Hanan Ramdhani Raditya Hanan Ramdhani Raditya 7311416168
7311416168
Manajemen B 2016 Manajemen B 2016
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah lembaga Negara yang berfungsi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah lembaga Negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank berdasarkan Undang-undang Nomor 21 modal, dan sektor jasa keuangan non-bank berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011. OJK bebas dari campur tangan pihak lain sehingga OJK menjalankan Tahun 2011. OJK bebas dari campur tangan pihak lain sehingga OJK menjalankan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan secara independen.
secara independen.
OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan
pengawasan pasar pasar modal modal dan dan lembaga lembaga keuangan, keuangan, serta serta menggantikan menggantikan peran peran BankBank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
industri jasa keuangan.
OJK memiliki fungsi sebagai penyelenggara sistem pengaturan dan OJK memiliki fungsi sebagai penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan
pengawasan yang yang terintegrasi terintegrasi terhadap terhadap keseluruhan keseluruhan kegiatan kegiatan di di dalam dalam sektor sektor jasajasa keuangan. Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas utama keuangan. Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas utama dari OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap:
dari OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap: a.
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; b.
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; c.
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, LembagaKegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut: Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:
a.
a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan BankTerkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi:
yang meliputi: ●
● Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaranPerizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
usaha bank; ●
● Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa; ●
● Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman
terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit (
pengujian kredit (credit testing credit testing ); dan standar akuntansi bank;); dan standar akuntansi bank; ●
● Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank,Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen risiko, tata kelola bank, prinsip mengenal meliputi: manajemen risiko, tata kelola bank, prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian uang, dan pencegahan pembiayaan nasabah dan anti-pencucian uang, dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank.
terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank. b.
b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi: ●
● Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;Menetapkan peraturan dan keputusan OJK; ●
● Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; ●
● Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK; ●
● Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulisMenetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; ●
● Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuterMenetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa keuangan;
pada lembaga jasa keuangan; ●
● Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; ●
● Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuaiMenetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
keuangan. c.
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi: ●
● Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasaMenetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
keuangan; ●
● Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan olehMengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
Kepala Eksekutif; ●
● Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindunganMelakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
●
● Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atauMemberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu;
pihak tertentu; ●
● Melakukan penunjukan pengelola statuter;Melakukan penunjukan pengelola statuter; ●
● Menetapkan penggunaan pengelola statuter;Menetapkan penggunaan pengelola statuter; ●
● Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukanMenetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
pelanggaran terhadap terhadap peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan di di sektor sektor jasajasa keuangan;
keuangan; ●
● Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan,Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
pembubaran dan penetapan lain. Berdasarkan pasal 1 dari
Berdasarkan pasal 1 dari Undang-UndangUndang-Undang No 21 Tahun 2011, Dewan No 21 Tahun 2011, Dewan Komisoner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Yang Komisoner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Yang dimaksud dengan bersifat kolektif adalah bahwa setiap pengambilan keputusan dimaksud dengan bersifat kolektif adalah bahwa setiap pengambilan keputusan dewan komisioner diputuskan secara bersama-sama oleh anggota dewan komisioner. dewan komisioner diputuskan secara bersama-sama oleh anggota dewan komisioner. Adapun yang dimaksud dengan bersifat kolegial adalah bahwa setiap pengambilan Adapun yang dimaksud dengan bersifat kolegial adalah bahwa setiap pengambilan keputusan dewan komisioner berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan keputusan dewan komisioner berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan berasaskan kesetaraan dan
berasaskan kesetaraan dan kekeluargaan di antara kekeluargaan di antara anggota dewan koanggota dewan komisioner. Dewanmisioner. Dewan komisioner OJK
komisioner OJK berdasarkan berdasarkan pasal 15 pasal 15 Undang-Undang Undang-Undang Nomor 21 Nomor 21 Tahun 2011Tahun 2011 terdiri dari sembilan anggota dengan susunan sebagai berikut:
terdiri dari sembilan anggota dengan susunan sebagai berikut: 1.
1. Ketua merangkap anggota;Ketua merangkap anggota; 2.
2. Wakil ketua sebagai ketua komite etik merangkap anggota;Wakil ketua sebagai ketua komite etik merangkap anggota; 3.
3. Kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota;Kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota; 4.
4. Kepala eksekutif pengawas pasar modal merangkap anggota;Kepala eksekutif pengawas pasar modal merangkap anggota; 5.
5. Kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaanKepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya merangkap anggota;
dan lembaga jasa keuangan lainnya merangkap anggota; 6.
6. Seorang ketua dewan audit merangkap anggota;Seorang ketua dewan audit merangkap anggota; 7.
7. Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen;Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen; 8.
8. Seorang anggota ex-officio dari Bank Indonesia;Seorang anggota ex-officio dari Bank Indonesia; 9.
Untuk mendorong
Untuk mendorong terwujudnya objektivitas, terwujudnya objektivitas, integritas integritas serta profesinaliserta profesinalisme sme anggotaanggota dewan komisioner, maka dewan komisioner dipilih oleh DPR atas calon yang dewan komisioner, maka dewan komisioner dipilih oleh DPR atas calon yang diajukan oleh Presiden, di mana calon dimaksud dijaring melalui panitia seleksi yang diajukan oleh Presiden, di mana calon dimaksud dijaring melalui panitia seleksi yang beranggotakan
beranggotakan sembilan sembilan orang orang yang yang terdiri terdiri atas atas unsur-unsur unsur-unsur pemerintah, pemerintah, BankBank Indonesia, dan masyarakat. Masyarakat dalam keanggotaan ini mewakili unsur Indonesia, dan masyarakat. Masyarakat dalam keanggotaan ini mewakili unsur akademisi, masyarakat industri perbankan, pasar modal, dan industri keuangan akademisi, masyarakat industri perbankan, pasar modal, dan industri keuangan nonbank.
nonbank.
Berdasarkan Undang-Undang No 21 Tahun 2011, perlindungan konsumen Berdasarkan Undang-Undang No 21 Tahun 2011, perlindungan konsumen dan masyarakat memperoleh perhatian khusus, yaitu dengan memberikan dan masyarakat memperoleh perhatian khusus, yaitu dengan memberikan kewenangan
kewenangan kepada OJK untuk kepada OJK untuk melakukan tindakan pencegahan melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumenkerugian konsumen dan masyarakat, termasuk meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan dan masyarakat, termasuk meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat dan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat dan melakukan
melakukan pembelaan pembelaan hukum hukum untuk untuk kepentingan kepentingan konsumen konsumen berupa berupa pengajuanpengajuan gugatan di pengadilan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kerugian bagi gugatan di pengadilan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kerugian bagi konsumen di sektor jasa keuangan.
konsumen di sektor jasa keuangan.
OJK berkoordinasi Bank Indonesia berdasarkan pasal 39 Undang-Undang OJK berkoordinasi Bank Indonesia berdasarkan pasal 39 Undang-Undang Nomor
Nomor 21 21 tahun tahun 2011 2011 dalam dalam pengaturan pengaturan dan dan pengawasan pengawasan perbankan, perbankan, misalnya,misalnya, dalam hal kewajiban pemenuhan modal minimum bank ataupun kebijakan dalam hal kewajiban pemenuhan modal minimum bank ataupun kebijakan penerimaan
penerimaan dana dana dari dari luar luar negeri, negeri, penerimaan penerimaan dana dana valuta valuta asing asing maupun maupun pinjamanpinjaman komersial luar negeri. Berikut ini berbagai bentuk
komersial luar negeri. Berikut ini berbagai bentuk nyata sinergi antara BI dan OJK:nyata sinergi antara BI dan OJK: a.
a. OJK berkoordinasi dengan BI dalam membuat peraturan pengawasan diOJK berkoordinasi dengan BI dalam membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan. Pen
bidang perbankan. Penyamaan persepsi antara BI dan OJK dalam yamaan persepsi antara BI dan OJK dalam menentukanmenentukan kebijakan atau pengaturan perbankan akan menghasilkan tatanan sistem kebijakan atau pengaturan perbankan akan menghasilkan tatanan sistem perbankan yang tangguh dalam menghadapi segala kondisi;
perbankan yang tangguh dalam menghadapi segala kondisi; b.
b. Tidak hanya dalam pembuatan aturan, BI dan OJK juga harus terintegrasiTidak hanya dalam pembuatan aturan, BI dan OJK juga harus terintegrasi dalam tukar menukar informasi perbankan. BI dan OJK akan lebih mudah dalam tukar menukar informasi perbankan. BI dan OJK akan lebih mudah
mengakses informasi perbankan yang disediakan masing-masing lembaga mengakses informasi perbankan yang disediakan masing-masing lembaga setiap saat (timely basis);
setiap saat (timely basis); c.
c. Dalam rangka pemeriksaan bank, BI dan OJK juga terus melakukan hubunganDalam rangka pemeriksaan bank, BI dan OJK juga terus melakukan hubungan timbal balik. BI dalam kondisi tertentu akan melakukan pemeriksaan khusus timbal balik. BI dalam kondisi tertentu akan melakukan pemeriksaan khusus terhadap bank setelah berkoordinasi dengan OJK. Begitupun sebaliknya, terhadap bank setelah berkoordinasi dengan OJK. Begitupun sebaliknya, dalam hal OJK mengidentifikasikan bank tertentu mengalami kondisi yang dalam hal OJK mengidentifikasikan bank tertentu mengalami kondisi yang memburuk maka OJK akan segera menginformasikan kepada BI.
Otoritas Jasa Keuangan. 2014. “FAQ Otoritas Jasa Keuangan”. Otoritas Jasa Keuangan. 2014. “FAQ Otoritas Jasa Keuangan”.
http://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx
http://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx.. (diakses 8 (diakses 8 September 2017).
September 2017).
Landasan Teori. 2015. “Pengertian Otoritas Jasa Keuangan Definisi, Tujuan, Fungsi, Landasan Teori. 2015. “Pengertian Otoritas Jasa Keuangan Definisi, Tujuan, Fungsi,
Tuga
Tugas, s, dan dan Wewenang Wewenang serta serta Latar Latar Belakang Belakang Pembentukan”.Pembentukan”.
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-otoritas-jasa-keuangan.html