• Tidak ada hasil yang ditemukan

TORIA ANALISIS STRUKTUR PADA PELET URANIA SINTER ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TORIA ANALISIS STRUKTUR PADA PELET URANIA SINTER ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi //miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Ju/i 1999

70

Buku 11

/1

ANALISIS

STRUKTUR PADA PELET

URANIA

SINTER

TORIA

Pristi Hartati, Tunjung Indrati, Hidayati

P3TM-BATAN, JI. Babarsari Kalak Pas 1008, Yagyakarla 5501,

Arie Handayani

P3IB-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang

ABSTRAK

ANAL/SIS STRUKTUR PADA PELET SINTER TORIA -URANIA. Peter campuran folia -urania untuk dapat menjadi bahan bakar reaktor setelah memenuhi persyaratan dati sitar fisis dan sitar mekaniknya serial struktumya, baik struktur mikro maupun struktur krista/nya. Peter dati campuran serb uk folium oksida dan uranium oksida disinter dengan waktu penahanan suhu puncak se/ama 4 jam pada berbagai suhu puncak diantara 1300" -1700"C. Pada 1300"C temyata U+4 sudah mu/ai masuk ke krista/ ThO2 membentuk larutan padat (Th, U)O2, wa/aupun be/urn sempuma. /ndikasi adanya /arutan padat sempuma tetjadi pada suhu 1700oC dengan bentuk /arutan padat substitusi (Th,U)O2 dengan bidang ref/eksi (111) dan (311). Secara mikrostruktur ukuran butir rata-rata yang didapat ada/ah 4,S8,urn, sehingga be/urn memenuhi syarat untuk bahan bakar nuk/ir dimana harus mempunyai ukuran butir>10,urn.

ABSTRACT

STRUCTURAL ANALYSIS OF SINTERED PELLET THORIA -URANIA. As the fuel of a nuclear power reactor the physical and mechanical properties as well as the structure of the pellet thoria -urania must be examined. Pellet thoria -urania is sintered at several peak temperatures from 13000 C -17000 C and soaking time of 4 hours. At 130ifc it is found that U+4 is solved into ThO2 crystal and built (Th, U)O2 solid solution but still incompleted. The completed solid solution occured at 17000 C in fonn of substitution solid solution at reflection planes 111 and 311. Microstructural analysis shows that the grain growth is still not. perfect; the grain size is 4.58,ld11, and it is not up to the required of the nuclear power reactor fuel (the grain size must be >10j.lm.

PENDAHULUAN

C

ampuran toria -urania merupakan bahan bakar reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir. Bahan bakar tersebut dapat berbentuk pelet campuran toria -urania atau kernel. Pelet toria -urania dibuat dengan proses sinter yaitu pemanasan pelet mentah basil pengompakan serbuk campuran toria -urania pacta suhu dibawah titik lelehnya. Dengan pengaruh suhu dan waktu partikel -partikel yang sudah

teraglomerasi akan menjadi suatu sistem materi

yang bersifat koheren dan kompak (I), Pelet yang dihasilkan disamping dilihat sifat mekanik dan sifat fisisnya juga harus dilihat struktumya, baik struktur mikro maupun struktur kristalnya. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau keberhasilan pembuatan

pelet sinter toria -urania. Secara mikrostruktur akan

dilihat pertumbuhan butir dan pori -pori yang terbentuk selama proses sinter, sedang dari kristalografmya akan diidentifIkasi sejauh mana

larutan padat (Th,U)Oz dapat terbentuk.

Pacta proses sinter pelet secara keseluruhan akan mengalami perubahan dimensi atau penyusutan walaupun berat pelet relatif tetap. Proses ini diawali dengan adanya titik kontak pacta setiap partikel yang terdapat dalam hasil kompakan.

Adanya pemanasan akan menyebabkan energi

termal naik sehingga atom -atom akan berdifusi dan acta kekosongan. Titik kontak ini lama kelamaan akan melebar dan berubah menjadi bidang kontak. Selanjutnya akan terjadi proses pertumbuhan daerah leher yang disebabkan oleh difusi ion -ion pacta batas butir. Difusi atom ini ketempat kosong, sedang

kekosongan akan berdifusi kedaerah batas butir

sehingga akan terjadi pengurangan jarak antar pusat

Pristi Hartati, dkk Kimia Nuklir

(2)

-pusat butir. Pengurangan jarak ini akan diikuti dengan penyusutan volume °butir sehingga secara keseluruhan pelet akan menyusut atau terjadi " shrinkage". Bila pengurangan jarak antara pusat butir berhenti maka peristiwa selanjutnya adalah pergerakan kurva batas butir. Atom -atom yang melintasi batas butir akan menimbulkan daya dorong adanya pertumbuhan butir sehingga butir yang kecil akan bergabung dengan butir besar dan basil akhimya adalah pertumbuhan butir(2). Secara skematis tahapan -tahapan pacta proses sinter dari titik kontak hingga pertumbuhan butir dapat digambarkan seperti gambar 1 (3).

secara teoritis intensitas tidak memperhitungkan faktor alat dan suhu sehingga persamaan dapat

ditulis

(2)

1= AK(Lp) .J .1 Fhkl/2

dimana A = faktor absorpsi K = faktor alat

Lp = faktor lorent = (1+cos2 2B) /(sin2(}cosB) J = faktor multiplisitas

TATA

KERJA

Bahan

Serbuk uranium oks ida, Serbuk torium

oksida, Serbuk

kalsium oksida

a. bidang singgung

Alat

Mesin pencampur

("ball mill"), Alat press,

Tungku sinter, Alat pemotong pelet ("diskcotome"

), Alat SEM, Alat X- ray defraksi

por~~

c. .venggabungan

d pembentuka,?

pori

Cara Kerja

Serbuk uranium oksida, torium oksida dan

kalsium oksida dicampur

dalam alat pencampur.

Campuran serbuk tersebut digranulasi dan

dikompakan pacta tekanan 100 kg/cm2 untuk

mendapatkan

pelet mentah

umpan proses

sinter.

Pelet dipanaskan dalam tungku sinter

dengan

penahanan

suhu puncak 4 jam pacta

berbagai

suhu sinter.

Pelet basil sinter diukur dimensinya,

densitasnya

dan kekerasannya

Pelet dipotong menjadi dua, sebagian

digerus untuk dianalisa dengan defraktometer

sinar

X dengan filter Ni dan target Co pacta

arus 30 mA

dan tegangan

30 kv.

Potongan pelet yang lain dilihat mikro

strukturnya dengan SEM, sebelumnya dibingkai

dulu dengan resin dan dipoles dengan kertas poles

SiC ukuran 240, 400, 800, 1200, 1500 dan 2400.

Hasil fui kemudian dietsa untuk memperoleh

batas

butir yang jelas.

HASIL DAN PEMBAHASArl

Sifat fisis dan sifat mekanik

Sifat -sifat pelet sinter yang dihasilkan pada

berbagai suhu dapat dilihat pada tabel 1 ataugambar

2.

Tabell. Sifat pelet pada berbagai suhu sinter (tekanan pengompakan pelet lOOkg/cm2, penahanan suhu puncak 4 jam)

e.grain deyelopment f pertumbuhan

butir

Gambar

I. Tahapan

-tahapan Jlada proses sinter.

IdentifIkasi struktur kristal suatu bahan

dapat menggunakan

defraksi sirlar -X. Sinar-X yang

digunakan adalah sinar monokromatis

clan

bila sinar

tersebut mengenai

suatu bahan

yang dianalisa maka

akan didifraksikan oleh atom -atom pada bidang

tertentu. Data keluaran daTi basil analisa ini berupa

kurva antara sudut observasi (28) clan intensitas

puncak bidang. Intensitas terjadi karena haniburan

atom yang ada pada bidang tertentu berinteraksi

dengan sinar x monokromatis yang akan

dipengaruhi oleh faktor absorpsi (A), faktor lorent

(Lp), faktor multiplisitas (J), faktor hamburan

atomik (F), faktor alat (K) clan faktor suhu

(B16.7).

1= AK(Lp). J..I Fhkll2. exp{-(B/A) sin 8} (1)

(3)

I suhu sinter, 0 C p, g/cc 7,5380 8,0485

8,7845

9,6163 p leorllis, % I kekerasan VHN 1300 75,00 80,08 87,40 95,68 498,5:t 3,26 523,9:t 5,78 584,7:t 4.14 653,4:t 3,65 1400 1500 1700 b. Suhu 1400 °C c. Suhu 1500°C S(j)u srter,C

Gambar 2. Hubungan antara suhu sinter dengan

sifat pelet

Dari tabel I dan gambar 2 terlihat bahwa

kenaikan suhu sangat rnernpengaruhi

harga densitas

dan kekerasannya. Hal tersebut didasari pacta

fenornena

yang sarna yaitu adanya difusi, kernudian

difusi bersama -sarna deformasi plastis selanjutnya

acta

pertumbuhan butir, pengurangan

pori -pori dan

secara rnakro terjadi densifIkasi. Kenaikan suhu

akan rnenyebabkan koefisisen difusi bertambah

besar sesuai dengan

persamaan

Archenius

(4).

0 = Do exp (-Q/RT)

(3)

dimana Do = konstanta

difusi

T = suhu oC

Q = energi aktivasi

Koefisien difusi pelet bertambah besar

rnaka pertumbuhan butir akan bertarnbah

cepat, lni

berarti bahwa penutupan pori -pori dan densifikasi

cepat, akibat selanjutnya rnaka penyusutan pelet

juga sernakin besar. Densifikasi ini juga didukung

dengan adanya perubahan sifat kristal secara

keseluruhan. Hal

ini

akan dilihat

pacta

rnikrostruktumya.

d. Suhu 1700 C

Gambar 3. Mikrostruktur pe!etpada berbagai suhu

sinter

Struktur

mikro

Gambar 3 merupakan gambar struktur mikro pelet basil sinter. Perbesaran gambar basil " Scanning Electron Microscope" sebesar 3500X untUk gambar 3b clan 3c clan 5000X untUk gambar 3a clan 3d.

Dari gambar terlihat bahwa suhu cukup

berpengaruh

pada pertumbuhan butir pelet toria

-urania. Sesuai dengan yang dinyatakan didepan

bahwa pertumbuhan

butir karena adanya gerak atom

dibatas butir yang didukung dengan adanya difusi;

Adanya difusi ini maka terjadi pergerakan kurva"

batas butir yang arahnya kepusat sehingga butir

kecil akan bergabung menjadi satu butir besar.

Pristi Hartati, dkk ISSN 0216-3128 Kimia Nuklir

(4)

-,

~t '-" ." .;.

"-"'-'

.;.

E

-! -+ ",-1 -, ,- -1 -,-, ,"'... 1 J- " " -, t-

1

--+--+~

1

I

! I ., ! c- ---!'-

---Proses ini adalah proses perturnbuhan butir yang laju perturnbuhannya tergantung pacta suhu (5). Sernakin tinggi suhu akan semakin besar butir yang

terbentuk.

d 3 -do3 = ko exp(-A Hv I RT) (4) d = diameter butir pacta waktu t = t , do = diameter butir pacta waktu t=0 ko = kontanta

A Hv = panas penguapan R = konstanta gas

T = Ternperatur absolut, oK t = waktu, rnenit

Dengan rnetode Heyn ukuran butir rata-rata yang didapat 4,58~rn, sehingga pelet ini belurn

rnernenuhi syarat sebagai bahan bakar reaktor

dirnana ukuran butir harus>10~rn .Hal ini terjadi karena kesetirnbangan belurn tercapai, sehingga perturnbuhan butir belurn sernpurna terbentuk, disebabkan waktu dan suhu sinter yang relatif rnasih rendah. Disarankan agar suhu sinter lebih tinggi dari 17000C dan atau waktu penahanan suhu puncak lebih besar dai 4 jarfl, sehingga butir yang dihasilkan akan lebih besar dan rnernenuhi persyaratan bahan bakar .

.1~:=-;;=:1.-""

.~;--_c -:-

:,-."

,. a -M

"-,.,,,,-,

H M M f: _0 i ,---;- il

.

I'

.!

~

' C~~+ ~~e~

M

,.,

S

~g-

0

-~-

s -' -j 1 -J -"

, I

-L

,' ." ---I

1--,-

.

~--~~!-!~~.~

:.

-i -t--+ -I'" , Ion.. , ,:

".n

-t~

..,.

"

---;---~

--~ l -; I ,.

.

t

;~;~;~~~~;~~~-

-!

~-

---,-- --j-

:-ri--~ I..),...J ,,~-~N NO" ... ,..." ,dot,

Gambar 4. Kurva difJraksi serb uk taria -urania pada berbagai suhu sinter

Pada gambar -gambar selanjutnya (4c,4d clan 4e) dengan adanya kenaikan suhu sinter puncak defraksi yang dipunyai uranium semakin sedikit, ini menunjukan bahwa ~ yang berdifusi ke ThOz semakin besar karena adanya kenaikan suhu sesuai dengan yang ditulis pada persamaan (1). Puncak -puncak defraksi yang terjadi pada pelet yang telah dipanaskan intensitasnya berbeda dengan sebelum dipanaskan, hal ini disebabkan karena konstribusi atom ~ yang telah larut dalam struktur kristal ThOz. Larutan padat yang terjadi adalah larutan

padat substitusi. 1ni dilihat dari puncak -puncak defrak~i dari pelet sinter yang mempunyai intensitas lebih tinggi dari pacta yang belum disinter, karena sumbangan harga faktor hamburan atom ~ lebih besar dari harga faktor hamburan dari atom Th +4 yang digantikannya. Pacta bidang 111 jumlah atom

Th +4 akan berkurang karena kedudukan Th +4 digantikan oleh atom ~. P~da gambar 5b mempunyai intensitas puncak paling tinggi dari pacta yang lain, karena pada suhu 1300°C atom Th+4

" "..,1."

Struktur kristal

Kurva defraksi serbuk campuran toria

-urania dapat digunakan untuk menentukan

apakah

larutan padat toria -urania sud!ili terjadi atau belum.

Kurva -kurva tersebut tertera pada gambar 4 yang

merupakan sample campuran yang belum

dipanaskan dan yang sudah dipanaskan dalam

berbagai suhu puncak dengan waktu penahanan

4

jam

,.i.

Dari kurva difraksi pelet yang belum dipanaskan terlihat jelas bahwa sebagian besar strukturnya adalah kristal kubik pusat muka ThO2 yaitu pacta sudut observasi 28 sebesar 2,024° ; 37,171°; 53;642°;63,936°, 67,187° dengan punCak

defraksi pacta bidang 111; 200;220;311 ;222 sedang uranium oksida ~ada 28 sebesar 32,891°; 38,201°, 55,105°, 65,778 dengan puncak defraksi pacta bidang 111; 200; 220; 311, untuk CaD tidak terdeteksi karena terlalu sedikit komposisinya. Gambar 4b merupakan kurva defraksi pelet basil sinter suhu 13000C, disini terlihat 0+4 sudah mulai masuk ke ThO2 membentuk larutan padat (Th,U)O2, ini terlihat pacta sudut observasi 28 = 32,078°, sedang pacta 28 = 32,8370 masih terlihat adanya uranium, karena belum seluruh uranium masuk ke ThO2. Sedangkan bergesemya puncak -puncak

defraksi ini disebabkan karena bergeraknya atom yang diakibatkan oleh adanya kenaikan suhu seperti yang disebut didepan. Demikian juga untuk puncak -puncak defraksi yang lain.

ISSN 0216-3128

Kimia Nuklir Pristi Hartati, dkk

(5)

belum seluruhnya lepas dari kisi kristalnya, sehingga yang terjadi belum larutan padat sempuma. Larutan padat sempuma terjadi setelah disinter 1700°C yang terlihat dari habisnya uranium ( puncak -puncak uranium pada gambar 4e sudah tidak muncul lagi) dan tingginya intensitas relatif stabil.

6.

CULLITY,

B.D., "Elements of

X-Ray

Diffraction", Addison Weslwy Publishing

Company,

Inc, Massachusetts,

1978

TUNJUNG INDRATI Y, ARI HANDAYANI,

BUDI KUSY ANTO, Analisis Struktur Kristal

relet (Th,U)O2 Hasil Sinter Suhu 12000C,

Prosiding PPI Pranata

Nuklir, 1998.

7.

KESIMPULAN'

TANYA JAWAB

Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Densitas pelet (Th,U)O2 yang dihasilkan dari penyinteran pada suhu 1700°C dan penahanan suhu puncak selama 4 jam adalah 9,6163 g/CC atau 95,68% dari densitas teoritis .lni sudah memenuhi syarat sebagai bahan bakar reaktor daya.

Kekerasan pelet (Th,U)O2 yang dihasilkan pelet pad a penyinteran 1700°C adalah 653,4 :!: 3,65 VHN yang belum memenuhi syarat sebagai bahan bakar ( 7004VHN ).

Dari struktur mikronya pelet yang dihasilkan belum memenuhi syarat sebagai bahan bakar reaktor, baik pori -pori maupun diameter butir yang didapat. Dari identifikasi struktur kristal, larutan padat (Th,U)O2 sempuma terbentuk pada suhu sinter pelet 1700°C dan penahanan suhu puncak selama 4 jam.

UCAP AN TER:[MAKASIH

Diucapkan terima kasih kepada sdri. Ari

Handayani BSc, sill Budi Kusyanto dan sdr paryadi

yang telah membantu

penelitian ini hingga selesai.

DAFT AR pus'r AKA

2.

3.

4.

MUCHLIS.B, Sintering, Pusdiklat, Badan

Tenaga Atom Nasional, Bandung,1984

VAN VLACK L.H, Elements of Materials

Science

and Engineering,

4th ed, USA,1980

MOORTHY V.K, KULKARNI A.K,RAO

S. V .K, Relation between the origin, powder

characteristics and sintering tretrnent on

densification and microstructures

of compacts

of urania and toria, India,

1974.

BERMAN

R.M &

BELLE.J,Mechanical

Properties of Th02 and Th02 -U02, Thorium

Dioxide: Properties and Nuclear Application,

DOE/NE -0060, Washington,1984

NICHOLS F .A, Further Comments on the

Theory of Grain Growth in Porous Compacts,

Journal of The American Ceramic Society,

51,no 8,1968.

5,

Misyetti

>- lbu Mengatakan bahwa pelet yang dihasilkanbelum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bakar reaktor, terutama daTi kualitas pori-pori serta diameter butiran yang diperoleh. Hal ini tentu dipengaruhi oleh tahap-tahap proses yang dilakukan. Yang ingin saya tanyakan adalah

>- Apakah sinter 1700 DC masih perlu dioptimasi? >- Berapa perbandingan U clan Th yang paling baik

untuk pembentukan larutan padat untuk keperluan ini?

Pristi Hartati

-<> Suhu 1700 'C sudah dioptimasi pada penelitian sebelumnya (Prosiding 1998). Hanya perlu ditinjau lagi mengenai modus sinter terutama laju kenaikan suhu ataupun penurunan suhu.

-<> Belum pernah dilakukan penelitian ini. Kris Tri Basuki

>- Bagaimana fenomena struktur yang terjadi pada kenaikan suhu, densitas naik akibat difusi clan menaikkan ukuran butir.

>- Apakah a clan b pada no. 1 tidak terjadinya keterbalikan fenomena?

Pristi Hartati

-<> Dapat dilihat pada persamaan (3) dimana pada waktu suhu naik koefisien difusi bertambah besar. Koefisien difusi bertambah berarti densifikasi semakin cepat atau penyusutan pelet semakin besar sehingga densitas naik Dari persamaan (4) terlihat bahwa suhu naik, diameter butir juga semakin besar.

-9- Ada keterlibatan proses yaitu dua-duanya proses difusi yang dominan.

Sukirno

>- Pada suhu 1300 DC, if4 masuk ke kristal ThO2;' Dari mana diketahui benar-benar benar sudah masuk? Dan bagaimana analisanya?

Pristi Hartati, dkk Kimia Nuklir

(6)

A

Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah

P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999 Buku II 75

~ Tadi dikatakan U = 10 %. Bagaimana kalau

lebih dari 10 %, misalnya 50 % atau lebih besar

lagi?

Pristi Hartati

..}. Ana/isisnya dengan X-Ray Defraksi. Diketahui benar-benar benar sudah masuk ke ThO] dari tinggi puncak (Th, U) pada bidang (III) ternyata i"!tensitasnya /ebih dari pe/et sebe/um dipanaskan.

..}. Jika V lebih dari 10 % kemungkinan masih dapat masuk ke ThO] sE?lama masih di bawah batas kelarutannya. Blla V lebih besar /agi (> 50 %) kemungkinan Th+~ yang akan masuk ke VOl, hila V 50 % antara if~ dan Th +~ akan berkompetisi.

Sam in

);- Bagaimana bentuk struktur kristal toria urania hasil dari XRD?

);- Struktur mikro, mikrostruktur, ukuran partikel, mohon penjelasannya.

Pristi Harlati

-<).. Bentuk struktur krista/ toria urania tetap

kubik pusat muka, karena /ogam yang

di/arutkan tidak akan merubah struktur

krista/ dari /ogam utama.

-<).. Struktur mikro dan mikro struktur

maksudnya

sarna. Mikro struktur maksudnya

ada/ah adari kala "micro structure" yang

artinya struktur mikro. Ukuran partike/

maksudnya diameter sete/ah

terjadi

pertumbuhan

butir.

Gambar

Gambar  3  merupakan  gambar  struktur mikro  pelet  basil  sinter.  Perbesaran gambar basil  &#34;
Gambar 4.  Kurva  difJraksi  serb uk  taria  -urania pada berbagai suhu sinter

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan struktur mikro dari material yang telah mengalami pack caburizing dengan waktu penahanan 6 jam pada suhu 950 0 C dengan variasi campuran serbuk arang

Sama seperti kedua mutan diatas galur mutan BL-ll/-2-K produksinya juga tinggi, batangnya pendek, butir gabah nyata lebih besar, tahan wereng coklat biotip 2, tahan penyakit bIas,

Semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka nilai dari kualitas laba yang dihasikan perusahaan pun akan menjadi tinggi, hal ini akan menjadi sinyal

Secara umum reservoir panas bumi yang produktif harus memiliki porositas rendah, konduktivitas termal dan permeabilitas yang tinggi, ukuran volume cukup besar,

aktifasi 24 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi suhu karbonisasi maka kadar abu yang dihasilkan.. semakin besar dan semakin lama waktu

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa status hara sedang memiliki luas wilayah yang lebih besar dibandingkan kriteria status hara tinggi.. Peta status hara

Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu ekstraksi maka semakin besar kadar poligalakturonat yang dihasilkan sehingga semakin banyak rantai polimer

Gambar 4(c) adalah struktur mikro yang dihasilkan saat dilakukan pemanasan pada 1050 ℃, memiliki bentuk butir αp yang equiaxial, ukurannya paling besar dibandingkan butir αp