• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Linen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebijakan Linen"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA

Jl. Soekarno-Hatta, Banda Raya, Banda Aceh (23238) Telp./Faks. (0651) 43097/ 43095 Email: rsum@bandaacehkota.go.id

Website: http://rsum.bandaacehkota.go.id

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH

NOMOR : /TU.K/ / /2015 T E N T A N G

PENGELOLAAN LINEN

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Meuraxa, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang profesional dan bermutu tinggi dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan yang berfokus kepada pasien.

b. Bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit merupakan bagian dari pelayanan kesehatan mengutamakan pelayanan yang aman dan memberikan perlindungan dari resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan.

c. Bahwa dalam pelayanan yang aman yang memberikan perlindungan dari resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan termasuk pengelolaan linen yang meminimalisasi resiko penularan infeksi.

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, b dan c dalam mewujudkan pelayanan yang aman dan bermutu tinggi, perlu membentuk Keputusan Direktur RSUD Meuraxa tentang Pengelolaan Linen di RSUD Meuraxa.

Mengingat :

1.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

4.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

5.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

6.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

7.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya

8.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya

(2)

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD MEURAXA TENTANG PENGELOLAAN LINEN DI RSUD MEURAXA

Kesatu : Kebijakan Pengelolaan Linen di RSUD Meuraxa sebagaimana yang dimaksud tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur RSUD Meuraxa ini

Kedua : Kebijakan Pengelolaan Linen di RSUD Meuraxa sebagaimana yang dimaksud dalam diktum kesatu merupakan pedoman bagi petugas kesehatan dalam melaksanakan pengelolaan linen yang meminimalisasi resiko penularan infeksi di rumah sakit.

Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Dewan Direksi dan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banda Aceh Pada tanggal :

---Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh

Direktur,

Dr. dr. Syahrul, Sp. S-K Pembina Utama Muda NIP. 19620202 198903 1 001

(3)

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD MEURAXA NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN LINEN DI RSUD MEURAXA

PENGELOLAAN LINEN DI RSUD MEURAXA I. KEBIJAKAN UMUM

A. Pengadaan linen harus memenuhi kriteria dari bahan yang kuat, menyerap air, tidak terlalu tipis dan mudah dicuci, tahan pada suhu air 100 0C

B. Kegiatan Laundry harus dilaksanakan pada ruangan-ruangan yang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.

C. Pengangkutan linen menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor.

D. Kantong pembungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor.

E. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor. F. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.

G. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda.

H. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta telah memperoleh imunisasi hepatitis B.

II. KEBIJAKAN KHUSUS

A. Pengorgani

sasian

1. Pengelolaan linen dilaksanakan secara sentralisasi di Instalasi Binatu RSUD Meuraxa 2. Instalasi Binatu dipimpin oleh Kepala Instalasi dan bertanggung jawab kepada Direktur

Umum, SDM dan Pendidikan. Untuk

3. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi dibantu oleh : a. Penanggungjawab pelayanan

b. Penanggung jawab administrasi dan logistik

c. Sub Penanggung jawab penerimaan linen kotor dan pendistribusian linen d. Sub Penanggung jawab pencucian

e. Sub Penanggung jawab pengeringan dan penstrikaan f. Sub Penanggung jawab penjahitan

g. Sub Penanggungjawab administrasi dan logistik

B. Ruangan

lingkup

Ruang lingkup kegiatan pokok Instalasi Binatu meliputi sebagai berikut : 1. Proses Penerimaan Linen Kotor

2. Proses Perendaman dan Pencucian Linen 3. Proses Pengeringan dan Penyetrikaan 4. Pelipatan dan Penyotiran

(4)

5. Penyimpanan 6. Pendistribusian

7. Penjahitan dan Pengguntingan 8. Logistik dan Administrasi

C. Zona/area

laundry : 1. Area Kotor dilakukan proses

a. Penerimaan linen kotor b. Penimbangan.

c. Pemisahan (linen infeksi dan non infeksi ). d. Perendaman.

e. Pencucian. f. Pemerasan.

2. Area Bersih dilakukan proses : a. Pengeringan.

b. Penyotiran Noda c. Penyetrikaan. d. Sotiran linen rusak e. Pelipatan

f. Penyimpanan.

3. Area Distribusi dilakukaan poses: a. Pendistribusian Linen

b. Untuk kegiatan Administrasi laundry.

D. Jenis linen 1. Perlak 2. Sarung bantal 3. Bed cover 4. Selimut 5. Kain penyekat/scherm 6. Taplak 7. Barak Schort 8. Baju Pasien 9. Baju petugas 10. Baju operasi

11. Macam macam Doek 12. Handuk Pasien 13. Bowl

14. Dll

E. Bahan

Cucian

Bahan pencucian pada instalasi binatu menggunakan bahan pencucian kimiawi dengan komposisi dan kadar tertentu agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen mesin cuci, kulit petugas yang melaksanakan dan limbah bangannya tidak merusak lingkungan

Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari : 1. Alkali

(5)

Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran deterjen dan emulsifier serta membuka pori dari linen

2. Deterjen : sabun pencuci

Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global 3. Emulsifier

Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak

4. Bleach = pemutih

Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai desinfektan, baik pada linen yang berwarna, dan yang putih

5. Sour/penetral

Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-nya menjadi 7 atau netral

6. Softener

Melembutkan linen. Digunakan pada proses akhir pencucian

F. Penatalaksa

naan Linen 1. Kualifikasi Linen :

a. Linen bersih

b. Linen kotor infeksius adalah linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh.

c. Linen kotor ternoda d. Linen Steril

e. Linen kotor non infeksius adalah Linen kotor yang berasal dari rungan administrasi, apotik,ruang tunggu dan ruang perawatan yang bukan pengakit menular

Penanganan linen kotor di ruangan

a. Pemisahan linen :

 Gunakan APD

 Segera dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen kotor infeksius dan kotor non infeksius

 Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning dengan label yang jelas

 Segera kirim dengan trolly tertutup.

 Dilarang mengibaskan linen dan meletakkan linen di lantai b. Penempatan Linen

 Pemisahan antara linen kotor infeksius dan non infeksius

 Kantong harus kuat

 Kantong dengan warna kuning untuk linen infeksius

 Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan. c. Pengangkutan linen.

 Menggunakan kereta dorong yang tertutup.

 Kereta dorong berbeda untuk linen bersih dan linen kotor

 Jangan menyeret linen di lantai

 Jangan meletakan linen sementara di lantai d. Pengiriman Linen kotor ke laundry

(6)

 Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan peneriman cucian dan tidak boleh masuk dari ruangan linen bersih

 Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan anatara linen kotor infeksius dan non infeksius

 Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan penerima harus menandatangani buku timbang terima linen

 Petugas penerima selalu memakai sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots saat melakukan penghitungan linen.

2. Penangan Linen di Laundry. a. Penilaian linen kotor :

 Tingkat kekotorannya ( berat,sedang atau ringan )

 Jenis linen ( tipis, berwarna,atau tidak berwarna ,dasar linen )

 Linen infeksius/ternoda atau tampa noda

b. Pengumpulan /pemisahan linen :

 Gunakan alat pelindung Diri (sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots)

 Pisahkan linen kotor terkontaminasi dan non terkontaminasi/sesuai karakteristik linen

 Linen kotor dipegang menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan gerakan yang sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi pada udara dan petugas

 Diperiksa dan dicatat bila ditemukan peralatan kesehatan seperti needle/alat suntik atau instrumen operasi atau benda tajam yang terbawa bersama dengan linen, untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim PPIRS dan unit kerja terkait. Segala peralatan yang ditemukan disimpan pada wadah/tempat yang aman untuk dilakukan proses selanjutnya.

 Bila linen terkontaminasi darah, cairan tubuh dilakukan perendaman selama 10 menit dalam bak perendaman berisi larutan klorin 0,5%.

 Setelah 10 menit cairan perendam dibuang dan ditiriskan, selanjutnya linen baru dapat dilakukan proses pencucian. Bila linen dikirim keluar RS harus dimasukan ke dalam kantong kuning diikat dan diberi label infeksi dan tuliskan jenis & jumlah linen.

c. Proses pencucian linen :

1. Sebelum melakukan pencucian petugas terlebih dahulu memakai APD (sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots)

2. Lakukan penimbangan. Untuk linen yang infeksius harus terlebih dahulu yang telah dilakukan proses perendaman selama 10 menit dengan larutan klorin 0,5% dan telah ditiriskan

3. Gunakan detergen berdasarkan tingkat kontaminasi (infeksius) dan tingkat noda: berat, sedang, ringan, linen berwarna

 Linen infeksius diperlukan suhu 60 - 90oc

 Linen non infeksius diperlukan suhu 50 - 80oc

 Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )  Waktupelaksanaan pencucian:

 Prewash lebih kurang 10 menit

 Pembuangan ke-1 dilanjutkan pencucian utama selama 15 menit dengan memasukan jenis alkali

(7)

 Pembuangan ke-2 dilanjutkan dengan pencucian ke 2 selama 20 menit dengan masukan deterjen dan alkali sesuai dengan kapasitas mesin dan tingkat noda linen .

 Pembuangan ke-3 dilanjutkan dengan pencucian ke-4 / akhir dengan memasukan Sour selama 15 menit

 Pembuangan ke-5 dengan memakai softener selama 5 menit menuju ke proses pengeringan

d. Proses pengeringan

 Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebelum pengeringan

 Linen yang sudah diperas dimasukan kedalam mesin pengering dengan suhu 40oc / 60oc

 Linen tipis 10-20 menit

 Linen tebal 15-20 menit

 Linen tebal perlu pengeringan

 Gordyn tidak perlu pengeringan dengan mesin

e. Proses Penyetrikaan

 Alat yang digunakan : roll proses untuk kain lembaran, rotary press untuk piyama, baju pasien, gordyn

 Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi bersih

f. Proses Pelipatan

 Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen yang rusak

 Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor agar linen tidak terkontaminasi.

 Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan tujuan mempermudah penggunaannya.

g. Proses penyimpanan

a. Selalu menjaga kebersihan linen

b. Tempatkan sesuai dengan jenis linen dan disiman per unit

c. Lingkungan harus bersih dan kering tidak bercampur dengan penyimpanan zat kimia serta tidak menyentuh lantai atau tempat terbuka

d. Jangan mencapur linen bersih & linen kotor e. Adanya sistim pencatatan barang

h. Pendistribusian Linen

 Selalu menjaga kesterilan dan kebersiahan linen & cuci tangan

 Gunakan sistim FIFO

 Pastikan semua perlatan yang akan digunakan bersih dan kering

 Jaga linen jangan jatuh ke lantai

 Linen dikirim dengan trolly tertutup dengan kantong biru untuk linen bersih dan kantong kuning untuk linen kotor atau infeksisus

 Pendistribusian linen sudah memakai system sentralisasi

G. Hal-hal yang direkomendasikan pada petugas pengelolaan linen baik di ruangan maupun di laundry adalah menerapkan kewaspadaan standar:

(8)

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 2. Gunakan alat pelindung diri

 Tutup kepala

 Masker bisa

 Pelindung mata (bila perlu)

 Sarung tangan rumah tangga heavy duty

 Apron kedap air

 Sepatu boot

3. Kereta dorong linen kotor dan linen bersih harus terpisah 4. Kereta dorong linen kotor dicuci setiap hari

III. PEMBINAAN, PENGAWASAN

A. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Dewan Direksi RSUD Meuraxa melalui Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).

B. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui pelatihan, bimbingan teknis, konsultasi dan lain-lain.

C. Pengawasan dilaksanakan dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan oleh atasan langsung satuan kerja/instalasi terkait di lingkungan RSUD Meuraxa, dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Komite dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

IV. PENUTUP

Demikian kebijakan ini disusun agar program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit di RSUD Meuraxa dapat diselenggarakan dengan baik dan secara bermakna menekan angka kejadian infeksi rumah sakit/ nosokomial di RSUD Meuraxa.

Ditetapkan di : Banda Aceh Pada tanggal :

---Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh

Direktur,

Dr. dr. Syahrul, Sp. S-K Pembina Utama Muda NIP. 19620202 198903 1 001

Referensi

Dokumen terkait

– Horizontal: setiap tuple dlm sebuah relasi terdiri atas atribut yang sama – Vertikal: harga dalam kolom tertentu berasal dari domain yang sama – Objek ‘dunia nyata’

Peternak Murai Batu jika ingin menjadi peternak burung Murai untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan sebenarnya tidaklah terlalu sulit, untuk bisa beternak murai

Dalam perencanaan bangunan jet- ty di muara Kuala Beuracan didapatkan bahwa gelombang yang paling dominan adalah arah barat yang membentuk sudut 84° terhadap garis

(2-tailed) adalah 0.00 < nilai alpha 0.05, hal ini menandakan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) menyatakan bahwa secara simultan penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

Penelitian yang dilakukan oleh Han dari Universitas Nasional Sunchon Korea membahas sistem augmented reality yang diimplementasikan untuk visualisasi warisan situs budaya

Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah menganalisis pengetahuan dalam pelayanan (gap 1) yaitu kesenjangan antara persepsi kepala Puskesmas terhadap

Pendapat lain Sunu Priyawan (2007:99), tujuan diadakan pengujian validitas terhadap produk pengembangan adalah untuk: (1) mengetahui kualitas produk yang dibuat;