Pertanian, Kementerian PU, Kementerian Sosial, Kementerian

Nakertras, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sudah melengkapi unit

pelayanan pubiknya dengan komponen standar pelayanan sehingga pada saat

observasi II, 3 unit pelayanan publik sudah masuk ke dalam zona hijau

(Kementerian sosial, Kementerian PU, Kementerian Pertanian) sedangkan unit

pelayanan publik di Kementerian Nakertrans dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan masuk ke dalam zona kuning.

(18)

Pada observasi ke II ini sebagian besar atau sekitar

77,8% sebanyak 14

unit

pelayanan publik yang menjadi sampel dalam observasi ini berada di dalam zona

hijau. Sisanya sebesar 22,2% atau 4 Unit Pelayanan Publik masih dalam kategori

zona kuning dan sudah tidak ada yang berada di zona merah.

Tabel 12

Pembagian Zonasi pada Hasil Observasi II

MERAH

KUNING

(4)

HIJAU

(14)

-

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan

Kementerian Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Kementerian Agama

Kementerian Kelautan

dan Perikanan

Kementerian ESDM

Kementerian Kesehatan

Kementerian Perdagangan

Kementerian Perindustrian

Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Sosial

Kementerian Pertanian

Kementerian Hukum dan

Ham

Kementerian Kehutanan

Kementerian Keuangan

Kementerian Komunikasi dan

Informasi

Kementerian Lingkungan

Hidup

Kementerian Perhubungan

Kementerian Riset dan

Teknologi

(19)

V. Kesimpulan & Saran

A.

Kesimpulan

1.

Sebagian besar Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel sudah memenuhi komponen standar pelayanan publik yang

berupa: SOP, Alur Pelayanan, Standar Waktu Penyelesaian Pelayanan,

Persyaratan Pelayanan dan Biaya/Tarif.

2.

Semua Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel sudah

menyelenggarakan sistem informasi pelayanan publik baik yang berbentuk

manual maupun elektonik.

3.

Baru 50% Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel

yang sudah mengumumkan maklumat pelayanan, hal ini menunjukkan

bahwa Penyelenggara Pelayanan masih enggan berjanji untuk melayani

masyarakat sesuai standar pelayanan yang telah ditentukan.

4.

Sebagian besar Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel sudah menyediakan Sarana dan prasarana bagi pengguna layanan

untuk mendapatkan kenyamanan dalam mengakses tempat penyelenggara

pelayanan

5.

belum seluruh Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel dalam peneltitian ini menyediakan sarana khusus bagi pengguna

layanan berkebutuhan khusus tersebut, masih terdapat 32,1% Unit

pelayanan publik yang belum menyediakan sarana khusus bagi pengguna

layanan berkebutuhan khusus.

6.

Sebagian besar Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel telah menyediakan Sistem Pengelolaan Pengaduan untuk

menangani keluhan masyarakat pengguna pelayanan terhadap kinerja

pelayanan publik yang berada dalam wilayahnya. Hal ini terlihat dari

ketersediaan informasi mengenai cara/prosedur pengaduan yang telah

disediakan oleh Unit Pelayana Publik yang disurvai, 75% terlihat

menyediakan cara/prosedur pengaduan. Namun untuk informasi hasil

pengelolaan pengaduan sebagian besar Unit Pelayanan Publik belum

menyediakannya (92,8%). Selain itu, di Unit Pelayanan Publik tersebut juga

disediakan sarana pengaduan dalam berbagai bentuk. Sarana

menggunakan email pengaduan merupakan fasilitas terbanyak yang

tersedia dalam menangani pengaduan, disusul melalui hotline telepon, dan

melalui kotak saran dan pengaduan

7.

Sebagian besar Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel telah menginformaskan Visi, Misi dan Moto.

8.

Sebanyak 46,4% Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel belum mempunyai sertifikat ISO 9001:2008 ini dan 53,6% saja yang

sudah memiliki sertikat ISO tersebut, hal ini menunjukkan bahwa sebagian

kementerian telah menaruh perhatian pada standar kualitas dari

pelayanan publik.

(20)

9.

Unit Pelayanan Pelayanan pada Kementerian yang menjadi sampel 96,4%

merupakan unit pelayanan yang termasuk dalam unit pelayanan terpadu,

meskipun keterpaduan ini hanya pada tingkat direktorat maupun

direktorat jenderal masing-masing bukan pada satu Kementerian

10.

Sebagian besar petugas di Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang

menjadi sampel sudah menggunakan atribut berupa ID Card (kartu

identitas) dan berpakaian seragam sebagai tanda suatu bagian di dalam

entitas Unit Pelayanan Publik tertentu.

11.

Sebagian besar Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi

sampel yang pernah di observasi sebelumnya pada bulan Maret sampai

dengan Mei 2013 yang lalu, saat ini sudah nampak memperbaiki dan

melengkapi komponen standar pelayanan publik serta menginformasikan

komponen standar pelayanan tersebut pada unit pelayanan publiknya baik

secara cetak maupun elektonik

12.

Unit Pelayanan Publik di 5 kementerian yang pada saat observasi I masih

berada di zona merah (Kementerian Pertanian, Kementerian PU,

Kementerian Sosial, Kementerian Nakertras, dan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan) sudah melengkapi unit pelayanan pubiknya dengan

komponen standar pelayanan sehingga pada saat observasi II, 3 unit

pelayanan publik sudah masuk ke dalam zona hijau (Kementerian sosial,

Kementerian PU, Kementerian Pertanian) sedangkan unit pelayanan

publik di Kementerian Nakertrans dan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan masuk ke dalam zona kuning.

13.

Pada observasi ke II ini terlihat bahwa sekitar 77,8% atau sebanyak 14

Unit Pelayanan Publik yang menjadi sampel dalam observasi ini berada di

dalam zona hijau. Sisanya sebesar 22,2% atau 4 Unit Pelayanan Publik

masih dalam kategori zona kuning dan sudah tidak ada yang berada di

zona merah.

B.

Saran

1.

Bagi Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel yang

belum

mengumumkan

Maklumat

Pelayanan

agar

segera

mengumumkan sebagai janji penyelenggara kepada masyarakat untuk

menyelenggarakan pelayanan sesuai standar pelayanan yang telah

ditetapkan, yang terdiri dari : SOP, Alur Pelayanan, Standar Waktu

Penyelesaian Pelayanan, Persyaratan Pelayanan dan Biaya/Tarif

(termasuk pelayanan gratis) sebagai salah satu bentuk akuntabilitas

pelayanan publik guna mendorong percepatan peningkatan kualitas

pelayanan.

2.

Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel yang masuk

zona hijau agar mempertahankan dan terus berinovasi dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

3.

Unit Pelayanan Publik di Kementerian yang menjadi sampel yang masuk

zona kuning agar terus berupaya melengkapi kekurangan-kekurangan

(21)

untuk mencapai standar sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

4.

Selain hal tersebut di atas, dalam rangka memberikan dukungan

terhadap perbaikan pelayanan publik di Kementerian, maka pimpinan

Kementerian/ pimpinan Unit Pelayanan Publik perlu menerapkan

mekanisme

reward and punishsment

bagi penyelenggara pelayanan

publik di unitnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

di mana apabila penyelenggara atau pelaksana tidak menyediakan

komponen standar pelayanan publik, maklumat pelayanan maupun

sarana pengaduan pada unit pelayanan publiknya maka dapat

dikenakan sanksi berupa

pembebasan dari jabatan

[pasal 54 ayat (7)],

pemberhentian dengan hormat

[pasal 54 ayat (8)],

sanksi pembekuan

misi dan/atau izin

yang diterbitkan oleh instansi pemerintah [pasal 54

ayat (10)], bahkan apabila dalam penyelenggaraan pelayanan publik

tersebut mengakibatkan timbulnya luka, cacat dan hilang nyawa bagi

pihak lain, maka penyelenggara dapat dikenakan sanksi pidana

sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Pengenaan sanksi

sebagaimana dimaksud di atas (sanksi administratif) dapat dilakukan

oleh atasan penyelenggara yang bertanggung jawab atas kegiatan

pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ombudsman Republik Indonesia sebagaimana amanat Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, secara berkala dan tanpa

pemberitahuan akan melakukan penelitian dengan metodologi dan objek

penelitian yang akan terus dikembangkan dalam rangka mewujudkan kualitas

pelayanan publik yang semakin baik.

(22)

LAMPIRAN

Persyaratan Pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Persyaratan Pelayanan Ada 75,0% 92,9% 83,9%

Tidak Ada 25,0% 7,1% 16,1%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Jangka Waktu Penyelesaian * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Jangka Waktu Penyelesaian Ada 64,3% 92,9% 78,6%

Tidak Ada 35,7% 7,1% 21,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Biaya/Tarif Pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Biaya/Tarif Pelayanan Ada 67,9% 82,1% 75,0%

Tidak Ada 32,1% 17,9% 25,0%

(23)

Apakah petugas penyelenggara layanan publik memiliki Prosedur Pelayanan ? * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Apakah petugas

penyelenggara layanan publik memiliki Prosedur Pelayanan ?

Ada 100,0% 100,0% 100,0%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Alur Pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Alur Pelayanan Ada 78,6% 96,4% 87,5%

Tidak Ada 21,4% 3,6% 12,5%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Ruang Tunggu * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Runag Tunggu Ada 82,1% 100,0% 92,9%

Tidak Ada 17,9% 7,1%

(24)

Pendingin Ruangan/ AC * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Pendingin Ruangan/ AC Ada 96,4% 100,0% 98,2%

Tidak Ada 3,6% 1,8%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Tempat Duduk * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Tempat Duduk Ada 89,3% 100,0% 94,6%

Tidak Ada 10,7% 5,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam bentuk Booklet, lefleat, poster, dll) * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam bentuk Booklet, lefleat, poster, dll)

Ada 64,3% 100,0% 82,1%

Tidak Ada 35,7% 17,9%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Sarana Antrian (tiket) * PERIODE SURVEI Crosstabulation

(25)

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Sarana Antrian (tiket) Ada 42,9% 64,3% 53,6%

Tidak Ada 57,1% 35,7% 46,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Toilet/WC * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov Toilet/WC Ada 71,4% 85,7% 78,6% Tidak Ada 28,6% 14,3% 21,4% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Maklumat Pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Maklumat Pelayanan Ada 14,3% 50,0% 32,1%

Tidak Ada 85,7% 50,0% 67,9%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Sistem Informasi Standar Pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

(26)

Jun Nov

Sistem Informasi Standar Pelayanan

Ada 82,1% 100,0% 91,1%

Tidak Ada 17,9% 8,9%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan

Baik 78,6% 78,6% 78,6%

Cukup 21,4% 21,4% 21,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit khusus pengelolaan pengaduan? * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit khusus pengelolaan pengaduan?

Ada 92,9% 96,4% 94,6%

Tidak Ada 7,1% 3,6% 5,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Kotak Saran dan Pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

(27)

Kotak Saran dan Pengaduan Ada 71,4% 85,7% 78,6%

Tidak Ada 28,6% 14,3% 21,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Pejabat Pengelola Pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Pejabat Pengelola Pengaduan Ada 71,4% 82,1% 76,8%

Tidak Ada 28,6% 17,9% 23,2%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan Ada 28,6% 57,1% 42,9% Tidak Ada 71,4% 42,9% 57,1% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Informasi no telpon pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov Informasi no telpon pengaduan Ada 71,4% 92,9% 82,1% Tidak Ada 28,6% 7,1% 17,9%

(28)

Informasi no telpon pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov Informasi no telpon pengaduan Ada 71,4% 92,9% 82,1% Tidak Ada 28,6% 7,1% 17,9% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Informasi email pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Informasi email pengaduan Ada 75,0% 96,4% 85,7%

Tidak Ada 25,0% 3,6% 14,3%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Informasi prosedur pengaduan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Informasi prosedur pengaduan Ada 60,7% 75,0% 67,9%

Tidak Ada 39,3% 25,0% 32,1%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang pengelola pengaduan dan atau di ruang pelayanan * PERIODE SURVEI Crosstabulation

(29)

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang pengelola pengaduan dan atau di ruang pelayanan

Ada 7,1% 3,6%

Tidak Ada 100,0% 92,9% 96,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula

Ada 21,4% 46,4% 33,9%

Tidak Ada 78,6% 53,6% 66,1%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan khusus * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan khusus

Ada 67,9% 33,9%

Tidak Ada 100,0% 32,1% 66,1%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

(30)

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

VISI MISI Ada 46,4% 85,7% 66,1%

Tidak Ada 53,6% 14,3% 33,9%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

MOTO * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov MOTO Ada 28,6% 64,3% 46,4% Tidak Ada 71,4% 35,7% 53,6% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan publik? * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan publik? Ada 28,6% 53,6% 41,1% Tidak Ada 71,4% 46,4% 58,9% Total 100,0% 100,0% 100,0%

(31)

Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan pakaian seragam? * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan pakaian seragam? Ada 57,1% 89,3% 73,2% Tidak Ada 42,9% 10,7% 26,8% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Apakah Petugas penyelenggara layanan menggunakan ID card? * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI

Total

Jun Nov

Apakah Petugas Layanan

menggunakan ID Card Ada 50,0% 89,3% 69,6%

Tidak Ada 50,0% 10,7% 30,4%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

UPP * PERIODE SURVEI Crosstabulation

% within PERIODE SURVEI

PERIODE SURVEI Total Jun Nov UPP Ada 92,9% 96,4% 94,6% Tidak Ada 7,1% 3,6% 5,4% Total 100,0% 100,0% 100,0%

(32)

Kementerian Agama

Nama Unit Layanan Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Ditjen

Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Periode Survei Jun-13 Nov-13

No Variabel Keterangan Nilai Keterangan Nilai

1 Persyaratan Pelayanan Ada 100 Ada 100

2 Jangka Waktu Penyelesaian Ada 100 Ada 100

3 Biaya/Tarif Pelayanan Ada 100 Ada 100

4 Apakah petugas penyelenggara layanan publik memiliki Prosedur

Pelayanan? Ada 50 Ada 50

5 Alur Pelayanan Ada 50 Ada 50

6 Ruang Tunggu Ada 10 Ada 10

7 Pendingin Ruangan/ AC Ada 5 Ada 5

8 Tempat Duduk Ada 10 Ada 10

9 Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam bentuk Booklet,

lefleat, poster, dll) Tidak Ada 0 Ada 10

10 Sarana Antrian (tiket) Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

11 Toilet/WC Tidak Ada 0 Ada 10

12 Maklumat Pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

13 Sistem Informasi Standar Pelayanan Ada 50 Ada 50

14 Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan Baik 50 Baik 50

15 Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit khusus pengelolaan

pengaduan? Ada 50 Ada 50

16 Kotak Saran dan Pengaduan Tidak Ada 0 Ada 10

17 Pejabat Pengelola Pengaduan Ada 50 Ada 50

18 Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

19 Informasi no telpon pengaduan Ada 10 Ada 10

20 Informasi email pengaduan Ada 10 Ada 10

21 Informasi prosedur pengaduan Ada 10 Ada 10

22 Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang

pengelola pengaduan dan atau di ruang pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

23 Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

24 Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan khusus Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

25 VISI MISI Ada 10 Ada 10

26 MOTO Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

27 Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan

pelayanan publik? Tidak Ada 0 Ada 10

28 Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan pakaian

seragam? Ada 10 Ada 10

29 Apakah Petugas penyelenggara layanan menggunakan ID card? Ada 10 Ada 10

30 Unit Pelayanan Terpadu

Ada, di tingkat Direktorat Jenderal 75 Ada 75 Total Nilai 760 800

(33)

Kementerian ESDM

Nama Unit Layanan

Pelayanan Investasi Migas Terpadu, Ditjen

Minyak dan Gas Bumi Perizinan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Ditjen Ketenagalistrikan.

PERIODE SURVEI Jun-13 Nov-13 Jun-13 Nov-13

No Variabel Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Nilai

1 Persyaratan Pelayanan Ada 100 Ada 100 Ada 100 Ada 100

2 Jangka Waktu Penyelesaian Ada 100 Ada 100 Ada 100 Ada 100

3 Biaya/Tarif Pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Ada 100 Ada 100

4 Apakah petugas penyelenggara layanan publik

memiliki Prosedur Pelayanan ? Ada 50 Ada 50 Ada 50 Ada 50

5 Alur Pelayanan Ada 50 Ada 50 Ada 50 Ada 50

6 Ruang Tunggu Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

7 Pendingin Ruangan/ AC Ada 5 Ada 5 Ada 5 Ada 5

8 Tempat Duduk Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

9 Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam

bentuk Booklet, lefleat, poster, dll) Ada 10 Ada 10 Tidak Ada 0 Ada 10

10 Sarana Antrian (tiket) Tidak Ada 0 Ada 5 Ada 5 Ada 5

11 Toilet/WC Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

12 Maklumat Pelayanan Ada 100 Ada 100 Ada 100 Ada 100

13 Sistem Informasi Standar Pelayanan Ada 50 Ada 50 Ada 50 Ada 50

14 Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan

pelayanan Baik 50 Baik 50 Baik 50 Baik 50

15 Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit

khusus pengelolaan pengaduan? Ada 50 Ada 50 Ada 50 Ada 50

16 Kotak Saran dan Pengaduan Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

17 Pejabat Pengelola Pengaduan Ada 50 Ada 50 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

18 Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan Tidak Ada 0 Ada 10 Tidak Ada 0 Ada 10

19 Informasi no telpon pengaduan Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

20 Informasi email pengaduan Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

21 Informasi prosedur pengaduan Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

22

Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang pengelola pengaduan dan atau di ruang pelayanan

Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

23 Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0 24 Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan

khusus Tidak Ada 0 Ada 20 Tidak Ada 0 Ada 20

25 VISI MISI Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

26 MOTO Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

27 Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam

menyelenggarakan pelayanan publik? Ada 10 Ada 10 Ada 10 Ada 10

28 Apakah petugas penyelenggara layanan

menggunakan pakaian seragam? Ada 10 Ada 10 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

29 Apakah Petugas penyelenggara layanan

menggunakan ID card? Ada 10 Ada 10 Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

30 Unit Pelayanan Terpadu

Ada, di tingkat Direktorat Jenderal 75 Ada, di tingkat Direktorat Jenderal 75 Ada, di tingkat Direktorat Jenderal 75 Ada, di tingkat Direktorat Jenderal 75 Total Nilai 800 835 825 865

Total Nilai Rata-rata Jun-13 813

(34)

Kementerian Kehutanan

Nama Unit Layanan

Pelayanan Informasi Perizinan di Bidang Kehutanan

Periode Survei Jun-13 Nov-13

No Variabel Keterangan Nilai Keterangan Nilai

1 Persyaratan Pelayanan Ada 100 Ada 100

2 Jangka Waktu Penyelesaian Ada 100 Ada 100

3 Biaya/Tarif Pelayanan Ada 100 Ada 100

4 Apakah petugas penyelenggara layanan publik memiliki Prosedur

Pelayanan ? Ada 50 Ada 50

5 Alur Pelayanan Ada 50 Ada 50

6 Ruang Tunggu Ada 10 Ada 10

7 Pendingin Ruangan/ AC Ada 5 Ada 5

8 Tempat Duduk Ada 10 Ada 10

9 Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam bentuk Booklet, lefleat,

poster, dll) Ada 10 Ada 10

10 Sarana Antrian (tiket) Tidak Ada 0 Ada 5

11 Toilet/WC Ada 10 Ada 10

12 Maklumat Pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

13 Sistem Informasi Standar Pelayanan Ada 50 Ada 50

14 Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan Baik 50 Baik 50

15 Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit khusus pengelolaan

pengaduan? Ada 50 Ada 50

16 Kotak Saran dan Pengaduan Ada 10 Ada 10

17 Pejabat Pengelola Pengaduan Ada 50 Ada 50

18 Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

19 Informasi no telpon pengaduan Ada 10 Ada 10

20 Informasi email pengaduan Ada 10 Ada 10

21 Informasi prosedur pengaduan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

22 Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang pengelola

pengaduan dan atau di ruang pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

23 Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula Tidak Ada 0 Ada 20

24 Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan khusus Tidak Ada 0 Ada 20

25 VISI MISI Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

26 MOTO Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

27 Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan

publik? Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

28 Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan pakaian seragam? Tidak Ada 0 Ada 10

29 Apakah Petugas penyelenggara layanan menggunakan ID card? Ada 10 Ada 10

30 Unit Pelayanan Terpadu

Ada di tingkat Kementerian

100 Ada 100

(35)

Kementerian Perdagangan

Nama Unit Layanan Unit Pelayanan Publik

Periode Survei Jun-13 Nov-13

No Variabel Keterangan Nilai Keterangan Nilai

1 Persyaratan Pelayanan Ada 100 Ada 100

2 Jangka Waktu Penyelesaian Ada 100 Ada 100

3 Biaya/Tarif Pelayanan Ada 100 Ada 100

4 Apakah petugas penyelenggara layanan publik memiliki Prosedur

Pelayanan? Ada 50 Ada 50

5 Alur Pelayanan Ada 50 Ada 50

6 Ruang Tunggu Ada 10 Ada 10

7 Pendingin Ruangan/ AC Ada 5 Ada 5

8 Tempat Duduk Ada 10 Ada 10

9 Ketersediaan Jenis Layanan Publik (bisa dalam bentuk Booklet, lefleat,

poster, dll) Ada 10 Ada 10

10 Sarana Antrian (tiket) Ada 5 Ada 5

11 Toilet/WC Ada 10 Ada 10

12 Maklumat Pelayanan Tidak Ada 0 Ada 100

13 Sistem Informasi Standar Pelayanan Ada 50 Ada 50

14 Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan Baik 50 Baik 50

15 Apakah unit layanan tersebut mempunyai unit khusus pengelolaan

pengaduan? Ada 50 Ada 50

16 Kotak Saran dan Pengaduan Ada 10 Ada 10

17 Pejabat Pengelola Pengaduan Ada 50 Ada 50

18 Loket Pengaduan/Ruangan Pengaduan Ada 10 Ada 10

19 Informasi no telpon pengaduan Ada 10 Ada 10

20 Informasi email pengaduan Ada 10 Ada 10

21 Informasi prosedur pengaduan Ada 10 Ada 10

22 Informasi pengelolaan pengaduan yang dipajang di ruang pengelola

pengaduan dan atau di ruang pelayanan Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

23 Ruang Khusus Ibu Menyusui/ Hamil/ Manula Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

24 Aksesibilitas Pengguna Layanan berkebutuhan khusus Tidak Ada 0 Ada 20

25 VISI MISI Ada 10 Ada 10

26 MOTO Tidak Ada 0 Tidak Ada 0

27 Memiliki sertifikat ISO 9001:2008 dalam menyelenggarakan pelayanan

publik? Tidak Ada 0 Ada 10

28 Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan pakaian

seragam? Tidak Ada 0 Ada 10

29 Apakah Petugas penyelenggara layanan menggunakan ID card? Ada 10 Ada 10

30 Unit Pelayanan Terpadu

Ada di Tingkat Kementerian 100 Ada di Tingkat Kementerian 100 Total Nilai 820 960

Gambar

Tabel 3  Standar Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Tanpa membuang waktu lagi, sebelum sang bangsawan berubah pikiran, Biuqbiuq segera mengeluarkan tunas pohon pisang dari dalam kantong yang diikatkan di pinggangnya.. Tunas

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada disiplin ilmu Psikologi Konsumen, yang terkait dengan tema perilaku membeli produk di Starbucks Coffee

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai peusahaan, begitu juga kepemilikan manajerial yang berpengaruh

Jika subjek tidak menjawab pertanyaan primer atau subjek memberikan informasi yang tidak berkaitan dengan pertanyaan pewawancara, maka, daripada membuat pertanyaan sekunder akan

Maka dari itu berdasarkan prinsip layout di atas, yang akan digunakan sebagai fokus untuk menarik perhatian target audience adalah ilustrasi sebagai emphasis dengan

PT Sucorinvest Central Gani may also seek investment banking business with companies covered in its research reports.. As a result investors should be aware that

3 (01/04/16) Jumat Bandung menghadiri pelantikan Kepala Sekolah Peliputan dan Dokumentasi Wakil Wali Kota.. 4

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa SMK Muhammadiyah 1 Tempel Sleman memanfaatkan media elektronik untuk