• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLUASAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLUASAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 2018"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERLUASAN

BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 2018

Jakarta, 22 November 2017

(2)

www.bappenas.go.id

KEBIJAKAN AFIRMASI MENYASAR 40% PENDUDUK TERMISKIN

DALAM RKP 2018

(3)

www.bappenas.go.id

PERKEMBANGAN ANGGARAN SUBSIDI

Komposisi subsidi (nilai nominal), 2009-2017

Sumber: Bank Dunia, 2017, 2009-2016 adalah realisasi belanja, 2017 adalah anggaran yang disepakati

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Rp

T

ri

liu

n

other non-energy

subsidies

Tax subsidy

Credit program

(subsidy for loan

interest)

Public Service

Obligation (PSO)

Fertilizer subsidy

Food subsidy

(Rastra)

Subsidi adalah salah satu

kebijakan untuk redistribusi dan

stabilisasi.

stabilisasi harga dan

ketersediaan pasokan melalui

”selisih harga”

Mulai tahun 2015,

anggaran subsidi

energi menurun cukup signifikan.

Namun, subsidi non-energi

cenderung naik.

Reformasi subsidi berlanjut untuk:

Memastikan subsidi tepat sasaran

membantu rumah tangga miskin,

rentan, dan usaha mikro

Menjaga keberlanjutan fiskal

Mendorong diversifikasi energi

(4)

www.bappenas.go.id 4 8 7 6 5 4 3 2 1 0 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RASTRA

Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % M an faa t t hd P en ge lu ar an R T % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T 0.2 8 7 6 5 4 3 2 1 0.2 0.1 0.1 0.0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PIP

Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T Desil Pengeluaran

KETEPATAN SASARAN PROGRAM SUBSIDI DAN BANSOS

Program Rastra dan bantuan sosial (PKH dan PIP) lebih banyak dinikmati oleh kelompok miskin.

Untuk subsidi LPG 3kg dan listrik cenderung rata di seluruh desil pengeluaran, meskipun kelompok menengah menikmati subsidi

lebih banyak. Sedangkan subsidi solar lebih banyak dinikmati penduduk kaya

menggunakan distribusi terbuka (

non-targetted)

100 80 60 40 20 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 2 1

LPG

% ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T Desil Pengeluaran 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

LISTRIK

Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T 5 4 3 2 1 0 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desil Pengeluaran

SOLAR

% ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T

Sumber: Susenas 2015 BPS, Diolah, TNP2K, 2016

(5)

MENGAPA TRANSFORMASI SUBSIDI RASTRA

KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI

Penyaluran Raskin pada tahun 2017 dilakukan melalui mekanisme voucher sehingga akan selalu terpantau

Dilakukan uji coba

pada tahun 2016 dan pelaksanaan penyaluran di kota besar terpilih pada tahun 2017 Dalam RATAS Program Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi (16 Maret 2016)

Penerapan voucher agar dicoba terlebih dahulu di beberapa kota dan dilaksanakan dengan hati-hati...baru akan dilaksanakan pada 2017

Persiapan pemberian voucher agar dapat dimatangkan kembali, karena apabila pemberian voucher tepat sasaran, maka dapat menurunkan angka kemiskinan dengan cepat.

Dalam Rapat Terbatas Tentang Perubahan

Raskin menjadi Bantuan Pangan

(19 Juli 2016)

Memberikan pilihan yang lebih luas kepada KPM dalam hal:

Jenis, jumlah, dan kualitas bahan pangan sesuai kebutuhan untuk nutrisi lebih seimbang

Fleksibilitas waktu penarikan

Lokasi penarikan

1

2

Meningkatkan efektifitas penyaluran bantuan:

Tepat sasaran

Transparan dan akuntabel

Mendorong manajemen keuangan yang lebih baik

Peningkatan akses terhadap layanan keuangan

3

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, melalui:

Pemanfaatan kios/ pedagang/warung eceran untuk menjadi agen Bank

Pemanfaatan agen Bank sebagai tempat pembelian bahan pangan

ARAHAN PRESIDEN

RASIONAL TRANSFORMASI RASTRA KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI

Kelompok masyarakat miskin yang mendapatkan voucher dapat membeli beras dan dikombinasikan untuk pembelian

(6)

Dana dalam rekening tabungan dapat di transfer antar akun elektronik lain

(sub akun/ wallet, rekening lain, pembayaran asuransi, tagihan listrik,

telepon, dll)

Rekening Tabungan

Psikologikal Uang Tunai

Penggunaan

Akses

Perencanaan

Keuangan Pertukaran

Uang dalam rekening tabungan dapat ditarik dalam bentuk tunai untuk

kebutuhan operasional Penyimpanan uang dalam

media elektronik perbankan memudahkan perencanaan keuangan (menyisihkan uang tabungan)

Kelebihan

1.Lebih likuid

2.Tidak ada biaya

transaksi

Kekurangan

1.Terdapat risiko

penyimpanan

(pencurian, hilang)

2.Biaya transfer/

transportasi mahal

(lama, mahal,

berisiko)

3.Hambatan psikologis

untuk menabung

Mengapa beralih ke rekening tabungan:

1.Akumulasi asset dan manajemen

keuangan

mengurangi kemungkinan

penggunaan uang tunai langsung habis

untuk konsumsi

2.Pintu masuk bagi berbagai layanan

keuangan lain seperti transaksi, transfer,

kredit, asuransi

3.Keamanan dan kenyamanan

4.Dapat menerima kiriman uang

(remitansi) maupun bantuan pemerintah

lain

5.Minimalisir ruang pungutan liar

BANTUAN SOSIAL NON TUNAI

DAN INKLUSI KEUANGAN

(7)

REKOMENDASI PERLUASAN BPNT

DILAKSANAKAN SECARA BERTAHAP

Sumber: Business Process Review BPNT, PriceWaterhouseCoopers (2017)

1. Tujuan BPNT belum dapat dicapai secara

optimal

Perluasan BPNT 2018

menjadi 10 juta KPM dilaksanakan

bertahap

.

• Tahap 1: 44 kota + ibukota wilayah

Barat.

• Tahap 2: + kabupaten dg indeks

kesiapan lebih baik

• Tahap 3: + ibukota wilayah Timur dan

kabupaten berindeks baik

• Tahap 4: sisa wilayah lainnya

2. Untuk itu,

Bantuan Beras Sejahtera

diberikan seluruhnya dalam skema

bantuan sosial

, dalam 2 bentuk, yaitu:

a. Natura (10 Kg/KPM/bulan, tanpa biaya

tebus)

b. Non Tunai (Rp. 110.000/KPM/Bulan)

3. Penyaluran ke KPM

dilakukan setiap

tanggal 25 tiap bulan.

(8)

BANTUAN PANGAN (NATURA)

1

2

BANTUAN PANGAN(NON TUNAI)

TUJUAN

1. Mengurangi beban pengeluaran KPM;

2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;

3. Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan; 4. Memberikan pilihan dan kendali

kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan;

5. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs

).

MANFAAT

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan; 2. Meningkatnya efisiensi

penyaluran bantuan sosial; 3. Meningkatnya transaksi non tunai

dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT);

4. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyaluran bantuan sosial;

5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan (dalam jangka panjang).

TUJUAN

Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemberian bantuan

sosial berupa beras berkualitas medium yang jumlahnya setara

dengan Rp110.000/KPM/Bulan

MANFAAT

1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. 2. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di TD/TB),

maupun ekonomi (disalurkan tanpa biaya tebus) kepada KPM. 3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.

4. Stabilisasi harga beras di pasaran.

5. Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dan menjaga stok pangan nasional.

6. Dalam jangka panjang akan membantu pertumbuhan ekonomi di daerah.

(9)

Catatan:

1. Tahap 1:

44 Kota 2017 + Ibu kota provinsi wilayah barat + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi.

2. Tahap 2:

3 Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi dan jumlah KPM PKH

terbanyak.

3. Tahap 3:

Ibu kota provinsi (wilayah timur) + 3 Kota dan 4 Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks

gabungan tertinggi.

4. Tahap 4:

Sisa wilayah perluasan.

SKENARIO PERLUASAN BPNT SECARA BERTAHAP

Tahapan

0

1

2

3

4

Periode

2017

Januari

Februari

Juli

Agustus

TOTAL KPM

Bantuan Pangan

15,498,936

15,498,936

15,498,936

15,498,936

15,498,936

1. KPM BPNT

1,286,194 3,947,183

7,291,679

9,156,839 10,083,192

2. KPM Bansos Rastra

14,212,742

11,551,753

8,207,257

6,342,097 5,415,744

3. Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT

1,286,194

2,660,989

3,344,496

1,865,160 926,353

TOTAL Kabupaten/Kota

514

514

514

514

514

1. Kab/Kota BPNT

44

73

117

166

217

2. Kab/Kota Bansos Rastra

470

441

397

348

297

(10)

Mudah dijangkau dan digunakan

oleh KPM

1

2

Pembelian bahan pangan untuk beras dan/atau telur dengan ketentuan: Tidak dipaketkan

Tidak diarahkan ke e-warong tertentu* KPM boleh melakukan pembelian

kapan saja sesuai preferensi

3

Mendorong usaha eceran rakyat

untuk memperoleh pelanggan dan

peningkatan penghasilan dengan

melayani KPM

4

Memberikan akses jasa keuangan

kepada usaha eceran rakyat dan

kepada KPM

5

E-warong dapat membeli pasokan

bahan pangan dari berbagai sumber

sehingga terdapat ruang alternatif

pasokan yang lebih optimal**

6

Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening KPM dan

tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM, termasuk tidak melakukan pemesanan bahan pangan.

KOMPONEN PRINSIP UTAMA PELAKSANAAN

BANTUAN PANGAN NON TUNAI

*)

KPM diberikan informasi nama dan lokasi e-warong: (merchant/ warung/toko/agen) yang dapat diakses dan KPM dapat memilih

sendiri

**) Arahan Presiden 19 Juli 2017:

Pasar, warung, dan toko dapat membeli beras dari Bulog, tetapi sifatnya tidak memaksa, dan dari

tempat lain atau dari swasta yang menjual beras dengan harga yang lebih murah, sehingga terdapat mekanisme kompetisi

(11)

Definisi E-warong (Perpres 63/2017):

agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja

sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat penarikan/pembelian Bantuan Sosial oleh

KPM, yaitu :

dan

lain-lain

Rumah Pangan Kita (Bulog) Toko Tani Usaha mikro, kecil dan koperasi Pasar tradisional, warung, toko kelontong E-Warong KUBE Warung Desa

KRITERIA E-WARONG

RASIO 1: 250 (e-warong terhadap KPM)

Minimal 2 agen dalam 1 desa/kelurahan

Tidak terbatas pada agen Bank Penyalur yang beroperasi di lokasi tersebut.

KRITERIA e-warong

• Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas di wilayah operasionalnya yang dibuktikan

dengan lulus proses uji tuntas (due diligence) sesuai dengan kebijakan dan prosedur Bank Penyalur.

• Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan

lokasi usaha tetap dan/atau kegiatan tetap lainnya

• Memiliki jaringan informasi dan kerjasama antar agen/toko dengan pemasok/distributor bahan pangan

yang tersedia di pasar untuk memastikan ketersediaan stok bahan pangan bagi pembelian oleh KPM.

• Menjual beras dan/atau telur sesuai harga pasar.

• Dapat melayani KPM dan Non KPM dengan menggunakan infrastruktur perbankan.

• Memiliki komitmen yang tinggi dalam pelayanan khusus bagi KPM Lansia (Lanjut Usia) dan KPM

Disabilitas

(12)

12

MEKANISME SUBSIDI TEPAT SASARAN

– CONTOH LPG

Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga subsidi Pemasok terdorong untuk bertaktik /bermain curang Distributor menyediakan tabung LPG harga subsidi Pemerintah memberikan subsidi untuk tabung LPG kepada produsen

Mode

l

Lama

Mode

l Baru

Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor

dengan harga yang telah subsidi

Produsen

terbebani dalam hal finansial dan lebih fokus pada penghematan subsidi dibandingkan kualitas Distributor cenderung menyelewengk an barang bersubsidi untuk mendapatkan keuntungan secara cepat Konsumen cenderung mengkonsumsi barang secara berlebihan dan menakibatkan kelangkaan

-

-

-

Pemerintah secara langsung memberikan dana subsidi melalui akun

bank masyarakat yang dinyatakan layak Rp Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga pasar Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor dengan

harga subsidi Distributor menyediakan tabung LPG sesuai harga pasar Pemasok tidak terdorong untuk bertaktik/melakukan kecurangan

+

Kebocoran

dana subsidi

berkurang

sebanyak 25%

Rp

(13)

Kegiatan pemantauan dilakukan secara rutin maupun berkala, untuk mengidentifikasi

permasalahan yang menghambat pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai

pada seluruh tahapan agar dapat diupayakan penyelesaiannya.

Proses registrasi/ pembukaan rekening

KPM/ Penggantian KPM

Realisasi penyaluran dana dari Bank ke

rekening KPM Sebaran dan keterjangkauan e-warong Ketersediaan stok dan Kesesuaian harga bahan pangan

Kepatuhan e-warong dan KPM dalam

jual-beli bahan pangan beras dan telur

Kinerja infrastruktur teknologi perbankan dan e-warong Kemampuan e-warong dalam beroperasi dan menangani masalah transaksi Keberhasilan transaksi dan biaya

tambahan yang dikenakan pada KPM (jika ada) Pemenuhan kriteria e-warong Efektivitas pengelolaan pengaduan Efektivitas sosialisasi dan edukasi

Rekening yang tidak melakukan transaksi lebih dari satu bulan

setelah BPNT disalurkan

Komponen Pemantauan dan Evaluasi

Diketuai oleh Menko PMK dan dapat dilakukan secara

berjenjang hingga level terendah (KPM) bila

diperlukan.

Dapat dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi,

pemantauan media dan pelaporan. SIM Bantuan Pangan Non

Tunai berbasis aplikasi dapat digunakan untuk pemantauan penyaluran

dari waktu ke waktu. Pemda secara aktif

melaksanakan monev di wilayah kerjanya dengan berkoordinasi dengan Tim

Pengendali.

Dapat pula dilakukan oleh pihak independen seperti perguruan tinggi, lembaga riset, dan instansi lainnya.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM

(14)

14

Sebagian besar KPM mengetahui transformasi Rastra menjadi BPNT, namun sebagian besar KPM masih

memiliki pemahaman yang terbatas mengenai prinsip program BPNT, seperti:

Besar bantuan yang diterima

Bantuan dapat disimpan dan ditarik kapan saja (tidak hilang jika tidak dihabiskan)

Konsep PIN untuk keamanan

HASIL SURVEY: PENTINGNYA SOSIALISASI

PENGETAHUAN KPM TERHADAP PROGRAM

22% 30% 61% 78% 70% 39% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tahu Bahwa BPNT Dapat Ditukarkan Kapan Saja Tahu Bahwa Nilai Bantuan Tidak Akan Hilang Jika Tidak…

Tahu Bahwa BPNT adalah Pengganti Rastra/Raskin

Pengetahuan KPM Mengenai Program

BPNT

Ya Tidak 56% 82% 61% 0% 20% 40% 60% 80% 100% PKH Non PKH Total

Pengetahuan Mengenai Besaran Bantuan

Mengetahui Besaran Bantuan Tidak Mengetahui Besaran Bantuan

Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNP2K, Mei 2017

Mengeta

hui

konsep

PIN

[PERC…

Tidak

mengeta

hui

konsep

PIN

KPM PKH

Mengeta

hui

konsep

PIN

29%

Tidak

mengeta

hui

konsep

PIN

KPM Non PKH

N = 577

N = 124

(15)

15

HASIL SURVEY: PENTINGYA MONITORING

PERBANDINGAN KUALITAS BERAS DAN JARAK KE LOKASI

PENYALURAN BPNT DAN RASTRA

Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNP2K, Mei 2017

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA MAKASSAR MALANG MATARAM MEDAN PROBOLINGGO SURAKARTA TASIKMALAYA TEGAL

Kualitas Beras Menurut KPM

Beras BPNT

0

1

2

3

BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA MAKASSAR MALANG MATARAM MEDAN PROBOLINGGO SURAKARTA TASIKMALAYA TEGAL

Jarak ke Penyalur E-Warong vs Jarak ke

Tempat Pengambilan Rastra

Jarak ke E-warong

Jarak ke tempat pengambilan

RASTRA

Secara umum, kualitas beras BPNT lebih baik dibandingkan kualitas beras Rastra, namun kualitas beras

BPNT di beberapa lokasi seperti Lampung dan Makassar, dinilai masyarakat tidak lebih baik dibandingkan

beras Rastra

Jarak ke e-warong di sebagian besar lokasi survey lebih jauh dibanding jarak ke lokasi tebus beras

Rastra. Peningkatan jumlah dan pemanfaatan agen di daerah perlu di dorong agar KPM dapat

(16)

1. PERSIAPAN

1.1. Koordinasi pelaksanaan dan

persiapan data KPM

2.1. Persiapan dan pengiriman

materi sosialisasi dan edukasi

1.2. Persiapan identifikasi e-warong

2. SOSIALISASI

DAN EDUKASI

3.

PENDAFTARAN

PESERTA

3.1. Pengiriman Surat

Pemberitahuan ke calon KPM

untuk melakukan registrasi dan

distribusi kartu.

3.2. Koordinasi pelaksanaan

registrasi antara Pemda dengan

Himbara cabang

4.

PENYALURAN

4.1. Veri-vali data dan distribusi kartu ke KPM

4.2. Notifikasi KPM bahwa dana sudah cair

5.

PEMANFAATAN

5.1. Pembelian bahan

pangan oleh KPM ke

e-warong

5.2. Upload data

transaksi ke dalam

sistem Bank

5.3. Mencetak

bukti transaksi

6.

PENGENDALIA

N

6.1. Pelaporan berkala

penyaluran

6.2. Monitoring dan

Evaluasi

EVALUASI BISNIS PROSES BPNT 2017

2.2. Sosialisasi program ke

Pemda dan masyarakat umum

oleh Kemensos

2.3. Sosialisasi mekanisme ke

Pendamping (TKSK dan Korkab

PKH),

e-warong, dan KPM oleh Bank

3.3. Registrasi KPM

6.3. Pemutakhiran

data KPM

7.

PENGADUAN

7.1. Pelaporan Pengaduan

4.3. Purchase order dari e-warong ke pemasok

(BULOG), melalui Bank.

4.4. Pengiriman barang dari pemasok (BULOG)

ke e-warong

5.4. Pembayaran ke pemasok

(BULOG) oleh Bank dan insentif ke

e-warong.

6.4. Retur Barang ke pemasok

(BULOG) karena masalah kualitas

dan/atau kuantitas.

Sudah Sesuai

Butuh Perbaikan

Paling bermasalah

Proses Baru

Sumber: PriceWaterhouse Coopers (2017)

Value added proses

tinggi

Value added proses

rendah

!

!

!

!

ISU KRUSIAL: PROSES DENGAN VALUE ADDED TINGGI TETAPI PELAKSANAAN BERMASALAH

(Koordinasi data, identifikasi e-warong, bukti transaksi, pelaporan berkala, pemutakhiran data, dan pengaduan)

!

(17)

Model

Skema

Insentif

2.

Dinas Sosial

dan Pendamping

(Peformance

Based)

3. Bank

(Profit Based)

1. E-warong

(Profit Based)

1. E-warong

harus dapat menjalankan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan

E-warong independen:

membutuhkan modal yang cukup untuk memberikan pelayanan penuh:

Penjualan barang BPNT, Penjualan

barang lain, Pelayanan Bank (termasuk pencairan bantuan)

Bagi yang tidak memiliki modal:

terdapat beberapa opsi/skema pinjaman a/l:

Konsinyasi

merupakan skema paling tidak berisiko

Alternatif pembiayaan lain:

Bank, Koperasi dan Crowd funding perlu diperkenalkan kepada e-warong u/ modal awal dan

pengembangan usaha

2. Skema KPI (individu) bagi

Pendamping Sosial

sebagai insentif:

Insentif tambahan tunjangan

bagi pendamping yang memenuhi

KPI tertentu, misalnya/contoh:

KPI Nilai KPI Capaian Reward % KPM menerima BPNT 90% 80% n.a Jumlah waktu pendampingan KPM dalam pencairan BPNT 1 hari 1 hari Rp. 300.000 Jumlah laporan berkala

yang disampaikan 12 per tahun 5 per tahun n.a Hanya pelaksana 3 terbaik yang akan memperoleh reward

Sumber: PriceWaterhouse Coopers (2017)

SKEMA INSENTIF UNTUK PRASYARAT KEBERLANJUTAN

PROGARM

(18)

TUJUAN:

Mencapai rasio pendamping yang memadai, sehingga TKSK/Korkab mudah mengelola/mengkoordinasikan

ALOKASI ANGGARAN:

Pemerintah Daerah

1. Memberdayakan aparat desa/kelurahan:

RT/RW untuk mendampingi pelaksanaan BPNT:

(+) kedekatan hubungan dengan masyarakat

(-) kurang menarik dari segi insentif

2. Mempekerjakan pihak ketiga (sub-kontrak)

untuk mempercepat proses yg dapat terkendala akibat keterbatasan

staf/pendamping sosial, misal u/ kegiatan: verifikasi data, registrasi dan edukasi KPM.

(+) lebih berpengalaman dan terlatih untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

(-) Biaya mahal

(-) Perlu waktu tambahan agar mereka familiar terhadap program

PENINGKATAN KAPASITAS

Sumber: PriceWaterhouse Coopers (2017)

BEBERAPA OPSI:

Peningkatan Kapasitas Pendampingan Sosial untuk Kelancaran

BPNT

(19)

BAPPEDA

• Bidang Perencanaan Sosbud

• Sub Bid Perencanaan Kesra

PERENCANAAN SUPPLY

Tugas dan tanggungjawab:

1.

Merencanakan jumlah dan distribusi

e-warong

2.

Merencanakan bahan pangan lokal

yang paling sesuai

3.

Berkoordinasi dengan BULOG,

Satgas Pangan, BPS dan Dinsos

untuk memastikan kestabilan harga

bahan pangan bagi KPM

DINAS SOSIAL

Kota/ Kabupaten

PENYELENGGARA

PROGRAM

BULOG

Badan Urusan Logistik

OPERATOR PASAR

Tugas dan tanggungjawab:

Menyelenggarakan Operasi Pasar

ketika beras berfluktuasi

BPS

Badan Pusat Statistik

PENYEDIA DATA HARGA

KOMODITAS

SATGAS PANGAN

Satuan Tugas Pangan

PEMANTAU LAPANGAN

Tugas dan tanggungjawab:

Pemantauan di lapangan untuk

meminimalisasi pengaduan

Tugas dan tanggungjawab:

Menyediakan data tren harga

komoditas

Sumber: PriceWaterhouse Coopers (2017)

CONTOH ILUSTRASI:

(20)

PEDOMAN PELAKSANAAN

PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI

Berisi:

1. Latar Belakang, Definisi, Tujuan, Manfaat

2. Prinsip Umum

3. Kepesertaaan

4. Besaran Manfaat

5. Pagu

6. Mekanisme pelaksanaan: Persiapan,

Penyiapan Data KPM dan Penyerahan ke Bank,

Penyiapan E-warong, Edukasi Sosialisasi, Registrasi,

Pembukaan Rekening, Penyaluran, Pemanfaatan

Bantuan

7. Pengendalian (pemantauan dan evaluasi)

8. Pengaduan

Disusun bersama oleh Kemenko PMK, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Sosial, KSP, BI, OJK, TNP2K, berdasarkan pembelajaran dari uji coba

2016,

Referensi

Dokumen terkait

PENETAPAN JUMLAH KELUARGA PENERIMA MANFAAT DAN TAHAP PENYALURAN BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA DAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TAHUN 2018. JUMLAH KELUARGA

Seluruh Deviasi Dokumen pada tabel diatas, tidak berlaku untuk BM dengan kriteria BM DPK (Dalam Perhatian Khusus). Detail kendaraan yang termasuk dalam mobil dengan

(2) Dinas Sosial melakukan koordinasi dengan bank penyalur dan persiapan e-warong berdasarkan jumlah dan lokasi KPM BPNT Daerah yang ditetapkan oleh

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka akan dilaksanakan penelitian sejenis seperti yang telah dilakukan oleh Agung Wibowo, Rival Afrian, dan Saeful Bahri

3 Bank Penyalur adalah bank sebagai mitra kerja tempat dibukanya rekening atas nama Pemberi Bantuan Sosial untuk menampung dana Belanja Bantuan Sosial yang akan

Aspek-aspek psikologi kepribadian humanistik novel Ripta karya Anita Kastubi pada diri tokoh tambahan yaitu: (1) Kebutuhan dasar fisiologis terdapat pada tokoh Lasmini

Sehingga dapat disimpulkan, komunikasi yang terjalin antara para pelaksana dengan masyarakat penerima dalam implementasi kebijakan program BPNT ini telah terjalin

menyediakan bahan pokok dan menyalurkan bantuan sosial kepada pihak penerima bantuan (2) Tidak transparannya rekruitmen agen penyedia dan penyalur bantuan sosial 3)