• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan - PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK AUDIOMETER NADA MURNI DAN TUTUR UNTUK DIAGNOSIS PENDENGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan - PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK AUDIOMETER NADA MURNI DAN TUTUR UNTUK DIAGNOSIS PENDENGARAN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan

Perancangan sistem yang berhasil dibuat dalam penelitian ini adalah

perancangan perangkat lunak (software) aplikasi beserta rancangan pendukungnya yang telah mampu menghasilkan gelombang sinus dalam bentuk nada-nada

murni dari berbagai frekuensi dan taraf intensitas (dB) untuk audiometer nada

murni. Selain nada murni, telah dibuat suatu rekaman tutur yang dapat diubah

taraf intensitasnya (dB) untuk audiometer tutur. Selanjutnya nada-nada murni dan

rekaman tutur tersebut akan digunakan sebagai parameter diagnosis gangguan

pendengaran pasien.

Perancangan program aplikasi audiometer nada murni maupun tutur pada

penelitian ini telah berhasil dibuat dengan bahasa Pascal menggunakan software

Delphi 6.0. Program audiometer ini terdiri dari empat form menu yakni form

tampilan depan dan menu utama, form pengisian data pasien, form tampilan

audiometer nada murni, dan form tampilan audiometer tutur.

4.1.1 Tampilan Depan

Pada saat program audiometer dibuka, maka akan muncul tampilan depan

menu utama berisi cover depan dan judul dari penelitian yang telah dilakukan.

Tampilan depan ini adalah sebagai informasi secara visual kepada operator bahwa

aplikasi audiometer telah aktif. Adapun tampilan depan program seperti pada

(2)

Program’ ditekan untuk menampilkan tampilan selanjutnya yakni tampilan data

pasien.

Gambar 4.1 Tampilan Depan

4.1.2 Tampilan Data Pasien

Tampilan selanjutnya adalah form tampilan data pasien. Tampilan ini terdiri dari beberapa kolom kosong tentang data identitas dari seorang pasien,

dimana operator atau pemeriksa yang akan mengisinya. Fungsi dari form ini adalah untuk menyimpan data identitas pasien serta hasil diagnosis pendengaran

(3)

dibutuhkan kembali. Tampilan data pasien ini dapat diperlihatkan pada Gambar

4.2.

Gambar 4.2 Tampilan data pasien

Pada keterangan nomor 1 menunjukkan tombol-tombol operasi yang

berfungsi mengoperasikan/menjalankan form data pasien ini. Fungsi dari

masing-masing tombol akan dijelaskan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Fungsi tombol operasi

Tombol Fungsi

Melihat daftar data pasien dari urutan pertama Melihat daftar data pasien sebelumnya

Melihat daftar data pasien setelahnya

Melihat daftar data pasien dari urutan terakhir

Menambah daftar data pasien baru Menghapus daftar data pasien

1

2

(4)

Pada keterangan nomor 2 menunjukkan kolom data pasien yang diisi oleh

operator/pemeriksa. Keterangan nomor 3 menunjukkan hasil diagnosis

pendengaran pasien menggunakan audiometer nada murni maupun tutur.

Sedangkan keterangan nomor 4 menunjukkan tombol menu untuk pemeriksaan

gangguan pendengaran dengan audiometer nada murni atau audiometer tutur.

4.1.3 Tampilan Audiometer Nada Murni

Tampilan selanjutnya adalah tampilan audiometer nada murni.

Tampilan/form ini digunakan untuk memeriksa pendengaran pasien dengan cara pasien akan mendengarkan beberapa nada murni dari berbagai frekuensi maupun

taraf intensitas. Fungsi dari audiometer nada murni adalah untuk mendiagnosis

ambang dengar pasien sehingga dapat diketahui apakah pasien memiliki gangguan

pendengaran tertentu atau tidak.

Pembuatan program audiometer nada murni dengan Delphi membutuhkan

komponen baru yang bernama Tonegen yang berfungsi untuk membangkitkan

nada murni dari berbagai frekuensi maupun intensitas. Selain komponen Tonegen,

dibutuhkan tab MMTools untuk membuat beberapa fungsi tambahan. Pada

penelitian ini, salah satu komponen MMTools digunakan untuk memisahkan

(5)

Gambar 4.3 Komponen Tonegen dan MMTools

Setelah komponen yang dibutuhkan terinstal maka proses selanjutnya

adalah menulis program untuk pembangkitan gelombang sinus. Adapun listing

programnya adalah sebagai berikut :

ToneGen1.Frequency:=250; //nilai frekuensi sebesar 250 Hz

ToneGen1.RightVolume:=1; //30,7 dB

ToneGen1.LeftVolume:=0;

ToneGen1.Play; //memunculkan suara nada murni

memo1.Lines.Add(IntToStr(tonegen1.Frequency)+' Hz');

//menampilkan nilai frekuensi pada memo1

memo2.Lines.Add('30 dB'); //menampilkan nilai taraf intensitas pada

memo2

Series1.Clear; //menghapus nilai grafik

Series1.AddXY(ToneGen1.Frequency,30); //menampilkan taraf

intensitas pada grafik secara kontinyu.

Application.ProcessMessages;

Sleep(5000); //delay selama 5 sekon

Tonegen

(6)

Setelah nada murni dibangkitkan, tahap selanjutnya adalah memisahkan

keluaran nada murni sehingga dapat dikeluarkan pada salah satu sisi headphone.

Dalam hal ini dibutuhkan komponen MMTools untuk mengatur sound balance. Sound balance tersebut adalah nilai keseimbangan antara kanan dan kiri speaker

pada Master Volume Windows. Beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain

seperti MMDesigner, MMMixerDevice, DestLine, MixerControl,

MMMixerLabelConnector, MMPanControl, dll. Gambar dari beberapa komponen

tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Komponen MMTools untuk Audiometer Nada Murni

Prosedur kerja dari aplikasi ini adalah operator pada mulanya menekan

tombol Audiometer Nada Murni sehingga tampilan pemeriksaan audiometer nada

murni dimunculkan seperti pada Gambar 4.5. selanjutnya operator memilih

sebelah telinga yang kanan atau kiri terlebih dahulu untuk diuji. Selanjutnya

tombol ‘Start’ berfungsi untuk memunculkan beberapa nada murni tersebut yang

menandakan pemeriksaan dimulai. Pada saat pemeriksaan sedang berlangsung,

(7)

kolom frekuensi maupun taraf intensitas. Selain itu, kedua parameter tersebut juga

ditampilkan pada audiogram secara kontinyu dalam satuan Hz dan dB.

Tombol Interupsi digunakan pada saat pasien dapat mendengar nada murni

untuk pertama kalinya, sehingga data ambang dengar pasien di tiap frekuensinya

akan dapat terekam secara langsung. Sedangkan tombol Hasil digunakan untuk

menampilkan hasil diagnosis pendengaran pasien. Tombol Print digunakan untuk

mencetak hasil diagnosis pendengaran pasien. Selanjutnya tombol Menu utama

digunakan bila operator menginginkan untuk kembali ke menu utama pada

tampilan data pasien.

(8)

4.1.4 Tampilan Audiometer Tutur

Selain dari tampilan/form audiometer nada murni, selanjutnya adalah

tampilan pemeriksaan dengan audiometer tutur. Pemeriksaan dengan audiometer

tutur ini perlu dilakukan karena kelemahan audiometer nada murni yang hanya

memeriksa berupa nada-nada saja, tidak bahasa. Oleh karena itu, pada audiometer

tutur ini disajikan beberapa kata-kata. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata

yang biasa diucapkan pada percakapan. Kata-kata ini didapat dari RSUD Dr.

Soetomo yang berupa kata-kata baku dari UGM atau biasa disebut UGM PB List

(Phonetically Balanced List). Dalam penelitian ini, rekaman kata tidak diambil dari rekaman asli UGM melainkan rekaman yang dibuat sendiri namun tetap

menggunakan kata-kata yang telah dibakukan.

Pembuatan program audiometer tutur ini membutuhkan beberapa

komponen MMTools untuk dapat mengatur nilai taraf intensitas yang dikeluarkan,

diantaranya adalah komponen MMDesigner, MMMixerDevice, MMAudioLine,

MMMixerControl, dll. Gambar dari beberapa komponen tersebut disusun dan

diprogram sedemikian rupa sehingga dapat dilihat seperti Gambar 4.6. Namun

saat aplikasi diaktifkan, komponen-komponen tersebut disembunyikan sehingga

tidak akan terlihat dalam layar pemeriksaan.

(9)

Prodesur kerja dari aplikasi audiometer tutur adalah pada mulanya

operator menekan tombol Audiometer Tutur sehingga akan muncul tampilan

pemeriksaan audiometer tutur seperti pada Gambar 4.7. Selanjutnya operator

menekan combobox sehingga muncul beberapa pilihan deret kata yang disajikan

dan diiringi dengan menekan tombol OK. Setelah tombol OK ditekan, maka akan

muncul sederetan kata-kata pada memo.

Selanjutnya operator menentukan besar nilai taraf intensitas untuk pasien.

Menurut teori (Miyoso, 1985), nilai taraf intensitas tersebut didapat dari nilai

ambang dengar pasien dengan menggunakan audiometer nada murni yang

dinaikkan sekitar 25-45 dB. Dalam penelitian ini, diambil selisih kenaikan sebesar

25 dB diatas ambang dengar pasien. Kemudian membuka tombol Open ( ) utuk

membuka rekaman kata yang sesuai dengan kata-kata yang telah tersaji. Rekaman

kata akan didengarkan oleh pasien melalui headphone.

Setelah rekaman didengarkan oleh pasien, maka pasien diharuskan

menebak kata-kata yang diberikan. Selanjutnya operator mencentang kata yang

berhasil ditebak oleh pasien. Setelah semua satu deret kata ditebak, maka operator

menekan combobox lagi dan memilih deret selanjutnya. Nilai yang diukur dalam

pemeriksaan ini adalah berapa persentase pasien dapat menebak jumlah kata

dalam satu deret. Nilai persentase akan bertambah 10% ditiap kata yang benar

ditebak (dicentang). Adapun listing program adalah sebagai berikut :

if CheckBox1.Checked then //kata yang benar dicentang

(10)

y:=y+10; //nilai persentase bertambah 10 di tiap kata

Series1.AddXY(ComboBox1.ItemIndex+1,y); //menampilkan nilai

persentase pada grafik (Audiogram)

Nilai persentase akan muncul pada audiogram tutur secara kontinyu.

Tombol Hasil digunakan untuk menampilkan hasil diagnosis pasien setelah

pemeriksaan usai. Tombol Menu Utama digunakan untuk menampilkan kembali

tampilan ke menu utama pada menu data pasien.

Gambar 4.7. Tampilan Menu Audiometer Tutur

Listing program secara keseluruhan pada tahap pemrograman perangkat

lunak (software) audiometer nada murni dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan

(11)

4.2 Hasil Uji Kinerja Program dan Analisis Data

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perangkat lunak

audiometer nada murni dan tutur yang telah dirancang dengan Komputer Pribadi.

Terdapat dua parameter yang harus diuji kalibrasi yakni parameter frekuensi dan

parameter taraf intensitas (dB).

4.2.1 Hasil Uji Frekuensi

Parameter frekuensi yang telah dibangkitkan oleh program Delphi diuji dengan menggunakan osiloskop untuk mengetahui akurasi nilai frekuensi yang

telah dihasilkan dengan cara melihat dari bentuk gelombang pada layar osiloskop.

Nilai frekuensi yang dihasilkan oleh program diharapkan sama dan sesuai dengan

frekuensi pada umumnya. Pengukuran frekuensi dengan osiloskop ini dilakukan

sebanyak lima kali yang selanjutnya diambil rata-rata dan nilai error seperti pada Tabel 4.2.

1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 0 0

2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 0

4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 0 0

8000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 0 0

Presisi ditentukan dengan menghitung nilai koevisien variasi (KV).

Semakin kecil nilai maka dapat dikatakan bahwa data tersebut makin presisi.

Berdasarkan hasil pengujian frekuensi pada Tabel 4.2, maka dibuat grafik

(12)

sehingga dapat diperoleh persamaan linieritasnya. Grafik persamaan linieritas

frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.8.

y = x

Gambar 4.8. Grafik linieritas untuk frekuensi

Gambaran bentuk gelombang sinus yang telah dihasilkan untuk

masing-masing dari frekuensi dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.2 Hasil Uji Taraf Intensitas (TI)

Pada pengujian taraf intensitas, program dijalankan pada nilai dB mulai

dari 30 hingga maksimal dB di tiap frekuensi yang berbeda-beda dengan

penambahan kelipatan sebesar 5 dB dan diukur dengan menggunakan sound level meter untuk mengetahui kesesuaian nilai taraf intensitas yang dihasilkan program dengan nilai yang diharapkan. Pengujian ini harus dilakukan dalam kondisi tenang

dan tidak ada suara (noise) sehingga dilakukan di ruangan kedap suara milik SLB

(13)

Gambar 4.9. Pengujian nilai taraf intensitas pada ruangan kedap suara

Data hasil uji taraf intensitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 untuk keluaran

headphone sebelah kiri sedangkan Tabel 4.4 untuk keluaran headphone sebalah kanan. Dari data Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 tersebut dibuat grafik linieritas hubungan

nilai taraf intensitas yang dihasilkan oleh program audiometer dengan yang

terukur pada sound level meter untuk mengetahui linieritas data tersebut dapat ditunjukkan pada Lampiran 4.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran taraf intensitas Headphone kanan Frekuensi

500 30 30.9 30.8 30.8 30.83

35 35.3 35.3 35.3 35.30

40 40 40 40 40.00

(14)

50 50 50 50.1 50.03

(15)

45 45 45 45 45.00 tersebut dihitung kesalahannya, kemudian hasilnya seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 4.5. Sedangkan untuk perhitungan nilai presisi/koefisien variasinya (KV)

dapat dilihat pada Lampiran 4.

(16)

45 0.30 45 0.37

Rata-rata error 0.60 Rata-rata error 0.55

Tingkat akurasi audiometer dalam menentukan nilai Taraf Intensitas (TI)

dihitung dengan persamaan:

Akurasi alat = 100% - % error

Akurasi headphone kanan = 100% - 0.60% = 99.40%

Akurasi headphone kiri = 100% - 0.55%

(17)

4.2.3 Hasil Uji Pasien

Pengujian yang dilakukan disini bersifat simulatif dalam arti pasien

diambil secara acak sehingga tidak semua pasien yang diuji benar-benar pasien

yang mengalami gangguan pendengaran tertentu. Namun pengujian ini dilakukan

dengan tujuan menghasilkan hasil pemeriksaan audiogram yang sesuai dengan

gangguan pendengaran yang diharapkan. Alasan dilakukan pengujian secara

simulatif ini karena sulitnya menemui pasien dengan gangguan pendengaran yang

sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pengujian ini diawali dengan pemeriksaan ambang dengar beberapa

sampel pasien menggunakan audiometer nada murni konvensional seperti pada

Gambar 4.10. Sedangkan proses pemeriksaan Setelah pasien tersebut diketahui

ambang dengarnya maupun hasil diagnosisnya, tahap selanjutnya adalah

memeriksa pasien dengan perangkat lunak audiometer yang telah dibuat.

(18)

Pemeriksaan ambang dengar dengan audiometer nada murni konvensional

tersebut kemudian dibuat grafik audiogram secara manual, sedangkan

pemeriksaan ambang dengar dengan perangkat lunak audiometer, grafik

tergambar secara otomatis.

Selanjutnya pasien tersebut diperiksa dengan audiometer tutur dan pasien

diharuskan dapat menebak kata-kata yang muncul. Kemudian dari kata-kata yang

benar diambil persentasenya sehingga dapat diambil audiogram tutur seperti pada

Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Audiogram hasil dari perangkat lunak audiometer tutur

Pada penelitian ini diambil tujuh pasien secara acak dengan hasil

audiogram beserta hasil diagnosis dari pemeriksaan dengan audiometer nada

murni dapat dilihat pada Tabel 4.6. Sedangkan hasil diagnosis dari pasien dengan

(19)

Tabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis antara audiometer nada murni standar dan aplikasi audiometer nada murni

No Pasien Audiometer Nada Murni Standar Aplikasi Audiometer Nada Murni

Audiogram Diagnosis Audiogram Diagnosis

1 A Tuli Ringan Tuli Ringan

(20)

3 C Tuli Sedang Tuli Sedang

(21)

5 E Normal Normal

(22)
(23)

Tabel 4.6 Perbandingan hasil diagnosis dengan audiometer tutur

No Pasien Diagnosis sebelumnya Audiometer Tutur Persentase Diagnosis

1 A Tuli Konduktif 100% Tuli Konduktif

2 B Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif

3 C Tuli Konduktif 90% Tuli Konduktif

4 D Normal 100% Normal

5 E Normal 100% Normal

6 F Normal 100% Normal

7 G Normal 100% Normal

Dari kedua hasil tersebut dapat diketahui bahwa dari uji pasien, perangkat

lunak audiometer nada murni dan tutur tersebut dapat mendiagnosis sesuai dengan

yang diharapkan. Meskipun pada pemeriksaan dengan audiometer nada murni,

bentuk audiogram dan nilai ambang dengar di tiap frekuensinya tidak mutlak

sesuai, namun perangkat lunak audiometer telah dapat mendiagnosis sesuai

Gambar

Gambar 4.1 Tampilan Depan
Tabel 4.1 Fungsi tombol operasi
Gambar 4.3 Komponen Tonegen dan MMTools
Gambar 4.4 Komponen MMTools untuk Audiometer Nada Murni
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum aspek tangibles dinilai cukup baik, hal ini dilihat yang pertama dari fasilitas fisik yang berada di Bus DAMRI kota Semarang masih baik, semua alat

 Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi  pembacaan gravitymeter ke nilai miligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut

Jadi dapat ditarik kesimpulan nilai ksampai dengank = 6, tidak mempengaruhi akurasi.Hasil perhitungan akurasi hasil uji coba dengan menggunakan metoda K-NN

Jika tuan rumah menggunakan bahasa Indonesia dengan kecepatan seperti saat berbicara dengan sesama tuan rumah kepada mahasiswa Korea, maka pesan yang disampaikan tidak dapat

berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menyusun kebijakan dan strategi pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam

5 Meydia Hassan, SE.M.Si. Azhar Susanto, SE.,M.Buss.,Ak. Dadang Bunyamin, SE.,MBA.,Ak. Inggris) CMM 34 B1C283 Pengantar Aplikasi Komputer 1 Adhi Prapaskah Hartadi,SE.,MBA. Dika

DAFTAR GAMBAR ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Pengertian Religi .... Fungsi Agama Bagi Manusia ... Pengertian

Dari tabel ini, yang NN-MAR model yang cocok untuk data di bandara Ngurah Rai memiliki satu neuron dalam lapisan tersembunyi untuk kedua keluarga wavelet Haar D (4) dan