• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reksa Dana Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reksa Dana Syariah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Reksa Dana Syariah Kian Menawan

Pangsa pasar reksa dana syariah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syariah yang baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana syariah terus mengalami kenaikan.

Presdir Fortis Investment Eko Pratomo menyebutkan bahwa pada Maret 2007, dana kelolaan reksa dana syariah mencapai Rp700 miliar, sementara reksadana

konvensional mencapai Rp58,247 triliun.

Jumlah tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syariah yang dianggap lebih menguntungkan.

Hal ini dipicu oleh makin diminatinya instrumen investasi syariah selama beberapa tahun belakangan. Jakarta Islamic Index (JII) dalam lima tahun terakhir mencatat pertumbuhan transaksi investasi syariah yang jauh lebih tinggi dibandingkan IHSG. Bahkan, otoritas pasar modal pun memperkirakan pertumbuhan reksadana ke depannya semakin pesat, seiring dengan banyaknya perusahaan yang berniat menerbitkan produk-produk syariah, seperti corporate sukuk (obligasi syariah korporasi) yang belum lama diperkenalkan itu.

Perencana keuangan Ahmad Gozali menyebutkan bahwa tren masyarakat untuk memilih reksadana syariah saat ini memang cukup besar. "Hal ini dipicu dari harapan ketenangan batin dari investor, dan juga era 2006-2007 kali ini, JII mencatat

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan IHSG dan juga reksa dana berbasis LQ45," ujarnya.

Manajer investasi

Umumnya reksa dana syariah dijual secara ritel dengan minimal pembelian

Rp250.000 per unit sampai Rp5 juta. Jakarta Islamic Centre (JII) saat ini mencatat 30 emiten yang dinilai memenuhi persyaratan syariah.

Tingkat pertumbuhan reksa dana syariah akan dipicu oleh kegiatan transaksi ekonomi syariah secara umum, dan juga makin banyaknya kegiatan perbankan dan manajer investasi yang menerbitkan reksa dana syariah.

Hingga saat ini beberapa manajer investasi yang telah menerbitkan reksa dana syariah antara lain PT Danareksa Investment Manajemen, PT PNM Investment Manajemen, PT Trimegah Sekuritas, AAA Investment Management, Batasa Capital, BNI

Investment

Management, Manulife Investment Management, CIMB-GK Securities Indonesia, dan PT Kresna Graha Securindo Tbk.

Sementara itu produk reksa dana syariah yang sudah ada di pasaran saat ini antara lain BNI Dana Syariah (reksa dana pendapatan tetap), BNI Dana Plus Syariah ( reksa dana

(2)

campuran), Danareksa Syariah Berimbang (reksa dana campuran), PNM syariah, dan yang terbaru adalah Fortis Pesona Amanah yang diluncurkan Fortis Investment dan HSBC Amanah Syariah.

Dalam peluncuran produk terbarunya beberapa waktu lalu, Presdir Fortis Investment Eko Pratomo mengatakan produk tersebut mencapai target dana kelolaan sebesar 500 juta unit atau setara Rp500 miliar.

Eko menjelaskan reksa dana yang meluncurkan 25-30 jenis saham yang akan

dijadikan portofolio ini, 80%-98%-nya akan diinvesta sikan ke instrumen saham yang dikategorikan masuk dalam efek syariah, dan sisanya pada instrumen pasar uang sesuai prinsip syariah.

Baik Ahmad Gozali dan Eko sama-sama optimistis pasar reksa dana syariah akan makin berkembang beberapa tahun ke depan. Menurut Gozali, peningkatan tersebut sangat signifikan jika didukung oleh perkembangan ekonomi syariah yang kini mulai menunjukkan geliat yang menggembirakan.

"Tidak mustahil nantinya kelolaan reksadana syariah ini bisa menyamai kelolaan reksa dana konvensional," ujar Ahmad Gozali.

Hati-hati memilih

Dengan makin banyaknya pilihan produk dan manajer investasi ini, maka masyarakat harus lebih jeli dalam memilih jenis portofolio yang dikelolanya.

Menurut Ahmad Gozali, pilihan produk investasi yang bisa dipilih antara lain saham, obligasi, deposito di bank konvensional, dan juga valas.

Sementara itu, jenis investasi reksa dana yang bisa dipilih antara lain saham,

campuran dan pendapatan tetap. Dari tiga jenis investasi ini, investasi sahamlah yang memiliki risiko paling besar dibandingkan dengan investasi lainnya.

Karena itu, bagi pemula sebaiknya memilih investasi yang berisiko kecil, agar mereka bisa belajar memulai dengan tingkat kerugian yang kecil.

Yang terpenting adalah, portofolio yang dipilih harus berlandaskan syariah, dan lebih baik memilih salah satu dari 30 emiten yang sudah terdaftar di JII. Untuk para pemula pun, sebaiknya menginvestasikan dana yang tidak terlalu besar, untuk beradaptasi sekaligus menghindari munculnya kerugian besar bagi para pemula tersebut. (detikcom/bisnisindonesia)

(3)

Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana ?

Definisi sederhananya bisa seperti ini: suatu portofolio efek yang terdiri atas saham, obligasi, dan/atau kas yang diatur oleh perusahaan Manajer Investasi atas nama banyak pemodal.

Reksa Dana dapat juga diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Apa yang dimaksud dengan perusahaan Manajer Investasi?

Manajer Investasi atau yang biasa disebut fund/investment manager adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek, dan menjual bagian (unit) dalam portofolio tersebut kepada pemodal, baik pemodal institusional maupun individual. Ketika Anda membeli unit suatu Reksa Dana, Manajer Investasi akan

menginvestasikan dana Anda bersamaan dengan dana pemodal lain yang juga membeli unit Reksa Dana tersebut.

Siapa saja yang dapat berinvestasi di Reksa Dana?

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal baik pemodal institusional maupun individual, termasuk juga pemodalpemodal kecil dan mereka yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian serta pengetahuan yang terbatas untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Manulife Dana Saham

Investasi saham telah terbukti menawarkan hasil yang memuaskan dalam jangka panjang. Namun, untuk dapat terjun langsung berinvestasi di pasar modal dan memiliki portofolio saham berkualitas dengan didominasi oleh saham-saham unggulan (bluechips), dibutuhkan biaya yang tidak sedikit karena tingginya harga saham-saham unggulan tersebut. Selain memerlukan keahlian dan pengetahuan mengenai pasar modal, investor juga harus menghadapi segala kerumitan administrasi yang memakan waktu dan merepotkan.

Dibanding Reksa Dana jenis lain, pengelolaan Reksa Dana Saham membutuhkan keahlian ekstra untuk mencari peluang dari fluktuasi harga saham. Prestasi dalam mengelola Reksa Dana saham di Indonesia biasanya diukur dengan menggunakan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Sejak diluncurkan, Manulife Dana Saham telah secara konsisten melebihi Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dan berpotensi memberikan hasil investasi yang sangat menarik dalam jangka panjang. Sebagai contoh, per tanggal 31 Juli 2009 rata-rata kinerja disetahunkan sejak diluncurkan dari Manulife Dana Saham adalah sebesar 82,44% melewati IHSG yang sebesar 71,40%

Tujuan Investasi

(4)

Kebijakan Investasi Manulife Dana Saham

Jenis Efek Minimum % Maksimum %

- Saham 80% 100%

- Pendapatan Tetap dan Pasar Uang 0% 20%

Informasi Berinvestasi dan Biaya* Minimum Pembelian

Awal & Selanjutnya Pembelian Biaya

Biaya Penjualan Kembali Unit Penyertaan

(Deffered Sales Charge / DSC)

Tahun 1 Tahun 2

Rp. 100.000 Tidak Ada 1.25% 0%

Mengapa Manulife Dana Saham?

Dengan berinvestasi pada Manulife Dana Saham, Anda sebagai calon investor akan terbebas dari segala kerumitan administratif dan dapat merasa tenang menyerahkan pengelolaan investasi Anda pada Manajer Investasi yang handal dan berpengalaman.

Manulife Dana Saham dirancang untuk membantu Anda dalam berinvestasi jangka panjang dengan pertumbuhan investasi yang tinggi

Sampoerna Strategic Square South Tower, 3rd Floor Jl. Jendral Sudirman Kav 45 Jakarta 12930

Phone : (62 21) 25557788 ext. 6013 (Customer Service) Fax : (62 21) 2555 7676

Email: mami_customer_id@manulife.com www.reksadana-manulife.com

Customer Contact Center : (62-21) 2555 7777

PROSES PEMBELIAN

Isi secara lengkap dan tanda tangani Formulir Pembelian Unit Penyertaan/Subscription Form dan Profil Pemodal

(5)

Transfer ke Rekening Reksa Dana Manulife

REKSADANA SAHAM Deutsche

Bank Bank BCA HSBC

Manulife Saham Andalan 305.3000.220 001.846815.069 Manulife Dana Saham 00.92882.00.9 305.300.8182

Manulife Syariah Sektoral Andalan 305.388.8883 060.000478.759 REKSADANA CAMPURAN

Deutsche

Bank Bank BCA HSBC

Manulfie Dana Tumbuh Berimbang 305.300.1315 001.846831.069 Manulfie Dana Campuran 00.83378.00.9 305.377.7755

Manulfie Dana Stabil Berimbang 305.398.8888 001.846856.069 REKSADANA PENDAPATAN TETAP

Deutsche

Bank Bank BCA HSBC

Manulfie Dana Tetap Pemerintah 305.390.0000 001.846088.069 Manulfie Obligasi Negara Indonesia

II 00.83444.00.9 305.379.9996

Manulife Pendapatan Bulanan II 00.83337.00.9 305.378.8889 REKSADANA PASAR UANG

Deutsche

Bank Bank BCA HSBC

Manulfie Dana Kas 00.83311.00.9 305.377.7798 001.846088.069

Mengenal Sekilas Reksa Dana

Wednesday, 25 July 2007 07:00 Visa maulina

Tidak semua orang merasa mengenal istilah yang namanya investasi. Padahal secara tidak disadari kebanyakan dari kita sudah melakukannya. Parameternya pun tidak hanya dari ekonomi saja, misalkan seseorang yang sedang belajar di perguruan tinggi atau mengikuti kursus untuk menambah keahlian bisa juga dikatakan investasi, yaitu investasi dalam pendidikan. Pengorbanan yang dilakukan saat ini (uang dan waktu) diharapkan sebanding dengan harapan akan menambah nilai dimasa depan.

Bagaimana dalam konteks bisnis? Investasi ternyata tidak identik dengan sektor keuangan seperti pasar modal atau jenis instrumen perbankan lainnya tetapi juga di sektor riil, seperti membeli sebidang tanah, membangun rumah untuk

disewakan, menyimpan emas untuk dijual kembali, membuka usaha dan sebagainya. Di dalam dunia usaha, kecil ataupun besar, secara umum kita sudah biasa

(6)

mendengar jenis investasi dimana salah satu pihak ’menitipkan dana’ untuk diputar oleh pihak lain. ‘Menitipkan dana’ ini memiliki interpretasi bahwa

dengan dititipkannya uang ke pengelola usaha, maka pihak pengelola dana tadi diharapkan akan memberikan laba atau pembagian keuntungan sehingga uang tadi bertambah besar jumlahnya.

Seringkali, agar lebih aman, Sang pengelola dana tadi tidak menggunakan semua uangnya untuk diinvestasikan ke dalam satu bisnis, tetapi memasukkan sebagian uangnya ke jenis usaha yang lain, misalnya separuh uang diinvestasikan ke usaha percetakan, sisanya ke usaha pengiriman barang. Ada pepatah bijak yang mengatakan, jangan menaruh telur dalam satu keranjang, karena jika keranjang tadi jatuh, akan pecah semua telur yang kita miliki. Ini yang biasanya disebut dengan diversifikasi. Reksa Dana sebenarnya memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan prinsip di atas, hanya bedanya adalah orang-orang yang ingin berinvestasi ini (investor) menitipkan dana kepada pihak yang disebut Pengelola Reksa Dana atau Manajer Investasi (Fund Manager). Dana ini dikelola ke dalam instrumen surat-surat berharga seperti saham, Obligasi , Surat hutang (Commercial paper), Sertifikat Bank Indonesia(SBI) dan deposito.

Karena kemiripan nama, istilah Reksa Dana atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Mutual Fund ini masih sering rancu artinya dengan nama salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dibawah Departemen Keuangan RI yang juga menawarkan produk jenis ini. Padahal Reksa Dana adalah salah satu jenis produk investasi, bukan nama perusahaan.

Apa bedanya Reksa Dana dengan tabungan?

Jika investor (atau sering disebut deposan) menabung, dana yang disetorkan ke Bank pastinya akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Kredit ini ditawarkan ke anggota nasabahnya yang lain. Nasabah yang mendapat dana kredit tadi, selain digunakan untuk kebutuhan konsumsi, juga ada yang menggunakan dananya untuk kepentingan membangun atau memperbesar usaha. Mereka memiliki kewajiban melunasi hutang ditambah bunga atau pembagian hasil dalam bank syariah. Deposan sebagai penabung tidak mengetahui secara persis untuk apa dan kemana saja dana dikelola dan pada periode tertentu, biasanya pada akhir bulan, investor akan mendapat bunga dari Bank.

Prinsip berinvestasi di Reksa Dana juga hampir sama dengan menabung. Bedanya yang pertama adalah, di Reksa Dana kita dapat mengetahui secara persis dimana saja dana kita di investasikan, apakah itu di pasar saham, pasar surat hutang atau di pasar uang. Perbedaan kedua adalah surat tanda menabung di Bank tidak bisa diperjualbelikan, sedangkan Reksa Dana bisa diperjualbelikan. Jenis Reksa Dana ada dua, Open End dan Close End.

Reksa Dana bisa yang bisa dijual kembali ke pengelolanya atau Manajer Investasi disebut Open End, sedangkan yang jenis Close End bisa dijual di Bursa Efek. Tetapi jenis kedua ini sudah tidak ada lagi di Indonesia.

(7)

Di Bursa Efek Jakarta selain memiliki index harga gabungan sebagai parameter kinerjanya, juga memiliki index yang disebut Jakarta Islamic Index. Index di

mengandung dalamnya nama perusahaan publik yang masuk ke dalam syariah Islam. Bisnis seperti hiburan, pembuat minuman beralkohol, perhotelan tidak termasuk ke dalam index ini. Reksa Dana yang berinvestasi hanya ke dalam jenis Index ini sering disebut sebagai Reksa Dana Syariah.

Keuntungan memiliki Reksa Dana adalah adanya harpan kenaikan harga Reksa Dana (Nilai Aktiva Bersih atau disingkat NAB). NAB adalah perbandingan antara total nilai investasi yang dikelola Manajer Investasi dengan total volume Reksa Dana yang dikeluarkan.

Ada dua sisi yang digunakan untuk menjelaskan kinerja Reksa Dana, yaitu dari sisi perusahaan Reksa Dana dan dari sisi investor. Dari kacamata perusahaan Reksa Dana atau Manajer Investasi memiliki contoh perhitungan NAB sebagai berikut.

Contohnya pada awal tahun, Manajer Investasi menerbitkan 400,000 unit Reksa Dana dengan NAB 1,000,- Ini adalah harga NAB awal. Jika nilai investasi meningkat menjadi Rp 500,000,000,- jadi NAB yang baru adalah Rp 500,000,000,- dibagi 400,000 unit Reksa Dana = 1,250,- Ini berarti mengalami kenaikan 25% . Pemegang unit penyertaan Reksa Dana yang ingin menjual akan dibeli kembali oleh perusahaan Reksa Dana dengan NAB 1,250,-.

Dari kacamata investor, sebagai ilustrasi, misalnya seseorang membeli Reksa Dana senilai Rp 1,000,000,- dengan NAB saat itu 1,000 (seperti contoh di atas). Berarti unit penyertaan yang dimiliki adalah Rp 1,000,000,- dibagi 1,000 = 1000 unit penyertaan. Tiga bulan kemudian, investor tadi menerima informasi dari perusahaan Reksa Dana yang memberitahukan bahwa NAB nya meningkat menjadi 1,250. Berarti nilai investasinya menjadi = 1,000 unit penyertaan X 1,250 = Rp 1,250,000,-. Dalam persentase, kenaikan investasi dalam tiga bulan terakhir adalah (1,250,000 - 1,000,000) : 1,000,000 = 0,25 atau 25%.

Untuk kita ketahui bersama, ada sebuah badan atau institusi keuangan yang disebut Bank Custodian, yaitu badan yang bertanggung jawab untuk menyimpan aset

perusahaan. Bank Custodian ini menyimpan kekayaan Reksa Dana sehingga investor tidak perlu khawatir bila Manajer Investasi gagal untuk menunaikan kewajiban . Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dapat menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kembali Reksa Dana tersebut. NAB Reksa Dana dihitung setiap harinya oleh Bank Custodian.

Di Indonesia terdapat 3 jenis Reksa Dana yang dijual oleh Manajer Investasi, yaitu pertama adalah pasar uang, misalnya Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) dan Deposito. Kedua, adalah pendapatan tetap atau Obligasi, dan yang ketiga adalah Saham.

Agar tidak terkesan seperti istilah " membeli kucing dalam karung ", calon investor sebaiknya membaca profil Reksa Dana atau

prospektus, sebelum membeli. Di sana terdapat banyak informasi yang dibutuhkan seperti kemana saja uang akan diputar (apakah di pasar saham, pasar uang atau pasar surat hutang), komposisi atau porsi uang yang akan diputar, siapa saja Manajer Investasinya, apa saja reputasi atau Track Record mereka, pernah sukses mengelola investasi apa saja, dimana, seberapa

(8)

besar hasilnya, dan lain sebagainya.

Seperti investasi bentuk lain, Reksa Dana juga memiliki resiko. Adapun resiko yang pertama adalah Manajer Investasi yang kita percayakan untuk mengelola belum mendapatkan keuntungan (Resiko pasar). Resiko kedua adalah Manajer Investasi tidak cakap dalam mengelola (Resiko kredibilitas) . Resiko ketiga, ketika ingin menjual, Manajer Investasi tidak siap untuk membeli karena keterbatasan sumber dana (Resiko likuiditas)

Sekian pengenalan dengan salah satu instrumen investasi di Indonesia. Selamat berinvestasi di Reksa Dana.

Referensi

Dokumen terkait

2006-2010 Ketua Bidang Organisasi dan Humas – Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Universitas

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.. Beri tanda (√) jika klien

[r]

Jenis penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah penilitian empiris. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah yuridis sosiologis dengan teknik

Orang tersebut merupakan orang-orang terpilih menjadi pemain pada setiap pelaksanaan kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih Desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit

Dalam perspektif perencanaan pembangunan daerah, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 pada Pasal 272 Ayat (1),

Pancang (n) potongan bambu (kayu) yang pangkalnya runcing, ditancapkan atau dihunjamkan ke tanah (untuk tanda batas,.. Analisis fungsi semantis. Beberapa deskripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga selaku Dosen Pembimbing I Skripsi, bagi penulis yang senantiasa memberikan ilmu,