• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 20052006)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 20052006)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang

Tahun 2005/2006)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

Disusun Oleh : NANIEK PURWANTI

NIM : 111 02 047

JURUSAN TARSI YAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : w w w .sta in sa la tiu a .a c .id E-m ail : adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2006

Peneliti

NANIEK PURWANTI NIM : 111 02 047

(3)

NOTA PEMBIMBING

Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan

seperlunya, maka skripsi Saudari :

Nama : Naniek Purwanti

NIM : 111 02 047

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : PAI

Judul : STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS

KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2005/2006)

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

NIP. 150 269 911

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

PENGESAHAN

SKRIPSI Saudari : Naniek Purwanti dengan Nomor Induk Mahasiswa :

111 02 047 yang berjudul STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2005/2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 6 September 2006

yang bertepatan dengan tanggal 13 Sya’ban 1427 H. Dan telah diterima sebagai

bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

_ . . 6 September 2006 M Salatiga,---13 Sya'ban 1427 H

Panitia Ujian

NIP. 150 269 911

(5)

(Jl

^ j y

*3

<J]

^ <J U <oi\ j\

“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk tubuhmu dan

kepada harta bendamu, a/can tetapi Allah memandang kepada hatim u

dan am al perbuatanm u ”

“Belajarlah ... karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai

(6)

PERSEMBAHAN

S k r ip s i in i k u p e r s e m b a h k a n k e p a d a :

1. A y a h d a n ib u tercin ta y a n g se n a n tia sa m e n d id ik , m en g a su h , m e m b in a d a n

m e n g a ra h k a n p u tr in y a dengan s a b a r d a n ta b a h .

2 . K a k a k d a n a d ik - a d ik k u y a n g tersa ya n g y a n g sela lu m e m o tiv a si dengan

u n ta ia n sa ra n d a n k r i t i k .

3 . T e m e n -te m e n k u P A I 0 2 k h u s u s n y a ( U r n , N i t a , In d a h , A n i , E v i) .

4 . S ia p a p u n d ia y a n g A l l a h k a r u n ia k a n k e p a d a k u sebagai “te m a n s e ja ti”

d a la m m en g a ru n g i k e h id u p a n in i.

5 . M a s Y u l i y a n g te la h m e m b a n tu d a la m p e n g e tik a n s k r ip s i in i.

(7)

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat petunjuknya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

saw yang telah membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah

SWT.

Untuk terwujudnya penulisan skripsi ini sudah tentu penulis mendapat

bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, untuk itu bersama ini penulis

menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga yang telah memberi restu dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd, selaku pembimbing yang dengan ikhlas, tekun,

teliti dan sabar dalam membimbing penulis ketika skripsi ini penulis susun.

3. Bapak dan ibu dosen yang tulus mengajar penulis, sehingga penulis dapat

belajar dengan baik.

4. Seluruh staf dan cifitas akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

5. Bapak Sunarto, S.Ag selaku kepala SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

6. Bapak dan ibu guru SD Negeri Kranggan I Ambarawa yang telah memberikan

informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

(8)

7. Ibu Juliah, S.Ag selaku kepala SDIT Permata Bunda Bawen yang memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak dan ibu guru SDIT Permata Bunda Bawen yang telah memberikan

informasi, data dan bahan-bahan seperlunya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

9. Bapak dan ibu tersayang saudara-saudaraku (Yoga Praminta) serta sahabat-

sahabatku yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan

sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada para cerdik dan

cendekiawan yang ilmunya telah penulis petik dalam penulisan skripsi ini. Penulis

merasa yakin bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempumaan.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari diri penuli. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua piahk apabila bersedia untuk

memberikan sumbangsihnya berupa saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini

agar menuju kesempumaan.

Akhimya penulis hanya dapat mendo’akan semoga amal baik bapak, ibu

serta saudara sekalian mendapat imbalan berlipat ganda di sisi Allah SWT dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, Agustus 2006

Penulis

Nanik Purwanti

(9)

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 3

C. Perumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Variabel Penelitian... 5

F. Hipotesis... 6

G. Metodologi Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktivitas Keagamaan ... 13

B. Pentingnya Agama Bagi Manusia... 15

C. Definisi Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan... 17

(10)

D. Bentuk-bentuk Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan ... 19

E. Akhlaq yang Menaungi Aktivitas Keagamaan... 31

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT Permata Bunda Bawen... 37

1. Sejarah Singkat berdirinya SDIT Permata Bunda Bawen. 37 2. Letak Geografis ... 37

3. Keadaan Siswa SDIT Permata Bunda Bawen... 38

4. Keadaan Guru dan Karyawan... 38

5. Struktur Organisasi Sekolah... 40

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 41

B. Gambaran Umum SD Negeri Kranggan I Ambarawa... 41

1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kranggan I Ambarawa... ... 41

2. Letak Geografis ... 42

3. Keadaan Siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa... 42

4. Keadaan Guru dan Karyawan... 43

5. Struktur Organisasi Sekolah... 43

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 44

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Pertama... 53

B. Analisis Kedua ... 58

C. Analisis Ketiga... 64

(11)

A. Kesimpulan... 72

B. Saran-saran ... 73

C. Penutup... 74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL I KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BA WEN

TAHUN 2005-2006... 38

TABEL II KEADAAN GURU SDIT PERMATA BUNDA BA W EN.... 39

TABEL III KEADAAN KARYAWAN SDIT PERMATA BUD A

BAWEN... 39

TABEL IV KEADAAN SISWA SD NEGERI KRANGGAN I

AMBARAWA TAHUN 2005-2006... 42

TABEL V KEADAAN GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI

KRANGGAN I AMBARAWA... 43

TABEL VI REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG

AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS V

SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 45

TABEL VI REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG

AKTI VITAS KEAGAMAAN PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA... 48

TABEL VIII TABEL PERSENTASE AKTIVITAS KEAGAMAAN

SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 55

TABEL IX JAWABAN TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN

DARI SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA

BAWEN... 56

(13)

SISWA KELAS V SD NEGERI KRANGGAN I

AMBARAWA... 60

TABEL XI JAWABAN TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN

DARI SISWA KELAS V SD NEGERI KRANGGAN I

AMBARAWA... 61

TABEL XII TABEL DISTRIBUSI AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA

SDIT PERMATA BUNDA BAWEN... 65

TABEL XII TABEL DISTRIBUSI AKTIVITAS KEAGAMAAN PADA

SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA... 66

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa dalam

rangka membantu perkembangan anak agar dapat kesempatan untuk

berkembang secara normal.

Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan potensi kehidupan

manusia yang paling penting dalam menumbuhkan dan memajukan peradaban

manusia Indonesia. Utamanya dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional

yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.1

Masih dalam konteks yang sama, Islam memberikan pandangan

terhadap pendidikan yang mengarahkan kepada bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah

mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya

semua ajaran Islam. Salah satu implementasinya adalah Pendidikan Agama

yang merupakkan substansi pendidikan yang wajib dianut pada setiap jenis

'Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional, Aneka Ilmu, him. k.

2Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1997, him. 11.

(15)

dan jenjang pendidikan secara nasional. Lebih dari itu, Pendidikan Agama

memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam upaya melestarikan dan

mewujudkan tercapainya tujuan yang dapat mengantarkan manusia kepada

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dengan demikian tampak jelaslah arti pentingnya pendidikan agama

pada setiap jenis dan jenjang pendidikan di negara kesatuan Republik

Indonesia. Keseriusan pemerintah dalam mengatur gerak langkah

penyelenggara pendidikan terbukti dengan ditetapkannya Undang-Undang RI

Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Untuk mengoptimalkan kemampuan, bakat, minat, dan kepribadian

peserta didik, dibutuhkan lingkungan pendidikan yang mendukung. Artinya,

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat hams seimbang dan saling

bekeija sama dengan baik, sehingga tujuan pendidikan secara utuh dapat

dicapai dengan optimal/

Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan untuk anak didik, maka

keluarga mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam pembentukan

kepribadian anak. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW sebagai

berikut:

AjI

(16)

3

Artinya : "Setiap anak dilahirkan ke dasar fitrah, maka sesungguhnya kedua urung luanycuan yang menjaauuin aia Yahuai, Nasrani atau Majusi."4

Memperhatikan latar belakang arti pentingnya Pendidikan Agama dan

untuk mengetahui hasil serta dampak tentang aktivitas keagamaan, maka

penelitian ingin membandingkan seberapa besar aktivitas keagamaan siswa

SDIT dengan SD umum.

Hal yang menarik perhatian bagi penulis karena keduanya sama-sama

memperoleh pendidikan keagamaan. Memang pandangan dari masyarakat

siswa SDIT lebih unggul aktivitas keagamaannya karena SD Islam Terpadu

Permata Bunda Bawen menerapkan kurikulum IT yang terdeminasi dalam 4

kelompok besar, yaitu:

1. Kurikulum Diknas ke IT an : Bahasa Indonesia, sains, PKPS, Matematika,

Penjas, KTK

2. Kurikulum Mulok ke IT an : bahasa Jawa dan TI

3. Kurikulum khas : PAI, qiro’ati alq, Tahfidz, Bahasa Arab, Bahasa Inggris,

perpustakaan, life skill, sempoa

4. Kurikulum penunjang : pertemuan wali murid, PLG, supervisi, pembinaan

rutin guru, pelatihan guru.

Sedangkan untuk SDN itu keunggulan terdapat pada kegiatan

ekstrakurikuler berupa BTA (Baca Tubs A1 Qur'an) sebagai aktivitas

keagamaan. Sehingga dapat disimpulkan untuk siswa SDIT belum tentu

(17)

mempunyai kelebihan dibanding dengan SDN, hal ini dapat dilihat dengan

adanya kegiatan dari masing-masing sekolah. Karena adanya kegiatan yang

banyak dari SDIT anak belum tentu mau mengerjakan aktivitas keagamaan

sebaliknya dari SDN yang justru hanya mengandalkan ekstrakurikuler berupa

BTA akan lebih aktif dalam aktivitas keagamaannya.

Dari fenomena di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian

dengan mengambil judul : "STUDI KOMPARASI TENTANG AKTIVITAS

KEAGAMAAN ANTARA SISWA SD ISLAM TERPADU DENGAN SD

UMUM (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen

dengan SD Negeri Kranggan I Ambarawa Tahun 2005/2006)”.

B. Penegasan Istilah

Agar di dalam penelitian ini tidak teijadi kerancuan maka peneliti

menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut:

1. Studi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti "kajian", telaah :

penelitian atau penyelidikan ilmiah,3 sedangkan menurut John Suryadi H

dan S. Koentjoro, berarti "pelajaran".0

Dengan memperhatikan dua defmisi tersebut di atas, studi dapat

berarti "penyelidikan atau penelaahan." 5 *

5EM. Zul Fajri, Ratu Apriliasenja, Kamus Lenghap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, 2005, him. 77^

(18)

5

2. Komparasi

"Komparasi berasal dari bahasa Inggris "compare" artinya

memperbadingkan atau dari kata benda comparison yang artinya: i

pembandingan atau perbandingan".'

Jadi, studi komparasi adalah suatu kegiatan penelitian atau

penyelidikan ilmiah dengan jalan mengadakan perbandingan tentang

sesuatu hal dengan hal yang lainnya. Untuk mengetahui perbedaannya dan

persamaannya.

3. AJctivitas Keagamaan

a. Aktivitas merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud,

mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata

didasari oleh adanya aspek kehendak (motif).0

b. Keagamaan dapat sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala

sesuatu mengenai agama/

Selanjutnya aktivitas keagamaan yang dimaksud di sini adalah

segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, baik itu bidang ibadah

maupun bidang muamalah yang dilaksanakan oleh siswa.

4. SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Permata Bunda Bawen merupakan

instansi sekolah jenjang 6 tahun yang menyelenggarakan program fu ll day

school. Program ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki

karakter generasi unggulan. 7 8

7 John M, Echols dan Hasan Shadily, ha mu Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1982, him.

(19)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan suatu rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SDIT

Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang?

2. Seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa Kelas V SD Negeri

Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?

3. Seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas keagamaan antara siswa

Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dan siswa Kelas V SD Negeri

Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang?

D. Tujuan Penelitian

Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia secara sadar pasti

memiliki tujuan yang akan dicapai, demikian juga penelitian ini. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa

Kelas V SDIT Permata Bunda Bawen, Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat aktivitas keagamaan siswa

Kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa, Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perbedaan aktivitas

keagamaan antara siswa SDIT Permata Bunda Bawen dan SD Negeri

(20)

7

E. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti adalah "aktivitas keagamaan" siswa SDIT

Permata Bunda Bawen dengan siswa Kelas V SD Negeri Kranggan I

Ambarawa dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Ketekunan dalam menjalankan salat wajib

2. Ketekunan dalam menjalankan salat sunnah

3. Keatifan dalam menjalankan salat jama'ah

t

4. Kerajinan berdzikir terutama setelah salat wajib

5. Kerajinan membaca atau tadarus Al-Qur'an

6. Kerajinan menjalankan puasa wajib

7. Kerajinan menjalankan puasa sunnah

8. Keaktifan dalam peringatan Hari Besar Islam

9. Kebiasaan bersilaturrahmi

10. Kebiasaan menengok dan mendo'akan orang yang sakit

11. Kebiasaan berbuat baik terhadap orang tua

12. Kebiasaan berbuat baik terhadap teman

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan dalam penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.10

Adapun hipotesis dalam penelitian adalah ada perbedaan yang signifikan

(21)

antara aktivitas keagamaan siswa SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa

SD Negeri Kranggan I Ambarawa tahun ajaran 2005-2006”.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penentuan Subjek

Penentuan subjek disebut dengan penentuan sumber data, yakni

menentukan populasi sebagai tempat diperolehnya data-data yang

diperlukan, maka dalam penelitian ini diperlukan penjelasan tentang :

a. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang diteliti dan diselidiki, atau

dengan kata lain, populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis

yang ciri-cirinya akan diduga.11 Adapun populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen sebanyak

27 dan seluruh siswa kelas V SD Negeri Kranggan I Ambarawa

sebanyak 27, tahun ajaran 2005-2006.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.12 Dalam hal

ini Surharsimi Arikunto menjelaskan bahwa :

ijaona suoieKnya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari pada sampel antara 10%-l 5% atau 20%-25% atau lebih”. 13

" Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1991, him. 152

12 Ibid., him. 70

(22)

9

Berdasarkan petunjuk tersebut dalam penelitian ini subjeknya

kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian sampel bertujuan (purposif

sampling)}*

Responden sebanyak 27 siswa dari SDIT Permata Bunda

Bawen. Sedangkan dari SDN Kranggan I Ambarawa sebanyak 27

siswa. Siswa diambil dari kelas V saja, dikarenakan kelas 1 - 4 untuk

menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sesuai belum matang, dan

kelas VI dikarenakan memasuki ujian akhir atau ebtanas, sehingga

tidak dapat diganggu keaktifan belajamya.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.14 15

Metode ini merupakan metode pokok dalam pencarian data

karena penulis membuat angket yang harus dijawab oleh sampel untuk

mengetahui data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V

SDIT Permata Bunda Bawen dengan Siswa kelas V SD Negeri

Kranggan I Ambarawa.

(23)

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumenasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.16

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

gambaran umum, meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis,

struktur organisasi sekolah, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana

dan fasilitas sekolah.

c. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena

yang diselidiki.17

Metode ini peneliti gunakan sebagai alat bantu untuk

mendapatkan data tentang aktivitas keagamaan antara siswa kelas V

SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa kelas V SD Negeri

Kranggan I Ambarawa.

3. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah atau menganalisis data. Dalam mengolah dan menganalisis data

tersebut penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut:

16 Ibid., him. 118

(24)

11

Untuk mengetahui prosentase aktivitas keagamaan antara siswa

kelas V SDIT Permata Bunda Bawen dengan siswa SD Negeri Kranggan I

Ambarawa. Maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

P = — x 100%

N

Keterangan :

P : Angka persentase yang dicari

F : Frekuensi dari jawaban

N : Jumlah responden

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam

aktivitas keagamaan antara siswa kelas V SDIT Permata Bunda Bawen

dengan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa. Maka penulis

menggunakan t test sebagai berikut:

t = Svl'x ~ M y

Keterangan :

Mx = Mean dari sampel X

MY = Mean dari sampel Y

SDbM = Standar kesalahan perbedaan mean18

(25)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis sajikan pokok-pokok pikiran tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II

i

LANDASAN TEORI

Di dalam bab II berisi landasan teori yang penulis jadikan dasar

untuk menganalisis data yang memuat pengertian aktivitas

keagamaan seperti salat, puasa, zakat, haji, dan akhlak.

BAB III PENYAJIAN DATA

Data-data penelitian yang telah dilakukan di SDIT Permata Bunda

Bawen dan SD Negeri Kranggan I Ambarawa termuat pada Bab III

ini.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini merupakan proses akhir pembahasan pokok permasalahan

yang penulis sajikan dalam menginterpretasikan data yang

terkumpul dan diolah guna menarik kesimpulan ada tidaknya

perbedaan aktivitas keagamaan siswa kelas V SDIT Permata

Bunda Bawen dan siswa kelas V SD Negeri Kranggan I

Ambarawa.

BABY PENUTUP

Kesimpulan-kesimpulan pokok penelitian, saran-saran dan kata

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Aktivitas Keagamaan

Secara bahasa aktivitas dapat diartikan kegiatan; keaktifan.1 Aktivitas

merupakan suatu perbuatan yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan

perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek

kehendak (motif).2

Adapun agama (al-din) adalah tatanan (undang-undang) Tuhan yang

dianugerahkan kepada manusia melalui lisan salah seorang pilihan dari

kalangan mereka sendiri.3

Menurut Ahmad D. Marimba, agama adalah aturan-aturan dari Tuhan

yang Maha Esa, untuk petunjuk kepada manusia agar dapat dan sejahtera atau

bahagia di dunia dan akhirat dengan petunjuk-petunjuk serta teladan-teladan

pekerjaan Nabi-nabi beserta kitab-kitabNya.4

Sementara itu, Robert H. Thouless mendefinisikan bahwa agama

adalah sikap (atau cara penyesuaian diri) terhadap dunia yang mencakup

acuan yang menunjukkan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia

'Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bali Pustaka, Jakarta, 1989, him. 20.

2Singgih Gunarso, Psikologi Perkemhangan, Gunung Agung, Jakarta, 1948, him. 12. Direktorat Jendera! Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pengqjaran Pendidikan Agama Islam, Provek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta, 1984/1985, him. 6.

4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafal Pendidikan Islam, A1 M a’arif, Bandung, 1989, him. 128.

(27)

fisik yang terikat ruang dan waktu - the spatio temporal physical world

-(dalam hal ini, yang dimaksud adalah dunia spiritual).5

Dari beberapa arti kata agama di atas dapat diambil suatu pengertian

bahwa agama adalah peraturan hidup yang lengkap dengan segala aspeknya

termasuk aqidah. akhlak, ibadat dan amal perbuatan yang disyariatkan

penguasa tertinggi (Allah SWT) untuk manusia.

Para ahh teologi (muktakallimin) mendefinisikan agama sebagai berikut:

Jill

jU-l

^

^Call <JI

c\A

Artinya: Ketentuan Tuhan, yang membimbing makhluk yang berakal, karena mereka sendiri mencarinya, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.6

Dilihat dari segi batin agama menyangkut perasaan, keinginan,

harapan, dan keyakinan yang dimiliki manusia terhadap Tuhannya.

Sedangkan dari segi lahiriyah agama menyangkut kelakuan dantindak

tanduk tertentu yang mengungkapkan segi batiniyah di dalam kehidupan.

Awalan ke dan akhiran an dalam kata keagamaan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah konfiks nominal yang mengandung makna

mempunyai ciri atau sifat, tempat. Dalam bahasa sehari-hari awalan ke

akhiran an diartikan segala sesuatu yang mengenai nominal. Sehingga

dalam hal ini kata keagamaan mempunyai makna segala sesuatu yang

mengenai agama.7 Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa keagamaan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan agama.

5Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, CV Rajawali, Jakarta, 1992, him. 22. H. Rachmat Djatmika, Sistcm Ethika Islam's AkhlakA/m/za, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1996, him 16.

(28)

15

Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas keagamaan adalah tingkah

laku atau perbuatan baik yang bersifat reflektoris maupun yang didasari

oleh kehendak atas segala sesuatu yang mengenai agama. Aktivitas

keagamaan yang dapat ditampilkan melalui perilaku keseharian dalam

menjalankan perintah ataupun menjauhi larangan sangatlah tidak terbatas,

sehingga penulis memberikan batasan pada aktivitas keagamaan yang

berupa kegiatan ibadah yang teijadi di masyarakat Islam yaitu: salat,

puasa, zakat, haji dan akhlak.

B. Pentingnya Agama bagi Manusia

Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

prinsip percaya kepada Tuhan (dewa dan sebagainya), sebagai ajaran

kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.8

M. Quraish Shihab mendefinisikan agama sebagai hubungan antara

makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini mewujud dalam sikap batinnya serta

tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap

kesehariannya.9

H. Endang Saifuddin Anshari mengutip pendapat T.S.G. Mulia dan

K.A.H. Hiddung, mengatakan bahwa agama (umum) manusia mengakui

dalam agama adanya yang suci; manusia itu insaf bahwa ada suatu kekuasaan

yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang

dianggap sebagai asal atau khaliq segala yang ada. Tentang kekuasaan ini

bermacam-macam bayangan yang terdapat pada manusia, demikian pula cara

%Ib id, him. 10.

(29)

membayangkannya. Demikianlah Tuhan yang dianggap oleh manusia sebagai

tenaga yang gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsumya 10

Selanjutnya H. Endang Saifuddin Anshari menyimpulkan bahwa:

1. Agama adalah suatu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas

adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia.

2. Agama juga sebagai sistem ritus (peribadatan) manusia kepada yang

dianggapnya mutlak

3. Selain merupakan sistem credo dan sistem ritus, agama juga merupakan

suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia

dengan sesama manusia dan dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan

dengan tata keimanan dan tata peribadatan di atas.11

M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Qur'an,

menjelaskan kepentingan manusia terhadap agama, sebagai berikut:

1. Manusia secara fitrah mempunyai naluri ingin tahu, oleh karenanya

manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu,

khususnya dalam hal-hal yang sangat mendesak yang mengganggu

ketenangan jiwa, atau menjadi syarat kebahagiaannya. Di sinilah Tuhan

memberikan informasi yang dibutuhkan manusia lewat agama.

2. Manusia membutuhkan norma-norma atau nilai-nilai yang akan memberi

petunjuk dalam kehidupannya. Maka agama yang mengandung nilai-nilai

ataupun peraturan dari Tuhan sangat dibutuhkannya.12

I0H. Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1992, him 210.

"ibid, him 128.

(30)

17

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa agama mengatur hubungan

manusia dengan Khaliq, manusia dengan manusia serta manusia dengan

lingkungaxmya. Manusia sebagai makhluk sosial, diraana berhubungan dengan

sesamanya merupakan suatu keniscayaan, maka manusia sangat memerlukan

agama, agar hubungannya dengan sesama dapat beijalan dengan harmonis.

Selain itu, norma (tata kaidah) merupakan salah satu unsur dalam kehidupan

manusia yang harus dipenuhi. Oleh karenanya agama sebagai suatu sistem

norma juga menjadi keniscayaan bagi manusia. Fitrah manusia dengan naluri

rasa ingin tahunya, juga sangat memerlukan agama, karena agama dapat

memberikan informasi apa yang dibutuhkan manusia, sehingga jiwanya akan

menjadi tenang dan bahagia.

C. Definisi Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan

Ibadah ialah sebuah kata yang menyeluruh meliputi apa saja yang

dicintai dan diridhai Allah. Menyangkut seluruh ucapan dan perbuatan yang

tidak tampak maupun yang tampak, seperti sholat, zakat, puasa, haji, berkata-

kata yang benar, menunaikan amanat, berbuat baik kepada kedua orang tua,

bersilaturrahmi, memenuhi janji, menyuruh berbuat baik, melarang perbuatan

mungkar, berperang melawan kekufuran dan kemunafikan, lemah lembut

terhadap tetangga dan anak yatim, menyantuni orang-orang miskin, ibnu sabil,

hamba sahaya dan binatang, serta doa, dzikir membaca Al Qur'an dan

sebagainya. 13

(31)

Majlis Taijih Muhammadiyah mendefmisikan, bahwa ibadah ialah

bertaqorrub (mendekatkan din) kepada Allah dengan mentaati segala perintah-

perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan mengamalkan segala yang

diizinkan-Nya.14

Dengan uraian tersebut di atas, ibadah dapat diartikan sebagai ketaatan

manusia kepada Allah SWT. atas perintah dan larangan-Nya, baik yang

berkenaan dengan hubungannya dengan Allah SWT. maupun dalam

hubungannya dengan sesama manusia, semata-mata hanya untuk mendapatkan

ridha-Nya.

Ibadah tidak akan sah kecuali diniatkan ikhlas semata karena Allah

SWT, sesuai dengan syar’i dan diiringi dengan rasa tawadhu’, serta

kesempumaan: rasa cinta kepada-Nya. Suatu pekeijaan dapat bemilai ibadah

atau tidak tergantung kepada niatnya, sehingga semua kegiatan manusia baik

yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat mu’amalah, apabila diniatkan

untuk mendapatkan ridha Allah SWT. maka ia adalah ibadah.

Di antara jalan yang dapat ditempuh supaya ibadah itu dapat diterima

Allah adalah tasawuf, yaitu mencari jalan termudah agar ibadahnya dapat

diterima Allah SWT, dengan cara:

1. Ikhlas, artinya hendaklah ibadah yang kita keijakan itu bukan mengharap

pemberian dari Allah, namun semata-mata untuk meraih ridhaNya.

2. Meninggalkan riya, artinya melakukan ibadah bukan karena malu kepada

manusia atau supaya dilihat orang.

(32)

19

3. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Tuhan itu melihat, dan selalu ada di

samping kita, sehingga kita selalu melakukan ibadah dengan sesungguhnya.

4. Jangan keluar dari waktu, artinya melakukan ibadah, terutama salat

dalam waktu tertentu, sedapat mungkin dikeijakan di awal waktu.13

D. Bentuk-bentuk Ibadah yang Menaungi Aktivitas Keagamaan

Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridha

Allah SWT. adalah ibadah, baik yang berbentuk perbuatan maupun ucapan.

Oleh karenanya secara umum ibadah diklasifikasikan dalam tiga bentuk:

1. Ibadah I’tiqadiyah (keyakinan)

Ibadah i’tiqadiyah yakni ibadah yang berbentuk keyakinan, meliputi:

a. Meyakini bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah

utusan Allah.

Keyakinan ini merupakan dasar keimanan seseorang, sehingga ia

haras mengetahui secara pasti dan tidak disertai rasa bimbang dan ragu

sedikit pun. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat: 19

(jXo33

*)j\

4il

pipli

Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha

dan tempat tinggalmu.16 5 6

l5Slamet Abidin, Moh, Suyono, Fiqih Ibadah, CV. Pustaka Setia Bandung, 1998, him. 15.

(33)

b. Mencintai Allah ‘ Azza wajalla

Cinta kepada Allah bagi seorang mukmin merupakan cinta di atas

segalanya, yang harus disertai rasa rendah hati, tunduk serta berserah diri

sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Termasuk konsekwensi dari cinta

kepada Allah adalah cinta kepada Rasul-Nya dan agama Islam.

Firman Allah dalam surat A1 Imran ayat: 31

• •

j y *

Artinya: “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Kdaha Penyayang”.17

c. Takut kepada Allah

Takut terhadap Allah merupakan takut yang disertai dengan

harapan dan keinginan untuk mendapatkan rahmat-Nya, sehingga takut

terhadap Allah justru akan menjadikan manusia lebih dekat kepada-

Nya.

d. Bertaubat kepada Allah

Yakni bersegera menuju kepada keridhaan Allah SWT,

kembali kepada-Nya dan memohon ampunan-Nva. Islam mengajarkan

agar manusia selalu mengikuti perbuatan baik yang telah dilakukannya

dengan amal dan perbuatan yang mulia.

(34)

21

e. Bertawakal kepada Allah dan meminta pertolongan kepadaNya.

Hakikat bertawakal kepada Allah adalah menyandarkan hati kepada

Allah SWT. dengan sebenar-benamya dalam melakukan kebaikan dan

menghindari kemadharatan di dalam urusan dunia maupun akhirat.

Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat: 84

A rtin y a: “Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu

1R

benar-benar orangyang berserah diri"

2. Ibadah Amaliyah (Perbuatan)

Ibadah amaliyah merupakan realisasi adanya aqidah atau iman

seseorang. Di antara ibadah-ibadah amaliyah adalah sebagai berikut:

a. Salat

Menurut bahasa, salat artinya doa, sedangkan menurut istilah

berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan

perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,

berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.* 19 Salat

merupakan fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang telah baligh

(dewasa).

Kewajiban salat telah ditegaskan oleh Allah SWT. dalam

firman-Nya yang tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103

nIbi(L, him. 832.

(35)

t

j

l

E>U)I

lyJii

1$

Artinya: Kemudian apabila kamu tel ah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman 20

Salat yang diwajibkan oleh Allah SWT bukan hanya

merupakan ibadah ritual saja, namun salat pada hakikatnya

mengandung nilai-nilai yang sangat mulia di antaranya salat bertujuan

untuk membentengi seorang muslim dari perbuatan keji dan munkar,

salat melatih dan membiasakan hidup disiplin, salat beijama’ah

memupuk rasa ukhuwah islamiyah dan lain sebagainya.

Selain ibadah salat wajib, kita juga dianjurkan untuk

melaksanakan salat sunnah. Di antaranya, salat sunnah rawatib,

tahajud, tarawih, witir dan sebagainya.

Melihat realitas kehidupan di lapangan, kita maklumi bersama

bahwasanya umat Islam kaitannya dengan ketekunan melaksanakan

salat dapat kita golongkan menjadi beberapa bagian:

1) Golongan yang raj in melaksanakan salat

Apabila kita perhatikan keadaan umat Islam yang rajin

melaksanakan salat tergambar dalam berbagai ragam golongan,

antara lain:

a) Golongan orang yang rajin salat namun dilakukan semaunya

saja. Artinya, tidak memperdulikan kesempumaan salat baik

(36)

23

syarat sahnya, syarat rukunnya maupun sunat-sunatnya.

Dengan kata lain, mereka beranggapan yang penting salat

secara rutin. Adapun syarat sah, syarat rukun dan sunatnya

tidak penting.

b) Golongan orang yang rajin salat karena pengaruh kebiasaan

atau tradisi, dalam hal ini, mereka rajin salat mereka rajin salat

ketika usia sudah tua karena tradisi menunjukkan bahwa orang

yang sudah lanjut usia salatnya rajin dan berlalai ketika masih

muda kepada mereka yang berlalai-lalai dalam salatnya telah

diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

Artinya: Maka celakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.

(QS. A1 Ma’uun: 4-5)21

c) Golongan orang yang rajin bersalat dengan semata-mata

meniru, bukan hasil belajar dari seorang ustadz yang sungguh-

sungguh mampu memberikan petunjuk tentang salat.

d) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak mau beijamaah

(makmun) kepada orang selain imannya sendiri.

e) Golongan orang yang rajin bersalat tetapi tidak memerlukan

kekhusukan. Di dalam melaksanakan salat, mereka selalu

tergesa-gesa karena selalu ada kebutuhan lain yang dianggap

lebih penting.

(37)

f) Golongan orang yang rajin bersalat karena ingin meraih

sesuatu keperluan dunia atau pujian dari orang lain, mereka

melakukan salat agar dipandang sebagai orang yang taat di

dalam menjalankan agama.

2) Golongan yang kadang-kadang melaksanakan salat

Golongan orang yang semacam ini banyak kita jumpai di

daerah sekitar atau di lingkungan kita sendiri yang mungkin

disebabkan pengaruh teman yang tidak bersalat.

3) Golongan yang belum mau melaksanakan salat

Jika diperhatikan masyarakat di sekitar kita secara cermat,

akan dijumpai orang yang masih sibuk dengan urusan duniawi

pada saat panggilan salat (azan) dikumandangkan, danadajuga

yang secara terang-terangan tidak melaksanakan salat, mereka

enggan menghambakan dirinya kepada Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan dan kenikmatan. Menurut T.M. Hasbi As

Shiddieqy, keengganan mereka untuk melakukan salat disebabkan

beberapa faktor, antara lain:

a) salah sangka dan salah menempatkan,

b) tidak mempunyai pengertian terhadap salat,

c) kemalasan yang sangat mempengaruhi,

d) keremajaan dan kemudaan,

e) pengaruh surah dan kacau perasaan, dan

f) takut kepada iblis dan setan.22

(38)

25

b. Puasa

Puasa dalam bahasa Arab disebut straumun atau shiyaamun,

yang mempunyai makna menahan diri dari segala sesuatu, seperti

menahan tidur, menahan makan, menahan minum, menahan bicara dan

lain sebagainya. Sedangkan secara istilah puasa adalah menahan dari

makan, minum serta bersenggama antara suami istri, sejak terbit fajar

hingga terbenam matahari, dengan niat melaksanakan perintah Allah."

Namun lebih jauh lagi puasa merupakan sarana untuk melatih mental

dan fisik manusia, mendidik manusia berakhlak mulia, serta

menciptakan insan bertaqwa.

1) Macam-macam puasa •

Dalam kehidupan bermasyarakat utamanya masyarakat

muslim kita kenal berbagai macam istilah puasa, dan apabila kita

telaah lebih lanjut pada dasamya puasa itu hanya ada dua macam,

yaitu:

a) Puasa wajib

Yang termasuk puasa wajib antara lain: puasa

ramadhan, puasa kafarat, puasa qadha dan puasa nazar. Di

antara puasa wajib tersebut yang tampak jelas ketentuannya

adalah puasa ramadlan selama satu bulan penuh. Kejelasan

yang dimaksudkan di sini termasuk waktu pelaksanaannya

dapat dipastikan setiap tahun sekali tentunya pada bulan

(39)

Ramadhan. Sedangkan puasa wajib yang lain waktu

pelaksanaannya tidak terikat. Kewajiban puasa bagi setiap

orang yang beriman ditegaskan dalam A1 Qur'an surat

A1 Baqarah ayat 183 sebagai berikut:

jjiii

j * ^ \j ?

ru=ii

^

jjiii y i

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas

orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

(QS. A1 Baqarah: 183)24

b) Puasa sunnah atau tathawuk

Yang termasuk puasa tathawuk antara lain: puasa

arafah, puasa Asy Syura, puasa Senin Kamis, puasa enam hari

di bulan Syawal dan sebagainya. Hadis yang menerangkan

tentang puasa yang disunnahkan antara lain sebagai berikut::

** * \

-Artinya: Dari Aisyah ra. ia berkata: pada hari Asyura

orang-orang Quraisy berpuasa pada masa

jahiliyah, dan Rasulullah saw berpuasa juga. Ketika beliau tiba di Madinah beliau berpuasa pada hari

(40)

27

itu dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari

Asyura itu. Ketika (puasa) Ramadhan difardhukan,

beliau meninggalkan hari Asyura. Barangsiapa yang mau maka berpuasalah dan barang siapa yang mau maka ia meninggalkannya.

2) Hikmah Puasa

Ibadah puasa mengandung banyak hikmah, baik yang

bersifat spiritual ataupun yang bersifat material, di antaranya:

a) Menenangkan nafsu amarah dan meruntuhkan kekuatannya

yang tersalurkan dalam anggota tubuh, seperti mata, telinga,

lidah dan kemaluan. Dengan berpuasa aktivitas hawa nafsu

menjadi lemah.

b) Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap orang miskin, sebab

ketika orang yang berpuasa merasakan kepedihan rasalapar

pada beberapa waktu, dia akan berfikir, bagaimana jika

keadaan seperti itu teijadi sepanjang hari, minggu ataupun

tahun. Pikiran tersebut akan mendorongnya untuk mengasihi

orang miskin dengan balasan dari Allah SWT.

c) Menyetarakan orang yang berpuasa dengan orang-orang

miskin, yaitu dengan ikut menanggung atau merasakan

penderitaan mereka.

d) Membentuk pribadi yang jujur, sabar, dan disiplin

"7 ft e) Menjaga kesehatan. 25 26

(41)

c. Zakat

Pengertian zakat dalam ajaran Islam, adalah harta tertentu yang

wajib dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin dan sesuai dengan

perintah syara’. Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang lima,

merupakan kewajiban agama yang wajib dilaksanakan karena

manfaatnya sudah jelas, yaitu memperluas partisipasi kesejahteraan

masyarakat banyak. Hal ini agar tidak ada perbedaan yang mencolok

antara golongan kaya dan miskin dalam masyarakat. Di samping itu,

zakat mempunyai beberapa hikmah antara lain mendidik dan

membiasakan orang menjadi pemurah. Harta yang wajib dizakati

adalah:

1) Binatang temak

2) Barang tambah berupa emas dan perak

3) Biji-bijian dan buah-buahan (hasil tanaman)

4) Harta pemiagaan

5) Barang temuan.27

d. Haji

Haji diwajibkan bagi setiap muslim yang telah memenuhi

beberapa syarat, di antaranya, Islam, baligh, berakal sehat (tidak gila),

mempunyai kebebasan dan kemerdekaan penuh serta mempunyai

kemampuan material, yaitu kemampuan fisik, keuangan dan lain

(42)

29

sebagainya. Secara spiritual maupun materiil ibadah haji memberikan

manfaat di antaranya :

1) Menumbuhkan jiwa tauhid yang tinggi

2) Menyatukan umat Islam se dunia menjadi “ummah wahida”,

karena kesatuan aqidah dan kesatuan idiologi

3) Mengajarkan sejarah, khususnya sejarah peijuangan Nabi

Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.

4) Pembentukan sikap mental dan akhlak mulia

5) Mendorong untuk mengenal peta planet bumi, mengetahui tentang

manusianya dan mengetahui tentang masyarakatnya.

6) Menjadi forum “Muklamar Akbar” umat Islam sedunia, sekali

setahun untuk membahas dan memecahkan problematika alam

Islam.28

3. Ibadah ucapan (lisan)

a. Mengucapkan dua kalimat syahadah

Syahadah merupakan persaksian seorang muslim atas

ke-Esa-an Allah SWT. serta meyakini bahwa Muhammad adalah

utusan Allah. Dalam persaksian ini seorang muslim tidak hanya

dituntut untuk mengucapkan dengan lisan saja, namunjuga meyakini

dalam hati dan merealisasikan dalam perbuatan. 2

(43)

b. Berdzikir, bertasbih, dan beristighfar kepada Allah

Berdzikir merupakan salah satu cara untuk menyejukkan hati

dan senantiasa mengingat akan kebesaran Allah, sehingga dengan

demikian akan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap

perbuatannya.

c. Berdoa dan beristighatsah

Allah memerintahkan kepada manusia agar senantiasa

bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Firman Allah dalam surat A1

Mu’min ayat: 60

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku niscaya

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap permintaan manusia,

Allah SWT akan mengabulkannya, oleh karenanya salah satuadab

dalam berdoa hams selalu merasakan bahwa Allah SWT mengetahui

segala kebutuhan hamba-Nya, serta tahu posisi dan keadaannya. Selain

itu, berdoa juga merupakan ibadah, bahkan inti dari ibadah.

d. Berdakwah atau beramar ma’ruf nahi munkar

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ’ru f dan mencegah dari yang munkar (QS. Ali Imran: 104)30

akan kuperkenankan bagimu.29

29Depag RI, op. c i thim. 767.

(44)

31

Ayat tersebut menerangkan bahwa Islam sangat

memperhatikan tentang penjagaan masyarakat supaya senantiasa

menggalakkan perbuatan baik (amar ma’ruf) dan menjaga dari unsur-

unsur yang membawa kepada kerusakan atau kemungkaran (nahi

munkar).

E. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Menurut bahasa akhlak artinya tindak-tanduk atau kebiasaan-

kebiasaan. Jika tindak tanduk atau kebiasaan-kebiasaannya baik disebut

akhlaknya baik, demikian juga sebaliknya. Kedudukan akhlak dalam

kehidupan manusia sangat penting, baik sebagai individu ataupun sebagai

anggota masyarakat atau bangsa, sebab jatuh bangunnya, jaya hancumya,

sejahtera rusaknya suatu bangsa ataupun masyarakat tergantung kepada

bagaimana akhlaknya. Mengingat pentingnya akhlak dalam kehidupan

manusia, seorang tokoh besar melontarkan sorotan tajam terhadap

keberadaan akhlak. Sehingga hampir seluruh hidupnya beliau curahkan

untuk kampanye “Gerakan Akhlak Moral”. Dia adalah A1 Ghozali seorang

tokoh dan pemikir dalam berbagai disiplin ilmu. Menurut beliau

"A1 Khuluk (jamaknya A1 Akhlak) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari

perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, daripadanya

tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan”.31 Lebih daripada itu, A1 Qur’an

(45)

memberikan tuntunan kepada umat manusia dalam berakhlak, tuntunan ini

dituangkan dalam surat An Nahl ayat 90:

( • \

j -p L

$ij&\ &

j l — o )

• • • •

« •

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang

dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.

(QS. An Nahl: 90)32

2. Macam-macam Akhlak

Pada dasamya akhlak merupakan kunci dan segala aktivitas

ataupun perilaku yang dapat membedakan sifat baik dan buruknya

perangai manusia. Maka dalam kajian ilmu akhlak dapat kita temukan dua

macam pembagian akhlak yaitu: akhlak mahmudah (akhlak yang terpuji)

dan akhlak mazmumah (akhlak yang tercela).

Akhlak mahmudah yang dapat kita pahami juga sebagai akhlakul

karimah, merupakan sikap terpuji yang telah melekat pada diri seseorang

dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku. Sejalan dengan itu

A1 Qur'an memberikan contoh konkret dengan menampilkan figur

yang dapat dijadikan suri teladan bagi setiap umat manusia dalam

berakhlak, yaitu Nabi Muhammad yang disebutkan dalam firman Allah

SWT:

(46)

33

4 j s l

y^y 0^"

cA

^ 2^1

j

l5

( t V.w.ly-'tfl) L ^ i s l / i ,

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (dm) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi arang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. A1 Ahzab: 21)33

Agar beberapa keterangan di atas dapat di pahami dengan jelas

penulis akan memaparkan beberapa contoh dari sekian banyak akhlakul

karimah, vakni:

a. Berbuat baik kepada orang tua

Menurut ajaran Islam, kita diwajibkan berbuat baik kepada

orang tua (ibu dan bapak) dalam keadaan bagaimanapun. Mengapa

demikian? sebab tidak ada manusia di muka bumi ini yang lebih besar

jasanya kepada kita daripada kedua orang tua kita. Dengan susah

payah kita dikandungnya, dilahirkan, didewasakan, dididik dan

dicukupi segala kebutuhan hidup kita. Sekalipun orang tua berbuat

dalim, birrul walidain harus mendapat prioritas pertama setelah Allah

SWT dan Rasul-Nya. Dalam A1 Qur'an Allah SWT berfirman:

( X T ' : * - ! }}\

Artinya: Dan Tuhamu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik

pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. A1 Isra’:

23)34

(47)

b. Tawadhuk

Tawadhuk dalam bahasa Indonesia berarti rendah hati. Apabila

sifat dan sikap ini sudah melekat pada diri seseorang, maka akan

terwujud hubungan (antara makhluk dengan khaliknya, makhluk

dengan makhluk) yang harmonis dengan penuh keikhlasan. Adapun

sifat tersebut banyak dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dalam

kehidupan sehari-hari antara lain: rendah hati kepada semua orang, tutor

bahasanya lemah lembut, hidup sederhana, tidak pemah menyinggung

perasaan orang lain. Dalam pergaulan lebih dahulu mengucapkan salam,

beijabat tangan baik kepada orang kaya ataupun miskia

c. Berlakujujur

Jujur atau benar, ialah “memberitahukan atau menuturkan

sesuatu dengan sebenamya”.35 Manusia dituntut berpegang pada

kejujuran dengan memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap

problem yang dihadapinya dan dilaksanakan di atas hukum yang

benar. Dengan demikian, manusia akan terlepas dari kelalaian yang

dapat menimbulkan kekecewaan dan merajalelanya kebohongan,

kepalsuan dan khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang

benar, sehingga mereka mengasingkan diri dari kenyataan yang

objektif yang harus mereka ikuti. Sabda Rasulullah saw:

(48)

35

flWeill

a<iil ji

f . \ j

j'j

Artinya: Perhatikanlah kejujuran. Dan apabila kamu memandang balrwa kebinasaan berada di dalam kejujuran, maka

sebenarnya di dalamnyalah keselamatan. (HR. Ibnu Abid

Dunya).36

d. At-Ta’awun

A t-ta’awun mengandung pengertian tolong menolong sertia

kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Ta ’awun

juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak

untuk saling memberi dan menerima. Manusia tidak akan dapat hidup

sendiri tanpa bantuan pihak lain. Oleh sebab itu, ta ’awun yang

merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat mendorong

setiap orang untuk berusaha dan bersifat kreatif agar dapat memiliki

sesuatu yang dapat dikembangkan kepada orang lain. Lebih dari itu,

tolong menolong merupakan ciri kehalusan budi, kesucian jiwa,

ketinggian akhlak dan menumbuhkan rasa cinta antara sesama, penuh

solidaritas, penguat persaudaraan dan persahabatan. Disebut dalam

firman Allah SWT:

Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. A1 Maa-idah: 2)37

36Ibid, him. 91.

(49)

Demikian jelas beberapa pokok pemikiran tentang aktivitas keagamaan

sehingga dapat ditarik suatu pengertian adanya tuntutan yang harus dipenuhi

seseorang dalam beragama. Dalam pengertian keseharian ibadah meliputi

segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT menyangkut seluruh

ucapan dan perbuatan yang nampak maupun yang tidak nampak. Muhammad

Abdul Qadir Ahmad mendefinisikan ibadah dalam dua pengertian, yaitu

ibadah dalam arti sempit dan ibadah dalam arti luas. Ibadah dalam arti sempit,

terbatas pada amal perbuatan, shalat, zakat, puasa, haji. Sedangkan ibadah

dalam arti luas meliputi segala amal saleh yang dikerjakan manusia, karena

mengharap ridha Allah SWT.38

Dari kedua pengertian ibadah tersebut dapat kita maknai bahwa ibadah

merupakan manifestasi mumi dari aqidah, yaitu suatu sistem praktis untuk

menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar individu

atau hubungan pribadi dengan masyarakat dari seorang insan yang berdaya

dan berhasil.

Dengan demikian aktivitas keagamaan yang dapat diwujudkan melalui

perilaku (amaliah) dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap

pembentukan budi pekerti yang pada penghujungnya akan menjadi modal

dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa yang telah ditetapkan dalam

Undang-undang Dasar 1945, utamanya dalam bidang pendidikan.

(50)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDIT Permata Bunda Bawen

Sebelum penulis memasuki permasalahan penyajian data, penulis

memandang perlu mengilustrasikan keadaan objek penelitian secara umum

untuk mendapatkan gambaran yang konkret mengenai objek penelitian

yang dimaksud. Gambaran umum tersebut dirinci sebagai

berikut:

1. Sejarah singkat berdirinya SDIT Permata Bunda Bawen

Pada awalnya SDIT bemama SDI sekitar tahun 1970-an mayoritas

gurunya lulusan DPK. Pada masa itu sekolah SDI masih di bawah naungan

Depag dan Diknas. Hal ini teijadi pada tahun 1999, sehingga menjadi

kendala terhadap perkembangan SDI. Pada tahun 1997-1998 sekolah ini

dipandang sebagai bengkel, sehingga pada tahun 1999 sekolah ini untuk

menerima murid barn harus melalui seleksi. Program ini dimulai pada

tahun 2002. Pada tahun 1999-2000 SDI diganti nama menjadi SDIT

Yayasan Lepis, seiring perkembangan zaman SDIT Yayasan Lepis diganti

menjadi nama SDIT Permata Bunda Bawen.

2. Letak Geografis

Letak SDIT Permata Bunda Bawen sangat strategis, karena mudah

dijangkau oleh masyarakat baik menggunakan alat transportasi maupun

dengan jalan kaki. Adapun letak bangunan berada di atas tanah seluas

(51)

2.717 meter. Lokasi sekolah yang berada di tepi jalan, dekat terminal,

dekat perumahan, dan dekat dengan kantor kecamatan.

3. Keadaan Siswa SDIT Permata Bunda Bawen

Keadaan siswa SDIT Permata Bunda Bawen dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan untuk sementara ini jumlah murid untuk tahun

2005-2006 dari kelas I - VI dapat dilihat pada tabel di bawah in i:

TABELI

KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BAWEN

TAHUN 2005-2006

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam suatu kelembagaan guru dan karyawan merupakan bagian

terpentign untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk

mengetahui keadaan tersebut, maka dengan ini penulis sajikan mengenai

(52)

39

TABEL II

KEADAAN GURU SDIT PERMATA BUNDA BA WEN

No Nama Guru Jabatan Mengajar Kelas

1 Juliyah, S.Ag Kep. Sekolah VI

2 Siti Fatimah, S.Pd.I Wk IV III-VI

3 Siti Sofiatun, S.Pd W kl I

4 Widiyanto, A.Ma Waka III-VI

5 Siti Patonah, M.Pd Waka IV-VI

6 Loemiyono, S.Pd.I Waka I-VI

7 Moh. Trimo, S.Pd.I WK VI III-VI

8 Ida Sofiyatun WK IV I-VI

9 Mafruroh, A.Md GPAI I-VI

10 Zain Nawawi, A.Ma WK V I-VI

11 Puji Rahayuningsih, S.Pd.I WK III III

12 Dewi Rahmawati GPAI I-VI

13 Triyono, S.Pd.I WK III III-VI

14 Eko Puji Widodo, S.Pd.I WK II II

15 Suma'in, S.Pd WK II II

16 Yekti Handayani, S.Pd.I GPAI I

17 Hafidyaningrum MU, S.HI WK I I

18 Surfinah, A.Md WK I I

TABEL III

KEADAAN KARYAWAN SDIT PERMATA BUDA BA WEN

No Nama Karyawan Pembagian Tugas

1 M. Rosyid, S.Pd.I TU

2 Slamet Pawit Perpus

(53)

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran

yang sangat penting. Dengan adanya struktur organisasi akan mengerti

tugas dan tanggung jawab dari masing-masing komponen tersebut.

Adapun struktur organisasi SDIT Permata Bunda Bawen sebagai berikut:

(54)

41

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan di SDIT Permata Bunda Bawen cukup lengkap

di antaranya adalah gedung sekolah, kelas yang luas, tempat ibadah dan

lain-lain. Sebagaimana penulis ketahui dengan pengamatan langsung

terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di SDIT Permata Bunda

Bawen dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ruang kelas : 10 lokal

b. Ruang kepala sekolah : 1 lokal

c. Ruang guru : 1 lokal

d. Ruang perpustakaan : 1 lokal

e. Ruang UKS : 1 lokal

f. Ruang ibadah : 1 lokal

g- Kamar kecil : 6 lokal

h. Mobil antar jemput : 1 lokal

B. Gambaran Umum SD Negeri Kranggan I Ambarawa

1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Kranggan I Ambarawa

SD Kranggan Ambarawa didirikan pada tahun 1948 dan tahun

perubahan 1984 dengan Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Gubemur

Jawa Tengah dengan SK No. 421.2/002/IV/43/87 pada tanggal 1 Agustus

1987. SD Negeri Kranggan Ambarawa ini adalah milik negara. SD ini

bermula dari penggabungan dari SD Negeri Kranggan II Ambarawa atau

SD Inpres yang ditutup. Terletak di dua lokasi yang dipisahkan dengan

(55)

bersejarah dari zaman penjajahan yang mempunyai arti penting dalam

masyarakat sehingga dikenal sebagai sekolah dasar cikal bakal.

2. Letak Geografis

Letak SD Negeri Kranggan I Ambarawa juga sangat strategis

karena mudah dijangkau oleh masyarakat, baik menggunakan transportasi

maupun dengan jalan kaki. Lokasi sekolah yang berada di tepi jalan dekat

tempat tujuan wisata Gedong Songo dan dekat dengan kantor kecamatan.

3. Keadaan Siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa

Keadaan siswa SD Negeri Kranggan I Ambarawa dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan untuk sementara ini jumlah murid untuk

tahun 2005-2006 dari kelas I - VI dapat dilihat pada tabel di bawah in i:

TABEL IV

KEADAAN SISWA SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA

(56)

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam suatu kelembagaan guru dan karyawan merupakan bagian

terpenting untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Untuk

mengetahui keadaan tersebut, maka penulis sajikan mengenai keadaan

guru dan karyawan SD Negeri Kranggan I Ambarawa.

43

TABEL V

KEADAAN GURU DAN KARYAWAN

SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA

No Nama Guru Jabatan Mengajar Kelas

1 Sunarto, S.Ag Kepala Sekolah

-2 Antonius Sunar, KPG Guru Kelas IV IV

3 My. Suwarti, S.PG Guru Kelas II II

4 M.N. Setyowati, S.PG Guru Kelas I I

5 Lydia Chris, S.Pd Guru Kelas VI VI

6 Prihantini Guru Kelas III III

7 Nurimah, A.Ma.Pd Guru PAI I-VI

8 Suryono, A.Ma.Pd Guru Penjas I-VI

9 Supriyati, A.Ma.Pd Guru Kelas V V

10 Yuslami Aryanto Penjaga

-5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi dalam lembaga pendidikan mempunyai peran

yang sangat penting. Dengan adanya struktur organisasi akan dimengerti

tugas dan tanggung jawab dari masing-masing komponen terkait.

Adapun struktur organisasi SD Negeri Kranggan I Ambarawa

(57)

Struktur Organisasi

SD Negeri Kranggan I Ambarawa

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan lengkap di antaranya adalah gedung sekolah

kelas yang luas dan lain-lain. Sebagaimana penulis ketahui dengan

pengamatan langsung terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di SD

Negeri Kranggan I Ambarawa dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ruang kelas : 6 lokal

b. Ruang kepala sekolah : 1 lokal

c. Ruang guru : 1 lokal

(58)

e. Ruang aula : 1 lokal

f. Ruang komputer : 1 lokal

g- Kamar kecil : 5 lokal

h. Ruang kantin : 2 lokal

TABEL VI

REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG AKTIVITAS KEAGAMAAN

PADA SISWA KELAS V SDIT PERMATA BUNDA BA WEN

No Nama Frekuensi Nilai Jumlah

Nilai Nominasi

a b c a b c

1 Wahyu Puji 9 4 1 27 8 1 36 B

2 Sri Astuti 10 4 0 30 8 0 38 A

3 Huda 11 3 0 33 6 0 39 A

4 Arum Mukharamah 10 4 0 30 8 0 38 A

5 Ninda Sintyah Rahmawati 9 4 1 27 8 1 36 B

6 Kunny Masrokhah 10 4 0 30 8 0 38 A

7 Eka Putra 7 6 1 21 12 1 34 B

8 Peri Haryanto 7 7 0 21 14 0 35 B

9 Agung Tri Susanto 9 4 1 27 8 1 36 B

10 Aisyah Shelawati 12 2 0 36 4 0 40 A

11 Suci Putri Melati 6 7 1 18 14 1 33 C

12 Surya Edi Kusuma 12 2 0 36 4 0 40 A

13 Diah Saputri 7 6 1 21 12 1 34 B

14 M. Ryan, A.Y. 12 1 1 36 2 1 39 A

(59)

No Nama Frekuensi Nilai Jumlah

Nilai Nominasi

a b c a b c

16 Rizky Bintang 6 8 0 18 16 0 34 B

17 Bella Etika Setio Utomo 11 3 0 33 6 0 39 A

18 Alfiana Hidayah 10 4 0 30 8 0 38 A

19 Rudi Rahmat 9 4 1 27 8 1 36 B

20 Lailatul Khoiriyah 12 1 1 36 2 1 39 A

21 Ulya 11 2 1 33 4 1 38 A

22 Rosa Khoirunnisa 7 7 0 21 14 0 35 B

23 Ulfa Ariyanti 10 4 0 30 8 0 38 A

24 Fahrian Akbar 3 10 1 9 20 1 30 C

25 Dian Ardiani 8 5 1 24 10 1 35 B

26 Saktiawan Agung Nugroho 9 4 1 27 8 1 36 B

27 Indra Yunia 11 3 0 33 6 0 39 A

Keterangan :

a. Frekuensi

Frekuensi A adalah jumlah soal yang dijawab option A

Frekuensi B adalah jumlah soal yang dijawab option B

Frekuensi C adalah jumlah soal yang dijawab option C

b. Nilai

Nilai diperoleh dengan mengalikan frekuensi dengan bobot yang telah

Gambar

TABEL I KEADAAN SISWA SDIT PERMATA BUNDA BA WEN
TABEL X TABEL
TABEL IIKEADAAN GURU SDIT PERMATA BUNDA BA WEN
TABEL IVKEADAAN SISWA SD NEGERI KRANGGAN I AMBARAWA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Sekretariat DPRD Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2013 untuk

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan, kesabaran, kekuatan serta hasil yang terbaik

Hasil analisis data dari 188 responden yang kami olah dengan model regresi berganda dan korelasi menggunakan SPSS Versi 11.0, kami mendapatkan hasil bahwa Kualitas yang paling

Jelaskan langkah-langkah untuk membuka halaman web (di jendela browser yang baru) hasil pencarian dari mesin

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Manusia memelihara hewan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari hobi atau kesenangan, mencari keuntungan (sebagai salah bentuk kegiatan ekonomi), dan melindungi agar

Kerapatan photoresist meningkat dengan semakin banyaknya komposisi toluena dan viskositas cairan photoresist berkurang dengan meningkatnya komposisi toluena.. Kata kunci:

Robot dalam Tulisan Ilmiah ini menggunakan 3 buah sensor, robot ini akan bergerak maju apabila ketiga sensor tersebut tidak menemui halangan didepannya. Jika salah satu sensor