KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI
(studi kasus masyarakat desa Kembangarum,
kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti kota
Salatiga tahun 2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Saqana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh ROCHMADI
111 05 043
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah di!ereksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
N'ff Ju i Pro Jud
isan
Roclunadi 111 C5 043 : Tarbiyali
main studi : Pendidikan Agama Islam
: KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN
KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI (studi kasus ui
Telah kam
it asyarakal desa Kembangaram, kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti, kota Salatiga tahun 2010) setujui untuk dimunaqosalikan.
Salatiga, 5 Oktober 2010 Pembimbing
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang N at
pertanda tangan dibawah ini:
ia : Rochmadi
NIM :11105043
Jun Pro; Menyataka saya sendir lain yang t ilmiah.
san : Tarbiyah
yam Studi : Pendidikan Agama Islam
t bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya , bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang srdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
Salatiga, 4 Oktober 2010
SKRIPSI
KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERANSI
(studi kasus masyarakat desa Kembangarum, kelurahan Dukuh, kecamatan Sidomukti, kota Salatiga)
DISUSUN OLEH ROCHMADI NIM : 111 05 043
'ktober 2012
:082719831002 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 14 Maret
2011 dan teh h dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji ( : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Ketua Penguji
Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Penguji I
Penguji II Penguji III
MOTTO
61 Ijijt-pJ J jtJ j b /b / ' j / ’i ^ /6 k J i- bj / l i l t /1 4
,a- * ,- *.- ,
\
> ;;( ’ f4jjt 01 ^0' -u p j r ==>\
PERSEMBAHAN
Skripsi ini s<iya persembahkan kepada:
>
Kedi ia orang tuaku (Bapak Kasmin dan Ibu Rasmi)> Kakak (Rulciyanto)
>
Adik (Darwati, Bayu Aji Saputra)A Dose a pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag,, yang membimbingku dalai a menyelesaikan skripsi penelitian ini.
iosen yang selalu membimbingku di Ma’had (Mr. M. Hafidz, M. Ag, lanun g Triyoky, M,Hum, M.Ed, Mr. Haminam, M.Pd, Mr, Munajat > Para
Mr. 1 MA)
>
Paraperki
'r Para
> Term
sahabat seperjuanganku PAI B 2005 dalam menyelesaikan bahan.
sahabat seperjuanganku Ma’had Mahasiswa STAIN Salatiga; n-teman yang ada di Ma’had STAIN Salatiga:
M. Klioiml Muna - Muadib Mahasin
uhad/ab - Ahmad Mahsun
/ nwar Rosyid - Muhyidin Anwar Sflmingan - Muntaha Al-Misbah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikiln sesuai rencana.
Kita sebagai generasi muda islam dalam berperilaku harus sesuai dengan al- Qur’an dan ils- Suimah, maka penelitian ini kami beri judul “Korelasi Tingkat Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleransi” dengan studi kasus masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Semoga ini bermanfaat lag i penulis khususnya, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Amin.
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan ter makasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak seita Ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa aupun spiritual.
>f. Dr. H. Mansur, M.Ag yang sangat sabar dan teliti di dalam ng skripsi penulis.
ti Asdiqoh, M.Si selaku kaprogdi PAI STAIN Salatiga,
tdz Hafidz, M.Ag selaku pengasuh Ma’had STAIN Salatiga yang telah membimbing dan memotivasi penulis semasa penulis memperdalam ilmunya si Ma’had SI 'AIN Salatiga.
material a 3. Bapak Pn
ABSTRAK
Rochmadi, 2010. Korelasi Tingkat Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleransi (studi kasus masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, R ota Salatiga tahun 2010). Skripsi jurusan taibiyah. Progran studi pendidikan aj ;ama islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag,.
Kata kunci: pemahaman keagamaan dan toleransi.
Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan -i idat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari r ilai-nilai bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila beserta penjabarananya dalam UUD 1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya seti tp agama menginginkan hal yang sama. Yaitu kedamaian dalam hidup pada suatu negara dan kebebasan dalam menganut serta menjalankan peribadatan dalam agamanya masing-masing. Rumusan masalah penelitian ini : (1) bagaimara variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.; (2) untuk mengetahui w riasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.; (3) untuk mengetahui tingkat korelasi pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Si
Tuju
lomukti tahun 2010.
m penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui variasi tingkat pemahaman keagamaan masyarakat di Desa Kembngarum, Kelurhan Dukuh, iomukti Kota Salatiga Tahun 2010.; (2) untuk mengethui variasi
masyrakat di desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan him 2010,; (3) untuk mengetahui korelasi tingkt pemahaman rhadp toleransi masyarakat di Desa Kembangarum, Kelurahan tatan Sidomukti Tahun 2010.
s pelaksanaan penelitian ini, renspondennya sebanyak 40 orang ;sa Kembangarum dan pengumpulan data meggunakan observasi y. Sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat pemahaman Kecamatan Si
DAFTAR ISI
H. Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II LAND/
A. Tingkat oemahaman keagamaan SAN TEORI
1. F engertian tingkat pemahaman keagamaan...... 13 2. / .gama dan pengaruhnya terhadap lingkungan....... 18 3. P .gama dan kehidupan individu...
4. Pgama dan kehidupan masyarakat...
... 21
tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi AN HASIL PENELITIAN
geografis, soaial budaya dan ekonomi... [jadinya toleransi dalam kehidupan masyarakat Desa jarum interview tingkat pemahaman keagamaan observasi / interview toleransi...
ata korelasi tingkat pemahaman keagamaan
DAFTAR T ABEL
Tabel I Data nama responden... 38
Tabel II I lata hasil interview tingkat pemahaman keagamaan... 40
Tabel III I lata hasil observasi / interview toleransi... 43
Tabel IV I 'ata nilai interview tingkat pemahaman keagamaan... 48
Tabel V Data interval tingkat pemahaman keagamaan... 51
Tabel VI I lata nilai nominal tingkat pemahaman keagamaan... 53
Tabel VII I 'ata nilai komparasi tingkat pemahaman keagamaan... 56
Tabel VIII I lata komparasi tingkat pemahaman keagamaan... 58
Tabel IX E kta nilai interview toleransi... 61
Tabel X E>ata nilai nominasi toleransi... 62
Tabel XI Data prosentase nilai layanan toleransi... 65
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR IIELAKANG MASALAH
Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku
dan adat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengarulii oleh agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai-nilai bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila beserta penjabararanya dalam UUD 1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada dasarnya setiap agama menginginkan hal yang sama. Yaitu kedamaian dalam hidup padi suatu negara dan kebebasan dalam menganut serta menjalankan peribadatan dalam agamanya masing-masing
Bhinneka tunggal ika merupakan semboyan negeri Indonesia yang menyatakai keanekaragaman orang, sosial, budaya agama dan lain-lain yang mengisis fcumi pertiwi ini. Suatu konflik akan dekat kehadirannya dala suatu keragaman Konflik mempunyai sisi negatis yang kental yang seyogyanya harus di hindari. Konflik dapat menimbuklan huru-hara dan kehancuran dimuka bumi ini. Toleransi datang sebagai obat untuk menghilangkan konflik. Toleransi antar umat berag una menjadi salah satu ciri utama negara Indonesia, disamping prinsip
Ketuhanan Yang Maha Esa dan gotong royong. Kifc
begitu saja
waktu yar g panjang mengikuti irama dan gerak perubahan masyarakat. Masalah
kerukunar juga buan merupakan suatu yang permanen sifatnya, melainkan suatu yang terkiit dengan suasana batin manusia dari umat beragama itu sendiri. Suasana u nat kerukunan umat beragama yang sudah terbentuk umpamnaya dapat saja berubah kepada keadaan sebaliknya apabila teijadi gangguan. (Harun Nasution 1985:23).
U nnk itu, di dalam upaya menjaha kemantapan stabilitas kerukunan umat beragama, pentiinga adanya dialog antar umat beragama dalam arti seluas-luasnya agar teyap terpelihara suasana kerukunan yang mantap. Dialog dalam arti luas tidak saja dilakukan untuk meredam peistiwa kerusuhan yang ditimbulkan oleh masalah SARA dan lainnya, tetapi berkaitan juga dengan penggalian dan perumusan konsep-konsepnya dilakukan oleh para ahli dengan disiplin ilmu maupun para agamawan tentang kerukunan berdasarkan ajaran-ajara agamanya. (Harun Namtion 1985:23).
Untuk itu menjadi tugas kita semua dalam mengupayakan secara jujur dan ikhlas, semua pihak umat beragama harus melmulai terlaksananya praktek- praktek sosial dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai kerukunan yang hakiki ante r umat beragama, bersatu dan kuat dalam menghadapi berbagai tentangan dan ronrongan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dimana pihak itu ingin melihat kerukunan teijadi pada tempat tertentu atau untuk kepentingar pribadi atau kelompok saja. (Harun Nasution 1985:23).
menganjirkan adanya harmonisasi-harmonisasi antara dimensi vertikal agama
sekaligus dimensihorisintal dalam kehidupan masyarakat islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepaa masyarakat melalui nabi muhammed Saw sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ahjaran-ajaran bukan hanya mengenai satu segi tetapi mengenai beberapa segi kehidupan manusia (Harun Nasution 1985:24).
Mcnusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tidak bisa lepas a dari bantuan orang lain. Konsep islam mengenai sikap sosial sebagaimatia disebutkan bahwa setiap muslim itu adalah saudara. Dipertegas lagi adalam sebuah hadis nabi adalah sebaik-baik umat yang berbuat baik pada umat lainnya. E ari kedua konsep islam tersebut secara tegas bahwa syariat islam mengajarkin bersikap sosial dan seimbang antara sikap terhadap Tuhan Yang Maha Esa ian sikap terhadap makhluknya. Akan tetapi idealismenya ajaran islam sering kali dalam terapannya menjadi di harmonisasai, dimana agama hanya dipersepsil an sebagai dimensi vertikal saja degan mengabaikan dimensi horisontal. (Harun Nasution 1985:24).
Sedangkan G.W. Allport mengatakan bahwa pengalaman mistik yang sering kali dipandang sebagai pencapaian tertinggi dari suatu cita-cita atau tujuan keagamaan tidak dengan sendirinya sebagai suatu tanda kematangan (maturitas agama). Sehubungan dengan hal ini, diungkapkan pendapatnya Amin Rais dan Amin Abdullah dalam seminar dengan tema senrel tauhid sosial di UMY, mengatakan bahwa tauhid sosial yaitu menguratkan adanya kewajiban penegakan
keadilan sosial harus pula memperkuat kesadaran etis disamping kesalahan pribadi (D Islamiyah, 1996:9).
Begitu baiknya agama islam yang mengatur segalanya sampai pada tingkat tcleransi bagi pemeluk agama, realitas di lapangan masih banyak ditemukan siswa sekolah yang tingkat keberagamaanya tinggi belum memiliki tingkat tol sransi yang tinggi pula. Akan tetapi sebaliknya semakin tinggi tingkat keberagair aannya semakin tidak toleran.
D a i uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti mengenai “KORELASI TINGKAT PEMAHAMAN KEAGAMAAN TERHADAP TOLERA VSI“ masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti. Kota Salatiga tahun 2010.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengam pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan pokok-pokok masalah pe nelitian ini antara lain :
1. Bagairrana variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat Kemba igarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010?
ana variasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum Kelurahan Cecamatan Sidomukti tahun 2010?
ma korelasi pemahaman tingkat keagamaan masyarakat igarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010?
ENELITIAN
lengetahui variasi tingkat pemahaman tingkat keagamaan masyarakat garum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010
2. Untuk
mengetahui variasi tingkat toleransi masyarakat Kembangarum han Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010.;
mengetahui tingkat korelasi pemahaman tingkat keagamaan akat Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun
T HASIL PENELITIAN
Penelii lan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi yang jelas tenting ada tidaknya korelasi antara tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara pralftis maupun teoritis, yaitu :
1. Secara praktis, apabila ternyata ada korelasi, hal ini berarti terutama bagi diri khusus [iya dapat memperoleh pemahaman tentang betapa pentingnya tingkat pemahiiman keagamaan korelasinya terhadap sikap toleransi, sehingga dengan ini guru akan senantiasa membangkitkan semangat keberagamaan dalam diri muridn fa.
2. Secara teoritik, dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada unumnya, khususnya dalam khasanah dunia pendidikan islam yang
h dari penelitian lapangan. S
diperoli E. HIPOTES
Sedangkan menurut penelitian penulis, hipotesis adalah anggapan dasar
atau kesimpulan awal terhadap masalah penelitian yang mungkin benar atau salah. Hip Dtesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah, berdasarkan asumsi at l u anggapan tersebut maka hipotesis dikemukakan bahwa “adanya
mahaman tingkat keagamaan terhadap toleransi. PENELITIAN
korelasi pe F. METODI
Dalam pembahasan metodologi dibahas beberapa komponen yang meliputi populasi, sampel, variabel penelitian dan difinisi operasional.
1. Popula ;i dan sampel
Popula ii adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1999:67). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah semua individu untuk siapa cenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digener disasikan disebut populasi atau universe (Sutrisno Hadi,1987:31). Adapur pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidi d (Suharsimi Arikunto, 1999:177). Berdasarkan pendapat diatas, populas adalah seluruh individu atau pendidik dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi ini mencakup masyarakat di Desa Kbmbangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti tahun 2010, yaitu jui alah warga sedangkan sampelnya adalah 25 % dari populasi.
2. Variabe penelitian.
Peneliti: n ini memfokuskan dua variabel, yaitu tingkat pemahaman
keagam: an sebagai variabel pertama sedangkan toleransi di Desa Kemban garam sebagai variabel kedua.
G. DEFEVIS
menghindari timbulnya beragai persepsi yang keliru dalam penggunaan udul dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian penulis jelaskan kata kunci yang terkandung dan menjadi variabel Istilah uang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
i
.i berarti hubungan timbal balik, saling mempengaruhi antara satu yang lain. Dimaksudkan hubungan antara tingkat pemahaman aan terhadap toleransi dalam suatu masyarakat.
man
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata paham yang mendapatkan imbuhan awalan pe dan akhiran an yang berarti mengetthui secara keseluruhan. Dimaksudkan sejauh mana responden dalam pemaha man keagamaan yang dia miliki.
c. Keagan aan
Menurut GW Allport bahwa perasaan agama yang matang (maturitas) dalam pribadi >eseorang adalah sebagai suatu sifat yang menanggapi dengan senang dan den fean cara yang sudah menjadi kebiasaan pada objek dan prinsip-prinsip konseptual yang dipandang seseorang sebagai yang sangat penting di dalam kehidupannya yang berkaitan dengan apa dan yang dipandang sebagai yang tetap dai i sentral dalam hakikat segala sesuatu (D. Islamiyah, 1996:09).
Kata ipleran berarti sikap kepedulian, sikap menghargai dan menghormati
perasa m orang lain serta dapat menempatkan diri pada situasi yang di alami orang lain sehingga dapat ikut merasakannya dan dengan tindakan sebagai perwujudannya.
Secara kongkrit sikap toleransi yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kembangarum sebaga perwujudan kepekaan sosialnya dalam lingkungan masyarakat. Untuk menge ahui toleransi penulis menentukan indikator sebagai berikut:
1. Masyarakat lebih mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kep pntingan pribadi
2. Maiyarakat selalu peka terhadap lingkungan dan teman di kehidupan ben nasyarakat.
3. Ma yarakat yang selalu menghargai pendapat orang lain di masyarakatnya 4. Ma< yarakat yang selalu membantu dengan tetangganya dalam kehidupan
ben lasyarakat yang membutuhkan.
5. Mas yarakat yang selalu peduli dengan keadaan tetangganya di kehidupan ben [lasyarakat.
6. Masyarakat yang selalu menghargai dan menghormati sesama anggota rarakat.
mas'
e. Tingk it pemahaman keagamaan masyarakat.
Untuk indika 1. Mi
mengukur tingkat pemahaman keagamaan masyarakat, ditentukan ;or sebagai berikut:
tsyarakat melaksanakan sholat wajib beijamaah
2. Mi syarakat yang sering melaksanakan sholat-sholat sunnah 3. Mi isyarakat yang melakukan puasa sunah
4. Mi syarakat yang sering menghadiri pengajian atau majlis ta’lim
5. Mi syarakat setelah melaksanakan sholat melaksanakan dzikir dan ber nunajad kepada Allah SWT
6. Ma Syarakat yang sering membaca Al Qur’an 4. Teknik F engumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini penulis menggur akan teknik:
1) Tekn k angket
Teknk angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentaig pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,
1999:140). 2) Tekni c observasi
Istilal observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sisten atis fenomena-fenomena yang diselidiki (Departeman Pendidikan dan Kebudayaan,1987:137). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data ini tentang sikap toleransi masyarakat di Desa Kembangarum.
3) Teknik wawancara
Wavi rancara digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan secara sekilas gambaran global masyarakat di Desa Kempangarum, sekaligus cros cheking atas data yang diperoleh dari angket. 4) Anal isis data
Setel )ah data terkumpul, penulis gunakan teknik analisa diskriptif, yaitu data yang dikimpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisa dengan teknik prosentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Pada anali iis selanjurnya penulis gunakan teknik statistik. Untuk mencari atau tidak iya korelasi tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi masy arakat Desa Kembangarum, dengan teknik statistik produk moment:
rxy ■
IVZay-CSxXEy)}
ketera rxy xy : x2 : y2 : N : I :
V ^ Ix
2
-(Zx)
2
j{ ^ I /-(Z y )2}
ngan:
koefisien antara varable x dan y perkalian antara x dan y
variabal pengaruh variabel Terpengaruh
jumlah sampel yang dimiliki sigma (jumlah)
Jika diketahui rxy maka dilakukan dilakukan analisa uji hipotesis, sehingga
hipotesis yang dikemukakan dapat diterimat diterima atau di tolak.
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI.
Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dalam lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PE 4DAHULUAN
Pada bab 1 pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, n musan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasiona , hipotesis, metodologi penelitaian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LA NDASAN TEORI
Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan te oritik penelitian kemungkinan adanya korelasi terhadap sikap toleransi sera bentul -bentuk indikasi pengaruh tingkat kegberagaman. Adapun isi dari bab II berisi tkntang penjelasan dari pengertian tingkat pemahaman keagamaan, pengertian toleransi dan hubungan tingkat pemahaman keagamaan terhadap toleransi.
Diuraikan juga mengenai teori-teori yang berhubungan dengan tingkat pemahamai keagamaan, tidak ketinggalan diuraikan pula mengenai teori mengenai t< leransi antara tingkat pemaaman keagamaan terhadap tolerandi.
BAB m LABORAN HASIL PENELITIAN
toleransi mengenai situasi ma
nasyaraka di Desa Kembangarum, juga dilaporkan beberapa hal lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai tempat penelitian, baik itu yarakat serta kegiatan yang lain.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab IV analisis data ini, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul dengan pentahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi ian presentase untuk menjaab terhadap pokok masalah pertama dan kedua. See angkan untuk menjawab pokok masalah yang kedua. Sedangkan untuk menjawab pokok masalah yang ketiga yaitu ada tidaknya korelasi tingkat pemahamafi keagamaan terhadap toleransi masyarakat di Desa Kembangarum, dengan menggunakan analisis statistik humus koefisien kontingensi.
BAB V PENUTUP
BAB II
'emahaman kegagamaan disini mengandung pengertian bahwa sampai temampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama engandung nilai-nilai luhurnya serta mempraktikkan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku. Hal ini akan terlihat dari uan seseorang untuk memahami, menghayati dan mengaplikasikan
u luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengan ut agama karena menganut keyakinan agam tersebutlan yang terbaik karena itu ia berusaha menjadi penganut yang baik. Keyakinan itu dotampi Ikannya dalam dikap dan tingkah laku keagamaan yang mencentiinkan ketaatan terhadap agamanya.
agama kemanu perwuju
beragan kepribac
yang layak” agar kehadirannya berarti jamuan atas kelangsungan iaan universal tanpa pandang bulu. Pada konteks inilha kita menaati iann agama “autentik” yang senantiasa memberi jawaban mrmuaskan atas segila persoalan soaial yang melanda masyarakat.
Dalam kehidupan kemasyarakatan banyak ditemukan mereka yang itu dilatar belakangi oleh berbagai pengalaman agama serta tipe ian masing-masing. Kondisi ini menrut temuan psikologi agama memper garuh sikap keagamaan seseorang, dengan demikian pengaruh tersebut secara umum meberi ciri-ciri tersendiri dalam sikap keberagamaan masung- masing. Willian James melihat adanya hubungan antara tingkah laku keagaan seseorang dengan pengalaman keagamaan yang dimilikinya. Dalam bukunyj “The Varieties o f religious eksperience” menilai secara garis besamy. sikap dan perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe yait i: (Dr. jalaludin,1966:109)
a. Tipe orang yang sakit jiwa (the sick soul)
1) r Tpe ini dilatar belakangi oleh faktor interen (dalam diri) adalah : (a) Tempramen
Adalah unsur dalam membentuk kepribadian manusia sehingga dapat tercermin dari kehidupan kejiwaan seseorang.
(b) Gangguan jiwa
Tindak tanduk keagamaan dan pengalaman keagamaan yang dita,pilkan tergantung dari gejala gangguan juwa yang mereka hadapi.
2) piri-c
(c) Konflik dari keraguan
Konflik dan keraguan ini dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama seperti taat, fanatik hingga ke atcis.
d) Jauh dari tuhan
Seseorang yang kehidupannya jauh dari ajaran ahama, lazimnya akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan saat mengahadapi cobaan. (Dr. Jalaludin, 1996:110)
ciri tindak keagamaan mereka yang mengalami kelainan Icejiwaan itu pada umumnya menampilkan sikap:
a) Pesimis
Dalam mengamalkan ajaran agama mereka cennderung untuk berpasrah kepada nasib yangtelah mereka terima
(b) Introvert
Sikap pesimis membawa mereka bersikap objektif, segala marabahaya dan penderitaan selalu dihubungkan dengan kesalahan diri dan dosa yang telah di perbuatnya.
0 ) Menyenangi paham ortodoks
sebagai pengaruh sifat pesimis dan introvert kehidupan jiwanya menjadi pasih, sehingga mereka lebih menyenangi paham keagamaan yang lebuh konservatif dan ortodoks.
) Mengalami proses keagamaan non graduasi
Proses timbulnya keyakinan terhadap ajaran agama umumnya
3)
menjadi tahu dan kemudian mengamalkan nya dalam bentuk amalan rutin yang wajar. Jadi timbulnya keyakinan beragama pada mereka ini berlangsung secara mendadak dan berubah tiba-tiba. 7aktor ekstern yang diperkirakan turut mempengaruhi sikap ceagamaan secara mendadak adalah :
[a) Musibah
Suatu musibah dapat menggoncangkan jiwa sering menimbulkan kesadaran pada diri manusia berbagai macam tafsiran, yaitu sebagai peringatan dari Tuhan kepada dirimya.
itb) Kejahatan
Munculnya perasaan berdosa, menyesal dan bertobat atas perbuatan jahatnya akan mendorong mereka untuk mencari penyaluran menurut penilaiannya dapat memberi ketentraman jiwa, yaitu kembali kepada agama sehingga akan menjadi penganut agama yang taat dan fanatic (Dr. Jalaludin, 1996:114)
b. Tipe orang yang sehat j iwa (healthy-Minded- Janes)
1) Ciri-ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiw a menurut W Slarbuck yang dikemukakan oleh W.H. Clark dalam bukunya
“ Psychology o f Religion ” adalah: (c.) Optimis dan gembira
Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan optimis. Mereka beranggapan bahwa pahala
adalah sebagai hasil jerih payahnya yang diberikan Tuhan. Musibah dan penderitaan dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang dibuatnya, bukan sebagai peringatan Tuhan.
(b) Ekstovet dan tak mendalam
Sikap optimis yang terbuka yang dimiliki orang sehat jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-kesan buruk dan luka hati yang tergores sebagai akses agamis tindakannya. Mereka berpandangan keluar dan membawa suasana hatinya lepas dari kungkungan ajaran keagamaan yang terlampaui menjelimet.
>[c) Menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal
Sikap yang dimiliki orang yang sehat jiw a ini cenderung menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal, yang mana mereka lebih menyukai keislaman yang lunak (Dr. Jalaludin, 1996:116) 2) Sebagai pengaruh kepribadian yang ekstrovert maka mereka
c enderung:
(a) Menyenangi teologi yang luwes dan tidak kaku;
( d) Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas;
O p) Menentukan ajaran cinta kasih dari pada kemungkaran dan dosa; (< l) Mempelopori pembelaan terhadap kepentingan agama secara sosal; (< t) Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa dan kehidupan kebiaraan; (i j) Bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran agama;
) Selalu berpandangan positif; (1) Berkembang secara graduasi.
Walaupun keberagaman orang dewasa ditandai dengan keteguhan
dalam pendirian, ketepatan dalam kepercayaan baik dalam bentuk positif m aupui negatif. Namun dalam kenyataan yang ditemui masih banyak juga orang dewasa yang berubah keyakinan dan kepercayaan. Perubahan itu bisa beraba i dari acuh tak acuh dari agama, atau ke arah ketaatan terhadap agama (Dr. Jaaludin, 1996:117).
2. Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan
Di tengah semakin kentalnya ghirah keagamaan masyarakat sekitar, tidak bisa dipungkiri justru banyak pertanyaan kritis yang terlontar seiring semaki] i kentalnya simbolisme ketaqwaan. Pangkal sebabnya, tatkala tingkat pemahaman keagamaan (relogiositas) seseorang pada tataran ritual dipandang berkorelasi positif dengan dimensi etis kesehariannya, tak pelak bakal selalu menjadi pertanyaan besar jika kenyataan yang kasat mata menunjukkan hal sebaliknya.
Kenyataan bahwa kebangkitan agama-agama dengan semakin derasny i simbol-simbol religiositas di bumi ini malah menjadi paradoks dengan kenyataan kehidupan sosial kita sehari-hari, semakin mengencangkan kritisme sementara kalangan tentang apa sebenarnya makna ghirah ritual keagamitan yang menyala-nyala itu.
ritualisme atau ghirah keagamaan yang mengedepankan dalam kehidupan
sosial masyarakat ternyata tidak lantas pararel, dengan gelagak yang sama dengan memberi solusi implemaentatif bagi segenap ketimpangan dan penyakit sosial yang melanda masyarakat saat ini (Dr Jalaludin, 1996: 228).
Eanyak persoalan yang amat mendasar di negeri ini, membutuhkan sumbangsih agama sesegera mungkin untuk menyelesaikannya. Agama tidak bisa disebut berhasil bila hanya membuat pemeluknya khusyu’ berdo’a, tetapi tidak bermanfaat apa-apa dalam meningkatkan kesejahteraan hidup, tidak bersuara apa-apa ketika hak-hak kepentingan masyarakat yang sah diabaikan, hanya menanamkan kebencian tetapi tidak mampu memberikan kedamaian di hati bagi para pemeluknya.
/g am a sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap suatu yang bersifat idikodrati (supranatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup yang luas. Menurut seorang ahli psikolog agama bernama Elisabetl K. Borttinghm berpendapat bahwa agama bukan sesuatu yang dapat dipaham melalui definisi melainkan melalui diskripsi atau menggambarkan tak ada satupun definisi tentang agama yang benar-benar memuaskan.
Dengan demikian unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama ialah:
(a) Kekiatan ghaib, manusia merasa dirinya dan berhajat pada kekuatan ghaib itu s*sbagai tempat minta tolong. Hubungan baik ini dapat diwujudkan deng m mematuhi perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
(b) Keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di
akherat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan ghaib yan§ dimaksud.
(c) Respon yang bersifat emosional dari manusia. Respon itu mengambil bent jk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
(d) Palu m adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk kekuatan ghaib, dalan bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu (Harun Nasution, 199f :11).
Manusia beragama berarti mensucikan dan membersihkan jiw a yang akan membina manusia baik-baik, manuasia yang jauh dari kejahatan. Dalam hal ini lrerarti agama erat hubungannya dengan pendidikan moral. Agama tanpa ajsran moral tidak akan berarti dan tidak akan dapat merubah kehidupan manusia Tidak mengherankan jika agama selalu diidentifikasikan dengan moralitas.
/gam a berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktifitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian, serta etaatan. Keterkaitan ini akan memberikan pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu sekaligus sebagai nilai etik karena dalam melakukan tindakan seseorang akan terikat pada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak bol<bh menurut ajaran agama yang dianutnya (DrJalaludin, 1996: 229).
3. agama d alam kehidupan individu
£gama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu system nilai yang memuat norma-norma tertentu. Norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Menurut Mc. Guire ,diri manusia memiliki bentuk system rilai tertentu.
System nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Sytem ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat system ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat luas (Dr. Jalaludin,1996:226).
Kebangkitan agama-agama yang muncul sebagai respon atas semakin derasnya dekadensi moral, melonggarnya nilai-nilai yang dulu sangat dijaga untuk tidak dilanggar di masyarakat, membuat masyarakat beitu peka terhadap persoalan menyangkut etika, misalnya saja tentang pelecehan seksual, pelecehan agama dan lain-lain.
sbetulnya hal ini merupakan hal yang positif yang menunjukkan masyaralat kita amasih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap situasi sosial di n sekitarnya. Hanya saja pait di telaah lebih lanjut bahwasanya kepedulii
hal yang
individu, Maka pei
n ini cenderung hanya menyemtuh persoalan-persoalan etika bukan jaling mendasar “etika”
Agama juga berfungsi sdan berperanmemberi pengaruh terhadap baik alam, bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, igaruh yang paling penting adalah sebagai bentuk kata hati. Kata hati
menuru Erick Fromm adalah panggilan kembali manusia pada dirinya sekaligi s membagi kata hati menjadi dua :
1. Kafe hati otoritarian, yang dibentuk oleh pengaruh luar yang berkaitan denj an kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau penyesuaian solusinya
2. Kate hati humanistic, bersumber dari dalam diri manusia sebagai pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia. (DrJalaludin, 1996: 228).
Apabila keduanya berjalan seiring sejalan dengan harmonis, maka manusia akan merasa bahagia. Karena adanya motivasi yang mendorong sesorang untuk merkreasi, berbuat kebajikan maupun berkorban. Sedangkan nilai etil: mendiring seseorang untuk berlaku jujur, menepati janji, sabar dan sebagair ya. Sedangkan harapan mendorong seseorang untuk bersikap ikhlas menerin a cobaan dan berdoa. Sikap ini akan lebih terasa mendalam jika bersimbor dari keyakinan terhadap agama.
4. Agama c lalam kehidupan masyarakat.
Masyarakat adalah gabungan dari berbagai individu yang terbentuk berdasar can tatanan sosial tertentu. Dimana masyarkat terbentuk dari adanya solidaritiis-solidaritas dan konsensus sebagai dasar dalam organisaso terhadap nilai-nila dan norma-morma dan memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok. Unsur solidaritas dan konsensus ini bersumber dari ajaran suatu agama sebagai pedoman hidup sehari-hari. Maka fungsi agama adalah sebagai motivasi dan etos masyarakat.
Dalam konteks ini maka agama juga dapat menjadi pemecah, bila solidariias dan konsensus melemah dan mengendor. Kondisi seperti inidapat kita lihat pada masyarakat yang majemuk dan heterogen maka akan memberi pengarub dalam menjaga solidaritas dan konsensus bersama. Agama sebagai panutan masyarakat, sehingga masalah aga,a tak mungkin dapat dipisahkan dalam kshidupan masyarakat.
5. fungsi a >ama dalam masyarakat. (1) Edukatif
Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang dan men beri ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.
(2) Penjelamat
Keselamatan yang diberikan agama meliputi dua alam yaitu kehidupan duni i dan kehidupan akhirat.
(3) Perdimaian
Seseorang yang bersalah dan berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama melalui taubat, penyucian jiw a ataupun pene Dusan dosa.
(4) Konlrol sosial
Ajari m agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sekaligus sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.
(5) Pemupuk solidaritas
(6) Transformative
Ajari m agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok mejadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran yang dianutnya. (7) K reaif
Agama mengajak para penganutnya untuk bekeija produktif, melakukan inovasi dan penemuan baru.
(8) Sublimatif
Ajari in agama yang mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja uyan g bersifat ukhrawi juga bersifat duniawi (Dr. Jalaludin, 1996:236).
B. PENGERT] AN TOLERANSI
Sikap toleransi berarti sikap kepedulian, menghargai dan menghormati orang lain serta dapat menempatkan diri pada situasi yang dialami orang lain sehingga dapat ikut merasakannya dan dengan tindakan sebagai perwujudannya. Maka toleransi menjadi bagian dari etika islam itu sendiri, yang diambil dari sumber ajarai i islam yaitu al qur’an , hadits, ijma’, qiyas. Sebagaimana hadis nabi:
“janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Ingat, haram bagi seseorang muslim ... (tak berbicara) kepada saudaranya lebih dari tiga hari” (HR. Bukhory)
seseorang dapat memenuh kepentingan dan kebutuhan pribadinya, juga kebutuhan
pada umumnya. Selain itu hubungan sosial juga berfungsi mengangkat harkat hidup dan derajat manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi, menyayangi dan mencintai dan menolong sesama melalui persaudaraan. Selain menyayangi manusia islam juga menyuruh kita mencintai makhluk tuhan yang lain seperti binatang, tumbuhan, alam dan lain-lain.
Ajanm menggalang persaudaraan ini dianjurkan bukan hanya terbatas antar umat i dam sendiri, melainkan antar golongan, suku dan berbagai kelompok masyarakat ainnya (khotimatul Husna, Dkk:106-108)
Berkaitan dengan perbuatan dan pertanggungjawaban manusia Al Qur’an surat Al Bacarah; 286 :
U U t^T
is mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikeijakannya. (mereka berdoa)”
untuk manusia pahala bagi perbuatan baik yang dilakukannya, dan siksa bagi perbuatan buruk yang dilakukannya. Setiap apa yang dikeijakan akan mendapat penilaian secara personal dan hanya saja pertanggungjawaban manusia pada pengefcihuan, kemampuan dan kesadaran.
1. prinsip-p rinsip etika islam a. Etika Terhadap Allah
dalan al Qur’an pun disebutkan bahwa dada pada iwa Rasulullah SAW.
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (al Ahzab : 21) ( AlQur’an dan teijemahnhannya Departemen Agama RI, 2007:420) Etil :a terhadap Allah berangkat dari kesadaran yang terpatri tentang tauhid (keesaan Allah). Sebagai sesuatu yang mutlak, tidak ada yang menyamai atar menandungi dalam segala sifat yang dimilikinya. Hal ini diawali dengan pengakuan yang tertera dalam kalimah syahadat tauhid dan syiihadat rasul.
01 ph karena Allah dipahami dan diyakini sebagai yang berhak memiliki pu ian, keagungan, kemulyaan dan atasnya lah manusia diberi potensi hingga harsus bersyukur dan tidak sombong, angkuh dan sebagainya. Di sinilah kenudian akhlak atau etika kepada Allah menemukan reefansinya, yakni berbuat baik serta mematuhi segala yang di ?erintah_Nya dan mematuhi larangan-Nya.
26
morak. Pengertian moral sebagai system nilai juga dapat dilihat dalam definisi franz m: ignis susenoyang mengartikan etika sebagai keseluruhan norma dan penilaian yang digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana seseorarg seharusnya menjalankan kehidupannya, bagaimana seseorang membawa diri, sikap-sikap dan tindakan yang mana yang harus seseorang kembangkan agar hidup sebagai manusia berhasil.
Dalam bukunya “Etiks Intervensi Negara Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyyalf ’ Ibnu Taimiyyah juga mengemukakan bahwa syari’at islam adalah menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, memeng penegakan amar ma’ruf dan nahi mungkar pararel dengan upaya perwujudan terciptanya sebuah tata sosial tertib hukum yang adil dan beriman kepada Allah serta mrealisasikan syari’at (M. Arskal Salim, GP,1998:64).
Dalam tataran normative, islam juga agama-agama lain selalu mengajarkan perdamaian, kerukunan dan kasih sayang. Namun misi awal ini sering kali teijebak ko dalam interpretasi banyak orang yang memandang agama dari segi legal frmanya saja. Pada ritual agamanya semata bukan paa nilai substansinya, orangpun lantas terpesona dengan simbol agamanya sendiri. Sebenarnya persoalan dan musuh (bersama) agama yang sebenarnya adalah moralitas dan pudarnya peradaban yang sudah demikian takut menjangkiti dunia (tim Redaksi Tanwirui i kflear ma’had,2000:11)
BAB
m
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Geografis, Sosial Budaya Dan Ekonomi.
Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti Kota erada di bagian barat daya Kota Salatiga. Di sebelah barat berbatasand Salatiga b
engan ke lurahan Sraten, di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Manguns; ri, di sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Cabean dan di sebelah selatan berbatasan dengan dukuh Karangalit.
Tidak ditemukan indikasi bahwa masyarakat Kembangarum memiliki potensi ujntuk menjadi daerah pertanian, bukan hanya karena letaknya yang berdekatan dengan kota melainkan disebabkan wilayahnya sempit tergolong daerah hu nian yang cukup padat.
Pe rgaulan masyarakat Kembangarum yang individual di satu sisi dan yang kekeluargaan sosial masyarakat di sisi lain menunjukkan adanya perpaduan sistem pergaulan masyarakat perkotaan dan peDesaan. Ketika dihadapkan pada masalah-i nasal ah pribadi, masyarakat Kembangarum tidak mau mencampuri >rang lain sesama warga Kembangarum, bahkan semgkali apa yang ra teijadi dalam rumah tangga orang lain mereka tidak tahu-menahu. Selain itu antara warga yang satu dengan yang lain tidak kenal secara dekat, hanya sebatas tahu nama dan tempat tinggalnya saja. Akan tetapi ketika ada salah seorang warga yang meninggal dunia dan diumumkan di Masjid maka mereka berduyur -duyun melakukan ta’ziah, meskipun tidak merasa pernah berinteraksi
dengan yeng meninggal atau keluarganya dan itu masih teijadi sampai saat ini
peneliti m dakukan penelitian.
Kegotong-royongan masyarakat Kembangarum juga tampak ketika ada warga yang mengadakan hajatan dan perayaan baik bersifat keagamaan maupun nasional warga Kembangarum saling membantu.
Tahun 2012, menurut keterangan RW. III Desa Kembangarum Bp. H. Muhammad Ali, sebagian besar warga Kembangarum berasal dari suku Jawa. Bahasa Jawa yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan menunjukkan akar budaya Jawa tertanam kuat di Desa tersebut. Adapun suku lain yang tinggal di sana keban y akan adalah pendatang yang masih belum menetap.
Dai i hasil penelitian ditemukan bahwa hingga saat ini hanya ada satu keluarga p jmeluk agama Hindu Bp. Nyoman dan Ibu Satiah di Kembangarum itupun per datang dari kota Magelang daerah Candi Prambanan, selebihnya masyarakal Kembangarum beragama Islam dan Kristen data peneliti peroleh tahun 2010 Ketua RT Bp. Suwamo dan Bp. RW. H. Muhammad Ali.
Bp. H. Muhammad Ali memperkirakan pemeluk agama Islam di masyarakat Kembangarum saat ini rata-rata dan sebanding dengan pendatang yaitu 50% Berdasarkan keterangan pemuka agama Islam Bapak Dasio, masyarakat Islam Kembangarum tidak seperti umat Kristen. Dulu sampai tahun 1970 orang
mereka pai beberapa tal
Kristen di Kembangarum hanya beberapa orang saja, tapi karena tdai berdakwah dan mengambil hati warga maka hanya dalam lun saja berhasil menarik orang-orang Islam ke dalam agama mereka.
Sulcini pendatang masyarakat Kembangarum yang menjadi ketua PKK
saat ini, menjelaskan bahwa kondisi Kembangarum sudah berbeda jauh dengan ketika ia nasuk pertama kali pada tahun 1990. Saat itu satu-satunya kegiatan Islam yang beijalan secara rutin hanya shalat Jum’at, sedangkan kegiatan lain bersifat temporal, seperti Maulid Nabi, Isra’ mi’raj atau kegiatan bulan Ramadhan.
Selain itu praktek-praktek pemujaan dengan sesaji berupa kembang dan dupa sudah banyak berkurang bahkan sudah tidak ada yang dilakukan masyarakat Kembangarum.
Sekarang ini agama Islam di Kembangarum sudah mulai berkembang dengan baik, demikian pula halnya dengan agama Kristen. Di Desa Kembangarum telah ada dua buah Masjid Nuruz Zahro dan Masjid Bustanul Muslim yang selalu dipakai beijamaah oleh lebih dari 20 orang pada masing- masing masjid setiap harinya, dua buah madrasah tempat anak-anak masyarakat Kembanganm belajar membaca dan menulis Al-Qur’an Madrasah Nuruz Zahro Madrasah Bustanul Muslim dengan santri aktif masing-masing tidak kurang dari 40 orang.
Kegiatan keagamaan umat Islam berupa pengajian rutin dan ‘Yasinan” tiap malam jum’at sudah beijalan lebih dari 18 tahun lalu dan saat ini jam a’ah setiap minggunya lebih dari 50 orang. Kegiatan belajar Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman yang lain beijalan baik di dua madrasah yang ada disana.
Secara umum masyarakat Kembangarum saat ini tergolong agamis. Kegiatan un at Kristen juga berkembang dengan baik. Satu buah kantor gereja
Sinode ya
ig merupakan pusat kegiatan umat Kristen Kota Salatiga selalu ramai [muka agama Kristen setiap minggunya bahkan setiap hari,
irga Kembangarum tergolong masyarakat ekonomi menengah. Hal ini iri rumah penduduk yang rata-rata berbentuk permanen, terbuat dari dans emen dalam ukuran yang relatif sedang. Warga kembang arum profesi yang beraneka ragam, petani, pedagang/wiraswasta, karyawan gawai pemerintah, guru dan serabutan. Sebagian kecul warga Desa iru yang berprofesi sebagai petani adalah orang-orang tua yang masih a, memanfaatkan lahan sempit berupa pekarangan atau mereka bertani
Kembangarum.
hasil penelitian, data yang peneliti dapatkan dari ketia RW maupun at tahun 2010, warga Kembangarum yang saat ini berusia dibawah 40 rata berpendidikan minimal SMA/STM/SMEA, sedangkan yang - 50 tahun kebanyakan lulusan SD ata SMP, sedangkan yang berusia tahun kebanyakan tidak sekolah, pernah sekolah SR tapi tidak tamat amatan SR.
0
adinya Toleransi Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Kembangarum ipnya, islam adalah agama kebersatuan, agama kasih sayang,
gan untuk saling mengenal dan hidup menyatu antar pemeluknya gkal bagi ajaran-ajarannya. Islam tidak membawa mereka lari dari adalah pan
persoalan hidup dalam bermasyarakat
Manusia fiangatkan bermacam-macam karekteristik kepribadian yang berbeda-
beda. Ada yang berkepribadian merasa senang bila bersatu dalam perbedaan , bercengknima kepada teman-teman dekat, juga sahabat-sahabat lamanya.
Ada juga yang hanya menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu. Bahkan mendirikan semacam pagar yang membatasi dirinya dengan eserta lain dalam pertemuan itu. Is mendekati dan didekati orang lain dengan cara yang sangat hati- hati. Ia juga beijaga-jaga, mengintai dan bersembunyi, khawatir jangan-jangan ada yang p unya hasrat tidak bauk kepadanya.
Terhadap c ua kecenderungan ini,
Oj
* * > > t Sj>-I J t U j iorang-oran g beriman itu Sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kariu mendapat rahmat. (Al Hujurat :10) Al Qur’an dan teijemahnya. Departemei i Agama RI,2007:516).
Sesungguh iya islam mengajarkan sikap adil. Sikapnya sedang-sedang saja. Sikap tengah yang berada diantara dua kutub ekstrim itu. Katakan kepada kelompok yang pertama silahkan saja menyatu dengan siapapun, tapi jangan sampai agamamu terciderai. Kemudian katakan kepada kelompok yang kedua “orang mukmin seharusnya ramah, lembut, menyatu dan saing mengasihi.
TABEL I
Daftar Na na Responden
No Nama Umur Keterangan
1 ALI 49 Guru SD
2 ANWAR 42 Wirausaha
3 BUDIMAN 30 Guru SD
4 ENDANG 32 Wirausaha
5 ERWANTO 50 Guru SMP
6 -LAMB ALI 45 Wirausaha
7 -LANAFI 36 Wirausaha
8 DA 29 Ibu rumah tangga
9 UMI’AN 35 Wirausaha
10 UNAIDI 39 Wirausaha
11 IkOSNAN 49 Guru SD
12 [4AMIK 37 Buruh pabrik
13 '4ANDON 29 Wirausaha
14 'LARDIYAH 36 Ibu rumah tangga
15 ]'lARFU’AH 30 Ibu rumah tangga
16 1'1IKEN 26 Ibu rumah tangga
17 1yfUHLASIN 35 Guru SMP
18 1\IUNAWIR 50 Wirausaha
19 1\IUSIWAN 36 Wirausaha
20 MUTAJAB 54 Pensiunan
21 PA’AT 36 Wirausaha
22 PARDI 40 Buruh pabrik
23 RAHAYU 38 Buruh pabrik
24 EUNTO’AH 26 Ibu rumah tangga
25 RIZKI 45 Ibu rumah tangga
26 ;IUKIYANTO 34 Wirausaha
27 iSARDI 30 Guru SMK
28 <50FIAH 49 Guru SMK
29 i
k5UDARTO 50 Wirausaha
30 <kSUHARTO 35 Pensiunan Guru
31 <kSUKINI 35 Wirausaha
32 <k.SUMARNO 37 Guru SD
33 <k.iUMIYATI 35 Wirausaha
34 JUPANGAT 43 Wirausaha
35 5UPARDI 40 Wirausaha
36 SIPARNO 46 Guru SMK
37 5UPOMO 40 Guru SMK
38 SUYANTO 36 Sopir Angkot
39 SUYATNO 42 Wirausaha
40 1 OTOK 37 Wirausaha
Untuk mendapatkan data dari tingkat pemahaman keagamaan di masyarakat Desa
Kembang! irum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Penulis melakukan observasi terhadap responden, interview tersebut diklasifikasikan ke dalam bentuk nilai yang tersusun dalam tabe data. Adapun indikator yang peneliti jadikan pedoman dalam interview untuk mngetahui tingkat pemahaman keagamaan adalah:
1. Masya *akat melaksanakan sholat wajib berjamaah 2. Masya akt yang sering melakukan sholat-sholat sunnah 3. Masya 'akat yang melakukan puasa sunah
4. Masya akat setelah melaksanakan sholat melaksanakan dzikir dan bermunajat kepada Allah SWT
5. Masya akat yang sering membaca Al Qur’ an
Penulis menggunakan metode interview dalam memperoleh data tingkat pemahaman keagamaan karena peneliti ingin mengetahui langsung jawaban yang diberikan oleh responden dalam pengetahuan pemahaman keagamaannya.
Tabel II
Data hasil i iterview tentang tingkat pemahaman keagamaan
No Nama responden nilai
A B C D
1 2 3 4 5 6
1 ALI - 7 3
-2 ANWAR 1 5 4
3 BUDIMAN 1 3 4 2
4 ESfDANG 2 2 5 1
5
E LWANTO 4 4 1 1
6 H 4MB ALI 4 - 5 1
7 HANAFI 1 3 4 2
8 IDA 2 2 5 1
9 M I’AN - 5 4 1
10 JlfNAIDI 1 3 4 2
11 KOSNAN 3 6 - 1
12 MAMIK 1 4 3 2
13 M ANDON 3 2 4 1
14 MARDIYAH - 7 2 1
15 M ARFU’AH 2 5 3
-16 M KEN 2 4 1 3
17 M1JHLASIN 3 4 1 2
18 Ml JNAWER 3 3 3 1
19 Ml JSIWAN - 4 4 2
20 MUTAJAB 4 5 - 1
21 PA’AT - 5 4 1
22 P ARDI 2 4 3 1
23 R /iHAYU 3 - 6 1
24 REtJTO’AH - 5 4 1
25
R
[ZKI 3 3 3 1
26 R JKIYANTO 2 5 2 1
27 S. IRDI 3 3 3 1
28 Si )FIAH 3 3 2 2
29 SI JDARTO 3 5 - 2
30 SI JHARTO 2 4 3 1
31 SI JKINI 3 4 2 1
32 SI JMARNO 3 4 1 2
33 SI IMIYATI 1 2 4 3
34 SI FPANGAT 1 4 3 2
35 SI fPARDI 3 3 3 1
36 SI 7ARNO 4 4 1 1
37 SI POMO 2 3 3 2
38 SI YANTO 5 - 5
-39 S I YATNO 1 5 2 2
40 TC TOK 3 3 3 1
Untuk hasil data tentang toleransi di masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tahun 2010. maka dapat dilihat dari hasil obsen asi / interview dibawah ini. Penulis menggunakan metode observasi /interview dalam perolah data toleransi karena peneliti ingin mengetahui langsung kegiatan sosial yang dilaksanakan renponden dalam kehidupan bermasyarakat
yang berhubungan dengan toleransi. Adapun indikator yang penulis gunakan
dalam perclehan data toletansi adalah :
1. masyankat lebih mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepenti agan pribadi.
2. masyarakat selalu peka terhadap lingkungan dan teman di kehidupan bermasyarakat.
3. masyan ikat yang sealu menghargai pendapat orang lain di masyarakatnya. 4. masyankat yang selalu membantu dengan tetangganya dalam kehidupan
bermasyarakat yang membutuhkan.
5. masyankat yang selalu peduli dengan keadaan tetangganya di kehidupan bermas) arakat.
6. masyarakat yang selalu menghargai dan menghormati sesama anggota masyarakat.
7. masyarakat menghindari dan enerima bahwa perbedaan itu suatu anugerah Allah se ngga tidak perlu untuk dipertentangkan.
Tabel III
Data hasil interv iew toleransi
No Ni ima responden nilai
A B C D
1 2 3 4 5 6
ANALISIS DATA
A. Analisis Data Korelasi Tingkat Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleransi Setelah dita terkumpul, maka langkah peneliti tenpuh selanjutnya adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperolah jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan.
Untuk meigetahui ada tidaknya korelasi tingkat keberagamaan terhadap sikap tleransi m.isyarakat, maka data yag diperoleh akan dianalisis statik. Karena data yang terkimpul beijumlah banyak dan data bersifat kualitatif. Adapun dalam menganaliiiiis data tersebut penulis menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebaga berikut.
>=______ {A Z xy-(E xX Z yj)
Vtvs^
2
-£x)
2
}{ivs/-(i>.
)
2j
keteningan:
rxy : koefisien antara varable x dan y xy : perkalian antara x dan y
x2 : variabal pengaruh y2 : variabel Terpengaruh
N : jumlah sampel yang dimiliki X : sigma (jumlah)
langkah s elanjutnya adalah menyiapkan tabel nilaikorelasi tingkat Pemahaman
Keagamaan Terhadap Toleransi dan juga tabel keija untuk mencari koefisien korelasi antara variabel pengaruh tingkat pemahaman keagamaan dan toleransi masyarakat. Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga
1. Data k Drelasi tingkat pemahaman keagamaan
Data korelasi tingkat pemahaman keagamaan diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 soal, masing-masing pertanyaan disediakan 4 altematie dengan bobot nilai sebagai berikut.
a. Alt ematif jawaban A, memiliki bobot nilai 4 b. Alt ematif jawaban B memiliki bobot nilai 3 c. Alt ematif jawaban C memiliki bobot nilai 2 d. Alt ematif jawaban D memiliki bobot nilai 1
Tabel IV
Nilai interview tingkat pemahaman keagamaan
Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tahun 20110
No. Nomor item
Jumlah
respoiden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 27
2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 27
3 2 2 2 2 3 1 3 3 4 1 23
4 4 3 2 2 4 1 3 2 2 2 25
5 3 3 3 4 4 1 4 4 3 2 31
6 2 2 2 2 4 1 4 4 4 2 27
7 3 2 3 2 4 2 2 3 2 23
8 3 2 3 2 4 1 2 2 4 2 25
9 3 2 2 3 3 1 2 3 3 2 24
10 2 1 2 3 4 2 3 2 2 3 23
11 4 3 3 3 4 1 4 2 4 2 31
12 2 2 1 3 3 2 3 3 4 1 24
13 2 2 3 3 4 1 4 2 4 2 27
14 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 26
15 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 29
16 3 2 1 3 4 1 3 3 4 1 25
17 4 3 3 4 1 4 3 3 3 28
18 4 4 3 3 4 1 1 2 2 4 28
19 2 2 2 3 3 1 2 3 3 1 22
20 4 3 3 3 4 1 4 3 4 3 32
21 3 2 2 3 3 1 2 3 3 2 24
22 3 3 3 3 4 1 2 2 4 2 27
23 4 2 2 2 4 1 2 2 4 2 25
24 3 2 2 3 3 1 2 3 3 2 24
25 3 2 2 4 4 1 3 3 4 2 28
26 3 2 3 3 4 1 3 3 4 2 28
27 3 2 2 3 4 1 3 4 4 2 28
28 3 2 2 4 4 1 3 3 4 1 27
29 3 3 3 4 4 1 3 3 4 1 29
30 3 3 3 3 4 1 2 2 4 2 27
31 3 3 2 3 4 1 4 3 4 2 29
32 3 1 2 3 4 4 4 3 3 1 28
33 2 1 2 2 4 1 3 2 3 1 21
34 — 2 2 3 3 4 1 3 2 3 1 24
35 3 2 3 3 4 1 4 2 4 2 28
36 2 3 3 4 4 1 3 4 4 3 31
37 4 2 2 3 4 1 3 3 3 1 25
38 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 30
39 3 2 2 3 3 1 3 3 4 1 25
40 3 3 2 2 4 1 4 3 4 2 28
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berukut:
Untuk mengetahui korelasi tingkat pemahaman keagamaan masyarakat Desa Kembz ngarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga dengar jumlah item diketahui nilai tertinggi 32 dan nilai terendah 21, maka berdas. irkan rumus interval sebagai berikut:
. ( X t - X r) + 1
1 ' Ki
i : interval Xt : nilai tertinggi Xr : nilai terendah Ki : kelas interval
Jadi i : ( » - ■ I
{ (3 2 -2 l) + l
•
3
i • 11 + 1
3
. 12
3
i 4
Ki
kemud an dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak masyai akat tingkat pemahaman keagamaan, baik, sedang, maupun rendah tabel V
interva tingkat pemahaman keagamaan
masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota S ilatiga tahun 2010
N ilai:nterval Banyak orang Nilai nominasi
2 9 - 3 2 11 Tinggi
2 5 - 2 i 15 Serang
2 1 - 2 X 14 rendah
Grafik
interval tingkat pemahaman keagamaan
masyankat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Sdatiga tahun 2010
□ nilai interval a jumlah orang
rendah sedang tinggi
Dengaj demikian dapat diketahui:
a. U nuk tingkat pemahaman keagamaan yang tinggi mendapat nilai antara 29 -3 2 sebanyak 71 orang
b. U nuk tingkat pemahaman keagamaan yang sedang mendapat nilai antara 25 -28 sebanyak 15 orang
c. Umuk tingkat pemahaman keagamaan yang rendah mendapat nilai antara 2 1 - 2 4 sebanyak 14 orang
Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), C (rendah)
Tabel1
Nilai n tingkat Dukuh
Dminasi
pemahaman keagamaan masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tahun 2010
No mor responden Skor Nilai nominal
1 227 B
2 27 B
3 23 C
4 25 C
5 31 A
6 29 A
7 24 C
8 27 B
9 25 B
10 22 C
11 32 A
12 23 C
13 23 C
14 30 A
15 27 B
16 25 B
17 31 A
18 28 B
19 22 C
20 32 A
21 24 C
22 27 B
23 24 C
24 24 C
25 28 B
26 24 C
27 28 B
28 27 B
29 29 A
30 27 B
31 29 A
32 28 B
33 21 C
34 24 C
35 27 B
36 32 A
37 23 C
38 32 A
Setelah diketahui berapa banyak masyarakat yang tingkat pemahaman
keagamaannya tinggi, sedang, rendah, kemudian masing-masing variabel dipresentasikan dengan rum us:
P = — d 00% N
a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan masyarakat yang mer dapat kan nilai A, sebanyak 11 orang, m aka:
P = — *100% 40
= 27,5%
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan masyarakat yang mendapat kan nilai A, sebanyak 11 orang, m aka:
P = — xl00% 40
== 37,5%
c. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan masyarakat yang mendapat kan nilai A, sebanyak 11 orang, m aka:
14 p = — xm %
40
==35%
tabel V [I kompai Kelural
asi tingkat pemahaman keagamaan masyarakat Desa Kembangarum, tan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tahun 2010
No Nilai tingkat pemahaman keagamaan
Interval Frekuensi Presentase %
1 Baik 2 9 - 3 2 11 27,5
2 Sedang 2 5 - 2 8 15 37,5
3 rendah 2 1 - 2 4 14 35
jumlah 40 100
Grafik I
Komparasi tingkat pemahaman keagamaan
masyarakat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Sa atiga tahun 2010
40
Dari tab ;l diatas dapat diketahui:
a) Masyarakat yang mendapat nilai A, Tingkat pemahaman Keagamaannya sebaiyak 11 orang dengan presentase 27,5%
b) Masyarakat yang mendapat nilai B, Tingkat Pemahaman Keagamaannya sebaiyak 15 orang dengan presentase 37,5%
c) Masyarakat yang mendapat nilai C, Tingkat Pemahaman Keagamaannya sebaiyak 14 orang dengan presentase 35%
2. Data Tc leransi
Adapun hasil interview Toleransi masyarakat Kembangarum dapat dilihat pada tal el sebagai berikut:
Tabel \ I I I Nilai In erview
Masyanikat Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Sa atiga tahun 2010
N resj
rnior onden
Skor
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 28
2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 37
3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 34
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38
5 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 25
6 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 24
7 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 29
8 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 5
9 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 30
10 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 33
11 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 31
12 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 35
13 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 35
14 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 33
15 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 28
16 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 32
17 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 33
18 2 2 4 4 2 3 2 2 4 4 29
19 2 2 3 4 2 2 3 3 3 4 28
20 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 32
k 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
22 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 28
23 2 2 4 4 2 3 2 2 4 4 29
24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
25 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
26 2 3 3 4 3 4 4 2 4 4 33
27 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
28 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38
29 4 4 4 4 4 4 4 2 4 39
30 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 28
31 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 28
32 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 33
33 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 32
34 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 32
35 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 35
36 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 31
37 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 32
38 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
39 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 31
40 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 33
Kemudian di intervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Toleran >i dengan jumlah item diketahui nilai tertinggi 39 dan nilai terendah 28, maka interval ideal adalah:
[Xt \Xr)+\
Ki = Interval Xt =
Xr =
Jadi , =
(3£_-„ H
3
-3
Nilai tertinggi ] sTilai terendah Ki = Kelas Interval
28)+1
Kemudian dimasukkan kedalam tabel utnuk mengklasifikasikan masyarakat
yang memiliki toleransi baik, seang dan rendah, sebagai berikut: Tabel IX
Interval Toleransi
Nilai interval Jumlah orang nilai nominasi
:S6-39 7 Tinggi
:S2-35 16 Sedang
2 8 -3 1 17 Rendah
Diagram III Interval Toleransi
Masyarakat Desa Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2010
Dengan a. Unti
orar b. Unt c. Unt orar g
demikian dapat diketahui:
lk toleransi yang tinggi mendapat nilai antara 36 - 39 sebanyak 7 l
lk toleransi yang nilainya sedang diantara 32 - 35 sebanyak 16 oarang ik toleransi yang mendapat nilai rendah antara 2 8 - 3 1 sebanyak 17
Tabel X
Nilai Nominasi Toleransi
Masy irakat Desa Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2010
Non lor Responden Skor Nilai Nominasi
1 28 C
2 37 A
3 34 B
4 38 A
5 35 B
6 34 B
7 29 C
8 28 C
9 30 C
32 33 B
33 32 B
34 32 B
35 35 B
36 31 C
37 32 B
38 37 A
39 31 C
40 33 B
Setelah
sedang dengan
diketahui berapa banyak masyarakat yang memiliki toleransi tinggi, dan rendah, kemudian masing-masing vaeiabel dipresentasikan rumus:
P = --x l0 0 %
a. Untik mengetahui toleransi masyarakt yang mendapatkan nilai A (tinggi) sebc nyak 7 orang sehingga
P = — *100% 40
= 17,5%
b. Unt ik mengetahui toleransi masyarakt yang mendapatkan nilai B (sedang) seb; inyak 16 orang maka:
c.
p - — xlOO% 40
==40%
Untik mengetahui toleransi masyarakt yang mendapatkan nilai C (rendah) sebsnyak 17 orang maka:
P == — xl00% 40
= 42,5%
Tabel XI
Prosentase nilai layanan toleransi
Masyarakat Desa Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2010
No Nilai layanan toleransi Interval Frekuensi Prosentase %
1 Tinggi 3 6 -3 9 7 17,5
2 Sedang 3 2 -3 5 16 40
3 Rendah 2 8 -3 1 17 42,5
Grafik III
Prosentase nilai layanan toleransi
Mas) arakat Desa Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2010
Dari tabel diatas, dapat diketahui sebagai berikut:
a. Ma yarakat yang mendapat nilai A, memiliki toleransi sebanyak 7 orang dengan prosentase 17,5%
b. Ma>yarakat yang mendapat nilai B, memiliki toleransi sebanyak 16 orang den gan prosentase 40%
c. Masyarakat yang mendapat nilai C, memiliki toleransi sebanyak 17 orang dengan prosentase 42,5%
Tabel XII
Pegolaian Interpretasi Korelasi Terhadap Pemahaman Keagamaan Terhadap Toleiansi Masyarakat Desa Kembangarum Kelurahan Dukuh Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga tahun 2010
No X Y X2 Y2 XY
1 27 28 729 784 756
2 27 37 729 1369 999
3 23 34 529 1156 782
4 25 38 625 1444 950
5 31 25 961 625 1085
6 27 24 729 576 653
7 23 29 529 841 696
8 25 5 625 25 756
9 24 30 576 900 750
10 23 33 529 1089 426
11 31 31 961 961 992
12 24 35 576 1225 805
13 27 35 729 1225 805
14 26 33 676 1089 990
15 29 28 841 784 756
16 25 32 625 1024 800
39
Jumla h 1062 1285 28588 42372 34461
rxy = - 34461-34116,75
{28588 - 28196,l}{42372 - 41280,63}
rxy ■
rxy =
344,25
/391,9.1091,37
44,25 553,99
rxy = 3,526384195
rxy =
B. Interprest 3,526
% sebes
isi Data
S( telah data yang menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh ir 0,625, kemudian dikonsuktasikan dengan tabel product moment dengan N=40 dari tabel diperoleh nilai r dengan taraf signifikansi 1% sebesar 0,0403, sedangkan pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,312, maka dari itu berarti % lebih Desar dari nilai tabel (0,4030,5260,312)
Eengan demikian ada korelasi antara tingkat pemahaman keagamaan dengan oleransi pada masyarakat di Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh Kecamaan Sidomukti Kota Salatiga. Sehingga hipotesis yang penulis kemukakan ada pengaruh positif antara tingkat pemahaman keagamaan dengan toleransi pada cat di Desa Kembangarum, Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti masyara
Kota Sa atiga tahun 2010.