• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Alumni bagi Almamater dalam Memperkecil Kesenjangan antara Dunia Kerja dan Perguruan Tinggi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi Alumni bagi Almamater dalam Memperkecil Kesenjangan antara Dunia Kerja dan Perguruan Tinggi 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kontribusi Alumni bagi Almamater dalam Memperkecil

Kesenjangan antara Dunia Kerja dan Perguruan Tinggi

1

Dr Nazamuddin, MA

Dosen FE Unsyiah

Sejak tahun 1965 hingga wisuda terakhir 13 Mei 2004, Universitas Syiah Kuala yang menjadi ‘jantung hati rakyat Aceh ‘ telah memproduksi sebanyak 31.702 orang sarjana (S1), 1.650 orang lulusan pendidikan profesi, dan 896 orang lulusan Program Pascasarjana (S2). Sebagian dari para lulusan ini telah tersebar di berbagai daerah dan bahkan luar negeri dalam berbagai bidang profesi, tetapi sebagian besar lainnya masih menganggur atau bekerja sebagai pekerja mandiri dengan produktivitas rendah. Para lulusan yang sudah bekerja sebagian telah menduduki posisi-posisi penting di dunia birokrasi, dunia bisnis, dan pekerja profesional. Mereka telah mengabdikan diri dan berkarya demi kepentingan bangsa dan daerah, serta masyarakat pada umumnya. Lewat kinerja dan karya mereka, Universitas Syiah Kuala semakin harum namanya sebagai salah satu pencetak tenaga-tenaga yang berkualitas dan dapat diandalkan dan dikenal di tanah air Indonesia.

Di sisi lain, masih begitu banyak lulusan Unsyiah yang masih menanti terbukanya peluang-peluang kerja sehingga mereka dapat memberi kontribusi berguna bagi kehidupan bangsa. Namun lulusan yang terus bertambah dari waktu ke waktu – sehingga wisuda pun harus dilaksanakan tiga kali setahun – harus menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Pertumbuhan ekonomi yang lamban tidak menciptakan peluang kerja yang memadai. Gejala ini tidak saja berlangsung di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tetapi juga merupakan fenomena nasional. Investasi yang besar di bidang pendidikan tinggi dapat menjadi suatu kemubaziran jika ‘produk’ yang dihasilkannya tidak memberi kontribusi pada pertambahan ‘output nasional atau daerah’ (PDB atau PDRB). Fenomena ini pada ujung-ujungnya juga menimbulkan dampak psikologis dalam bentuk degradasi kepercayaan pada pendidikan tinggi, seolah-olah pendidikan tinggi tidak menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Makalah singkat ini dimaksudkan untuk memberikan sekilas informasi tentang masalah yang dihadapi para lulusan Unsyiah dan kontribusi apa yang diharapkan dapat diberikan oleh para alumni yang sudah bekerja dalam

(2)

IKA-mengurangi kesenjangan antara dunia kerja dengan jumlah lulusan Unsyiah yang terus bertambah. Semoga ini dapat menjadi bahan diskusi dan pemikiran bagi kita semua, alumni Universitas Syiah Kuala.

Paradigma baru pendidikan tinggi dan mutu lulusan

Salah satu unsur penting dalam paradigma baru pendidikan tinggi adalah akuntabilitas. Pendidikan tinggi bertanggung-jawab terhadap para lulusannya tidak saja selama dalam proses belajar di kampus, melainkan juga setelah mereka menjadi lulusan. Pendidikan tinggi harus melahirkan lulusan yang berkualitas dan dapat diterima oleh pasar kerja. Oleh karena itu dalam paradigma baru penyelenggaraan pendidikan tinggi, pendidikan yang ditawarkan harus ‘market oriented’ sehingga tidak melahirkan lulusan yang pada akhirnya hanya menjadi penganggur. Dengan demikian pendidikan dapat saja setiap saat membuka suatu program studi (prodi) baru yang kompetensi lulusannya dibutuhkan oleh pasar kerja dan menutup prodi yang pasar kerja untuk lulusannya sudah jenuh. Proses penyelenggaraan pendidikan tingga menjadi lebih dinamik dan selalu menyesuaikan diri dengan dinamika pasar kerja.

Sementara itu para lulusan juga tidak harus sepenuhnya bergantung pada proses pembelajaran yang ditawarkan oleh pendidikan tinggi. Dapat saja terjadi proses penyelenggaraan pendidikan di suatu prodi tidak baik, misalnya karena kekurangan fasilitas, tetapi menjadi tanggungjawab peserta pendidikan sendiri untuk menempa dirinya dengan kecakapan hidup (life skills) yaitu kemampuan dan kecakapan plus sehingga mereka dapat beradaptasi dan mempunyai perilaku positif agar mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya secara efektif. Sebagai contoh, para peserta didik harus mempunyai inisiatif (dan mungkin dengan biaya tambahan yang harus ditanggung sendiri) untuk menempa akhlak/moral, memperoleh kemampuan bahasa, dan memperoleh ketrampilan computer. Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi (IT) tidak dapat dielakkan. Pasar kerja juga tidak dibatasi oleh batasan-batasan administratif pemerintahan dan bahkan oleh batas territorial Negara. Oleh karena itu, Universitas Syiah Kuala bersama dengan mahasiswa peserta didiknya harus mampu mengantisipasi tuntutan pasar kerja yang semakin ketat di masa-masa yang akan datang.

(3)

Kontribusi Alumni yang diharapkan

Jumlah lulusan yang terus bertambah dari tahun ke tahun (lihat lampiran) merupakan asset human capital besar bagi Unsyiah secara khusus dan bagi daerah dan bangsa secara umum. Jumlah lulusan terbanyak dalam setahun dihasilkan adalah pada tahun 2000, yaitu dengan jumlah lulusan 1.892 orang, setelah pada tahun 1993 dihasilkan sebanyak 1.751 orang. Akumulasi jumlah lulusan sekarang mencapai 31.702 orang. Urutan penghasil jumlah lulusan mulai dari yang terbanyak terhitung sebagai akumulasi hingga 2003 adalah sbb; 1) FKIP (34,92%), 2) FE (19,07), 3) FP (13,63%), 4) FT (12,69%), 5) FH (9,63%), 6) FKH (4,30%), 7) FMIPA (2,96%), dan 8) FK (2,78%).

Tidak ada data tersedia mengenai di mana saja mereka sekarang berada dan mengabdi dalam bidang apa. Kendati pernah dilakukan trace study, cakupannya hanya terbatas. Barangkali studi ini sudah saatnya dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala sendiri untuk melihat dan mengevaluasi serapan pasar terhadap lulusannya. Namun demikian, jika kita melakukan kunjungan ke daerah-daerah lain dan bahkan ke luar negeri, selalu saja kita jumpai lulusan Unsyiah yang “berhasil” di bidang kerja mereka masing-masing. Seringpula kita tidak mempunyai media komunikasi antar alumni sehingga sulit mengetahui perkembangan alumni di berbagai tempat.

Sementara itu, lulusan-lulusan baru dan termasuk juga sebagian lulusan lama belum memperoleh pekerjaan yang layak. Oleh karena itu, alumni diharapkan memberi kontribusi dalam hal ini, yakni suatu network atau komunikasi yang memungkinkan lulusan Unsyiah terhubung dengan pasar kerja. Dalam hal ini, saya mengajukan beberapa rekomendasi.

1. Antar alumni terdapat suatu komunikasi yang terus menerus melalui berbagai media. Salah satu media penting adalah adanya sebuah bulletin atau Newsletter di mana para alumni dapat mengikuti perkembangan almamater, dan sebaliknya alumni dapat memberi informasi yang berguna bagi lulusan lain, khususnya dalam hal vacancy di berbagai bidang dan berbagai tempat.

2. Adanya Website Alumni di mana hal-hal di atas juga dapat dilakukan. Ini mempunyai jangkauan lebih luas, mudah, dan cepat lagi dalam era dunia maya dewasa ini. Satu contoh, Ikafensy (Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah) telah melakukan ini (lihat www.ikafensy.net). Juga tersedia suatu mailing list di mana para alumni dapat berkomunikasi dan saling menukar informasi peluang kerja.

3. Melalui kerjasama antara Unsyiah dengan dunia usaha dan industri, serta para alumni, suatu program pemagangan (internship) dapat

(4)

dilakukan dengan lebih baik. Pemagangan ini sangat perlu bagi lulusan baru agar mereka dapat menimba pengalaman pertama dalam dunia kerja sehingga walaupun tidak diterima bekerja di perusahaan atau institusi magang, mereka akan mempunyai pengalaman berharga yang bermanfaat untuk melamar kerja di tempat lain.

4. Memperkuat organisasi alumni (IKA Unsyiah), tidak sekedar sebuah paguyuban silaturrahmi atau batu loncatan politik, melainkan menjadi sebuah organisasi yang kuat dan berpengaruh serta bermanfaat bagi alumni sendiri. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain melakukan training ketrampilan khusus dalam dunia kerja (misal IT atau bahasa asing). Juga organisasi IKA Unsyiah dapat membuat suatu training singkat misalnya mengenai cara-cara efektif mengikuti interview.

5. Antara IKA Unsyiah dan ikatan alumni fakultas di berbagai kota, semisal Ikafensy, terdapat suatu network politik, bisnis, atau sekedar silaturrahmi sehingga dapat saling menguatkan dan berpengaruh.

6. Para alumni yang sudah menjadi CEO dapat memberi preferensi bagi alumni Unsyiah, sejauh individu yang bersangkutan mempunyai kompetensi yang memadai dan tidak lebih rendah dari alumni dari institusi lain.

7. Sering pula lowongan pekerjaan terdapat di kota-kota lain. Dalam hal ini para alumni dapat membantu menampung alumni baru Unsyiah atau membantu settling-in costs.

8. Unsyiah dengan bekerjasama dengan dunia industri/ bisnis dan pemerintahan perlu membuat Bursa Kerja tahunan di kampus Unsyiah. Ini dapat dilakukan secara regular dan diorganisasikan oleh misalnya PJK (Pusat Jasa Ketenagakerjaan) Unsyiah.

Penutup

Dalam usianya yang lebih 40 tahun, Unsyiah sudah dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi yang cukup prestisius di tanah air. Lewat para alumni yang sudah berkiprah dan berhasil di dunia bisnis, politik, dan pemerintahan, Unsyiah dikenal sebagai pencetak intelektual yang dapat diandalkan. Namun dengan dunia kerja yang semakin kompetitif, lulusan yang semakin banyak, dan mobilitas tenaga kerja yang semakin tinggi antar daerah dan bahkan antar negara, tidak dapat tidak Unsyiah harus tetap mempertahankan kualitas proses pendidikannya, apalagi dengan fasilitas pendukung yang lebih baik dewasa ini.

(5)

Di sisi lain, perangkat lunak dalam bentuk program-program pemberdayaan para lulusan yang terencana dengan baik perlu dipersiapkan. Suatu network yang lebih luas antar para alumni, antara para alumni dengan almamater, dan dengan pihak luar harus terus menerus dibina. Para lulusan Unsyiah tidak boleh hanya menjadi lulusan ‘jago kandang’, melainkan lulusan yang ‘laku dijual’ dan semakin mengharumkan nama Unsyiah sendiri. Peran alumni dalam hal ini adalah cukup besar – jika diorganisasikan dengan benar.

(6)

Lampiran

JUMLAH LULUSAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA MENURUT FAKULTAS, 1965-2003

Tahun FE FKH FKIP FH FT FP FK FMIPA TOTAL

1965 3 4 0 0 0 0 0 0 7 1966 4 13 10 0 0 0 0 0 27 1967 6 8 14 6 0 0 0 0 34 1968 8 5 2 6 0 0 0 0 21 1969 14 8 3 5 3 0 0 0 33 1970 8 3 4 4 2 0 0 0 21 1971 13 6 3 5 0 0 0 0 27 1972 14 7 11 7 5 0 0 0 44 1973 10 6 18 4 1 0 0 0 39 1974 16 6 32 8 3 1 0 0 66 1975 20 4 15 7 3 8 0 0 57 1976 13 2 35 10 6 3 0 0 69 1977 29 1 40 10 6 8 0 0 94 1978 29 6 34 22 8 9 0 0 108 1979 31 8 26 24 13 7 0 0 109 1980 37 13 28 32 12 17 0 0 139 1981 44 13 61 21 14 21 0 0 174 1982 57 14 128 24 21 33 0 0 277 1983 31 20 269 34 27 40 0 0 421 1984 44 30 236 59 41 60 0 0 470 1985 35 16 323 67 30 79 0 0 550 1986 109 21 456 37 53 117 0 0 793 1987 136 33 637 74 81 137 3 0 1,101 1988 138 28 616 126 243 178 11 0 1,340 1989 215 44 565 208 221 133 18 0 1,404 1990 229 55 410 153 190 272 0 0 1,309 1991 228 62 541 156 150 260 66 0 1,463 1992 225 64 376 164 103 356 30 0 1,318 1993 408 99 520 213 180 293 38 0 1,751 1994 393 76 436 204 235 208 37 13 1,602 1995 207 51 388 113 187 168 49 35 1,198 1996 258 61 358 136 161 131 40 76 1,221 1997 243 67 275 110 140 136 52 68 1,091 1998 250 53 360 95 134 137 58 83 1,170 1999 294 60 390 130 217 186 36 81 1,394 2000 405 41 862 35 205 191 61 92 1,892 2001 424 39 368 98 246 146 72 138 1,531 2002 353 52 343 122 258 168 115 101 1,512 2003 224 75 338 100 265 217 74 120 1,413 JUMLAH 5,205 1,174 9,531 2,629 3,464 3,720 760 807 27,290

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian akan mempermudah dalam melakukan pemutahiran data ( updating ). Hasil tumpangsusun peta kekritisan resapan air dengan pemodelan muka airtanah dapat ditentukan

sehingga ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan ukuran lebar lipatan 1 cm, 1,25 cm dan 1,5 cm terhadap hasil jadi undulating tucks pada rok suai berbahan denim dalam

Dalam melakukan pemantauan suhu perlu dibuat rencanaan pemantuan untuk memastikan bahwa suhu ruangan laboratorium selalu dalam spesifikasi yang telah ditentukan,

Dari hasil wawancara dan observasi dengan salah satu guru BK di sekolah SMA Negeri 101 Jakarta, banyaknya problematika mengenai kemandirian belajar ditunjukkan

Suami/istri tidak perlu menjadi seseorang yang kamu kehendaki agar kamu dapat menghormati dan menghargai dia, dengan berkata, “Dia (suami) harus mampu mendapatkan rasa hormat saya,

terbuka  bagi  semua  anggota  dan  akan  diadakan  selama  Kongres,  dan  akan  menjadi .. bagian  dari  program  resmi  kongres.  Topik‐topik  umum  yang  didaftar 

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2020 di kelas IV MI Darul Ulum Sidojangkung dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam

Sehingga saat mereka memasuki dunia kerja pada nantinya, secara kualitas soft skill mereka mampu bersaing dengan alumni-alumni perguruan tinggi yang lain dan mempunyai