• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah TTKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah TTKI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN MAHASISWA/I FTMD ITB

2013

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah

oleh

Jonathan Sebastian 16913102

Kevin Sukaria 16913234

Hansen 16913262

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

1

PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga karya ilmiah ini berhasil kami selesaikan dengan semaksimal mungkin. Tidak lupa juga kami menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam proses pembuatan karya tulis ini terutama Ibu Dr. Tri Sulistyaningtyas, M,Hum. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan panduan dalam setiap tahap pembuatan sehingga tugas karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Pembuatan karya tulis ilmiah ini memakan usaha dan waktu yang tidak sedikit. Berbagai kesulitan telah kelompok kami temui seperti menentukan ide karya tulis, kesulitan mengatur waktu untuk bekerja kelompok bersama, dan format penulisan. Meskipun begitu, berkat kerja sama yang baik dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan setelah melalui beberapa kali revisi.

Kami menyadari bahwa karya tulis kami masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapakkan agar kami dapat terus belajar dan menghasilkan karya yang lebih baik di masa depan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Bandung, 14 April 2014

(3)

2

ABSTRAK

Pengaruh olahraga terhadap proses pembelajaran mahasiswa FTMD ITB 2013 Oleh : Jonathan Sebastian 16913102, Kevin Sukaria 16913234, Hansen 16913262.

Olahraga adalah aktivitas penting yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Dengan berolahraga rutin, kesehatan manusia juga akan ikut terjaga. Mahasiswa FTMD ITB 2013, tidak terkecuali, juga membutuhkan olahraga sebagai sarana untuk menjaga kesehatan. Namun kehidupan sebagai mahasiswa, terutama sebagai mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung, sangat membutuhkan waktu dan tenaga. Apakah mahasiswa FTMD ITB 2013 berolahraga dengan cukup menjadi pertanyaan yang muncul. Sebagai mahasiswa pula tugas pertama kita adalah belajar, maka timbul pertanyaaan apakah dengan berolahraga dapat memengaruhi proses pembelajaran di perkuliahan.

Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui olahraga yang dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013 dan pengaruhnya terhadap proses pembelajaran di kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pengambilan data berupa kuesioner dan studi pustaka. Setelah dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013 masih kurang walaupun dalam studi pustaka menunjukkan bahwa olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh dan berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas.

(4)

3

DAFTAR ISI

PRAKATA ... 1

ABSTRAK ... 2

BAB I ... 4

1.1 Latar belakang masalah ... 4

1.2 Rumusan masalah ... 6

1.3 Ruang lingkup kajian ... 6

1.4 Tujuan penelitian ... 6

1.5 Metode dan teknik pengumpulan data ... 7

1.6 Sistematika penulisan ... 7

BAB II ... 9

2.1. Pengertian Olah raga ... 9

2.2 Jenis-Jenis Olah raga ... 9

2. 3 Frekuensi dan Intensitas Olah raga yang Baik ... 10

2. 4 Tujuan dari Berolahraga ... 11

2. 5 Sarana-Sarana yang Mendukung Kegiatan Olah raga ... 11

2. 6 Hubungan olahraga dengan bidang pendidikan ... 13

2.7 Faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran ... 13

2.7 Hubungan olahraga dengan proses pembelajaran ... 15

BAB III ... 16

3. 1 Jenis olah raga yang dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013 ... 16

3.2 Frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013 ... 18

3.3 Pengaruh frekuensi olahraga dan jenis olahraga mahasiswa FTMD 2013 terhadap proses perkuliahan ... 19

3.4 Faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013 ... 21

3.5 Hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013 ... 24

BAB IV ... 26 4.1 Kesimpulan... 26 4.2 Saran ... 26 4.3 Daftar Pustaka ... 27 RIWAYAT HIDUP ... 28 LAMPIRAN ... 29

(5)

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada kehidupan yang serba cepat dan modern ini, manusia mempunyai tanggung jawab dan tuntutan yang lebih tinggidari dekade-dekade lalu dan manusia mengorbankan kesehatannya untuk melaksanakan aktivitasnya.Manusia seringkali menyepelekan kesehatannya dengan mengikuti pola makan yang buruk, merokok, makan makanan yang tidak sehat dan yang terpenting adalah melupakan olah raga.Penyakit-penyakit yang muncul pada masa modern ini adalah penyakit yang disebabkan oleh lalainya manusia dalam menjaga kesehatan tubuhnya, seperti obesitas, jantung koroner dan kanker.Mahasiswa juga tak luput melupakan hal ini. Mahasiswa, terutama mahasiswa ITB, pun terkadang melupakan pentingnya kesehatan di tengah banyaknya kuliah, tugas, dan praktikum.

Dalam menjaga kesehatan, olah raga adalah aktivitas yang diperlukan.Olah raga membantu metabolisme tubuh dan menjaga agar tubuh tetap segar terjaga. Olah raga juga sangat diperlukan mahasiswa dalam menjaga konsentrasi dalam melaksanakan kuliah, terutama kuliah di ITB ini.

Mahasiswa TPB ITB adalah mahasiswa tahun pertama yang berada di Institut Teknologi Bandung.Sebagai mahasiswa tahun pertama dan sebagai mahasiswa ITB, tak pelak mahasiswa masih terbawa kebiasaan masa SMA.Kebiasaan seperti menganggap remeh guru atau dosen, banyak main, dan menunda-nunda pekerjaan tentu tidak membantu dalam menjalani kuliah di ITB yang terkenal ketat dan berat.Kegiatan belajar mengajar dalam kelas

(6)

5 harus menjadi perhatian lebih bagi mahasiswa TPB ITB karena dalam kelas inilah mahasiswa mendapat ilmu yang berguna bagi studinya.

Kami melihat adanya korelasiolah raga dalam kegiatan belajar mengajar. Pada semester satu, mahasiswa FTMD mendapat mata kuliah olah raga sedangkan pada semester dua, mahasiswa FTMD tidak mendapatkan mata kuliah olah raga. Olah raga selain membantu proses belajar mengajar, juga membantu kebugaran jasmani kita, menjaga tubuh untuk tetap lebih sehat, dan membantu kita untuk dapat lebih fokus. Dalam berolahraga, otak kita akan bekerja untuk membuat tubuh kita dapat berolahraga dengan baik dan semakin rutin kita berolahraga, semakin terbiasa pula otak dan tubuh kita.

Dalam kehidupan, kita harus dapat mengatur kegiatan kita agar dalam segala aspek kehidupan terjadi keseimbangan. Keseimbangan ini kita capai agar kita dapat menikmati hidup dengan sebaiknya. Selain belajar, untuk melatih ketajaman kemampuan berpikir kita, kita juga harus berolahraga agar lebih sehat dan selalu dalam kondisi prima. Kami menyadari bahwa olah raga adalah aspek yang penting dalam kehidupan ini. Dengan olah raga, tubuh menjadi terlatih dan otak dapat tetap fokus untuk waktu yang lama.

Belakangan ini, kami merasa bahwa di kelas, mahasiswa cenderung lebih cepat untuk teralihkan perhatiannya dan mulai berbicara dengan temannya di kelas saat perkuliahan berlangsung. Dengan hal tersebut, dan dimulai oleh beberapa mahasiswa, mahasiswa yang lain juga cenderung untuk ikut berbicara dengan teman yang lain. Hal ini mengganggu konsentrasi mahasiswa yang sedang serius untuk memahami apa yang diterangkan oleh dosen yang sedang mengajar. Kegaduhan yang terjadi juga membuat kegiatan belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Oleh karena itu, kami ingin mengetahui apakah mahasiswa FTMD tetap berolahraga layaknya saat semester satu atau bahkan mereka sudah tidak melakukan olah raga sama sekali.

(7)

6

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang kami ungkapkan diatas, kami menemukan beberapa kendala atau masalah yang jelas yaitu:

1. Apa saja olah raga yang dilakukan oleh mahasiswa FTMD 2013?

2. Dimana dan kapan mahasiswa FTMD 2013 melakukan kegiatan olah raga? 3. Bagaimana dengan frekuensi olah raga mahasiswa FTMD?

4. Apakah frekuensi olah raga memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran mahasiswa di kelas?

5. Apakah manfaat olah raga bagi mahasiswa yang melakukannya?

1.3 Ruang lingkup kajian

Ruang lingkup dari penelitian kami adalah korelasiolah raga terhadap proses belajar mahasiswa FTMD ITB 2013 di kelas. Aspek yang akan dibahas antara lain adalah olah raga mahasiswa FTMD dan bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan belajar di kelas. Data mahasiswa FTMD ITB 2013 yang didapat adalah dari sampel satu kelas.Olah raga yang dimaksud adalah kegiatan olah raga seperti fitness, futsal, basket atau lari.Pembelajaran yang akan dibahas adalah pembelajaran di dalam kelas, tidak termasuk pembelajaran di luar kelas. Ruang lingkup ini dipilih karena dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini.

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian kami mempunyai tujuan sebagai berikut :

(8)

7 a. Mengetahui jenis olah raga yang dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013

b. Mengetahui tempat dan waktu dalam kegiatan olah raga yang dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013

c. Mengetahui frekuensi olah raga yang dilakukan

d. Mencari tahu pengaruh olah raga terhadap proses pembelajaran di kelas e. Mencari tahu manfaat dari kegiatan olah raga yang dilakukan mahasiswa

1.5 Metode dan teknik pengumpulan data

Dalam pengambilan data, diguna metode deskriptif analitis berupa :

a. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mendapat jawaban dari pertanyaanatas masalah yang diajukan kepada responden.Teknik ini dipilih karena cepat dalam mengambil data, dapat dilakukan secara massal dan data yang didapat cukup valid.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan untuk mencari data-data yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dari penelitian ini.Studi pustaka yang dilakukan berasal dari artikel, internet dan dari literature.Teknik ini dilakukan agar data analisis yang dipakai kredibel dan sesuai dengan keilmuan yang berlaku

1.6 Sistematika penulisan

Karya tulis ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab. Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, metode dan teknik pengumpulan, data, dan sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai definisi olah raga dan jenis-jenisnya, frekuensi olah raga yang

(9)

8 baik, tujuan dan sarana dalam berolahraga, korelasi olah raga dengan pendidikan, faktor yang mendukung proses pembelajaran dan pengaruh olah raga terhadap proses pembelajaran. Bab III membahas hasil pengambilan data dan analisisnya.Bab IV berisi kesimpulan dan saran.

(10)

9

BAB II

OLAHRAGA YANG BAIK DAN BENAR BESERTA MANFAATNYA

2.1. Pengertian Olah raga

Olah raga adalah sebuah aktivitas yang dilakukan manusia untuk melatih dirinya baik secara jasmani ataupun rohani. Secara jasmani misalnya dengan meningkatkan kebugaran tubuh dan secara rohani misalnya melatih konsentrasi dan daya inget pikiran. Olah raga dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian gerak gaya yang teratur dan terencana.

2.2 Jenis-Jenis Olah raga

Olah raga dapat dibagi menjadi empat cabang utama yaitu olah raga prestasi, Olah raga rekreasi, olah raga kesehatan, dan olah raga pendidikan. Olah raga prestasi adalah olah raga yang bertujuan untuk mencapai presatasi dalam ajang kompetitif, misalnya saja olimpiade. Olah raga rekreasi adalah olah raga yang dilakukan untuk bersenang-senang dan biasanya dilakukan atas dasar hobi. Olah raga kesehatan adalah olah raga yang dilakukan untuk sekedar menjaga kebugaran tubuh, misalnya lari pagi. Olah raga pendidikan adalah olah raga yang dilakukan agar menambah wawasan dan mengenal sistem kerja tubuh manusia secara mendalam, misalnya menjadi sampel penelitian pengaruh vitamin terhadap stamina pelari marathon.

Olah raga juga dapat dikelompokan berdasarkan jumlah orang yang melakukan olah raga tersebut yaitu olah raga perorangan, olah raga kelompok, dan olah raga massal. Peserta olah raga perorangan berjumlah 1-4 orang, misalnya bulu tangkis dan tenis.

(11)

10 Peserta olah raga kelompok berjumlah 6-22 orang, misalnya sepak bola dan bola basket. Peserta olah raga massal ber jumlah lebih dari 22 orang, misalnya saja marathon massal.

2. 3 Frekuensi dan Intensitas Olah raga yang Baik

Frekuensi olah raga yang baik tidaklah baku dan berbeda-beda tiap individu. Frekuensi olah raga dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya saja kondisi kesehatan, cuaca, dan keterbatasan waktu. Meskipun tidak ada frekuensi olah raga yang baku, namun secara umum, dianjurkan untuk berolahraga minimal 150 menit dalam 1 minggu.

Sesorang dapat berolahraga setiap hari dalam satu minggu ataupun hanya tiga kali seminggu asalkan akumulasi waktu berolahraganya sekitar 150 menit dalam satu minggu.

Hal yang juga penting untuk diperhatikan dalam berolahraga secara efektif adalah intensitas olah raga. Tentunya intensitas olah raga tiap individu berbeda-beda dan dipengaruhi berbagai faktor. Faktor utama yang mempengaruhi intensitas olah raga adalah umur. Tentunya intensitas olah raga atlet muda berbeda dengan intensitas olah raga atlet yang sudah pensiun, oleh karena itu indikator yang menentukan intensitas olah raga seseorang adalah "denyut nadi maksimal" atau disingkat DNM. Kegiatan olah raga seseorang dianggap sudah memadai jika denyut nadi mereka telah mencapa 70%-85% DNM dimana DNM dinyatakan dengan DNM=220-umur(tahun). Pengukuran denyut nadi ini dapat dilakukan dengan alat bantu elektronik misalnya saja seperti alat treadmill yang otomatis mengukur denyut nadi kita bila tangan kita memegang sensor menggunakan alat tersebut.

(12)

11 Lamanya waktu untuk berolahraga juga tidak baku, namun secara umum lamanya waktu berolahraga adalah sekitar 20-30 menit yang terdiri dari 5 menit persiapan, 5 pemanasan, 20-30 menit latihan, dan 5 menit pemulihan (cooling down) .

2. 4 Tujuan dari Berolahraga

Ada tiga ujuan primer dari berolahraga. Yang pertama adalah memelihara dan mempertahankan kemampuan gerak yang masih ada atau bahkan meningkatkannya. Tujuan primer yang pertama ini biasa berhubungan dengan kelenturan tubuh. contohnya adalah memelihara kemampuan seseorang melakukan gerakan split dengan cara melakukan pemanasan dan peregangan kaki secara rutin. Tujuan primer yang kedua adalah

meningkatakan kekuatan dan daya tahan otot dan tujuan primer ketiga dari berolahraga adalah memelihara atau meningkatkan stamina dan kesehatan.

Selain tiga tujuan primer di atas, ada juga beberapa tujuan sekunder dari berolahraga yaitu untuk meningkatkan penampilan, memikat lawan jenis, dan hobi.

2. 5 Sarana-Sarana yang Mendukung Kegiatan Olah raga

a.) Gedung olah raga kampus / atau sekolah

Ketersediaan gedung olah raga di institusi pendidikan seperti unversitas atau sekolah akan sangat mendukung kegiatan olah raga karena kemudahan akses dan biaya yang biasanya relatif murah bagi pelajar atau mahasiswa. Selain itu pelajar atau mahasiswa juga dapat berolahraga bersama temannya sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk berolahraga.

(13)

12

Tempat fitness atau gym adalah sarana olahraga yang sangat efektif karena anggota

tempat fitness/gym dapat berolahraga secara efektif disana dengan adanya ketersediaan alat yang lengkap dan instruktur yang dapat memberikan menu latihan yang tepat. Kelemahan dari sarana ini adalah biaya keanggotaan yang tidak murah.

c.) lapangan olah raga (misal lapangan futsal atau bole basket)

Olahraga-olahraga yang paling populer seperti sepak bola atau bola basket

membutuhkan lapangan, oleh karena itu dengan adanya sarana-sarana seperti lapangan olah raga tentunya akan meningkatkan frekuensi olahraga masyarakat yang gemar dengan olahraga yang membutuhkan lapangan seperti sepak bola dan bola basket. d.) Pelajaran olah raga dalam kurikulum pendidikan

Dengan adanya pelajaran olahraga dalam kurikulum pendidikan, pelajar dapat

mendapat pengetahuan yang tepat tentang bagaimana olahraga yang baik dan benar serta melakukan olahraga yang rutin pada mata pelajaran tersebut.

e.) Teman

Salah satu musuh utama dari olahraga adalah rasa malas karena kurangnya motivasi. Dalam hal ini, peran teman sangat penting untuk meningkatakan motivasi berolahraga, misalnya dengan mengajak olahraga bersama. Olahraga bersama teman akan lebih menyenangkan daripada olahraga sendiri.

f.) Personal trainer

Peran personal trainer hampir sama dengan teman namun personal trainer dibayar untuk terus memotivasi dan menjaga kedisiplinan kita dalam berolahraga. Keuntungan dari personal trainer adalah ia dapat mengatur menu latihan dan memberi tips-tips agar kegiatan olahraga kita efektif dan maksimal.

(14)

13

2. 6 Hubungan olahraga dengan bidang pendidikan

Olahraga adalah salah satu kegiatan yang sangat berhubungan dengan fisiologis tubuh manusia. Melakukan dan memelajari olahraga membantu individu untuk memahami lebih dalam mengenai cara kerja dan potensi dari tubuh manusia, misalnya saja seorang binaraga profesional tahu latihan apa saja yang harus dilakukan untuk membentuk otot tertentu karena ia tahu otot apa yang bekerja untuk melakukan kegiatan tertentu atau atlet lari profesional yang tahu bagaimana teknik pernafasan yang benar agar dapat berlari dengan jauh dan cepat. Hal ini membuktikan bahwa olahraga juga membantu individu memelajari biologi mengenai anatomi tubuh manusia.

Olahraga yang rutin juga membuat badan sehat dan segar sehingga pelajar yang melakukan olahraga secara rutin tidak mudah sakit dan memiliki konsentrasi yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.

2.7 Faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran

Ada banyak sekali faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu yang mengikuti proses pembelajaran dan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan proses pembelajaran.

Faktor internal yang mempengaruhi proses pempelajaran antara lain : a.) Rasa malas dan kurangnya motivasi belajar

Rasa malas dan kurangnya motivasi belajar mempengaruhi proses

(15)

14 malas mencatat, malas mendengarkan, dan malas bertanya sehingga akhirnya ia tak mengerti materi sama sekali.

b.) Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan yang buruk sangatlah mengganggu proses pembelajaran karena mahasiswa tidak akan dapat berkonsentrasi memperhatikan materi yang dijelaskan. Selain itu bila siswa/mahasiswa mengalami sakit keras, maka ia bahkan tidak akan dapat mengikuti proses pembelajaran sama sekali..

c.) Kurang tidur

Kurangnya waktu tidur juga akan menghambat proses pembelajaran karena mahasiswa akan mengantuk di dalam kelas sehingga tidak dapat berkonsentrasi dan bahkan tidur di dalam kelas.

d.) Minat

Minat juga sangat berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Bila materi yang diajarkan tidak sesuai dengan minat

mahasiswa, kemungkinan besar proses pembelajaran tidak akan maksimal.

Faktor eksternal yang mempengaruhi proses pempelajaran antara lain : a.) Situasi kelas

Situasi kelas yang tidak kondusif seperti ribut dapat mempengaruhi konsentrasi mahasiswa sehingga proses pembelajaran tidak lancar.

b.) Teman

Teman juga berperan besar dalam proses pembelajaran. Teman dapat berdampak postiif ataupun negatif terhadap proses pembelajaran misalnya teman yang mengikuti pembahasan dan aktif dalam kelas dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

(16)

15 membangun dan menambah wawasan bersama, namun teman yang berdampak negatif misalnya adalah teman yang mengajak ngobrol.

c.) Guru

Sama seperti teman, guru juga dapat berdampak positif atau negatif terhadap proses pembelajaran. Guru yang mengajarkan materi secara menarik dan komnikatif tentunya akan sangat meningkatkan proses pembelajaran, sebaliknya guru yang pasif dan tidak komunikatif akan menghambat proses pembelajaran.

2.7 Hubungan olahraga dengan proses pembelajaran

Setelah melihat faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa olahraga dapat meningkatkan faktor internal yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu kondisi kesehatan. Secara teoritis, mahasiswa yang lebih rutin berolahraga akan lebih dapat berkonsentrasi selama di kelas. Keterengan yang lebih detail dan spesifik akan dibahas di bab selanjutnya.

(17)

16

BAB III

PENGARUH OLAH RAGA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA/I FTMD ITB 2013

3. 1 Jenis olah raga yang dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013

Dari kuesioner yang dibagikan kepada 50 orang sampel mahasiswa FTMD ITB 2013, dapat diketahui jenis olahraga apa yang paling sering dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013.

Dari hasil kuesioner, didapat data dari jenis olah raga yang paling sering dilakukan mahasiswa/I FTMD ITB 2013. Sebanyak 15 dari 50 responden atau sekitar 33% mahasiswa memilih olahraga lari sebagai olahraga yang paling sering dilakukan. Hal ini wajar mengingat lari adalah salah satu olahraga yang paling praktis dan mudah dilakukan.Cukup dengan pakaian olahraga dan sepatu, mahasiswa dapat berolahraga lari. Selain itu, fasilitas trek lari di Sasana Olahraga ITB pun cukup mumpuni dan dapat digunakan secara gratis oleh mahasiswa

13% 5% 33% 11% 16% 22%

Jenis Olah Raga

Futsal Basket Lari Renang Badminton Lainnya

(18)

17 sehingga tidak mengherankan banyak mahasiswa menjadikan olahraga lari sebagai olahraga yang paling banyak dilakukan.

Futsal merupakan olahraga kedua yang paling sering dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013.Futsal merupakan olahraga yang sedang menjamur di kalangan pemuda dan dengan semakin banyaknya lapangan futsal indoor di Bandung menjadikan futsal salah satu olahraga yang paling sering dilakukan mahasiswa FTMD ITB 2013. Sebanyak 22% responden

menjawab olahraga lain selain pilihan yang diberikan. Hal ini menandakan bahwa jenis olahraga yang dilakukan mahasiswa FTMD 2013 sangat bervariasi.

Olahraga yang dilakukan oleh mahasiswa FTMD ITB 2013 sangat bervariasi, termasuk pula tempat dimana olahraga itu dilakukan.

Dari data yang didapat dari hasil kuesioner, tempat untuk berolahraga bagi mahasiswa FTMD ITB 2013 cukup berimbang antara di kosan, kampus maupun di luar kampus.

Beberapa olahraga, seperti lari, futsal, dan basket, dapat dilakukan di kos masing-masing apabila ada fasilitas yang memadai. Sasana Olahraga ITB (Saraga) juga merupakan salah satu

26%

38% 36%

Tempat Berolahraga

Di kosan dan sekitarnya Di kampus (saraga) Di luar kampus

(19)

18 tempat paling diminati untuk melakukan olahraga karena adanya trek lari, tempat fitness, kolam renang, lapangan basket dan fasilitas lainnya. Mahasiswa lainnya juga berolahraga tidak di kos maupun di kampus melainkan di luar kampus. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa FTMD ITB 2013 tidak mempunyai tempat untuk berolahraga yang khusus dan tempatnya pun bervariasi.

3.2 Frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013

Berolahraga merupakan aktivitas yang sangat menyehatkan tubuh kita.Berolahraga secara rutin adalah jalan bagi kita untuk mencapai tubuh yang sehat.Frekuensi dalam berolahrag perlu diperhatikan agar manfaat-manfaat olahraga dapat didapat sepenuhnya.

Dari kuesioner yang diberikan, sebanyak 34 dari 50 mahasiswa FTMD ITB 2013, atau sekitar 68%, berolahraga dari 0-2 jam per minggu. Sebanyak 20% mahasiswa berolahraga 2-5 jam per minggu dan sebanyak 3 mahasiswa berolahraga masing-masing 2-5-10 jam dan lebih dari 10 jam.Dari hasil studi Canadian Health Measures Survey didapatkan bahwa manusia

68% 20%

6% 6%

Frekuensi Berolahraga per Minggu

0-2 jam 2-5 jam 5-10 jam >10 jam

(20)

19 perlu berolahraga minimal 150 menit (2,5 jam) dalam seminggu untuk mendapatkan

metabolisme tubuh yang baik. Dari hasil kuesioner didapat bahwa masih banyak mahasiswa FTMD ITB yang berolahraga kurang dari 2,5 jam. Mahasiswa FTMD ITB 2013 yang berolahraga lebih dari yang dianjurkan hanya sekitar 32% mahasiswa.

Kurangnya frekuensi berolahraga dapat disebabkan oleh aktivitas kampus yang menyibukkan.Mahasiswa FTMD ITB 2013 adalah mahasiswa baru di Institut Teknologi Bandung dalam tahun ajaran 2013-2014.Kegiatan sebagai mahasiswa, terutama sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung, sangat berbeda dengan masa-masa SMA.Tugas-tugas perkuliahan, tugas kaderisasi dan bersosialisasi dapat menyita waktu mahasiswa.Seringkali olahraga menjadi prioritas terakhir sehingga waktu untuk berolahraga pun menjadi tidak ada.

Kurangnya frekuensi berolahraga juga dapat disebabkan oleh tidak diadakannya lagi mata kuliah olahraga.Selama semester I, mahasiswa FTMD diwajibkan mengambil mata kuliah olahraga. Mata kuliah ini mengharuskan mahasiswa untuk berolahraga selama dua jam perkuliahan. Dalam hal ini, mahasiswa mau tidak mau harus berolahraga minimal dua jam. Selama semester II ini, mahasiswa FTMD tidak ada mata kuliah olahraga sendiri sehingga mahasiswa dipersilakan berolahraga sendiri .Karena tidak adanya keharusan berolahraga itulah frekuensi mahasiswa dalam berolahraga kurang dari standar minimal.

3.3 Pengaruh frekuensi olahraga dan jenis olahraga mahasiswa FTMD 2013 terhadap proses perkuliahan

Tugas mahasiswa yang paling utama adalah untuk mendapat ilmu

sebanyak-banyaknya. Institut Teknologi Bandung merupakan kawah candradimuka dimana ilmu-ilmu dapat diambil mahasiswa yang belajar di sana. Namun seringkali mahasiswa tidak mengikuti proses perkuliahan dengan baik, entah dikarenakan mengantuk, tidak mengerti, atau

(21)

20 terdistraksi teman lain.

Dari kuesioner yang diberikan, 66% responden sering mengantuk saat kuliah berlangsung. Mengantuk saat kuliah dapat menandakan bahwa mahasiswa tidak fokus pada perkuliahan atau sering merasa capai. Rasa kantuk juga bisa disebabkan oleh kurangnya berolahraga sehingga kurangnya pembakaran kalori dalam tubuh manusia sehingga kalori tersebut menciptakan kantuk, sama seperti fenomena rasa mengantuk setelah makan kenyang.

66% 34%

Apakah Anda Sering Mengantuk Saat

Kuliah Berlangsung?

Ya Tidak

66% 34%

Apakah Frekuensi Anda Berolahraga

Berpengaruh pada Proses Perkuliahan?

Ya Tidak

(22)

21 Sebagian besar responden mahasiswa FTMD ITB 2013 mengatakan bahwa frekuensi dalam berolahraga memengaruhi mahasiswa dalam proses perkuliahan. Dalam kenyataannya, olahraga dapat mengakibatkan perubahan pada memori, daya otak dan stamina dalam kaitan tentang pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kerja tubuh yang lebih aktif bila seseorang melakukan olahraga. Bila kerja tubuh aktif, otomatis otak akan bekerja lebih aktif juga karena otak adalah pusat dari kerja tubuh sehingga akhirnya perkembangan otakpun akan

terstimulasi.

Dalam kuesioner yang diberikan, lebih dari setengah responden menjawab bahwa olahraga membuat stamina mereka makin kuat. Hal ini menunjukan bukti nyata bahwa olahraga dapat meningkatkan stamina seseorang.

3.4 Faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013

Frekuensi olahraga sangat berpengaruh kepada proses perkuliahan. Apabila frekuensi olahraga mahasiswa tinggi dan teratur tentu akan berguna bagi kesehatan dan dalam proses

14%

32% 54%

Apa Manfaat Olahraga yang Paling Anda

Rasakan?

Fokus dalam perkuliahan Tidak gampang sakit Stamina semakin kuat

(23)

22 perkuliahan.Namun ada banyak halangan bagi mahasiswa FTMD ITB 2013 untuk

berolahraga.

Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa mahasiswa FTMD ITB 2013 mempunyai halangan terbesar untuk berolahraga berupa rasa malas.Sebanyak 21 dari 50 responden mengatakan bahwa rasa malas menjadi halangan untuk berolahraga. Dengan banyaknya hiburan dan fasilitas yang ada di kos atau rumah, seringkali muncul rasa malas untuk berolahraga.

Rasa malas dalam berolahraga bisa dikalahkan dengan motivasi. Berolahraga adalah aktivitas yang tidak hanya menyehatkan namun juga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam perkuliahan. Motivasi dan tekad yang kuat untuk menjadi sehat harus ada dalam diri mahasiswa. Seorang mahasiswa adalah seorang yang dewasa, bukan seorang anak-anak yang harus diperhatikan orang lain. Seorang yang dewasa harus bisa

memperhatikan kesehatan dan aktivitas dirinya sendiri.Kesadaran untuk berolahraga haruslah mengalahkan rasa malas dalam berolahraga.

42%

22% 16%

20%

Halangan untuk Berolahraga

Rasa malas Tidak punya waktu Tidak ada teman Cuaca tidak mendukung

(24)

23 22% responden mahasiswa FTMD ITB 2013 juga mengatakan bahwa halangan terbesar untuk berolahraga adalah tidak punya waktu.Hal ini terjadi karena banyak kegiatan

mahasiswa sehingga olahraga menjadi prioritas terakhir.Untuk mengatasi masalah ini, pembagian waktu yang bijaksana harus dilakukan.Olahraga dapat dilakukan dimana dan kapan saja sehingga tidak ada alasan untuk tidak berolahraga.Waktu luang yang didapatkan dapat dipakai untuk berolahraga ringan seperti senam ataupun jogging.

Selain halangan di atas, terdapat halangan eksternal yang dapat menghalangi mahasiswa untuk berolahraga.Sebanyak 20% dan 16% responden menjawab halangannya terbesar dalam berolahraga adalah tidak ada teman dan cuaca tidak mendukung.Tidak ada teman menjadi halangan karena beberapa orang merasa risih sendirian untuk berolahraga. Mahasiswa harus belajar untuk mandiri mengatur diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Berolahraga sendiri kadang lebih baik daripada kita berolahraga bersama teman lain karena dengan begitu kita dapat berolahraga sesuai dengan jalan dan kemampuan kita, tidak bergantung pada orang lain. Apabila kita berolahraga sesuai dengan jalan dan kemampuan kita sendiri maka manfaat olahraga tentu akan kita dapat sepenuhnya. Halangan eksternal terbesar lainnya adalah cuaca yang tidak mendukung. Bandung seringkali dilanda hujan deras dank arena berada di dataran yang tinggi, Bandung mempunyai udara dan angin yang dingin. Olahraga dengan cuaca yang tidak mendukung juga tidak baik bagi kesehatan kita. Alangkah baiknya apabila cuaca buruk menghalangi kita untuk berolahraga, kita harus mencar alternatif lain dalam berolahraga, contohnya berolahraga indoor seperti senam atau yoga

Faktor-faktor seperti rasa malas atau tidak ada waktu dapat mempengaruhi frekuensi kita dalam berolahraga.Faktor ini menjadi penghalang namun penghalang jangan menjadi alasan untuk tidak berolahraga.Asal ada motivasi yang kuat, seseorang bisa melakukan olahraga walau dalam halangan apapun.

(25)

24

3.5 Hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013

Walaupun olahraga sangat penting, mahasiswa kadang butuh motivasi lebih untuk melakukan aktivitas tersebut.Motivasi diperlukan agar mahasiswa dapat terus terpacu untuk rutin

melakukan olahraga. Angket yang diberikan kepada 50 sampel mahasiswa FTMD menunjukkan motivasi mereka dalam berolahraga

Setengah dari responden menjawab bahwa mereka melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan.Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa FTMD ITB sudah mempunyai kesadaran untuk mulai menjaga kesehatan dari berolahraga.Mahasiswa FTMD ITB berasal dari tempat berbeda.Ketika mereka belajar di ITB, mereka belajar untuk mandiri termasuk menjaga kesehatan diri sendiri. Berolahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan diri. Motivasi untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga harus terus ada mengingat bahwa dengan kegiatan kampus yang sangat banyak, mahasiswa dapat jatuh sakit dan dapat

meninggalkan perkuliahan.Dengan berolahraga, maka mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan baik.

50% 38%

8% 4%

Motivasi untuk Berolahraga

Menjaga kesehatan Hobi

Memikat lawan jenis Mengasah kemampuan berolahraga

(26)

25 Sekitar 25 orang dari 50 responden menjawab mereka melakukan olahraga karena mereka hobi.Hobi adalah kegiatan reguler yang bertujuan untuk kesenangan diri.Penilitian menujukkan bahwa ketika kita berolahraga kita mengeluarkan hormone endorphin yang dapat membuat kita merasa bahagia.Seharusnya kita semua menjadikan olahraga sebagai hobi yang menyenangkan.Janganlah membuat olahraga menjadi beban. Mencari teman yang berhobi sama dan berkemampuan sama juga dapat memotivasi kita untuk berolahraga.

Seperti yang telah dijabarkan di subbab sebelumnya, berolahraga ternyata berpengaruh kepada pembelajaran.Hal ini seharusnya menjadi motivasi berlebih bagi mahasiswa untuk berolahraga. Dengan berolahraga maka proses perkuliahan akan menjadi lancar sehingga prestasi yang didapat pun akan maksimal.

Motivasi untuk berolahraga itu perlu agar berolahraga tidak hanya menjadi angan-angan semata.Motivasi dapat datang dari diri sendiri seperti berolahraga karena hobi atau karena ingin menjaga kesehatan.Motivasi juga dapat datang dari luar, seperti dari teman, dari orang tua maupun dari masyarakat.Mata kuliah olahraga di ITB adalah salah satu jalan dari kampus untuk memotivasi mahasiswanya agar menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam hidup.Seharusnya pelajaran yang diambil dari mata kuliah yaitu tentang dasar-dasar kesehatan dan olahraga dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk rajin berolahraga.

(27)

26

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, mahasiswa FTMD ITB 2013 lebih menyenangi olahraga berlari karena praktisnya olahraga ini dan tidak memerlukan perlengkapan yang banyak. Menurut data, frekuensi olah raga mahasiswa FTMD relatif kurang meskipun banyak mahasiswa yang melakukan olahraganya di sekitar area perkuliahan. Karena kurangnya frekuensi olahraga mahasiswa FTMD ITB 2013, para mahasiswa cenderung untuk mengantuk pada saat perkuliahan berlangsung. Dengan melakukan olahraga, mahasiswa FTMD ITB 2013 mendapatkan keuntungan-keuntungan seperti memiliki stamina yang lebih banyak, tubuh menjadi lebih kuat terhadap penyakit, dan mahasiswa dapat lebih fokus saat mendengarkan dosen yang sedang mengajar.

4.2 Saran

Setelah kami menganalisis dan menyimpulkan data yang telah kami perloreh, kami memiliki beberapa saran untuk mahasiswa FTMD ITB 2013 agar mereka dapat

meningkatkan proses belajar dengan lebih optimal sehingga mereka bisa mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.

Saran yang dapat kami berikan kepada mahasiswa FTMD ITB 2013 adalah untuk mencari motivasi yang bersangkutan dengan kegiatan olahraga agar mereka lebih semangat dalam melakukan olahraga dan dapat meningkatkan frekuensi olahraga mereka untuk

(28)

27 memenuhi waktu berolahraga yang dianjurkan. Berdasarkan data yang telah kami peroleh, halangan terbesar seorang mahasiswa untuk melakukan olahraga adalah kemalasan mereka sendiri. Dengan mereka menemukan motivasi yang tepat, mereka dapat mengalahkan rasa malas mereka untuk berolahraga. adapun motivasi yang dapat membantu adalah untuk menjaga kesehatan, memikat lawan jenis, dan untuk mengasah kemampuan fisik selain dari kemampuan berpikir.

4.3 Daftar Pustaka

1. Setiawan, Iwan (2005).Manusia dan Olahraga, Bandung: Penerbit ITB.

2. “Study Finds Aerobic Exercise Improves Memory, Brain Function and Physical Fitness”.

http://www.brainhealth.utdallas.edu/blog_page/study-finds-aerobic-exercise-improves-memory-brain-function-and-physical-fi.

Diaksestanggal 10 Maret 2014.

3. “Academics & Physical Activity”.

4. http://www.sparkpe.org/physical-education-resources/academics-physical-activity/.

Diaksestanggal 10 Maret 2014.

5. OlahragaTingkatkanKemampuanAkademikRemaja.

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/25/060524477/undefined. Diaksestanggal 10 Maret 2014.

6. Weinber, Robert. Foundations of Sport and Exercise Psychology.2011. Michigan State Univeristy.

(29)

28

RIWAYAT HIDUP

Jonathan Sebastian

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Desember 1994. Penulis bertempat tinggal di Jl. Kalimantan IX blok F1 no.10 BSD, Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Trisno Tedy dan Bong Wie Kian.

Pada tahun 2013 penulis lulus dari SMA Kolese Kanisius Jakarta dan lulus dalam seleksi masuk Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.

Kevin Sukaria

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 November 1994. Penulis bertempat tinggal di BSD Puspita loka blok K4 no.7 Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Sukaria Sudarnoto dan Tjhin Stephanie.

Setelah lulus dari SMA Santa Ursula BSD pada tahun 2013, penulis lulus dalam seleksi masuk Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur

undangan.

Hansen

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1995. Penulis bertempat tinggal di Jl. Parung Banteng gang Aspan. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Santosi dan Susana H.

Pada tahun 2013 penulis lulus dari SMA Regina Pacis Bogor dan lulus dalam seleksi masuk Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.

(30)

29

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 363 ayat (5) KUHP menyebutkan, Pencurian yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan jalan

[r]

Maka dalam hal ini Kospin Jasa Layanan Syariah Capem Banjaran tidak hanya akan mempertahankan produk dana talangan haji melainkan tetapi akan meningkatkan kualitas

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang cukup serius, dan prevalensi kecacingan pada cukup tinggi, serta kesehatan

115 SD NEGERI JATIMELATI 1 Pondok Melati 116 SD NEGERI BANTARGEBANG 1 Bantargebang 117 SDK PENABUR HARAPAN INDAH Medan Satria 118 SD ISLAM LABSCHOOL STAI BANI SALEH Bekasi Timur 119

Kota Makassar yang dijadikan sebagai sampel dengan jumlah persentase tertinggi untuk sarana pembuangan tempat sampah yaitu Pondok Pe- santren Ummul Mukminin sebesar