• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: melalui proses transformasi. (O Brien, 2008).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: melalui proses transformasi. (O Brien, 2008)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

6   

LANDAS AN TEORI

2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem

Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu:

1. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukkan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi. (O’Brien, 2008).

2. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Jogiyanto, 2009).

3. Prahasta (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.

4. M enurut Ladjamudin (2005) Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencap ai tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian sistem seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan sesuatu yang terdiri dari bebagai komponen atau elemen yang saling terkait dan mempunyai tujuan atau peranan yang sama.

Suatu sistem memiliki karakteristik agar tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya. Karakteristik sistem adalah :

(2)

 

1. Komponen

Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang melakukan fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan sistem.

2. Batas Sistem

Sistem dibatasi oleh suatu area untuk membatasinya dengan sistem lainnya. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkugan luar sistem meliputi segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi kerja sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem adalah suatu media yang menghubungkan antar elemen atau subsistem dalam sistem. M elalui media ini memungkinkan pengiriman masukan dan keluaran dari suatu sistem ke sistem lain.

5. M asukan Sistem

M asukan sistem atau input sistem adalah segala sesuatu yang diperlukan sistem untuk diproses sehingga sistem dapat mencapai hasil yang diharapkan.

6. Pengolahan Sistem

Suatu unit yang mengolah masukan ke sistem menjadi keluaran melalui proses atau prosedur tertentu.

7. Keluaran Sistem

Hasil yang diharapkan berasal dari masukan yang diproses. Hasil tersebut bisa menjadi hasil akhir atau masukan bagi sistem lainnya. M emberikan laporan

(3)

 

kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi tertentu.

8. Sasaran dan Tujuan

M emberikan laporan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi tertentu.

2.1.2 Pengertian Informasi

M enurut O’Brien (2002) informasi adalah data yang telah diubah menjadi bentuk yang memiliki arti dan berguna dalam konteks tertentu bagi pemakainya.

M enurut M cLeod (2001) adalah data yang telah dip roses, atau data yang telah memiliki arti.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya, sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan, sesuai dengan konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem.

Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi pemakai.

2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan. 3. M enggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu hal.

(4)

 

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

M enurut O’Brien (2002), sistem informasi adalah kombinasi yang terhubung antara pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mentransformasi, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.

M enurut Laudon (2005), sistem informasi adalah komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol di dalam organisasi.

Adapun menurut Prahasta (2007) sistem informasi adalah kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik maupun logika.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia untuk mendukung tindakan dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.2 Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan pencitraan bumi.

Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara

(5)

 

keduanya. Permukaan bumi ialah tempat makhluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan, dan udara atau lapisan udara.

M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harafiah geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut dengan ruang muka bumi (spasial).

2.3 Sistem Informasi Geografis (S IG) 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

M enurut Prahasta (2007), Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek serta fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu: masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi data.

2.3.2 Komponen S istem Informasi Geografis

(6)

 

1. Perangkat Keras

Dalam SIG, perangkat keras digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta menampilkan hasil analisa. Perangkat keras terdiri dari :

a. Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkoversi data analog dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam SIG. Jenis perangkat tersebut antara lain :

1. Digitizer : Alat yang mengkombinasikan cara memposisikan secara manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada permukaan bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan arus listrik. Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi peta digitaldapat 20 dilakukan digitizer melalui sebuah sensor kecil yang mendeteksi medan elektromagnetik pada permukaan bidang datar.

2. Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu gambar ke bentuk titik-titik raster.

3. Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja dengan menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti garis pada peta/layer.

b. Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut, program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya ada yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan yang tidak permanen adalah memori komputer, cache memory, dan

(7)

 

register. Sedangkan contoh perangkat penyimpan yang permanen adalah disket, hard disk, pita magnetik, dan optical disc.

c. Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi instruksi program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan keluaran dan masukan.

d. Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer.

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan, memanipulasi, menyimpan serta mengatur data geografi. M enurut Burrough (1987), terdapat lima modul utama dalam perangkat lunak SIG :

a. M asukan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional dalam bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan foto udara menjadi data digital.

b. M enyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik, garis, dan area yang menggambarkan objek-objek di dunia nyata

c. M engatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna dalam bentuk peta, tabel, laporan, dan sebagainya.

d. M emproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat pemasukan data atau hasil proses yang kurang baik, menganalisa data, mengatur data, misalnya perubahan skala peta, menghubungkan data

(8)

 

geometris dengan atribut, melaksanakan logika untuk memproses data geometridengan data atribut, menampilkannya, dan lain-lain.

e. M elakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah perangkat lunak SIG itu dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan melalui penggunaan menu, format perintah, window, query, dan lain-lain.

3. Data

M erupakan salah satu komp onen yang paling p enting dalam SIG. Data ini diperoleh dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data lainnya (data non spasial).

4. Sumber Daya M anusia

Sumber daya manusia berfungsi untuk mendefinisikan proses produksi, menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data, menentukan aliran data, komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara pemrosesan dan pemeliharaan data.

2.3.3 Sumber Data Sistem Informasi Geografi

Data SIG didapat melalui berbagai sumber yang dikutip dalam Gumelar (2007), yaitu :

1. Citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Kelebihannya adalah kemampuan merekam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi.

(9)

 

2. Peta analog, merupakan bentuk tradisional dari data spasial, data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Peta analog dapat di scan menjadi format digital dan disimpan di basisdata.

3. Foto udara, merupakan sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit.

4. Data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial, data ini umumnya berbentuk tabel.

5. Data survei, data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan.

2.3.4 Jenis Data Sistem Informasi Geografi

M enurut Prahasta (2007) data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Data Atribut

Data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografis. Contohnya, data atribut sebuah lautan berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain.

2. Data Spasial

M erupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang. Data spasial memiliki komponen-komponen sebagai berikut :

a. Titik, merupakan penggambaran yang sederhana untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas

(10)

 

peta dan dapat ditampilkan diatas layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol.

  Gambar 2.1 – Data Spasial berupa titik

b. Garis, merupakan bentuk linier yang menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi.

  Gambar 2.2 – Data Spasial berupa garis

c. Poligon, digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi.

Jak-Pus

Jak-Sel Jak-Tim   Gambar 2.3 – Data Spasial berupa polygon

(11)

 

2.3.5 Fungsi Analisis S pasial Sistem Informasi Geografi Fungsi analisis spasial SIG terdiri dari :

1. Klasifikasi (reclassify)

Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial atau atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.

2. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang jadi masukkannya.

3. Buffering

Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.

2.4 Pemetaan 2.4.1 Pengertian Peta

M enurut Prahasta (2007), Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang.

Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wawasan dan wahana mengenai peta. Peta tidak hanya dikenal sebagai gambar pada lembaran kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, analisa dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang dikelola melalui model

(12)

 

digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetakan (hardcopy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa, dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media komputer (softcopy).

2.4.2 Jenis Peta

Peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya menurut kegunaannya, isi dan skala.

A. Jenis peta menurut kegunaannya :

1. General Reference Map (Peta Referensi Umum)

Peta ini digunakan untuk mengindentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk geografi termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainnya. 2. Mobility Map

Peta ini bermanfaat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara.

3. Thematic Map (Peta tematik)

Peta ini menenjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah hujan, sumber daya alam.

4. Inventory Map (Peta inventaris)

Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur khusus misalnya: posisi semua gedung di wilayah Jakarta Barat.

(13)

 

B. Jenis peta berdasarkan isi : 1. Peta Umum

M elukiskan semua keadaan muka bumi pada suatu wilayah secara umum. Contoh: Peta Indonesia, Peta Asia, Peta Dunia.

2. Peta Tematik atau Peta Khusus

Peta yang menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan. Contoh: Peta Iklim, Peta Perhubungan.

C. Jenis peta berdasarkan skala :

1. Peta kadaster / teknik: Berskala antara 1 : 100 – 1 : 5.000 2. Peta berskala besar: Berskala antara 1 : 5.000 – 1 : 250.000 3. Peta berskala sedang: Berskala antara 1 : 250.000 – 1 : 500.000 4. Peta berskala kecil: Berskala antara 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000 5. Peta geografi: Berskala lebih dari 1 : 1.000.000

2.4.3 S yarat-syarat Peta

Peta yang ideal harus mempunyai beberapa komponen didalamnya, diantaranya mencakup Judul Peta, Tahun Pembuatan, Skala Peta, Penunjuk Arah, Legenda dan Garis astronomi.

Ditinjau dari sifat-sifat asli yang dipertahankan, penggambaran peta ke bidang datar atau proyeksi harus mengikuti hal-hal sebagai berikut:

(14)

 

1. Peta harus conform, artinya bentuk peta yang tergambar meskipun kecil harus sebangun dengan keadaan senyatanya, tidak boleh mengubah bangun-bangun kenampakkan yang ada.

2. Peta harus ekuiditas, artinya jarak-jarak yang tergambar pada peta harus sesuai dengan keadaan senyatanya.

3. Peta harus ekuivalen, artinya sesuai dengan skala yang sudah dicantumkan.

Sistem, informasi dan geografi membentuk suatu hubungan yang disebut dengan SIG. Dimana SIG merupakan suatu aplikasi, dalam proses pembentukkannya membutuhkan beberapa peta, guna mendukung pembentukan SIG agar lebih optimal.

2.5 Basis Data

2.5.1 Pengertian Basis Data

M enurut Connolly (2005) basis data adalah kumpulan bersama dari data-data logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (basis data, menurut M cLeod, adalah kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara yang memud ahkan pengambilan kembali. basis data merupakan sebuah gudang data tunggal dan besar yang disharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak departemen dan banyak user).

(15)

 

2.5.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS )

M enurut Connolly (2005) DBM S adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Sebuah DBM S menyediakan fasilitas-fasilitas berupa :

1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang hendak disimpan dalam basis data.

2. Data Manipulation Language (DM L) yang memungkinkan user untuk memungkinkan, meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data. 3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya:

a. Sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk akses ke basis data.

b. Sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang disimpan.

c. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama terhadap basis data.

d. Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.

e. Katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam basis data

(16)

 

2.5.3 Perancangan Basis Data

M enurut Fathansyah (1999) (dikutip dari Prahasta 2007) sistem basisdata merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file tersebut.

Data dalam sebuah basisdata disusun berdasarkan hierarki data, yaitu :

1. Basisdata, merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain misalnya file karyawan, file jabatan, dan lain-lain.

2. File dan Tabel, file adalah kumpulan semua kejadian dan struktur record yang ditentukan record, sedangkan tabel adalah ekuivalen database relasional dari sebuah file. Beberapa tipe dan tabel konvensional antara lain:

a. Master file, tabel yang terdiri dari record-record permanen.

b. Transaction file, sebuah tabel yang terdiri dari record-record yang mendeskripsikan kejadian-kejadian bisnis.

c. Document file, tabel yang terdiri dari data histories.

d. Archival file, tabel yang berisi record-record file master dan transaksi yang telah dihapus dari penyimpanan online.

e. Table look-up file, tabel yang berisi data statis yang dapat dipakai bersama.

f. Audit file, tabel yang berisi record-record pembaruan untuk file-file lain. 3. Record, merupakan kumpulan field yang disusun dalam format yang telah

(17)

 

4. Field, merupakan unit terkecil dari data yang berarti untuk disimpan pada sebuah file atau basisdata. Field memiliki 4 tipe, yaitu :

a. Primary key, field yang secara unik mengidentifikasi record pada file. b. Secondary key, sebuah field yang mengidentifikasi record tunggal atau

sebuah subset dari record-record yang terkait.

c. Foreign key, field yang menunjuk kepada record pada file lain pada sebuah database.

d. Description key, field nonkey

2.5.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten et al. 2004).

Komponen-komponen ERD adalah: 1. Entitas

Kelompok orang, tempat, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita perlukan untuk menangkap dan menyimpan data.

2. Atribut

Sifat atau karakteristik suatu entitas. Contoh atribut dari entitas Pelanggan seperti ID_Pelanggan, Nama_Pelanggan, dan lain-lain.

3. Relasi (Relationship)

Hubungan alami yang ada diantara satu atau lebih entitas. 4. Kardinalitas (Cardinality)

(18)

 

Jumlah maksimum dan minimum kemunculan satu entitas yang mungkin dihubungkan dengan kemunculan tunggal dari entitas lain.

Jenis-jenis hubungan entity atau multiplicity menurut Connoly dan Begg (2005), yaitu :

1. One to One (1..1)

Sebuah entity A hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B atau sebaliknya.

Gambar 2.4 – One to One Relationship

2. One to Many (1..*)

Sebuah entity di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B, namun entity di B hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di A.

(19)

 

Gambar 2.5 – One to Many Relationship

3. Many to Many (*..*)

Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B dan sebuah entity di B juga bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A.

Gambar 2.6 – Many to Many Relationship

2.6 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut (Whitten et al. 2004).

(20)

 

2.6.1 Komponen DFD

DFD mempunyai 4 komponen, yaitu : 1. External entity (entitas luar)

M erupakan entity di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan (input) atau menerima keluaran (output) dari sistem. External entity disimbolkan dengan suatu kotak.

Gambar 2.7 – Simbol external entity pada DFD

2. Data flow (aliran data)

M erupakan data yang menjadi masukan (input) atau keluaran (output) menuju atau dari proses. Arus data diberi simbol dengan suatu panah.

Gambar 2.8 – Simbol data flow pada DFD

3. Proses

M erupakan kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon terhadap aliran data masuk. Suatu proses ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

(21)

 

Gambar 2.9 – Simbol proses pada DFD

4. Data store (penyimpanan data)

M erupakan simpanan dari data yang dapat berupa file, database, arsip, tabel, suatu legenda atau buku. Simpanan data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup disalahsatunya.

Gambar 2.10 – Simbol data store pada DFD

2.6.2 Levelisasi DFD

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan level dari atas ke bawah, yaitu:

1. Diagram konteks

M erupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan lingkup proses. Diagram konteks menggambarkan input dan output dari sistem secara global.

(22)

 

2. Diagram 0

M erupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Diagram Nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani.

3. Diagram detail

M erupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram 0. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

2.7 S tate Transition Diagram (S TD)

M enurut Pressman (2002) State Transition Diagram (STD) merupakan suatu alat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat diobservasi. STD mewakili suatu tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan sistem ke state yang lain.

STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu tindakan untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian mengubah state suatu sistem (Yourdon, 1989).

STD memiliki komponen-komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

(23)

 

Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state.

2.8 Listrik

2.8.1 Pengertian Listrik

Pengertian listrik itu sendiri adalah kondisi dari partikel sub-atomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Atau dengan kata lain pengert ian listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.

Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

Listrik secara harafiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih berkaitan dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak, bergetar dan mempunyai sifat kelistrikan.

(24)

 

2.8.2 Jaringan Listrik

Jaringan adalah keseluruhan rangkaian yang terdiri dari hantaran atau saluran (bawah tanah dan udara) berikut gardu-gardunya. Berikut adalah macam-macam saluran:

1. Saluran keluar adalah saluran distribusi yang keluar dari gardu induk menuju ke rangkaian gardu-gardu distribusi.

2. Saluran masuk adalah saluran yang menuju ke rel distribusi di gardu induk. 3. Saluran udara adalah saluran yang menggunakan hantaran yang melalui udara

terbuka / melalui tiang.

4. Saluran bawah tanah adalah saluran dengan hantaran kabel berada di dalam tanah.

2.8.3 Komponen-komponen Pendistribusian Listrik

Berikut merupakan komponen-komponen dalam pendistribusian listrik kepada pelanggan :

1. Gardu Listrik

Gardu adalah tempat atau bangunan dimana dilakukan transformasi tegangan (dengan trafo), atau pekerjaan-pekerjaan manufer (dengan menggunakan peralatan pemisah atau pemutus), selain sebagai penurun dan penaik tegangan gardu juga berguna sebagai pendistribusian tegangan.

(25)

 

Gardu Induk Distribusi dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Gardu Induk (GI)

Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangannya menjadi tegangan jaringan distribusi primer (jaringan tegangan menengah / JTM ). Jadi pada bagian ini terjadi penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke tegangan menengah 20 kv.

b. Gardu Hubung (GH)

Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya list rik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.

2. Tiang Listrik

Tiang listrik terbuat dari pipa besi / plate, biasa digunakan untuk menyangga antar kabel listrik satu dengan kabel listrik lainnya dan juga merupakan tempat terhubungnya saluran-saluran listrik dari berbagai macam bangunan pelanggan. 3. Jaringan Tegangan M enengah (JTM )

Jaringan tegangan menengah berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu / transformator distribusi. Jaringan ini dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu induk atau dari pusat pembangkit.

4. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi tegangan rendah transformator distribusi ke konsumen mengunakan jaringan

(26)

 

hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan 127/ 220 Volt atau 220/ 380 Volt. Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang tinggi dipergunakan sistem kabel bawah tanah. 5. Sambungan Rumah (SR)

Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt, yaitu tegangan saluran beban menghubung kepada peralatan. Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380 volt.

Gambar

Gambar 2.4 – One to One Relationship
Gambar 2.5 – One to Many Relationship
Gambar 2.9 – Simbol proses pada DFD

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

Sebagai state of the art, pada penelitian ini diusulkan sebuah rancangan broadband metamaterial BPF menggunakan bahan mikrostrip dengan menggunakan metode open split

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan berbagai tingkat kemasakan dan perendaman dengan GA3 terhadap

Gambar 6. Salah satu kawasan pemukiman di Cendawasari. e) Lahan terbuka, merupakan lahan terpencar yang sudah rusak, atau berubah fungsi menjadi fasilitas umum (lapangan), lahan

Tahun 2003 menjadi awal titik balik dari perkembangan BMT Ki Ageng Pandanaran, dibawah pengurus baru ini BMT dapat berkembang dengan baik, karena pengurus dan anggota koperasi

Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil

Belum maksimalnya ketersediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik menyebabkan masyarakat lebih memilih mengakses informasi dari media daring dan media

Berdasarkan keadaaan ini, dalam pembelajaran matematika bagi anak berkebutuhan khusus, diperlukan bahan ajar khusus untuk pelaksanaan pembelajaran matematika, yang