• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Taguchi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Taguchi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Pengertian Kualitas Menurut

Taguchi

Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi

Taguchi pada tahun 1949 saat mendapatkan

tugas untuk memperbaiki sistem telekomunikasi

di Jepang. Metode ini merupakan metodologi

baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas produk dan proses serta

dalam dapat menekan biaya dan resources

seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi

adalah menjadikan produk robust terhadap

noise, karena itu sering disebut sebagai Robust

Design.

(3)

Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang

diterima oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan.

Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah

konsep, yaitu:

a. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan

sekedar memeriksanya.

b. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan

deviasi dari target.

c. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor

lingkungan yang tidak dapat dikontrol.

d. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari

standar tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh

sistem.

(4)

Metode Taguchi merupakan off-line quality

control artinya pengendalian kualitas yang

preventif, sebagai desain produk atau proses

sebelum sampai pada produksi di tingkat shop

floor. Off-line quality control dilakukan dilakukan

pada saat awal dalam life cycle product yaitu

perbaikan pada awal untuk menghasilkan

produk (to get right first time).

(5)

Kontribusi Taguchi pada kualitas

adalah:

a.

Loss Function: Merupakan fungsi kerugian yang ditanggung

oleh masyarakat (produsen dan konsumen) akibat kualitas yang

dihasilkan. Bagi produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas

sedangkan bagi konsumen adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa

atas produk yang dibeli atau dikonsumsi karena kualitas yang jelek.

b.

Orthogonal Array: Orthogonal array digunakan untuk

mendesain percobaan yang efisisen dan digunakan untuk menganalisis

data percobaan. Ortogonal array digunakan untuk menentukan jumlah

eksperimen minimal yang dapat memberi informasi sebanyak mungkin

semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian terpenting

dariorthogonal array terletak pada pemilihan kombinasi level dari

variable-variabel input untuk masing-masing eksperimen.

c.

Robustness: Meminimasi sensitivitas sistem terhadap

sumber-sumber variasi.

(6)

2. Tahapan dalam Desain Produk

atau Proses Menurut Taguchi

• Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau proses produksi yaitu (Ross, 1996):

• a. System Design

• Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru dan lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk . Merupakan tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari dari percobaan sebelumnya, pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau kombinasinya.

• b. Parameter Design

• Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau prototipe secara matematis berdasarkan tahap sebelumnya melalui percobaan secara statistik. Tujuannya adalah mengidentifikasi

settingparameter yang akan memberikan performansi rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada variasi dari target.

• c. Tolerance Design

• Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan dengan kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk dari target. Pada tahap ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi pada parameter produk atau proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada performansi produk.

(7)

3. Langkah Penelitian Taguchi

Langkah-langkah ini dibagi menjadi tiga fase utama yang meliputi

keseluruhan pendekatan eksperimen. Tiga fase tersebut adalah (1) fase

perencanaan, (2) fase pelaksanaan, dan (3) fase analisis.

Fase perencanaan merupakan fase yang paling penting dari eksperimen

untuk menyediakan informasi yang diharapkan. Fase perencanaan adalah

ketika faktor dan levelnya dipilih, dan oleh karena itu, merupakan langkah

yang terpenting dalam eksperimen.

Fase terpenting kedua adalah fase pelaksanaan, ketika hasil eksperimen

telah didapatkan. Jika eksperimen direncanakan dan dilaksanakan dengan

baik, analisis akan lebih mudah dan cenderung untuk dapat menghasilkan

infomasi yang positif tentang faktor dan level.

Fase analisis adalah ketika informasi positif atau negatif berkaitan dengan

faktor dan level yang telah dipilih dihasilkan berdasarkan dua fase

sebelumnya. Fase analisis adalah hal penting terakhir yang mana apakah

peneliti akan dapat menghasilkan hasil yang positif.

(8)

Langkah utama untuk melengkapi

desain eksperimen yang efektif adalah

sebagai berikut (Ross, 1996):

a. Perumusan masalah: Perumusan masalah harus

spesifik dan jelas batasannya dan secara teknis harus dapat

dituangkan ke dalam percobaan yang akan dilakukan.

b. Tujuan eksperimen: Tujuan yang melandasi percobaan

harus dapat menjawab apa yang telah dinyatakan pada

perumusan masalah, yaitu mencari sebab yang menjadi

akibat pada masalah yang kita amati.

c. Memilih karakteristik kualitas (Variabel Tak Bebas):

Variabel tak bebas adalah variabel yang perubahannya

tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam merencanakn

suatu percobaan harus dipilih dan ditentukan dengan jelas

variabel tak bebas yang akan diselediki.

(9)

• d. Memilih faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik kualitas (Variabel Bebas): Variabel bebas (faktor) adalah variabel yang perubahannya tidak

tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor yang akan diselediki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas yang bersangkutan. Dalam seluruh percobaan tidak seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi variabel yang diselediki, sebab hal ini akan membuat pelaksanaan percobaan dan

analisisnya menjadi kompleks. Hanya faktor-faktor yang dianggap penting saja yang diselediki. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan diteliti adalah brainstorming,flowcharting, dan cause effect diagram.

• e. Mengidentifikasi faktor terkontrol dan tidak terkontrol: Dalam metode Taguchi, faktor-faktor tersebut perlu diidentifikasikan dengan jelas karena

pengaruh antara kedua jenis faktor tersebut berbeda. Faktor terkontrol (control factors) adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan, atau faktor yang nilainya ingin kita atur atau kendalikan. Sedangkan faktor gangguan (noise factors) adalah faktor yang nilainya tidak bisa kita atur atau dikendalikan, atau faktor yang tidak ingin kita atur atau kendalikan.

(10)

f.

Penentuan jumlah level dan nilai faktor: Pemilihan jumlah level

penting artinya untuk ketelitian hasil percobaan dan ongkos

pelaksanaan percobaan. Makin banyak level yang diteliti maka hasil

percobaan akan lebih teliti karena data yang diperoleh akan lebih

banyak, tetapi banyaknya level juga akan meningkatkan ongkos

percobaan.

g.

Identifikasi Interaksi antar Faktor Kontrol: Interaksi muncul

ketika dua faktor atau lebih mengalami perlakuan secara bersama

akan memberikan hasil yang berbeda pada karakteristik kualitas

dibandingkan jika faktor mengalami perlakuan secara

sendiri-sendiri. Kesalahan dalam penentuan interaksi akan berpengaruh

pada kesalahan interpretasi data dan kegagalan dalam penentuab

proses yang optimal. Tetapi Taguchi lebih mementingkan

pengamatan pada main effect (penyebab utama) sehingga adanya

interaksi diusahakan seminimal mungkin, tetapi tidak dihilangkan

sehingga perlu dipelajari kemungkinan adanya interaksi.

(11)

h.

Perhitungan derajat kebebasan (degrees of freedom/dof):

Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah

minimum percobaan yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang

diamati.

i.

Pemilihan Orthogonal Array (OA): Dalam memilih jenis Orthogonal

Arrayharus diperhatikan jumlah level faktor yang diamati yaitu:

i.

Jika semua faktor adalah dua level: pilih jenis OA untuk level dua

factor

ii.

Jika semua faktor adalah tiga level: pilih jenis OA untuk level tiga

factor

iii.

Jika beberapa faktor adalah dua level dan lainnya tiga level: pilih

yang mana yang dominan dan gunakan Dummy Treatment, Metode

Kombinasi, atau Metode Idle Column.

iv.

Jika terdapat campuran dua, tiga, atau empat level faktor: lakukan

(12)

j. Penugasan untuk faktor dan interaksinya pada

orthogonal array: Penugasan faktor-faktor baik

faktor kontrol maupun faktor gangguan dan

interaksi-interaksinya pada orthogonal array

terpilih dengan memperhatikan grafik linier dan

tabel triangular. Kedua hal tersebut merupakan

alat bantu penugasan faktor yang dirancang oleh

Taguchi. Grafik linier mengindikasikan berbagai

kolom ke mana faktor-faktor tersebut. Tabel

triangular berisi semua hubungan

interaksi-interaksi yang mungkin antara faktor-faktor

(kolom-kolom) dalam suatu OA.

(13)

• k. Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan: Persiapan percobaan meliputi

penentuan jumlah replikasi percobaan dan randomisasi pelaksanaan percobaan.

• i. Jumlah Replikasi: Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk memperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Replikasi bertujuan untuk: 1) Mengurangi tingkat kesalahan percobaan, 2) Menambah ketelitian data percobaan, dan 3)

Mendapatkan harga estimasi kesalahan percobaan sehingga memungkinkan diadakan test signifikasi hasil eksperimen.

• ii. Randomisasi: Secara umum randomisasi dimaksudkan untuk: 1) Meratakan pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit

percobaan, 2) Memberikan kesempatan yang sama pada semua unit percobaan untuk menerima suatu perlakuan sehingga diharapkan ada kehomogenan

pengaruh pada setiap perlakuan yang sama, dan 3) Mendapatkan hasil pengamatan yang bebas (independen) satu sama lain.

• Pelaksanaan percobaan Taguchi adalah pengerjaan berdasarkan setting faktor pada OA dengan jumlah percobaan sesuai jumlah replikasi dan urutan seperti randomisasi.

(14)

• iii. Analisis Data: Pada analisis dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data yaitu meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta

penyajian data dalam suatu lay out tertentu yang sesuai dengan desain yang dipilih untuk suatu percobaan yang dipilih. Selain itu dilakukan perhitungan dan

penyajian data dengan statistik analisis variansi, tes hipotesa dan penerapan rumus-rumus empiris pada data hasil percobaan.

• iv. Interpretasi Hasil: Interpretasi hasil merupakan langkah yang dilakukan

setelah percobaan dan analisis telah dilakukan. Interpretasi yang dilakukan antara lain dengan menghitung persentase kontribusi dan perhitungan selang

kepercayaan faktor untuk kondisi perlakuan saat percobaan.

• v. Percobaan Konfirmasi: Percobaan konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang didapat. Tujuan percobaan

konfirmasi adalah untuk memverifikasi: 1) Dugaan yang dibuat pada saat model performansi penentuan faktor dan interaksinya, dan 2) setting parameter (faktor) yang optimum hasil analisis hasil percobaan pada performansi yang diharapkan.

(15)

4. Filsafat Metode Taguchi

a. Kualitas dirancang menjadi produk, tidak diperiksa

ke dalamnya. Kualitas dirancang menjadi proses

melalui desain sistem, desain parameter, dan

perancangan toleransi. Parameter desain, yang akan

menjadi focus dari artikel ini, dilakukan dengan

menentukan proses apa parameter yang paling

mempengaruhi produk dan kemudian merancang

mereka untuk memberikan kualitas produk target

tertentu. Kualitas "diperiksa menjadi" produk berarti

bahwa produk ini diproduksi pada tingkat kualitas acak

dan mereka yang terlalu jauh dari rata-rata hanya

(16)

b. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan

deviasi dari target. Produk harus didesain sehingga kebal

terhadap faktor lingkungan yang tidak terkendali. Dengan

kata lain, sinyal (kualitas produk) terhadap kebisingan

(faktor tak terkendali) rasio harus tinggi.

c. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari

standar dan kerugian harus diukur sistem lebar. Ini adalah

konsep fungsi kerugian, atau kehilangan secara keseluruhan

terjadi pada pelanggan dan masyarakat dari produk miskin

kualitas. Karena produsen juga merupakan anggota

masyarakat dan karena ketidakpuasan pelanggan akan

mencegah patronase masa depan, biaya ini kepada

(17)

5. Fungsi Kerugian Taguchi

a.

Tujuan dari metode Taguchi adalah untuk mengurangi biaya

untuk produsen dan untuk masyarakat dari variabilitas dalam

proses manufaktur. Taguchi mendefinisikan perbedaan antara nilai

target karakteristik kinerja proses, τ, dan nilai diukur, y, sebagai

kerugian fungsi seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

b.

K konstan c ini, dalam fungsi kerugian dapat ditentukan

dengan mempertimbangkan batas spesifikasi atau interval diterima,

delta.

c.

Kesulitan dalam menentukan adalah bahwa τ dan C

kadang-kadang sulit untuk didefinisikan.

d.

Jika tujuannya adalah untuk nilai kinerja karakteristik harus

diminimalkan, fungsi kerugian didefinisikan sebagai berikut:

e.

Fungsi kerugian yang dijelaskan di sini adalah rugi kepada

pelanggan dari satu produk. Dengan menghitung fungsi-fungsi rugi

ini, kerugian secara keseluruhan masyarakat juga dapat dihitung.

(18)

6. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan dari metode Taguchi adalah bahwa ia menekankan

dekat kinerja nilai karakteristik berarti nilai target dari pada nilai

dalam batas-batas spesifikasi tertentu, sehingga meningkatkan

kualitas produk. Selain itu, metode Taguchi untuk desain

eksperimen sangat mudah dan mudah untuk diterapkan pada

situasi banyak rekayasa, sehingga alat yang ampuh namun

sederhana. Hal ini dapat digunakan untuk dengan cepat

mempersempit ruang lingkup sebuah proyek penelitian atau untuk

mengidentifikasi masalah-masalah dalam proses manufaktur dari

data yang sudah ada. Juga, metode Taguchi memungkinkan untuk

analisis berbagai parameter tanpa jumlah yang sangat tinggi dari

eksperimentasi. Sebagai contoh, proses dengan 8 variabel,

masing-masing dengan 3 negara, akan membutuhkan 6561 (38).

(19)

percobaan untuk menguji semua variabel. Namun

menggunakan array ortogonal Taguchi, hanya 18

percobaan yang diperlukan, atau kurang dari

0,3% dari jumlah eksperimen asli. Dengan cara

ini, memungkinkan untuk identifikasi parameter

kunci yang mempunyai pengaruh yang paling

terhadap nilai kinerja karakteristik sehingga

eksperimen lebih lanjut tentang

parameter-parameter ini dapat dilakukan dan parameter-parameter

yang memiliki sedikit efek dapat diabaikan.

(20)

7. Studi Kasus

Desain Eksperimen Dengan Pendekatan Taguchi Pada Optimasi Proses

Injeksi

Pada produksi tempat nasi dengan berbagai macam ukuran dan

bentuk di perusahaan “X” ditemui banyak faktor yang mempengaruhi

hasil produksi mulai dari kondisi mesin, setting mesin hingga bahan baku

plastik. Saat ini perusahaan menemukan sekitar 3% dari produk yang

dihasilkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

Standar yang dimaksud adalah: bagian tepi produk tidak terisi plastik,

bagian tepi produk tidak terdapat kelebihan plastik, ram tidak terisi

kelebihan plastik dan tidak lengket pada dies. Perusahaan ingin

menentukan dan mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh pada

terjadinya cacat produk tersebut. Untuk itu perlu dilakukan eksperimen

taguchi untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh dan mengetahui

besar pengaruh dari masing-masing faktor tersebut kemudian mengetahui

level yang tepat bagi tiap faktor sehingga proses produksi mencapai

(21)

• Rancangan Eksperimen dan Data Percobaan

• Variabel eksperimen yaitu :

• a. Variabel respon : tingkat kecacatan

• b. Variabel bebas/ faktor, terdiri atas :

• i. Persentase bahan pelet (%), yaitu : 60, 70,80.

• Kurang dari 60% menyebabkan plastik tidak bisa mengisi ke seluruh bagian dies, sedangkan persentase lebih dari 80% akan menghasilkan produk dengan warna lebih gelap yang tidak diinginkan perusahaan.

• ii. Temperatur (0C), yaitu : 217, 225, 233.

• Temperatur injeksi antara 1900C - 2600 C. Bahan dari hasil daur ulang, maka untuk pemilihan level temperatur terkecil ditentukan 2170 C. Sedangkan untuk

temperatur yang terlalu tinggi, produk menjadi lengket pada dies.

• iii. Tekanan injeksi (bar), yaitu : 92, 93, 94.

• Tekanan injeksi yang terlalu kecil menyebabkan plastik tidak bisa mengisi ke seluruh bagian dies, sedangkan tekanan yang terlalu besar menyebabkan bagian ram serta bagian tepi produk akan terisi kelebihan plastik.

(22)

Dalam eksperimen ini digunakan 4 faktor

dengan rancangan 3 level. Jadi derajat

bebasnya= 4(3-1) = 8. Dari jumlah level dan

faktor yang ada ditentukan jumlah baris

matriks orthogonal yaitu 9 atau L9 (3 4 ) yang

menunjukkan jumlah percobaan 9 run. Run ini

direplikasi sebanyak 3 kali sehingga total

eksperimen sejumlah 27 eksperimen. Adapun

kode level nilai variabel dapat dilihat pada

(23)

Tabel 1. Penetapan level Faktor Nilai Variabel

Kode Faktor Level 1 Level 2 Level 3

A Persentase bahan pelet (%) 60 70 80

B Temperatur (0C) 217 225 233

C Tekanan injeksi (bar) 92 93 94

D Screw speed ( % ) 81 83 85 Data hasil eksperimen dapat dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Data hasil eksperimen untuk 100 produksi

FAKTOR Jumlah cacat / 100

Order A B C D 1 2 3 1 1 1 1 1 0,14 0,17 0,15 2 1 2 2 2 0,04 0,03 0,01 3 1 3 3 3 0,61 0,60 0,56 4 2 1 2 3 0,08 0,07 0,05 5 2 2 3 1 0,14 0,16 0,17 6 2 3 1 2 0,27 0,19 0,22 7 3 1 3 2 0,00 0,01 0,00 8 3 2 1 3 0,00 0,01 0,01 9 3 3 2 1 0,09 0,07 0,06

(24)

Pengolahan data dengan metode Taguchi

Dari hasil percobaan dapat dihitung rata- rata, standard deviasi sehingga didapatkan hasil seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Tabel Rata-rata dan deviasiσ FAKTOR Jumlah Y bar σ cacat/100 Trial A B C D 1 2 3 1 1 1 1 1 0,14 0,17 0,15 0,1533 0,0152753 2 1 2 2 2 0,04 0,03 0,01 0,0267 0,0152753 3 1 3 3 3 0,61 0,6 0,56 0,5900 0,0264575 4 2 1 2 3 0,08 0,07 0,05 0,0667 0,0152753 5 2 2 3 1 0,14 0,16 0,17 0,1567 0,0152753 6 2 3 1 2 0,27 0,19 0,22 0,2267 0,0404145 7 3 1 3 2 0 0,01 0 0,0033 0,0057735 8 3 2 1 3 0 0,01 0,01 0,0067 0,0057735 9 3 3 2 1 0,09 0,07 0,06 0,0733 0,0152753 Rata-rata 0,14481 0,017199

(25)

Y1 bar = 0,14+0,17+0,15 = 0,1533 3 A1 bar = 0,1533+0,0267+0,05900 = 0,25667 3 A2 bar = 0,0667+0,1567+0,2267 = 0,1500 3 A3 bar = 0,0033+0,0067+0.0733 = 0.02778 3 Dan seterusnya.

(26)

Dari tabel 3 kemudian dilakukan perhitungan efek

untuk mean yang hasilnya dituliskan pada table 4.

Adapun contoh perhitungan tabel efek adalah

sebagai berikut: Rata-rata respon untuk A1 :

A1 bar = (0,1533+0,0267+0,5900)/3 = 0,25667

Efek(respon) untuk faktor A :

Efek faktor A = rata-rata respon terbesar – rata-

rata respon terkecil

(27)

Dari efek tiap-tiap faktor dapat dilihat urut- urutan pengaruh dari tiap-tiap faktor faktor mulai yang berpengaruh besar sampai yang berpengaruh kecil. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Tabel Respon Y bar

A B C D Level 1 0,256 67 0,074 44 0,128 89 0,127 78 Level 2 0,15 0,063 33 0,055 56 0,085 56 Level 3 0,027 78 0,296 67 0,25 0,221 11 Efek/Differe nce 0,228 89 0,233 33 0,194 44 0,135 56 Rank 2 1 3 4 Optimum A3 B2 C2 D2

(28)

Analisis of Variance (Anova)

• Perhitungannya adalah sebagai berikut:

• SS total = ∑ Y2 • = (0,14)2+(0,17)2+(0,15)2+ . . . +(0,07)2+(0,06)2 = 1,3815 • SS Mean = n (Ybar)2 • = 27(0,14481)2 = 0,566226 • SS A = nA1(A1bar)2+ nA 2(A2bar)2+ nA3(A3bar)2 – SS mean • = 9 (0,25667)2 + 9 (0,15)2 + 9(0,02778)2 - 0,566226 • = 0,23613503 • Dan seterusnya. • SS B = 0,311860 • SS C = 0,173569985 • SS D = 0,086615 • e = SStotal – SSmean - SS A - SS B - SS C - SS D • = 1,3815 - 0,566226 - 0,23613503 - 0,311860 - 0,173569985 - 0,086615 • = 0,007094 • SSt = SSA + SSB + SSC + SSD + e • = 0,23613503 + 0,311860 + 0,173569985 + 0,086615 + 0,007094 • = 0,815274 • MS A = = 0,1180675 • MS B = 0, 1559299. dan seterusnya.

• Fratio A = = 299,56992. dan seterusnya

• SS’ = SS AMS e = 0,23613503 - 0,0003941

• = 0,23574 dan seterusnya.

(29)

Hasil lengkap perhitungan dapat dilihat

pada tabel 5. tabel Anova berikut;

Tabel 5. Tabel ANOVA

Sumber SS DF MS Fratio SS’ ρ % A 0,23613503 2 0,1180675 299,56992 0,23574 28,929526 B 0,311860 2 0,1559299 395,63737 0,31147 38,222289 C 0,173569985 2 0,086785 220,19751 0,17318 21,251702 D 0,086615 2 0,0433075 109,8830 0,08622 10,5808 e 0,007094 18 0,0003941 1,00 0,00670 0,822219 SSt 0,815274 26 0,0313567 0,81488 100 SS Mean 0,566226 1 SStotal 1,3815

(30)

Dari tabel ANOVA dapat dilihat urutan faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi cacat pada produk yaitu faktor B =

38,222289 %, A= 28,929526 %, C= 21,251702 % dan D= 10,5808 %

Dari tabel diatas terlihat juga bahwa semua faktor yang dipilih

secara signifikan mempengaruhi cacat pada produk (F

ratio

> F

tabel

),

dimana F

tabel

= F

0.05,2,18

= 3,35 dengan α=5%. Dari persen

kontribusi terlihat kesamaan tingkat pengaruh dengan tabel efek untuk

mean seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Tabel ranking pengaruh

Dari tabel tersebut menunjukkan ranking yang sama terhadap hasil

rancangan usulannya yang diperoleh yaitu: B, A, C, dan D

Ranking Mean ANOVA

1 B B

2 A A

3 C C

(31)

Uji Verifikasi

• Setelah rancangan optimal telah ditentukan maka perlu dilakukan uji verifikasi. Untuk rancangan usulan (A3 B2 C2 D2) besar prediksi dari rata-rata proses adalah :

μ prediksi =

= 0,02778 + 0,06333 + 0,05556 – 0.08556 – 3*0.1448 = -0,2022222

• Eksperimen verifikasi yang dilakukan memberikan hasil seperti pada tabel 7

Tabel 7. Tabel Hasil Eksperimen Verifikasi (A3 B2 C2 D2)

• Hasil eksperimen verifikasi dibandingkan dengan kondisi awal perusahaan (A2 B2 C2 D2). Jika hasil eksperimen verifikasi lebih kecil dibandingkan kondisi awal maka disimpulkan bahwa rancangan cukup memadai.

• Kondisi awal perusahaan dapat dilihat pada tabel 8.

N0 Jumlah cacat/100 1 0 2 0 3 0,01 Rata-rata 0,003 Standard deviasi 0,0057735

(32)

Tabel 8. Tabel Hasil Eksperimen Kondisi

AwalPerusahaan (A2 B2 C2 D2)

No Jumlah cacat/100 1 0,02 2 0,04 3 0,03 Rata-rata 0,03 Standard deviasi 0,01

(33)

Uji hipotesa untuk membandingkan hasil eksperimen kondisi awal

dengan hasil prediksi adalah sebagai berikut :

H

0

: μ

1

= μ

2

H

1

: μ

1

< μ

2

Dimana; s

12

≠ s

22

μ

1

= μverifikasi

μ

2

=

μkondisi-awal

syarat penolakan H

0

adalah t

0

< -t

α, v

t

0

= (0,03 – 0,00333) / √ {(0,01)2/3 + (0,0057735)2/3} = -4

v = 4,4 ≈ 5

t

0.05,5

= 2.015

|t

0

|< -t

0.05,5

→ tolak H

0

Jadi dapat dikatakan bahwa μ

1

< μ

2

Dengan melihat hasil uji hipotesa hasil eksperimen verifikasi

dengan kondisi awal perusahaan dapat dikatakan bahwa rancangan

usulan cukup memadai.

Gambar

tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.  Penetapan level Faktor Nilai Variabel
Tabel 3. Tabel Rata-rata dan deviasiσ
Tabel 4. Tabel Respon Y bar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pelaksanaan metode cooperative learning pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) SEBAGAI HIDROLISA BASA DALAM PRE-TREATMENT PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK (Eichornia crassipes).. Nama

Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model kooperatif tipe Make A Match dapat diambil simpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Xa: Bobot batu kandung kemih rata-rata yang terbentuk pada kelompok kontrol (+) tanpa pengobatan setelah 7 hari induksi batu pada upaya pencegahan, sama dengan Xo bagi upaya

 Untuk umpan dengan konsentrasi padatan terlarut total berapapun, disertai dengan kandungan organik lebih dari 15 g/l, reverse osmosis sangat baik untuk

Dapat dilihat dari tabel anava nilai signifikansi 0,042&lt;0,05 artinya signifikan pengaruhnya terhadap konsumsi bahan

5 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa setiap peningkatan usia, jumlah pasien batu empedu semakin banyak, dengan insiden batu empedu tertinggi pada usia tua

Jaringan granulasi pada dasar ulkus merupakan komponen jaringan ikat yang terdiri dari fibroblas, makrofag, dan sel endotel yang berproliferasi membentuk pembuluh darah