(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang
Tahun 2005/2006)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)
Disusun Oleh : NANIEK PURWANTI
NIM : 111 02 047
JURUSAN TARSI YAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : w w w .sta in sa la tiu a .a c .id E-m ail : adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id
D E K L A R A S I
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Agustus 2006
Peneliti
NANIEK PURWANTI NIM : 111 02 047
NOTA PEMBIMBING
Assalamu ’alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi Saudari :
Nama : Naniek Purwanti
NIM : 111 02 047
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : PAI
Judul : STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS
KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2005/2006)
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
NIP. 150 269 911
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PENGESAHAN
SKRIPSI Saudari : Naniek Purwanti dengan Nomor Induk Mahasiswa :
111 02 047 yang berjudul STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2005/2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 6 September 2006
yang bertepatan dengan tanggal 13 Sya’ban 1427 H. Dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
_ . . 6 September 2006 M Salatiga,---13 Sya'ban 1427 H
Panitia Ujian
NIP. 150 269 911
(Jl
^ j y*3
<J]
^ <J U <oi\ j\
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk tubuhmu dan
kepada harta bendamu, a/can tetapi Allah memandang kepada hatim u
dan am al perbuatanm u ”
“Belajarlah ... karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai
PERSEMBAHAN
S k r ip s i in i k u p e r s e m b a h k a n k e p a d a :
1. A y a h d a n ib u tercin ta y a n g se n a n tia sa m e n d id ik , m en g a su h , m e m b in a d a n
m e n g a ra h k a n p u tr in y a dengan s a b a r d a n ta b a h .
2 . K a k a k d a n a d ik - a d ik k u y a n g tersa ya n g y a n g sela lu m e m o tiv a si dengan
u n ta ia n sa ra n d a n k r i t i k .
3 . T e m e n -te m e n k u P A I 0 2 k h u s u s n y a ( U r n , N i t a , In d a h , A n i , E v i) .
4 . S ia p a p u n d ia y a n g A l l a h k a r u n ia k a n k e p a d a k u sebagai “te m a n s e ja ti”
d a la m m en g a ru n g i k e h id u p a n in i.
5 . M a s Y u l i y a n g te la h m e m b a n tu d a la m p e n g e tik a n s k r ip s i in i.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat petunjuknya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
saw yang telah membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah
SWT.
Untuk terwujudnya penulisan skripsi ini sudah tentu penulis mendapat
bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, untuk itu bersama ini penulis
menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah memberi restu dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd, selaku pembimbing yang dengan ikhlas, tekun,
teliti dan sabar dalam membimbing penulis ketika skripsi ini penulis susun.
3. Bapak dan ibu dosen yang tulus mengajar penulis, sehingga penulis dapat
belajar dengan baik.
4. Seluruh staf dan cifitas akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
5. Bapak Sunarto, S.Ag selaku kepala SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Bapak dan ibu guru SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang telah memberikan
informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
7. Ibu Juliah, S.Ag selaku kepala SDIT Permata Bunda Bawen yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak dan ibu guru SDIT Permata Bunda Bawen yang telah memberikan
informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
9. Bapak dan ibu tersayang saudara-saudaraku (Yoga Praminta) serta sahabat-
sahabatku yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan
sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada para cerdik dan
cendekiawan yang ilmunya telah penulis petik dalam penulisan skripsi ini. Penulis
merasa yakin bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempumaan.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari diri penuli. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua piahk apabila bersedia untuk
memberikan sumbangsihnya berupa saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini
agar menuju kesempumaan.
Akhimya penulis hanya dapat mendo’akan semoga amal baik bapak, ibu
serta saudara sekalian mendapat imbalan berlipat ganda di sisi Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2006
Penulis
Nanik Purwanti
HALAMAN JUDUL... i
DEKLARASI ... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Perumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Variabel Penelitian... 5
F. Hipotesis... 6
G. Metodologi Penelitian... 7
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktivitas Keagamaan ... 13
B. Pentingnya Agama Bagi Manusia... 15
C. Definisi Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan... 17
D. Bentuk-bentuk Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan ... 19
E. Akhlaq yang Menaungi Aktivitas Keagamaan... 31
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT Permata Bunda Bawen... 37
1. Sejarah Singkat berdirinya SDIT Permata Bunda Bawen. 37 2. Letak Geografis ... 37
3. Keadaan Siswa SDIT Permata Bunda Bawen... 38
4. Keadaan Guru dan Karyawan... 38
5. Struktur Organisasi Sekolah... 40
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 41
B. Gambaran Umum SD Negeri Kranggan I Ambarawa... 41
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kranggan I Ambarawa... ... 41
2. Letak Geografis ... 42
3. Keadaan Siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa... 42
4. Keadaan Guru dan Karyawan... 43
5. Struktur Organisasi Sekolah... 43
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 44
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Pertama... 53
B. Analisis Kedua ... 58
C. Analisis Ketiga... 64
A. Kesimpulan... 72
B. Saran-saran ... 73
C. Penutup... 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL I KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BA WEN
TAHUN 2005-2006... 38
TABEL II KEADAAN GURU SDIT PERMATA BUNDA BA W EN.... 39
TABEL III KEADAAN KARYAWAN SDIT PERMATA BUD A
BAWEN... 39
TABEL IV KEADAAN SISWA SD NEGERI KRANGGAN I
AMBARAWA TAHUN 2005-2006... 42
TABEL V KEADAAN GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI
KRANGGAN I AMBARAWA... 43
TABEL VI REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG
AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS V
SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 45
TABEL VI REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG
AKTI VITAS KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA... 48
TABEL VIII TABEL PERSENTASE AKTIVITAS KEAGAMAAN
SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 55
TABEL IX JAWABAN TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN
DARI SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA
BAWEN... 56
SISWA KELAS V SD NEGERI KRANGGAN I
AMBARAWA... 60
TABEL XI JAWABAN TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN
DARI SISWA KELAS V SD NEGERI KRANGGAN I
AMBARAWA... 61
TABEL XII TABEL DISTRIBUSI AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA
SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 65
TABEL XII TABEL DISTRIBUSI AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA
SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA... 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa dalam
rangka membantu perkembangan anak agar dapat kesempatan untuk
berkembang secara normal.
Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan potensi kehidupan
manusia yang paling penting dalam menumbuhkan dan memajukan peradaban
manusia Indonesia. Utamanya dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional
yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.1
Masih dalam konteks yang sama, Islam memberikan pandangan
terhadap pendidikan yang mengarahkan kepada bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam. Salah satu implementasinya adalah Pendidikan Agama
yang merupakkan substansi pendidikan yang wajib dianut pada setiap jenis
'Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional, Aneka Ilmu, him. k.
2Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1997, him. 11.
dan jenjang pendidikan secara nasional. Lebih dari itu, Pendidikan Agama
memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya melestarikan dan
mewujudkan tercapainya tujuan yang dapat mengantarkan manusia kepada
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dengan demikian tampak jelaslah arti pentingnya pendidikan agama
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan di negara kesatuan Republik
Indonesia. Keseriusan pemerintah dalam mengatur gerak langkah
penyelenggara pendidikan terbukti dengan ditetapkannya Undang-Undang RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Untuk mengoptimalkan kemampuan, bakat, minat, dan kepribadian
peserta didik, dibutuhkan lingkungan pendidikan yang mendukung. Artinya,
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat hams seimbang dan saling
bekeija sama dengan baik, sehingga tujuan pendidikan secara utuh dapat
dicapai dengan optimal/
Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan untuk anak didik, maka
keluarga mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam pembentukan
kepribadian anak. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW sebagai
berikut:
AjI
3
Artinya : "Setiap anak dilahirkan ke dasar fitrah, maka sesungguhnya kedua urung luanycuan yang menjaauuin aia Yahuai, Nasrani atau Majusi."4
Memperhatikan latar belakang arti pentingnya Pendidikan Agama dan
untuk mengetahui hasil serta dampak tentang aktivitas keagamaan, maka
penelitian ingin membandingkan seberapa besar aktivitas keagamaan siswa
SDIT dengan SD umum.
Hal yang menarik perhatian bagi penulis karena keduanya sama-sama
memperoleh pendidikan keagamaan. Memang pandangan dari masyarakat
siswa SDIT lebih unggul aktivitas keagamaannya karena SD Islam Terpadu
Permata Bunda Bawen menerapkan kurikulum IT yang terdeminasi dalam 4
kelompok besar, yaitu:
1. Kurikulum Diknas ke IT an : Bahasa Indonesia, sains, PKPS, Matematika,
Penjas, KTK
2. Kurikulum Mulok ke IT an : bahasa Jawa dan TI
3. Kurikulum khas : PAI, qiro’ati alq, Tahfidz, Bahasa Arab, Bahasa Inggris,
perpustakaan, life skill, sempoa
4. Kurikulum penunjang : pertemuan wali murid, PLG, supervisi, pembinaan
rutin guru, pelatihan guru.
Sedangkan untuk SDN itu keunggulan terdapat pada kegiatan
ekstrakurikuler berupa BTA (Baca Tubs A1 Qur'an) sebagai aktivitas
keagamaan. Sehingga dapat disimpulkan untuk siswa SDIT belum tentu
mempunyai kelebihan dibanding dengan SDN, hal ini dapat dilihat dengan
adanya kegiatan dari masing-masing sekolah. Karena adanya kegiatan yang
banyak dari SDIT anak belum tentu mau mengerjakan aktivitas keagamaan
sebaliknya dari SDN yang justru hanya mengandalkan ekstrakurikuler berupa
BTA akan lebih aktif dalam aktivitas keagamaannya.
Dari fenomena di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul : "STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS
KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD
UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen
dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Tahun 2005/2006)”.
B. Penegasan Istilah
Agar di dalam penelitian ini tidak teijadi kerancuan maka peneliti
menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut:
1. Studi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti "kajian", telaah :
penelitian atau penyelidikan ilmiah,3 sedangkan menurut John Suryadi H
dan S. Koentjoro, berarti "pelajaran".0
Dengan memperhatikan dua defmisi tersebut di atas, studi dapat
berarti "penyelidikan atau penelaahan." 5 *
5EM. Zul Fajri, Ratu Apriliasenja, Kamus Lenghap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, 2005, him. 77^
5
2. Komparasi
"Komparasi berasal dari bahasa Inggris "compare" artinya
memperbadingkan atau dari kata benda comparison yang artinya: i
pembandingan atau perbandingan".'
Jadi, studi komparasi adalah suatu kegiatan penelitian atau
penyelidikan ilmiah dengan jalan mengadakan perbandingan tentang
sesuatu hal dengan hal yang lainnya. Untuk mengetahui perbedaannya dan
persamaannya.
3. AJctivitas Keagamaan
a. Aktivitas merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud,
mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata
didasari oleh adanya aspek kehendak (motif).0
b. Keagamaan dapat sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala
sesuatu mengenai agama/
Selanjutnya aktivitas keagamaan yang dimaksud di sini adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, baik itu bidang ibadah
maupun bidang muamalah yang dilaksanakan oleh siswa.
4. SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Permata Bunda Bawen merupakan
instansi sekolah jenjang 6 tahun yang menyelenggarakan program fu ll day
school. Program ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki
karakter generasi unggulan. 7 8
7 John M, Echols dan Hasan Shadily, ha mu Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1982, him.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SDIT
Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang?
2. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SD Negeri
Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?
3. Seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas keagamaan antara siswa
Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dan siswa Kelas V SD Negeri
Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia secara sadar pasti
memiliki tujuan yang akan dicapai, demikian juga penelitian ini. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa
Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa
Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas
keagamaan antara siswa SDIT Permata Bunda Bawen dan SD Negeri
7
E. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti adalah "aktivitas keagamaan" siswa SDIT
Permata Bunda Bawen dengan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I
Ambarawa dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Ketekunan dalam menjalankan salat wajib
2. Ketekunan dalam menjalankan salat sunnah
3. Keatifan dalam menjalankan salat jama'ah
t
4. Kerajinan berdzikir terutama setelah salat wajib
5. Kerajinan membaca atau tadarus Al-Qur'an
6. Kerajinan menjalankan puasa wajib
7. Kerajinan menjalankan puasa sunnah
8. Keaktifan dalam peringatan Hari Besar Islam
9. Kebiasaan bersilaturrahmi
10. Kebiasaan menengok dan mendo'akan orang yang sakit
11. Kebiasaan berbuat baik terhadap orang tua
12. Kebiasaan berbuat baik terhadap teman
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan dalam penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.10
Adapun hipotesis dalam penelitian adalah ada perbedaan yang signifikan
antara aktivitas keagamaan siswa SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa
SD Negeri Kranggan I Ambarawa tahun ajaran 2005-2006”.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode Penentuan Subjek
Penentuan subjek disebut dengan penentuan sumber data, yakni
menentukan populasi sebagai tempat diperolehnya data-data yang
diperlukan, maka dalam penelitian ini diperlukan penjelasan tentang :
a. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang diteliti dan diselidiki, atau
dengan kata lain, populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis
yang ciri-cirinya akan diduga.11 Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen sebanyak
27 dan seluruh siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa
sebanyak 27, tahun ajaran 2005-2006.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.12 Dalam hal
ini Surharsimi Arikunto menjelaskan bahwa :
ijaona suoieKnya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari pada sampel antara 10%-l 5% atau 20%-25% atau lebih”. 13
" Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1991, him. 152
12 Ibid., him. 70
9
Berdasarkan petunjuk tersebut dalam penelitian ini subjeknya
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian sampel bertujuan (purposif
sampling)}*
Responden sebanyak 27 siswa dari SDIT Permata Bunda
Bawen. Sedangkan dari SDN Kranggan I Ambarawa sebanyak 27
siswa. Siswa diambil dari kelas V saja, dikarenakan kelas 1 - 4 untuk
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sesuai belum matang, dan
kelas VI dikarenakan memasuki ujian akhir atau ebtanas, sehingga
tidak dapat diganggu keaktifan belajamya.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14 15
Metode ini merupakan metode pokok dalam pencarian data
karena penulis membuat angket yang harus dijawab oleh sampel untuk
mengetahui data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V
SDIT Permata Bunda Bawen dengan Siswa kelas V SD Negeri
Kranggan I Ambarawa.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumenasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.16
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
gambaran umum, meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis,
struktur organisasi sekolah, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana
dan fasilitas sekolah.
c. Metode Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena
yang diselidiki.17
Metode ini peneliti gunakan sebagai alat bantu untuk
mendapatkan data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V
SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa kelas V SD Negeri
Kranggan I Ambarawa.
3. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
mengolah atau menganalisis data. Dalam mengolah dan menganalisis data
tersebut penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut:
16 Ibid., him. 118
11
Untuk mengetahui prosentase aktivitas keagamaan antara siswa
kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa SD Negeri Kranggan I
Ambarawa. Maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
P = — x 100%
N
Keterangan :
P : Angka persentase yang dicari
F : Frekuensi dari jawaban
N : Jumlah responden
Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam
aktivitas keagamaan antara siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen
dengan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa. Maka penulis
menggunakan t test sebagai berikut:
t = Svl'x ~ M y
Keterangan :
Mx = Mean dari sampel X
MY = Mean dari sampel Y
SDbM = Standar kesalahan perbedaan mean18
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis sajikan pokok-pokok pikiran tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
i
LANDASAN TEORI
Di dalam bab II berisi landasan teori yang penulis jadikan dasar
untuk menganalisis data yang memuat pengertian aktivitas
keagamaan seperti salat, puasa, zakat, haji, dan akhlak.
BAB III PENYAJIAN DATA
Data-data penelitian yang telah dilakukan di SDIT Permata Bunda
Bawen dan SD Negeri Kranggan I Ambarawa termuat pada Bab III
ini.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini merupakan proses akhir pembahasan pokok permasalahan
yang penulis sajikan dalam menginterpretasikan data yang
terkumpul dan diolah guna menarik kesimpulan ada tidaknya
perbedaan aktivitas keagamaan siswa kelas V SDIT Permata
Bunda Bawen dan siswa kelas V SD Negeri Kranggan I
Ambarawa.
BABY PENUTUP
Kesimpulan-kesimpulan pokok penelitian, saran-saran dan kata
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Aktivitas Keagamaan
Secara bahasa aktivitas dapat diartikan kegiatan; keaktifan.1 Aktivitas
merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan
perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek
kehendak (motif).2
Adapun agama (al-din) adalah tatanan (undang-undang) Tuhan yang
dianugerahkan kepada manusia melalui lisan salah seorang pilihan dari
kalangan mereka sendiri.3
Menurut Ahmad D. Marimba, agama adalah aturan-aturan dari Tuhan
yang Maha Esa, untuk petunjuk kepada manusia agar dapat dan sejahtera atau
bahagia di dunia dan akhirat dengan petunjuk-petunjuk serta teladan-teladan
pekerjaan Nabi-nabi beserta kitab-kitabNya.4
Sementara itu, Robert H. Thouless mendefinisikan bahwa agama
adalah sikap (atau cara penyesuaian diri) terhadap dunia yang mencakup
acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia
'Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bali Pustaka, Jakarta, 1989, him. 20.
2Singgih Gunarso, Psikologi Perkemhangan, Gunung Agung, Jakarta, 1948, him. 12. Direktorat Jendera! Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pengqjaran Pendidikan Agama Islam, Provek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta, 1984/1985, him. 6.
4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafal Pendidikan Islam, A1 M a’arif, Bandung, 1989, him. 128.
fisik yang terikat ruang dan waktu - the spatio temporal physical world
-(dalam hal ini, yang dimaksud adalah dunia spiritual).5
Dari beberapa arti kata agama di atas dapat diambil suatu pengertian
bahwa agama adalah peraturan hidup yang lengkap dengan segala aspeknya
termasuk aqidah. akhlak, ibadat dan amal perbuatan yang disyariatkan
penguasa tertinggi (Allah SWT) untuk manusia.
Para ahh teologi (muktakallimin) mendefinisikan agama sebagai berikut:
Jill
jU-l
^
^Call <JI
c\A
Artinya: Ketentuan Tuhan, yang membimbing makhluk yang berakal, karena mereka sendiri mencarinya, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.6
Dilihat dari segi batin agama menyangkut perasaan, keinginan,
harapan, dan keyakinan yang dimiliki manusia terhadap Tuhannya.
Sedangkan dari segi lahiriyah agama menyangkut kelakuan dantindak
tanduk tertentu yang mengungkapkan segi batiniyah di dalam kehidupan.
Awalan ke dan akhiran an dalam kata keagamaan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah konfiks nominal yang mengandung makna
mempunyai ciri atau sifat, tempat. Dalam bahasa sehari-hari awalan ke
akhiran an diartikan segala sesuatu yang mengenai nominal. Sehingga
dalam hal ini kata keagamaan mempunyai makna segala sesuatu yang
mengenai agama.7 Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa keagamaan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama.
5Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, CV Rajawali, Jakarta, 1992, him. 22. H. Rachmat Djatmika, Sistcm Ethika Islam's AkhlakA/m/za, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1996, him 16.
15
Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas keagamaan adalah tingkah
laku atau perbuatan baik yang bersifat reflektoris maupun yang didasari
oleh kehendak atas segala sesuatu yang mengenai agama. Aktivitas
keagamaan yang dapat ditampilkan melalui perilaku keseharian dalam
menjalankan perintah ataupun menjauhi larangan sangatlah tidak terbatas,
sehingga penulis memberikan batasan pada aktivitas keagamaan yang
berupa kegiatan ibadah yang teijadi di masyarakat Islam yaitu: salat,
puasa, zakat, haji dan akhlak.
B. Pentingnya Agama bagi Manusia
Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
prinsip percaya kepada Tuhan (dewa dan sebagainya), sebagai ajaran
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.8
M. Quraish Shihab mendefinisikan agama sebagai hubungan antara
makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini mewujud dalam sikap batinnya serta
tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya.9
H. Endang Saifuddin Anshari mengutip pendapat T.S.G. Mulia dan
K.A.H. Hiddung, mengatakan bahwa agama (umum) manusia mengakui
dalam agama adanya yang suci; manusia itu insaf bahwa ada suatu kekuasaan
yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang
dianggap sebagai asal atau khaliq segala yang ada. Tentang kekuasaan ini
bermacam-macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara
%Ib id, him. 10.
membayangkannya. Demikianlah Tuhan yang dianggap oleh manusia sebagai
tenaga yang gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsumya 10
Selanjutnya H. Endang Saifuddin Anshari menyimpulkan bahwa:
1. Agama adalah suatu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas
adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia.
2. Agama juga sebagai sistem ritus (peribadatan) manusia kepada yang
dianggapnya mutlak
3. Selain merupakan sistem credo dan sistem ritus, agama juga merupakan
suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia dan dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan
dengan tata keimanan dan tata peribadatan di atas.11
M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Qur'an,
menjelaskan kepentingan manusia terhadap agama, sebagai berikut:
1. Manusia secara fitrah mempunyai naluri ingin tahu, oleh karenanya
manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu,
khususnya dalam hal-hal yang sangat mendesak yang mengganggu
ketenangan jiwa, atau menjadi syarat kebahagiaannya. Di sinilah Tuhan
memberikan informasi yang dibutuhkan manusia lewat agama.
2. Manusia membutuhkan norma-norma atau nilai-nilai yang akan memberi
petunjuk dalam kehidupannya. Maka agama yang mengandung nilai-nilai
ataupun peraturan dari Tuhan sangat dibutuhkannya.12
I0H. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1992, him 210.
"ibid, him 128.
17
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa agama mengatur hubungan
manusia dengan Khaliq, manusia dengan manusia serta manusia dengan
lingkungaxmya. Manusia sebagai makhluk sosial, diraana berhubungan dengan
sesamanya merupakan suatu keniscayaan, maka manusia sangat memerlukan
agama, agar hubungannya dengan sesama dapat beijalan dengan harmonis.
Selain itu, norma (tata kaidah) merupakan salah satu unsur dalam kehidupan
manusia yang harus dipenuhi. Oleh karenanya agama sebagai suatu sistem
norma juga menjadi keniscayaan bagi manusia. Fitrah manusia dengan naluri
rasa ingin tahunya, juga sangat memerlukan agama, karena agama dapat
memberikan informasi apa yang dibutuhkan manusia, sehingga jiwanya akan
menjadi tenang dan bahagia.
C. Definisi Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan
Ibadah ialah sebuah kata yang menyeluruh meliputi apa saja yang
dicintai dan diridhai Allah. Menyangkut seluruh ucapan dan perbuatan yang
tidak tampak maupun yang tampak, seperti sholat, zakat, puasa, haji, berkata-
kata yang benar, menunaikan amanat, berbuat baik kepada kedua orang tua,
bersilaturrahmi, memenuhi janji, menyuruh berbuat baik, melarang perbuatan
mungkar, berperang melawan kekufuran dan kemunafikan, lemah lembut
terhadap tetangga dan anak yatim, menyantuni orang-orang miskin, ibnu sabil,
hamba sahaya dan binatang, serta doa, dzikir membaca Al Qur'an dan
sebagainya. 13
Majlis Taijih Muhammadiyah mendefmisikan, bahwa ibadah ialah
bertaqorrub (mendekatkan din) kepada Allah dengan mentaati segala perintah-
perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengamalkan segala yang
diizinkan-Nya.14
Dengan uraian tersebut di atas, ibadah dapat diartikan sebagai ketaatan
manusia kepada Allah SWT. atas perintah dan larangan-Nya, baik yang
berkenaan dengan hubungannya dengan Allah SWT. maupun dalam
hubungannya dengan sesama manusia, semata-mata hanya untuk mendapatkan
ridha-Nya.
Ibadah tidak akan sah kecuali diniatkan ikhlas semata karena Allah
SWT, sesuai dengan syar’i dan diiringi dengan rasa tawadhu’, serta
kesempumaan: rasa cinta kepada-Nya. Suatu pekeijaan dapat bemilai ibadah
atau tidak tergantung kepada niatnya, sehingga semua kegiatan manusia baik
yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat mu’amalah, apabila diniatkan
untuk mendapatkan ridha Allah SWT. maka ia adalah ibadah.
Di antara jalan yang dapat ditempuh supaya ibadah itu dapat diterima
Allah adalah tasawuf, yaitu mencari jalan termudah agar ibadahnya dapat
diterima Allah SWT, dengan cara:
1. Ikhlas, artinya hendaklah ibadah yang kita keijakan itu bukan mengharap
pemberian dari Allah, namun semata-mata untuk meraih ridhaNya.
2. Meninggalkan riya, artinya melakukan ibadah bukan karena malu kepada
manusia atau supaya dilihat orang.
19
3. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Tuhan itu melihat, dan selalu ada di
samping kita, sehingga kita selalu melakukan ibadah dengan sesungguhnya.
4. Jangan keluar dari waktu, artinya melakukan ibadah, terutama salat
dalam waktu tertentu, sedapat mungkin dikeijakan di awal waktu.13
D. Bentuk-bentuk Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan
Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridha
Allah SWT. adalah ibadah, baik yang berbentuk perbuatan maupun ucapan.
Oleh karenanya secara umum ibadah diklasifikasikan dalam tiga bentuk:
1. Ibadah I’tiqadiyah (keyakinan)
Ibadah i’tiqadiyah yakni ibadah yang berbentuk keyakinan, meliputi:
a. Meyakini bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah.
Keyakinan ini merupakan dasar keimanan seseorang, sehingga ia
haras mengetahui secara pasti dan tidak disertai rasa bimbang dan ragu
sedikit pun. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat: 19
(jXo33
*)j\
4il
pipli
Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha
dan tempat tinggalmu.16 5 6
l5Slamet Abidin, Moh, Suyono, Fiqih Ibadah, CV. Pustaka Setia Bandung, 1998, him. 15.
b. Mencintai Allah ‘ Azza wajalla
Cinta kepada Allah bagi seorang mukmin merupakan cinta di atas
segalanya, yang harus disertai rasa rendah hati, tunduk serta berserah diri
sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Termasuk konsekwensi dari cinta
kepada Allah adalah cinta kepada Rasul-Nya dan agama Islam.
Firman Allah dalam surat A1 Imran ayat: 31
• •
j y *
Artinya: “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Kdaha Penyayang”.17
c. Takut kepada Allah
Takut terhadap Allah merupakan takut yang disertai dengan
harapan dan keinginan untuk mendapatkan rahmat-Nya, sehingga takut
terhadap Allah justru akan menjadikan manusia lebih dekat kepada-
Nya.
d. Bertaubat kepada Allah
Yakni bersegera menuju kepada keridhaan Allah SWT,
kembali kepada-Nya dan memohon ampunan-Nva. Islam mengajarkan
agar manusia selalu mengikuti perbuatan baik yang telah dilakukannya
dengan amal dan perbuatan yang mulia.
21
e. Bertawakal kepada Allah dan meminta pertolongan kepadaNya.
Hakikat bertawakal kepada Allah adalah menyandarkan hati kepada
Allah SWT. dengan sebenar-benamya dalam melakukan kebaikan dan
menghindari kemadharatan di dalam urusan dunia maupun akhirat.
Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat: 84
A rtin y a: “Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu
1R
benar-benar orangyang berserah diri"
2. Ibadah Amaliyah (Perbuatan)
Ibadah amaliyah merupakan realisasi adanya aqidah atau iman
seseorang. Di antara ibadah-ibadah amaliyah adalah sebagai berikut:
a. Salat
Menurut bahasa, salat artinya doa, sedangkan menurut istilah
berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.* 19 Salat
merupakan fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang telah baligh
(dewasa).
Kewajiban salat telah ditegaskan oleh Allah SWT. dalam
firman-Nya yang tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103
nIbi(L, him. 832.
t
j
l
E>U)IlyJii
1$
Artinya: Kemudian apabila kamu tel ah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman 20
Salat yang diwajibkan oleh Allah SWT bukan hanya
merupakan ibadah ritual saja, namun salat pada hakikatnya
mengandung nilai-nilai yang sangat mulia di antaranya salat bertujuan
untuk membentengi seorang muslim dari perbuatan keji dan munkar,
salat melatih dan membiasakan hidup disiplin, salat beijama’ah
memupuk rasa ukhuwah islamiyah dan lain sebagainya.
Selain ibadah salat wajib, kita juga dianjurkan untuk
melaksanakan salat sunnah. Di antaranya, salat sunnah rawatib,
tahajud, tarawih, witir dan sebagainya.
Melihat realitas kehidupan di lapangan, kita maklumi bersama
bahwasanya umat Islam kaitannya dengan ketekunan melaksanakan
salat dapat kita golongkan menjadi beberapa bagian:
1) Golongan yang raj in melaksanakan salat
Apabila kita perhatikan keadaan umat Islam yang rajin
melaksanakan salat tergambar dalam berbagai ragam golongan,
antara lain:
a) Golongan orang yang rajin salat namun dilakukan semaunya
saja. Artinya, tidak memperdulikan kesempumaan salat baik
23
syarat sahnya, syarat rukunnya maupun sunat-sunatnya.
Dengan kata lain, mereka beranggapan yang penting salat
secara rutin. Adapun syarat sah, syarat rukun dan sunatnya
tidak penting.
b) Golongan orang yang rajin salat karena pengaruh kebiasaan
atau tradisi, dalam hal ini, mereka rajin salat mereka rajin salat
ketika usia sudah tua karena tradisi menunjukkan bahwa orang
yang sudah lanjut usia salatnya rajin dan berlalai ketika masih
muda kepada mereka yang berlalai-lalai dalam salatnya telah
diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
Artinya: Maka celakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.
(QS. A1 Ma’uun: 4-5)21
c) Golongan orang yang rajin bersalat dengan semata-mata
meniru, bukan hasil belajar dari seorang ustadz yang sungguh-
sungguh mampu memberikan petunjuk tentang salat.
d) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak mau beijamaah
(makmun) kepada orang selain imannya sendiri.
e) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak memerlukan
kekhusukan. Di dalam melaksanakan salat, mereka selalu
tergesa-gesa karena selalu ada kebutuhan lain yang dianggap
lebih penting.
f) Golongan orang yang rajin bersalat karena ingin meraih
sesuatu keperluan dunia atau pujian dari orang lain, mereka
melakukan salat agar dipandang sebagai orang yang taat di
dalam menjalankan agama.
2) Golongan yang kadang-kadang melaksanakan salat
Golongan orang yang semacam ini banyak kita jumpai di
daerah sekitar atau di lingkungan kita sendiri yang mungkin
disebabkan pengaruh teman yang tidak bersalat.
3) Golongan yang belum mau melaksanakan salat
Jika diperhatikan masyarakat di sekitar kita secara cermat,
akan dijumpai orang yang masih sibuk dengan urusan duniawi
pada saat panggilan salat (azan) dikumandangkan, danadajuga
yang secara terang-terangan tidak melaksanakan salat, mereka
enggan menghambakan dirinya kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kenikmatan. Menurut T.M. Hasbi As
Shiddieqy, keengganan mereka untuk melakukan salat disebabkan
beberapa faktor, antara lain:
a) salah sangka dan salah menempatkan,
b) tidak mempunyai pengertian terhadap salat,
c) kemalasan yang sangat mempengaruhi,
d) keremajaan dan kemudaan,
e) pengaruh surah dan kacau perasaan, dan
f) takut kepada iblis dan setan.22
25
b. Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut straumun atau shiyaamun,
yang mempunyai makna menahan diri dari segala sesuatu, seperti
menahan tidur, menahan makan, menahan minum, menahan bicara dan
lain sebagainya. Sedangkan secara istilah puasa adalah menahan dari
makan, minum serta bersenggama antara suami istri, sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari, dengan niat melaksanakan perintah Allah."
Namun lebih jauh lagi puasa merupakan sarana untuk melatih mental
dan fisik manusia, mendidik manusia berakhlak mulia, serta
menciptakan insan bertaqwa.
1) Macam-macam puasa •
Dalam kehidupan bermasyarakat utamanya masyarakat
muslim kita kenal berbagai macam istilah puasa, dan apabila kita
telaah lebih lanjut pada dasamya puasa itu hanya ada dua macam,
yaitu:
a) Puasa wajib
Yang termasuk puasa wajib antara lain: puasa
ramadhan, puasa kafarat, puasa qadha dan puasa nazar. Di
antara puasa wajib tersebut yang tampak jelas ketentuannya
adalah puasa ramadlan selama satu bulan penuh. Kejelasan
yang dimaksudkan di sini termasuk waktu pelaksanaannya
dapat dipastikan setiap tahun sekali tentunya pada bulan
Ramadhan. Sedangkan puasa wajib yang lain waktu
pelaksanaannya tidak terikat. Kewajiban puasa bagi setiap
orang yang beriman ditegaskan dalam A1 Qur'an surat
A1 Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
jjiii
j * ^ \j ?ru=ii
^
jjiii y i
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(QS. A1 Baqarah: 183)24
b) Puasa sunnah atau tathawuk
Yang termasuk puasa tathawuk antara lain: puasa
arafah, puasa Asy Syura, puasa Senin Kamis, puasa enam hari
di bulan Syawal dan sebagainya. Hadis yang menerangkan
tentang puasa yang disunnahkan antara lain sebagai berikut::
** * \
-Artinya: Dari Aisyah ra. ia berkata: pada hari Asyura
orang-orang Quraisy berpuasa pada masa
jahiliyah, dan Rasulullah saw berpuasa juga. Ketika beliau tiba di Madinah beliau berpuasa pada hari
27
itu dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari
Asyura itu. Ketika (puasa) Ramadhan difardhukan,
beliau meninggalkan hari Asyura. Barangsiapa yang mau maka berpuasalah dan barang siapa yang mau maka ia meninggalkannya.
2) Hikmah Puasa
Ibadah puasa mengandung banyak hikmah, baik yang
bersifat spiritual ataupun yang bersifat material, di antaranya:
a) Menenangkan nafsu amarah dan meruntuhkan kekuatannya
yang tersalurkan dalam anggota tubuh, seperti mata, telinga,
lidah dan kemaluan. Dengan berpuasa aktivitas hawa nafsu
menjadi lemah.
b) Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap orang miskin, sebab
ketika orang yang berpuasa merasakan kepedihan rasalapar
pada beberapa waktu, dia akan berfikir, bagaimana jika
keadaan seperti itu teijadi sepanjang hari, minggu ataupun
tahun. Pikiran tersebut akan mendorongnya untuk mengasihi
orang miskin dengan balasan dari Allah SWT.
c) Menyetarakan orang yang berpuasa dengan orang-orang
miskin, yaitu dengan ikut menanggung atau merasakan
penderitaan mereka.
d) Membentuk pribadi yang jujur, sabar, dan disiplin
"7 ft e) Menjaga kesehatan. 25 26
c. Zakat
Pengertian zakat dalam ajaran Islam, adalah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin dan sesuai dengan
perintah syara’. Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang lima,
merupakan kewajiban agama yang wajib dilaksanakan karena
manfaatnya sudah jelas, yaitu memperluas partisipasi kesejahteraan
masyarakat banyak. Hal ini agar tidak ada perbedaan yang mencolok
antara golongan kaya dan miskin dalam masyarakat. Di samping itu,
zakat mempunyai beberapa hikmah antara lain mendidik dan
membiasakan orang menjadi pemurah. Harta yang wajib dizakati
adalah:
1) Binatang temak
2) Barang tambah berupa emas dan perak
3) Biji-bijian dan buah-buahan (hasil tanaman)
4) Harta pemiagaan
5) Barang temuan.27
d. Haji
Haji diwajibkan bagi setiap muslim yang telah memenuhi
beberapa syarat, di antaranya, Islam, baligh, berakal sehat (tidak gila),
mempunyai kebebasan dan kemerdekaan penuh serta mempunyai
kemampuan material, yaitu kemampuan fisik, keuangan dan lain
29
sebagainya. Secara spiritual maupun materiil ibadah haji memberikan
manfaat di antaranya :
1) Menumbuhkan jiwa tauhid yang tinggi
2) Menyatukan umat Islam se dunia menjadi “ummah wahida”,
karena kesatuan aqidah dan kesatuan idiologi
3) Mengajarkan sejarah, khususnya sejarah peijuangan Nabi
Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.
4) Pembentukan sikap mental dan akhlak mulia
5) Mendorong untuk mengenal peta planet bumi, mengetahui tentang
manusianya dan mengetahui tentang masyarakatnya.
6) Menjadi forum “Muklamar Akbar” umat Islam sedunia, sekali
setahun untuk membahas dan memecahkan problematika alam
Islam.28
3. Ibadah ucapan (lisan)
a. Mengucapkan dua kalimat syahadah
Syahadah merupakan persaksian seorang muslim atas
ke-Esa-an Allah SWT. serta meyakini bahwa Muhammad adalah
utusan Allah. Dalam persaksian ini seorang muslim tidak hanya
dituntut untuk mengucapkan dengan lisan saja, namunjuga meyakini
dalam hati dan merealisasikan dalam perbuatan. 2
b. Berdzikir, bertasbih, dan beristighfar kepada Allah
Berdzikir merupakan salah satu cara untuk menyejukkan hati
dan senantiasa mengingat akan kebesaran Allah, sehingga dengan
demikian akan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap
perbuatannya.
c. Berdoa dan beristighatsah
Allah memerintahkan kepada manusia agar senantiasa
bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Firman Allah dalam surat A1
Mu’min ayat: 60
Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku niscaya
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap permintaan manusia,
Allah SWT akan mengabulkannya, oleh karenanya salah satuadab
dalam berdoa hams selalu merasakan bahwa Allah SWT mengetahui
segala kebutuhan hamba-Nya, serta tahu posisi dan keadaannya. Selain
itu, berdoa juga merupakan ibadah, bahkan inti dari ibadah.
d. Berdakwah atau beramar ma’ruf nahi munkar
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ’ru f dan mencegah dari yang munkar (QS. Ali Imran: 104)30
akan kuperkenankan bagimu.29
29Depag RI, op. c i thim. 767.
31
Ayat tersebut menerangkan bahwa Islam sangat
memperhatikan tentang penjagaan masyarakat supaya senantiasa
menggalakkan perbuatan baik (amar ma’ruf) dan menjaga dari unsur-
unsur yang membawa kepada kerusakan atau kemungkaran (nahi
munkar).
E. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa akhlak artinya tindak-tanduk atau kebiasaan-
kebiasaan. Jika tindak tanduk atau kebiasaan-kebiasaannya baik disebut
akhlaknya baik, demikian juga sebaliknya. Kedudukan akhlak dalam
kehidupan manusia sangat penting, baik sebagai individu ataupun sebagai
anggota masyarakat atau bangsa, sebab jatuh bangunnya, jaya hancumya,
sejahtera rusaknya suatu bangsa ataupun masyarakat tergantung kepada
bagaimana akhlaknya. Mengingat pentingnya akhlak dalam kehidupan
manusia, seorang tokoh besar melontarkan sorotan tajam terhadap
keberadaan akhlak. Sehingga hampir seluruh hidupnya beliau curahkan
untuk kampanye “Gerakan Akhlak Moral”. Dia adalah A1 Ghozali seorang
tokoh dan pemikir dalam berbagai disiplin ilmu. Menurut beliau
"A1 Khuluk (jamaknya A1 Akhlak) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari
perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, daripadanya
tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan”.31 Lebih daripada itu, A1 Qur’an
memberikan tuntunan kepada umat manusia dalam berakhlak, tuntunan ini
dituangkan dalam surat An Nahl ayat 90:
( • \
j -p L
$ij&\ &
j l — o )• • • •
« •
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
(QS. An Nahl: 90)32
2. Macam-macam Akhlak
Pada dasamya akhlak merupakan kunci dan segala aktivitas
ataupun perilaku yang dapat membedakan sifat baik dan buruknya
perangai manusia. Maka dalam kajian ilmu akhlak dapat kita temukan dua
macam pembagian akhlak yaitu: akhlak mahmudah (akhlak yang terpuji)
dan akhlak mazmumah (akhlak yang tercela).
Akhlak mahmudah yang dapat kita pahami juga sebagai akhlakul
karimah, merupakan sikap terpuji yang telah melekat pada diri seseorang
dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku. Sejalan dengan itu
A1 Qur'an memberikan contoh konkret dengan menampilkan figur
yang dapat dijadikan suri teladan bagi setiap umat manusia dalam
berakhlak, yaitu Nabi Muhammad yang disebutkan dalam firman Allah
SWT:
33
4 j s l
y^y 0^"
cA
^ 2^1j
l5( t V.w.ly-'tfl) L ^ i s l / i ,
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (dm) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi arang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. A1 Ahzab: 21)33
Agar beberapa keterangan di atas dapat di pahami dengan jelas
penulis akan memaparkan beberapa contoh dari sekian banyak akhlakul
karimah, vakni:
a. Berbuat baik kepada orang tua
Menurut ajaran Islam, kita diwajibkan berbuat baik kepada
orang tua (ibu dan bapak) dalam keadaan bagaimanapun. Mengapa
demikian? sebab tidak ada manusia di muka bumi ini yang lebih besar
jasanya kepada kita daripada kedua orang tua kita. Dengan susah
payah kita dikandungnya, dilahirkan, didewasakan, dididik dan
dicukupi segala kebutuhan hidup kita. Sekalipun orang tua berbuat
dalim, birrul walidain harus mendapat prioritas pertama setelah Allah
SWT dan Rasul-Nya. Dalam A1 Qur'an Allah SWT berfirman:
( X T ' : * - ! }}\
Artinya: Dan Tuhamu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. A1 Isra’:
23)34
b. Tawadhuk
Tawadhuk dalam bahasa Indonesia berarti rendah hati. Apabila
sifat dan sikap ini sudah melekat pada diri seseorang, maka akan
terwujud hubungan (antara makhluk dengan khaliknya, makhluk
dengan makhluk) yang harmonis dengan penuh keikhlasan. Adapun
sifat tersebut banyak dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dalam
kehidupan sehari-hari antara lain: rendah hati kepada semua orang, tutor
bahasanya lemah lembut, hidup sederhana, tidak pemah menyinggung
perasaan orang lain. Dalam pergaulan lebih dahulu mengucapkan salam,
beijabat tangan baik kepada orang kaya ataupun miskia
c. Berlakujujur
Jujur atau benar, ialah “memberitahukan atau menuturkan
sesuatu dengan sebenamya”.35 Manusia dituntut berpegang pada
kejujuran dengan memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap
problem yang dihadapinya dan dilaksanakan di atas hukum yang
benar. Dengan demikian, manusia akan terlepas dari kelalaian yang
dapat menimbulkan kekecewaan dan merajalelanya kebohongan,
kepalsuan dan khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang
benar, sehingga mereka mengasingkan diri dari kenyataan yang
objektif yang harus mereka ikuti. Sabda Rasulullah saw:
35
flWeill
a<iil ji
f . \ jj'j
Artinya: Perhatikanlah kejujuran. Dan apabila kamu memandang balrwa kebinasaan berada di dalam kejujuran, maka
sebenarnya di dalamnyalah keselamatan. (HR. Ibnu Abid
Dunya).36
d. At-Ta’awun
A t-ta’awun mengandung pengertian tolong menolong sertia
kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Ta ’awun
juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak
untuk saling memberi dan menerima. Manusia tidak akan dapat hidup
sendiri tanpa bantuan pihak lain. Oleh sebab itu, ta ’awun yang
merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat mendorong
setiap orang untuk berusaha dan bersifat kreatif agar dapat memiliki
sesuatu yang dapat dikembangkan kepada orang lain. Lebih dari itu,
tolong menolong merupakan ciri kehalusan budi, kesucian jiwa,
ketinggian akhlak dan menumbuhkan rasa cinta antara sesama, penuh
solidaritas, penguat persaudaraan dan persahabatan. Disebut dalam
firman Allah SWT:
Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. A1 Maa-idah: 2)37
36Ibid, him. 91.
Demikian jelas beberapa pokok pemikiran tentang aktivitas keagamaan
sehingga dapat ditarik suatu pengertian adanya tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang dalam beragama. Dalam pengertian keseharian ibadah meliputi
segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT menyangkut seluruh
ucapan dan perbuatan yang nampak maupun yang tidak nampak. Muhammad
Abdul Qadir Ahmad mendefinisikan ibadah dalam dua pengertian, yaitu
ibadah dalam arti sempit dan ibadah dalam arti luas. Ibadah dalam arti sempit,
terbatas pada amal perbuatan, shalat, zakat, puasa, haji. Sedangkan ibadah
dalam arti luas meliputi segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena
mengharap ridha Allah SWT.38
Dari kedua pengertian ibadah tersebut dapat kita maknai bahwa ibadah
merupakan manifestasi mumi dari aqidah, yaitu suatu sistem praktis untuk
menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar individu
atau hubungan pribadi dengan masyarakat dari seorang insan yang berdaya
dan berhasil.
Dengan demikian aktivitas keagamaan yang dapat diwujudkan melalui
perilaku (amaliah) dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap
pembentukan budi pekerti yang pada penghujungnya akan menjadi modal
dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa yang telah ditetapkan dalam
Undang-undang Dasar 1945, utamanya dalam bidang pendidikan.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT Permata Bunda Bawen
Sebelum penulis memasuki permasalahan penyajian data, penulis
memandang perlu mengilustrasikan keadaan objek penelitian secara umum
untuk mendapatkan gambaran yang konkret mengenai objek penelitian
yang dimaksud. Gambaran umum tersebut dirinci sebagai
berikut:
1. Sejarah singkat berdirinya SDIT Permata Bunda Bawen
Pada awalnya SDIT bemama SDI sekitar tahun 1970-an mayoritas
gurunya lulusan DPK. Pada masa itu sekolah SDI masih di bawah naungan
Depag dan Diknas. Hal ini teijadi pada tahun 1999, sehingga menjadi
kendala terhadap perkembangan SDI. Pada tahun 1997-1998 sekolah ini
dipandang sebagai bengkel, sehingga pada tahun 1999 sekolah ini untuk
menerima murid barn harus melalui seleksi. Program ini dimulai pada
tahun 2002. Pada tahun 1999-2000 SDI diganti nama menjadi SDIT
Yayasan Lepis, seiring perkembangan zaman SDIT Yayasan Lepis diganti
menjadi nama SDIT Permata Bunda Bawen.
2. Letak Geografis
Letak SDIT Permata Bunda Bawen sangat strategis, karena mudah
dijangkau oleh masyarakat baik menggunakan alat transportasi maupun
dengan jalan kaki. Adapun letak bangunan berada di atas tanah seluas
2.717 meter. Lokasi sekolah yang berada di tepi jalan, dekat terminal,
dekat perumahan, dan dekat dengan kantor kecamatan.
3. Keadaan Siswa SDIT Permata Bunda Bawen
Keadaan siswa SDIT Permata Bunda Bawen dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan untuk sementara ini jumlah murid untuk tahun
2005-2006 dari kelas I - VI dapat dilihat pada tabel di bawah in i:
TABELI
KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BAWEN
TAHUN 2005-2006
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Dalam suatu kelembagaan guru dan karyawan merupakan bagian
terpentign untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk
mengetahui keadaan tersebut, maka dengan ini penulis sajikan mengenai
39
TABEL II
KEADAAN GURU SDIT PERMATA BUNDA BA WEN
No Nama Guru Jabatan Mengajar Kelas
1 Juliyah, S.Ag Kep. Sekolah VI
2 Siti Fatimah, S.Pd.I Wk IV III-VI
3 Siti Sofiatun, S.Pd W kl I
4 Widiyanto, A.Ma Waka III-VI
5 Siti Patonah, M.Pd Waka IV-VI
6 Loemiyono, S.Pd.I Waka I-VI
7 Moh. Trimo, S.Pd.I WK VI III-VI
8 Ida Sofiyatun WK IV I-VI
9 Mafruroh, A.Md GPAI I-VI
10 Zain Nawawi, A.Ma WK V I-VI
11 Puji Rahayuningsih, S.Pd.I WK III III
12 Dewi Rahmawati GPAI I-VI
13 Triyono, S.Pd.I WK III III-VI
14 Eko Puji Widodo, S.Pd.I WK II II
15 Suma'in, S.Pd WK II II
16 Yekti Handayani, S.Pd.I GPAI I
17 Hafidyaningrum MU, S.HI WK I I
18 Surfinah, A.Md WK I I
TABEL III
KEADAAN KARYAWAN SDIT PERMATA BUDA BA WEN
No Nama Karyawan Pembagian Tugas
1 M. Rosyid, S.Pd.I TU
2 Slamet Pawit Perpus
5. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran
yang sangat penting. Dengan adanya struktur organisasi akan mengerti
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing komponen tersebut.
Adapun struktur organisasi SDIT Permata Bunda Bawen sebagai berikut:
41
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan di SDIT Permata Bunda Bawen cukup lengkap
di antaranya adalah gedung sekolah, kelas yang luas, tempat ibadah dan
lain-lain. Sebagaimana penulis ketahui dengan pengamatan langsung
terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di SDIT Permata Bunda
Bawen dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ruang kelas : 10 lokal
b. Ruang kepala sekolah : 1 lokal
c. Ruang guru : 1 lokal
d. Ruang perpustakaan : 1 lokal
e. Ruang UKS : 1 lokal
f. Ruang ibadah : 1 lokal
g- Kamar kecil : 6 lokal
h. Mobil antar jemput : 1 lokal
B. Gambaran Umum SD Negeri Kranggan I Ambarawa
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kranggan I Ambarawa
SD Kranggan Ambarawa didirikan pada tahun 1948 dan tahun
perubahan 1984 dengan Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Gubemur
Jawa Tengah dengan SK No. 421.2/002/IV/43/87 pada tanggal 1 Agustus
1987. SD Negeri Kranggan Ambarawa ini adalah milik negara. SD ini
bermula dari penggabungan dari SD Negeri Kranggan II Ambarawa atau
SD Inpres yang ditutup. Terletak di dua lokasi yang dipisahkan dengan
bersejarah dari zaman penjajahan yang mempunyai arti penting dalam
masyarakat sehingga dikenal sebagai sekolah dasar cikal bakal.
2. Letak Geografis
Letak SD Negeri Kranggan I Ambarawa juga sangat strategis
karena mudah dijangkau oleh masyarakat, baik menggunakan transportasi
maupun dengan jalan kaki. Lokasi sekolah yang berada di tepi jalan dekat
tempat tujuan wisata Gedong Songo dan dekat dengan kantor kecamatan.
3. Keadaan Siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa
Keadaan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan untuk sementara ini jumlah murid untuk
tahun 2005-2006 dari kelas I - VI dapat dilihat pada tabel di bawah in i:
TABEL IV
KEADAAN SISWA SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Dalam suatu kelembagaan guru dan karyawan merupakan bagian
terpenting untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk
mengetahui keadaan tersebut, maka penulis sajikan mengenai keadaan
guru dan karyawan SD Negeri Kranggan I Ambarawa.
43
TABEL V
KEADAAN GURU DAN KARYAWAN
SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA
No Nama Guru Jabatan Mengajar Kelas
1 Sunarto, S.Ag Kepala Sekolah
-2 Antonius Sunar, KPG Guru Kelas IV IV
3 My. Suwarti, S.PG Guru Kelas II II
4 M.N. Setyowati, S.PG Guru Kelas I I
5 Lydia Chris, S.Pd Guru Kelas VI VI
6 Prihantini Guru Kelas III III
7 Nurimah, A.Ma.Pd Guru PAI I-VI
8 Suryono, A.Ma.Pd Guru Penjas I-VI
9 Supriyati, A.Ma.Pd Guru Kelas V V
10 Yuslami Aryanto Penjaga
-5. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran
yang sangat penting. Dengan adanya struktur organisasi akan dimengerti
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing komponen terkait.
Adapun struktur organisasi SD Negeri Kranggan I Ambarawa
Struktur Organisasi
SD Negeri Kranggan I Ambarawa
6. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan lengkap di antaranya adalah gedung sekolah
kelas yang luas dan lain-lain. Sebagaimana penulis ketahui dengan
pengamatan langsung terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di SD
Negeri Kranggan I Ambarawa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ruang kelas : 6 lokal
b. Ruang kepala sekolah : 1 lokal
c. Ruang guru : 1 lokal
e. Ruang aula : 1 lokal
f. Ruang komputer : 1 lokal
g- Kamar kecil : 5 lokal
h. Ruang kantin : 2 lokal
TABEL VI
REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN
PADA SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA BA WEN
No Nama Frekuensi Nilai Jumlah
Nilai Nominasi
a b c a b c
1 Wahyu Puji 9 4 1 27 8 1 36 B
2 Sri Astuti 10 4 0 30 8 0 38 A
3 Huda 11 3 0 33 6 0 39 A
4 Arum Mukharamah 10 4 0 30 8 0 38 A
5 Ninda Sintyah Rahmawati 9 4 1 27 8 1 36 B
6 Kunny Masrokhah 10 4 0 30 8 0 38 A
7 Eka Putra 7 6 1 21 12 1 34 B
8 Peri Haryanto 7 7 0 21 14 0 35 B
9 Agung Tri Susanto 9 4 1 27 8 1 36 B
10 Aisyah Shelawati 12 2 0 36 4 0 40 A
11 Suci Putri Melati 6 7 1 18 14 1 33 C
12 Surya Edi Kusuma 12 2 0 36 4 0 40 A
13 Diah Saputri 7 6 1 21 12 1 34 B
14 M. Ryan, A.Y. 12 1 1 36 2 1 39 A
No Nama Frekuensi Nilai Jumlah
Nilai Nominasi
a b c a b c
16 Rizky Bintang 6 8 0 18 16 0 34 B
17 Bella Etika Setio Utomo 11 3 0 33 6 0 39 A
18 Alfiana Hidayah 10 4 0 30 8 0 38 A
19 Rudi Rahmat 9 4 1 27 8 1 36 B
20 Lailatul Khoiriyah 12 1 1 36 2 1 39 A
21 Ulya 11 2 1 33 4 1 38 A
22 Rosa Khoirunnisa 7 7 0 21 14 0 35 B
23 Ulfa Ariyanti 10 4 0 30 8 0 38 A
24 Fahrian Akbar 3 10 1 9 20 1 30 C
25 Dian Ardiani 8 5 1 24 10 1 35 B
26 Saktiawan Agung Nugroho 9 4 1 27 8 1 36 B
27 Indra Yunia 11 3 0 33 6 0 39 A
Keterangan :
a. Frekuensi
Frekuensi A adalah jumlah soal yang dijawab option A
Frekuensi B adalah jumlah soal yang dijawab option B
Frekuensi C adalah jumlah soal yang dijawab option C
b. Nilai
Nilai diperoleh dengan mengalikan frekuensi dengan bobot yang telah