Di
GUGUS
MELATI
KEC.
SUMBERLAWANG
ARTIKEL
Diajukan Kepada
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Manajemen Pendidikan
Oleh
M A H M U D
NIM. Q. 100090179
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2012
1
Surakarta, 2012.
This research aims to describe about (1) to depict interest map and teacher
performance, (2) Description Program improvement usage supervisor to teacher
interest, (3) description of execution of Construction to of supervisor to teacher dan (4)
description of Evaluation to to execution of construction of teacher.
This research is qualitative research with ethnography approach. In determining
the subjects of the research, the researcher uses purposive sampling that is determine
picking out a small portion by a certain consideration which is expected to give data
optimally. Data collecting method using observation, ethnography interview, notes, and
interview recording. The research was held at Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang.
To examine the validity of data, the researcher uses technique : participant length,
reliable observation, data triangulation, and member check, while data analysis
technique used is arranged data analysis model in citus. In examining the theory, the
researcher uses analytic induction approach. Data obtained is submitted and analyzed to
be developed based on what is given by informen by using qualitative analysis which
consists of three activities that is data reduction, data verification, and conclusion. The
conclusion from this research is long sentences.
The conclusion of this research is the role of supervisor in increasing teacher
interest is done by giving construction done in activity Gugus Melati Kecamatan
Sumberlawang. Active teacher follows construction done in gugus Melati Kecamatan
Sumberlawang has owned ability to execute school activity duty though there are still
insuffiency.. Keywords : the role of supervisor , teacher interest
Pendahuluan
Dalam menjalankan tugasnya pengawas harus membuat program, baik tahunan kepengawasan akademik maupun kepengawasan manajerial. Pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya juga dituntut untuk membuat laporan kepada Kepala Dinas Pendidikan guna mengetahui tingkat kemajuan sekolah dan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan, juga dituntut memiliki kemampuan profesional, adapun tuntutan penguasaan kompetensi bagi pengawas Taman Kanak‐ kanak/Raudhatul Athfal dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1. Kompetensi kepribadian, 2. supervisi manajerial, 3. Kompetensi Supervisi akademik, 4. Kompetensi evaluasi pendidikan, 5. Kompetensi penelitian pengembangan dan 6. Kompetensi sosial (Permendiknas no.12 tahun 2007).
Adapun keadaan Gugus Melati adalah sebagai berikut : 1. Anggota Gugus Melati
Anggota Gugus Melati terdiri dari 7 sekolah yaitu: a) SDN Ngandul 1, b) SDN Ngandul 2, c) SDN Mojopuro 1, d) SDN Mojopura 2, e) SDN Mojopura 3, f) SDN Pendem 2, dan g) SDN Pendem 3.
2. Keadaan Guru
Jumlah guru dalam lingkup Gugus Melati sebanyak 80 guru, dilihat dari latar pendidikannya, yang berpendidikan SMU, SPG atau yang sederajad 17orang, D2 25 orang, D3 5 orang, S1 32 orang, S2 1 orang, dengan status kepegawaian 51 pegawai negeri dan 29 wiyata
bhakti. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak guru di Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang yang belum memenuhi standar kualifikasi dengan demikian mungkin penguasaan kompetensi masih bervariatif. Adapun penelitian ini be tujuan untuk mengetahui peran pengawas sekolah TK/SD/SDLB guna peningkatan kompetensi guru di Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang, yang dirinci sebagai berikut:: 1. Untuk menggambarkan peta kompetensi dan kinerja guru. 2. Untuk mendeskripsikan Program pengawas guna peningkatan kompetensi guru. 3. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan pengawas terhadap guru.. 4. Untuk mendeskripsikan evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan guru.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Gugus Melati UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Penentuan lokasi penelitian ini lebih didasarkan pada kemudahan dalam memperoleh data, yaitu tentang peran pengawas sekolah TK/SD/SDLB dalam membina guru terhadap peningkatan kompetensi guru.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 62). Penelitian ini menggunakan tiga metode, yaitu metode pengamatan, metode wawancara (interview) dan dokumentasi
Sedangkan gambaran tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sesuai dengan urutan kegiatan yang dilakukan yaitu :
Pembahasan Hasil Penelitian 1.Kompetensi Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik, 2) Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial dan 4) Kompetensi Profesional.
Pengumpulan data - Observasi - Wawancara - Telaah data Penyajian data Reduksi data
- Proses seleksi data
- Pemfokusan data
- Penyerderhanaan data
- Abstraksi data
Hasil temuan yang terkait dengan kompetensi guru di gugus Melati Kec. Sumberlawang sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan diketahui sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan belajar mengajar yang selama ini berjalan guru belum mampu mengkreasikan model‐model pembelajaran sehingga membuat pembelajaran terkesan berjalan secara monoton.
b. Guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun RPP pembelajaran PAIKEM terutama pada ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi seperti yang diamanatkan permendiknas nomor 41 tahun 2007.
c. Pembelajaran kelas bawah sebagian besar belum mencerminkan pembelajaran tematik, hal itu karena masih banyak guru kelas bawah yang kesulitan untuk memahami pembelajaran tematik.
Berdasarkan pemaparan teori di atas dan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara agar guru menguasai berbagai kompetensi untuk menjalankan tugas sebaik‐baiknya antara lain :
a. Pengawas untuk mengagendakan pertemuan yang membahas model‐ medel pembelajaran dan selanjutnya memantau melalui supervisi kelas, agar pelaksanaan pembelajaran tidak monoton.
b. Perlunya sosialisasi permendiknas No.41 tahun 2007 agar guru benar‐
benar faham dalam pembuatan RPP hususnya pada ranah
c. Perlu adanya pertemuan guru setingkat yang selama ini belum pernah dilaksanakan, agar para guru saling memberi masukan diantara mereka karena diantara mereka itu saling mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga dengan pertemuan ini terwujud kolaborasi yang saling menguntungkan diantara mereka.
Dengan demikian kompetensi guru tidak dapat dipisahkan dengan peran pengawas hal ini sesuai dengan penelitian Adam E.Nir yang berjudul
“The Impac of School Based Management on Supervision Istructor’s
profesional consideration” padatahun 2003 yang mengemukakan bahwa:
penelitian ini dilakukan peningkatan profesionalisme pengawasan dalam pertimbangan instruktur sekolah yang berdasarkan manajemen. Karena itu tidak terlepas dari profesionalisme pengawasan yang dilakukan maka perlu ditingkatkan dengan melakukan intruksi untuk SBM di sekolah.
2. Program Pengawas
Setiap pengawas sekolah menyusun program pegawasan yang terdiri dari program tahunan untuk seluruh sekolah binaan, dan program semester untuk masing‐masing sekolah binaan (buku kerja pengawas 2010:27).
Temuan yang terkait dengan program pengawasan oleh pengawas sekolah TK/SD/SDLB di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sumberlawang adalah :
a. Program kepengawasan sekolah meliputi kepengawasan akademik dan kepengawasan manajerial dan selama ini pengawas telah melaksanakan
pengawasan seluruh 8 meskipun belum menggunakan instrumen yang
memadai
b. Dalam program pengawas sekolah terdapat peran aktif pengawas pada penyiapan akreditasi sekolah.
Berdasarkan pemaparan teori di atas dan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara agar program pengawas dapat berjalan dengan sebaik‐baiknya antara lain :
a. Adanya komitmen bersama antara pengawas,kepala sekolah, dan guru untuk saling memberi dan menerima informasi tentang pembaharuan pendidikan.
b. Adanya komitmen bersama antara pengawas,kepala sekolah, dan guru untuk pengadaan sarana dan prasara untuk kegiatan KKG,sehingga kegiatan tidak berjalan dengan sarana seadanya.
c. Pemantauan 8 standar pendidikan mestinya mencakup 8 standar.
Dari penjelasan di atas baik itu berdasar teori maupun temuan penelitian dikatakan bahwa pengawas sekolah dalam menjalankan tugas untuk dimulai dengan penyusunan program yang terinci, dari program tahunan dijabarkan menjadi program semester dengan jadual materi dan sasaran yang terinci, dimana hal itu akan membuat program pengawasan yang dilakukan berjalan dengan baik. Hal itu sejalan dengan jurnal Helen M. Mark and Jason P Nance berjudul “Contexts of Accountability Under Systemic
yang mengungkapkan pentingnya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah untuk mengajak semua guru untuk ikut serta menjalankan banyak kebijakan peningkatan kegiatan pembelajaran di sekolah. Seperti halnya pengawasan yang dilakukan secara umum oleh pengawasan pendidikan mencakup 8 standar prndidikan.
3. Pelaksanaan Pembinaan Pengawas di GugusMelati
Temuan hasil penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan pembinaan adalah :
a. Pembinaan yang dilakukan terhadap kepala sekolah mengacu kepada 8 standar pendidikan.
b. Pembinaan yang dilakukan melalui kegiatan gugus materi terlalu padat sehingga materi pembinaan tidak tuntas karena keterbatasan waktu. c. Pelaksanaan pembinaan banyak mengalami hambatan yaitu terkait
dengan keterbatasan waktu, dana dan fasilitas yang mendukung terutama pada pengadaan instrumen yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
d. Pelaksanaan pembinaan dilakukan melalui forum KKG dan juga supervisi kunjungan kelas.
Berdasarkan pemaparan teori di atas dan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara agar KKG dapat berjalan lebih efektif antara lain :
a. Peretemuan dikemas sesuai dengan kebutuhan guru, sehingga mendorong guru untuk selalu hadir pada pertemuan KKG
b. Pada pertemuan KKG pengawas untuk selalu mendorong kepada guru‐ guru agar semua guru melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi minimal sesuai dengan tuntutan kualifikasi akademik guru yakni S 1 atau D IV c. Kepala sekolah diharapkan dapat mengalokasi dana BOS untuk kegiatan
KKG sehungga KKG akan berjalaan lancar.
d. Pengawas membuat skala prioritas materi sehingga mana yang segera harus disampaikan dan mana yang perlu di tunda, sehingga materi yang disampaikan bisa tuntas.
e. Untuk supervisi kelas sebaiknya pengawas sekolah membawa instrumen sehingga fokusnya jelas, penilaiannya mudah, hasil yang berupa kelebihan maupun kekurangan langsung dapat diketahui oleh guru.
Pembinaan yang dilakukan terhadap guru oleh pengawas sekolah sejauh ini sesuai dengan teori hasil penelitian dikatakan bahwa pembinaan akan memberikan dukungan pada peningkatan kompetensi guru untuk bisa menjalankan tugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana nantinya guru bisa mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya sendiri. Dalam hal ini sesuai juga dengan apa yang telah diungkapkan David Boud and Carol Costley dalam jurnalnya yang berjudul ”From project supervision to advising: new
dilakukan oleh pengawas dengan siswa dapat menjalankan tugas belajarnya secara mandiri. Dengan mengetahui harapan guru dan siswa ini maka akan sangat penting dalam pengembangan laporan yang dibutuhkan untuk kesuksesan dalam pengawasan terhadap guru dan siswa. Pembinaan yang dilakukan terhadap guru oleh pengawas sekolah ini tentu saja bukan terbatas pada teori saja namun juga bagaimana praktek yang dicontohkan oleh pengawas, bagaimana seharusnya seorang guru berada ditengah murid‐muridnya.
4. Evaluasi Program
Temuan peneliti yang berkaitan dengan evaluasi program pengawasan yang dilakukan pengawas TK/SD/SDLB di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sumberlawang adalah :
a. Evaluasi terhadap standar isi, yaitu Sekolah telah memiliki dokumen KTSP namun ukuran kertas menggunakan volio, silabus bukan karya guru sendiri dan RPP pada umumnya sudah mampu menyusun sendiri.
b. Evaluasi terhadap standar proses program, yaitu guru masih kurang memahami tentang apa yang diamanatkan permendiknas nomor 41 tahun 2007 khususnya pada ranah ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi
c. Evaluasi terhadap standar kompetensi kelulusan, yaitu dimana standar kompetensi lulusan untuk SD diwilayah Gugus Melati pada umumnya rendah.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan, pada umumnya masih kekurangan tenaga pendidik dan untuk mencukupinya mengangkat wiyata bhakti yang pada umumnya belum memenuhi kualifikasi pendidikan. e. Standar pembiayaan, pada umumnya sumber pembiayaan hanya
mengandalkan dana BOS.
f. Pelaksanaan penilaian di sekolah telah mengacu pada standar penilaian dimana kegiatan penilaian dilaksanakan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas ujian sekolah dan ujian nasional untuk anak kelas VI.
Berdasarkan pemaparan teori di atas dan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar 8 SNP dapat terealisir di sekolah binaan antara lain :
a. Seharusnya diadakan telaah KTSP sehingga KTSP yang disusun oleh sekolah benar‐benar sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah. b. pengawas mengagendakan husus pembuatan silabus sehingga silabus
yang dipergunakan benar‐benar karya guru sendiri.
c. Pengawas mengagendakan khusus tentang pemahaman eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang berhubungan dengan RPP seperti yang diamanatkan permendiknas No. 41 tahun 2007.
d. Pengawas sekolah sebaiknya memberikan motifasi kepada guru dan kepala sekolah agar berani meningkatkan standar setiap kelulusan, sehingga akan memotivasi para siswa untuk lebih giat belajar.
e. Seharusnya untuk mencari tenaga wiyata bhakti dicarikan yang sudah memenuhi standar kualifikasi akademik terlebih dahulu, jika terpaksa tidak ada maka guru yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik tersebut untuk didorong agar mereka mau melanjutkan studi sampai terpenuhinya standar kualifikasi akademik.
f. Sebenarnya jika dibutuhkan oleh sekolah para wali murid dapat
mengadakan pertemuan untuk mengadakan musyawarah demi
kemajuan sekolah dengan memberikan bantuan sesuai kesepakatan wali murid.
g. Sebaiknya guru diwajibkan untuk membuat analisis hasil evaluasi, karena dengan analisis hasil evaluasi ini akan ditemukan materi mana yang belum dikuasai oleh murid, dengan demikain materi akan benar‐ benar dikuasai oleh murid yang pada ahirnya nanti akan mampu meningkatkan KKM maupun SKL.
Kesimpulan
Berikut ini peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi Guru di Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang :
a. Guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun RPP pembelajaran PAIKEM terutama pada ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi seperti yang diamanatkan permendiknas nomor 41 tahun 2007.
b. Guru mempunyai kelemahan pada pengembangan profesi, sehingga belum ada satu orang gurupun yang mencoba mengusulkan kenaikan pangkat ke golongan IV b.
c. Pembelajaran kelas bawah sebagian besar belum mencerminkan pembelajaran tematik, hal itu karena masih banyak guru kelas bawah yang sulit memahami pembelajaran tematik.
2. Program Pengawas TK/SD/SDLB
Program Pengawas meliputi Program Kepengawasan akademik (RKA) yang difokuskan pada penyusunan silabus, RPP dan penampilan guru di
depan kelas, sedang program kepengawasan manajerial (RKM)
memfokuskan pada pembuatan RKAS, bimbingan konseling, serta
pemantuan 8 standar pendidikan
3. Pelaksanaan pembinaan guru di Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang adalah meliputi:
a. Pelaksanaan pembinaan dilaksanakan melalui kegiatan gugus dan kunjungan sekolah.
b. Pembimbingan kegiatan belajar mengajar, penampilan guru di depan kelas dilaksanakan melalui kunjungan kelas.
c. Pemerintah belum sepenuhnya mendukung kegiatan KKG karena belum ada ruang pertemuan dan dana kegiatan KKG yang memadai.
4. Evaluasi terhadap program pembinaan
Pengawas telah melakukan evaluasi terhadap program pelaksanan program yang mencakup 8 standar pendidikan. Evaluasi terhadap program ini akan digunakan sebagai tonggak penyusunan pada program berikutnya setelah dianalisa hambatan,tantangan dan kekuatan, agar program berikutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan guru.
Saran
Setelah dibuat kesimpulan diatas maka peneliti akan berupaya untuk
memberikan masukan atau saran kepada pihak‐pihak yang terkait, oleh karena itu
Perkenankan peneliti menyampaikan saran kepada :
1. Pengawas TK/SD/SDLB
Pengawas TK/SD/SDLB di Gugus Melati Kecamatan Sumberlawang dalam
menyususn program berikutnya hendaknya memasukkan program pembinaan
profesional guru yang meliputi:
a. Sosialisasi permendiknas no.41 tahun 2007 yang berkaitan dengan
penyusunan Rpp pada ranah ekplorasi,elaborasi dan konfirmasi’
b. Pembelajaran tematik unutuk kelas bawah.
c. Pengembangan profesi husunya penyususnan karya tulis ilmiah.
2. Kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi program yang telah disusun oleh pengawas agar pelaksanaan pembinaan dapat berjalan sesuai harapan.
3. Guru
Bagi guru di Gugus Melati Kec.Sumberlawang agar dapat mengetahui
kekurangan pada dirinya sendiri khususnya yang berkaitan dengan tugas
profesinya dan berusaha untuk memperbaiki sehingga saat guru melaksanakan
tugas profesinya dapat sukses memperoleh keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam E. Nir 2003. The Impact of School Based Management on Supervision Instructur,s Profesional Consideration
Aqib Zaenal, ElhamRahmanto. 2007. Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Y Rama Widya.
David Boud and carol costly .2007. From Proyect supervision to Advising: New Conception of the Practice
Ditjen PMPTK. 2010 Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta Depdiknas
Helen M Mark and Jason P nance. 2007. Contecs of ccountability Under Systemic Reform : Implications for principle influenceon Instruction ang dupervision John chi‐kin lee and Daoyong Ding. 2007. School Supervision and Evaluation in
China ; the Sanghai Perspective.
Kepmendiknas No.118/1996 tentang jabatan fungsional Pengawas sekolah dan
angka kreditnya dirjen PMPTK 2001.
Moleong, J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatatif:Bandung: PT Remaja Muh Uzer Usman. 2007.Menjadi Guru Parofesional .Bndung : Remaja Karya. Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Banddung: PT Reamaja Rosdakarya Peraturan Pemerintah RI No.19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan
Semarang:Duta Nusindo
Permendiknas no 12 tahun 2007 .Standar Pengaws Sekolah .Jakarta
Permendiknas RI No.16 tahun 2007: Standar kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru .Jakarta.
Sagala H.Syaiful sagala. 2007.Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan. Bandung :Alfa beta.
Sugiyana. 2002. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfa beta Sumadi Suryabrata.2006.Metodologi Penelitian.Jakarta;Raja Grafindo Persada Zally J. Zepeda .2006. Cognitive Dissonance, Supervision, and Admininistratieam
Conflict Admininistratieam Conflict