• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 ) Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 ) Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N No. 1093 K/Pdt/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

DIREKTUR UTAMA PT ASURANSI JIWASRAYA, berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda, No. 34, Jakarta Cq Branch Manager PT Asuransi Jiwasraya Cabang Jayapura, berkedudukan di Jalan Samratulangi No. 7 APO Jayapura, dalam hal ini memberi kuasa kepada SITI FATIMAH, dan kawan-kawan, para pejabat/pegawai pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero), berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 9 Desember 2009;

Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding; m e l a w a n :

Drs. KUSNO WIDAYAT, bertempat tinggal di Jalan KPR BPD, No. 10, Skyline Indah, RT 05, RW 04, Kelurahan Vim, Kecamatan Jayapura Selatan;

Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding; Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya pada pokoknya atas dalil-dalil :

Bahwa pada tanggal 17 Desember 2007 Alm. Sri Suryanti Asiyah, SE (isteri Penggugat) mengikuti program asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya tempat kedudukan Tergugat sesuai polis asuransi nomor GH 0011560799 tertanggal 18 Desember 2007, atas bujukan dari Sdr. A. Ghafur (agen PT Asuransi Jiwasraya);

Bahwa jumlah total premi asuransi jiwa adalah sebesar Rp. 84.284.200,- (delapan puluh empat juta dua ratus delapan puluh empat ribu dua ratus rupiah) yang telah dibayar lunas dan sekaligus oleh Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE (almarhumah/Tertanggung) sesuai surat tanda terima kuitansi nomor 0350683 tertanggal 17 Desember 2007;

Bahwa faedah asuransi yang harus dibayarkan adalah sebesar 3 x Rp 70.000.000,- atau Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) yang harus

Hal. 1 dari 19 hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dibayarkan pada tanggal 1 Desember 2019 jika Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE (Tertanggung) hidup atau jika Tertanggung meninggal dunia sebelum tanggal 1 Desember 2019;

Bahwa penerima faedah menurut urutan adalah Kusno Widayat/suami Tertanggung (Penggugat) dan Andika Ezra Saputro, anak TErtanggung;

Bahwa pengisian terhadap seluruh persyaratan asuransi dilakukan oleh Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE pada saat yang bersangkutan melaksanakan kerja di BPD Papua dengan didampingi oleh sdr. A. Ghafur. Bahkan seluruh persyaratan asuransi baru dapat ditandatangani oleh Ny. Sri. Suryanti Asiyah, SE setelah dilakukan pengecekan secara menyeluruh oleh sdr. A. Ghafur selaku agen asuransi PT Asuransi Jiwasraya;

Bahwa sekira bulan Januari 2008 Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE mengalami sakit berupa pembengkakan di sekitar leher yang diperiksa oleh dr. Asep Usmanto, Sp. B dan kemudian dirawat inap selama 1 (satu) minggu di Rumah Sakit Tk III Marthen Indey Jayapura. Selanjutnya atas pertimbangan keterbatasan peralatan di Jayapura, Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE kemudian dirujuk (dievakuasi) ke Rumah Sakit Darmais Jakarta dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta;

Bahwa setelah dirawat selama 3 (tiga) minggu di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2008 Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto di Jakarta karena sakit (pembengkakan kelenjar leher) sesuai surat keterangan meninggal dunia yang ditandatangani oleh dr. Asep Usmanto, Sp. B dan kemudian telah dikuburkan pada tanggal 15 Februari 2008 di tempat pemakaman umum Desa Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah;

Bahwa oleh karena Ny. Sri Suryanti Asiyah, SE telah meninggal dunia pada tanggal 14 Februari 2008 selanjutnya pada tanggal 3 Mei 2008 Penggugat mengajukan klaim ke PT Asuransi Jiwasraya Branch Jayapura guna meminta pembayaran faedah asuransi sebesar Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) sesuai ketentuaan dalam polis asuransi yang ditandatangani oleh sdr. Bambang Sudrajad, MSc, FSAI, AAAIJ selaku Direktur PT Asuransi Jiwasraya dan sdr. Rakhel Ayomi selaku Branch Manager PT Asuransi Jiwasraya, kantor cabang Jayapura;

Bahwa atas pengajuan klaim oleh Penggugat, Tergugat tidak pernah memenuhi kewajibannya dan membatalkan secara sepihak perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE serta menyatakan akan mengembalikan premi yang telah disetor sebesar Rp

Hal. 2 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

84.284.200,- (delapan puluh empat juta dua ratus delapan puluh empat ribu dua ratus rupiah) dengan alas an tidak dapat diterima secara hokum sesuai surat nomor 073.SM-URC.PP2.062008 tertanggal 18 Juni 2008 yang ditandatangani oleh sdr. Fahmi Harris selaku Kepala Devisi Underwriting, Retail & Corporate;

Bahwa Penggugat kemudian pada tanggal 10 Juli 2008 menjawab surat dari Tergugat tersebut dan menyatakan keberatan atas pembatalan secara sepihak perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE untuk selanjutnya meminta Tergugat tetap melaksanakan kewajibannya untuk membayarkan klaim asuransi tersebut, akan tetapi Tergugat tetap pada pendiriannya dan tidak membayarkan klaim asuransi tersebut sesuai suratnya nomor 085/Jiwasraya/T/0808 tertanggal 21 Agustus 2008 yang ditandatangani oleh sdr. Indra Catarya Situmeang, MSc, FSAI selaku Direktur Pertanggungan PT Asuransi Jiwasraya (Persero);

Bahwa atas tindakan Tergugat ini Penggugat kemudian menyampaikan somasi tertanggal 10 Septemeber 2008 dan meminta Tergugat untuk membayarkan klaim asuransi dan apabila Tergugat tidak memenuhi kewajibannya, maka Penggugat akan menempuh jalur hukum antara lain mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jayapura;

Bahwa atas somasi ini Tergugat tetap pada pendiriannya, menyatakan klaim polis nomor GH-001560799 menjadi batal/dibatalkan, sehingga Tergugat menolak klaim yang diajukan Penggugat;

Bahwa perbuatan Tergugat dengan membatalkan secara sepihak perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE adalah perbuatan melawan hukum sesuai Pasal 1365 KUHPerdata. Sedangkan perbuatan tidak membayarkan faedah asuransi sebesar Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) sesuai polis asuransi nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE dan hanya mengembalikan premi yang telah disetor sebesar Rp 84.284.200 (delapan puluh empat juta dua ratus delapan puluh empat ribu dua ratus rupiah) adalah perbuatan wanprestasi sebagaimana diatur Pasaol 1338 KUHPerdata;

Bahwa akibat perbuatan Tergugat tersebut di atas, Penggugat mengalami kerugian materil berupa:

a. hilangnya potensi keuntungan yang akan diraih seandainya Penggugat telah menerima pembayaran klaim asuransi dari Tergugat sejak bulan Februari 2008 sampai dengan saat ini sebesar Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah), yang apabila dihitung dengan nilai bunga Bank saat ini maka kerugian yang dialami sampai dengan bulan Oktober 2008

Hal. 3 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

adalah sebesar Rp 210.000.000,- x 1 % x 7 = Rp 14.700.000,- (empat belas juta tujuh ratus ribu rupiah);

b. biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan gugatan ini yang diperkirakan sebesar Rp 50.000.000, (lima puluh juta rupiah);

sehingga jumlah kerugian materil yang dialami Penggugat adalah sebesar Rp 64.700.000,- (enam puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah);

Bahwa untuk menjamin terlaksananya putusan pengadilan negeri nanti, perlu ada jaminan agat Tergugat memenuhi kewajibannya, sehingga pengadilan perlu menetapkan uang paksa (dwangsom) kepada Tergugat sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan melaksanakan putusan dalam perkara ini, terhitung sejak putusan dalam perkara a quo

dijatuhkan kepada Tergugat untuk melaksanakan putusan dalam perkara a quo; Bahwa perkara ini merupakan perkara yang sangat jelas pembuktiannya, sehingga putusan pengadilan negeri dapat dilaksanakan terlebih dahulu sekalipun ada upaya hukum banding atau kasasi (uit voerbaar bij voorraad);

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Jayapura yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut :

1. Menerima gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE adalah sah demi hukum;

3. menyatakan pembatalan perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE secara sepihak oleh Dirut PT Asuransi Jiwasraya Cq Branch Manager PT Asuransi Jiwasraya Cabang Jayapura adalah perbuatan melawan hukum;

4. Memerintahkan Tergugat untuk membayarkan klaim asuransi kepada Penggugat sebesar Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) sesuai polis asuransi nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE secara kontan dan sekaligus;

5. Menyatakan Tergugat harus mengganti kerugian yang dialami oleh Penggugat sebesar Rp 64.700.000,- (enam puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah) secara kontan dan sekaligus;

6. Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) secara tanggung renteng kepada Penggugat sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan melaksanakan putusan dalam perkara ini, terhitung sejak putusan dalam perkara a quo dijatuhkan sampai dengan Tergugat dapat melaksanakan putusan dalam perkara a quo;

Hal. 4 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini;

8. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, perlawanan (verzet), banding dan kasasi (uit voerbaar bij voorraad);

Atau apabila Pengadilan Negeri Jayapura berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

1. Gugatan tidak memenuhi syarat formil;

Bahwa Penggugat tidak memenuhi kapasitas sebagai Penggugat karena Penggugat sebagai penerima faedah tidak dapat begitu saja menyampingkan perikatan yang telah diperjanjikan oleh Tertanggung kepada Tergugat sebagaimana tersebut dalam surat keterangan kesehatan calon Tertanggung yang merupakan persyaratan untuk mengadakan perjanjian asuransi jiwa pada alinea terakhir yang berbunyi sebagai berikut: “Apabila kemudian ternyata bahwa keterangan yang saya berikan tersebut diatas tidak menurut keadaan yang sebenarnya atau terdapat hal-hal yang sebenarnya saya ketahui tetapi tidak saya terangkan, maka PT Asuransi Jiwasraya (Persero) berhak untuk membatalkan perjanjian asuransi berdasarkan syarat-syarat umum polis asuransi jiwa yang berlaku dank arena itu dibebaskan dari segala tuntutan oleh pihak manapun juga;

Bahwa selanjutnya didalam surat permintaan asuransi jiwa yang merupakan dasar untuk mengadakan perjanjian asuransi jiwa dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari polis, Tertanggung menyatakan sebagai berikut: “Dengan ini saya/kami sebagai calon pemegang polis dan/atau calon Tertanggung atas nama diri sendiri dan semua orang, perusahaan atau badan hukum yang mungkin mempunyai kepentingan atau tuntutan terhadap pertanggungan yang dimohonkan ini, menyatakan setuju bahwa: point 3. Semua pernyataan dan jawaban yang diberikan dalam formulir permohonan ini, dalam daftar pernyataan atau dokumen-dokumen lainnya yang telah dilengkapi sehubungan dengan permohonan ini dan semua keterangan serta jawaban yang diberikan kepada pemeriksa kesehatan adalah lengkap dan benar serta menjadi dasar dari kontrak saya/kami dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Apabila di kemudian hari ternyata terdapat keterangan yang tidak benar atau palsu dari surat permintaan asuransi dan keterangan kesehatan/laporan kesehatan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan hal itu disebabkan

Hal. 5 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

kesengajaan saya dan atau dari Tertanggung, maka PT Asuransi Jiwasraya (Persero) berhak untuk membatalkan perjanjian asuransi yang telah diadakan atau menolak pembayaran faedah asuransi;

Bahwa berdasarkan hasil penelitian klaim diketahui bahwa TErtanggung pernah memeriksakan kesehatannya di rumah sakit dan telah menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) sebelum masuk asuransi, dan hal tersebut bertentangan/berbeda dengan perjanjiannya sebagaimana tersebut di atas;

Bahwa dengan demikian Penggugat sebagai penerima faedah tidak mempunyai kapasitas sebagai Penggugat untuk menggugat Tergugat, karena tidak ada perselisihan hukum antara Penggugat dengan Tergugat berdasarkan perikatan hukum yang dibuat oleh Tertanggung dengan Tergugat. Oleh sebab itu gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak memenuhi syarat formil karena Penggugat tidak memenuhi kapasitas sebagai Penggugat sehingga telah menyebabkan gugatan yang diajukan Penggugat a quo tidak berdasarkan hukum. Bahwa hal ini sesuai dengan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 239 K/Sip/1986 yang menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima atas alasan tidak memenuhi syarat formil karena gugatan yang diajukan tidak berdasarkan hukum;

2. Gugatan kabur (obscuur libel);

Bahwa gugatan Penggugat haruslah dinyatakan kabur (obscuur libel) karena telah mencampuradukkan antara wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum dalam gugatannya;

Bahwa wanprestasi didasarkan pada suatu perjanjian antara kedua belah pihak, dan perjanjian tersebut haruslah memenuhi syarat perjanjian sebagaimana digariskan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. JAdi wanprestasi terjadi apabila debitur tidak memenuhi prestasi yang dijanjikan sama sekali, atau tidak memenuhi prestasi tepat waktu atau tidak memeuhi prestasi yang dijanjikan secara layak, sedangkan perbuatan melawan hukum menurut Pasal 1365 KUHPerdata lahir akibat dari perbuatan orang, jadi tidak perlu adanya perikatan terlebih dahulu;

Bahwa dalam perkara a quo, Penggugat sama sekali tidak pernah membuat suatu kontak dan/atau perjanjian apapun dengan Tergugat dan/ataupun sebaliknya, sehingga tidak satupun pyang harus dituntut oleh Penggugat agar dipenuhi oleh Tergugat. Penggugat hanyalah penerima faedah yang haknya tergantung dari konsekuensi yuridis yang timbul dari

Hal. 6 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

perjanjian atau perikatan hukum yang dibuat antar Tertanggung dengn Tergugat, sedangkan secara de facto perjanjian yang dibuat oleh Tertanggung tidak memenuhi syarat yang diamanatkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata karena bertentangan dengan SKKCT dan surat permintaan asuransi point angka 3 sebagaimana telah diuraikan di atas. Dan oleh sebab itu pertanggungannya haruslah dibatalkan menurut Pasal 251 KUHD;

Bahwa lebih daripada itu Penggugat telah menuntut dalam petitum gugatannya bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hokum dan oleh karenanya haruslah dihukum untuk membayarkan klaim asuransi Penggugat dan juga harus mengganti kerugian yang dialami oleh Penggugat;

Bahwa gugatan yang kabur dan tumpang tindih positanya dan bertentangan antara posita dengan petitum seperti ini haruslah dinyatakan tidak dapat diterima oleh majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini;

3. Posita dan petitum saling bertentangan;

Bahwa didalam petitum gugatan Penggugat disebutkan agar Tergugat dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum (petitum no. 3), namun didalam posita gugatannya (no. 13), Tergugat dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum dan melakukan perbuatan wanprestasi, sehingga antara posita dan petitum gugatan yang dibuat oleh Penggugat tidak benar secara hukum acara/tertib beracara, karena hal-hal yang diminta didalam petitum berbeda dengan apa yang telah dikemukakan didalam posita. Hal mana sesuai dengan yurisprudensi MA No. 67 K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975 yang menyatakan: “Bahwa karena petitum tidak sesuai dengan dalil-dalil gugatan/posita, maka permohonan kasasi tidak dapat diterima dan putusan pengadilan tinggi dan pengadilan negeri dibatalkan;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat telah menyangkal gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan gugatan balik (rekonvensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

Bahwa tindakan Penggugat Konvensi yang telah menyatakan di media massa cetak Cenderawasih Pos dengan judul “Tak bayar klaim, Jiwasraya dipolisikan” serta “Manajemen asuransi Jiwasraya dipolisikan” adalah tindakan yang sangat-sangat telah merugikan Penggugat Rekonvensi sebagai perusahaan provid yang bergerak di bidang bisnis asuransi;

Bahwa tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut secara nyata-nyata telah

Hal. 7 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

membentuk opini publik yang berdampak langsung terhadap keragu-raguan dan bahkan ketidakpercayaan masyarakat umum terhadap kredibilitas dan profesionalisme Penggugat, khususnya dalam bisnis asuransi yang digelutinya;

Bahwa atas tindakan Tergugat Rekonvensi dimaksud, maka Penggugat Rekonvensi menuntut Tergugat Rekonvensi untuk memebrsihkan serta memulihkan nama baik Penggugat Rekonvensi dengan cara membuat pernyataan maaf dan dimuat pada media massa cetak yang sama serta media elektronik: RRI Nusantara V Jayapura, TV MP, Lensa Papua TV serta TOP TV dan disiarkan selama 1 (satu) munggu penayangan;

Bahwa jika Tergugat Rekonvensi tidak melaksanakan tuntutan Penggugat Rekonvensi, maka atas tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut, Penggugat Rekonvensi mohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menghukum TErgugat Rekonvensi membayar kerugian terhadap prospek bisnis Penggugat Rekonvensi yang jika diperkirakan perhitungannya dengan uang rupiah adalah sebesar Rp 1 milyar;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat Rekonvensi mohon kepada majelis hakim yang mengadili perkara ini menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

Dalam Konvensi: Dalam Eksepsi:

1. Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya, karena berdasarkan hukum;

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima; Dalam Pokok Perkara:

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan pembatalan perjanjian asuransi/polis nomor GH-001560799 adalah sah dan berdasarkan hukum;

3. Memerintahkan Penggugat untuk menerima total premi asuransi jiwa sebesar Rp 84.284.200,-;

Dalam Rekonvensi:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan tindakan Tergugat yang telah membuat pernyataan pers dalam media massa cetak Cenderawasih Pos adalah tindakan yang telah merugikan Penggugat karena berdampak langsung terhadap kredibilitas dan profesionalisme Penggugat di bidang bisnis asuransi;

3. Menghukum Tergugat oleh karena itu untuk membuat pernyataan maaf dan dimuat pada media massa cetak yang sama serta media elektronik:

Hal. 8 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

RRI Nusantara V Jayapura, TY MP, Lensa Papua TV serta TOP TV dan disiarkan selama 1 (satu) minggu penayangan;

4. Menghukum Tergugat membayar kerugian terhadap prospek bisnis Penggugat yang jika diperkirakan perhitungannya dengan uang rupiah adalah sebesar Rp 1 milyar, jika Tergugat tidak memenuhi tuntutan Penggugat tersebut;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar segala biaya yang timbul sebagai konsekuensi dari adanya perkara ini; Atau jika majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jayapura telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 81/Pdt.G/2008/PN.JPR, tanggal 7 April 2009, yang amarnya sebagai berikut :

Dalam Konvensi: Dalam Eksepsi:

- Menolak eksepsi Tergugat untuk keseluruhannya; Dalam Pokok Perkara:

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

- Menyatakan perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE, sah demi hukum;

- Menyatakan tindakan Tergugat membatalkan perjanjian asuransi polis nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE secara sepihak adalah merupakan perbuatan melawan hukum;

- Menghukum Tergugat untuk membayar secara tunai faedah asuransi kepada Penggugat sebesar Rp 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) sesuai dengan polis asuransi nomor GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, SE;

- Menghukum lagi Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar 1 % x Rp 21.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah) perbulan terhitung sejak tanggal 14 Desember 2008 sampai dengan Tergugat membayar faedah asuransi tersebut kepada Penggugat secara tunai; - Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

Dalam Rekonvensi:

- Menolak gugatan Penggugat dalam Rekonvensi untuk keseluruhannya; Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

- Menghukum Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi

Hal. 9 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

untuk membayar ongkos yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp 156.000,- (seratus lima puluh enam ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jayapura dengan putusan No. 36/PDT/2009/PT.JPR, tanggal 21 Oktober 2009;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat/Pembanding pada tanggal 4 Desember 2009, kemudian terhadapnya oleh Tergugat/Pembanding (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 9 Desember 2009) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 11 Desember 2009 sebagaimana ternyata dari akte pernyataan permohonan kasasi No. 81/PDT.G/2008/PN.JPR yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jayapura, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 21 Desember 2009;

Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding yang pada tanggal 28 Januari 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jayapura pada tanggal 10 Februari 2010;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

Putusan Judex Facti telah salah dalam menerapkan hokum dan tidak sesuai dengan fakta persidangan;

1. Bahwa Judex Faxti telah salah menerapkan hukum karena pertimbangan

Judex Faxti tidak sesuai dengan fakta hukum yang ada, dimana perkara yang sebenarnya adalah permasalahan hukum antara Ibu Sri Suryanti Asiyah (istri Termohon Kasasi) dengan Pemohon Kasasi mengenai hubungan pertanggungan (asuransi jiwa) yang didasarkan pada perjanjian asuransi yang disebut "Polis". Dan menurut hukum dan tegas dinyatakan dalam undang-undang bahwa "Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya" sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 1338 KUHPerdata, sehingga dengan demikian ketentuan yang ada pada Polis harus ditaati oleh Pemohon Kasasi maupun Termohon Kasasi selaku ahli waris Ibu Sri Suryanti Asiyah (Aim);

Hal. 10 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Bahwa terhadap hubungan pertanggungan ini Pemohon Kasasi telah memutuskan klaim meninggal dunia Polis No. GH-001560799 a/n Sri Suryanti Asiyah tidak dibayarkan dan menyatakan batal demi hukum Polis No. GH-001560799 yang berakibat dikembalikannya premi yang telah disetor sebesar Rp 84.284.200,- kepada ahli waris (Termohon Kasasi) karena Ibu Sri Suryanti Asiyah sebagai Pemegang Polis/Tertanggung tidak memberikan keterangan/informasi yang benar kepada Pemohon Kasasi selaku Penanggung dalam Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ) dan Surat Keterangan Kesehatan (SKK) yang menjadi dasar perjanjian asuransi jiwa (vide bukti T-16 dan T-31);

3. Bahwa berdasarkan syarat-syarat umum Polis Asuransi Jiwa Perorangan Pasal 2 ayat (2) dan (3) yang tercantum pada Polis No. GH-001560799 (vide bukti T-1), dinyatakan:

Pasal 2, syarat- syarat umum Polis Asuransi Jiwa Perorangan :

(2) Semua keterangan, pernyataan dan kesanggupan yang dicantumkan dalam Surat Permintaan dan formulir-formulir lainnya yang telah ditandatangani oleh calon pemegang Polis dan atau calon Tertanggung, menjadi dasar perjanjian asuransi jiwa;

(3)Jika kemudian ternyata bahwa keterangan, pernyataan, dan kesanggupan yang diberikan seperti dimaksud pada ayat 2 pasal ini tidak benar atau palsu maka perusahaan berhak untuk membatalkan perjanjian ini atau menolak klaim uang asuransi tanpa pembayaran suatu apapun kecuali jika hal itu dilakukan tidak dengan sengaja menurut pertimbangan Perusahaan;

Hal mana juga sejalan dengan ketentuan perundang-undangan yang bertaku yaitu : Pasal 251 (Kitab Undang-undang Hukum Dagang): "Semua pemberitahuan yang keliru atau tidak benar, atau semua penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung, meskipun dilakukannya dengan itikad balk, yang sifatnya sedemikian, sehingga perjanjian itu tidak akan diadakan, atau tidak diadakan dengan syarat-syarat yang sama, bila penanggung mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari semua hal itu, membuat pertanggungan itu batal";

4. Tidak benar pertimbangan Judex Faxti yang hanya mempertimbangkan bukti P-11 jo. T-30 (seharusnya T-31) masing-masing berupa Surat Keterangan Kesehatan calon Tertanggung pada angka III tentang Riwayat Kesehatan calon Tertanggung Alm. Sri Suryanti Asiyah, SE., dan dinyatakan telah memberitahukan kepada Tergugat/Pemohon Kasasi bahwa yang

Hal. 11 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

bersangkutan pernah/sedang mengidap penyakit kanker/tumor;

5. Bahwa sesungguhnya Surat Keterangan Kesehatan tertanggal 17 Desember 2007, tidak hanya menyangkut kesehatan yang pernah diderita oleh calon Tertanggung, namun pertanyaan yang bersifat penting lainnya tentang riwayat pengobatan ataupun perawatan kesehatan calon Tertanggung termasuk pernah atau tidaknya calon Tertanggung dioperasi. Dan pada angka V dan VI Surat Keterangan Kesehatan tersebut ternyata calon Tertanggung tidak memberikan/informasi yang benar, dimana Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm.) menyatakan tidak pernah memeriksakan kesehatan pada dokter, dirawat di rumah sakit, sanatorium atau tempat istirahat lain karena sakit atau pemulihan kesehatan dalam 5 tahun terakhir dan tidak pernah dioperasi. Oleh karena itu berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Polis maupun KUHD Pemohon Kasasi membatalkan Polis No. GH-001560799 atas nama Sri Suryanti Asiyah, yang berakibat pada pengembalian premi yang telah disetor;

6. Bahwa hubungan pertanggungan antara Pemohon Kasasi dengan Tertanggung Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) mulai berjalan pada tanggal 1 Desember 2007 sampai dengan tanggal 1 Desember 2019 sesuai yang tercantum pada Polis No. GH-001560799, sedangkan Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) pernah dirawat dan dioperasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta karena menderita penyakit kanker payudara (Ca. Mammae) pada tanggal 7 Mei 2007 sebagaimana bukti T-34 (surat dan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta) dan bukti T-35 (surat dari RSPAD Gatot Soebroto Jakarta);

7. Bahwa dengan tidak cermatnya pertimbangan Judex Faxti dalam memeriksa bukti-bukti serta fakta hukum yang disampaikan dalam persidangan membuat ketidakadilan dan merugikan Pemohon Kasasi, sehingga pertimbangan Judex Faxti yang hanya mempertimbangkan sebagian fakta bahwa Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) telah memberitahukan kondisi kesehatannya (pernah/sedang mengidap penyakit kanker) adalah suatu pertimbangan yang tidak benar;

8. Bahwa sesunguhnya di dalam proses penutupan/masuk sebagai calon Pemegang Polis/Tertanggung, Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) diterima oleh Pemohon Kasasi diwajibkan mengisi serta menandatangani Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ) dan Surat Keterangan Kesehatan (SKK) secara benar agar Penanggung/perusahaan asuransi dapat memberikan faedah asuransi atas resiko yang terjadi pada Tertanggung. Berdasarkan

Hal. 12 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

keterangan-keterangan dan informasi yang dibuat oleh Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) dalam SPAJ dan SKK tersebut, maka Pemohon Kasasi pada saat itu percaya dan yakin atas keterangan yang diberikan Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) yang selanjutnya Pemohon kasasi bersedia menerimanya sebagai Pemegang Polis/Tertanggung;

Bahwa apabila kemudian terdapat ketidakbenaran dalam setiap penjelasan atau keterangan mengenai kondisi diri yang diberikan oleh calon pemegang polis/Tertanggung kepada Pemohon Kasasi, maka Pemohon Kasasi dapat membatalkan polis yang telah dibuat, sebagaimana yang tecantum dalam Pasal 2 ayat (3) syarat-syarat umum asuransi jiwa perorangan karena pemegang polis/Tertanggung telah melanggar prinsip itikad baik (utmost good faith) dalam perjanjian;

9. Bahwa sesuai Pasal 251 KUHD serta prinsip itikad baik (utmost good faith) dalam perjanjian asuransi jiwa adalah syarat yang ditekankan dan harus dipenuhi oleh pemegang polis atau Tertanggung untuk memberikan keterangan yang sebenar-benarnya tentang kondisi yang ada pada saat masuk asuransi atau membuat perjanjian asuransi, agar Penanggung/ perusahaan asuransi dapat memberikan faedah asuransi atas resiko yang terjadi pada Tertanggung;

Oleh karena itu jelas bahwa dan Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) sebagai pemegang polis/Tertanggung telah memberikan keterangan yang tidak benar kepada Pemohon Kasasi sebagaimana SPAJ dan SKK yang disampaikan kepada Pemohon Kasasi, sehingga Pemohon Kasasi berhak membatalkan Polis No, GH-001560799 sesuai dengan perjanjian/polis; 10.Bahwa dengan demikian Judex Faxti telah salah menerapkan hukum dan

melakukan pertimbangan hukum yang tidak sesuai dengan fakta persidangan, sehingga pertimbangan hukum Judex Faxti yang menyatakan: bahwa tidak ada fakta hukum yang membuktikan Tertanggung Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) telah melakukan pelangaran ternadap syarat-syarat umum polis asuransi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) Perjanjian Asuransi Polis No. GH-001560799 adalah tidak benar menurut hukum dan sudah sepatutnya untuk dipertimbangkan kembali oleh yang terhormat Majelis Hakim Agung pemeriksa perkara kasasi.

11.Bahwa bukti lain Judex Faxti telah salah menerapkan hukum dan lalai melihat fakta persidangan yaitu dimana telah diakui sendiri oleh Termohon Kasasi/Penggugat bahwa Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) pernah memeriksakan kesehatan pada dokter/dirawat di rumah sakit dan menjalani

Hal. 13 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

operasi karena penyakit kanker payudara (Ca. Mammae) sebagaimana pada repliknya tertanggal 3 Desember 2008 yang dijelaskan seolah-olah Ibu Sri Suryanti Asiyah (Alm) melakukan kesalahan dalam pengisian Surat Keterangan Kesehatan pada angka V dan VI yang dipersyaratkan;

12. Bahwa pengakuan merupakan fakta/bukti sempurna menurut hukum (Pasal 176 HIR) dan pengakuan di muka hakim juga merupakan pembuktian yang sempurna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1925 KUHPerdata, oleh karenanya maka terlihat jelas dalam pertimbangan-pertimbangan hukumnya bahwa Judex Faxti tidak cermat dalam memutus perkara a quo yang terkesan berat sebelah serta tidak adil;

13. Bahwa fakta lain dalam putusan Judex Faxti (putusan Pengadilan Negeri halaman 23 alinea ketiga) dinyatakan tidak ada alat bukti yang dapat membuktikan bahwa Tertanggung Alm. Sri Suryanti Asiyah, SE telah menjalani operasi pengangkatan payudara (mastektomi) pada tanggal 7 Mei 2007 atau sebelum Tertanggung masuk asuransi tanggal 1 Desember 2007 adalah bentuk pengabaian bukti-bukti tertulis yang diajukan Pemohon Kasasi. Karena senyatanya bahwa bukti T-35 dan T-36 (Surat Keterangan Medis dokter Nyoto W. Astoro, Sp.PD dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan dokter Noorwati Supadyo, Sp.PD dari RS Kanker Dharmais Jakarta) yang merupakan bukti medis hasil penelitian klaim tertulis secara jelas sebagai berikut:

1. Berdasarkan keterangan medis dari Dr. Nyoto W. Astoro, Sp.PD pada RSPAD Gatot Subroto Jakarta tanggal 15 Juni 2008 (bukti T-35) disebutkan:

Riwayat penyakit dan pengobatan Ibu Sri Suryanti Asiyah : "Pasien Ca. Mammae Std IV mastektomi di Surabaya dengan sindroma venacava superior pindahan dari RS Dharmais pasca radioterapi emergensi untuk

sindrom venacava superior";

Sejak kapan penyakit tersebut diketahui: "Pasien sesak sejak 15 hari, bengkak pada leher. PA: 7/5/2007 dari mastektomi: Phylloides Tumor Malignan";

Nama dan alamat dokter yang merujuk ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta: "Dr. Noorwati Supadyo, SPd. — RS Kanker Dharmais";

2. Berdasarkan keterangan medis dari Dr Noorwati S., pada RS Kanker Dharmais Jakarta tanggal 13 Juni 2008 (bukti T-36) disebutkan:

Riwayat Penyakit Ibu Sri Suryanti Asiyah: datang dengan sesak. Rawat dengan sejawat dr Paru dengan VCSS dan riwayat Ca Mammae

Hal. 14 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Phylloides dengan meta Paru. Pasien diradiasi untuk life saving; Riwayat pengobatan sebelumnya: Dx: Ca Mammae Phylloides;

Sejak kapan penyakit tersebut di ketahui: Februari 2007 — Masektomi dekstra;

3. Atas keterangan medis kedua dokter tersebut di atas sesungguhnya telah menjelaskan bahwa:

a. Ibu Sri Suryanti Asiyah datang ke RS Kanker Dharmais Jakarta dengan keluhan sesak. Dirawat bersama antara dokter spesialis penyakit dalam (internist) dan dokter spesialis penyakit paru, dengan diagnosa Vena Cava Superior Syndrome (VCSS) dan riwayat Ca Mamma Phylloides suspek metastase paru (riwayat penyakit kanker payudara yang diduga telah menyebar ke paru) yang dapat menyebabkan gejala VCSS. Kemudian pasien telah dilakukan radiasi (penyinaran) atas penyakit kanker payudaranya yang telah menyebar untuk life saving;

b. Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya diketahui bahwa Ibu Sri Suryanti Asiyah menderita penyakit kanker payudara (Ca Mamma) sejak Februari 2007 dan telah dilakukan operasi pengangkatan payudara sebelah kanan (Mastectomy Dextra) di Surabaya. Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) tanggal 7 Mei 2007 dari

Mastectomy (operasi pengangkatan payudara) adalah Phylloides Tumor Malignant (berjenis tumor ganas);

c. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pada diri Ibu Sri Suryanti Asiyah telah menderita penyakit kanker payudara dan telah dilakukan operasi pengangkatan payudara sebelah kanan (Mastectomy Dextra) yang berlangsung sebelum Ibu Sri Suryanti Asiyah masuk asuransi atau menjadi Tertanggung Jiwasraya (keterangan : mulai asuransi per 1 Desember 2007);

14. Bahwa fakta hukum tersebut di atas secara nyata-nyata telah membuktikan putusan Judex Facti adalah putusan yang tidak cermat, tidak lengkap dan bahkan bertentangan dengan hukum pembuktian karena tidak seksama dan rinci dinilai dan dipertimbangkan sebagai fakta yang ditemukan di persidangan, sehingga cukup alasan bagi yang terhormat Majelis Hakim Agung pemeriksa perkara kasasi membatalkan putusan yang dimohonkan kasasi ini;

Hal ini sesuai dengan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.638 K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970 yang menyatakan putusan

Hal. 15 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pengadilan negeri dan pengadilan tinggi dinyatakan tidak cukup pertimbangan, oleh karena itu harus dibatalkan atas alasan putusan pengadilan negeri dan pengadilan tinggi setelah menguraikan keterangan saksi dan barang bukti yang diajukan, langsung menyimpulkan gugatan Penggugat tanpa pertimbangan dan menilai bantahan dan bukti lawan (tegen bewijs) yang diajukan Tergugat (M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, halaman 700-800);

Putusan Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan;

15. Bahwa Judex Faxti dalam putusannya tidak memiliki pertimbangan hukum yang lengkap, tidak cermat dan atau kurang cukup (onvoldoende gemotiveerd) karena telah lalai mempertimbangkan fakta hukum yang terjadi dipersidangan juga tidak memuat alasaan-alasan dan dasar-dasar putusan dengan mencantumkan pasal-pasal peraturan perundang-undangan tertentu yang bersangkutan dengan perkara yang diputus;

16. Bahwa Pasal 25 ayat (1) Undang-undang Nomor: 4 Tahun 2004 dinyatakan bahwa: (1) "Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili";

Hal tersebut juga ditegaskan dalam yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No.443 K/Pdt/1986 tanggal 20 Agustus 1988 serta yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No. 2461 K/Pdt/1984 tanggal 10 Desember 1985 yang menyatakan putusan yang tidak cukup pertimbangan secara yuridis dapat dibatalkan pada tingkat banding maupun kasasi;

17. Bahwa Judex Facti tidak melakukan/mencantumkan ketentuan hukum yang ada dalam putusannya baik dalam Konvensi maupun Rekonvensi, oleh karenanya berarti Judex Facti tidak melakukan asas-asas peradilan yang benar sebagaimana diatur serta diamanatkan dalam perundang-undangan yang berlaku;

Putusan Judex Facti bertentangan dengan ketentuan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 882 K/Sip/1974, tanggal 24 Maret 1976 dan No. 1001 K/Sip/72, tanggal 17 Januari1973;

18.Bahwa pertimbangan Judex Facti (pada halaman 25 alinea ke empat putusan Pengadiian Negeri) dinyatakan bahwa : " ... dan menurut pendapat Majelis jumlah keuntungan sebesar 1% x Rp 210.000.000,- untuk setiap bulannya sebagaimana didalilkan Penggugat dalam gugatannya adalah

Hal. 16 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

patut dan berdasarkan rasa keadilan dan kepatutan pula sesuai dengan petitum subsidair ex aequo et bono gugatan Penggugat, kerugian kehilangan keuntungan tersebut harus dibayar Tergugat kepada Penggugat terhitung sejak 14 Februari 2008 sampai dengan Tergugat membayar lunas faedah asuransi tersebut kepada Penggugat";

19.Bahwa pertimbangan hukum tersebut jelas-jelas bertentangan dengan prinsip rule of law sebagaimana ditegaskan dalam yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.882 K/Sip/1974 tanggal 24 Maret 1976 yang menegaskan dalam hal gugatan mencantumkan petitum primair dan subsidair, pengadilan hanya dibenarkan memilih satu diantaranya, apakah mengabulkan petitum primair atau subsidair. Hakim tidak dibenarkan menggunakan kebebasan dalam mengadili dengan jalan mengabulkan petitum primair atau mengambil sebagian dari petitum subsidair (M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, halaman 802);

20.Bahwa selain itu putusan dengan pertimbangan hukum seperti tersebut di atas nyata-nyata telah melanggar asas ultra petitum, karena telah mengabulkan sesuatu yang sama sekali tidak diajukan dalam petitum, oleh karena itu harus dibatalkan. Majelis Hakim telah bertindak melampaui kewenangannya dengan memutus perkara melebihi dari apa yang diminta, karenanya pertimbangan Judex Facti jelas telah bertentangan dengan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1001K/Sip/72 yang isinya melarang bagi Hakim untuk mengabulkan hal-hal yang tidak diminta atau yang melebihi dari pada yang diminta;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

mengenai alasan ke 1 sampai dengan 20 :

bahwa alasan/keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi/ Tergugat tersebut tidak dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. bahwa keberatan-keberatan kasasi dari Pemohon Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya hanya berupa pengulangan dan penilaian atas hasil pembuktian yang menjadi wewenang Judex Facti, dimana Judex Facti/ Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri sudah dengan benar menilai dan mempertimbangkan keberatan tersebut serta dengan benar menerapkan hukum;

2. bahwa Judex Facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri tidak salah dalam menerapkan hukum. Judex Facti

(Pengadilan Negeri) sudah dengan benar dalam pertimbangan hukum,

Hal. 17 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dimana si Penanggung (perusahaan asuransi) pada waktu penandatanganan polis asuransi harus terlebih dahulu meng-cross check

kebenaran data Tertanggung oleh Tim Peneliti dan dokter asuransi, apalagi (quod non) payudara si Tertanggung sudah diangkat. Bahwa dengan penandatanganan polis, Penanggung mengakui/menyatakan kebenaran data yang diberikan oleh Tertanggung;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan Judex FactiPengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi : DIREKTUR UTAMA PT ASURANSI JIWASRAYA tersebut harus ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan :

M E N G A D I L I:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: DIREKTUR UTAMA PT ASURANSI JIWASRAYA tersebut;

Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jumat, tanggal 8 Oktober 2010 oleh DR. Harifin A. Tumpa, SH, MH, Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Rehngena Purba, SH, MS dan Prof. DR. Mieke Komar, SH, MCL, Hakim Agung sebagai Hakim Anggota, diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Barita Sinaga, SH, MH, Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;

Hakim Anggota: K e t u a:

Hal. 18 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ttd./ Ttd./

Prof. Rehngena Purba, SH, MS DR. Harifin A. Tumpa, SH, MH Ttd./

Prof. DR. Mieke Komar, SH, MCL

Panitera Pengganti: Ttd./

Barita Sinaga, SH, MH Biaya-biaya:

1. Meterai... Rp 6.000,- 2. Redaksi... Rp 1.000,- 3. Administrasi kasasi... Rp

J u m I a h... Rp

500.000,-Untuk Salinan Mahkamah Agung RI

a.n. Panitera Panitera Muda Perdata

SOEROSO ONO, SH, MH NIP. 040 044 809

Hal. 19 dari 19 Hal. Put. No. 1093 K/Pdt/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Skripsi PELANGGARAN ASAS UTMOST GOOD FAITH APABILA

TERJADI PEMBATALAN SECARA SEPIHAK POLIS ASURANSI JIWA

YANG DILAKUKAN OLEH PENANGGUNG (Studi Kasus Putusan Nomor 1093 K/Pdt/2010 )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data penilaian Pra PTK serta siklus I, pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup optimal pada setiap siklus, dan ini berarti

Samples dipped and agitated in acidic electrolyzed water, tap water, alkaline electrolyzed water maintained their form and color up to 3 days after treatment. The

H1 : Parameter-parameter variabel dummy signifikan dalam menjelaskan variabel dependen atau dengan kata lain dengan menggunakan fixed effect. CHOW=

Menurut Anoraga (2004:220) dalam bukunya Manajemen Bisnis mengatakan bahwa Marketing mix adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang terdiri

Dosis tinggi akan menyebabkan banyak ikan yang mati sedangkan dosis rendah membutuhkan waktu yang sangat lama pada saat pembiusan menjelang pingsan, dan lama waktu

Print Out SBU (QR-Code) Status 4 Pembayaran Biaya Sertifikasi ke LPJK BADAN USAHA Cetak SBU Aplikasi SIKI Desktop Bentuk NRBU Cek QR-Code Prosedur STI OK. Cek Melalui

Pada bulan januari 2013 index performance mencapai sampai 20.14% dengan nilai pencapaian 559 meningkat hingga 700, hal ini dikarenakan adanya perbaikan dan peningkatan

Dari deskripsi data diatas, maka dapat disimpulkan sebelum pemberian perlakuan pada kelas eksperimen yaitu model diskusi maka skor rata-rata kemampuan awal dapat dikategorikan