PERLUASAN
BANTUAN PANGAN NON TUNAI TA 2018
Jakarta, 22 November 2017
www.bappenas.go.id
KEBIJAKAN AFIRMASI MENYASAR 40% PENDUDUK TERMISKIN
DALAM RKP 2018
www.bappenas.go.id
PERKEMBANGAN ANGGARAN SUBSIDI
Komposisi subsidi (nilai nominal), 2009-2017
Sumber: Bank Dunia, 2017, 2009-2016 adalah realisasi belanja, 2017 adalah anggaran yang disepakati
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Rp
T
ri
liu
n
other non-energy
subsidies
Tax subsidy
Credit program
(subsidy for loan
interest)
Public Service
Obligation (PSO)
Fertilizer subsidy
Food subsidy
(Rastra)
Subsidi adalah salah satu
kebijakan untuk redistribusi dan
stabilisasi.
stabilisasi harga dan
ketersediaan pasokan melalui
”selisih harga”
Mulai tahun 2015,
anggaran subsidi
energi menurun cukup signifikan.
Namun, subsidi non-energi
cenderung naik.
Reformasi subsidi berlanjut untuk:
•
Memastikan subsidi tepat sasaran
membantu rumah tangga miskin,
rentan, dan usaha mikro
•
Menjaga keberlanjutan fiskal
•
Mendorong diversifikasi energi
www.bappenas.go.id 4 8 7 6 5 4 3 2 1 0 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RASTRA
Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % M an faa t t hd P en ge lu ar an R T % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T 0.2 8 7 6 5 4 3 2 1 0.2 0.1 0.1 0.0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10PIP
Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T Desil PengeluaranKETEPATAN SASARAN PROGRAM SUBSIDI DAN BANSOS
Program Rastra dan bantuan sosial (PKH dan PIP) lebih banyak dinikmati oleh kelompok miskin.
Untuk subsidi LPG 3kg dan listrik cenderung rata di seluruh desil pengeluaran, meskipun kelompok menengah menikmati subsidi
lebih banyak. Sedangkan subsidi solar lebih banyak dinikmati penduduk kaya
menggunakan distribusi terbuka (
non-targetted)
100 80 60 40 20 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 2 1
LPG
% ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T Desil Pengeluaran 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10LISTRIK
Desil Pengeluaran % ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R T 5 4 3 2 1 0 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desil PengeluaranSOLAR
% ter had ap ju m lah RT set iap d esi l % S ubs id i t hd P en ge lu ar an R TSumber: Susenas 2015 BPS, Diolah, TNP2K, 2016
MENGAPA TRANSFORMASI SUBSIDI RASTRA
KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI
Penyaluran Raskin pada tahun 2017 dilakukan melalui mekanisme voucher sehingga akan selalu terpantau
Dilakukan uji coba
pada tahun 2016 dan pelaksanaan penyaluran di kota besar terpilih pada tahun 2017 Dalam RATAS Program Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi (16 Maret 2016)
Penerapan voucher agar dicoba terlebih dahulu di beberapa kota dan dilaksanakan dengan hati-hati...baru akan dilaksanakan pada 2017
Persiapan pemberian voucher agar dapat dimatangkan kembali, karena apabila pemberian voucher tepat sasaran, maka dapat menurunkan angka kemiskinan dengan cepat.
Dalam Rapat Terbatas Tentang Perubahan
Raskin menjadi Bantuan Pangan
(19 Juli 2016)
Memberikan pilihan yang lebih luas kepada KPM dalam hal:
• Jenis, jumlah, dan kualitas bahan pangan sesuai kebutuhan untuk nutrisi lebih seimbang
• Fleksibilitas waktu penarikan
• Lokasi penarikan
1
2
Meningkatkan efektifitas penyaluran bantuan:
• Tepat sasaran
• Transparan dan akuntabel
• Mendorong manajemen keuangan yang lebih baik
• Peningkatan akses terhadap layanan keuangan
3
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, melalui:
• Pemanfaatan kios/ pedagang/warung eceran untuk menjadi agen Bank
• Pemanfaatan agen Bank sebagai tempat pembelian bahan pangan
ARAHAN PRESIDEN
RASIONAL TRANSFORMASI RASTRA KE BANTUAN PANGAN NON TUNAIKelompok masyarakat miskin yang mendapatkan voucher dapat membeli beras dan dikombinasikan untuk pembelian
Dana dalam rekening tabungan dapat di transfer antar akun elektronik lain
(sub akun/ wallet, rekening lain, pembayaran asuransi, tagihan listrik,
telepon, dll)
Rekening Tabungan
Psikologikal Uang Tunai
Penggunaan
Akses
Perencanaan
Keuangan Pertukaran
Uang dalam rekening tabungan dapat ditarik dalam bentuk tunai untuk
kebutuhan operasional Penyimpanan uang dalam
media elektronik perbankan memudahkan perencanaan keuangan (menyisihkan uang tabungan)
Kelebihan
1.Lebih likuid
2.Tidak ada biaya
transaksi
Kekurangan
1.Terdapat risiko
penyimpanan
(pencurian, hilang)
2.Biaya transfer/
transportasi mahal
(lama, mahal,
berisiko)
3.Hambatan psikologis
untuk menabung
Mengapa beralih ke rekening tabungan:
1.Akumulasi asset dan manajemen
keuangan
mengurangi kemungkinan
penggunaan uang tunai langsung habis
untuk konsumsi
2.Pintu masuk bagi berbagai layanan
keuangan lain seperti transaksi, transfer,
kredit, asuransi
3.Keamanan dan kenyamanan
4.Dapat menerima kiriman uang
(remitansi) maupun bantuan pemerintah
lain
5.Minimalisir ruang pungutan liar
BANTUAN SOSIAL NON TUNAI
DAN INKLUSI KEUANGAN
REKOMENDASI PERLUASAN BPNT
DILAKSANAKAN SECARA BERTAHAP
Sumber: Business Process Review BPNT, PriceWaterhouseCoopers (2017)
1. Tujuan BPNT belum dapat dicapai secara
optimal
Perluasan BPNT 2018
menjadi 10 juta KPM dilaksanakan
bertahap
.
• Tahap 1: 44 kota + ibukota wilayah
Barat.
• Tahap 2: + kabupaten dg indeks
kesiapan lebih baik
• Tahap 3: + ibukota wilayah Timur dan
kabupaten berindeks baik
• Tahap 4: sisa wilayah lainnya
2. Untuk itu,
Bantuan Beras Sejahtera
diberikan seluruhnya dalam skema
bantuan sosial
, dalam 2 bentuk, yaitu:
a. Natura (10 Kg/KPM/bulan, tanpa biaya
tebus)
b. Non Tunai (Rp. 110.000/KPM/Bulan)
3. Penyaluran ke KPM
dilakukan setiap
tanggal 25 tiap bulan.
BANTUAN PANGAN (NATURA)
1
2
BANTUAN PANGAN(NON TUNAI)
TUJUAN
1. Mengurangi beban pengeluaran KPM;
2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;
3. Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan; 4. Memberikan pilihan dan kendali
kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan;
5. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs
).
MANFAAT
1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan; 2. Meningkatnya efisiensi
penyaluran bantuan sosial; 3. Meningkatnya transaksi non tunai
dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT);
4. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyaluran bantuan sosial;
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan (dalam jangka panjang).
TUJUAN
“
Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemberian bantuan
sosial berupa beras berkualitas medium yang jumlahnya setara
dengan Rp110.000/KPM/Bulan
”
MANFAAT
1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. 2. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di TD/TB),
maupun ekonomi (disalurkan tanpa biaya tebus) kepada KPM. 3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.
4. Stabilisasi harga beras di pasaran.
5. Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dan menjaga stok pangan nasional.
6. Dalam jangka panjang akan membantu pertumbuhan ekonomi di daerah.
Catatan:
1. Tahap 1:
44 Kota 2017 + Ibu kota provinsi wilayah barat + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi.
2. Tahap 2:
3 Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks gabungan tertinggi dan jumlah KPM PKH
terbanyak.
3. Tahap 3:
Ibu kota provinsi (wilayah timur) + 3 Kota dan 4 Kabupaten uji coba + beberapa kabupaten dengan indeks
gabungan tertinggi.
4. Tahap 4:
Sisa wilayah perluasan.
SKENARIO PERLUASAN BPNT SECARA BERTAHAP
Tahapan
0
1
2
3
4
Periode
2017
Januari
Februari
Juli
Agustus
TOTAL KPM
Bantuan Pangan
15,498,936
15,498,936
15,498,936
15,498,936
15,498,936
1. KPM BPNT
1,286,194 3,947,183
7,291,679
9,156,839 10,083,192
2. KPM Bansos Rastra
14,212,742
11,551,753
8,207,257
6,342,097 5,415,744
3. Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT
1,286,194
2,660,989
3,344,496
1,865,160 926,353
TOTAL Kabupaten/Kota
514
514
514
514
514
1. Kab/Kota BPNT
44
73
117
166
217
2. Kab/Kota Bansos Rastra
470
441
397
348
297
Mudah dijangkau dan digunakan
oleh KPM
1
2
Pembelian bahan pangan untuk beras dan/atau telur dengan ketentuan: Tidak dipaketkan
Tidak diarahkan ke e-warong tertentu* KPM boleh melakukan pembelian
kapan saja sesuai preferensi
3
Mendorong usaha eceran rakyat
untuk memperoleh pelanggan dan
peningkatan penghasilan dengan
melayani KPM
4
Memberikan akses jasa keuangan
kepada usaha eceran rakyat dan
kepada KPM
5
E-warong dapat membeli pasokan
bahan pangan dari berbagai sumber
sehingga terdapat ruang alternatif
pasokan yang lebih optimal**
6
Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening KPM dan
tidak bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM, termasuk tidak melakukan pemesanan bahan pangan.
KOMPONEN PRINSIP UTAMA PELAKSANAAN
BANTUAN PANGAN NON TUNAI
*)
KPM diberikan informasi nama dan lokasi e-warong: (merchant/ warung/toko/agen) yang dapat diakses dan KPM dapat memilih
sendiri
**) Arahan Presiden 19 Juli 2017:
Pasar, warung, dan toko dapat membeli beras dari Bulog, tetapi sifatnya tidak memaksa, dan dari
tempat lain atau dari swasta yang menjual beras dengan harga yang lebih murah, sehingga terdapat mekanisme kompetisi
Definisi E-warong (Perpres 63/2017):
agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja
sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat penarikan/pembelian Bantuan Sosial oleh
KPM, yaitu :
dan
lain-lain
Rumah Pangan Kita (Bulog) Toko Tani Usaha mikro, kecil dan koperasi Pasar tradisional, warung, toko kelontong E-Warong KUBE Warung DesaKRITERIA E-WARONG
RASIO 1: 250 (e-warong terhadap KPM)
•
Minimal 2 agen dalam 1 desa/kelurahan
•
Tidak terbatas pada agen Bank Penyalur yang beroperasi di lokasi tersebut.
KRITERIA e-warong
• Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas di wilayah operasionalnya yang dibuktikan
dengan lulus proses uji tuntas (due diligence) sesuai dengan kebijakan dan prosedur Bank Penyalur.
• Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan
lokasi usaha tetap dan/atau kegiatan tetap lainnya
• Memiliki jaringan informasi dan kerjasama antar agen/toko dengan pemasok/distributor bahan pangan
yang tersedia di pasar untuk memastikan ketersediaan stok bahan pangan bagi pembelian oleh KPM.
• Menjual beras dan/atau telur sesuai harga pasar.
• Dapat melayani KPM dan Non KPM dengan menggunakan infrastruktur perbankan.
• Memiliki komitmen yang tinggi dalam pelayanan khusus bagi KPM Lansia (Lanjut Usia) dan KPM
Disabilitas
12
MEKANISME SUBSIDI TEPAT SASARAN
– CONTOH LPG
Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga subsidi Pemasok terdorong untuk bertaktik /bermain curang Distributor menyediakan tabung LPG harga subsidi Pemerintah memberikan subsidi untuk tabung LPG kepada produsen
Mode
l
Lama
Mode
l Baru
Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor
dengan harga yang telah subsidi
Produsen
terbebani dalam hal finansial dan lebih fokus pada penghematan subsidi dibandingkan kualitas Distributor cenderung menyelewengk an barang bersubsidi untuk mendapatkan keuntungan secara cepat Konsumen cenderung mengkonsumsi barang secara berlebihan dan menakibatkan kelangkaan
-
-
-
Pemerintah secara langsung memberikan dana subsidi melalui akunbank masyarakat yang dinyatakan layak Rp Masyarakat membeli tabung LPG dengan harga pasar Perusahaan Gas memasok tabung LPG kepada distributor dengan
harga subsidi Distributor menyediakan tabung LPG sesuai harga pasar Pemasok tidak terdorong untuk bertaktik/melakukan kecurangan
+
Kebocoran
dana subsidi
berkurang
sebanyak 25%
RpKegiatan pemantauan dilakukan secara rutin maupun berkala, untuk mengidentifikasi
permasalahan yang menghambat pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai
pada seluruh tahapan agar dapat diupayakan penyelesaiannya.
Proses registrasi/ pembukaan rekening
KPM/ Penggantian KPM
Realisasi penyaluran dana dari Bank ke
rekening KPM Sebaran dan keterjangkauan e-warong Ketersediaan stok dan Kesesuaian harga bahan pangan
Kepatuhan e-warong dan KPM dalam
jual-beli bahan pangan beras dan telur
Kinerja infrastruktur teknologi perbankan dan e-warong Kemampuan e-warong dalam beroperasi dan menangani masalah transaksi Keberhasilan transaksi dan biaya
tambahan yang dikenakan pada KPM (jika ada) Pemenuhan kriteria e-warong Efektivitas pengelolaan pengaduan Efektivitas sosialisasi dan edukasi
Rekening yang tidak melakukan transaksi lebih dari satu bulan
setelah BPNT disalurkan
Komponen Pemantauan dan Evaluasi
Diketuai oleh Menko PMK dan dapat dilakukan secara
berjenjang hingga level terendah (KPM) bila
diperlukan.
Dapat dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi,
pemantauan media dan pelaporan. SIM Bantuan Pangan Non
Tunai berbasis aplikasi dapat digunakan untuk pemantauan penyaluran
dari waktu ke waktu. Pemda secara aktif
melaksanakan monev di wilayah kerjanya dengan berkoordinasi dengan Tim
Pengendali.
Dapat pula dilakukan oleh pihak independen seperti perguruan tinggi, lembaga riset, dan instansi lainnya.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM
14
Sebagian besar KPM mengetahui transformasi Rastra menjadi BPNT, namun sebagian besar KPM masih
memiliki pemahaman yang terbatas mengenai prinsip program BPNT, seperti:
Besar bantuan yang diterima
Bantuan dapat disimpan dan ditarik kapan saja (tidak hilang jika tidak dihabiskan)
Konsep PIN untuk keamanan
HASIL SURVEY: PENTINGNYA SOSIALISASI
PENGETAHUAN KPM TERHADAP PROGRAM
22% 30% 61% 78% 70% 39% 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Tahu Bahwa BPNT Dapat Ditukarkan Kapan Saja Tahu Bahwa Nilai Bantuan Tidak Akan Hilang Jika Tidak…
Tahu Bahwa BPNT adalah Pengganti Rastra/Raskin
Pengetahuan KPM Mengenai Program
BPNT
Ya Tidak 56% 82% 61% 0% 20% 40% 60% 80% 100% PKH Non PKH TotalPengetahuan Mengenai Besaran Bantuan
Mengetahui Besaran Bantuan Tidak Mengetahui Besaran Bantuan
Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNP2K, Mei 2017
Mengeta
hui
konsep
PIN
[PERC…
Tidak
mengeta
hui
konsep
PIN
…
KPM PKH
Mengeta
hui
konsep
PIN
29%
Tidak
mengeta
hui
konsep
PIN
…
KPM Non PKH
N = 577
N = 124
15
HASIL SURVEY: PENTINGYA MONITORING
PERBANDINGAN KUALITAS BERAS DAN JARAK KE LOKASI
PENYALURAN BPNT DAN RASTRA
Sumber: Hasil Pemantauan Mini Survey Sekretariat TNP2K, Mei 2017
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA MAKASSAR MALANG MATARAM MEDAN PROBOLINGGO SURAKARTA TASIKMALAYA TEGALKualitas Beras Menurut KPM
Beras BPNT
0
1
2
3
BANDAR LAMPUNG JAKARTA UTARA MAKASSAR MALANG MATARAM MEDAN PROBOLINGGO SURAKARTA TASIKMALAYA TEGALJarak ke Penyalur E-Warong vs Jarak ke
Tempat Pengambilan Rastra
Jarak ke E-warong
Jarak ke tempat pengambilan
RASTRA
Secara umum, kualitas beras BPNT lebih baik dibandingkan kualitas beras Rastra, namun kualitas beras
BPNT di beberapa lokasi seperti Lampung dan Makassar, dinilai masyarakat tidak lebih baik dibandingkan
beras Rastra
Jarak ke e-warong di sebagian besar lokasi survey lebih jauh dibanding jarak ke lokasi tebus beras
Rastra. Peningkatan jumlah dan pemanfaatan agen di daerah perlu di dorong agar KPM dapat
1. PERSIAPAN
1.1. Koordinasi pelaksanaan dan
persiapan data KPM
2.1. Persiapan dan pengiriman
materi sosialisasi dan edukasi
1.2. Persiapan identifikasi e-warong
2. SOSIALISASI
DAN EDUKASI
3.
PENDAFTARAN
PESERTA
3.1. Pengiriman Surat
Pemberitahuan ke calon KPM
untuk melakukan registrasi dan
distribusi kartu.
3.2. Koordinasi pelaksanaan
registrasi antara Pemda dengan
Himbara cabang
4.
PENYALURAN
4.1. Veri-vali data dan distribusi kartu ke KPM
4.2. Notifikasi KPM bahwa dana sudah cair
5.
PEMANFAATAN
5.1. Pembelian bahan
pangan oleh KPM ke
e-warong
5.2. Upload data
transaksi ke dalam
sistem Bank
5.3. Mencetak
bukti transaksi
6.
PENGENDALIA
N
6.1. Pelaporan berkala
penyaluran
6.2. Monitoring dan
Evaluasi
EVALUASI BISNIS PROSES BPNT 2017
2.2. Sosialisasi program ke
Pemda dan masyarakat umum
oleh Kemensos
2.3. Sosialisasi mekanisme ke
Pendamping (TKSK dan Korkab
PKH),
e-warong, dan KPM oleh Bank
3.3. Registrasi KPM
6.3. Pemutakhiran
data KPM
7.
PENGADUAN
7.1. Pelaporan Pengaduan
4.3. Purchase order dari e-warong ke pemasok
(BULOG), melalui Bank.
4.4. Pengiriman barang dari pemasok (BULOG)
ke e-warong
5.4. Pembayaran ke pemasok
(BULOG) oleh Bank dan insentif ke
e-warong.
6.4. Retur Barang ke pemasok
(BULOG) karena masalah kualitas
dan/atau kuantitas.
Sudah Sesuai
Butuh Perbaikan
Paling bermasalah
Proses Baru
Sumber: PriceWaterhouse Coopers (2017)
Value added proses
tinggi
Value added proses
rendah
!
!
!
!
ISU KRUSIAL: PROSES DENGAN VALUE ADDED TINGGI TETAPI PELAKSANAAN BERMASALAH
(Koordinasi data, identifikasi e-warong, bukti transaksi, pelaporan berkala, pemutakhiran data, dan pengaduan)
!
Model
Skema
Insentif
2.
Dinas Sosial
dan Pendamping
(Peformance
Based)
3. Bank
(Profit Based)
1. E-warong
(Profit Based)
1. E-warong
harus dapat menjalankan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan
•
E-warong independen:
membutuhkan modal yang cukup untuk memberikan pelayanan penuh:
Penjualan barang BPNT, Penjualan
barang lain, Pelayanan Bank (termasuk pencairan bantuan)
•
Bagi yang tidak memiliki modal:
terdapat beberapa opsi/skema pinjaman a/l:
Konsinyasi
merupakan skema paling tidak berisiko
Alternatif pembiayaan lain:
Bank, Koperasi dan Crowd funding perlu diperkenalkan kepada e-warong u/ modal awal dan
pengembangan usaha
2. Skema KPI (individu) bagi
Pendamping Sosial
sebagai insentif:
Insentif tambahan tunjangan
bagi pendamping yang memenuhi
KPI tertentu, misalnya/contoh:
KPI Nilai KPI Capaian Reward % KPM menerima BPNT 90% 80% n.a Jumlah waktu pendampingan KPM dalam pencairan BPNT 1 hari 1 hari Rp. 300.000 Jumlah laporan berkala
yang disampaikan 12 per tahun 5 per tahun n.a Hanya pelaksana 3 terbaik yang akan memperoleh reward