• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUATAKA - BAB II LATIFAH DWI RAHAYU MATEMATIKA'12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUATAKA - BAB II LATIFAH DWI RAHAYU MATEMATIKA'12"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUATAKA

A. Motivasi

1. Pengertian

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individi manusia

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afektif seseorang c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan

2. Ciri-ciri motivasi

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebayanya, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar dan menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan. Motivasi juga penting diketahui oleh seorang guru. Untuk mengetahui motivasi yang dimiliki oleh siswa guru harus mengetahui ciri-ciri motivasi.

(2)

a. Tekun menghadapi tugas

Dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan tidak pernah berhenti sebelum selesai.

b. Ulet menghadapi kesulitan

Tidak lekas putus asa, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah

Menunjukan kesukaan kepada suatu hal ( pada anak misalnya pada masalah-masalah pelajaran yaitu pada soal-soal yang ada)

d. Lebih senang bekerja mandiri (tidak bergantung pada orang lain) e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

Hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (jika telah yakin pada sesuatu hal) g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

(3)

dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara banyak peran seperti sebagai fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat atau pendidik, memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa paedagogis (Dimyati, 2002:85-86).

Motivasi akan menentukan intensitas belajar siswa dan berkaitan dengan suatu tujuan, motivasi mempengaruhi adanya suatu kegiatan. Sehubungan dengan hal itu ada tiga fungsi motivasi yaitu.

a) Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermafaat bagi tujuan tesebut (Sardiman, 2001:85).

(4)

bermacam-macam. Sejalan dengan itu ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:

(1) Pemberian angka (nilai kegiatan belajar) (2) Hadiah

(3) Saingan atau kompetisi

(4) Ego-involvement (mempertaruhkan harga diri)

(5) Memberi ulangan (6) Mengetahui hasil (7) Pujian

(8) Hukuman

(9) Hasrat untuk belajar (10)Minat

(11)Tujuan yang diakui oleh siswa. (Sardiman, 2001:91)

B. Keterampilan Proses Belajar

1. Pengertian Keterampilan Proses

(5)

Keterampilan proses adalah kemampuan atau keterampilan akibat dari proses perubahan tingkah. Keterampilan proses bagi siswa dalam pembelajaran adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang diperoleh siswa akibat dari proses melakukan langkah-langkah stategi pembelajaran yang dikenakannya sehingga memperoleh perubahan tingkah laku.

Keterampilan adalah kecakapan (dalam melakukan sesuatu), kemampuan, kepandaian. Kemampuan bukan hanya gerakan motorik saja melainkan juga pengejawatan fungsi mental yang bersifat kognitif. Proses berarti cara-cara atau langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai hasil tertentu (Dimyati, 2002:25). Jadi penilaian terhadap keterampilan proses dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa maupun kelompok siswa. Dengan demikian, model pembelajaran keterampilan proses merupakan model pembelajaran yang mengarah pada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

2. Jenis-jenis Keterampilan proses

Dari uraian pengertian keterampilan proses di atas kita dapat mengetahui jenis keterampilan proses yang ada pada siswa. Adapun jenis-jenis keterampilan dalam penilaian keterampilan proses adalah sebagai berikut:

(6)

b) Menggolongkan (Mengklasifikasikan), yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan.

c) Menaksirkan (menginterpretasikan), yaitu keterampilan menaksirkan suatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, penghitungan, penilaian, atau eksperimen.

d) Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan tejadi pada waktu yang akan datang berdasarkan penarikan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. e) Menerapkan, yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi,

kesimpulan, konsep, hukum, teori, keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan atau dihayati.

f) Merencanakan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan dalam suatu kegiatan. g) Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar

kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.(Dimyati, 2006 b:9 - 10)

3. Indikator Keterampilan Proses

(7)

Tabel 4

Jenis Keterampilan Proses dan Indikatornya

Keteranpilan proses Indikator

1. Mengamati Menggunakan sebanyak mungkin indera Menggunakan fakta yang relevan

2. Menggolongkan Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan dan persamaan

Membandingkan

Mencari dasar pengelompokan

3. Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan

4. Meramalkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

/ mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

5. Menerapkan Menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi yang baru

Menerapkan pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

6. Merencanakan Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan 7. Mengkomunikasikan Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis

Menjelaskan hasil pengamatan Mendiskusikan hasil pengamatan

(sumber: Usman, 2007:43-44)

(8)

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (Riyanto, 2002:32). Slavin (dalam Isjoni, 2009:15) mengemukakan ,”In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material

initially presented by the teacher.” Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa

cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

a. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Dari uraian tentang pembelajaran kooperatif dapat diketahui tentang ciri-ciri pembelajaran kooperatif. Ciri-ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Stahl, 1994 adalah sebagai berikut:

1) Belajar bersama dengan teman

2) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman 3) Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok 4) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok

5) Belajar dalam kelompok kecil

6) Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat 7) Keputusan tergantung pada siswa sendiri

(9)

b. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, 2010 adalah:

1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya 3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknyamemiliki tujuan

yang sama

4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya

7) Siswa akan diminta untuk mempertanggung jawabkan secara individual materi dalam kelompok kooperatif.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian STAD

Cooperative learning tipe STAD dikembangkan oleh Slavin. Menurut

Slavin tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran koopetatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan model kooperatif. Adapun strategi dalam pelaksanaan model STAD adalah sebagai berikut:

(10)

2) Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya

3) Siswa-siswi di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut

4) Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut dan tidak bisa saling membantu satu sama lain

5) Nilai-nilai hasil kuis siswa dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya

6) Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai dari nilai sebelumnya

7) Nilai-nilai dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok

8) Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009:5).

Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tebel berikut ini:

Tabel 5

Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD

Fase kegiatan guru

Fase -1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase -2

Menyajikan / menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase -3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisian. Fase -4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok bekerja pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase -5 Evaluasi

(11)

Fase -6

Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

(Sumber : Trianto.2000:71) Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan STAD, menurut Sharan (2009: 11) adalah:

1. Buatlah salinan lembar rekapitulasi kelompok

2. Merangking siswa, dari yang paling pintar ke yang paling kurang pintar 3. Tentukan jumlah anggota kelompok, jika memungkinkan tiap –tiap

kelompok harus memilih empat anggota

4. Masukan siswa kedalam kelompok secara berimbang 5. Sebarkan lembar rekapitulasi siswa

6. Tentukan nilai dasar

b. Keunggulan dan Kelemahan STAD

(12)

Tabel 6

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD

E. Materi

1. Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain

a. Menjelaskan pengertian sudut berpenyiku dan sudut berpelurus b. Menentukan sifat-sifat sudut jika kedua garis berpotongan c. Menentukan sifat sudut jika dua garis // dipotong garis ketiga d. Menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal 2. Menyajikan himpunan dengan diagram venn

a. Melukiskan sudut yang besarnya sama dengan sudut yang diketahui dengan menggunakan busur dan jangka

b. Melukis sudut 60o dan 90o

No. Keunggulan Kelemahan

1.

2.

3.

4.

5.

Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk meningkatkan keberhasilan kelompok.

Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa yang sulit mencapai target kurikulum.

Kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah jadi kurang.

Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada umumnya enggan menggunakan pembelajaran kooperatif. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

(13)

F. Kerangka Pikir

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu dalam menghadapi setiap perubahan dalam kehidupan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang utama berhasil tidaknya seorang guru dalam membelajarkan siswa. Berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat salah satunya dari hasil prestasi belajar siswa. Prestasi belajar matamatika pada dasarnya dipengararuhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, keterampilan proses, dan model pembelajaran STAD. Sebagai usaha dalam pembelajaran matematika yang dapat mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran, dapat melakukan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan dapat saling membantu dalam sebuah kelompok sebagai tutor sebaya untuk dapat menguasai materi.

(14)

untuk belajar, maka selamanya siswa tidak akan tertarik dengan pelajaran matematika dan tidak memperoleh kepuasan dari belajar matematika.

Berdasarkan pemikirkan tersebut maka diperoleh sebuah hubungan antara model pembelajaran, motivasi dan keterampilan proses. Agar semuanya dapat saling berhubungan maka dipilihlah sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan proses pembelajaran siswa. STAD adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan keterampilam proses pembelajaran siswa, karena dalam model pemlelajaran ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kelompoknya serta dapat bertanggung jawab dalam sebuah kelompok serta diri pribadinya sendiri.

G. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 4 Jenis Keterampilan Proses dan Indikatornya
Tabel 5  Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tabel 6 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dilakukan terhadap data-data parameter operasi chiller seperti temperatur air masuk dan keluar mesin pendingin, kuat arus motor, kuat arus motor kompresor,

dikarenakan sengketa dalam pelayanan kesehatan tidak hanya berdampak pada individu sebagai subjek 

speech functions spoken by Lennox, and whether the addressee replies or does not reply. the Lennox’s utterances with

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang dalam pengumpulan data penelitian hingga penafsirannya banyak menggunakan angka, Pengumpulan data dalam

Dana pinjaman ini berasal dari zakat dan infaq beberapa pihak yang digulirkan oleh pengelola kepada masyarakat, atas dasar ini penulis menduga bahwa model

hubungan hukum antara bank selaku kreditur dan nasabah debitur dalam perjanjian kredit bank merupakan hal yang krusial dikarenakan bargaining position atau posisi

yang menarik untuk disoroti berkaitan dengan pemanfaatan keterampilan Abad 21 sebagai sarana implementasi sikap spiritual dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Setelah itu peneliti mengambil kesimpulan dari hasil wawancara untuk pengembangan produk sistem mutu akuntansi keuangan dan penagihan piutang agar lebih sesuai dengan