• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Hydrant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Hydrant"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat danSWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan. Tak lupa hidayah-Nya lah sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula salam dan taslim tak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi pula salam dan taslim tak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW ,Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akhirat. Aamiin Muhammad SAW ,Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akhirat. Aamiin

Ucapan terimakasih kami berikan kepada pihak-pihak yang telah Ucapan terimakasih kami berikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah

memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah ini dapat terselesaikan.ini dapat terselesaikan. Kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan karena penulis menyadari Kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan di dalam makalah ini, karena masih banyak kekurangan dan kekhilafan di dalam makalah ini, karena kesempurnaan sesungg

kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. uhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalahSemoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis, Penulis,

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... 11 DAFTAR

DAFTAR ISI ...ISI ... ... 22 DAFTAR

DAFTAR GAMBAR ...GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. BAB I :

BAB I :PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.2

1.2 Tujuan Tujuan Kerja Kerja Praktek Praktek ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.3

1.3 Manfaat Manfaat Kerja Kerja Praktek Praktek ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.4

1.4 Metode Metode Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.5

1.5 Sistematika Sistematika Penulisan...Penulisan... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB II :

BAB II : GAMBARAN GAMBARAN PERUSAHAAN ...PERUSAHAAN ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.1

2.1 Sejarah Sejarah Singkat Singkat Perusahaan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.2

2.2 Kegiatan Kegiatan Utama Utama Perusahaan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.3

2.3 Visi Visi dan dan Misi Misi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB III :

BAB III : BOEING BOEING 747-400 ...747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.1

3.1 Boeing 747-400 Boeing 747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2

3.2 Komponen Pesawat Komponen Pesawat Boeing Boeing 747-400 747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.1

3.2.1 Wing Wing (Sayap) (Sayap) ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.2

3.2.2 Body Body ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.3

3.2.3 Landing Landing Gear Gear ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.4

3.2.4 Tail Tail ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.5

3.2.5 Engine Engine (Mesin) (Mesin) ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB IV :

BAB IV : INSPEKSI FUEL INSPEKSI FUEL SYSTEM...SYSTEM... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1

4.1 Inspeksi ...Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1.1

4.1.1 Fungsi Fungsi Inspeksi Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1.2

4.1.2 Methode Methode Inspeksi Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.2

4.2 Fuel Fuel System System ( ( Sistem Sistem Bahan Bahan Bakar Bakar )...)... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.2.1

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... 11 DAFTAR

DAFTAR ISI ...ISI ... ... 22 DAFTAR

DAFTAR GAMBAR ...GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. BAB I :

BAB I :PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.2

1.2 Tujuan Tujuan Kerja Kerja Praktek Praktek ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.3

1.3 Manfaat Manfaat Kerja Kerja Praktek Praktek ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.4

1.4 Metode Metode Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 1.5

1.5 Sistematika Sistematika Penulisan...Penulisan... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB II :

BAB II : GAMBARAN GAMBARAN PERUSAHAAN ...PERUSAHAAN ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.1

2.1 Sejarah Sejarah Singkat Singkat Perusahaan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.2

2.2 Kegiatan Kegiatan Utama Utama Perusahaan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 2.3

2.3 Visi Visi dan dan Misi Misi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB III :

BAB III : BOEING BOEING 747-400 ...747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.1

3.1 Boeing 747-400 Boeing 747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2

3.2 Komponen Pesawat Komponen Pesawat Boeing Boeing 747-400 747-400 ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.1

3.2.1 Wing Wing (Sayap) (Sayap) ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.2

3.2.2 Body Body ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.3

3.2.3 Landing Landing Gear Gear ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.4

3.2.4 Tail Tail ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 3.2.5

3.2.5 Engine Engine (Mesin) (Mesin) ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB IV :

BAB IV : INSPEKSI FUEL INSPEKSI FUEL SYSTEM...SYSTEM... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1

4.1 Inspeksi ...Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1.1

4.1.1 Fungsi Fungsi Inspeksi Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1.2

4.1.2 Methode Methode Inspeksi Inspeksi ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.2

4.2 Fuel Fuel System System ( ( Sistem Sistem Bahan Bahan Bakar Bakar )...)... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.2.1

(4)

4.2.3

4.2.3 Inspeksi Inspeksi pada pada Electrical Electrical Bonding Bonding Jumper Jumper .... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined.

BAB V :

BAB V : KESIMPULAN DAN KESIMPULAN DAN SARAN ...SARAN ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.1

4.1 Kesimpulan Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.Error! Bookmark not defined. 4.2

(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di Era globalisasi seperti sekarang,pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah semakin membludak. Pertumbuhan ini harusnya diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Di kota-kota besar yang memiliki gedung bertingkat serta kepadatan penduduk yang tinggi sangat rentan terjadi permasalahan baik sosial maupun secara fisik contohnya kebakaran. Kebakaran merupakan peristiwa yang tak bisa diprediksi akan tetapi dapat dicegah. Di gedung tinggi ataupun tempat penting terdapat HYDRANT sebagai alat penanggulangan terhadap bencana kebakaran.

Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran.Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda.Hydrant merupakan sebuah fasilitas wajib bagi  bangunan-bangunan publik. Sejarah hydrant berawal Selama 1600-an, London, Inggris, mulai memasang sistem air bawah tanah menggunakan berongga-keluar log sebagai pipa. Ketika ada kebakaran, petugas pemadam kebakaran harus menggali jalan dan melahirkan lubang di pipa kayu. Kemudian busi kayu dimasukkan ke dalam pra-lubang dibor pada interval tetap sepanjang pipa log untuk membuatnya lebih mudah bagi fire plug untuk mendapatkan air. Hal ini melahirkan istilah steker api, yang masih kadang-kadang digunakan untuk merujuk kepada sebuah hydrant. Sebagai kota tumbuh,  begitu pula sistem air mereka. sistem yang lebih besar berarti meningkatkan tekanan,

dan melemparkan pipa besi diletakkan untuk menggantikan membusuk kayu log. Ketika sistem air yang baru Philadelphia mulai beroperasi pada tahun 1801, tidak hanya melayani 63 rumah dan beberapa pabrik, tetapi juga memiliki 37 hydrant di atas tanah untuk proteksi kebakaran. Yang hydrant pertama di New York City dipasang pada tahun 1817 oleh George Smith, yang seorang pemadam kebakaran. Dia bijaksana terletak di depan rumah sendiri di Frankfort Street.

Menyusul gempa bumi dan kebakaran yang melanda San Francisco pada tahun 1906, kota ini memasang sistem air darurat yang luas yang masih digunakan. Selain lebih dari 7.500 hidran tersambung ke listrik air baku-tekanan, sistem tersebut termasuk waduk dan dua tank yang terletak di perbukitan untuk memasok hampir 1.400 hidran tekanan tinggi di seluruh kota. Ada juga dua garam-stasiun pompa air untuk menimba air dari San

(6)

Francisco Bay, ditambah lima sambungan tambahan sepanjang pantai untuk memungkinkan fireboats kota untuk memompa ke dalam sistem hydrant. Sebagai garis  pertahanan terakhir, kota ini memiliki lebih dari 150 tangki air bawah tanah yang

terhubung ke hydrant unpressurized. Pumpers Api dapat menghubungkan selang hisap kaku terhadap hidran dan menarik air keluar dari tangki air dengan menciptakan ruang hampa. Saat ini, ukuran dan lokasi hydrant kebakaran di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi tingkat proteksi kebakaran, tetapi juga tingkat kebakaran asuransi. Di daerah perkotaan banyak plug api rendah adalah semua yang berdiri di antara yang  pertama dan kehilangan percikan api multi-juta dollar.

1.2. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari membuat makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara kerja dari sistem instalasi pemipaan hydrant, untuk mengetahui bagian-bagian dari hydrant, mengetahui fungsi dari hydrant, mengetahui cara memperbaiki juga dari sistem power window, dan mengetahui cara merawat sistem power window.

1.3. Batasan Masalah

Dari latar belakang diatas terdapat batasan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembuatan besi hingga menjadi baja profil H? 2. Apa saja alat yang digunakan untuk pembuatan baja profil H?

3. Jenis struktur baja apakah yang sering digunakan dalam struktur bangunan? 4. Apa kelebihan dan kelemahan dari baja tersebut?

1.4. Sistematika penulisan

Bab 1 berisi mengenai pendahuluan, latar belakang masalah , maksud dan tujuan,batasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2 berisi tentang proses pembuatan baja H, landasan teori pros es pembuatan  besi , prisip serta alat pembuatan baja H rolling mill machine.

Bab 3 kesimpulan dan saran , hasil analisa antara proses pembuatan besi wide Flange.

(7)

BAB II

Instalasi Pemipaan Hydrant

2.1. Landasan Teori Tentang Pemipaan

Pengetahuan tentang perpipaan merupakan sarana dan dasar pengetahuan didalam  perhitungan, perencanaan dan pelaksanaan perpipaan berikutnya. Hal apa saja yang  perlu diketahui pada teknik perpipaan ini akan dapat di lihat pada keterangan berikut

ini :

2.1.1. Jenis Pipa

Dari sekian jenis penyambungan pipa secara umum dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :

1.  jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan) 2.  jenis pipa dengan sambungan (sambungan pipa dengan pengelasan)

2.1.2. Bahan Pipa tegak hydrant

Pipa tegak hydrant black steel merupakan salah satu pipa yang penting untuk membuat system hydrant. Penamanya pipa hydrant black steel berasal dari bersisik (the scaly), berwarna gelap besi oksida lapisan pada permukaan.

Kekuatannya pipa tegak hydrant black steel sangat ideal digunakan dalam mangangkut atau mengalir kan air dalam perencanaan pembuatan system hydrant disuatu proyek gedung.

2.1.3. Material Penyambungan pipa

Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi, standar yang terdaftar dalam symbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih sebelumnya komponen-komponen perpipaan yang dimaksud disini meliputi :

1. Pipes (pipa-pipa) 2. Flanges (flens-flens) 3. Fittingis (sambungan) 4. Valves (katup-katup) 5. Boltings ( baut-baut)

(8)

6. Gasket

7. Special items (bagian khusus)

2.2. Perlengkapan Pendukung Instalasi Pipa Hydrant

Pada bagian perancangan instalasi, banyak peralatan yang sudah memenuhi standar nasional maupun internasional, hal ini dapat mempermudah kita dalam  pengerjaan, perawatan maupun pada saat melakukan perbaikan (repair).

2.2.1. Pipa

Pipa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida, baik fluida cair maupun fluida gas. Dalam menentukan jenis pipa yang akan digunakan harus diperhatikan jenis fluida yang akan dialirkan, tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida serta tekanan yang mungkin timbul dari luar (external pressure) maupun dari dalam (internal pressure) pipa tersebut.

Pada umumnya instalasi hidran dan sprinkler jenis pipa yang digunakan adalah  black steel schedule 40, karena alasan-alasan sebagai berikut :

 dapat digunakan di udara atau di dalam tanah (pipa pendam)  memiliki kekuatan baja yang baik

 ekonomis

(9)

Gambar 2.1 Instalasi Pipa Hidrant dan Sprinkler

Istilah-istilah pipa hidrant dan sprinkler.  Pipa induk tegak ( main riser pipe)

Pipa induk tegak adalah pipa yang dipasang dengan posisi tegak dan biasanya dipasang/ditempatkan pada shalf khusus pipa tegak.

 Pipa induk mendatar (main line pipe)

Pipa induk mendatar adalah pipa keluar/cabang dari pipa induk tegak yang dipasang mendatar (horisiontal) baik didalam gedung maupun diluar gedung (tertimbun tanah).

 Pipa cabang (Branch Line Pipe)

Pipa cabang adalah pipa keluar/cabang dari pipa induk yang menuju pada peralatan  baik hidrant box maupun head sprinkler.

(10)

 Pipa Dropper

Pipa dropper adalah pipa yang turun dari pipa cabang menuju head sprinkler.

 Pipa Penyalur 

Pipa Penyalur adalah pipa yang terbentang dari pipa header sampai pipa tegak atau ke hydrant halaman. Diameter pipa bervariasi antara 4", 6", 8" sesuai dengan  besar kecilmya sistem hydran yang dipasang.

 Pipa Header

Pipa header dapat dikatakan sebagai pipa antara/penghubung utama, yang ukuran diameternya biasanya lebih besar dibandingkan pipa-pipa lainnya.

Pipa header sebagai tempat bertemunya pipa pengeluaran (discharge) dari pompa  jockey, pompa utama, maupun pompa cadangan, sebelum masuk ke pipa penyalur. Selain itu pipa header biasanya dihubungkan juga ke tangki bertekanan (pressure tank), tangki pemancing (priming tank), sirkulasi/by passke reservoir utama (safety valve), pressure switch, dan ke manometer untuk mengukur tekanan kerja pompa

2.2.2. Penyambungan pipa (fitting)

Fitting ini digunakan untuk menghubungkan pipa yang satu dengan yang lainnya  pada diameter yang sama ataupun berlainan. Fitting harus terbuat dari bahan yang

sama dengan pipa dan mampu menerima tekanan yang sama dengan pipa. Selain fitting penyambungan antara satu pipa dengan yang lainnya dapat juga dilakukan dengan cara pengelasan, dengan menggunakan las listrik. Berikut adalah jenis-jenis fitting yang dipakai pada perencanaan instalasi pipa.

a. Socket

Untuk jenis fitting ini terdapat 2 macam bentuk jenis apa yang berlainan :

 Shocket untuk pipa black steel menggunakan threaded dalam penyambungannya

(11)

 Socket untuk GIP menggunakan drat dalam penyambungannya

Gambar 2.3 Socket Untuk GIP

 b. Elbow

Sambungan jenis ini dapat digunakan pada sambungan terbentuk sudut.

Gambar 2.4. Ukuran Standar Elbow

c. Tee

Sambungan jenis ini memiliki 2 macam bentuk :

 Tee : jenis Y hanya digunakan pada pipa black steel dengan ukuran sesuai kebutuhan.

(12)

Gambar 2.5. Tee Jenis Y

 Tee jenis standar dapat dipergunakan pada pipa black st eel dengan ukuran sesuai kebutuhan.

Gambar 2.6. Tee Jenis Standar

d. Reducer

Sambungan (fitting) jenis ini digunakan untuk menyambung dua jenis ukuran yang  berbeda pada instalasi sesuai diameter yang dibutuhkan pipa dengan diameter  berlainan.

(13)

Gambar 2.7. Reducer

e. Flens (flanger)

Digunakan untuk menghubungkan dua buah pipa yang disambung dengan cara  baut.

Gambar 2.8. Flens ( Flange )

2.2.3. Penyangga Pipa ( Pipe Support )

Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan untuk penyangga pipa.

Berat pipa yang harus diperhatikan bukan hanya berat pipa itu sendiri, teteapi meliputi berat perlengkapannya, seperti katup,

Penyangga pembebanan statik terdiri dari dua yaitu,  Penyangga berbentuk siku-siku ( bracket )

 bentuk penyangga ini ada yang terdiri dari satu tangan dan ada pula yang dua tangan. Bentuk penyangga siku-siku dapat menahan beban lebih besar dari bentuk penyangga horizontal.

(14)

Gambar 2.9. Penyangga berbentuk siku-siku  Penyangga gantung ( Hanger )

Penggantung pipa ini direncanakan untuk menahan beban static pada posisi tergantung.

Gambar.2.10 hanger clamp

2.3. Macam-macam valve (katup-katup)

Ada beberapa jenis valve yang banyak digunakan perencanaan sistem pemadam kebakaran, antara lain :

a. Gate valve

Gate valve berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air pada instalasi  pemipaan. Di samping gate valve ada valve-valve lainnya yang fungsinya sama

namun namanya berbeda karena konstruksinya yang berbeda, seperti: Glove valve, ball valve dan butterfly valve.

(15)

 b. Anti Water Hammer

Anti water hammer atau juga disebut katup searah menahan aliran air balik agar saluran jaringan pipa selalu berisi tekanan air dan juga sebagai penahan balik (water hammer), sehingga tidak menyebabkan pukulan balik air / tekanan balik.

Gambar.2.12. Check Valve

c. Foot valve / strainner

Foot valve ini di pasang diujung pipa isap (section) didalam ground tank dan  berfungsi untuk menyaring kotoran pada air.

Gambar 2.13. Foot Valve

d. Safety Valve

Valve ini berfungsi untuk menahan tekanan air pada instalasi pipa, sehingga tekanan berada pada instalasi yang direncanakan.

(16)

Gambar 2.14. Safety Valve

2.4. Accesoris Sistem Pemipaan Pompa  Stainer

Stainer berfungsi untuk menyaring air yang akan masuk ke pompa dari ground tank agar kotoran dan endapan lumpur tidak masuk menyumbat pompa.

Gambar 2.16.Strainer

 Pressure Gauge

Pressure gauge adalah alat untuk mengukur tekanan air pada instalasi pipa.

Gambar 2.17.Presurre Gauge

 Pressure Switch

Pressure switch adalah alat untuk mengatur sistem control, tekanan pressure diatur secara dimana aliran air akan otomatis

(17)

Gambar 2.18.Pressure Switch

2.5. Pompa Pemadam Kebakaran

Pompa pemadam kebakaran dirancang untuk meningkatkan tekanan air yang dilengkapi pipa masuk (suction) dan pipa keluar (dischange) yang sanggup menyediakan volume dan tekanan air untuk penanggulungan bahaya kebakaran, yaitu tekanan air minimum 4,5 kg/2 pada titik tertinggi instalasi pipa hydrant dan sprinkler

yang bersangkutan.

Untuk bekerjanya suatu sistem pemadam kebakaran maka diperlukan seperangkat  pompa kebakaran yang terdiri dari electric fire pump, diesel fire pump, jockey fire  pump.

2.8.1. Diesel Fire Pump (DFP)

 pompa hydrant diesel adalah pompa yang memiliki fungsi sebagai back up atau menggantikan kerja pompa hydrant electric saat terjadi pemadaman listrik di area

(18)

kebakaran sebagai pendorong air yang berasal dari reservoir ke jaringan hydrant. Saat listrik menyalah, pompa ini menstabilkan tegangan dalam jaringan instalasi fire hydrant atau fire sprinkler yang turun seiring dengan keluarnya air dari out put jaringan fire hydrant seperti hydrant pillar yang berada diluar gedung maupun hydrant box yang ada di dalam gedung

cara kerja pompa hydrant diesel digunakan saat terjadi kebakaran di area yang diproteksi dengan jaringan instalasi fire hydrant dan pompa utama yang bertenaga listrik mengalami kerusakan atau gagal fungsi karena saat terjadi kebakaran listrik di area tersebut dipadamkan secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga supply air dari reservoir pada jaringan fire hydrant mati yang menyebabkan kebakaran tidak dapat dipadamkan. Saat itulah pompa hydrant diesel akan menyalah secara otomatis  berdasarkan pressure switch pompa hydrant diesel terhubung dengan panel diesel

stater, mesin ini yang mengatur untuk pompa hydrant diesel bekerja secara otomatis.

Gambar 2.19. Pompa Diesel Fire Pump

2.8.2. Electric Fire Pump ( EFP )

Pompa hydrant elektrik adalah pompa utama pada jaringan instalasi fire hydrant yang berfungsinya memasuk air dari groun tank ke pipa  –   pipa dalam saluran fire hydrant sampai ke ujung pengeluaran ( nozzle ) pada hydrant pillar untuk diluar gedung atau hydrant box yang ada di dalam gedung saat terjadi kebakaran pada area yang diproteksi. Disebut sebagai pompa hydrant elektrik karena menggunakan energi listrik untuk menggerakan turbin saat bekerja mengalirkan air.

Cara kerja pompa hydrant elektrik sebagai besar pompa hydrant elektrik bekerja secara sentrifrugal end suction yaitu mendorong air dengan tekanan besar melalui

(19)

turbin yang ada didalam body pompa hydrant elektrik menjauh dari center (gerekan sentrifugal).

Gambar 2.20 Pompa Electrical Fire Pump

2.8.3. Jockey Fire Pump (JFP)

Pompa ini menggunakan penggerak motor listrik, kapasitas dan head pompa ini sangatlah kecil antara 1-3 kg/2. Karena digunakan hanya untuk menjaga tekanan

air dalam instalasi pemipaan. Pompa ini akan bekerja secara otomatis baik hidup (on) atau mati (off).

Gambar 2.21 Pompa Jockey Fire Pump 2.9. Sistem Penyediaan Air

Penyediaan atau pengadaan air untuk bangunan gedung bertingkat tentulah membutuhkan jumlah air yang cukup banyak, disamping kualitas air yang baik. Penyediaan air ini harus dapat memenuhi semua kebutuhan akan gedung tersebut, termasuk kebutuhan sistem-sistem lainnya. Seperti sistem pemadam kebakaran (fire

(20)

fighting), sistem air conditioning dan lain-lain di samping kebutuhan distribusi air bersih (plumbing) itu sendiri.

Sumber air untuk penyediaan air bersumber dari PDAM dan sumur deep well jika sumber dari PDAM tidak mencukup untuk memenuhi kebutuhan air gedung tersebut, maka sumur deep well diperlukan dan ditampung pada sebuah bak penampungan bawah atau disebut ground water tank(reservoir), dimensi dari reservoir tersebut harus dapat menampung volume air sesuai dengan kebutuhan air gedung terebut.Untuk  pendistribusian air, secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Sistem penyedian air langsung

 Sistem penyedian air tidak langsung (tangki atas)

2.9.1. Sistem Langsung

Dalam sistem ini dimana air yang bertampung di dalam reservoir di pompa dengan  pompa distribusi dan di instalasikan langsung menuju instalasi sistem atau peralatan- peralatan.

Untuk penggunaan sistem secara langsung air tergantung jenis bangunan dan untuk sistem apa, seperti untuk sistem fire fighting menggunakan sistem ini, tetapi untuk sistem distribusi air bersih (plumbing) pada gedung bertingkat tidak efisien secara sistem, karena pompa distribusi akan selalu bekerja setiap penggunaan air atau fixtures sanitary, tetapi pada rumah-rumah biasa masih banyak menggunakan sistem langsung ini.

(21)
(22)

2.9.2. Sistem Tidak Langsung (Tangki Atap)

Sistem tidak langsung ini atau lebih dikenal sistem tangki atap, dimana dalam sistem ini air yang tertampung dalam reservoir dipompa ke atas dengan pompa dan di instalasi menuju tangki atas (roof tank), dan rool tank tersebut, selanjutnya di instalasi menuju peralatan atau tempat-tempat yang membutuhkan air.

Berarti dengan sistem ini air yang menuju peralatan mengandalkan gravitasi,  berarti mengurangi kontinitas kerja pompa. Pompa hanya akan bekerja apabila air roof tank berkurang (cara kerja pompa diatur otomatis dengan menggunakan water level control).

(23)

2.10. Hidrant Kebakaran

Selain mengusahakan peralatan, penggunaan bahan, dan persyaratan- persyaratannya, perlu direncanakan alat-alat lainnya, seperti hydrant kebakaran.

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air. Hydrant ini dibagi menjadi :

 Hidrant kebakaran dalam gedung  Hidrant kebakaran dihalaman

Untuk memasang peralatan hidrant di perlukan syarat-syarat sebagai berikut :  Sumber persedian air hidrant harus diperhitungkan pemakaian selama 30-60 menit

dengan daya pancar 200 galon/menit

 Pompa-pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daya listrik darurat.

 Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5” –  2” harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang selang 20 –  30 m.

 Harus disediakan kopling penyambungan yang sama dengan kopling dari unit  pemadam kebakaran.

 Penempatan hidrant harus terlihat jelas, mudah dibuka, mudah dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda-benda/barang-barang lain.

 Hidrant dihalaman harus menggunakan katup pembuka dengan diameter 4” untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan air 250 galon/menit untuk setiap kopling.

2.10.1. Kotak Hidrant (Hidrant Box)

Hidrant Box terbagi dua type, yaitu :

 Kotak hidrant dalam gedung (Indoor Hidrant Box)  Kotak hidrant luar gedung (Outdoor hidrant Box)

Dimensi, bahan dan perletakan hidrant box, menurut standar, adalah sebagai  berikut :

 Dimensi minimum hidrant box, adalah P x L x T (cm) : 52 x 15 x 66 cm.  Bahan hidrant box, adalah baja, besi atau lembaga.

Dimana bahan/material yang digunakan harus baru, berkualitas baik, minimum kelas medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan dalam standar konstruksi  bangunan Indonesia (SKBI), dan standar industry Indonesia (SII).

(24)

Hidrant box di pasang dengan ketinggian 75cm dari permukaan lantai, mudah terlihat, mudah terjangkau, tidak terhalang oleh benda-benda lain dan di cat dengan warna merah. Di tengah-tengah hidrant box diberi tulisan “HYDRANT” dengan warna  putih, tinggi tulisan minimum 10 cm.

Gambar 2.24 Hidrant Box

2.10.2. Hidrant Halaman (Hidrant Pillar)

Hidrant pillar adalah hidrant yang disiapkan untuk pemadam kebakaran gedung  bagian luar, dengan menggunakan selang yang ada/tersedia di dalam out door hidrant  box, hidrant pillar ini dipasang dihalaman/luar gedung.

Gambar 2.24 Hidrant Pillar

Perletakan hidrant ini, harus diletakkan sesuai ketentuan sebagai berikut :

 Kelompok bangunan yang berjarak lebih dari 10 m terhadap jalan lingkungan, harus dilengkapi dengan hidrant pillar.

(25)

 Hidrant pillar harus dipasang 1 meter dari pagar halaman bangunan agar mudah terlihat, mudah terjangkau, tidak terhalang oleh benda-benda lain dan dicat warna merah.

Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini  biasanya digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki

mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000 sbb:

 Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.

 Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang dibutuhkan ditunjukkan pada RUMUS berikut :

Sumber: (SNI 03-1735-2000)

Rumus yang digunakan V = Q x t

Dimana :

V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter) Q = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit) T = Waktu pasokan air simpanan (menit)

(26)

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant halaman/pillar menggunakan acuan SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:

 Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak  bebas hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila hydrant kota yang memenuhi  persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan hydrant halaman.

 Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman, maka hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam.

 Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui katup siamese.  Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman, tetapi

mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran

(27)

Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler

 – 

sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. Alat ini dilet akan pada bagian luar gedung yang  jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan luas dan kebutuhan gedung itu sendiri

Fungsinya berbanding terbalik dengan hydrant pillar, dimana hydrant pilar berfungsi sebagai alat dari hydrant system yang berfungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakan dibagian luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan luas gedung

Dipasaran telah disediakan produk Siamese connection dengan luasan tertentu. Dalam SNI 03-1745-2000 dan SNI 03-6570-2001 serta NFPA 14 tidak mengatur tentang Siamese connection. Sehingga untuk menentukan dimensi Siamese connection tergantung pada luas gedung perlantai, dan jarak seamese connection. Persamaan ini menggunakan persaaman

(28)

debit yang tergantung pada head gedung dan daya pompa yang tersedia dari mobil pemadam kebakaran secara umum. Semakin kecil dimensi Siamese Connection maka kecepatan semakin besar. Untuk penyambungan pipa menggunakan system hydrant atau springkel, tergantung keinginan waktu pencegahan dan kapasitas air mobil kebakaran. Jika menggunakan hydrant maka harus mengetahui class sistem hydrant terlebih dahulu. Apabila dalam suatu kebakaran pada pemadam kebakaran tidak dapat naik gedung, maka Siamese connection menjadi mubajir, karena penggunaan hydrant membutuhkan operator. Sedangkan apabila digabung dengan sistem springkel maka harus ditentukan kapasitas air mengingat sistem springkel adalah sistem yang nozzle dengan jangkauan tertentu. Jangan sampai kapasitas air hanya bertahan sementara dengan luas jangkauan yang tidak merata. Parameter lain yang harus diperhatikan adalah daya yang identik pada debit dengan kecepatan serta tekanan. Hal ini karena untuk melakukan pemadaman dengan springkel dibutuhkan tekanan yang cukup untuk menyebarkan aliran air melalui nozzle. Berikut adalah contoh dimensi yang berada dipasaran

2.10.4. Y strainner

Alat ini dipasang dipinggir jalan masuk halaman gedung agar mudah tercapai oleh mobil pompa pemadam kebakaran.

(29)

2.10.5. Perlengkapan Hydrant  Hydrant key

  Nozzle Hydrant

Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant

Memiliki dua fungsi : - Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman dengan 1 (satu) arah - Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman sekaligus sebagai alat pelindung diri di karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk payung

Memiliki dua ukuran : - Untuk selang hydrant dalam ruang gedung = Jet Nozle ukuran 1, 5" - Untuk selang hydrant luar gedung = Jet Nozle ukuran 2, 5" Sifat penggunaanya yaitu secara Vertikal (searah )

 Selang Hydrant

Instalasi Hydrant Instalasi pemipaan hydrant adalah instalasi dimana di setiap lantai dari setiap gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu

landing Valve Ø 2 ½” 1 ½”, Fire hose & Nozzle, Hose rack. Sistem kerja Fire

hydrant yang terpasang menggunakan system air, (media yang digunakan adalah air). Instalasi pada system ini air stand by , sehingga apabila akan difungsikan harus mengadakan

(30)

air dari ruang pompa dimana akan difungsikan dengan membuka Landing valve pada IHB tersebut.

Sedangkan untuk system hydrant eksternal disediakan Hydrant Pillar dan Siamesse Connection yang tersebar di area site plant (kawasan). Hydrant difungsikan dengan cara memasang Hose dan Nozzle dan membuka Valve Pillar. Adapun Siamese Connection disediakan dengan maksud apabila air yang digunakan habis, maka team pemadam kebakaran dapat menyuntikkan air dari mobil ke instalasi hydrant yang ada atau karena  pompa pemadam kebakaran tidak dapat di operasikan.

(31)

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan

Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda.

Hydrant merupakan sebuah fasilitas wajib bagi bangunan-bangunan publik seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan, bahkan semestinya lingkungan perumahan pun harusnya ada fasilitas hydrant

Hydrant secara umum dibedakan menjadi 3 : A.Hydrant Box

B. Hydrant Pillar

C.Siamese Connection

Perlengkapan yang terdapat pada Hydrant : A.HYDRANT KEY / KUNCI HIDRAN B. NOZLE HYDRANT

Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di ujung selang untuk keluar air pada sistem hydrant.

Memiliki dua fungsi : - Fungsi Jet yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman dengan 1 (satu) arah - Fungsi Spray yaitu di gunakan untuk melakukan upaya pemadaman sekaligus sebagai alat pelindung diri di karenakan peralatan tersebut dapat di putar ujung Nozlenya sehingga bisa mengeluarkan air dalam bentuk payung Memiliki dua ukuran : - Untuk selang hydrant dalam ruang gedung = Jet Nozle ukuran 1, 5"

- Untuk selang hydrant luar gedung = Jet Nozle ukuran 2, 5" Sifat penggunaanya yaitu secara Vertikal (searah)

3.2.SARAN

Sebaiknya untuk pengecekan dan maintenance minimal satu tahun sekali supaya prinsip kerja fire hydrant bapat berjalan dengan baik

Gambar

Gambar 2.1 Instalasi Pipa Hidrant dan Sprinkler
Gambar 2.2 Socket Untuk Pipa PVC
Gambar 2.4. Ukuran Standar Elbow
Gambar 2.6. Tee Jenis Standar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain tugas latihan yang bervariasi dari guru dengan tingkat kesulitan yang beragam, hendaknya siswa juga dimotivasi untuk memilih sendiri soal latihan dan menyusun soal

Dari pengolahan data maka diperoleh nilai Tolerance untuk variabel transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, fairness atau kewajaran yaitu 0,566, 0,469, 0,608, 0,586

Pertama, Penjelasan akan perilaku individual dan cara kerja sistem yang bersinggungan (yaitu antara sistem psikis dan sistem sosial) yang saling autopoietic,

Berdasarkan keterangan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan kebijakan Kebun bibit rakyat kepada petani di Kabupaten Kayong Utara belum sepenuhnya terlaksana

Mengetahui adakah pengaruh pengumuman krtcria bank jangkar terhadap perbedaaan rata- rata abnormal return saham bank- bank yang masuk kriteria dan belum masuk kriteria saat

Bila mengenai barang-barang perdagangan yang harus dimuat dalam berbagai- bagai kapal yang ditunjuk, pertanggungannya diadakan dengan cara terbagi- bagi, dengan menyatakan jumlah

Masuknya kebudayaan Barat berpengaruh banyak pada warga Tionghoa waktu itu, sebab mereka sendiri tidak menguasai budaya Jawa dan seni.. Di samping itu, sistem

Hipotesis mayor menyatakan bahwa ada hubungan antara kepribadian ketangguhan (hardiness) dan kecerdasan emosional dengan depresi pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Adapun