• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap pekerjaan ini. Bandung, 3 Oktober 2011 PT Satria Bumistrata Service

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap pekerjaan ini. Bandung, 3 Oktober 2011 PT Satria Bumistrata Service"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Pekerjaan SID Ground Sill Sungai Ciroyom Kabupaten Garut didasarkan pada kontrak kerja antara Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung dengan

PT. Satria Bumistrata Serevice dengan Nomor Kontrak : KU.08.08/11/At-1/03/02-12/2011 Tanggal 10 Mei 2011.

Pelaksanaan Pekerjaan ini dimaksudkan untuk merencanakan pembuatan sebuah Ground Sill untuk melindungi sarana dan fasilitas umum serta bangunan-bangunan infrastruktur lainnya. Sebagai salah satu laporan yang harus disampaikan kepada Pihak Direksi pekerjaan adalah penyusunan Laporan Ringkas (Executive Summary)

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap pekerjaan ini.

Bandung, 3 Oktober 2011 PT Satria Bumistrata Service

Ir. Kiagus Moch. Ali Sp.1 Team Leader

(2)

(Executive Summary)

1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sungai Ciroyom yang berhulu di Gunung Guntur, terletak di Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, adalah salah satu anak Sungai Cimanuk yang berada di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung. Sungai Ciroyom pada saat ini kondisi morfologi sungainya sangat memprihatinkan, penyebab utamanya adalah terjadinya bencana longsor pada gugusan blok Jamuju dari Gunung Guntur pada bulan Februari tahun 2010. Akibat dari bencana alam longsor tersebut material-material longsoran dari gugusan Blok Jamuju Gunung Guntur memenuhi alur sungai berupa batu gunung yang berukuran besar (boulder), kerakal, kerikil sampai pasir kasar dan pasir halus. Bencana longsor tersebut menghancurkan sekitar 43 Ha lahan penduduk yang terdiri dari lahan pertanian dan perumahan penduduk. Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya

pengambilan material oleh masyarakat yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah

kelestarian lingkungan.

Pada saat ini kondisi Sungai Ciroyom semakin memprihatinkan. Tingginya tingkat degradasi sungai tersebut akan menyebabkan terancamnya fasilitas infrastruktur serta pemukiman penduduk yang berada dikawasan hilir sungai, diantaranya jembatan yang berada pada ruas jalan yang melintasi sungai Ciroyom di Desa Tanjungkarya, serta Bendung Ciroyom yang berada di lhilirnya.

Pengambilan material serta pasir di sepanjang alur sungai Ciroyom apabila tidak dikendalikan akan menyebabkan semakin cepatnya laju degradasi sungai tersebut. Upaya pencegahan berupa pembatasan pengambilan pasir melalui peraturan daerah ternyata tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mencegah agar kerusakan prasarana yang ada tidak semakin parah, maka diperlukan bangunan pengatur sungai yang dapat menahan tergerusnya sedimen baik berupa pasir maupun

(3)

batu-batuan agar tidak terbawa terus ke hilir. Ground Sill merupakan salah satu bangunan yang tepat untuk perlindungan tersebut.

Untuk membangun prasarana tersebut, diperlukan desain yang sesuai dengan

karakteristik sungai. Untuk itu diperlukan kegiatan SID Ground Sill di sungai Ciroyom Kabupaten Garut.

1.2. NAMA PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : SID Ground Sill Sungai Ciroyom Kabupaten Garut.

1.3. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Rencana Ground Sill di Sungai Ciroyom Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah merencanakan pembuatan sebuah Ground Sill sampai dengan perkiraan biaya proyek, gambar perencanaan dan spesifikasi teknis serta tender dokumen.

1.5. SASARAN

Sasaran pekerjaan ini adalah tersedianya perencanaan Ground Sill untuk melindungi sarana dan fasilitas umum serta bangunan-bangunan infrastruktur lainnya, yang dilintasi sungai Ciroyom yang berada di Kabupaten Garut, dari pengaruh degradasi sungai.

2. GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

2.1. Kondisi Daerah Studi

2.1.1. Lokasi Pekerjaan

Lokasi kegiatan berada sungai Ciroyom di Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Desa Tanjungkarya Kecamatan Samarang merupakan salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Samarang, terletak ± 5 km kearah barat dari pusat pemerintahan kecamatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

(Sumber: RPJPM Desa Tanjungkarya Kecamatan Samarang, tahun 2010)

1. Sebelah Utara berbatasan dengan hutan dan kehutanan Kabupaten Bandung.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Samarang dan Desa Panji Wangi

Kecamatan Tarogong Kaler.

(4)

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukakarya

Dalam perkembangannya Desa Tanjungkarya Kecamatan Samarang tumbuh dan mengalami perubahan yang cukup signifikan, hal ini banyak dipengaruhi oleh letak

geografis desa yang cukup strategis berdasarkan berbatasan dengan kecamatan

Tarogong Kaler dan Kabupaten Bandung.

2.1.2. Kondisi Sungai Ciroyom

Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung adalah Wilayah Sungai lintas provinsi yang berada di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Provinsi Jawa Barat meliputi Kabupaten-Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Sumedang dan Garut sedang di Provinsi Jawa Tengah meliputi Kabupaten Brebes. Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung terdiri dari DAS Cimanuk (luas DAS 3.600 km2),Sungai Cimanuk berhulu di kaki Gunung Papandayan di daerah Kabupaten Garut pada ketinggian +1.200 meter di atas permukaan laut, mengalir ke arah utara sepanjang 180 km dan bermuara di Laut Jawa di daerah Kabupaten Indramayu.

Sungai Ciroyom di Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat, merupakan anak Sungai Cimanuk didaerah hulu.

Peta WS Cimanuk-Cisanggarung sebagai berikut:

Sumber: BBWS Cimanuk Cisanggarung

(5)

Gambar 2: Peta Lokasi Sungai Ciroyom Desa Tanjung Karya, Kec. Samarang, Kab. Garut

2.2. Permasalahan Dan Usulan Penanganan Masalah

2.2.1. Permasalahan

Permasalahan utama dari Sungai Ciroyom adalah telah tertutupnya alur sungai oleh material-material berupa boulder-boulder, kerakal dan kerikil serta pasir, sehingga alur sungai didaerah tengah agak ke hilir sudah tidak terlihat lagi alur sungainya, sedangkan didaerah tengah agak ke hulu material sudah menutupi sebagian badan sungai, di daerah ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil material pasirnya, sehingga mempengaruhi dan memperparah kondisi morfologi sungai, dibeberapa tempat didapat semacam check dam yang dibuat oleh masyarakat yang berupa tumpukan-tumpukan batu untuk menampung sedimen, khususnya material pasir. Sedangkan daerah hulu kondisi morfologi sungainya didominasi oleh bongkahan batu yang besar berupa, boulder-boulder, namun alur sungai sudah terbentuk dan relative dalam, dari pengamatan dilapangan kedalam alur sungai di daerah hulu mencapai tiga meter dengan dibatasi tebing berbatuan dan sebagian tebing tanah.

Dari kondisi lapangan seperti diuraikan diatas, kondisi sungai ciroyom sangat riskan menjadi sumber bencana, apabila turun hujan besar akan menimbulkan daya air yang besar dan akan dapat mengangkut material-material berupa boulder-boulder yang cukup besar, hal ini akan menimbulkan bencana di hilirnya.

(6)

2.2.2. Usulan Penanganan Masalah

Dari kajian sementara permasalahan di lapangan seperti diuraikan diatas, maka rencana penanganan masalah perlu dilakukan dengan berbagai pertimbangan baik teknis maupun non-teknis, sehingga konstruksi yang direncanakan aman, kuat dan relatif murah.

Karena kondisi kemiringan Sungai didaerah hulu dengan kemiringan curam, hal ini mengakibatkan tergerusnya dasar sungai dan hasil dari gerusan tersebut adalah sedimen yang berupa boulder, kerakal, kerikil dan pasir yang diendapkan di daerah hilir sungai yang kemiringannya relatif datar membentuk endapan aluvial. Untuk menanggulangi masalah ini perlu dilakukan bangunan Ambang atau Ground sill yang dibangun menyilang sungai untuk menjaga agar dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan. Sedangkan untuk menahan/memperlambat proses sedimentasi perlu dibuatkan bangunan Check-dam.

KE BABAKAN P.57 P.58 P.65 P.64 P.66 P.67 P .68 P.69 P.70 P.71 P.72 P.73 P.59 P.60 P.62 P.63 BAGIAN GAMBAR : DISETUJUI No. Rev.T g l. Yang Direvisi Oleh Direnc.Diset.

: DIGAMBAR: NO REGISTRASI : Cecep Rusmana, BE : Hendra Ahyadi, ST, MT. PENGAWAS PENGUKURAN PENGAWAS PEKERJAAN PPK PERENC. DAN PROGRAM

DIRENCANA DIPERIKSA : : NO. LEMBAR: JAWA BARAT KECAMATAN KABUPATEN DESA : : : PEKERJAAN : PROPINSI : TANGGAL : M.Ramdhani ST.

SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG PROFIL : P.73 s/d P.57SUNGAI CIROYOM

(7)

Photo 1. Usulan-1) lokasi Ground Sill di P70, sebelah hilir Bendung Ciroyom, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.

KE DESATANJU NG K AR YA KE PASEH K.TANJ UNGRUYU K DESATANJUN G RUYUK LOKASIBE NCANA P .20 P.21 P .22 P.23 P .24 P.25 P.26 P.27 P.28 P.29 P.30 P.31 P.33 P.34 P.35 P.36 P.37 P.38 P.39 BAGIAN GAMBAR : DISETUJUI No. Rev.T g l. Yang Direvisi Oleh Direnc. Diset.

: DIGAMBAR: NO REGISTRASI : Cecep Rusmana, BE : Hendra Ahyadi, ST, MT. PENGAWAS PENGUKURAN PENGAWAS PEKERJAAN PPK PERENC. DAN PROGRAM

DIRENCANA DIPERIKSA : : NO. LEMBAR: JAWA BARAT KECAMATAN KABUPATEN DESA : : : PEKERJAAN : PROPINSI : TANGGAL : M.Ramdhani ST.

SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG PROFIL : P.39 s/d P.21

SUNGAI CIROYOM

(8)

Photo Usulan 2): Usulan lokasi Sabo di PC 11, di Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.

LOKASI BENCANA KE CISAAT P.8 P.9 P.10 P.11 P .12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 P.21 P.22 P.8 BAGIAN GAMBAR : DISETUJUI No. Rev.T g l. Yang Direvisi Oleh Direnc.Diset.

: DIGAMBAR: NO REGISTRASI : Cecep Rusmana, BE : Hendra Ahyadi, ST, MT. PENGAWAS PENGUKURAN PENGAWAS PEKERJAAN PPK PERENC. DAN PROGRAM

DIRENCANA DIPERIKSA : : NO. LEMBAR: JAWA BARAT KECAMATAN KABUPATEN DESA : : : PEKERJAAN : PROPINSI : TANGGAL : M.Ramdhani ST.

SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG PROFIL : P.21 s/d P.9

SUNGAI CIROYOM

6/7

Photo Usulan 3): Usulan lokasi Sabo di P 31, di hilir Jembatan Jalan Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.

(9)

3. ANALISIS

3.1. ANALISIS HIDROLOGI

3.1.1. DAS Sungai Ciroyom

Lokasi Pekerjaan SID Groundsill Sungai Ciroyom Di DAS Ciroyom termasuk dalam daerah administrasi Kabupaten Garut. Untuk analisa hidrologi perlu diketahui batas-batas Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk mengetahui batas-batas DAS maka digunakan peta Rupa Bumi Skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal. Berdasarkan peta Rupa Bumi tersebut kondisi Topografi DAS Sungai Ciroyom dapat dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3 tersebut terlihat bahwa secara garis besar kondisi topografi DAS S. Ciroyom di bagian hulu berasal dari wilayah yang topografinya relatif tinggi , serta kemiringannya relatif terjal ke arah hilir.

Sebagian besar DAS Sungai Ciroyom berada di sekitar kawasan hutan yang telah dibudadayakan dengan tanaman semusim (jagung) bukan berupa tanaman keras. Namun demikian sebagian hutan hutan yang berada di sekitar DAS tersebut telah rusak, sehingga hal ini akan berpengaruh pada debit banjir yang terjadi.

(10)

Tabel 1: Resume Perhitungan Curah Hujan Rencana Untuk Berbagai Periode Ulang KALA-ULANG Hujan Maksimum Ciroyom - Garut

P(x >= Xm) T Probabilitas Kala-Ulang XT KT XT KT XT KT XT KT 0.9 1.1 47.194 -1.282 58.351 -0.941 53.138 -1.100 61.163 -1.122 0.5 2. 89.232 0.000 85.186 -0.123 83.843 -0.164 81.124 -0.165 0.2 5. 116.839 0.842 109.215 0.609 112.832 0.719 106.329 0.751 0.1 10. 131.270 1.282 124.362 1.071 132.025 1.305 126.337 1.335 0.05 20. 143.187 1.645 138.443 1.500 150.435 1.866 148.226 1.876 0.02 50. 156.599 2.054 156.207 2.042 174.265 2.592 181.003 2.553 0.01 100. 165.541 2.326 169.298 2.441 192.122 3.137 209.344 3.045 0.001 1,000. 190.598 3.090 212.128 3.747 251.129 4.936 332.695 4.615 Ket :

2. Menurut Uji Chi-Kuadrat, yang terbaik menggunakan distribusi LOG-NORMAL

3. Sedangkan menurut Uji Smirnov-Kolmogorov, yang terbaik menggunakan distribusi LOG-NORMAL 4. Hitungan dilakukan dengan menggunakan rumus dalam buku 'Applied Hidrology', 1988, Ven Te Chow, et. al.

1. XT=m + KT *s

Karakteristik Debit (m3/dt) Menurut Probabilitasnya

NORMAL LOG-NORMAL GUMBEL LOG-PEARSON III

• Uji Chi-Kuadrat

1. Perhitungan Debit Banjir

Metoda perhitungan yang umum dipakai dalam menghitung debit banjir dari data curah hujan maksimum harian rencana dengan superposisi unit Hidrograph. Metoda analisis hydrograph banjir sintetik yang digunakan dalam laporan ini adalah metoda Snyder, SCS, Nakayasu dan ITB. Pehitungan debit banjir pada salah satu sungai di DAS Ciroyom yaitu di Sungai Ciroyom ditampilkan pada gambar dan tabel berikut. Adapun resume dari perhitungan debit banjir pada seluruh DAS Ciroyom dapat dilihat pada Tabel 2.

(11)

G a m b a r 4 : H id ro g ra p h S u n g a i C ir o y o m (T r= 5 0 ) 0 .0 100 .0 2 0 0 .0 3 0 0 .0 4 0 0 .0 5 0 0 .0 6 0 0 .0 7 0 0 .0 0 .0 5 .0 1 0 .0 1 5 .0 2 0 .0 2 5 .0 3 0 .0 3 5 .0 0 .0 6 .0 1 2 .0 1 8 .0 2 4 .0 3 0 .0 3 6 .0 4 2 .0 4 8 .0 5 4 .0 6 0 .0 R( mm ) Q( jm 3/s ) T (J a m ) R e ff IT B -1 A le x e y e v N a k a y a s u S C S

(12)

Tabel 2: Perhitungan Debit Banjir Sungai Ciroyom Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100 1 Nakayasu 12.05 18.23 23.77 27.26 30.51 34.60 2 Alexeyev 8.08 12.88 17.27 20.04 22.62 25.86 3 SCS 7.64 12.07 16.10 18.64 21.00 23.98 4 ITB-1 7.96 12.68 17.01 19.74 22.28 25.48 8.93 13.97 18.54 21.42 24.10 27.48 Debit Banjir (m3/s) No Metode Rata-rata

(13)

3.2. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN TOPOGRAFI

Hasil analisis kemiringan segmen sungai Ciroyom sepanjang 8046 m adalah 0,0405 yang berarti sangat curam . Berikut adalah kemiringan per segmen sungai :

No Patok Kemiringan 1 P9-Po 0,0819 2 P21-P9 0,049 3 P39-P21 0,0393 4 P39-P57 0,0406 5 P57-P73 0,0321 6 P73-P90 0,0209 7 P90-P106 0,0192

(14)

3.3. PEMILIHAN LOKASI GROUNDSILL/CHECK DAM

No Lokasi (Desa) Permasalahan Foto Keuntungan Prioritas

1 Lokasi 1 pada patok 70, .Kondisi Bendung Ciroyom, di daerah hilir Desa Tanjungkarya,

Kecamatan Samarang Kabupaten Garut

(GROUNSILL)

Bagian hilir bendung mengalami degradasi dasar sungai di bagian hilir pembilas, dengan perbedaan tinggi > 3 m Bagian yang diamankan adalah bendung dan jaringan irigasi selkitar 880 Ha serta jembatan di atas bendung 1

2 Lokasi 2 pada patok 11 Desa Tanjungkarya,Kecamatan

Samarang Kabupaten Garut (CHECK DAM)

Terjadi gedrasasi dasar sungai yang aktif , dan Lokasi ini adalah usulan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Garut dan masyarakat yang terkena bencana tahun 2010 Yang diamankan adalah desa Tanjungkerta yang berada di hilirnya, serta dapat dimanfaatkan untuk pengairan irigasi zone akar. 2

3 Lokasi 3 pada patok 8 Kampung Babakan Samarang Kabupaten Garut

(CHECK DAM)

Terjadi gedrasasi dasar sungai yang aktif , dan Lokasi ini adalah usulan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Garut

Yang diamankan adalah desa bangunan talang 3

(15)

No Lokasi (Desa) Permasalahan Foto Keuntungan Prioritas 4 Lokasi 4 pada patok 5 Kampung

Cijengkol , Kecamatan Samarang Kabupaten Garut

(CHECK DAM)

Terjadi gedrasasi dasar sungai yang aktif .

Yang diamankan adalah lingkungan sekitar bukit di hulu sungai Ciroyom 5

5 Lokasi 5 pada patok 33 Kampung Paseh ,Kecamatan Samarang Kabupaten Garut

(CHECK DAM)

Terjadi gedrasasi dasar sungai yang aktif .

Yang diamankan adalah lingkungan sekitar bukit di desa yang terkena bencana tahun 2010 4

(16)

4. Struktur Groundsill

Dari data hasil pemboran inti diperoleh nilai permeabilitas lapisan tanah adalah k = 6.4 x 10-3s/d 2.98 x 10-2cm/detik, yang berarti tanah sangat porous.

Kemudian mengacu pada hasil perhitungan stabilitas bangunan rencana Groundsill Sungai Ciroyom yang duduk di lapisan tanah Silty Sand mix with Gravel dengan angka koefisien permeabilitas k = 6.4 x 10-3 s/d 2.98 x 10-2 cm/detik untuk memikul beda tinggi air (head) 2.8 m dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :

1. Panjang lantai muka 14.5 m.

2. Memasang secant pile diameter 25 cm kedalaman 3 m di bawah tubuh bendung. 3. Lantai muka, tubuh bendung dan ruang olak terbuat dari bahan beton bertulang

K250 dan Tulangan U-24.

4. Konstruksi lantai muka, secant pile dan ruang olak terhadap tubuh bendung harus menyatu.

Sketsa penempatan secant pile lihat Gambar berikut ini.

Gambar 5: Tata Letak Secant Pile

(17)

5. Estmasi Umur Groundsill

Untuk menghitung umur groundsill didekati dengan analisa erosi lahan daerah catchment berdasarkan rumus Universal Soil Loss Equation (USLE).

Umur Groundsill diperkirakan dengan dasar sbb

- Laju erosi seperti tersebut dalam diatas.

- Volume tampungan seperti tersebut dengan anggapan bahwa volume efektif kolam endapan 80 % dari volume tampungan.

- Sediment delivery ratio (SDR) sesuai dengan nilai empiris USLE.

Tabel 3: Estimasi Umur Checkdam

Check dam/ Erosi Lahan SDR Sedimen Trap Vol Endapan Vol Eff Umur

Check dam (t/tahun) (%) (t/tahun) Eff m3/tahun Gen M3) (bulan)

Ciroyom 5,341.9 20 1068.384857 0.15 160.2577285 400 30

Terlihat bahwa untuk Check dam Ciroyom, apabila sedimen yang diperhitungkan hanya terhadap hasil erosi tanpa tambahan volume bongkahan batu yang terbawa arus maka penuhnya check dam adalah 2,5 tahun  30 bulan.

(18)

6. Perkiraan Biaya

NO Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

1 Pekerjaan Persiapan

Direksi Keet m2 70 1,000,000 70,000,000

Uitzet m2 4000 25,000 100,000,000

2 Pekerjaan Tanah

a Galian Tanah untuk penggalian sedimen m3 480 24,000 11,520,000

di hulu bendung Ciroyom

b Galian tanah Fundasi secan pile dan m3 240 24,000 5,760,000

fundasi tubuh bendung 3 Pekerjaan Beton

Beton K 225 (tubuh groundsill) m3 91.5 2,963,641 271,173,179

Lantai muka dan hilir m3 73.5 2,963,641 217,827,635

Secant pile m3 36.94 2,963,641 109,476,909

4 Pekerjaan pasangan batu kali m3 321 765,000 245,565,000

(Pilar abutment) 5 Plesteran m3 65 95,000 6,175,000 6 Pekerjaan Siaran m3 210 58,000 12,180,000 Jumlah 1,049,677,723 PPN 10 % 104,967,772.3 Total 1,154,645,495.6 dibulatkan 1,154,645,000.0

Perkiraan Biaya Pelaksanaan Pembangunan Groundsill

Terbilang : satu milyar seratus lima puluh empat juta enam ratus empat puluh lima ribu rupiah

NO Jenis Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

1 Pekerjaan Persiapan

Direksi Keet m2 70 1,000,000 70,000,000

Uitzet m2 4000 25,000 100,000,000

2 Pekerjaan Tanah

a Galian tanah Fundasi secan pile dan m3 480 24,000 11,520,000

fundasi tubuh bendung 3 Pekerjaan Beton

Beton K 225 (tubuh check dam) m3 154.5 2,963,641 457,882,580

Lantai muka dan hilir m3 120.575 2,963,641 357,341,049

Secant pile m3 49.1 2,963,641 145,533,310

4 Pekerjaan pasangan batu kali m3 200.968 765,000 153,740,520

(Pilar abutment) 5 Plesteran m3 130 95,000 12,350,000 6 Pekerjaan Siaran m3 315 58,000 18,270,000 Jumlah 1,326,637,460 PPN 10 % 132,663,746.0 Total 1,459,301,205.9 dibulatkan 1,459,301,000.0

Terbilang : satu milyar empat ratus lima puluh sembilan Juta Tiga Ratus satu ribu rupiah Perkiraan Biaya Pelaksanaan Pembangunan Check Dam

(19)

5.3. Analisa Kelayakan Ekonomi

Analisa kelayakan ekonomi yang biasa digunakan dalam analisa ekonomi adalah sebagai berikut :

6.1.1. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara “present value benefit” dan “present value” dari biaya, yang dinyatakan dengan rumus :

 

n i t t t t

i

C

B

NPV

1

(

dimana : t = umur proyek i = tingkat bunga

Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t Ct = cost ratio (biaya) pada tahun t

Bila nilai NPV > 0 dan positif berarti proyek dapat dilaksanakan, karena akan memberikan manfaat. NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar biaya (cost) yang dilakukan, sedangkan apabila nilai NPV < 0, maka proyek tidak akan memberi manfaat sehingga tidak layak untuk dilaksanakan.

6.1.2. Interest Rate of Return (IRR)

Nilai IRR adalah nilai discount rate ( i ) sehingga NPV proyek sama dengan nol. NPV dapat dinyatakan dengan persamaan

1

0

(

n i t t t t

IRR

C

B

NPV

Bila nilai IRR > social discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan bila IRR < social discount rate, maka proyek proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

6.1.3. Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit dan cost yang sudah disesuaikan dengan nilai sekarang (present value). B/C ratio dapat dinyatakan dengan persamaan :

 

 

     n i t t t n i t t t i C i B C B 1 1 /

Apabila nilai B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Apabila nilai B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

(20)

Tahun Biaya Konstruksi O & M Total Biaya Akumulasi Rp. Rp. Rp Rp (1) (2) (3) (4) (5) 0 2,613,946,000 2,613,946,000 2,613,946,000 1 261,394,600 261,394,600 2,875,340,600 2 261,394,600 261,394,600 3,136,735,200 3 261,394,600 261,394,600 3,398,129,800 4 261,394,600 261,394,600 3,659,524,400 5 261,394,600 261,394,600 3,920,919,000 6 522,789,200 522,789,200 4,443,708,200 7 261,394,600 261,394,600 4,705,102,800 8 261,394,600 261,394,600 4,966,497,400 9 261,394,600 261,394,600 5,227,892,000 10 261,394,600 261,394,600 5,489,286,600 11 522,789,200 522,789,200 6,012,075,800 12 261,394,600 261,394,600 6,273,470,400 13 261,394,600 261,394,600 6,534,865,000 14 261,394,600 261,394,600 6,796,259,600 15 261,394,600 261,394,600 7,057,654,200 16 522,789,200 522,789,200 7,580,443,400 17 261,394,600 261,394,600 7,841,838,000 18 261,394,600 261,394,600 8,103,232,600 19 261,394,600 261,394,600 8,364,627,200 20 261,394,600 261,394,600 8,626,021,800

Perhitungan Akumulasi Biaya

Tabel 5: Perhitungan Akumulasi Biaya Manfaat

Daerah Irigasi Bangunan Total Biaya Akumulasi

800 Ha Bendung dan Jembatan Rp Rp

(2) (3) (4) (5) - - -900,000,000 30,000,000 930,000,000 930,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 1,860,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 2,790,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 3,720,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 4,650,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 5,580,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 6,510,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 7,440,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 8,370,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 9,300,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 10,230,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 11,160,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 12,090,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 13,020,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 13,950,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 14,880,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 15,810,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 16,740,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 17,670,000,000 900,000,000 30,000,000 930,000,000 18,600,000,000

Perhitungan Akumulasi Manfaat

(21)

3. Present Annuity and BCR untuk berbagai suku bunga

Tahun Biaya Pendapatan Manfaat Bersih PV Biaya (10% IR) PV Benefit(10% IR) PV (20% IR)

Rp. Rp. Rp Rp. Rp. Rp. (1) (2) (3) (4)=(3)/1.10^n (4)=(3)/1.1^n (4)=(3)/1.20^n 1 2,613,946,000 - (2,613,946,000) 2,333,880,357 - 2,178,288,333 2 2,875,340,600 930,000,000 (1,945,340,600) 2,292,203,922 741,390,306 1,996,764,306 3 3,136,735,200 1,860,000,000 (1,276,735,200) 2,232,666,158 1,323,911,261 1,815,240,278 4 3,398,129,800 2,790,000,000 (608,129,800) 2,159,572,921 1,773,095,439 1,638,758,584 5 3,659,524,400 3,720,000,000 60,475,600 2,076,512,424 2,110,827,903 1,470,680,781 6 3,920,919,000 4,650,000,000 729,081,000 1,986,459,589 2,355,834,713 1,313,107,840 7 4,443,708,200 5,580,000,000 1,136,291,800 2,010,107,917 2,524,108,622 1,240,157,404 8 4,705,102,800 6,510,000,000 1,804,897,200 1,900,312,107 2,629,279,814 1,094,256,533 9 4,966,497,400 7,440,000,000 2,473,502,600 1,790,968,751 2,682,938,586 962,540,469 10 5,227,892,000 8,370,000,000 3,142,108,000 1,683,241,308 2,694,915,990 844,333,745 11 5,489,286,600 9,300,000,000 3,810,713,400 1,578,038,726 2,673,527,768 738,792,027 12 6,012,075,800 10,230,000,000 4,217,924,200 1,543,150,115 2,625,786,201 674,294,310 13 6,273,470,400 11,160,000,000 4,886,529,600 1,437,717,498 2,557,583,962 586,342,878 14 6,534,865,000 12,090,000,000 5,555,135,000 1,337,162,852 2,473,853,535 508,978,193 15 6,796,259,600 13,020,000,000 6,223,740,400 1,241,651,220 2,378,705,322 441,114,434 16 7,057,654,200 13,950,000,000 6,892,345,800 1,151,256,282 2,275,547,183 381,733,645 17 7,580,443,400 14,880,000,000 7,299,556,600 1,104,048,683 2,167,187,793 341,675,176 18 7,841,838,000 15,810,000,000 7,968,162,000 1,019,749,399 2,055,925,920 294,547,565 19 8,103,232,600 16,740,000,000 8,636,767,400 940,840,220 1,943,627,445 253,638,181 20 8,364,627,200 17,670,000,000 9,305,372,800 867,133,843 1,831,791,739 218,183,382 32,686,674,291 41,819,839,501 18,993,428,063 1.28

(22)

DAFTAR ISI

1.

Pendahuluan... 1

1.1.

Latar Belakang... 1

1.2.

Nama Pekerjaan

... 2

1.3.

Lokasi Pekerjaan

... 2

1.4.

Maksud Dan Tujuan Pekerjaan... 2

1.5.

Sasaran

... 2

2.

Gambaran Umum Wilayah Kajian... 2

2.1.

Kondisi Daerah Studi... 2

2.1.1.

Lokasi Pekerjaan

... 2

2.1.2.

Kondisi Sungai Ciroyom... 3

2.2.

Permasalahan Dan Usulan Penanganan Masalah

... 4

2.2.1.

Permasalahan

... 4

2.2.2.

Usulan Penanganan Masalah... 5

3.

Analisis... 8

3.1.

Analisis Hidrologi

... 8

3.1.1.

DAS Sungai Ciroyom

... 8

3.2.

Analisis Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Topografi... 12

3.3.

Pemilihan Lokasi Groundsill/Check Dam

... 13

4.

Struktur Groundsill... 15

5.

Estmasi Umur Groundsill... 16

6.

Perkiraan Biaya

... 17

6.1.1.

Net Present Value (NPV)... 18

6.1.2.

Interest Rate of Return (IRR)

... 18

(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Peta WS Cimanuk-Cisanggarung... 3

Gambar 2: Peta Lokasi Sungai Ciroyom Desa Tanjung Karya,... 4

Gambar 3: Poligon Thyesen dalam penentuan perhitungan curah hujan wilayah.. 8

Gambar 4: Hidrograph Sungai Ciroyom (Tr=50) ... 10

Gambar 5: Tata Letak Secant Pile ... 15

Gambar 6: Rencana Groundsill Sungai Ciroyom... 15

(24)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Resume Perhitungan Curah Hujan Rencana Untuk Berbagai Periode

Ulang ... 9

Tabel 2: Perhitungan Debit Banjir Sungai Ciroyom ... 11

Tabel 3: Estimasi Umur Checkdam ... 16

Tabel 4: Perhitungan Akumulasi Biaya Konstruksi Groundsill dan Check dam .... 18

Tabel 5: Perhitungan Akumulasi Biaya Manfaat... 19

Tabel 6: Present Annuity dan BCR... 19

Gambar

Gambar 1: Peta WS Cimanuk-Cisanggarung
Gambar 2: Peta Lokasi Sungai Ciroyom Desa Tanjung Karya, Kec. Samarang, Kab. Garut
Gambar 3: Poligon Thyesen dalam penentuan perhitungan curah hujan wilayah
Tabel 1: Resume Perhitungan Curah Hujan Rencana Untuk Berbagai Periode Ulang KALA-ULANG Hujan Maksimum Ciroyom - Garut
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tertekan dan bimbang merupakan unsur gangguan emosi yang kerap ditemui dalam kebanyakan gejala histeria massa seperti yang didapati oleh Amran &amp; Haron (1990), Boss

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, definisi kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan

OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah lembaga Negara yang berfungsi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah lembaga Negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan

Kegiatan praktik mengajar dilaksanakan mulai dari tanggal 19 Agustus 2015. Praktik mengajar dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan mahasiswa dan pihak sekolah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja SDM kearsipan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah melalui: kompetensi individu,

Hasil akhir dari sistem pendukung keputusan ini adalah membantu para pelaku bisnis sablon dalam membuat adonan tinta dan mengetahui metode yang baik untuk mendapatkan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan status gizi anak usia 0-6 bulan

Intensitas gelombang ini tidak ditentukan oleh aktivitas listrik neuron secara total, sebab sekalipun aktivitas totalnya besar tetapi bila timbulnya tidak secara sinkron