• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERENCANAAN GREEN ECONOMY DI KABUPATEN BANDUNG. TIM Penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PERENCANAAN GREEN ECONOMY DI KABUPATEN BANDUNG. TIM Penyusun"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERENCANAAN

GREEN ECONOMY DI

KABUPATEN BANDUNG

(2)

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang

cukup tinggi

Eksploitasi sumber daya alam

secara kurang bijaksana

Degradasi Lingkungan

UU No. 32 Tahun 2009

mengenai Perlindungan

Lingkungan dan Pengelolaan

lingkungan yang aman tanpa

mengorbankan pertumbuhan

perekonomian

(3)

Kabupaten Bandung merupakan daerah

yang terletak di Jawa Barat. Sebagian

besar wilayah Kabupaten Bandung

adalah pegunungan dengan luas wilayah

sebesar 1.762,4 km². Ibukota Kabupaten

Bandung adalah Soreang. Batas wilayah

sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Bandung Barat, Kota

Bandung, Kota Cimahi, dan Kbupaten

Sumedang. Sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Garut. Sebelah

Selatan berbatasan dengan Kabupaten

Garut dan Kabupaten Cianjur. Sebelah

Barat berbatasan dengan Kabupaten

Cianjur.

(4)

Pertumbuhan PDRB

Kabupaten Bandung

No. Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Hk Hk Hk Hk Hk % % % % % 1 Pertanian 5,40 6,66 5,38 5,86 4,93

2 Pertambangan & Penggalian 5,43 4,87 3,00 -1,75 -4,23

3 Industri Pengolahan 3,38 5,23 5,19 5,40 5,03

4 Listrik, Gas & Air Bersih 4,04 5,32 8,21 12,53 8,19

5 Kontruksi 4,73 7,17 8,10 5,04 8,97

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,23 8,21 7,88 8,67 9,10 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,09 5,78 7,62 7,90 6,44 8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 3,41 5,26 7,15 8,28 3,87

9 Jasa-Jasa 4,77 5,60 6,99 5,05 9,28

PDRB 4,35 5,87 5,94 6,15 5,96

Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar

Harga Konstan (Hk) 2000 Tahun 2009-2013

Kabupaten Bandung

(5)

Degradasi Lingkungan

Kabupaten Bandung

Permukaan air tanah semakin dalam

Pencemaran Sungai termasuk kategori

sangat tercemar dan tercemar berat

Lahan Kritis

Tingkat Erosi berkisar mulai dari sedang

(6)

Zona Konservasi air tanah

Kabupaten Bandung

(7)

Peta Tingkat Pencemaran

Sungai Citarum

(8)

Lahan Kritis Kabupaten

Bandung

(9)

Zona Konservasi Bencana

Kabupaten Bandung

(10)

IDENTIFIKASI DAN

PERUMUSAN MASALAH

Sejauh mana konsep ekonomi hijau

dapat diterapkan untuk pembangunan

berkelanjutan di Kabupaten Bandung?

Bagaimana peran Pemerintah Daerah

Kabupaten Bandung dalam memotivasi

masyarakat dan dunia usaha untuk

pengembangan Ekonomi Hijau (Green

Economy) di Kabupaten Bandung?

Bagaimana menyusun rencana strategis

Ekonomi Hijau (Green Economy) di

Kabupaten Bandung?.

(11)

Maksud dan tujuan

Maksud : Menyusun rencana Green

Economy/ Ekonomi Hijau di Kabupaten

Bandung.

Tujuan : Meningkatkan peran Pemerintah

Daerah Kabupaten Bandung dalam

memotivasi dunia usaha dan masyarakat

berinvestasi dalam memproduksi green

(12)

Sasaran

Teridentifikasinya struktur ekonomi dan pola

konsumsi serta produksi di Kabupaten

Bandung yang berbasis lingkungan

Teridentifikasinya kegiatan-kegiatan yang

menunjang terhadap pengembangan

ekonomi hijau

Teridentifikasinya tantangan dalam

pengembangan ekonomi hijau

Terumuskannya strategi untuk

pengembangan ekonomi hijau di Kabupaten

Bandung

(13)

Tiga Pilar Kelestarian bumi

Pembangunan

berkelanjutan

(sustainability

development)

dibentuk dari

keseimbangan

antara ekosistem,

sosial dan ekonomi

(14)

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI

Fokus issue:

1.

Intergenerational equity,

2.

Irreversibility of

environmental change,

3.

Uncertainty of long-term

outcomes,

4.

Sustainable

development

(15)

Perbedaan PDRB Coklat dan PDRB Hijau

•agregat makroekonomi konvensional

untuk mengukur kinerja

makroekonomi dari suatu kegiatan

ekonomi pada wilayah regional

(provinsi, kabupaten/kota)

PDRB

Coklat

•PDRB Hijau adalah agregat makroekonomi

suatu wilayah regional (provinsi, kab/kota)

yang pengukurannya telah disesuaikan

berdasarkan kerangka akuntansi hijau,

atau, PDRB konvensional dikurangi semua

bentuk depresiasi modal (buatan

manusia, alam dan modal manusia)

(16)

Skema Alur Ekonomi Coklat Dan

Ekonomi Hijau

(17)

Kerangka Green Economy

(18)

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor sumber daya wilayah

Faktor sumber daya manusia

Faktor kedudukan geografis

Faktor perkembangan

penduduk dan demografi

Faktor peningkatan kebutuhan

Faktor pembangunan sektoral

dan daerah

Faktor kesenjangan

Faktor era globalisasi

Faktor perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

Faktor persepsi masyarakat

internasional

(19)

Metodologi

Metodologi atau langkah-langkah dalam

penyusunan PDRB-Hijau dimulai dengan

penghitungan PDRB Konvensional atau PDRB

Coklat menurut sektor usaha, kemudian diikuti

dengan penghitungan nilai deplesi sumber daya

alam.

Nilai deplesi sumber daya alam dihitung untuk

setiap sektor kegiatan ekonomi kemudian

dikurangkan dari nilai tambah sektor-sektor

kegiatan ekonomi sesuai dengan penggunaan

sumber daya alam yang bersangkutan, dan

diperolehlah nilai PDRB Semi Hijau.

(20)

Perhitungan Nilai Deplesi Sumber Daya

Alam

Identifikasi SDA yang Terdeplesi

Kuantifikasi Volume SDA Terdeplesi

Valuasi Ekonomi SDA yang Terdeplesi

(21)

Perhitungan Nilai Degradasi

Lingkungan

Identifikasi Lingkungan Yang Terdegradasi

Kuantifikasi Fisik Degradasi Lingkungan

Valuai Ekonomi Terhadap Degradasi

(22)

Identifikasi dan Analisis

Beberapa kelompok analisis yang dilakukan:

1.

Mengkuantifikasi macam dan tingkat deplesi

sumber daya alam dan degradasi lingkungan

untuk setiap sektor/sub-sektor kegiatan ekonomi,

sehingga struktur ekonomi hijau bisa diukur, serta

pola konsumsi dan pola produksinya bisa

tergambarkan.

2.

Menganalisis kelemahan, kekuatan, peluang

dan ancaman pengembangan dan penerapan

sistem ekonomi hijau di Kabupaten Bandung.

3.

Merumuskan strategi pengembangan dan

(23)

Perumusan Strategi

Pada tahapan ini, hasil identifikasi tentang

kelemahan,

kekuatan,

ancaman

dan

peluang

dalam

pengembangan

dan

penerapan ekonomi hijau, maka dianalisis

dengan metode SWOT-AHP Hibrid, sehingga

akan terumuskan strategi pengembangan

ekonomi hijau untuk daerah Kabupaten

Bandung.

(24)

OUTPUT

Strategi

Pengembangan

Ekonomi Hijau

Kabupaten

Bandung

Road Map

Pengembangan

Ekonomi Hijau

Kabupaten

Bandung

Rencana Aksi

Pengembangan

Ekonomi Hijau

Kabupaten

Bandung

(25)

PDRB COKLAT (JUTA Rp)

NO SEKTOR 2,008.00 2,009.00 2,010.00 2,011.00 2,012.00

1 PERTANIAN 2728755.88 3073205.18 3471661.92 3978936.25 4518784.00

2 PERTAMBANGAN 468303.80 526035.13 580783.81 642359.10 686014.49

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 23275745.49 24721851.70 27471535.02 30116379.01 32915231.13

4 LISTRIK, GAS dan AIR

BERSIH 642658.74 674520.69 741188.33 824630.98 954918.90 5 BANGUNAN 648394.06 696720.83 764990.68 852508.61 947236.94 6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 6005197.92 6780385.10 7796200.55 8920233.69 10436027.24 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1783920.51 1795161.77 1933148.22 2159485.64 2374097.92 8 KEUANGAN, PERSEWAAN 792877.54 820502.95 898354.49 990504.14 1123606.62 9 JASA 1936315.52 2173715.40 2434375.72 2806725.22 3115489.15 PDRB Coklat 38,282,169.46 41,262,098.75 46,092,238.74 51,291,762.64 57,071,406.39

(26)

PDRB HIJAU (Rp)

NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 2,715,219,355,352.00 3,060,895,472,023.00 3,447,776,507,741.00 3,954,516,595,266.00 4,492,218,352,672.00 2 PERTAMBANGAN 468,107,610,000.00 525,781,479,500.00 580,123,607,500.00 641,685,720,250.00 685,220,831,500.00 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 23,275,023,271,750.00 24,721,253,184,525.00 27,470,421,836,500.00 30,114,422,775,250.00 32,912,276,785,300.00

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 637,802,995,200.00 666,423,756,000.00 731,739,145,475.00 813,900,588,825.00 946,541,409,500.00 5 BANGUNAN 638,425,925,895.00 682,529,133,970.00 745,447,152,465.00 828,820,900,872.00 918,605,505,549.00 6

PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 6,004,140,853,500.00 6,780,009,766,550.00 7,793,875,823,225.00 8,913,818,461,577.50 10,425,521,509,930.00 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI 1,778,304,375,625.00 1,789,480,784,955.00 1,927,175,133,950.00 2,149,934,093,683.00 2,360,967,913,416.00 8 KEUANGAN, PERSEWAAN 791,429,258,304.00 819,765,150,750.00 896,608,885,900.00 988,606,063,450.00 1,121,556,071,000.00 9 JASA 1,927,890,097,051.00 2,164,809,079,550.00 2,425,015,445,276.00 2,796,614,124,909.00 3,099,110,889,681.00 PDRB Hijau 38,236,343,742,677.00 41,210,947,807,823.00 46,018,183,538,032.00 51,202,319,324,082.50 56,962,019,268,548.00

(27)

Kurva Perbandingan PDRB Coklat dan Hijau

Sumber : Data diolah

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

2.008,00 2.009,00 2.010,00 2.011,00

PDRB Kabupaten bandung

PDRB Coklat

PDRB Hijau

(28)

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan PDRB (%)

Coklat

Hijau

7.784118121

7.779520148

10.47929136

11.66494824

11.28069289

11.26540725

11.26817144

11.24890439

(29)

STRUKTUR EKONOMI COKLAT

Struktur Ekonomi (%) Coklat NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 7.128007421 7.448009852 7.531988063 7.757456646 7.917772289 2 PERTAMBANGAN 1.22329483 1.274862758 1.260046867 1.252363083 1.20202836 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 60.80048706 59.91418868 59.60121654 58.71581997 57.67376908

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH

1.678741694 1.634722204 1.608054523 1.607725954 1.673200225

5 BANGUNAN 1.693723394 1.688524944 1.659695213 1.66207704 1.659739964 6 PERDAGANGAN, HOTEL dan

RESTORAN 15.68667086 16.43247752 16.91434559 17.39116231 18.28591216 7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI

4.659925326 4.350631268 4.194086191 4.210199706 4.159872816

8 KEUANGAN, PERSEWAAN

2.071140563 1.988514823 1.949036355 1.931117374 1.968773316

(30)

STRUKTUR EKONOMI HIJAU

Hijau NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 7.101147991 7.427384311 7.492204695 7.723315364 7.886339723 2 PERTAMBANGAN 1.224247834 1.275829622 1.260639953 1.253235652 1.202943365 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 60.87146676 59.98710173 59.69471136 58.81456772 57.77933649

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH

1.66805435 1.617103686 1.590108712 1.589577581 1.661706206

5 BANGUNAN 1.669683509 1.656184025 1.619896952 1.618717495 1.61266317

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN

15.70270655 16.45196271 16.9365134 17.40901307 18.30258415

7 ANGKUTAN dan KOMUNIKASI

4.650822232 4.342246127 4.187855725 4.19889982 4.144810777

8 KEUANGAN, PERSEWAAN

2.069835086 1.989192664 1.948379569 1.930783755 1.9689542

(31)

DEPLESI

NO Sektor Deplesi 2008 2009 2010 2011 2012 1 PERTANIAN 11,371,954,145 10,517,696,627 21,462,742,589 22,041,360,064 22,619,977,539 2 TAMBANG 70,550,000 24,187,500 292,040,000 305,217,250 318,394,500 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 344,499,250 405,553,000 874,964,500 1,718,015,750 2,561,067,000 4 LISTRIK AIR GAS 911,242,000 826,040,500 758,766,000 2,039,972,650 3,321,179,300 5

BANGUNAN 9,480,261,455 13,716,797,280 18,974,251,335 23,118,432,928 27,262,614,521

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTAURANT 1,057,066,500 375,333,450 2,324,726,775 6,415,228,423 10,505,730,070 7

ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,616,134,375 5,680,985,045 5,973,086,050 9,551,546,317 13,130,006,584 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1,448,281,696 737,799,250 1,745,604,100 1,898,076,550 2,050,549,000 9

(32)

DEGRADASI

NO SEKTOR

DEGRADASI

2008 2009 2010 2011 2012

1 PERTANIAN 2,164,570,503 1,792,011,350 2,422,669,670 2,378,294,670 3,945,669,789

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 125,640,000 229,463,000 368,162,500 368,162,500 475,264,000

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 377,719,000 192,962,475 238,219,000 238,219,000 393,277,700

4 LISTRIK, GAS, AIR BERSIH 3,944,502,800 7,270,893,500 8,690,418,525 8,690,418,525 5,056,311,200

5 Air Bersih 194,388,000 100,068,500 89,866,950 89,866,950 100,000,000

5 BANGUNAN 487,872,650 474,898,750 569,276,200 569,276,200 1,368,819,930

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTAURANT

7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

(33)

Tabel output SWOT-AHP

yuli-gun ok.xlsx

(34)

Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau Kab

Bandung

Grup SWOT Prioritas Dalam Grup

Faktor2 SWOT KonsistensiRasio

Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global

SM 0,246 1.1.1. Mendukung energi RL dan DU sampah 9% 0,268 0,066 0,136412 2 1.1.2. Manfaat Pert ekonomi 0,173 0,042 0,088057 9 1.1.3. Mengurangi plastik 0,13 0,032 0,06617 13 1.1.4. Hemat listrik dan air 0,141 0,035 0,071769 12 1.1.5. Teknologi daur ulang sampah 0,075 0,018 0,038175 42 1.1.6. Lingkungan Kab. Bdg. nyaman 0,092 0,023 0,046828 33 1.1.7. Akses info mudah 0,065 0,016 0,033085 56 1.1.8. Transmisi energi rendah karbon 0,056 0,014 0,028504 61

1

WM 0,14 1.2.1. Cukup RTH 8% 0,263 0,037 0,133867 3 1.2.2. Cukup hemat air dan listrik 0,211 0,031 0,107399 6 1.2.3. Sampah dikelola cukup baik 0,121 0,017 0,061589 17 1.2.4. Mengurangi sampah di lingkungan sekitar 0,125 0,017 0,063625 14 1.2.5. Cukup memisahkan jenis sampah 0,094 0,013 0,047846 32 1.2.6. Siap membayar utk kelestarian lingkungan 0,09 0,013 0,04581 36 1.2.7. Belum membandingkan SDA berkelanjutan 0,051 0,007 0,025959 68 1.2.8. Pernah mengganti energi ramah lingkungan 0,045 0,006 0,022905 73

1

OM 0,072 1.3.1. Menggunakan bahan daur ulang 8% 0,208 0,015 0,105872 8 1.3.2. Keseimbangan ekonomi-lingkungan 0,214 0,015 0,108926 6 1.3.3. Produsen menggunakan tekno RL dan DUS 0,185 0,013 0,094165 9 1.3.4. Sosialisasi hemat energi dan DUS 0,12 0,009 0,06108 19 1.3.5. Program hemat energi dan daur ulang 0,109 0,008 0,055481 22 1.3.6. Sertifikasi produk ramah lingkungan 0,091 0,007 0,046319 35 1.3.7. Sosialisasi kelola energi ramah lingkungan 0,073 0,005 0,037157 48

1

TM 0,051 1.4.1. Pertumb. ekonomi dan kelestarian lingk 8% 0,348 0,018 0,177132 1 1.4.2. Pert ekonomi sebabkan bencana 0,237 0,012 0,120633 4 1.4.3. Harga bahan baku naik 0,156 0,008 0,079404 12 1.4.4. Belum perhatikan SDAB 0,097 0,005 0,049373 29 1.4.5. Pelatihan Energi RL 0,108 0,006 0,054972 24 1.4.6. Implementasi ERL-DUS 0,054 0,003 0,027486 64

(35)

Grup SWOT

Prioritas Dalam

Grup

Faktor2 SWOT Rasio

Konsistensi Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global

SU 0,089 2.1.1. Prsh mencegah perusakan SDA 4% 0,519 0,046 0,113661 6 2.1.2. Prsh hemat energi 0,11 0,012 0,02409 70 2.1.3. Prsh perbaiki kualitas lingk 0,124 0,013 0,027156 66 2.1.4. Prsh gunakan energi terbarukan 0,066 0,007 0,014454 82 2.1.5. Prsh hemat air 0,086 0,008 0,018834 79 2.1.6. Pemeliharaan mesin berkala 0,095 0,009 0,020805 76

1

WU 0,07 2.2.1. Harga pokok belum tsmk biaya lingk 4% 0,197 0,014 0,043143 39 2.2.2. Prsh belum perbaiki KLingk 0,189 0,013 0,041391 40 2.2.3. Utamakan Laba naik setiap periode 0,22 0,015 0,04818 31 2.2.4. Prsh belum punya IPAL dan cegah emisi 0,229 0,016 0,050151 28 2.2.5. Melakukan polusi udara 0,077 0,005 0,016863 80 2.2.6. Menggunakan air tanah 0,088 0,006 0,019272 77

1

OU 0,036 2.3.1. Prsh sosialisasi EH 4% 0,156 0,006 0,034164 54 2.3.2. Bersertifikat EH 0,153 0,006 0,033507 55 2.3.3. Audit energi 0,211 0,008 0,046209 36 2.3.4. Bahan baku produksi bersertifikasi 0,186 0,007 0,040734 42 2.3.5. Mencegah polusi air 0,125 0,005 0,027375 64 2.3.6. Memenuhi baku mutu lingk 0,169 0,006 0,037011 48

1

TU 0,023 2.4.1. TK tidak bersertikat diklat 3% 0,138 0,003 0,030222 58 2.4.2. Menghasilkan limbah B3 0,17 0,004 0,03723 47 2.4.3. Memiliki Alat Perlindungan Diri TK 0,189 0,004 0,041391 41 2.4.4. Potensi pencemaran tanah 0,108 0,002 0,023652 71 2.4.5. Program CSR belum terlaksana 0,138 0,004 0,030222 59 2.4.6. Kondisi jalan distribusi kurang baik 0,138 0,003 0,030222 60 2.4.7. Belum melaksankan proses ramah lingk 0,119 0,004 0,026061 68

(36)

Grup SWOT

Prioritas Dalam

Grup

Faktor2 SWOT Rasio

Konsistensi Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global SP 0,142 3.1.1. Sosialisasi EH 5% 0,132 0,019 0,035904 51 3.1.2. Kebijakan konservasi air 0,196 0,028 0,053312 25 3.1.3. Hemat energi di lingk pemkab 0,18 0,026 0,04896 30 3.1.4. Hemat air di lingk pemkab 0,16 0,023 0,04352 38 3.1.5. Audit hemat air 0,086 0,012 0,023392 72 3.1.6. Kebijakan konservasi hutan 0,192 0,027 0,052224 27 3.1.7. Identifikasi emisi GRK 0,055 0,008 0,01496 81

1

WP 0,072 3.2.1. Kebijakan kendali kebakaran hutan 2% 0,203 0,015 0,055216 23 3.2.2. Reward kpd produsen yg RL 0,085 0,006 0,02312 73 3.2.3. Denda kpd produsen yg rusak lingk 0,177 0,013 0,048144 32 3.2.4. tataruang sejalan SD berkelanjutan 0,228 0,016 0,062016 16 3.2.5. Pernah terjadi wabah 0,044 0,003 0,011968 83 3.2.6. serius kendalikan lingk 0,193 0,014 0,052496 26 3.2.7. memiliki neraca SDA 0,07 0,005 0,01904 78

1

OP 0,032 3.3.1. Sertifikasi produk RL 9% 0,082 0,003 0,022304 75 3.3.2. audit hemat energi 0,098 0,003 0,026656 67 3.3.3. kebijakan kelola kehati 0,228 0,007 0,062016 17 3.3.4. Kelola lahan kritis 0,123 0,004 0,033456 56 3.3.5. Terdapat Gerhan 0,137 0,004 0,037264 45 3.3.6. Program kendali iklim 0,132 0,004 0,035904 52 3.3.7. Perda konservasi SDAL 0,211 0,006 0,057392 21

1

TP 0,027 3.4.1. Indentifikasi bahan perusak ozon 9% 0,321 0,002 0,087312 11 3.4.2. Keterpaduan prog lingk SKPD 0,218 0,006 0,059296 20 3.4.3. Rehab hutan 5 tahun terakhir 0,127 0,003 0,034544 53 3.4.4. Peta rawan bencana 0,135 0,004 0,03672 50 3.4.5. Pertemuan kendali lingk. 0,102 0,003 0,027744 63 3.4.6. Wajib kelola manfaat limbah 0,138 0,004 0,037536 44 3.4.7. Masyarakat taat iuran sampah 0,111 0,003 0,030192 61 3.4.8. Imbauan partisipasi jaga lingk. 0,137 0,004 0,037264 46

(37)

Rangking Global Faktor-Faktor Pengembangan Ekonomi Hijau di

Kabupaten Bandung Barat

Faktor2 SWOT Prioritas Faktor Dalam Grup Perioritas Faktor Global Bobot Global Rangking Global 1.4.1. Pertumb. ekonomi dan kelestarian lingkungan 0,348 0,018 0,177132 1 1.1.1. Mendukung energi RL dan DU sampah 0,268 0,066 0,136412 2

1.2.1. Cukup RTH 0,263 0,037 0,133867 3

1.4.2. Pert ekonomi sebabkan bencana 0,237 0,012 0,120633 4

2.1.1. Prsh mencegah perusakan SDA 0,519 0,046 0,113661 5

1.3.2. Keseimbangan ekonomi-lingkungan 0,214 0,015 0,108926 6

1.2.2. Cukup hemat air dan listrik 0,211 0,031 0,107399 7

1.3.1. Menggunakan bahan daur ulang 0,208 0,015 0,105872 8

1.3.3. Produsen menggunakan tekno RL dan DUS 0,185 0,013 0,094165 9

1.1.2. Manfaat Pertumbuhan ekonomi 0,173 0,042 0,088057 10

3.4.1. Indentifikasi bahan perusak ozon 0,321 0,002 0,087312 11

1.4.3. Harga bahan baku naik 0,156 0,008 0,079404 12

1.1.4. Hemat listrik dan air 0,141 0,035 0,071769 13

1.1.3. Mengurangi plastik 0,13 0,032 0,06617 14

1.2.4. Mengurangi sampah di lingkungan sekitar 0,125 0,017 0,063625 15 3.2.4. Tataruang sejalan SD berkelanjutan 0,228 0,016 0,062016 16

3.3.3. Kebijakan kelola kehati 0,228 0,007 0,062016 17

1.2.3. Sampah dikelola cukup baik 0,121 0,017 0,061589 18

1.3.4. Sosialisasi hemat energi dan DUS 0,12 0,009 0,06108 19

3.4.2. Keterpaduan prog lingk SKPD 0,218 0,006 0,059296 20

3.3.7. Perda konservasi SDAL 0,211 0,006 0,057392 21

1.3.5. Program hemat energi dan daur ulang 0,109 0,008 0,055481 22 3.2.1. Kebijakan kendali kebakaran hutan 0,203 0,015 0,055216 23

1.4.5. Pelatihan Energi RL 0,108 0,006 0,054972 24

(38)

3.2.6. Serius kendalikan lingk 0,193 0,014 0,052496 26

3.1.6. Kebijakan konservasi hutan 0,192 0,027 0,052224 27

2.2.4. Prsh belum punya IPAL dan cegah emisi 0,229 0,016 0,050151 28

1.4.4. Belum perhatikan SDAB 0,097 0,005 0,049373 29

3.1.3. Hemat energi di lingk pemkab 0,18 0,026 0,04896 30

2.2.3. Utamakan Laba naik setiap periode 0,22 0,015 0,04818 31 3.2.3. Denda kpd produsen yg rusak lingk 0,177 0,013 0,048144 32

1.2.5. Cukup memisahkan jenis sampah 0,094 0,013 0,047846 33

1.1.6. Lingkungan Kab. Bdg. nyaman 0,092 0,023 0,046828 34

1.3.6. Sertifikasi produk ramah lingkungan 0,091 0,007 0,046319 35

2.3.3. Audit energi 0,211 0,008 0,046209 36

1.2.6. Siap membayar utk kelestarian lingkungan 0,09 0,013 0,04581 37

3.1.4. Hemat air di lingk pemkab 0,16 0,023 0,04352 38

2.2.1. Harga pokok belum tsmk biaya lingk 0,197 0,014 0,043143 39

2.2.2. Prsh belum perbaiki KLingk 0,189 0,013 0,041391 40

2.4.3. Memiliki Alat Perlindungan Diri TK 0,189 0,004 0,041391 41 2.3.4. Bahan baku produksi bersertifikasi 0,186 0,007 0,040734 42

1.1.5. Teknologi daur ulang sampah 0,075 0,018 0,038175 43

3.4.6. Wajib kelola manfaat limbah 0,138 0,004 0,037536 44

3.3.5. Melaksanakan program Gerhan 0,137 0,004 0,037264 45

3.4.8. Imbauan partisipasi jaga lingk. 0,137 0,004 0,037264 46

2.4.2. Menghasilkan limbah B3 0,17 0,004 0,03723 47

1.3.7. Sosialisasi kelola energi ramah lingkungan 0,073 0,005 0,037157 48

2.3.6. Memenuhi baku mutu lingk 0,169 0,006 0,037011 49

3.4.4. Peta rawan bencana 0,135 0,004 0,03672 50

3.1.1. Sosialisasi EH 0,132 0,019 0,035904 51

3.3.6. Program kendali iklim 0,132 0,004 0,035904 52

3.4.3. Rehab hutan 5 tahun terakhir 0,127 0,003 0,034544 53

2.3.1. Perusahaan perlu sosialisasi EH 0,156 0,006 0,034164 54

(39)

3.3.4. Kelola lahan kritis

0,123

0,004

0,033456

56

1.1.7. Akses info mudah

0,065

0,016

0,033085

57

2.4.1. TK tidak bersertikat diklat

0,138

0,003

0,030222

58

2.4.5. Program CSR belum terlaksana

0,138

0,004

0,030222

59

2.4.6. Kondisi jalan distribusi kurang baik

0,138

0,003

0,030222

60

3.4.7. Masyarakat taat iuran sampah

0,111

0,003

0,030192

61

1.1.8. Transmisi energi rendah karbon

0,056

0,014

0,028504

62

3.4.5. Pertemuan kendali lingk.

0,102

0,003

0,027744

63

1.4.6. Implementasi ERL-DUS

0,054

0,003

0,027486

64

2.3.5. Mencegah polusi air

0,125

0,005

0,027375

65

2.1.3. Prsh perbaiki kualitas lingk

0,124

0,013

0,027156

66

3.3.2. audit hemat energi

0,098

0,003

0,026656

67

2.4.7. Belum melaksankan proses ramah lingk

0,119

0,004

0,026061

68

1.2.7. Belum membandingkan SDA berkelanjutan

0,051

0,007

0,025959

69

2.1.2. Prsh hemat energi

0,11

0,012

0,02409

70

2.4.4. Potensi pencemaran tanah

0,108

0,002

0,023652

71

3.1.5. Audit hemat air

0,086

0,012

0,023392

72

3.2.2. Reward kpd produsen yg RL

0,085

0,006

0,02312

73

1.2.8. Pernah mengganti energi ramah lingkungan

0,045

0,006

0,022905

74

3.3.1. Sertifikasi produk RL

0,082

0,003

0,022304

75

2.1.6. Pemeliharaan mesin berkala

0,095

0,009

0,020805

76

2.2.6. Menggunakan air tanah

0,088

0,006

0,019272

77

3.2.7. memiliki neraca SDA

0,07

0,005

0,01904

78

2.1.5. Prsh hemat air

0,086

0,008

0,018834

79

2.2.5. Melakukan polusi udara

0,077

0,005

0,016863

80

3.1.7. Identifikasi emisi GRK

0,055

0,008

0,01496

81

2.1.4. Prsh gunakan energi terbarukan

0,066

0,007

0,014454

82

(40)

End

Click to add title in here

Click to add title in here

Click to add title in here

Click to add title in here

4

1

2

3

TERIMA KASIH

Randy Maulana

Referensi

Dokumen terkait

Potensi jamur merang sangat tinggi di wilayah Kalimantan Timur, mengingat banyaknya pabrik kelapa sawit yang mengolah tandan buah sawit menjadi CPO. Sehingga limbah dari

Bangunan benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun pada tahun 1765 – 1788. Benteng yang semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di poros

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan menganalisis efektivitas biaya terapi pasien pneumonia yang di rawat inap antara beberapa

tugas yang telah diberikan oleh guru. Analisis Peran kepala sekolah danGuru Dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar

Kondisi lingkungan yang berada di lahan pertanian Dusun Pule cukup memprihatinkan karena prilaku masyarakat sendiri yang awalnya tidak menggunakan obat kimia

Jadi tidak Sains Islam dan Konsep Kurikulum 2013 dalam Buku dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan Pegangan Guru IPA SMP/MTs dengan berbasis pada kompetensi

Kebanyakan partisipan yang sakit diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetikum mengalami stress akibat kondisi yang semakin memburuk dan terjadinya perubahan fisik,

Pada tahap ini dilakukan pembangunan antarmuka yang telah dirancang pada tahap sebelumnya, kemudian sistem dikembangkan dengan menambahkan sistem pencarian tempat,