KAJIAN PERENCANAAN
GREEN ECONOMY DI
KABUPATEN BANDUNG
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi
Eksploitasi sumber daya alam
secara kurang bijaksana
Degradasi Lingkungan
UU No. 32 Tahun 2009
mengenai Perlindungan
Lingkungan dan Pengelolaan
lingkungan yang aman tanpa
mengorbankan pertumbuhan
perekonomian
Kabupaten Bandung merupakan daerah
yang terletak di Jawa Barat. Sebagian
besar wilayah Kabupaten Bandung
adalah pegunungan dengan luas wilayah
sebesar 1.762,4 km². Ibukota Kabupaten
Bandung adalah Soreang. Batas wilayah
sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Bandung Barat, Kota
Bandung, Kota Cimahi, dan Kbupaten
Sumedang. Sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Garut. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Garut dan Kabupaten Cianjur. Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten
Cianjur.
Pertumbuhan PDRB
Kabupaten Bandung
No. Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Hk Hk Hk Hk Hk % % % % % 1 Pertanian 5,40 6,66 5,38 5,86 4,932 Pertambangan & Penggalian 5,43 4,87 3,00 -1,75 -4,23
3 Industri Pengolahan 3,38 5,23 5,19 5,40 5,03
4 Listrik, Gas & Air Bersih 4,04 5,32 8,21 12,53 8,19
5 Kontruksi 4,73 7,17 8,10 5,04 8,97
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,23 8,21 7,88 8,67 9,10 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,09 5,78 7,62 7,90 6,44 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 3,41 5,26 7,15 8,28 3,87
9 Jasa-Jasa 4,77 5,60 6,99 5,05 9,28
PDRB 4,35 5,87 5,94 6,15 5,96
Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar
Harga Konstan (Hk) 2000 Tahun 2009-2013
Kabupaten Bandung
Degradasi Lingkungan
Kabupaten Bandung
Permukaan air tanah semakin dalam
Pencemaran Sungai termasuk kategori
sangat tercemar dan tercemar berat
Lahan Kritis
Tingkat Erosi berkisar mulai dari sedang
Zona Konservasi air tanah
Kabupaten Bandung
Peta Tingkat Pencemaran
Sungai Citarum
Lahan Kritis Kabupaten
Bandung
Zona Konservasi Bencana
Kabupaten Bandung
IDENTIFIKASI DAN
PERUMUSAN MASALAH
Sejauh mana konsep ekonomi hijau
dapat diterapkan untuk pembangunan
berkelanjutan di Kabupaten Bandung?
Bagaimana peran Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung dalam memotivasi
masyarakat dan dunia usaha untuk
pengembangan Ekonomi Hijau (Green
Economy) di Kabupaten Bandung?
Bagaimana menyusun rencana strategis
Ekonomi Hijau (Green Economy) di
Kabupaten Bandung?.
Maksud dan tujuan
Maksud : Menyusun rencana Green
Economy/ Ekonomi Hijau di Kabupaten
Bandung.
Tujuan : Meningkatkan peran Pemerintah
Daerah Kabupaten Bandung dalam
memotivasi dunia usaha dan masyarakat
berinvestasi dalam memproduksi green
Sasaran
Teridentifikasinya struktur ekonomi dan pola
konsumsi serta produksi di Kabupaten
Bandung yang berbasis lingkungan
Teridentifikasinya kegiatan-kegiatan yang
menunjang terhadap pengembangan
ekonomi hijau
Teridentifikasinya tantangan dalam
pengembangan ekonomi hijau
Terumuskannya strategi untuk
pengembangan ekonomi hijau di Kabupaten
Bandung
Tiga Pilar Kelestarian bumi
Pembangunan
berkelanjutan
(sustainability
development)
dibentuk dari
keseimbangan
antara ekosistem,
sosial dan ekonomi
ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI
Fokus issue:
1.
Intergenerational equity,
2.
Irreversibility of
environmental change,
3.
Uncertainty of long-term
outcomes,
4.
Sustainable
development
Perbedaan PDRB Coklat dan PDRB Hijau
•agregat makroekonomi konvensional
untuk mengukur kinerja
makroekonomi dari suatu kegiatan
ekonomi pada wilayah regional
(provinsi, kabupaten/kota)
PDRB
Coklat
•PDRB Hijau adalah agregat makroekonomi
suatu wilayah regional (provinsi, kab/kota)
yang pengukurannya telah disesuaikan
berdasarkan kerangka akuntansi hijau,
atau, PDRB konvensional dikurangi semua
bentuk depresiasi modal (buatan
manusia, alam dan modal manusia)
Skema Alur Ekonomi Coklat Dan
Ekonomi Hijau
Kerangka Green Economy
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Faktor sumber daya wilayah
Faktor sumber daya manusia
Faktor kedudukan geografis
Faktor perkembangan
penduduk dan demografi
Faktor peningkatan kebutuhan
Faktor pembangunan sektoral
dan daerah
Faktor kesenjangan
Faktor era globalisasi
Faktor perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Faktor persepsi masyarakat
internasional
Metodologi
Metodologi atau langkah-langkah dalam
penyusunan PDRB-Hijau dimulai dengan
penghitungan PDRB Konvensional atau PDRB
Coklat menurut sektor usaha, kemudian diikuti
dengan penghitungan nilai deplesi sumber daya
alam.
Nilai deplesi sumber daya alam dihitung untuk
setiap sektor kegiatan ekonomi kemudian
dikurangkan dari nilai tambah sektor-sektor
kegiatan ekonomi sesuai dengan penggunaan
sumber daya alam yang bersangkutan, dan
diperolehlah nilai PDRB Semi Hijau.
Perhitungan Nilai Deplesi Sumber Daya
Alam
Identifikasi SDA yang Terdeplesi
Kuantifikasi Volume SDA Terdeplesi
Valuasi Ekonomi SDA yang Terdeplesi
Perhitungan Nilai Degradasi
Lingkungan
Identifikasi Lingkungan Yang Terdegradasi
Kuantifikasi Fisik Degradasi Lingkungan
Valuai Ekonomi Terhadap Degradasi
Identifikasi dan Analisis
Beberapa kelompok analisis yang dilakukan:
1.
Mengkuantifikasi macam dan tingkat deplesi
sumber daya alam dan degradasi lingkungan
untuk setiap sektor/sub-sektor kegiatan ekonomi,
sehingga struktur ekonomi hijau bisa diukur, serta
pola konsumsi dan pola produksinya bisa
tergambarkan.
2.
Menganalisis kelemahan, kekuatan, peluang
dan ancaman pengembangan dan penerapan
sistem ekonomi hijau di Kabupaten Bandung.
3.
Merumuskan strategi pengembangan dan
Perumusan Strategi
Pada tahapan ini, hasil identifikasi tentang
kelemahan,
kekuatan,
ancaman
dan
peluang
dalam
pengembangan
dan
penerapan ekonomi hijau, maka dianalisis
dengan metode SWOT-AHP Hibrid, sehingga
akan terumuskan strategi pengembangan
ekonomi hijau untuk daerah Kabupaten
Bandung.
OUTPUT
Strategi
Pengembangan
Ekonomi Hijau
Kabupaten
Bandung
Road Map
Pengembangan
Ekonomi Hijau
Kabupaten
Bandung
Rencana Aksi
Pengembangan
Ekonomi Hijau
Kabupaten
Bandung
PDRB COKLAT (JUTA Rp)
NO SEKTOR 2,008.00 2,009.00 2,010.00 2,011.00 2,012.00
1 PERTANIAN 2728755.88 3073205.18 3471661.92 3978936.25 4518784.00
2 PERTAMBANGAN 468303.80 526035.13 580783.81 642359.10 686014.49
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 23275745.49 24721851.70 27471535.02 30116379.01 32915231.13
4 LISTRIK, GAS dan AIR
BERSIH 642658.74 674520.69 741188.33 824630.98 954918.90 5 BANGUNAN 648394.06 696720.83 764990.68 852508.61 947236.94 6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 6005197.92 6780385.10 7796200.55 8920233.69 10436027.24 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1783920.51 1795161.77 1933148.22 2159485.64 2374097.92 8 KEUANGAN, PERSEWAAN 792877.54 820502.95 898354.49 990504.14 1123606.62 9 JASA 1936315.52 2173715.40 2434375.72 2806725.22 3115489.15 PDRB Coklat 38,282,169.46 41,262,098.75 46,092,238.74 51,291,762.64 57,071,406.39
PDRB HIJAU (Rp)
NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 2,715,219,355,352.00 3,060,895,472,023.00 3,447,776,507,741.00 3,954,516,595,266.00 4,492,218,352,672.00 2 PERTAMBANGAN 468,107,610,000.00 525,781,479,500.00 580,123,607,500.00 641,685,720,250.00 685,220,831,500.00 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 23,275,023,271,750.00 24,721,253,184,525.00 27,470,421,836,500.00 30,114,422,775,250.00 32,912,276,785,300.004 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 637,802,995,200.00 666,423,756,000.00 731,739,145,475.00 813,900,588,825.00 946,541,409,500.00 5 BANGUNAN 638,425,925,895.00 682,529,133,970.00 745,447,152,465.00 828,820,900,872.00 918,605,505,549.00 6
PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 6,004,140,853,500.00 6,780,009,766,550.00 7,793,875,823,225.00 8,913,818,461,577.50 10,425,521,509,930.00 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1,778,304,375,625.00 1,789,480,784,955.00 1,927,175,133,950.00 2,149,934,093,683.00 2,360,967,913,416.00 8 KEUANGAN, PERSEWAAN 791,429,258,304.00 819,765,150,750.00 896,608,885,900.00 988,606,063,450.00 1,121,556,071,000.00 9 JASA 1,927,890,097,051.00 2,164,809,079,550.00 2,425,015,445,276.00 2,796,614,124,909.00 3,099,110,889,681.00 PDRB Hijau 38,236,343,742,677.00 41,210,947,807,823.00 46,018,183,538,032.00 51,202,319,324,082.50 56,962,019,268,548.00
Kurva Perbandingan PDRB Coklat dan Hijau
Sumber : Data diolah
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
2.008,00 2.009,00 2.010,00 2.011,00
PDRB Kabupaten bandung
PDRB Coklat
PDRB Hijau
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju Pertumbuhan PDRB (%)
Coklat
Hijau
7.784118121
7.779520148
10.47929136
11.66494824
11.28069289
11.26540725
11.26817144
11.24890439
STRUKTUR EKONOMI COKLAT
Struktur Ekonomi (%) Coklat NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 7.128007421 7.448009852 7.531988063 7.757456646 7.917772289 2 PERTAMBANGAN 1.22329483 1.274862758 1.260046867 1.252363083 1.20202836 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 60.80048706 59.91418868 59.60121654 58.71581997 57.673769084 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH
1.678741694 1.634722204 1.608054523 1.607725954 1.673200225
5 BANGUNAN 1.693723394 1.688524944 1.659695213 1.66207704 1.659739964 6 PERDAGANGAN, HOTEL dan
RESTORAN 15.68667086 16.43247752 16.91434559 17.39116231 18.28591216 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI
4.659925326 4.350631268 4.194086191 4.210199706 4.159872816
8 KEUANGAN, PERSEWAAN
2.071140563 1.988514823 1.949036355 1.931117374 1.968773316
STRUKTUR EKONOMI HIJAU
Hijau NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 7.101147991 7.427384311 7.492204695 7.723315364 7.886339723 2 PERTAMBANGAN 1.224247834 1.275829622 1.260639953 1.253235652 1.202943365 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 60.87146676 59.98710173 59.69471136 58.81456772 57.779336494 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH
1.66805435 1.617103686 1.590108712 1.589577581 1.661706206
5 BANGUNAN 1.669683509 1.656184025 1.619896952 1.618717495 1.61266317
6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN
15.70270655 16.45196271 16.9365134 17.40901307 18.30258415
7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI
4.650822232 4.342246127 4.187855725 4.19889982 4.144810777
8 KEUANGAN, PERSEWAAN
2.069835086 1.989192664 1.948379569 1.930783755 1.9689542
DEPLESI
NO Sektor Deplesi 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 11,371,954,145 10,517,696,627 21,462,742,589 22,041,360,064 22,619,977,539 2 TAMBANG 70,550,000 24,187,500 292,040,000 305,217,250 318,394,500 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 344,499,250 405,553,000 874,964,500 1,718,015,750 2,561,067,000 4 LISTRIK AIR GAS 911,242,000 826,040,500 758,766,000 2,039,972,650 3,321,179,300 5BANGUNAN 9,480,261,455 13,716,797,280 18,974,251,335 23,118,432,928 27,262,614,521
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTAURANT 1,057,066,500 375,333,450 2,324,726,775 6,415,228,423 10,505,730,070 7
ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,616,134,375 5,680,985,045 5,973,086,050 9,551,546,317 13,130,006,584 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1,448,281,696 737,799,250 1,745,604,100 1,898,076,550 2,050,549,000 9
DEGRADASI
NO SEKTOR
DEGRADASI
2008 2009 2010 2011 2012
1 PERTANIAN 2,164,570,503 1,792,011,350 2,422,669,670 2,378,294,670 3,945,669,789
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 125,640,000 229,463,000 368,162,500 368,162,500 475,264,000
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 377,719,000 192,962,475 238,219,000 238,219,000 393,277,700
4 LISTRIK, GAS, AIR BERSIH 3,944,502,800 7,270,893,500 8,690,418,525 8,690,418,525 5,056,311,200
5 Air Bersih 194,388,000 100,068,500 89,866,950 89,866,950 100,000,000
5 BANGUNAN 487,872,650 474,898,750 569,276,200 569,276,200 1,368,819,930
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTAURANT
7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Tabel output SWOT-AHP
yuli-gun ok.xlsx
Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau Kab
Bandung
Grup SWOT Prioritas Dalam GrupFaktor2 SWOT KonsistensiRasio
Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global
SM 0,246 1.1.1. Mendukung energi RL dan DU sampah 9% 0,268 0,066 0,136412 2 1.1.2. Manfaat Pert ekonomi 0,173 0,042 0,088057 9 1.1.3. Mengurangi plastik 0,13 0,032 0,06617 13 1.1.4. Hemat listrik dan air 0,141 0,035 0,071769 12 1.1.5. Teknologi daur ulang sampah 0,075 0,018 0,038175 42 1.1.6. Lingkungan Kab. Bdg. nyaman 0,092 0,023 0,046828 33 1.1.7. Akses info mudah 0,065 0,016 0,033085 56 1.1.8. Transmisi energi rendah karbon 0,056 0,014 0,028504 61
1
WM 0,14 1.2.1. Cukup RTH 8% 0,263 0,037 0,133867 3 1.2.2. Cukup hemat air dan listrik 0,211 0,031 0,107399 6 1.2.3. Sampah dikelola cukup baik 0,121 0,017 0,061589 17 1.2.4. Mengurangi sampah di lingkungan sekitar 0,125 0,017 0,063625 14 1.2.5. Cukup memisahkan jenis sampah 0,094 0,013 0,047846 32 1.2.6. Siap membayar utk kelestarian lingkungan 0,09 0,013 0,04581 36 1.2.7. Belum membandingkan SDA berkelanjutan 0,051 0,007 0,025959 68 1.2.8. Pernah mengganti energi ramah lingkungan 0,045 0,006 0,022905 73
1
OM 0,072 1.3.1. Menggunakan bahan daur ulang 8% 0,208 0,015 0,105872 8 1.3.2. Keseimbangan ekonomi-lingkungan 0,214 0,015 0,108926 6 1.3.3. Produsen menggunakan tekno RL dan DUS 0,185 0,013 0,094165 9 1.3.4. Sosialisasi hemat energi dan DUS 0,12 0,009 0,06108 19 1.3.5. Program hemat energi dan daur ulang 0,109 0,008 0,055481 22 1.3.6. Sertifikasi produk ramah lingkungan 0,091 0,007 0,046319 35 1.3.7. Sosialisasi kelola energi ramah lingkungan 0,073 0,005 0,037157 48
1
TM 0,051 1.4.1. Pertumb. ekonomi dan kelestarian lingk 8% 0,348 0,018 0,177132 1 1.4.2. Pert ekonomi sebabkan bencana 0,237 0,012 0,120633 4 1.4.3. Harga bahan baku naik 0,156 0,008 0,079404 12 1.4.4. Belum perhatikan SDAB 0,097 0,005 0,049373 29 1.4.5. Pelatihan Energi RL 0,108 0,006 0,054972 24 1.4.6. Implementasi ERL-DUS 0,054 0,003 0,027486 64
Grup SWOT
Prioritas Dalam
Grup
Faktor2 SWOT Rasio
Konsistensi Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global
SU 0,089 2.1.1. Prsh mencegah perusakan SDA 4% 0,519 0,046 0,113661 6 2.1.2. Prsh hemat energi 0,11 0,012 0,02409 70 2.1.3. Prsh perbaiki kualitas lingk 0,124 0,013 0,027156 66 2.1.4. Prsh gunakan energi terbarukan 0,066 0,007 0,014454 82 2.1.5. Prsh hemat air 0,086 0,008 0,018834 79 2.1.6. Pemeliharaan mesin berkala 0,095 0,009 0,020805 76
1
WU 0,07 2.2.1. Harga pokok belum tsmk biaya lingk 4% 0,197 0,014 0,043143 39 2.2.2. Prsh belum perbaiki KLingk 0,189 0,013 0,041391 40 2.2.3. Utamakan Laba naik setiap periode 0,22 0,015 0,04818 31 2.2.4. Prsh belum punya IPAL dan cegah emisi 0,229 0,016 0,050151 28 2.2.5. Melakukan polusi udara 0,077 0,005 0,016863 80 2.2.6. Menggunakan air tanah 0,088 0,006 0,019272 77
1
OU 0,036 2.3.1. Prsh sosialisasi EH 4% 0,156 0,006 0,034164 54 2.3.2. Bersertifikat EH 0,153 0,006 0,033507 55 2.3.3. Audit energi 0,211 0,008 0,046209 36 2.3.4. Bahan baku produksi bersertifikasi 0,186 0,007 0,040734 42 2.3.5. Mencegah polusi air 0,125 0,005 0,027375 64 2.3.6. Memenuhi baku mutu lingk 0,169 0,006 0,037011 48
1
TU 0,023 2.4.1. TK tidak bersertikat diklat 3% 0,138 0,003 0,030222 58 2.4.2. Menghasilkan limbah B3 0,17 0,004 0,03723 47 2.4.3. Memiliki Alat Perlindungan Diri TK 0,189 0,004 0,041391 41 2.4.4. Potensi pencemaran tanah 0,108 0,002 0,023652 71 2.4.5. Program CSR belum terlaksana 0,138 0,004 0,030222 59 2.4.6. Kondisi jalan distribusi kurang baik 0,138 0,003 0,030222 60 2.4.7. Belum melaksankan proses ramah lingk 0,119 0,004 0,026061 68
Grup SWOT
Prioritas Dalam
Grup
Faktor2 SWOT Rasio
Konsistensi Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global SP 0,142 3.1.1. Sosialisasi EH 5% 0,132 0,019 0,035904 51 3.1.2. Kebijakan konservasi air 0,196 0,028 0,053312 25 3.1.3. Hemat energi di lingk pemkab 0,18 0,026 0,04896 30 3.1.4. Hemat air di lingk pemkab 0,16 0,023 0,04352 38 3.1.5. Audit hemat air 0,086 0,012 0,023392 72 3.1.6. Kebijakan konservasi hutan 0,192 0,027 0,052224 27 3.1.7. Identifikasi emisi GRK 0,055 0,008 0,01496 81
1
WP 0,072 3.2.1. Kebijakan kendali kebakaran hutan 2% 0,203 0,015 0,055216 23 3.2.2. Reward kpd produsen yg RL 0,085 0,006 0,02312 73 3.2.3. Denda kpd produsen yg rusak lingk 0,177 0,013 0,048144 32 3.2.4. tataruang sejalan SD berkelanjutan 0,228 0,016 0,062016 16 3.2.5. Pernah terjadi wabah 0,044 0,003 0,011968 83 3.2.6. serius kendalikan lingk 0,193 0,014 0,052496 26 3.2.7. memiliki neraca SDA 0,07 0,005 0,01904 78
1
OP 0,032 3.3.1. Sertifikasi produk RL 9% 0,082 0,003 0,022304 75 3.3.2. audit hemat energi 0,098 0,003 0,026656 67 3.3.3. kebijakan kelola kehati 0,228 0,007 0,062016 17 3.3.4. Kelola lahan kritis 0,123 0,004 0,033456 56 3.3.5. Terdapat Gerhan 0,137 0,004 0,037264 45 3.3.6. Program kendali iklim 0,132 0,004 0,035904 52 3.3.7. Perda konservasi SDAL 0,211 0,006 0,057392 21
1
TP 0,027 3.4.1. Indentifikasi bahan perusak ozon 9% 0,321 0,002 0,087312 11 3.4.2. Keterpaduan prog lingk SKPD 0,218 0,006 0,059296 20 3.4.3. Rehab hutan 5 tahun terakhir 0,127 0,003 0,034544 53 3.4.4. Peta rawan bencana 0,135 0,004 0,03672 50 3.4.5. Pertemuan kendali lingk. 0,102 0,003 0,027744 63 3.4.6. Wajib kelola manfaat limbah 0,138 0,004 0,037536 44 3.4.7. Masyarakat taat iuran sampah 0,111 0,003 0,030192 61 3.4.8. Imbauan partisipasi jaga lingk. 0,137 0,004 0,037264 46
Rangking Global Faktor-Faktor Pengembangan Ekonomi Hijau di
Kabupaten Bandung Barat
Faktor2 SWOT Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global 1.4.1. Pertumb. ekonomi dan kelestarian lingkungan 0,348 0,018 0,177132 1 1.1.1. Mendukung energi RL dan DU sampah 0,268 0,066 0,136412 2
1.2.1. Cukup RTH 0,263 0,037 0,133867 3
1.4.2. Pert ekonomi sebabkan bencana 0,237 0,012 0,120633 4
2.1.1. Prsh mencegah perusakan SDA 0,519 0,046 0,113661 5
1.3.2. Keseimbangan ekonomi-lingkungan 0,214 0,015 0,108926 6
1.2.2. Cukup hemat air dan listrik 0,211 0,031 0,107399 7
1.3.1. Menggunakan bahan daur ulang 0,208 0,015 0,105872 8
1.3.3. Produsen menggunakan tekno RL dan DUS 0,185 0,013 0,094165 9
1.1.2. Manfaat Pertumbuhan ekonomi 0,173 0,042 0,088057 10
3.4.1. Indentifikasi bahan perusak ozon 0,321 0,002 0,087312 11
1.4.3. Harga bahan baku naik 0,156 0,008 0,079404 12
1.1.4. Hemat listrik dan air 0,141 0,035 0,071769 13
1.1.3. Mengurangi plastik 0,13 0,032 0,06617 14
1.2.4. Mengurangi sampah di lingkungan sekitar 0,125 0,017 0,063625 15 3.2.4. Tataruang sejalan SD berkelanjutan 0,228 0,016 0,062016 16
3.3.3. Kebijakan kelola kehati 0,228 0,007 0,062016 17
1.2.3. Sampah dikelola cukup baik 0,121 0,017 0,061589 18
1.3.4. Sosialisasi hemat energi dan DUS 0,12 0,009 0,06108 19
3.4.2. Keterpaduan prog lingk SKPD 0,218 0,006 0,059296 20
3.3.7. Perda konservasi SDAL 0,211 0,006 0,057392 21
1.3.5. Program hemat energi dan daur ulang 0,109 0,008 0,055481 22 3.2.1. Kebijakan kendali kebakaran hutan 0,203 0,015 0,055216 23
1.4.5. Pelatihan Energi RL 0,108 0,006 0,054972 24
3.2.6. Serius kendalikan lingk 0,193 0,014 0,052496 26
3.1.6. Kebijakan konservasi hutan 0,192 0,027 0,052224 27
2.2.4. Prsh belum punya IPAL dan cegah emisi 0,229 0,016 0,050151 28
1.4.4. Belum perhatikan SDAB 0,097 0,005 0,049373 29
3.1.3. Hemat energi di lingk pemkab 0,18 0,026 0,04896 30
2.2.3. Utamakan Laba naik setiap periode 0,22 0,015 0,04818 31 3.2.3. Denda kpd produsen yg rusak lingk 0,177 0,013 0,048144 32
1.2.5. Cukup memisahkan jenis sampah 0,094 0,013 0,047846 33
1.1.6. Lingkungan Kab. Bdg. nyaman 0,092 0,023 0,046828 34
1.3.6. Sertifikasi produk ramah lingkungan 0,091 0,007 0,046319 35
2.3.3. Audit energi 0,211 0,008 0,046209 36
1.2.6. Siap membayar utk kelestarian lingkungan 0,09 0,013 0,04581 37
3.1.4. Hemat air di lingk pemkab 0,16 0,023 0,04352 38
2.2.1. Harga pokok belum tsmk biaya lingk 0,197 0,014 0,043143 39
2.2.2. Prsh belum perbaiki KLingk 0,189 0,013 0,041391 40
2.4.3. Memiliki Alat Perlindungan Diri TK 0,189 0,004 0,041391 41 2.3.4. Bahan baku produksi bersertifikasi 0,186 0,007 0,040734 42
1.1.5. Teknologi daur ulang sampah 0,075 0,018 0,038175 43
3.4.6. Wajib kelola manfaat limbah 0,138 0,004 0,037536 44
3.3.5. Melaksanakan program Gerhan 0,137 0,004 0,037264 45
3.4.8. Imbauan partisipasi jaga lingk. 0,137 0,004 0,037264 46
2.4.2. Menghasilkan limbah B3 0,17 0,004 0,03723 47
1.3.7. Sosialisasi kelola energi ramah lingkungan 0,073 0,005 0,037157 48
2.3.6. Memenuhi baku mutu lingk 0,169 0,006 0,037011 49
3.4.4. Peta rawan bencana 0,135 0,004 0,03672 50
3.1.1. Sosialisasi EH 0,132 0,019 0,035904 51
3.3.6. Program kendali iklim 0,132 0,004 0,035904 52
3.4.3. Rehab hutan 5 tahun terakhir 0,127 0,003 0,034544 53
2.3.1. Perusahaan perlu sosialisasi EH 0,156 0,006 0,034164 54