• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN

Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

(2)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN

Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

EDITORIAL BOARD

Susunan Redaksi

Pelindung; Dekan FISIP Universitas Airlangga Pemimpin Redaksi: Rendy Pahrun Wadipalapa Redaktur Pelaksana: Nisa Kurnia Illahiati Santi Isnaini Kandi Aryani Nurul Ratna Sari Petugas Upload: Rizki Amalia F M. Agus Habibullah

(3)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN

Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

Table of Contents

No Title Page

1 NILAI YANG DIHASILKAN PERCEIVED QUALITY PO. SUMBER KENCONO PASCA REBRANDING BUS SUMBER KENCONO

411 -419

2 MOTIF REMAJA AKHIR SURABAYA MENGGUNAKAN GAME FACEBOOK 420

-430 3 ALIRAN INFORMASI DALAM SISTEM ORGANISASI PADA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK

INDONESIA (KBRI) CANBERRA (Studi Kasus: People Smuggling)

431 -441

4 STUDI FANDOM JKT48 SEBAGAI POP CULTURE 442

-453 5 ANALISIS DISCOURSE GERAKAN SOSIAL PADA GRUP FACEBOOK ‘SAVE KPK....!!’ 454

-463

6 PENGGAMBARAN BUDAYA TIONGHOA INDONESIA DI SURABAYA DALAM MAJALAH

INTERNAL PASAR ATOM & ATOM MALL : “SHOPPING AT PASAR ATOM”

464 -473 7 PEREMPUAN DALAM LIRIK LAGU DANGDUT KOPLO DIMAKNAI PEKERJA KERAS DAN

CURHAT “MELAS“

474 -487

8 REPRESENTASI IDENTITAS ETNIS PAPUA DALAM FILM LOST IN PAPUA 488

-497 9 NILAI YANG DIHASILKAN PERCEIVED QUALITY PO. SUMBER KENCONO PASCA

REBRANDING BUS SUMBER KENCONO

498 -506 10 CORPORATE REBRANDING WARALABA PT. COFFEE TOFFEE INDONESIA MELALUI

PROMOTIONAL TOOLS

507 -517

11 PENGGAMBARAN PERAN SUAMI ISTRI DALAM IKLAN TEH SARIWANGI 518

-527

12 MOTIF MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA PATH PADA MAHASISWA DI SURABAYA 528

-537 13 KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN DEPOT RUJAK CINGUR GENTENG DURASIM

SURABAYA

538 -550

14 REPRESENTASI PERAN IBU DALAM FILM UMMI AMINAH KARYA ADITYA GUMAY 551

-558

15 ANALISIS GENRE FILM HOROR INDONESIA DALAM FILM JELANGKUNG (2001) 559

-573

16 MOTIF REMAJA PENGGUNA FACEBOOK DALAM MEMAINKAN GAME FARMVILLE2 574

-582

17 WACANA KECANTIKAN PEREMPUAN DALAM TEKS GAYA HIDUP VEGETARIAN PADA

MEDIA ONLINE VEMALE.COM

583 -594 18 STUDI ANALISIS PEMAKNAAN HIJABERS COMMUNITY SURABAYA TERHADAP HIJAB

DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA

608 -618 19 REPRESENTASI NASIONALISME DALAM VIDEO KLIP JADILAH LEGENDA OLEH GROUP

BAND SUPERMAN IS DEAD

609 -618 20 MOTIF MEMBACA RUBRIK FOR HER SURAT KABAR JAWA POS PADA

PEREMPUAN

619 -629

(4)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN

Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

Vol. 3 - No. 3 / 2014-05

TOC : 4, and page : 619 - 629

MOTIF MEMBACA RUBRIK FOR HER SURAT KABAR JAWA POS PADA PEREMPUAN MOTIF MEMBACA RUBRIK FOR HER SURAT KABAR JAWA POS PADA PEREMPUAN Author :

Ricky Andrianto Widodo | rickyawidodo@gmail.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract

Abstrak Penelitian ini adalah penelitian mengenai motif penggunaan media oleh perempuan,

khususnya dalam membaca rubrik For Her surat kabar Jawa Pos di Surabaya. Alasan peneliti memilih topik ini adalah karena peran surat kabar saat ini yang cenderung ditinggalkan oleh pembacanya. Hal ini dibuktikan oleh hasil survey Nielsen Media Reserch yang menyebutkan bahwa penggunaan media cetak mengalami penurunan. Sedangkan, hasil survei lain oleh MARS Indonesia, menunjukkan bahwa masih tingginya minat perempuan dalam membaca surat kabar, khususnya Jawa Pos melalui rubrik For Her di Surabaya. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang

beranggapan bahwa khalayak media dianggap aktif dalam menggunakan media berdasarkan motif-motif tertentu yang melatarbelakanginya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif dan metode yang digunakan adalah survey. Pengukuran motif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang terhadap motif Surveillance, Personal Identity, Personal Relationship, dan Diversion. Kata Kunci: Motif, Perempuan, Rubrik For Her Jawa Pos, Surabaya.

Keyword : motif, , perempuan, rubrik, for, her, jawapos, surabaya, Daftar Pustaka :

1. Effendy, O., , (2003). Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi. Bandung : Aditya Bakti 2. Husdarta, (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani, . Jakarta. : Alfabeta

Copy alamat URL di bawah ini untuk download fullpaper : journal.unair.ac.id/filerPDF/commabb5b9b683full.pdf

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(5)

619 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

MOTIF MEMBACA RUBRIK FOR HER SURAT KABAR JAWA POS PADA PEREMPUAN

Oleh : Ricky Andrianto Widodo (071015012) - AB rickyawidodo@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian mengenai motif penggunaan media oleh perempuan, khususnya dalam membaca rubrik For Her surat kabar Jawa Pos di Surabaya. Alasan peneliti memilih topik ini adalah karena peran surat kabar saat ini yang cenderung ditinggalkan oleh pembacanya. Hal ini dibuktikan oleh hasil survey Nielsen Media Reserch yang menyebutkan bahwa penggunaan media cetak mengalami penurunan. Sedangkan, hasil survei lain oleh MARS Indonesia, menunjukkan bahwa masih tingginya minat perempuan dalam membaca surat kabar, khususnya Jawa Pos melalui rubrik For Her di Surabaya. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang beranggapan bahwa khalayak media dianggap aktif dalam menggunakan media berdasarkan motif-motif tertentu yang melatarbelakanginya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif dan metode yang digunakan adalah survey. Pengukuran motif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang terhadap motif Surveillance, Personal Identity, Personal Relationship, dan Diversion.

Kata Kunci: Motif, Perempuan, Rubrik For Her Jawa Pos, Surabaya.

PENDAHULUAN

Fokus penelitian ini adalah mengkaji motif membaca surat kabar Jawa Pos rubrik For Her pada perempuan di Surabaya. Penelitian ini mendeskripsikan tentang motif apa saja yang melatarbelakangi penggunaan media surat kabar oleh perempuan, dan melihat kecenderungan perilaku perempuan Surabaya dalam menggunakan media dilihat dari kaca mata teori uses and gratifications.

Alasan peneliti memilih topik tersebut untuk diteliti adalah karena peran surat kabar saat ini yang cenderung ditinggalkan oleh pembacanya. Hal ini dibuktikan oleh hasil survey Nielsen Media Reserch yang menyebutkan bahwa penggunaan media cetak mengalami penurunan. Suvey tersebut menemukan bahwa pada kuartal III 2009, konsumsi koran mencapai titik terendah dalam jangka waktu lima tahun (dari awal 2005 mencapai 28%, hingga pada kuartal III 2009 terus menurun menjadi 18 %). Konsumsi majalah juga turun dari 20 % menjadi 11 %, dan tabloid turun dari 20 % menjadi 13 %). Diantara ketiga jenis media cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid), surat kabar menjadi media yang paling banyak mengalami penurunan penggunaan di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan surat kabar di masyarakat sebagai bentuk pemenuhan atas kebutuhan informasi mengalami penurunan, serta menjadikan surat kabar edisi cetak sekarang ini sulit berkembang (http://teknologi.kompasiana.com).

(6)

620 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

Namun disisi lain, hal tersebut tidak sesuai dengan pembaca surat kabar di Surabaya, dimana angka konsumsi masyarakat terhadap surat kabar edisi cetak masih terbilang tinggi. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian dari MARS Indonesia tentang “Perilaku Belanja Konsumen Indonesia 2009”. Penelitian tersebut dilakukan ditengah isu akan berakhirnya koran dan media cetak secara umum, lantaran perannya yang kian tergeser oleh dominasi media televisi dan internet. Hasil dari penelitian tersebut yaitu konsumsi masyarakat Surabaya terhadap surat kabar Jawa Pos edisi cetak masih terbilang tinggi, dengan prosentase 92,5 % dari seluruh pembaca surat kabar di Surabaya. Selain itu, penelitian tersebut juga menemukan bahwa mayoritas pembaca surat kabar Jawa Pos adalah kalangan usia muda hingga usia produktif dengan Strata sosial-ekonomi (SES) B (www.marsindonesia.com).

Penelitian MARS Indonesia tersebut berbanding lurus dengan jumlah perempuan yang mengkonsumsi surat kabar di masyarakat, khususnya surat kabar Jawa Pos. Fenomena tersebut merujuk pada pemberitaan di Jambiekspres News mengenai hasil riset yang dilakukan Markplus Insight. Riset tersebut meneliti tentang fenomena spending behaviour perempuan Indonesia tahun 2012, yang ditujukan pada 2.150 responden perempuan dalam rentang usia 16 hingga 50 tahun, dan dari kelas sosial ekonomi ABC. Riset tersebut dilakukan di 10 kota besar Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, surabaya, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, banjarmasin, Pekanbaru, dan Palembang. Hasil dari penelitian tersebut antara lain Jawa Pos menduduki rangking pertama pada kategori local newspaper (koran lokal) Surabaya. Tercatat, popularitas Jawa Pos pada pangsa pasar perempuan mencapai 92,6 persen. Angka tersebut merupakan angka terbesar jika dibanding dengan keseluruhan kategori media massa. Dengan demikian, Jawa Pos kembali memperoleh penghargaan Indonesia Most Favorite Women Brand tahun 2012, setelah pada tahun sebelumnya juga meraih penghargaan yang sama (www.Jambiekspres.co.id).

Berdasarkan pemberitaan tersebut menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang mengkonsumsi surat kabar Jawa Pos di Surabaya. Menurut Kris Moerwanto (Senior Editor Jawa Pos), pencapaian Jawa Pos yang memperoleh penghargaan Indonesia Most Favorite Women Brand ini ditengarai karena harian tersebut memiliki rubrik For Her, dimana salah satu strategi Jawa Pos untuk merengkuh pangsa pasar perempuan adalah melalui rubrik For Her (www.Jambiekspres.co.id). Melihat seluruh fenomena tersebut, menjadi menarik bagi peneliti untuk mendeskripsikan motif apa yang melatarbelakangi perempuan dalam membaca rubrik For Her Jawa Pos di Surabaya.

Perlu diketahui bahwa penelitian ini berdasarkan pada teori uses and gratifications yang dicetuskan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Menurut Nurudin

(7)

621 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

(2009, hlm.192), teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media, dimana konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya.

Jay G. Blumler (1979) mengidentifikasi beberapa istilah yang menurutnya memiliki keterkaitan dengan keseluruhan pilihan terhadap konten dan pola penggunaan media, antara lain adalah:

 Utility: Khalayak aktif mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu.

 Intensionalitas: Mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Sehingga konsumsi terhadap konten media dapat diarahkan oleh motivasi khalayak.

 Selektivitas: Khalayak aktif dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang mereka pilih untuk digunakan. Hal ini mencerminkan kepentingan yang ada dan preferensi dari khalayak. Seingga tidak sembarang dalam mengkonsumsi media, melainkan didasari oleh alasan dan tujuan tertentu.

Imperviousness to influences: Khalayak yang tidak ingin dikontrol oleh siapa pun atau apa pun, termasuk media massa. Kalangan ini merupakan kalangan yang dipercaya memiliki ketahanan dalam menghadapi pengaruh media (Baron & Davis, 2003).

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Rakhmat (2005), bahwa teori uses and gratifications berfokus pada apa yang dilakukan orang (khalayak) terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dengan kata lain khalayak adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, dimana khalayak berusaha mencari sumber media yang dirasa paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya.

Adapun asumsi dasar dari teori uses and gratifications menurut Katz, Blumler & Gurevitch dalam Rakhmat (2005, hlm.205), yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempuyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya (khalayak).

(8)

622 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

4. Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberkan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Konsep dasar teori uses and gratification menurut Elihu Kantz, G. Blumler, dan Michael Gurevitch tersebut adalah untuk meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menciptakan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lainnya (Kriyantono 2009, p.205). Harapan yang telah dibentuk dari media massa tersebut dapat memberikan pola terpaan yang berbeda-beda pada masing-masing khalayak dan berujung pada timbulnya kegiatan pemenuhan kebutuhan dan dampak-dampak lain, termasuk dampak yang tidak diinginkan oleh khalayak sendiri. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 1 : Elemen Teori Uses and Gratifications (Sumber: McQuail, 1995)

Model ini melibatkan asumsi tertentu mengenai khalayak, dimana khalayak memliki sifat aktif dan membuat pilihan motif sebelum menggunakan media. Terdapat juga asumsi bahwa penggunaan media merupakan salah satu cara dalam memuaskan kebutuhan sehari-hari (McQuail, 1995). Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa teori uses and gratifications berawal dari adanya lingkungan sosial yang menentukan segala jenis kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial, dan pelepasan ketegangan. Hal ini seperti yang diungkapkan Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Effendy (2003:294) bahwa penggunaan media oleh individu berkaitan dengan kebutuhan manusia yang dikategorikan dalam lima kelompok, antara lain:

1. Cognitive needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang

estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual.

4. Social integrative needs : kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

(9)

623 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

Berdasar lima jenis kebutuhan manusia yang berkenaan dengan media tersebut, muncul harapan dari individu dalam menggunakan media tertentu secara selektif sesuai kebutuhannya.

Terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut, Nurudin (2009) menjelaskan bahwa terdapat sumber pemenuhan yang dibedakan menjadi 2 jenis, antara lain: Sumber pemenuhan yang berhubungan dengan media (massa) dan non-media. Sumber pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan media meliputi jenis, isi, terpaan, hingga konteks dan terpaan media. Dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui sumber media tersebut, dibedakan oleh beberapa fungsi pemuasan media antara lain yaitu pengamatan/pengawasan, diversi/hiburan, identitas personal, serta hubungan sosial (Nurudin, 2009).

Pengertian motif atau motive (bahasa inggris) sendiri berasal dari kata "Motion" yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Sedangkan menurut Ardiyanto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, menyebutkan pengertian motif yakni:

“Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu” (Ardiyanto, 2005: 87).

Berdasar pengertian tersebut, diketahui bahwa motif merupakan suatu pengertian yang mencakup penggerak, keinginan, rangsangan hasrat, pembangkit tenaga, alasan, dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Sehingga, motif adalah energi dasar yang ada dalam diri individu dan menentukan perilaku manusia serta tujuannya.

McQuail, Blumler, dan Brown (1972) dalam West & Turner (2008, p.102) mengatakan bahwa terdapat empat motif yang mendorong dalam pemenuhan kebutuhan setiap individu, keempat motif tersebut antara lain:

1. Motif Pengawasan atau surveillance, yaitu motif yang mendorong individu untuk mencari informasi.

2. Motif identitas pribadi atau personal identity, yaitu motif individu untuk melakukan pemahaman terhadap diri sendiri dan mengetahui identitas pribadi. 3. Motif integrasi dan interaksi sosial atau personal relationship, yaitu motif yang

mendorong individu menggunakan media massa untuk menjalin hubungan secara personal dengan orang lain.

4. Motif Pengalihan atau diversion, yaitu motif individu dalam mengkonsumsi media sebagai bentuk pelarian dari rutinitas dan masalah, serta sebagai pelepasan emosi.

(10)

624 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

Teori yang dikemukakan oleh McQuail, Blumler, dan Brown (1972) ini yang kemudian digunakan dalam penelitian untuk mendeskripsikan motif perempuan Surabaya membaca rubrik For Her Jawa Pos adalah motif menggunakan media.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana peneliti ingin melihat hubungan antar variabel perempuan Surabaya membaca rubrik For Her Jawa Pos dan menguji teori Uses and Gratifications. Metode yang digunakan adalah metode survey, dengan alat bantu kuesioner untuk mengumpulkan data mengenai motif membaca rubrik For Her Jawa Pos pada perempuan Surabaya.

Penelitian ini berlokasi di kota Surabaya karena jumlah konsumsi surat kabar Jawa Pos terbanyak adalah di Surabaya, dimana mencapai angka 92,5% (www.marsindonesia.com). Sehingga, diharapkan peneliti dapat menemukan responden yang kredibel sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perempuan yang bertempat tinggal di kota Surabaya dan pernah membaca rubrik For Her Jawa Pos, yang mana usianya berkisar antara 22-49 tahun. Penentuan batasan usia 22-49 tahun didasarkan pada segmentasi For Her Jawa Pos yang menyasar perempuan dewasa (usia produktif). Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan segmentasi dari rubrik For Her dengan rubrik-rubrik lain yang telah ada sebelumnya di Jawa Pos, yaitu rubrik DetEksi dengan segmentasi remaja (usia 12-21 tahun) dan rubrik Evergreen dengan segmentasi lansia (usia 50 tahun keatas).

PEMBAHASAN

Untuk mendeskripsikan tujuan (motif) penggunaan media oleh khalayak, penelitian ini menggunakan teori Motif. Teori motif yang dimaksud adalah menggunakan pengkategorisasian menurut McQuail, Blumler, dan Brown (1972) dalam West & Turner (2008, p.102), yang mana membagi motif menjadi 4 klasifikasi, antara lain: Motif pengawasan atau surveillance, Motif identitas pribadi, Motif integrasi dan interaksi sosial, dan Motif pengalihan atau diversion, yang mana disampaikan hasil rata-rata score indikator pada masing-masing jenis motif sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Frekuensi Motif Pengawasan

No Pernyataan Rata–rata

1

Mencari informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia luar.

3.14

2 Mencari petunjuk dan pendapat tentang hal-hal yang

(11)

625 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

3 Memuaskan rasa ingin tahu mengenai sesuatu. 3.1

4 Menambah wawasan yang dimiliki. 3.35

Rata - rata total 3.1

Pada Tabel 1, ditemukan bahwa rata-rata total motif pengawasan keseluruhan adalah 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab “Setuju” dari setiap pernyataan/indikator yang ada pada motif pengawasan. Dari seluruh indikator yang ada pada motif pengawasan, yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah motif membaca rubrik For Her Jawa Pos sebagai penambah wawasan, yaitu 3,35.

Tabel 2. Tabel Frekuensi Motif Indentitas Pribadi

No Pernyataan Rata - rata

1 Memenuhi penunjang nilai-nilai pribadi 2.94

2 Menemukan pola perilaku yang dapat ditiru 2.63

3 Menyamakan diri dengan apa yang ada di dalamnya 2.37

4 Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3.09

Rata - rata total 2.76

Pada Tabel 2, ditemukan bahwa rata-rata total motif identitas diri keseluruhan adalah 2,76. Dari seluruh indikator yang ada pada motif identitas diri, yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah motif membaca rubrik For Her Jawa Pos untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri, yaitu 3,09.

Tabel 3. Tabel Frekuensi Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

No Pernyataan Rata - rata

1 Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. 2.72

2 Menyamakan diri dengan orang lain 2.05

3 Menemukan bahan percakapan sehari-hari 2.75

4 Membantu dalam menjalankan peran di masyarakat. 3.03

(12)

626 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

Pada Tabel 3, ditemukan bahwa rata-rata total motif Integrasi dan Interaksi sosial secara keseluruhan adalah 2,64. Dari seluruh indikator yang ada pada motif Integrasi dan Interaksi sosial, rata-rata skor tertinggi dimiliki oleh indikator motif membaca rubrik For Her Jawa Pos untuk membantu dalam menjalankan peran sehari-hari, yaitu sebesar 3,03.

Tabel 4. Tabel Frekuensi Motif Pengalihan

No Pernyataan Rata - rata

1 Membaca untuk bersantai. 3.24

2 Dapat memperoleh kepuasan batin. 2.84

3 Mengisi waktu luang. 3.13

4 Membaca untuk menyalurkan emosi. 2.58

Rata - rata total 2.95

Berdasar Tabel 4, ditemukan bahwa rata-rata total motif pengalihan secara keseluruhan adalah 2,95. Dari keseluruhan indikator yang ada, yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah motif membaca rubrik For Her Jawa Pos untuk bersantai, yaitu sebesar 3,24.

Secara keseluruhan, dari temuan keempat jenis motif tersebut menunjukan bahwa seluruh responden menyatakan sikap setuju terhadap motif pengawasan, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, dan motif pengalihan. Hal ini ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata pada masing-masing motif, diantaranya motif pengawasan dengan rata-rata skor 3,1 atau Sangat Setuju, motif pengalihan dengan rata-rata skor 2,95 atau Setuju, motif identitas pribadi dengan rata-rata skor 2,76 atau Setuju, dan motif integrasi dan interaksi sosial dengan rata-rata skor 2,64 atau Setuju.

Sehingga, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perempuan dalam mengkonsumsi pemberitaan yang dimuat rubrik For Her Jawa Pos di Surabaya sesuai dengan teori uses and gratifications yang disampaikan oleh McQuail, Blumler, dan Brown (1972) dalam West & Turner (2008, p.102). Dimana teori tersebut beranggapan bahwa terdapat empat motif yang mendorong dalam pemenuhan kebutuhan setiap individu antara lain motif pengawasan atau surveillance, motif identitas pribadi atau personal identity, motif integrasi dan interaksi sosial atau personal relationship, dan motif pengalihan atau diversion (West & Turner, 2008).

Selain ditemukan motif yang melatarbelakangi perempuan membaca rubrik For Her Jawa Pos di Surabaya, terdapat beberapa temuan dari penelitian ini yang dapat dibahas lebih lanjut sebagai hasil hubungan antara karakteristik, pola penggunaan media, dan motif-motif

(13)

627 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

yang mendorong responden. Temuan pertama adalah hubungan antara kelompok usia dengan motif pengawasan, menunjukkan bahwa secara keseluruhan mayoritas responden berasal dari kategori usia dewasa awal yang cenderung memiliki sifat produktif. Hal ini merujuk pada pandangan Hurlock (2000) mengenai beberapa karakteristik sifat yang dimiliki oleh kalangan dewasa awal, salah satunya adalah masa usia produktif. Secara fisik, pada usia ini produktivitas nampak ketika manusia mempunyai kemampuan penuh untuk mengembangkan keturunannya. Sedangkan Secara intelektual, produktivitas nampak pada tercapainya puncak karir seseorang.

Tidak itu saja, produktifitas kalangan dewasa awal tersebut membuat konsumsi atas informasi dari mayoritas responden cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan karakteristik kalangan dewasa awal yang juga sebagai kalangan usia ketegangan emosi atau Emotional Tension. Ketegangan emosional sering timbul dalam bentuk kekawatiran berkepanjangan yang intensitasnya tergantung pada penyesuaian terhadap persoalan. Dan untuk mereduksi kekawatiran tersebut, maka konsumsi informasi menjadi jalan keluar bagi mayoritas responden yang juga termasuk dalam kalangan dewasa awal. Sebaliknya, semakin tua usia seseorang, produktivitas yang dimilikinya akan semakin menipis. Hal ini ditunjukan oleh Tabel 3.16 bahwa dari seluruh kelompok usia responden, yang menyatakan sikap setuju terhadap motif pengawasan terbanyak adalah dari kelompok usia termuda. Sedangkan, semakin tua kelompok usia dari responden, maka jumlah responden yang menyatakan sikap setuju terhadap motif pengawasan pun semakin sedikit.

Temuan kedua adalah hubungan antara frekuensi membaca dengan motif Integrasi dan Interaksi Sosial. Sebanyak 76% dari keseluruhan responden menyatakan sikap setuju terhadap motif ini. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial mendorong individu menggunakan media massa untuk menjalin hubungan secara personal dengan orang lain maupun dengan masyarakat sosial. Hal ini sesuai dengan konsep kebutuhan sosial seperti yang diungkapkan Maslow dalam Ngalim Purwanto (2007: 77), bahwa terdapat lima tingkatan kebutuhan pokok manusia dimana salah satunya adalah kebutuhan sosial (Social needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, serta kerjasama.

Mayoritas responden mengaku membaca rubrik For Her 2 - 3 kali dalam seminggu yaitu sebanyak 36 responden, kedua yaitu 4–6 kali dalam seminggu sebanyak 18 responden, ketiga 0–1 kali dalam seminggu sebanyak 16 responden, dan 7 kali dalam seminggu hanya 6 responden. Sehingga dapat dikatakan mayoritas responden tersebut menyatakan sikap Setuju terhadap motif Integrasi dan Interaksi Sosial dan sesuai dengan teori kebutuhan sosial

(14)

628 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3

Maslow, namun tidak menjadikannya prioritas dikarenakan motif ini memiliki rata-rata skor terendah jika dibandingkan dengan motif-motif lain.

Temuan berikutnya adalah hubungan antara frekuensi membaca responden dengan motif pengalihan. Ditemukan bahwa mayoritas responden menyatakan sikap setuju terhadap motif pengalihan sebagai tujuan dalam membaca rubrik For Her Jawa Pos. Hal ini sesuai dengan pandangan hedonisme yang dikutip dari Husdarta (2011:35) sebagai salah satu teori mengenai motivasi. Dan teori Hedonisme menyatakan bahwa pada hakikatnya manusia memilih aktifitas yang menyebabkan perasaan gembira atau senang. Hal ini senada dengan pendapat Purwanto sebagai berikut:

Hedonisme adalah suatu aliran yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia

adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan.(Purwanto, 2007, hlm.77)

Berdasar pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa hedonisme erat kaitannya dengan hiburan yang juga bertujuan menciptakan perasaan gembira maupun senang. Namun, mayoritas responden mengaku melakukan pembacaan rubrik For Her hanya dengan frekuensi antara 0-1 kali dan 2-3 kali dalam seminggu. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas responden melakukan pemenuhan atas kebutuhan hiburan melalui pembacaan rubrik For Her Jawa Pos dengan frekuensi yang relatif kecil dalam satu minggu.

KESIMPULAN

Berdasar analisis yang telah peneliti lakukan, motif yang melatarbelakangi perempuan Surabaya membaca rubrik For Her Jawa Pos adalah motif Pengawasan, motif Identitas pribadi, motif Integrasi dan Interaksi Sosial, serta motif Pengalihan, sesuai dengan teori Uses and gratifications yang dikemukakan oleh McQuail, Blumler, dan Brown.

Berdasar keempat jenis motif yang mendasari perempuan Surabaya dalam membaca rubrik For Her Jawa Pos, motif yang paling dominan adalah motif Pengawasan (Surveillance), disusul kemudian motif Pengalihan (Diversion), selanjutnya motif Identitas Pribadi (Personal Identity), serta yang terakhir motif Integrasi dan Interaksi Sosial (personal relationship).

Pilihan indikator tertinggi pada masing-masing motif antara lain: Motif Pengawasan atau Surveillance, yaitu membaca rubrik For Her untuk menambah wawasan yang dimiliki; Motif Pengalihan atau Diversion, yaitu membaca rubrik For Her untuk tujuan bersantai; Motif Identitas Pribadi atau personal identity, yaitu membaca rubrik For Her untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri; dan Motif Integrasi dan Interaksi Sosial atau

(15)

629 COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI| VOL. 3/ NO. 3 personal relationship, yaitu membaca rubrik For Her untuk membantu dalam menjalankan

peran di masyarakat.

Sehingga, dari keseluruhan paparan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa teori Uses and gratifications yang dikemukakan oleh McQuail, Blumler, dan Brown masih terbukti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cetakan Kedua. Simbiosa Rekatama Media, Bandung, (hlm. 87).

Baron & Davis, 2003, Mass. Communication Theory: Foundations, ferment, and future, Wadsworth, London.

Effendy, O., 2003, Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi, Aditya Bakti, Bandung (hlm.93). Hurlock, E., 2000, Perkembangan Anak jilid 2, Jakarta: Erlangga.

Husdarta, 2011, Manajemen Pendidikan Jasmani, Alfabeta, Jakarta.

Kriyantono, R., 2008, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta. (hlm.141). McQuail, Windahl, 1995, Communications Models, Longman, England, (hlm.132). Nurudin, 2009, Pengantar Komunikasi Massa, Rajagrafindo Persada, Jakarta. (hlm.192). Purwanto, N, 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, (hlm.77).

Rakhmat, J., 2005, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Remaja Rosdakarya, Bandung, (hlm.65).

_________, 2005, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, (hlm.205).

West & Turner, 2008, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis & Aplikasi 1, Salemba Humanika, (hlm.102).

Elda, 2013, Nasib Media Cetak Ditengah Era Digital, dari

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/06/10/nasib-media-cetak-di-tengah-era-digital-57654.htmldiakses pada 15 oktober 2013.

Jambi Ekspres News, 2012, Jawa Pos Koran Favorit Perempuan, diambil dari http://www.jambiekspres.co.id/berita-312-jawa-pos-koran-favorit-perempuan.html diakses pada 20 Oktober 2013

Mars Indonesia, 2009, Perilaku Belanja Konsumen Indonesia, dari

Gambar

Gambar 1 : Elemen Teori Uses and Gratifications (Sumber: McQuail, 1995)
Tabel 1. Tabel Frekuensi Motif Pengawasan
Tabel 3. Tabel Frekuensi Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Tabel 4. Tabel Frekuensi Motif Pengalihan

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan mutu genetik sapi Bali disarankan menggunakan seleksi system inti terbuka (open nucleus breeding system) yang melibatkan peternakan rakyat dan Balai Pembibitan

Pada bagian ini mempunyai pola ritme yang sederhana dibandingkan dengan pola bagian A dan B dengan memainkan tangan kanan pada ride cymbal untuk memunculkan suasana tenang,

Program yang dihasilkan dalam sistem ini adalah Sistem Informasi Arsip Aktif Pada Badan Arsip Dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan

Dari kutipan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa editor pada saat proses produksi tidak memiliki banyak tugas dan tanggung jawab, tetapi dalam proses ini penulis sebagai

Telah dilaksanakan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW 02 desa Letekonda Selatan Tentang Pemakaian Antibiotik.. Berdasarkan perilaku masyarakat RW 02 yang

Kepala Sekretariat Perwakilan, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar, Pejabat Pembuat Komitmen Program Dukungan

Di sektor kehutanan ditemukan tiga ketentuan yang dilanggar, di sektor perkebunan ditemukan lima ketentuan yang dilanggar, dan di sektor pertambangan tidak dapat

Selain membantu pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan event budaya di Kota Solo Mataya Arts And Heritage sendiri juga sering mengadakan event budaya yang