• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku Buku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku Buku"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Definisi Buku 4.1.1 Buku

Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Buku yang dianggap berhasil jika dapat menggugah minat dari khalayak sasaran dalam memahami isi dari buku tersebut. Untuk mendukung keberhasilan sebuah buku diperlukan sebuah desain yang dapat mencerminkan maksud dan tujuan tersebut.

H.G. Andriese menyebutkan buku merupakan informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan. Unesco pada tahun 1964, dalam H.G Andriese, memberikan pengertian buku sebagai publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitinya memiliki 48 halaman.

4.1.2 Ensiklopedia

Ensiklopedia (/énsiklopédia/) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.

4.1.3 Buku Pop-Up

Buku pop-up menurut Dzuanda, B yang membuat “Buku cerita anak pop-up tokoh-tokoh wayang berseri” adalah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau berunsur 3 dimensi. Buku pop-up memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.

(2)

Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian yang dapat berubah bentuk.

Buku ini juga memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka. Jenis cerita yang disampaikan dalam buku pop-up bisa sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti pengenalan hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan keagamaan, hingga cerita imaginer seperti dongeng, fabel, cerita rakyat, mitos, legenda Jenis buku seperti ini sangatlah sedikit beredar di masyarakat kita, kalaupun ada sebagian besar adalah merupakan buku impor. Sedangkan buku lokal dapat dihitung dengan jari. Perhatian pasar terhadap buku jenis ini sebenarnya juga cukup baik. Walaupun harga yang ditawarkan tidaklah murah namun ini tidak membuat pasar buku jenis ini sepi. Buku seperti ini walaupun mempunyai harga yang relatif mahal akan tetapi memiliki penggemar tersendiri.

Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya pop-up digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah, hingga abad ke-18 teknik ini mulai diterapkan pada buku yang dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak.

4.1.3.1 Jenis – jenis Pop-Up

Jenis up ada bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah pop-ups, transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull-tabs, pop-outs, dan sebagainya. Beberapa buku pop-up mengunakan salah satu jenis, yang lainnya menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti ini dikenal dengan sebutan paper engineering.

(3)

Gambar 4.1 Jenis-jenis Pop-Up

4.1.3.2 Paper Engineer Artists

(4)

Gambar 4.3 Star Wars : A Pop-Up Guide to the Galaxy

Umumnya, pop-up lebih dianggap sebagai buku anak namun pada awal tahun 1990-an, mereka telah tumbuh dan menjanjikan, terutama karena adanya inovasi dari Robert Sabuda, Matthew Reinhart. Beberapa buku pop-up mendapatkan perhatian sebagai karya sastra untuk tingkat kecanggihan seni atau kecerdasan yang mereka hasilkan. Salah satu contohnya adalah Star Wars : A Pop-Up Guide to the Galaxy, oleh Matthew Reinhart. Buku ini menerima perhatian kesusasteraan untuk pop-up, dan kecanggihan gambar, dengan New York Times yang mengatakan bahwa “menyebut kecanggihan arsitektur karya ini sebagai sebuah buku pop-up adalah seperti menyebut Tembok Besar Cina sebagai sebuah sekat”.

4.2 Definisi Publikasi

Menurut Simon Jennings, publikasi adalah industri yang mendukung desain buku. Arti kata publikasi adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan di depan umum, secara terbuka dan membuat ide-ide atau gagasan-gagasan itu diketahui secara umum (Jennings, Simon, The Complete Guide to Advance Illustration and Design, p134).

4.3 Landasan Teori

Berikut adalah landasan-landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian tema Tugas Akhir mengenai perancangan visual buku pengetahuan tentang jenis-jenis primata yang disesuaikan untuk target audience.

(5)

4.3.1 Teori Layout

Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya:

1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat; 2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan;

3. Keseimbangan layout sehingga terlihat sepadan, serasi, dan selaras; 4. Irama berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan warna ; 5. Harmoni keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur yang

memberikan kesan kenyaman dan keindahan; 6. Proporsi merupakan suatu perbandingan ;

7. Kontras merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang.

Layout adalah suatu perancangan huruf dan seni (fotografi, ilustrasi dan grafik lainnya) di atas kertas. Ada 3 dasar untuk sebuah layout yang baik yaitu bahwa layout itu harus bekerja, mengorganisir dan menarik perhatian.

Hal-hal untuk membantu mengatur, menyusun layout (Siebert and Ballard, 1992, p5) :

• Warnai background dari sebuah informasi yang penting; • Bagilah informasi menjadi beberapa bagian;

• Gunakan ketebalan hurug yang berbeda yang sesuai dengan kesan yang ingin ditampilkan;

• Pilihlah lokasi yang terbaik (bagian kiri atau biasanya yang pertama kali dibaca);

• Letakkan gambar setelah copy;

• Buatlah point-point untuk setiap informasi yang penting.

Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, beliau mengemukakan bahwa anak-anak usia 6-11 tahun mempunyai memori yang sangat baik, sehingga layout yang cerah dan unik akan merangsang dan mengajak mereka untuk mengingat lebih lama dengan apa yang dilihatnya.

(6)

4.3.2 Prinsip Layout

1. Sequence

Istilah lainnya adalah urutan - urutan perhatian, atau disebut juga dengan istilah hierarki/ flow/ aliran. Merupakan urutan prioritas dari elemen-elemen yang harus dilihat pertama sampai yang terakhir. Sequence diperlukan karena bila semua informasi ditampilkan sama kuat, pembaca akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence, akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer.

2. Emphasis

Dapat diciptakan melalui bererapa cara, yaitu:

• Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut;

• Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya;

• Letakkan pada posisi yang menarik perhatian;

Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. 3. Balance

Merupakan pembagian kolom yang merata pada suatu bidang layout.

4. Unity

Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain dalam layout. Tidak hanya dalam hal penampilan tetapi juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.

Maka dari itu berdasarkan prinsip layout di atas, yang akan digunakan sebagai fokus untuk menarik perhatian target audience adalah ilustrasi sebagai emphasis dengan warna tertentu untuk menjadi hierarki sehingga tercipta sequence yang mendukung, lalu kemudian akan didukung oleh unsur-unsur lain dalam keseluruhan layout agar keseluruhan pesan dalam materi dapat disampaikan dengan semestinya terhadap target audience.

(7)

4.3.3 Teori Ilustrasi

Drs. Soemarsono. D menyatakan bahwa ilustrasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide besar, ilustrasi pendamping untuk memperjelas ide utama. Dalam buku Teori Desain Komunikasi Visual, yang ditulis oleh Artini Kusmiati R dan Sri Pudjiastuti serta Pamudji Suptandar, dan diterbitkan oleh penerbit Djambatan, Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat tegas dan merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi diharapkan dapat memberi suasana penuh emosi dan menjadikan gagasan seakan-akan nyata. Meski ilustrasi merupakan attention getter paling efektif, tetapi lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut menunjang pesan yang terkandung.

Ilustrasi harus didesain dengan baik dan jangan menggunakan ilustrasi hanya sebagai pengisi ruangan yang kosong atau sekedar membuat halaman menarik. (Kopec, Ph.D, David, Color, Mood Effect Psychology).

Lagi menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 6-11 tahun sudah bisa menerima tulisan yang banyak, tetapi tetap harus dibatasi karena mereka gampang jenuh. Maka dalam buku “Ilustrasi Pop-Up Ensiklopedia Primata” tulisan tidak akan terlalu banyak, tetapi tetap informatif dan persuasif.

Mendesain untuk anak-anak

Anak-anak merupakan individu yang kompleks dan penuh kejutan. Mendesain untuk anak-anak tidak semata-mata membuat gambar-gambar jenaka. Menurut Catharine Fishel (Designing For Children, 2001, Rockport Publishers), desain yang efektif untuk anak-anak adalah :

1. Desain tersebut harus menarik, dapat menggelitik intelektual mereka dan membuat mereka berinteraksi. Desain yang menarik tidak hanya harus baru, yang tidak pernah dilihat sebelumnya;

2. Desain tersebut harus memberi informasi. Desain yang efektif untuk anak-anak adalah desain yang menghargai itelegensi mereka, memberitahu mereka tentang dunia luar dan mereka sendiri tanpa harus menggurui mereka;

3. Desain tersebut dapat memuaskan anak-anak. Desain yang bagus harus dapat memuaskan secara isi, nilai estetis serta value yang ada dalam produk tersebut.

Masih dalam buku yang sama, Catharine Fishel menjabarkan petunjuk-petunjuk yang dapat digunakan dalam mendesain untuk anak-anak berdasarkan tingkat usia dan perkembangan mereka.

(8)

Anak-anak di usia 6-11 tahun mempunyai ciri-ciri:

Dengan bertambahnya pengetahuan matematika mereka, anak-anak usia 6-11 tahun meningkatkan pemikiran spesial mereka. Mereka sudah dapat menggunakan pengetahuannya sendiri untuk memahami desain yang komples dalam hal interaksinya. Kelompok umum ini juga mulai bertambah kosakata budayanya yang memungkinkan mereka untuk memahami humor dan memiliki penghargaan yang luar biasa untuk hal-hal yang bersifat lucu. Desain untuk anak-anak usia ini bisa beresiko besar.

1.3.4 Teori Tipografi

Tipografi yang berasal dari bahasa Yunani Typos = bentuk dan graphein = menulis yang merupakan seni dan teknik mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, spasi antar huruf, garis pandu dan jarak antar baris.

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.

Berdasarkan buku Tipografi ; Dalam desain grafis oleh Danton Sihombing, MFA, Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.

Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 6-11 tahun mudah mengingat apa yang dilihat dan dibacanya. Mereka mulai bisa membaca buku yang lebih tebal, tetapi jangan terlalu tebal karena akan menyebabkan kejenuhan pada si anak. Begitu juga dalam pemilihan judul, bukan masalah panjang atau pendeknya kata-kata, tetapi persuasif tidaknya

(9)

kata-kata yang mereka baca dan lebih baik sesuatu yang mempunyai irama yang enak didengar.

Pada buku “Ilustrasi Pop-Up Ensiklopedia Primata” akan digunakan jenis typeface :

Decorative

Yaitu huruf cetak yang tidak memiliki karakter alfabetik ‘normal’ dan seringkali memiliki atribut-atribut visual yang variatif pada bagian headline dan sub-headline agar menarik pandangan pembaca yang menyukai bentuk yang tidak kaku. Dengan demikian mengarahkan pembaca pada bodycopy dan dapat menciptakan sequence yang diinginkan.

Sans Serif

Yaitu huruf cetak yang tidak memiliki kait. Typeface sans serif akan digunakan pada bodycopy. Typeface tersebut dianggap mewakili simbolisasi penolakan terhadap bentuk-bentuk gaya huruf lama dan mewakili semangat modernisme. Dari pertimbangan fungsional, jenis huruf tersebut sangat sesuai karena mudah dibaca.

4.3.5 Teori Warna

Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut:

1. Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian;

2. Warna dapat menyoroti unsur-unsur secara realistis dalam warna; 3. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya.

Menurut Affendi, 1978, intensitas warna dapat dinaikkan atau diturunkan dengan cara:

a. Meletakkan di atas latar yang kontras-intensitas naik; b. Meletakkan di atas latar yang analog-intensitas turun; c. Mencampur dengan abu-abu-intensitas turun.

Warna dapat mempengaruhi emosi dan tingkah laku kita. Reaksi kita terhadap warna dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosial dan budaya. Menurut pendapat para ahli jiwa, pengaruh warna dapat

(10)

menyumbang sekitar 60% dari penerimaan atau penolakan dari sebuah produk atau servis (Anonim, The Psychology of Color, http://psychology.about.com).

Menurut Steve Edgell, warna dapat menambahkan sebuah dimensi baru dalam sebuah kartu, ia menunjukkan emosi, tempat dan mood. Warna dapat merupakan sebuah komunikasi non verbal dan bila digunakan secara tepat dapat mempertinggi nilai dari sebuah gambar (Edgell, Steve, The Complete Cartooning Course, p100-101).

Dalam buku Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Penerbit ITB, 2002) dikatakan bahwa berdasarkan eksperimen, anak-anak bila disuruh memilih antara warna 36 dan bentuk, hampir semua memilih objek berwarna. Dapat disimpulkan bahwa dalam mendesain untuk anak-anak sebaiknya pemanfaatan kekuatan elemen warna dimaksimalkan. Dalam buku yang sama, Sulasmi Darmaprawita W.A. menjabarkan kembali mengenai hasil eksperimen warna berkaitan dengan psikologi anak-anak : “Menurut penelitian secara umum, warna panas merangsang anak-anak....”. Berdasarkan tulisan dalam bukunya, yang temasuk golongan panas adalah keluarga merah atau jingga yang mempunyai sifat hangat, segar, menyenangkan, merangsang dan bergairah.

Warna-warna yang akan digunakan dalam buku “Ilustrasi Pop-Up Ensiklopedia Primata” adalah paduan warna yang memiliki sisi petualang, berani dan ceria yang mewakili sifat target audience. Tujuannya adalah agar target audience tertarik perhatiannya dan merasa dekat dengan buku yang penulis buat.

4.4 Strategi Perancangan 4.4.1 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi adalah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communications yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini berarti sama makna menurut paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”. Komunikasi yang diberikan bersifat informatif dan interaktif mengenai pengetahuan jenis-jenis primata. Informatif dengan memberikan informasi tentang primata berdasarkan jenis-jenis kelompoknya. Interaktif kerena pada buku ini berjenis-jenis buku pop up dengan tampilan 3D yang bagian-bagian tertentu dapat digerakkan sehingga menambah keinginan membaca dan tidak timbul rasa bosan ketika membacanya.

(11)

Pemilihan jenis buku pop-up dikarenakan buku pop-up memberikan visualisasi yang lebih menarik dan lebih dapat disukai oleh anak-anak. Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi dan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang ringkas juga padat karena faktor pembaca yang sebagian besar berbahasa Indonesia namun tetap menggunakan beberapa istilah-istilah biologi dari istilah-istilah dari konten.

Tujuan Komunikasi

• Memberikan informasi dan menambahkan ilmu pada anak-anak Indonesia dengan konten yang interaktif didalamnya.

• Mengenalkan jenis-jenis primata melalui gambar dan beberapa penjelasan berdasarkan golongannya, yaitu Monyet Dunia Baru, Monyet Dunia Lama, Prosimian dan Kera.

• Merangsang daya tangkap anak untuk lebih peka terhadap informasi yang akan disampaikan.

4.4.2 Positioning

Salah satu buku ensiklopedia untuk anak-anak Indonesia mengenai primata dengan menggunakan visual ilustrasi dan pop-up.

4.4.3 Big Idea

Kenali Sebelum Punah : Memberikan informasi dan mengajak target audience untuk lebih mengenal, menyayangi, peduli dan melestarikan keberadaan satwa primata mengetahui buku pengetahuan tentang jenis-jenis primata berdasarkan pengelompokannya.

4.4.4 Keyword • Primata • Ensiklopedia Buku Pop-Up Interaktif Informatif

(12)

4.5 Strategi Desain

4.5.1 Tone and Manner

Dalam buku pengetahuan “Ilustrasi Pop-Up Ensiklopedia Primata” ini, Tone dan Manner yang ingin disampaikan adalah petualang, berani dan ceria, sehingga menampilkan tiga sisi dari kepribadian target audience. Tone dan manner tersebut disampaikan dengan menggunakan warna-warna dan ilustrasi yang sesuai.

4.5.2 Pendekatan Rasional & Emosional

Melalui segi rasional, buku pengetahuan ini menyajikan suatu materi yang sudah pernah ada sebelumnya. Buku pengetahuan tentang jenis-jenis primata yang diperuntukan untuk target audience ini memiliki kelebihan dibanding dengan buku-buku pengetahuan ensiklopedia lainnya yang hanya menampilkan dan menyajikan data-data yang membosankan dan tidak atraktif. Di dalam buku ini, penulis membahas tentang primata yang dibagi menurut kategori jenisnya (Prosimian, Monyet Dunia Baru, Monyet Dunia Lama dan Kera) berikut dengan ciri-ciri dari masing-masingnya. Penulis lebih banyak menampilkan visual ilustrasi dibanding dengan datanya dikarenakan agar lebih menarik dan mudah diingat oleh target audience.

Kalau di lihat dari segi emosional, buku pengetahuan ini memberikan ilustrasi yang menarik dan juga menggunakan visual pop-up sebagai daya tarik utama untuk mengambil atensi dari target audience, warna-warna yang digunakan juga warna yang dapat menyampaikan tone dan manner dari buku pengetahuan ini.

4.5.3 Strategi Verbal

Gaya bahasa untuk buku ini menggunakan bahasa yang formal namun tetap sederhana dan materi yang disampaikan juga singkat tapi tetap bersifat informatif agar bisa tersampaikan dengan baik, tidak mudah bosan, mudah dimengerti dan lebih diingat oleh target audience.

4.5.4 Strategi Visual

Unsur-unsur visual yang digunakan dengan mempertimbangkan target adalah :

Setelah melakukan survey dengan teknik kuesioner terhadap target audience paling banyak menyarankan menggunakan ilustrasi, dikarenakan ilustrasi lebih menarik perhatian dari target audience.

(13)

• Warna-warna yang akan digunakan juga adalah warna-warna yang sesuai dengan jenis ilustrasi yang digunakan, dan yang sesuai dengan sifat target audience, yaitu warna-warna yang petualang, berani dan ceria.

Layout buku ini memakai grid sistem yang santai dan tidak kaku agar terlihat tidak membosankan dan terlalu serius.

Untuk jenis font yang akan digunakan juga akan menggunakan font yang termasuk dalam kategori decorative dan sans serif agar sesuai dengan target audience yang memiliki kepribadian yang ceria dan petualang.

4.6 Konsep Visual 4.6.1 Format Desain

Format desain buku adalah landscape dengan ukuran 21 cm x 26.5 cm, pemilihan format potrait agar memudahkan anak ketika membacanya dalam visual pop-up.

4.6.2 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam pembuatan buku “Ilustrasi Pop-Up Ensiklopedia Primata” untuk anak-anak Indonesia ini menggunakan gaya ilustrasi kartun (tidak realis) yang biasa disukai anak-anak dengan mengarah kepada gaya gambar dari Brendan Wenzel seorang Illustrator yang berasal dari New York. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan ditampilkan lebih diterima oleh anak -anak, khususnya anak-anak umur 6-11 tahun. Karakter ilustrasi yang ditampilkan cukup sederhana yang memberikan visual yang menarik yang dapat diterima oleh anak laki-laki maupun perempuan.

(14)

Sebelumnya penulis melakukan studi lapangan di Pusat Primata Schmutzer, Kebun Binatang Ragunan Jakarta dengan memilih jenis-jenis primata disana untuk sebagai acuan dalam pembuatan karakter. Dari hasil studi lapangan kemudian penulis melakukan proses penyederhanaan bentuk dari foto kemudian ilustrasi realistis hingga akhirnya bentuk kartun.

4.7 Media Plan

Media yang digunakan penulis untuk pengaplikasian produk tersebut berupa : A. Media Utama

Media utama merupakan buku pengetahuan berilustrasi berukuran 21cm x 26.5 cm berjenis pop-up dengan pesan informasi mengenai jenis-jenis primata.

B. Media Pendukung

Media pendukung yang dimaksud adalah bonus gimmick seperti media tambahan berupa hardcase untuk melindungi bukunya. Disertakan juga merchandise seperti pin, sticker, notes dan pensil. Penulis juga membuat 100 buah tas untuk 100 pembeli pertama yang tasnya terbuat dari bahan cardboard ringan dan didesain dengan berbentuk ransel agar memudahkan target audience mengenakannya. Media pendukung diatas disertakan pada saat promosi dengan maksud membuat target audience tertarik untuk membeli buku pop up ini. C. Media Promosi

Media promosi yang akan digunakan pada saat buku telah dipublikasikan ke pasaran agar dapat diketahui masyarakat yaitu poster.

Gambar

Gambar 4.1 Jenis-jenis Pop-Up
Gambar 4.3 Star Wars : A Pop-Up Guide to the Galaxy
Ilustrasi  yang  digunakan  dalam  pembuatan  buku  “Ilustrasi  Pop-Up  Ensiklopedia  Primata”  untuk  anak-anak  Indonesia  ini  menggunakan  gaya  ilustrasi kartun (tidak realis)  yang biasa disukai anak-anak dengan mengarah  kepada  gaya  gambar  dari

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penerapan pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik, SATPOL PP Kota Padang menekankan pada usaha yang bersifat preventif, hal ini tercermin dari SOP

Mainan mobil-mobilan yang menggunakan baterai adalah salah satu contoh dari listrik dinamis yang ada di sekitar

Dalam aplikasi pictogram akan digunakan gambar piktogram yang menarik dari segi warna, bentuk simbol yang kaku yang keluar dari area piktoram itu sendiri agar kelihatan

153 Sandy Yuda Perdana Universitas Bung Hatta ( Tekhnik Kimia ) 154 Natassya Athila Salsabila Universitas Bung hatta ( Tekhnik Kimia ) 155 Zulfadli Universitas Bung Hatta (

40 Maka katanja kepada hamba: Bahwa Tuhan, jang dihadapan hadliratnja djuga aku telah berdjalan, Ia itu kelak akan menjuruhkan malaekat bersama-sama dengan dikau serta Iapun

Pendekatan inkuiri pada pembelajaran sains meliputi kegiatan merumuskan pertanyaan penelitian, mengajukan pertanyaan, merancang penelitian, merumuskan hipotesis,

Adapun hasil pengamatan mahasiswa terhadap prosedur cookbook mengarahkan mahasiswa untuk menetapkan variabel waktu pengadukan (sebanyak 5 kelompok) serta jumlah

Bentuklah “kelompok ahli” sementara dengan meminta satu siswa dari tiap kelompok siswa bergabung dengan siswa lain yang ditugasi bagian yang sama. Beri siswa dalam kelompok ahli