Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso
Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso
di
di
--Poso
Poso
Perihal :
Perihal : Laporan Kh
Laporan Khusus Inspe
usus Inspeksi Teknis Ban
ksi Teknis Bangunan
gunan
Dengan Hormat.
Dengan Hormat.
Berdasarkan inspeksi teknik pada bangunan gedung Kantor PN Klas 1B Poso
Berdasarkan inspeksi teknik pada bangunan gedung Kantor PN Klas 1B Poso
ya
yang
ng se
seme
ment
ntar
ara
a pe
pela
laks
ksan
anaa
aan
n ko
kons
nstr
truk
uksi
si ta
taha
hap
p 3,
3, di
dite
temu
muka
kan
n se
seba
bany
nyak
ak 27
27 ti
titi
tik
k
kere
keretaka
takan
n dind
dinding pasang
ing pasangan
an bata ½
bata ½ batu dari
batu dari hasi
hasil l pela
pelaksan
ksanaan konstru
aan konstruksi tahap
ksi tahap 2
2
(t
(tah
ahun
un 20
2013
13).
). Re
Reta
tak-
k-re
reta
tak
k se
sede
demi
miki
kian
an me
meru
rupa
paka
kan
n ta
tand
nda
a ad
adan
anya
ya ma
masa
sala
lah
h pa
pada
da
bangunan tersebut. Untuk menentukan signifikansi retak-retak dinding pada keamanan
bangunan tersebut. Untuk menentukan signifikansi retak-retak dinding pada keamanan
bangunan (kestabilan, kerentanan, resiko) maka pengelola teknis dengan merujuk ke
bangunan (kestabilan, kerentanan, resiko) maka pengelola teknis dengan merujuk ke
be
berb
rbag
agai
ai re
refe
fere
rens
nsi i te
tela
lah
h me
meng
ngan
anal
alis
isa
a pe
peny
nyeb
ebab
ab da
dan
n ju
juga
ga me
meto
toda
da at
ata
au
u ca
cara
ra
penanggulangannya.
penanggulangannya.
Berdasarkan penugasan Ketua PN Poso, pengelola teknis menyusun laporan
Berdasarkan penugasan Ketua PN Poso, pengelola teknis menyusun laporan
inspeksi ini sebagai dasar penanggulangan masalah keretakan tersebut.
inspeksi ini sebagai dasar penanggulangan masalah keretakan tersebut.
De
Demi
miki
kian
an pe
peng
ngan
anta
tar
r ka
kami
mi.
. At
Atas
as pe
perh
rhat
atiian
an da
dan
n ke
kerj
rjas
asam
ama
a Ba
Bapa
pak
k ka
kami
mi
mengucapkan banyak terima kasih.
mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Kami:
Hormat Kami:
Pengelola Teknis Proyek
Pengelola Teknis Proyek
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Poso
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Poso
Yoppy Soleman,
Yoppy Soleman, S.T.,
S.T., M.T.
M.T.
NIP. 19710731 200903 1 001
NIP. 19710731 200903 1 001
Bangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso
Bangunan Gedung Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso
Pendahuluan
Pendahuluan
Semua
Semua mate
material
rial bang
bangunan
unan meng
mengala
alami
mi peru
perubaha
bahan
n volu
volume
me seb
sebagai
agai resp
respons
ons terh
terhada
adap
p
per
perub
ubaha
ahan
n tem
tempe
perat
ratur
ur dan
dan kel
kelemb
embab
aban
an (k
(kada
adar
r air
air).
). Per
Perub
ubah
ahan
an vo
volum
lume
e mat
materi
erial,
al,
de
defor
formas
masi i ela
elast
stik
ik aki
akibat
bat be
beba
ban-b
n-beb
eban
an,
, ra
rang
ngkak
kak (c
(cree
reep),
p), da
dan
n fak
faktor
tor-fa
-fakt
ktor
or lai
lainny
nnya
a
mengakibatkan terjadinya pergerakan. Kekangan terhadap pergerakan-pergerakan ini
mengakibatkan terjadinya pergerakan. Kekangan terhadap pergerakan-pergerakan ini
men
menimb
imbulk
ulkan
an te
tega
gang
ngan
an di
di dal
dalam
am ban
bangu
guna
nan
n ya
yang
ng ber
beraki
akibat
bat pa
pada
da ter
terjad
jadin
inya
ya re
retak
tak
(cra
(crack).
ck). Dari
Dari sisi
sisi kons
konstruk
truksi,
si, reta
retak-re
k-retak
tak yan
yang
g pada
pada mula
mulanya
nya dipi
dipicu
cu oleh
oleh kara
karakter
kteristi
istik
k
mate
material
rial bang
banguna
unan
n akan menjadi
akan menjadi leb
lebih
ih inte
intensif
nsif dan
dan leb
lebih
ih bere
beresik
siko
o bila
bilamana terdapa
mana terdapatt
kelemahan
kelemahan-kelemaha
-kelemahan
n tertentu dalam
tertentu dalam desain konstruksi.
desain konstruksi.
Batasan Masalah
Batasan Masalah
Oleh karena keterbatasan instrumen pengukur presisi maka semua indikasi keretakan
Oleh karena keterbatasan instrumen pengukur presisi maka semua indikasi keretakan
din
dindin
ding
g ba
bata
ta pa
pada
da ba
bang
nguna
unan
n ge
gedu
dung
ng Kan
Kanto
tor
r PN
PN Kla
Klas
s 1B
1B Pos
Poso
o ini
ini dia
diang
ngga
gap
p han
hanya
ya
merupakan respons dari aksi gaya-gaya yang bekerja di dalam bidang (in-plane wall),
merupakan respons dari aksi gaya-gaya yang bekerja di dalam bidang (in-plane wall),
bu
buka
kan
n ak
aksi
si ga
gaya
ya di
di lu
luar
ar bi
bida
dang
ng (o
(out
ut of
of pl
plan
ane
e wa
wallll)
) se
seba
baga
gaim
iman
ana
a ya
yang
ng mu
mung
ngki
kin
n
disebabkan oleh gaya gempa lateral.
disebabkan oleh gaya gempa lateral.
Penjelasan Umum Keretakan
Penjelasan Umum Keretakan
Retak-retak dinding pasangan bata ½ batu yang terjadi pada 27 titik bangunan Gedung
Retak-retak dinding pasangan bata ½ batu yang terjadi pada 27 titik bangunan Gedung
Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso pada bulan Mei 2014 memiliki variasi dalam
Kantor Pengadilan Negeri Klas 1B Poso pada bulan Mei 2014 memiliki variasi dalam
leba
lebar
r dan
dan pola
pola ker
keretak
etakan.
an. May
Mayorit
oritas
as kere
keretak
takan
an meru
merupaka
pakan
n reta
retak
k mikr
mikro
o (mic
(micro
ro crac
crack)
k)
dengan lebar < 1.0 mm, beberapa termasuk kategori retak ringan dengan lebar 1.2 –
dengan lebar < 1.0 mm, beberapa termasuk kategori retak ringan dengan lebar 1.2 –
1.5 mm. Pola retak bervariasi mulai dari pola vertikal, vertikal-ireguler, vertikal diagonal
1.5 mm. Pola retak bervariasi mulai dari pola vertikal, vertikal-ireguler, vertikal diagonal
dan diagonal. Berdasar itu, penyebab retak dan faktor-faktor kontribusinya ada lebih
dan diagonal. Berdasar itu, penyebab retak dan faktor-faktor kontribusinya ada lebih
dari satu. Menginvestigasi secara eksak penyebab retak-retak dinding ini bukanlah hal
dari satu. Menginvestigasi secara eksak penyebab retak-retak dinding ini bukanlah hal
yang sederhana oleh karena keterbatasan instrumen pengukuran dalam skala sangat
yang sederhana oleh karena keterbatasan instrumen pengukuran dalam skala sangat
keci
kecil l (mic
(micro
ro scal
scale).
e). Dari
Dari insp
inspeksi visual selama
eksi visual selama 2
2 ming
minggu
gu tera
terakhi
khir
r pada keselur
pada keseluruha
uhan
n
kerangka struktur kolom beton bertulang, balok girder, balok sloof, balok ring dan pelat
kerangka struktur kolom beton bertulang, balok girder, balok sloof, balok ring dan pelat
lan
lantai
tai,
, tid
tidak
ak dit
ditemu
emuka
kan
n ind
indika
ikasi
si ya
yang
ng sa
sanga
ngat
t men
mencol
colok
ok (se
(seca
cara
ra vi
visua
sual)
l) ya
yang
ng dap
dapat
at
segera menjadi pertanda (indikator) langsung dari penyebab keretakan dinding bata.
segera menjadi pertanda (indikator) langsung dari penyebab keretakan dinding bata.
Karena tidak terdapat pola keretakan struktural yang signifikan pada komponen struktur
Karena tidak terdapat pola keretakan struktural yang signifikan pada komponen struktur
maka dapat disimpulkan bahwa keretakan bukan pertama-tama bersifat struktural
maka dapat disimpulkan bahwa keretakan bukan pertama-tama bersifat struktural
(non-struktural).
struktural).
Gbr. 1.a-b.
Gbr. 1.a-b. Bentan
Bentangan tengah (midsp
gan tengah (midspan) dan tepi (endspan
an) dan tepi (endspan) dari balok girder 35x65 cm, L =
) dari balok girder 35x65 cm, L = 10 m. Tidak
10 m. Tidak
ditemukan indika
ditemukan indikasi yang
si yang mencol
mencolok
ok (secara visua
(secara visual) berupa
l) berupa keretaka
keretakan atau
n atau defleksi ekstrim dari
defleksi ekstrim dari
struktur penduku
struktur pendukung pelat
ng pelat dan dinding ini
dan dinding ini (panel balok-pe
(panel balok-pelat monolit Ruangan Hakim)
lat monolit Ruangan Hakim)
Secar
bangunan. Dinding pasangan bata ½ batu dikategorikan sebagai elemen pengisi rangka
bangunan. Dinding pasangan bata ½ batu dikategorikan sebagai elemen pengisi rangka
struktur kolom-balok (masonry/brick-wall infilled frame) dan hanya berkontribusi dalam
struktur kolom-balok (masonry/brick-wall infilled frame) dan hanya berkontribusi dalam
men
menam
ambah
bah ke
kekak
kakuan
uan ra
rangk
ngka
a str
strukt
uktura
ural,
l, ter
teruta
utama
ma ap
apabi
abila
la ban
bangu
gunan
nan men
menga
gala
lami
mi
gerakan lateral atau horizontal akibat gempa bumi dan getaran.
gerakan lateral atau horizontal akibat gempa bumi dan getaran.
Gbr. 2. a-b.
Gbr. 2. a-b. Bentan
Bentangan tepi (endspan
gan tepi (endspan) dari balok 30x45 cm, L =
) dari balok 30x45 cm, L = 5 m,
5 m, pend
pendukung pelat lanta
ukung pelat lantai dan dinding
i dan dinding
bata pembatas ruangan bagian
bata pembatas ruangan bagian Selatan Ruang Panitera
Selatan Ruang Panitera Pengg
Pengganti. Secara
anti. Secara inspeks
inspeksi i visua
visuall
tidak ditemukan indikas
tidak ditemukan indikasi i yang sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada
yang sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada
balok, pertemuan (join) kolom-balok dan
balok, pertemuan (join) kolom-balok dan kolom beton
kolom beton bertul
bertulang.
ang.
Gbr. 3. a-b.
Gbr. 3. a-b. Bentan
Bentangan tengah (midsp
gan tengah (midspan) dan tepi (endspan
an) dan tepi (endspan) dari balok 30x45 cm, L =
) dari balok 30x45 cm, L = 5 m, pendukung
5 m, pendukung
pelat lantai dan
pelat lantai dan dinding bata pembatas ruangan bagian Utara Ruang
dinding bata pembatas ruangan bagian Utara Ruang Hakim. Secara inspeksi
Hakim. Secara inspeksi
visua
visual l tidak ditemukan indikasi yang
tidak ditemukan indikasi yang sangat mencolok berupa keretakan atau
sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi
defleksi
ekstrim pada balok, pertemuan (join) kolom-balok dan
Keteran
Keterangan Gbr.
gan Gbr. 4.a-c:
4.a-c:
= join (pertem
= join (pertemuan)
uan) balok ring (at
balok ring (atap)
ap)
dan
dan sisi
sisi atas
atas dinding
dinding dengan
dengan
tanpa celah
tanpa celah ekspansi.
ekspansi.
Pada sisi yang lain, dinding pengisi ini sangat integratif dengan komponen struktural
Pada sisi yang lain, dinding pengisi ini sangat integratif dengan komponen struktural
bangunan oleh karena dua situasi berikut ini:
bangunan oleh karena dua situasi berikut ini:
1.
1. Dinding peng
Dinding pengisi (= dinding pasang
isi (= dinding pasangan bata ½ batu) disuppo
an bata ½ batu) disupport/dipikul o
rt/dipikul oleh balok-bal
leh balok-balok
ok
beton bertulang yang dicor secara monolit dengan pelat betonnya (lihat Grb. 5.a-c),
beton bertulang yang dicor secara monolit dengan pelat betonnya (lihat Grb. 5.a-c),
dan,
dan,
2.
2. Mela
Melalui bidang sentuh pada
lui bidang sentuh pada sisi atas, dindin
sisi atas, dinding
g peng
pengisi (paling kurang sebag
isi (paling kurang sebagiann
iannya)
ya)
menerima transfer berat sendiri balok ring dan pelat atap terutama apabila terjadi
menerima transfer berat sendiri balok ring dan pelat atap terutama apabila terjadi
susut pembebanan (creep) atau defleksi pada sistem balok-pelat atap yang cukup
susut pembebanan (creep) atau defleksi pada sistem balok-pelat atap yang cukup
be
besa
sar
r se
seme
ment
ntar
ara
a ce
cela
lah
h ek
eksp
span
ansi
si di
dia
ant
ntar
ara
a du
dua
a ko
komp
mpo
one
nen
n in
ini i ti
tida
dak
k d
dap
apat
at
mengakom
mengakomodasi
odasi perger
pergerakan
akan ((
lihat Gbr. 4.a-c, Gbr. 7, Gbr. 8
lihat Gbr. 4.a-c, Gbr. 7, Gbr. 8
).
).
dinding pengisi kerangka struktur
dinding pengisi kerangka struktur (brick-
(brick-wall infilled frame)
wall infilled frame) denga
dengan tanpa
n tanpa celah
celah
ekspansi pada konstruksi bangunan
ekspansi pada konstruksi bangunan
gedung Kantor PN
gedung Kantor PN Poso.
Poso.
Gbr. 5. a-c.
Gbr. 5. a-c. Sistem kolo
Sistem kolom-balok-p
m-balok-pelat
elat
lantai mon
lantai monolitik
olitik sebag
sebagai konstruksi
ai konstruksi
pendukung dinding dan beban-beban
pendukung dinding dan beban-beban
lantai diatasnya.
Defleksi
Defleksi
Penurunan struktur pendukung dinding (sistem balok-pelat lantai monolitik)
Penurunan struktur pendukung dinding (sistem balok-pelat lantai monolitik)
Defleksi
Defleksi
Defle
Defleksi
ksi
Gbr. 6.a-c.
Gbr. 6.a-c. Retak dinding pasa
Retak dinding pasangan bata di sekitar bukaan pintu dan jendela karena
ngan bata di sekitar bukaan pintu dan jendela karena
deformasi elastik dan creep yang menyebabkan penurunan struktur
deformasi elastik dan creep yang menyebabkan penurunan struktur
pendukung.
Ce
Cela
lah
h e
eks
ksp
pa
ans
nsii,
, b
ba
aik
ik h
hor
oriz
izo
ont
nta
al l ma
mau
upu
pun
n v
ver
erti
tik
kal
al da
dap
pat
at d
dig
igun
unak
aka
an
n un
unttuk
uk
me
meng
ngak
akom
omod
odas
asi i pe
perg
rger
erak
akan
an ak
akib
ibat
at de
defo
form
rmas
asi i el
elas
asti
tik,
k, ra
rang
ngka
kak
k (c
(cre
reep
ep),
), su
susu
sutt
(shrinkage) dan mencegah retak, khususnya untuk dinding bata dengan lebar lebih dari
(shrinkage) dan mencegah retak, khususnya untuk dinding bata dengan lebar lebih dari
5
5 me
mete
ter.
r. Un
Untu
tuk
k di
dind
ndin
ing
g ba
bata
ta si
sisi
sip
p (b
(bri
rick
ck in
infil
fill)
l) de
deng
ngan
an be
bent
ntan
anga
gan
n le
lebi
bih
h da
dari
ri pa
pada
da
kera
kerangk
ngka
a stru
struktur
ktur beto
beton
n ber
bertula
tulang
ng disa
disarank
rankan
an untu
untuk
k mene
menempat
mpatkan
kan cela
celah
h eks
ekspan
pansi
si
hor
horiz
izont
ontal
al min
minimu
imum
m ¼
¼ inc
inci i (=6
(=6.4
.4 mm)
mm) dia
diant
ntara
ara str
struk
uktur
tur da
dan
n sis
sisi i ata
atas
s din
dindin
ding.
g. Cel
Celah
ah
ekspansi dapat diisi dengan mortar lentur atau styrofoam.
ekspansi dapat diisi dengan mortar lentur atau styrofoam.
Celah di
Celah di
Balok Struktur
Balok Struktur
Dinding non-struktur
Dinding non-struktur
Bukaan Pintu
Bukaan Pintu
Kolom Struktur
Kolom Struktur
Klasifikasi Penyebab Utama, Penyebab Minor dan Faktor Kontribusi
Klasifikasi Penyebab Utama, Penyebab Minor dan Faktor Kontribusi
Faktor fundamental dalam kasus keretakan dinding ini tidak lain daripada terlampauinya
Faktor fundamental dalam kasus keretakan dinding ini tidak lain daripada terlampauinya
kapa
kapasit
sitas
as tega
tegangan
ngan tari
tarik
k (ten
(tensile
sile-str
-strengt
ength)
h) dind
dinding
ing bata
bata (sp
(spesi
esi morta
mortar
r maup
maupun
un batu
batu
bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, tarikan dan kombinasi
bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, tarikan dan kombinasi
ta
tari
rika
kan-
n-le
lent
ntur
uran
an.
. Pe
Peny
nyeb
ebab
ab ut
utam
ama
a da
dari
ri ke
kere
reta
taka
kan
n di
dind
ndin
ing
g ad
adal
alah
ah su
susu
sut
t ak
akib
ibat
at
pembebanan (creep), deformasi elastik atau pelenturan pelat beton bertulang bawah
pembebanan (creep), deformasi elastik atau pelenturan pelat beton bertulang bawah
Gbr. 7.
Gbr. 7. Join (pertemu
Join (pertemuan) balok ring – pelat monolitik dan sisi atas dind
an) balok ring – pelat monolitik dan sisi atas dinding dengan
ing dengan
bukaan lebar dan
bukaan lebar dan tanpa celah
tanpa celah ekspan
ekspansi horizontal (garis
si horizontal (garis kuning putus-pu
kuning putus-putus).
tus).
Pelat Lantai, t = 12 cm
Pelat Lantai, t = 12 cm
Balok Ring 30x45 cm
Balok Ring 30x45 cm
Dinding Psg. Bata ½ Batu
Dinding Psg. Bata ½ Batu
Lintel/Latei/Latio
Lintel/Latei/Latio
Celah ekspansi = 0
Celah ekspansi = 0
Gbr. 8.
Gbr. 8. Join (pertemua
Join (pertemuan) balok struktur dan sisi atas dind
n) balok struktur dan sisi atas dinding dengan
ing dengan
bukaan dan
adalah
adalah
drying
drying
s
shrinkage
hrinkage
(sus
(susut
ut keri
kering).
ng). Seda
Sedangka
ngkan
n fakt
faktor
or yan
yang
g berk
berkontr
ontribus
ibusi i pad
pada
a
keretakan adalah dinding lemah karena perkuatan kolom praktis dan balok latei kurang
keretakan adalah dinding lemah karena perkuatan kolom praktis dan balok latei kurang
memadai.
memadai.
F a k t o r F u n d a m e n t a l :
F a k t o r F u n d a m e n t a l :
Terla
Terlampau
mpauiny
inya
a kap
kapasi
asitas
tas teg
teganga
angan
n tari
tarik-la
k-langs
ngsung
ung (dir
(direct
ect tens
tensile-
ile-stre
strength
ngth)
) dan
dan
teg
tegang
angan
an ta
tarik
rik-le
-lentu
ntur
r (fl
(flex
exura
ural l ten
tensil
sile-s
e-stre
treng
ngth)
th) din
dindin
ding
g bat
bata
a (s
(spes
pesi i mor
mortar
tar
maupun batu bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, aksi
maupun batu bata) dalam memikul aksi beban luar berupa tegangan tekan, aksi
tarikan dan kombinasi aksi tarikan-lenturan.
tarikan dan kombinasi aksi tarikan-lenturan.
P e n y e b a b U t a m a
P e n y e b a b U t a m a
::
1.
1. De
Defl
flek
eksi
si be
beto
ton
n pe
pela
lat
t la
lant
ntai
ai-b
-bal
alok
ok mo
mono
nolilit
t pe
pend
nduk
ukun
ung
g di
dind
ndin
ing
g ak
akib
ibat
at pr
pros
oses
es
rangkak (creep);
rangkak (creep);
2.
2. Transfer beba
Transfer beban mati dari berat balok rin
n mati dari berat balok ring-pelat mon
g-pelat monolitik atas dindi
olitik atas dinding, dan
ng, dan
3.
3. Deformasi elas
Deformasi elastik sistem balok
tik sistem balok-pelat lantai aki
-pelat lantai akibat peningka
bat peningkatan beban mati lant
tan beban mati lantai.
ai.
P e n y e b a b M i n o r
P e n y e b a b M i n o r
::
4.
4. Susut volume ata
Susut volume atau susut pengeri
u susut pengeringan (shrink
ngan (shrinkage) spesi seme
age) spesi semen atau mortar.
n atau mortar.
F a k t o r K o n t r i b u t i f
F a k t o r K o n t r i b u t i f
::
5.
5. Per
Perku
kuata
atan
n din
dindin
ding
g lem
lemah
ah aki
akibat
bat ke
ketia
tiada
daan
an ata
atau
u aki
akibat
bat kur
kuran
ang
g mem
memada
adainy
inya
a
rangka
rangka perkuata
perkuatan
n kolom pr
kolom praktis
aktis
– latei/lintel pada bukaan-bukaan (pintu dan jendela).
– latei/lintel pada bukaan-bukaan (pintu dan jendela).
6.
6. Kesalahan Kon
Kesalahan Konfigurasi Pendet
figurasi Pendetailan, terutam
ailan, terutama pendetail
a pendetailan lapis tulang
an lapis tulangan pelat
an pelat
Defleksi Beton Pelat Lantai-Balok Monolitik Pendukung Dinding akibat
Defleksi Beton Pelat Lantai-Balok Monolitik Pendukung Dinding akibat
Proses
Proses Creep (Rangkak)
Creep (Rangkak)
Rangkak (creep) adalah peningkatan regangan material (beton) terhadap waktu akibat
Rangkak (creep) adalah peningkatan regangan material (beton) terhadap waktu akibat
beba
beban
n yang
yang bek
bekerja
erja dan
dan meny
menyebab
ebabkan
kan kont
kontraks
raksi i (pe
(penger
ngerutan
utan)
) vol
volume
ume pela
pelat t beto
beton.
n.
Penyebab
Penyebab
creep
creep (rangkak) ada dua, sbb:
(rangkak) ada dua, sbb:
1.
1. Pertambaha
Pertambahan beban mati yang bek
n beban mati yang bekerja di atas pelat ol
erja di atas pelat oleh karena pemas
eh karena pemasangan lantai
angan lantai
ke
keram
ramik.
ik. Ber
Berat
at sp
spesi
esi mor
mortar
tar (ad
(aduk
ukan
an se
seme
men)
n) dan
dan be
berat
rat ke
kera
ramik
mik gr
grani
anito
to den
denga
gan
n
berat satuan 45-50 kg/m
berat satuan 45-50 kg/m
22;;
2.
2.
Mut
Mutu
u pel
pelak
aksa
sana
naan
an be
beton
ton ku
kuran
rang
g bai
baik
k kar
karen
ena
a fak
faktor
tor air
air sem
semen
en (fa
(fas)
s) ya
yang
ng ter
terlal
lalu
u
besar (FAS > 0.60)
besar (FAS > 0.60)
menye
menyebabkan peningkata
babkan peningkatan
n pori—p
pori—pori
ori (rongga
(rongga)
) beton
beton. . Karen
Karena
a tidak
tidak
menggu
menggunakan vibrato
nakan vibrator
r pada saat pengecoran pelat dan
pada saat pengecoran pelat dan balok maka para
balok maka para pekerj
pekerja
a cende
cenderung
rung
menambahkan air ke dalam adukan beton segar untuk mendapatkan campuran yang lebih
menambahkan air ke dalam adukan beton segar untuk mendapatkan campuran yang lebih
en
ence
cer
r ag
agar
ar wo
worka
rkabi
bililita
tas
s (s
(sif
ifat
at mu
mudah
dah di
diker
kerja
jakan
kan)
) me
meni
ning
ngka
kat.
t. Ha
Hal l in
ini i me
mema
mang
ng ak
akan
an
me
meni
ning
ngka
katk
tkan
an wo
work
rkab
abililit
itas
as be
beto
ton
n na
namu
mun
n me
mengu
ngura
rang
ngi i ke
kekua
kuata
tann
nnya
ya ka
karen
rena
a te
terj
rjad
adii
peningkatan ukuran dan jumlah pori-pori dalam beton (pori-pori pertama-tama diisi oleh air
peningkatan ukuran dan jumlah pori-pori dalam beton (pori-pori pertama-tama diisi oleh air
ber
berleb
lebih,
ih, nam
namun
un air
air ber
berleb
lebih
ih akan
akan men
menguap
guap sej
sejala
alan
n wa
waktu
ktu dan
dan ter
terben
bentuk
tuk ron
rongga
gga-ron
-rongga
gga
mikro dalam beton).
mikro dalam beton).
Gamb
Transfer Beban Mati dari Berat Balok Ring-Pelat Monolitik Atas Dinding
Transfer Beban Mati dari Berat Balok Ring-Pelat Monolitik Atas Dinding
Pembebanan berarah vertikal yang ditransfer dari berat balok ring-pelat lantai monolitik
Pembebanan berarah vertikal yang ditransfer dari berat balok ring-pelat lantai monolitik
melalui kontak atas dinding melampaui kapasitas geser dinding pasangan bata, baik
melalui kontak atas dinding melampaui kapasitas geser dinding pasangan bata, baik
keku
kekuata
atan
n spe
spesi
si mort
mortar
ar maup
maupun
un kek
kekuata
uatan
n bat
batu
u bat
bata.
a. Ini
Ini dika
dikatego
tegorika
rikan
n seb
sebagai
agai beba
beban
n
berlebih.
berlebih.
Tekanan akibat berat balok
Tekanan akibat berat balok
ring-pelat lantai monolitik
ring-pelat lantai monolitik
Reaksi vertikal
Reaksi vertikal
Deformasi Elastik akibat Peningkatan Beban Mati Lantai
Deformasi Elastik akibat Peningkatan Beban Mati Lantai
Kompo
Komponen
nen stru
struktur
ktural
al bang
bangunan
unan meng
mengalami deformas
alami deformasi i elas
elastik
tik akib
akibat
at beb
beban
an mati
mati dan
dan
beb
beban
an hid
hidup
up.
. Apa
Apabil
bila
a sis
sistem
tem str
struk
uktur
tur ba
balok
lok-pe
-pelat
lat la
lanta
ntai i bet
beton
on ber
bertul
tulan
ang
g mem
memili
iliki
ki
bentang yang relatif panjang (panel pelat tengah bangunan gedung Kantor PN Poso
bentang yang relatif panjang (panel pelat tengah bangunan gedung Kantor PN Poso
me
memi
mililiki
ki le
leba
bar
r 10
10.0
.0 me
mete
ter
r ma
maka
ka si
sist
stem
em st
stru
rukt
ktur
ur it
itu
u te
tent
ntu
u sa
saja
ja ak
akan
an me
menj
njad
adi i le
lebi
bih
h
fleks
fleksibel
ibel ter
terhada
hadap
p peni
peningk
ngkatan
atan beb
beban
an diat
diatasny
asnya,
a, deng
dengan
an kata
kata lain
lain stru
struktur
ktur ters
tersebu
ebutt
mudah melendut. Merujuk pasal 11.5.3 SNI-03-2847-2002 (lihat Tabel 1), bila tidak ada
mudah melendut. Merujuk pasal 11.5.3 SNI-03-2847-2002 (lihat Tabel 1), bila tidak ada
lang
langkah
kah penc
pencegah
egahan
an khus
khusus,
us, lend
lendutan
utan izi
izin
n maks
maksimum
imum
maksmaksha
hany
nya sebe
a sebesa
sar
r L/4
L/480 =
80 =
10000/480 = 20.83 mm.
10000/480 = 20.83 mm.
Tabel 1. Lendutan Izin Maksimum menurut SNI-03-2847-2002
Tabel 1. Lendutan Izin Maksimum menurut SNI-03-2847-2002
Gambar 10.
Gambar 10.
Mekanis
Mekanisme retak krn beb
me retak krn beban berlebi
an berlebih.
h.
Dinding bata mengalami
Dinding bata mengalami
tekanan (kompresi) vertikal yang
tekanan (kompresi) vertikal yang
melampaui kekuatan geser
melampaui kekuatan geser
lapisa
lapisan
n spesi mortar antar
spesi mortar antar bata ataupun
bata ataupun
kekuatan bata itu sendiri dan
kekuatan bata itu sendiri dan
mengakibatkan tegangan tarik
mengakibatkan tegangan tarik
horizontal yang menimbulkan retak
horizontal yang menimbulkan retak
vertikal atau
vertikal atau campura
campuran
n vertika
vertikal l diagon
diagonal
al
Spesi mortarSambungan Tabel 1.
Sambungan Tabel 1.
P e r h i t u n g a n D e f l e
P e r h i t u n g a n D e f l ek s i T e o r e t i s a k i b a t P e m b e b a n a n B a n g
k s i T e o r e t i s a k i b a t P e m b e b a n a n B a n g u n a n
u n a n
Defleksi maksimum pelat lantai beton bertulang sebelum pekerjaan pemasangan lantai
Defleksi maksimum pelat lantai beton bertulang sebelum pekerjaan pemasangan lantai
dihitung dengan aplikasi SAFE v12 (lihat Gbr. 12.a) sebesar
dihitung dengan aplikasi SAFE v12 (lihat Gbr. 12.a) sebesar
maksmaks= 15.81 mm. Dalam
= 15.81 mm. Dalam
pemodelan struktur dengan aplikasi SAP2000 v16, ETABS v13 dan SAFE v12 kekuatan
pemodelan struktur dengan aplikasi SAP2000 v16, ETABS v13 dan SAFE v12 kekuatan
karakteristik lantai beton bertulang direduksi dari fc’ = 18.6 MPa (≈ K225) menjadi batas
karakteristik lantai beton bertulang direduksi dari fc’ = 18.6 MPa (≈ K225) menjadi batas
bawah kekuatan karakteristik yang berkisar fc’=12 MPa (≈ K147) untuk menghindari
bawah kekuatan karakteristik yang berkisar fc’=12 MPa (≈ K147) untuk menghindari
ov
over-
er-est
estima
imasi
si kek
kekuat
uatan
an mat
materi
erial.
al. Rum
Rumus
us unt
untuk
uk men
mengh
ghit
itung
ung de
defle
fleks
ksi i lan
lantai
tai ak
akiba
ibatt
pembebanan yang bekerja diberikan sebagai,
pembebanan yang bekerja diberikan sebagai,
Nam
Namun
un un
untuk
tuk ket
ketepa
epatan
tan ana
analis
lisis
is pe
peng
ngelo
elola
la tek
teknis
nis men
mengg
gguna
unaka
kan
n pr
prog
ogram
ram apl
aplika
ikasi
si
ETABS v13 dan SAFE v12.
ETABS v13 dan SAFE v12.
Struktur balok-pelat beton mengalami pelenturan deformasi elastik Struktur balok-pelat beton mengalami pelenturan deformasi elastik
Gambar 1
Gambar 11.
1. Pelentu
Pelenturan (defo
ran (deformasi e
rmasi elastik) s
lastik) struktur
truktur
pendukung akibat peningkatan beban lantai
pendukung akibat peningkatan beban lantai
Sesudah pemasangan lantai keramik, terjadi peningkatan beban mati lantai beton dan
Sesudah pemasangan lantai keramik, terjadi peningkatan beban mati lantai beton dan
de
defle
fleks
ksi i mak
maksi
simum
mum la
lanta
ntai i men
menja
jadi
di
maksmaks=
= 1
17.
7.3
32 mm. Se
2 mm. Sela
lanj
njut
utn
ny
ya
a
di
dico
coba
ba p
pul
ula
a
kom
kombi
binas
nasi i pe
pembe
mbeban
banan
an pun
punca
cak
k la
lanta
ntai i apa
apabil
bila
a be
beba
ban
n hid
hidup
up per
per sa
satua
tuan
n lu
luas
as unt
untuk
uk
standar ruangan kantor (wL = 250 kg/m
standar ruangan kantor (wL = 250 kg/m
22) dan beban mati tambahan wL = 50 kg/m
) dan beban mati tambahan wL = 50 kg/m
22bek
bekerj
erja
a sec
secara
ara pe
penu
nuh
h ses
sesuai
uai sta
stand
ndar
ar pe
pembe
mbeba
banan
nan ult
ultimi
imit
t dal
dalam
am Sta
Stand
ndar
ar Nas
Nasion
ional
al
Indonesia (SNI), wU = 1.2wD + 1.6wL.
Indonesia (SNI), wU = 1.2wD + 1.6wL.
Gbr. 12.a.
Gbr. 12.a. Defleksi maks
Defleksi maksimum pela
imum pelat lantai
t lantai sebelum
sebelum pemasangan lantai keramik yang terjadi pada
pemasangan lantai keramik yang terjadi pada
panel tengah ruan
panel tengah ruang Hakim sebesar 15.81 mm (ETABS v13 dan SAFE
g Hakim sebesar 15.81 mm (ETABS v13 dan SAFE v12).
v12).
Gbr. 12.b.
Gbr. 12.b. Defleksi maks
Defleksi maksimum pela
imum pelat lantai
t lantai sesudah
sesudah pemasangan lantai keramik.
pemasangan lantai keramik.
maksmaks= 17.32 mm
= 17.32 mm
ETABS v13 dan SAFE v12
ETABS v13 dan SAFE v12
Ber
Berdas
dasark
arkan
an ko
kombi
mbina
nasi
si pem
pembe
beba
banan
nan mak
maksi
simu
mum
m wU
wU =
= 1.2
1.2wD
wD +
+ 1.6
1.6wL
wL unt
untuk
uk jen
jenis
is
peruntukkan bangunan perkantoran (wLL = 250 kg/m
peruntukkan bangunan perkantoran (wLL = 250 kg/m
22), defleksi maksimum pelat lantai
), defleksi maksimum pelat lantai
beto
beton
n ber
bertula
tulang
ng akan
akan menc
mencapai
apai ang
angka
ka teor
teoretis
etis seb
sebesar
esar
maksmaks= 26.70 mm. Nilai ini
= 26.70 mm. Nilai ini
hany
hanya
a meru
merupaka
pakan
n defl
defleksi yang dise
eksi yang disebabk
babkan oleh
an oleh bek
bekerja
erjanya beban mati dan beban
nya beban mati dan beban
hidup bangunan, dan belum termasuk deformasi yang dipengaruhi oleh proses susut
hidup bangunan, dan belum termasuk deformasi yang dipengaruhi oleh proses susut
(shrinkage) dan mekanisme rangkak (creep).
(shrinkage) dan mekanisme rangkak (creep).
P e
P en g a r u h K
n g a r u h K o n f i g u r a s i P e
o n f i g u r a s i P en d e t a
n d e t ai l a
i l an
n T u l
T u la n g a
a n g an
n d a l a
d a l am
m P e
P en i n g k a t
n i n g k a ta n
a n
F l
F le k s i
e k s ib i l i
b i l it a
t as
s
(Kelenturan) Pelat Lantai
(Kelenturan) Pelat Lantai
Gbr. 12.c.
Gbr. 12.c. Defleksi ma
Defleksi maksimum pela
ksimum pelat lantai
t lantai akibat kombinasi pembebanan ultimit menurut SNI.
akibat kombinasi pembebanan ultimit menurut SNI.
..
Gbr. 13.
Gbr. 13. Gambar Potong
Gambar Potongan melintang ban
an melintang bangunan gedun
gunan gedung kantor PN Klas 1B Poso
g kantor PN Klas 1B Poso
Gbr. 14.
Gbr. 14. Denah konfig
Denah konfigurasi balok-b
urasi balok-balok struktura
alok struktural pada bangunan gedun
l pada bangunan gedung kantor PN
g kantor PN Klas 1B
Klas 1B
Poso
Gbr. 15.
Gbr. 15. Pekerja
Pekerjaan pemasang
an pemasangan/pende
an/pendetailan tulangan balok dan pelat pada konstruksi
tailan tulangan balok dan pelat pada konstruksi
bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso, September 2013. Nampak dalam gambar
bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso, September 2013. Nampak dalam gambar
tersebu
tersebut,
t, jarak spasi lapis tulanga
jarak spasi lapis tulangan bawah secara umum sudah memenuhi yang
n bawah secara umum sudah memenuhi yang
dibutuhkan (sesuai perhitungan,
dibutuhkan (sesuai perhitungan,
s
s
maksmaks= 15 cm), namun jarak spasi lapis tulangan atas
= 15 cm), namun jarak spasi lapis tulangan atas
untuk daerah momen
= 5.0 m = 5.0 m
=
= 10.0 m 10.0 m
Tabel 2. Spreadsheet perhitungan tulangan pelat panel interior dengan 4 sisi tumpuan balok
Tabel 2. Spreadsheet perhitungan tulangan pelat panel interior dengan 4 sisi tumpuan balok
As peAs perlu = ρ prlu = ρ perlu . b . derlu . b . d A
Arraah h MMuu MnMn Rn=Mn/bdRn=Mn/bd22 erluerlu cekcek AAs s ppeerrllu u AAs s aadda a AAs s aaddaa>>AAssppeerrlluu kNm kNm kNkNmm NN//mmmm22 > > ρρmmiinn mmmm22 Ø Ø ((mmmm)) s s ((mmmm)) x ( x ( llaap p ) ) 55..116 6 66..4455226688775 5 00..88007 7 00..000033336 6 00..000033336611 336336 110 0 22000 0 33993 3 ookk y y ( ( llaap p ) ) 44..334 4 55..4422002255775 5 00..55442 2 00..000022226 6 00..00002255 250250 110 0 22550 0 33114 4 ookk x( x( ttuummp p ) ) 1122.1.18 8 1155..2222883344225 5 11.5.5223 3 00..000066335 5 00.0.00066334455 635635 110 0 11110 0 77114 4 ookk y y ( ( ttuummp p ) ) 1111.1.15 5 1133..99337788005 5 11.3.3994 4 00..000055881 1 00.0.00055880077 581581 110 0 11225 5 66228 8 ookk tul.pakai tul.pakai
Ber
Berdas
dasark
arkan
an ana
analis
lisis
is pel
pelat
at lan
lantai
tai du
dua
a ar
arah
ah (tw
(two-w
o-way
ay sla
slab)
b) den
denga
gan
n men
mengg
gguna
unaka
kan
n
metoda koefisien momen maka momen tumpuan arah bentang pendek
metoda koefisien momen maka momen tumpuan arah bentang pendek
M
M
tx tx (Lx = 5.00(Lx = 5.00
meter) menghasilkan nilai momen nominal
meter) menghasilkan nilai momen nominal
M
M
n
n
= 15.22 kNm. Dalam detail penulangan
= 15.22 kNm. Dalam detail penulangan
dari konsultan perencana semua jarak spasi lapis tulangan bawah diberikan sebesar
dari konsultan perencana semua jarak spasi lapis tulangan bawah diberikan sebesar
s
s
tul.btul.b=
= 15 cm,
15 cm, dan sem
dan semua jara
ua jarak
k sp
spasi lapi
asi lapis
s tul
tulang
angan
an at
atas diber
as diberik
ikan
an
s
s
tul.atul.a= 15/20 cm,
= 15/20 cm,
padahal berdasarkan perhitungan, momen pelat maksimum yang terdapat pada lapis
padahal berdasarkan perhitungan, momen pelat maksimum yang terdapat pada lapis
tulangan atas di daerah tumpuan arah-X membutuhkan spasi sebesar
tulangan atas di daerah tumpuan arah-X membutuhkan spasi sebesar
s
s
tul.atul.a= 10-11 cm.
= 10-11 cm.
Gbr. 16.
Gbr. 16. Skemati
Skematik momen lapan
k momen lapangan arah X dan arah Y (
gan arah X dan arah Y (
M Mly
ly
,,
M Mlx
lx
)
) dan mo
dan momen tumpua
men tumpuan arah
n arah X
X
dan arah Y (
Client
Client Kantor Kantor PN PN Klas Klas 1B 1B PosoPoso MMaadde e bby y DDaatte e PPaaggee Location
Location Lantai Lantai 2 2 - P- Panel anel Interior Interior 10x5 10x5 m2m2 F to F to G: G: 1 1 to to 22 YYooppppy y SSoolleemmaan n 229 9 MMeei i 2200114 4 11
2
2-WA-WAY Y SPSPANANNNININGG ININSISITTUU COCONNCRCRETETE E SLSLABABS S to to BS BS 8181110:0:1199997 7 (T(Tabable le 3.3.114) 4) ChChececkeked d RRevevisisioion n JoJob b NNoo
Originated from
Originated from RCC94.xls RCC94.xlsoon n CCD D © © 1199999 9 B CB CA A ffoor r RRCCCC
D
DIIMMEENNSSIIOONNS S MMAATTEERRIIAALLS S SSTTAATTUUSS short span, lx
short span, lx mm 5.00 5.00 fcufcu N/mm² N/mm² 1515 ggcc = = 1.50 1.50 F F GG long span, ly
long span, ly mm 10.00 10.00 fyfy N/mm² N/mm² 240240 ggss = = 1.05 1.05 h
h mmmm 120120 DensityDensity kN/m³ kN/m³ 23.6 23.6 11 Top cover
Top cover mmmm 1515 ((NNoorrmmaal l w ew eiigghht t ccoonnc rc reet et e) ) PPllaann Btm cover
Btm cover mmmm 1515
LOADING
LOADING characteristic characteristic EDGE EDGE CONDITIONSCONDITIONS Self weight
Self weight kN/m² kN/m² 22..883 3 EEddgge e 11 CC C C = = ContinuousContinuous Extra dead
Extra dead kN/m² kN/m² 0.63 0.63 Edge Edge 22 CC D D = = DiscontinuousDiscontinuous Ly Ly = = 10 10 mm Total Dead, gk
Total Dead, gk kN/m² kN/m² 3.46 3.46 ggf f == 1.40 1.40 Edge Edge 33 CC
Imposed, qk
Imposed, qk kN/m² kN/m² 2.50 2.50 ggf f = 1.60= 1.60 Edge Edge 44 CC 22 Design load, n
Design load, n kN/m² kN/m² 8.85 8.85 See See FigFigure ure 3.8 3.8 and and clauses clauses 3.5.3.5-6 3.5.3.5-6
S
SHHOORRT T LLOONNG G EEDDGGE E 1 1 EEDDGGE E 2 2 EEDDGGE E 3 3 EDEDGGE E 44 BS8110BS8110 MAIN STEEL
MAIN STEEL SSPPAAN N SSPPAAN N CCoonnttiinnuuoouus s CCoonnttiinnuuoouus s CCoonnttiinnuuoouus s CCoonnttiinnuuoouuss ReferenceReference ß ßs s 00..00448 8 0..000224 4 00..00663 3 0..000332 2 00..00663 3 00..003322 Table Table 3.143.14 M M kNm/m kNm/m 1100..5 5 55..3 3 1144..0 0 77..1 1 1144..0 0 77..11 d d mmmm 110000..0 0 9900..0 0 110000..0 0 9900..0 0 110000..0 0 9900..00 k k' ' 00..11556 6 00..11556 6 00..11556 6 00..11556 6 00..11556 6 00..115566 k k 00..00770 0 00..00444 4 00..00993 3 00..00558 8 00..00993 3 00..005588 Z Z mmmm 9911..5 5 8855..4 4 8888..2 2 8833..7 7 8888..2 2 8833..77 3.4.4.43.4.4.4 As req As req mm²/m mm²/m 55003 3 22772 2 66995 5 33770 0 66995 5 337700 As min
As min mm²/m mm²/m 22888 8 22888 8 22888 8 22888 8 22888 8 228888 Table Table 3.253.25 As deflection As deflection mm²/m mm²/m 551177 228800 ~~ ~~ ~~ ~~ Ø Ø mmmm 1100 1100 1100 1100 1100 1100 Layer Layer B 1B 1 B 2B 2 T 1T 1 TT22 TT11 TT22 @ @ mmmm 11550 0 22775 5 11000 0 22000 0 11000 0 220000 As prov As prov mm²/m mm²/m 55224 4 22886 6 77885 5 33993 3 77885 5 339933 = = %% 00..55224 4 00..33117 7 00..77885 5 00..44336 6 00..77885 5 00..443366 %% S max
S max mmmm 33110 0 22880 0 33110 0 22880 0 33110 0 228800 ClauseClause S
Suubbccllaauusse e ((aa) ) ((aa) ) ((aa) ) ((aa) ) ((aa) ) ((aa)) 3.12.11.2.73.12.11.2.7 DEFLECTION
DEFLECTION
ffs s 11554 4 11552 2 11442 2 15151 1 11442 2 115511 Eqn Eqn 88 M
Mood d ffaaccttoor r 11..993311 Eqn Eqn 77 P
Peerrm m LL//d d 5500..221 1 AAccttuuaal l LL//d d 5500..0000 As As enhaenhanced nced 2.9% 2.9% for for deflection deflection controlcontrol Table Table 3.103.10
TORSION
TORSION STEESTEELL BOTH BOTH EDGEEDGES S DISDISCONTICONTINUOUNUOUS S ONE ONE EDGE EDGE DIDISCONTISCONTINUOUNUOUSS Ø Ø mmmm 1010 XX YY XX YY As r As r eqeq mm²/m mm²/m 5500000 0 37377 7 228888 3.5.3.53.5.3.5 As prov As prov TT mm²/m mm²/m 5500000 0 5500000 0 55000000 Addition
Additional As al As T reqT req mm²/m mm²/m 00 00 00 00 As prov
As prov BB mm²/m mm²/m 55224 4 22886 6 55224 4 228866 Bottom steel not curtailed in edge strips at free edges Bottom steel not curtailed in edge strips at free edges
SUPPORT REACTIONS (kN/m char uno)
SUPPORT REACTIONS (kN/m char uno) (See (See Figure Figure 3.10)3.10) Sum Sum ßvx ßvx = = 1.0001.000 Table Table 3.153.15 E
EDDGGE E 1 1 EEDDGGE E 2 2 EEDDGGE E 3 3 EEDDGGE E 44 Sum Sum ßvy ßvy = = 0.6670.667 1 1, , FF--G G GG, , 22--1 1 22, , FF--G G FF, , 22--11 equationsequations ßv ßv 00..55000 0 00..33333 3 00..55000 0 00..333333 19 19 & & 2020 Dead Dead kN/m kN/m 88..666 6 55..777 7 88..666 6 55..7777 Imposed Imposed kN/m kN/m 66..225 5 44..117 7 66..225 5 44..1177 Vs Vs kN/m kN/m 2222..1 1 1144..7 7 2222..1 1 1144..77 OUTPUT/SUMMARY OUTPUT/SUMMARY S SHHOORRT T LLOONNG G EEDDGGE E 1 1 EDEDGGE E 2 2 EEDDGGE E 3 3 EEDDGGE E 44 PROVIDE PROVIDE SSPPAAN N SSPPAANN 11, , FF--G G G, G, 22--1 1 22, , F-F-G G FF, , 22--11 MAIN STEEL MAIN STEEL RR10 10 @ @ 1150 50 B1 B1 RR110 0 @ @ 22775 5 BB2 2 RR110 0 @ @ 11000 0 T1 T1 RR110 0 @ @ 22000 0 T2 T2 R1R10 0 @ @ 11000 0 T1 T1 RR10 10 @ @ 2200 00 T2T2 ADDIT ADDITIONALIONAL 0 0 CCOORRNNEER R 2 2 CCOORRNNEER R 3 3 CCOORRNNEER R 44 TORSION
TORSION STEELSTEEL 00 GG11 GG22 FF22 X direction
X direction 00 placed placed in in edgedge e stripsstrips Y direction
Y direction 00
CHECKS
CHECKS BBAARR Ø Ø SSIINNGGLLY Y MMIIN N MMAAXX GLOBALGLOBAL L
Lx > x > LLy y < < CCOOVVEER R REREIINNFFOORRCCEED D SSPPAACCIINNG G SSPPAACCIINNG G DDEEFFLLEECCTTIIOONN STATUSSTATUS O OKK OOKK OOKK OOKK OOKK OOKK L L x x = = 5 5 m m YS YS VALID DESIGN VALID DESIGN VALID DESIGN VALID DESIGN Edge 1 Edge 1 Edge 3 Edge 3 E E d d g g e e 4 4 E E d d g g e e 2 2 01/PT/V/2014 01/PT/V/2014 0 0
Location
Location
Lant
Lantai
ai 2
2 -
- Pan
Panel
el In
Interior
terior 10x5
10x5 m
m2
2 F
F to
to G:
G: 1
1 to
to 2
2
2-WAYSPANN2-WAYSPANNININGG ININSITUCONCRETE SLSITUCONCRETE SLABS ABS to to BS 8BS 8110110:199:1997 7 (Tabl(Table 3e 3.14) .14) MMade ade by Yoppy by Yoppy SolemaSoleman n Job Job No 01/PT/VNo 01/PT/V/201/20144
Or
Origigininatated ed ffrrom om RCRCCC9494.xl.xls s on on CCD D © 1© 199999 9 BCBCA A ffor or RRCCCC DateDate 29 Mei 2014 29 Mei 2014
APPR
APPROXIMATE WEIGHT of OXIMATE WEIGHT of REINREINFORCFORCEMENEMENTT
S
SUUPPPPOORRT T WWIIDDTTH H GGRRIIDDLLIINNE E 1 1 G G 2 2 FF
(mm) (mm) WIDTHWIDTH 33000 0 33000 0 33000 0 330000 TOP STEEL TOP STEEL TTyyppe e DDiia a SSppaacciinng g NNo o LLeennggtth h UUnniit t wwt t WWeeiigghhtt Across grid Across grid 1 1 R R 10 10 @ @ 100 100 97 97 1250 1250 0.617 0.617 74.874.8 Across grid Across grid G G R R 10 10 @ @ 200 200 24 24 2500 2500 0.617 0.617 37.037.0 Across grid Across grid 2 2 R R 10 10 @ @ 100 100 97 97 1250 1250 0.617 0.617 74.874.8 Across grid Across grid F F R R 10 10 @ @ 200 200 24 24 2500 2500 0.617 0.617 37.037.0 Alon
Along g grid 1 grid 1 R R 10 10 @ @ 250 250 5 5 #N#N/A /A 0.617 0.617 #N#N/A/A Alon
Along g grid G grid G R R 10 10 @ @ 250 250 10 10 #N#N/A /A 0.617 0.617 #N#N/A/A Alon
Along g grid 2 grid 2 R R 10 10 @ @ 250 250 5 5 #N#N/A /A 0.617 0.617 #N#N/A/A Alon
Along grid g grid F F R R 10 10 @ @ 250 250 10 10 #N#N/A /A 0.617 0.617 #N#N/A/A T
Toorrssiioon n bbaarrs s R R 110 0 0 0 0 0 00..66117 7 00..00
BOTTOM STEEL BOTTOM STEEL
S
Shhoorrt t ssppaan n - - mmiiddddlle e R R 110 0 @ @ 15150 0 550 0 4411550 0 00..66117 7 112277..99 e eddggees s R R 110 0 @ @ 11550 0 116 6 5533000 0 00..66117 7 5522..33 L Loonng g ssppaan n - - mmiiddddlle e R R 110 0 @ @ 22775 5 114 4 8811550 0 00..66117 7 7700..33 e eddggees s R R 110 0 @ @ 22775 5 4 4 110033000 0 00..66117 7 2255..44 SUMMARY SUMMARY Reinforcement density (kg/m³)
Reinforcement density (kg/m³) #N/A #N/A Total Total reinreinforcemeforcement nt in in bay bay (kg)(kg) #N/A #N/A
Pen
Penyeb
yebab
ab Min
Minor:
or: Sus
Susut
ut vol
volume
ume ata
atau
u sus
susut
ut pen
penger
gering
ingan
an (sh
(shrin
rinkag
kage)
e) spe
spesi
si
semen atau mortar.
semen atau mortar.
Susut yang terjadi sesudah beton, spesi atau mortar mengeras adalah kontraksi atau
Susut yang terjadi sesudah beton, spesi atau mortar mengeras adalah kontraksi atau
peng
penguran
urangan
gan vol
volume
ume akib
akibat
at pen
penguap
guapan.
an. Berd
Berdasar
asarkan
kan fakt
fakta
a yan
yang
g dite
ditemuka
mukan
n bahw
bahwa
a
mayoritas keretakan adalah menembus pada dua sisi maka faktor susut pengeringan
mayoritas keretakan adalah menembus pada dua sisi maka faktor susut pengeringan
pas
pastil
tilah
ah buk
bukan
an mer
merup
upaka
akan
n fak
faktor
tor uta
utama
ma dal
dalam
am ke
keret
retak
akan
an din
dindi
ding
ng bat
bata
a ata
atau
u han
hanya
ya
merupakan faktor minor. Dua hal yang mempengaruhi besarnya susut pengeringan ini
merupakan faktor minor. Dua hal yang mempengaruhi besarnya susut pengeringan ini
adalah:
adalah:
-
- Pro
Propor
porsi
si da
dan
n mut
mutu
u ag
agre
rega
gatt
-
- Ka
Kada
dar
r ai
air
r
Gbr. 17.
Pe
Perrku
kuat
atan
an di
dind
ndiing
ng llem
ema
ah
h ak
akiiba
bat
t ke
kettia
iada
daa
an
n a
ata
tau
u ak
akiiba
bat
t ku
kura
rang
ng
me
mema
mada
dain
inya
ya ra
rang
ngka
ka pe
perk
rkua
uata
tan
n
ko
kolo
lom
m pr
prak
akti
tis
s –
– la
late
tei/
i/li
lint
ntel
el pa
pada
da
bukaan-bukaan (pintu dan jendela).
bukaan-bukaan (pintu dan jendela).
Salah satu faktor yang berkontribusi pada keretakan adalah pelemahan dinding akibat
Salah satu faktor yang berkontribusi pada keretakan adalah pelemahan dinding akibat
tidak digunakannya kolom pengaku (kolom tulangan praktis) dan balok latei (lintel/latio
tidak digunakannya kolom pengaku (kolom tulangan praktis) dan balok latei (lintel/latio
beam) secara memadai untuk luasan bidang, A = 7.5 x 4.0 = 30.0 m
beam) secara memadai untuk luasan bidang, A = 7.5 x 4.0 = 30.0 m
22. Untuk dinding
. Untuk dinding
yang dibangun pada zona gempa 3 – 6, luasan maksimum bidang dinding yang harus
yang dibangun pada zona gempa 3 – 6, luasan maksimum bidang dinding yang harus
diperkuat pengaku dari kolom praktis dan balok lintel adalah 6.0 m
diperkuat pengaku dari kolom praktis dan balok lintel adalah 6.0 m
22, dan secara umum
, dan secara umum
bidang dinding harus diperkuat pengaku kolom praktis dan balok lintel minimal untuk
bidang dinding harus diperkuat pengaku kolom praktis dan balok lintel minimal untuk
luasan > 12.0 m
luasan > 12.0 m
22. Ketiadaan balok lintel dan kolom praktis sebagai pengaku dinding
. Ketiadaan balok lintel dan kolom praktis sebagai pengaku dinding
berkontribusi dalam panjang penjalaran vertikal retak beton. Pemasangan balok lintel
berkontribusi dalam panjang penjalaran vertikal retak beton. Pemasangan balok lintel
dan
dan kol
kolom
om pra
prakti
ktis
s se
secar
cara
a mem
memad
adai
ai sa
sang
ngat
at pe
penti
nting
ng da
dala
lam
m men
menceg
cegah
ah tid
tidak
ak han
hanya
ya
Gambar 19.
Gambar 19. Dinding pembat
Dinding pembatas ruangan sisi Timur Ruang Panitera Pengg
as ruangan sisi Timur Ruang Panitera Pengganti. Garis
anti. Garis
merah putus-putus menyatakan zona retak vertikal ireguler.
merah putus-putus menyatakan zona retak vertikal ireguler.
L = 7.5 m
L = 7.5 m
h = 4.0 m
h = 4.0 m
Gbr. 18.
Gambar 20.
Gambar 20. Skemati
Skematik penempata
k penempatan ringbalk, kolo
n ringbalk, kolom praktis dan
m praktis dan balok latei (linte
balok latei (lintel, latio) untuk perkuata
l, latio) untuk perkuatan
n
bidang dinding
bidang dinding
Gambar 21.a-b
Gambar 21.a-b. . Penempa
Penempatan kolom praktis dan balok latei untuk perkuatan dan sebag
tan kolom praktis dan balok latei untuk perkuatan dan sebagai
ai
pendukung dinding pada bukaan pintu dan jendela
Kon
Konstr
struk
uksi
si din
dindi
ding
ng bat
bata
a dic
diceka
ekat
t den
denga
gan
n kol
kolom
om pra
prakti
ktis
s da
dan
n ba
balok
lok hor
horiz
izont
ontal
al (la
(latei
tei))
terutama untuk perkuatan (retrofit) guna mencegah kegagalan geser dinding tembok.
terutama untuk perkuatan (retrofit) guna mencegah kegagalan geser dinding tembok.
Konstruksi ini juga akan mencegah penjalaran keretakan
Konstruksi ini juga akan mencegah penjalaran keretakan
Klasifikasi dan Pola Retak
Klasifikasi dan Pola Retak
Po
Pola
la ya
yang
ng da
dapa
pat
t di
diam
amat
ati i se
seca
cara
ra vi
visu
sual
al un
untu
tuk
k me
meng
ngkl
klas
asif
ifik
ikas
asik
ikan
an ap
apak
akah
ah su
suat
atu
u
kere
keretaka
takan
n merup
merupakan
akan resp
respons
ons dari
dari gay
gaya
a tari
tarik-le
k-lentur
ntur (flex
(flexural
ural-ten
-tensil
sile
e forc
force)
e) atau
atau gay
gaya
a
tekan (compressive force) adalah dengan mengamati pola bukaan (lihat Gbr. 22).
tekan (compressive force) adalah dengan mengamati pola bukaan (lihat Gbr. 22).
Kontruksi dinding pengisi yang terkekang pada
Kontruksi dinding pengisi yang terkekang pada
rangka struktural, kolom praktis dan balok latei
rangka struktural, kolom praktis dan balok latei
Gambar 21.
Gambar 21. Konstru
Konstruksi pengekan
ksi pengekangan dinding pasang
gan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, latei dan
an bata dengan kolom praktis, latei dan
angkur.
angkur.
K o l o m P r a k t i s K o l o m P r a k t i s B a l o k B a l o k L a t e i /L a t e i /L i n t e l L i n t e l B a l o k R i n g B a l o k R i n gGambar 22.a
Inspeksi No. 1
Inspeksi No. 1
Catatan: Definisi
Catatan: Definisi
FF
Fungsional
Fungsional dengan
dengan tanpa
tanpa indikasi
indikasi kerusakan
kerusakan
TDTD
Tidak Ditemukan
Tidak Ditemukan
TITI
Tidak dapat Diinspeksi karen
Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan
a alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
alat ukur/instrumen
NFNF
Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan
Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerl
memerlukan perbaik
ukan perbaikan atau
an atau peraw
perawatan
atan
RBRB
Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi
Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak berfungsi
sama sekali
sama sekali
F
F TTD TD TI I NNF F RRBB