• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V MIN 6 KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V MIN 6 KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

SISWA KELAS V MIN 6 KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

PUTRI HANDAYANI NPM: 1211100098

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

SISWA KELAS VMIN 6 KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Skripsi

Dianjukan untuk Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh :

PUTRI HANDAYANI NPM: 1211100098

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana M. Pd Pembimbing II : Drs. H. Badrul Kamil M. Pd. I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

SISWA KELAS V MIN 6 KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

PUTRI HANDAYANI

Latar belakang masalah penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPS, sehingga hasil belajar peserta didik banyak yang belum mencapai KKM 70. Kondisi di atas memotivasi peneliti untuk mencari solusi dengan menerapkan model Teams Games Tournament(TGT) karena model ini adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam belajar, model ini juga menguji pemahaman peserta didik dengan suasana belajar yang menyenangkan, menyenangkan disini maksudnya suasana belajar sambil bermain (games). Rumusan masalah yang di ajukan adalah “Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas V MIN6 LAMPUNG SELATAN kecamatan Jati Agung Lampung Selatan tahun 2016/2017?”

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana dalam penyampaian data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek peneliti yaitu siswa kelasV MIN 6 LAMPUNG SELATAN. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Tes yang dilakukan peneliti menggunakan pre test (untuk melihat pengetahuan siswa mengenai materi yang akan di sampaikan dan untuk membagi siswa dalam bentuk kelompok) dan post test(Untuk melihat kemampuan siswa setelah peroses pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament ).

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar pada Siklus I dari 21 siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa atau 57,2% sedangkan yang tidak tuntas belajar sebanyak 9 siswa atau 42,8 % Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dari 21 siswa hasil belajar siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 85,7%, sedangkan yang tidak tuntas sebesar 3 siswa atau 14,3%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V MIN 6 Lampung Selatan.

(4)
(5)
(6)

MOTTO

( ىَعَس اَم لاِإ ِناَسْنلإِل َسْيَل ْنَأَو

٩٣

( ىَرُ ي َفْوَس ُهَيْعَس َّنَأَو )

٠٤

)

Artinya :

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang telah diusahakannya,(40) Dan bahwasanya usaha itu

kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

(Q.S. An-Najm: 39-40).1

1

(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, dengan penuh syukur kepada Allah SWT skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Ahmad Sardi dan Ibu Nunung Purwati yang senantiasa senantiasa selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada saya selama ini sehingga dapat menyelesaikan skrisi ini.

2. Adik adikku tersayang (Agus Rianto dan Nur Afrudin) yang secara tidak langsung telah memberiku motivasi dan semangat.

3. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Putri Handayani dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 oktober 1992, anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Ahmad Sardi dan Ibu Nunung Purwati.

Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SDN 3 Perumnas Way Kandis Kecamatan Way Kandis Provinsi Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di tempuh di SMPN 21 Bandar Lampung di selesaikan pada tahun 2009, sedangkan sekolah menengah kejuruan ditempuh di SMK PGRI 4 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis meneruskan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Islam pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Dalam penyelesaian ini skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan materi maupun moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisan skripsi ini dengan segala partisipasi dan motivasinya. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung

2. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Ibu Nurul Hidayah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), terimakasih atas petunjuk dan arahan yang diberikan selama masa study di IAIN Raden Intan Lampung

3. Bunda Prof. Dr. Hj Nirva Diana, M. Pd dan Bapak Drs. Badrul Kamil, M. Pd. I selaku pembimbing I dan pebimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

5. Bapak Nasron M. Ag. MM selaku kepala MIN 6 Lampung Selatan kabupaten Lampung Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah

6. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan penyusunan skripsi ini baik langsung maupuun tak langsung.

Terima kasih atas kasih sayang, do’a dan motivasi dari semua pihak

tersebut yang selalu mengiringi langkah penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan juga pembaca sekalian. Aamiin…

Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI Halaman

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

B.Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20

2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 21

3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

4. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

5. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A.Jenis Dan Sifat Penelitian ... 31

B.Setting Penelitian ... 31

1. Tempat Penelitian... 31

2. Waktu Penelitian ... 31

3. Subjek Penelitian ... 31

C.Rencana Tindakan ... 31

D.Alat Pengumpulan Data ... 32

E.Indikator Keberhasilan Penelian ... 34

F. Analisis Data ... 35

G.Prosedur Penelian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Gambaran Umum MIN 6 Lampung Selatan ... 36

B.Hasil Penelitian ... 46

C.Analisi Data ... 70

D.Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A.Kesimpulan ... 78

B.Saran ... 79

C.Penutup ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(13)

ii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VC ... 6

Tabel 2 Persentase Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VC ... 7

Tabel 3 Daftar Sarana dan Prasarana Min 6 Lampung Selatan ... 47

Tabel 4 Daftar Kepala Sekolah, Guru dan Staff ... 48

Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 55

Tabel 6 Daftar Nilai Hasil Postest Siklus I ... 56

Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 60

Tabel 8 Daftar Nilai Siklus I Pertemuan Kedua ... 61

Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 65

Tabel 10 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 71

Tabel 12 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 72

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Silabus

LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I LAMPIRAN 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II LAMPIRAN 4 Soal Siklus I

LAMPIRAN 5 Soal Siklus II

LAMPIRAN 6 Lembar Obsevarsi Peserta Didik LAMPIRAN 7 Lembar Nilai Peserta Didik

LAMPIRAN 8 Lampiran Dokumentasi Foto Kegiatan LAMPIRAN 9 Lembar Konsultasi

LAMPIRAN 10 Lembar Pengesahan Skripsi LAMPIRAN 11 Surat Penelitian

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar setiap peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dipelakukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk menuju kepada pertumbuhan dan perkembangan bangsa, hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah "berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab".1

Makna pendidikan tidaklah semata-mata dapat menyekolahkan anak disekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas dari itu. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika memperoleh pendidikan yang paripurna (komprehensif) agar kelak menjadi manusia

1

(17)

2

yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama, pendidikan hendaknya dilakukan secara dini yang dapat dilakukan didalam keluarga, sekolah maupun masyarakat, dalam pendidikan harusnya meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, efektif dan psikomotor.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa pemerintah sangat memperhatikan masalah dunia pendidikan hal ini dapat dilihat dengan diadakannya jalur jenjang pendidikan yang telah ditetapkan pada undang-undang sistem pendidikan nasional. Sehubungan dengan hal ini pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah hal itu ditandai dengan adanya pendidikan disekolah (formal), pendidikan lingkungan masyarakat (non formal), dan lingkungan keluarga (informal) yang mana pada ketiganya saling melengkapi satu sama lain.

(18)

3

Pembelajaran adalah suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah kegiatan yang memproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan2.

Model pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dalam kegiatan belajar mengajar model pembelajaran diperlukan oleh guru untuk dapat melaksanakan tugasnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model pembelajaran, tetapi sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar proses belajar mengajar tidak membosankan tetapi menarik perhatian siswa.3

Guru menggunakan model pembelajaran di MIN 6 Lampung Selatan khususnya kelas V menggunakan beberapa variasi model pembelajaran diantaranya ceramah, tanya jawab dan penugasan.4 Model pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dalam setiap kali pertemuan kelas model pembelajaran yang digunakan bukanlah asal pakai tetapi melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus.

2

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003), h. 63

3

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta :Rineka Cipta, 2010), h. 46

4

(19)

4

Ceramah merupakan cara menyampaikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa, ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan yang rumit.

Tanya jawab adalah model pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa diberikan kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaan, model ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, tanya jawab digunakan sebagai ulangan pelajaran yang telah di berikan.

Penugasan adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam waktu tertentu dan hasilnya harus di pertanggung jawabkan kepada guru. Hal ini dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru, pemberiaan tugas dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, peserta didik dapat dikelompokkan dalam kelompok kecil.

(20)

5 maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

kerjakan”. (QS. An Nahl : 97)5

Berdasarkan hasil test pra survei, wawancara dengan guru ilmu pendidikan sosial (IPS) Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan, diperoleh keterangan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 706, diketahui keadaan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MIN 6 Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan yaitu:

Tabel 1

NilaiHasil Belajar Peserta Didik Kelas V C

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017

No Nama Siswa KKM Nilai Ketetuntasan

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya(Jakarta: Yayasan PenerjemahAl

Qur‟an, 2009), h. 414 6

(21)

6

Persentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V C

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016

No Nilai Kriteria Jumblah Siswa Persentase

1 ≥ 70 Tuntas 9 42,7%

2 <70 BelumTuntas 12 57,3%

(22)

7

Peserta didik kelas lima C Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan Tahun ajaran 2016/2017 adalah berjumblah 21 siswa yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 12 siswi perempuan.

Berdasarkan keterangan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar Ilmu Pendidikan Sosial peserta didik masih ada yang dibawah kriteria ketuntasan minimal belajar, nilai minimal ketuntasan adalah 70. Peserta didik yang mendapat nilai minimal ketuntasan 70 hanya ada 9 peserta didik dengan presentase 42,8% sedangkan peserta didik yang nilainya belum mencapai nilai minimal ketuntasan ada 12 peserta didik dengan presentase 57,2 %. Sehingga terlihat hasil belajar di kelas V C masih rendah. Maka, dengan demikian diharapkan melalui Model TGT hasil belajar peserta didik khususnya kelas V C MIN 6 Lampung Selatan akan lebih meningkat.

(23)

8

Teams Games Tournament ialah model belajar yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari tiga orang dengan memiliki kemampuan akademis yang berbeda di kembangkan oleh Slavin dalam model ini siswa dapat belajar dengan cara bekerjasama, juga untuk membantu siswa mereview dan menguasai pelajaran. Slavin menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill dasar,pencapaian,interaksi positif antar siswa, harga diri,dan sikap penerima pada siswa siswi lain yang berbeda.7

Mengembangkan model pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, seorang pendidik dituntut mempunyai model karena dapat membantu pendidik untuk mempermudah tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran tersebut yang terpenting model digunakan agar peserta didik mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, masalah yang menentukan bukan model pembelajaran atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pemberian hasil sangatlah penting karna secara psikologi anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan.8

Permasalahan yang sering dijumpai dalam proses belajar mengajar, khususnya pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bagaimana cara guru menyajikan materi pelajaran kepada siswa secara baik sehingga

7

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2014), h. 197

8

(24)

9

diperoleh hasil yang efektif dan efesien sehingga siswa dapat memahami materi yang telah guru sampaikan

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Menurut Benyamin S.Bloom ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor, domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, merencanakan) dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah receiving

(sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

organization (organisasi), characterization (karakteristik). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikologi juga mencakup keterampilan produktif, tekhnik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. 9

Hasil belajar di pengaruhi oleh dua faktor antara lain faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar diri siswa yang tergolong faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis (misalnya kecerdasan

9

(25)

10

motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan faktor eksternal adalah faktor sosial, faktor budaya dan faktor faktor spiritual dan faktor lingkungan (guru, kurikulum dan model pembelajaran).10

Dalam hal ini penulis menerapkan model kooperatif TGT (Teams GamesTournaments),dalam kegiatan belajar mengajar model pembelajaran yang diperlukan oleh seorang guru atau tenaga pengajar dan penggunaannya harus bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.11

Pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) ini merupakan salah satu pembelajaran yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen, dimana model ini dipandang sebagai model yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran. Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.

Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran.

10

Toto Ruhimat, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers), h. 140

11

(26)

11

Model Teams Games Tournament (TGT) mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut :

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotifasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Oleh karena itu perlu diadakan tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Pembelajaran di MIN 6 Jati Agung menggunakan model ceramah, tanya jawab dan penugasan. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan kelas V, masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

(27)

12

model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT).Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dalam menciptakan suasana pembelajaran didalam kelas, agar peserta didik semangat dan lebih aktif dalam belajar sehingga di dapat hasil belajar yang baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat peneliti identifikasikan masalahnya sebagai berikut :

1. Guru kurang menggunakan model pembelajaran yang variatif dan menarik.

2. Peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang aktif, karena peserta didik cenderung duduk, mendengarkan, mencatat.

3. Hasil belajar peserta didik masih rendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

(28)

13

C. Batasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan dalam penelitian ini baik ditinjau dari segi pengetahuan, waktu dan agar penelitian ini hasilnya memberikan gambaran yang jelas dan khusus, maka penelitian ini dibuat batasan masalah antara lain :

1. Model yang akan digunakan adalah model Teams Games Tournament(TGT).

2. Hasil belajar yang akan ditingkatkan adalah mata pelajaran IPS kelas V D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk dicari jawabannya melalui penelitian, biasanya sebuah penelitian mempunyai pertanyaan penelitian, yaitu rincian rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, rumusan masalah tersebut dibuat berdasarkan batasan masalah yaitu masalah dari identifikasi masalah yang sudah dibatasi.12

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :

“Apakah model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan

12

(29)

14

hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V C MIN 6 Lampung Selatan tahun ajaran 2016/2017

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang penulis lakukan ini adalah untuk mengetahui model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang penulis laksanakan ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa dengan penelitian ini dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. b. Bagi Guru diharapkan dapat memberi bantuan dalam melaksanakan

tugasnya demi tercapainya prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial yang maksimal dan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya. c. Bagi sekolah upaya ini dapat memberikan sulusi alternatif dari masalah

yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah dan dapat meningkatkan sumber daya manusia.

(30)

15

(31)

16

BAB II

KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah “perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained) , tujuan pengajaran menjadi hasil potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”13

. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar meliputi objek penilaian yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.

13

(32)

17

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.14

c. Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.15

Ketiga ranah hasil belajar tersebut sangat penting diketahui oleh seorang guru dalam merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun bukan tes, namun ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.

2. Jenis penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubaahan tingkah laku yang telah terjadi pada siswa.

14

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 22

15

(33)

18

Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk :

a. Bentuk siswa akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahan atas perilaku yang diingiinkan.

b. Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap ataupun dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan dan tingkah laku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstren (faktor dalam dan luar).

a. Faktor-faktor intern( faktor dari dalam) meliputi:

1). Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan yang perlu di perhatikan yaitu kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak lahir, kondisi normal ini harus meliputi keadaan otak, panca indra, anggota tubuh, kondisi kesehatan fisik dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar16

16

(34)

19

2). Faktor Psikologi

a) Perhatian, peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

b) Minat, bahan pelajaran yang menarik minat atau keinginan anak akan mudah dipelajari.

c) Bakat, bakat salah satu faktor keturunan, apabila pelajaran tidak sesuai dengan bakat maka anak akan mengalami kesukaran dalam menerima pelajaran.

d) Motif, apabila peserta didik memiliki motif maka ia akan mendorong untuk belajar untuk membentuk motif, bisa dilakukan melalui kebiasaan.

b. Faktor ekstern (Faktor dari luar)17 1). Faktor Keluarga

a). Orang tua dalam mendidik.

Orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan memberikan pendidikan yang baik akan berhasil dalam belajar. Sedangkan apabila orang tua acuh terhadap anaknya tentu anak tidak akan berhasil dalam belajar. b).Ekonomi keluarga

17

(35)

20

Faktor ekonomi sangat menentukan dalam belajar anak. Karena dengan ekonomi yang mapan otomatis keperluan pendidikan akan tercukupi seperti biaya sekolah dan peralatan sekolah.

c). Suasana rumah

Suasana rumah yang tidak nyaman dan terlalu gaduh tidak akan memberikan anak belajar dengan aktif.

d). Faktor sekolah

lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menetukan keberhasilan belajar siswa diantara nya yaitu cara mengajar guru, Penggunaan kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, fasilitas sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran.

B. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

(36)

21

organisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi dan Ekonomi.

Pengertian Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) di sekolah dasar yaitu suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan odifikasi yang diorganisasikan dari konsep sejarah.sosiologi dan ekonomi. Ilmu Pendidikan Sosial merupakan program pembelajaran melalui pendekatan multi disiplin dan pendekatan terpadu sebagai disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu sosial yang terlibat dalam Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah ekonomi,sejarah, sosiologi, politik, geografi, psikologi dan antropologi, pembelajaran merupakan pemberian bantuan guru terhadap siswa.

2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

(37)

22

Tujuan (IPS) untuk anak didik yaitu:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyaratkat dan lingkungan.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, menyelesaikan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanuasiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

Ruang lingkup (IPS) meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.18 3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam kegiatan pembelajaran (IPS), siswa dapat secara langsung dibawa kedalam lingkungan alam dan masyarakat, disamping

18

(38)

23

itu, dengan mempelajari sosial atau masyarakat, siswa secara langsung dapat mengamati dan mempelajari norma-norma sehingga siswa dapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan msyarakat.

4. Pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial

Dengan adanya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa dapat mempersiapkan diri untuk terjun kemasyarakat, juga membentuk diirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku.19

(39)

24

C. Model Teams Games Tournament (TGT) 1. Pengertian model TGT

Model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan tiga siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.21

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kalaboratif yang anggotanya empat sampai enam orang dengan struktur kelompok heterogen, menurut sunal dan hans pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan

Model Teams Games Tournamet (TGT) mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar yang diracang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

21

(40)

25

2. Langkah-langkah model pembelajaran TGT

Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu: kelas, belajar dalam kelompok, permainan, pertandingan, penghargaan kelompok. Langkah-langkah model TGT yaitu :

a. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

b. Guru membagi kelas membentuk kelompok yang anggotanya 3 sampai 4 orang dalam satu kelompok secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain)

c. Guru membuat daftar rangking akademik siswa sesuai kelompok d. Guru memberikan kartu soal untuk dikerjakan secara berkelompok

dan menentukan siapa yang akan menjadi pembaca soal dan menjawab pertanyaan

e. Yang mendapatkan tugas berkumpul dengan kelompok lain yang telah mendapatkan tugas yang sama

f. Guru memberikan kartu soal dan kunci jawaban yang sudah diberi angka di letakan secara terbalik diatas meja

g. Pembaca soal mengambil kartu soal dan kunci jawaban secara acak dan membacakan soal terhadap kelompok awalnya

(41)

26

3. Kelebihan Model pembelajan TGT

a. Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih terlihat dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.

b. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. c. Membuat pesera didik lebih peserat didik lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran.

d. Peserta didik lebih senang dalam mengikuti pembelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.

4. Kelemahan model pembelajaran TGT

a. Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model pembelajaran ini.

(42)

27

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, hal ini dapat dijadikan titik tolak dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, tujuan penelitian terdahulu sangat penting untuk mengetahui relevansi diantaranya:

1. Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh Ika Kholifatuzzawa dengan judul „Penerapan model kooperatif TGT (Teams Games

Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Tunggangri Kalidawir Tulung Agung Tahun Ajaran 2012/2013”

dari hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan pada hasil belajar siswa pada tes awal nilai tes rata-rata siswa 67,20(Pre Test), meningkat menjadi 73,8 (post tes siklus I), dan meningkat lagi menjadi 80,8 (post tes siklus II)22

2. Penelitian yang dilakukan muslahah tahun 2014 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif

tipeTGT(Teams Games Tournament) pada peserta didik kelas III MIN Model Pasar BaruKedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Menyimpulkan bahwa model pembelajaran TGT (Teams

22

(43)

28

Games Tournament) dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran sehingga pebelajaran tidak monoton sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa23

3. Penelitian yang dilakukan Mawaria Agustina tahun 2015 yang berjudul “Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT dalam meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam kelas VIII SMP Printis 2 Bandar Lampung, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model TGT (Teams Games Tournament) dapat mengurangi kejenuhan, karna setiap kelompok akan berlomba mengharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu dapat memotifasi siswa dalam belajar sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar Agama Islam kelas VIII di SMP Printis 2 Bandar Lampung.24

Berdasarkan beberapa paparan diatas, maka penulis menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MIN 6 Lampung Selatan.

23

Muslahah, Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada peserta didik kelas III MIN Model Pasar Baru Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014, (Pesawaran: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014)

24

(44)

29

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata yaitu „‟hypo‟‟ yang artinya dibawah dan „‟thesa‟‟ yang artinya kebenaran. Jika digabungkan artinya adalah dibawah

kebenaran. Hal ini dapat ditarik pengertian bahwa untuk menjadi benar sesuatu harus diuji kebenarannya.25Hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti dapat mulai menimbang prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang di inginkan dapat tercapai. Dalam hal ini peneliti hendaknya mencari masukan dari orang-orang yang terkait dengan masalah penelitan.

Dengan demikian dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

bahwa “Apakah model kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MIN 6 Jati Agung Lampung Selatan tahun ajaran 2016/2017‟‟.

25

(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kalaborasi antara guru dengan peneliti, penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan guru dikelasnya sendiri dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,pengumpulan data (observasi), menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan dan kekurangan tindakan tersebut(refleksi)melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif.

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah dengan mencermati suatu objek berdasarkan kegiatan yang dilakukan di dalam kelas, adapun sifat penelitian ini adalah partisipatif dalam arti peneliti terlibat dalam penelitian, penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V C MIN 6 Lampung Selatan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

(46)

31

B.Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN 6 Lampung Selatan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas V C dengan jumblah siswa 21 orang, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswi perempuan.Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V C di MIN 6 Lampung Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V C MIN 6 Lampung Selatan yang terdiri dari 21 peserta didik, dengan komposisi 9 siswa laki-laki dan 12 siswi perempuan.

C. Rencana Tindakan

(47)

32

pengamatan diskusi, Lebar evaluasi, dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

D. Alat Pengumpulan Data 1. Sumber Data

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

b. Guru

Untuk melihat tingkah keberhasilan implementasi pembelajaran model TGT dan hasil belajar siswa dalam proses belajar.

2. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini penulis menggunakan mteode antara lain:

a. Observasi (pengamatan)

Sutrisno Hadimengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.26

Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan jenis observasi berperan serta dimana penulis terlibat dalam kegiatan

26

(48)

33

sehari-hari, orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Model ini digunakan untuk mengetahui kondisi proses penerapan model Teams Games Tornament (TGT), jadi penulis mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, sejarah Madrasah ibtidaiyah dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumblah respondennya sedikit.27Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur karena wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Adapun wawancara ini ditujukan kepada siswa dan siswi kelas V C di MIN 6 Lampung Selatan, yang dapat memberi informasi tentang datayang dibutuhkan oleh peneliti tentang data prasurvei dan penerapan model Teams Games Tournament (TGT).

27

(49)

34

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah asal kata dari dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.28

Model ini penulis gunakan untuk melengkapi data-data yang tidak diperoleh dari metode-metode lainnya, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi yang digunakan adalah nilai rapot, profil sekolah dan foto-foto kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran dengan media kamera.

E. Indikator Keberhasilan Penelitian

Sebagai indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian yag dilakukan adalah apabila hasil belajar siswa dalam pembelajaran telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya. Artinya penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% siswa atau lebih mencapai ketuntasan KKM yaitu 70 atau lebih, dan apabila pada siklus II sudah berhasil maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

28

(50)

35

F. Analisi Data

Menurut Lexy Moleong analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data.

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data, data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara, data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif deskriptif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi data,yakni kegiatan menyeleksi data sesuai dengan masalah, dalam tahap ini pendidik atau peneliti membuang data yang tidak relevan.

2. Mendeskripsikan data sehingga data yang diorganisir jadi bermakna,. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk grafik.

3. Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Setelah penulis melakukan analisis data maka penulis mengambil kesimpulan.

Untuk menghitung presentasi hasil peserta didik dalam proses pembelajaran diolah dengan menggunakan rumus:

P = F/N x 100% Keterangan :

(51)

36

Penelitian Tindakan Kelas umumnya diarahkan pada kebutuhan praktis dalam kependidikan , selama ini memang penelitian-penelitian sudah banyak dilakukan tetapi kurang dirasakan dampaknya dalam peningkatan mutu pembelajaran dikelas.29

G.Prosedur Penelitian

Ada beberapaa metode yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah metode yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK yang dimaksud menggambarkan ada empat langkah ( dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan ini.30

Gambar I :

Model Siklus Kemmis & Mc. Taggart

29

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 49

30

(52)

37

Bila dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi setahap. Jadi antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama meskipun melalui tahap-tahap yang sama.

Dalam penelitian Tindakan Kelas ini penulis merencanakan untuk melaksanakan 2 siklus, dimana dalam setiap siklus ada empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi, dalam pelaksanaan penelitian pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus masing-masing satu pertemuan dengan setiap pertemuan masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 40) menit.

1. Tahap-tahap pelaksanaan

(53)

38

Siklus I

a. Perencanaan

Penelitian mengadakan survei ke sekolah yang akan dijadikan penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan tentang konsepsi siswa dan proses pembelajaran di kelas. Setelah mengetahui permasalahan penulis maka merancang sebuah pembelajaran dikelas yaitu dengan membuat desain pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Silabus dan membuat jadwal.

Didalam siklus ini yang harus dilakukan adalah mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan, mengamati atau observasi, dan merefleksi. Adapun tahap-tahap dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai brikut:

1) Mempersiapkan waktu dan materi 2) Skenario pembelajaran

3) Menyiapkan sarana atau alat pembelajaran model Teams Games Tournamens (TGT)

4) Membuat perangkat evaluasi b. Pelaksanaan

(54)

39

memberikan RPP yang telah disusun, pendidik memberikan masing-masing kelompok sejumblah informasi. Konsep, atau keahlian untuk mengajar yang lain, pendidik menyarankan siswa agar membaca memahami materi yang ditugaskan pendidik, pendidik memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab setiap kelompok, selanjutnya jawaban setiap kelompok ditukar kepada kelomok lain untuk dikoreksi, kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi ialah yang menjadi pemenangnya, terakhir pendidik memberikan penghargaan untuk kelompok yang menang dan menyimpulkan pembahasan materi.

c. Observasi ( pengamatan)

Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebagai upaya untuk mengetahui jalannya pembelajaran.

d. Refleksi

(55)

40

(56)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum MIN 6 Lampung Selatan

1. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan sebelum menjadi Negeri adalah Madrasah Swasta yang berdiri pada tahun 1979 yang bernama Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Dusun Sukamaju Desa Sinar Rejeki Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan dalam keadaan sangat sederhana, gedung beratapkan alang-alang yang dirintis oleh para tokoh masyarakat serta tokoh agama dengan sabar dan tabah untuk membangun dan mengelola Madrasah tersebut.

Dengan keadaan siswa yang selalu bertambah maka Madrasah semakin maju ( Hidup ), kemudian pada tahun 1984 Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Dusun Sukamaju Desa Sinar Rejeki Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan mendapat bantuan dari Pemerintah dua kelas menjadi tiga kelas.

Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Dusun Sukamaju Desa Sinar Rejeki Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan ini di kepalai oleh Bapak ABDUL KARIM (Alm) dengan tenaga guru yang seadanya.

(57)

42

Ibtidaiyah Negeri ( MIN ) Ulum Sukamaju Dusun Sukamaju Desa Sinar Rejeki Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1995 dan didirikan diatas tanah seluas kurang lebih 3.675.M2

Selanjutnya MIN 6 Lampung Selatan kabupaten Lampung selatan setelah berdiri sudah 4 kali mengalami pergantian kepala sekolah

a. Bapak Abdul Karim (Alm) menjabat sebagai kepala MIS Raudlatul Ulum Dusun Sukamaju Desa Sinar Rejeki Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung selatan sejak tahun 1979 s/d 1995

b. Bapak musodiq A. Ma menjabat sebagai kepala MIN Ulum Sukamaju kabupaten lampung selatan sejak tahun 1995 s/d 2008

c. Bapak Agustami S.Ag menjabat sebagai kepala MIN Ulum Sukamaju kabupaten lampung selatan sejak tahun 2008 s/d 2014

d. Bapak Nasron, S.Ag.MM menjabat sebagai kepala MIN 6 Lampung Selatan sejak tahun tahun 2014 s/d sekarang perkembangan MIN 6 Lampung Selatan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik dan memuaskan. 2. Visi dan Misi MIN 6 Lampung Selatan

a. Visi

(58)

43

2) Menjadikan MIN 6 Lampung Selatan sebagai tempat pendidikan yang menjadi idola bagi masyarakat karena fasilitasnya memadai disertai manajemen yang terbuka.

b. Misi

“Menyiapkan siswa-siswi yang bermutu berwawasan IMTAQ, IMTEK, untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai kemampuan dan minatnya”.

3. Sarana dan Prasarana MIN 6 Lampung Selatan

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah meliputi sarana pokok dan sarana penunjang yang di gunakan untuk kelancaran jalan nya kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki MIN 6 Lampung Selatan kabupaten lampung selatan antara lain sebagai berikut:

Tabel 3

Daftar Sarana dan Prasarana

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

Keadaan Baik Rusak

Ringan

1 Ruang belajar 6 6

2 Ruang perpustakaan 1 1

(59)

44

4. Keadaan Guru MIN 6 Lampung Selatan

Jumlah guru dan karyawan MIN 6Lampung Selatan tahun pelajaran 2016/2017 ada 22 orang dengan rincian sebagai berikut:

a. 18 orang guru

b. 1 orang tenaga administrasi c. 3 orang tenaga lainnya

Tabel 4

Daftar Kepala Sekolah, Dewan Guru Beserta Staf

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016

(60)

45

18 Yuli Tamayanti, S.Pd.I Pustakawati

19 Ahmad Bajuri, S.Pd.I Staf Tata Usaha

20 Robiyatun, A. Ma Guru

21 Rizki Yolanda Guru

22 Abdurrahman Petugas kebersihan

Sumber : Dokumentasi MIN 6 Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017

5. Jumlah siswa MIN Ulum Sukamaju

Pada tahun pelajaran 2016/2017 MIN 6 Lampung Selatan mempunyai murid 310 siswa terdiri dari

a. Siswa kelas I sebanyak 64 b. Siswa kelas II sebanyak 42 c. Siswa kelas III sebanyak 48 d. Siswa kelas IV sebanyak 42 e. Siswa kelas V sebanyak 55 f. Siswa kelas VI sebanyak 59

6. Situasi perpustakaan MIN Ulum Sukamaju

(61)

46

pegawai. Adapun fasilitas yang di miliki oleh perpustakaan adalah seperti buku, lemari, rak buku, meja, kursi, lemari loker, buku panduan (teks) Koran, novel, dan atlas.

B.Hasil Penelitian

Proses pembelajaran dalam penelitian ini melalui model Teams Games Tournament (TGT), penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan berkalaborasi dengan guru yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS), penelitian ini dilaksanakan pada 10 Oktober sampai dengan 10 November 2016, Materi yang dipelajari adalah Sejarah Hindu, Budha dan Islam. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan alokasi waktu 2x40 menit. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dengan materi Sejarah Hindu, Budha dan Islam. Pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan dengan materi Tokoh-tokoh Sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Pada saat pra survey danpenelitian jumlah peserta didik kelas V C tetap yakni 21 peserta didik. Penerapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Siklus I terbagi dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit, tentang pembelajaran IPS pokok bahasan Sejarah Hindu, Budha dan Islam dengan kompetensi dasar mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah dari masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia sebagai berikut:

(62)

47

2. Siklus II, pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin 31 Oktober 2016 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin,07 November 2016.

1. Tindakan Siklus I

Pertemuan pertama

a. Perencanaan (planning)

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 1, persiapan yang dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai silabus yang sudah ada.

2) Mempersiapkan materi sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.

3) Mempersiapkan kartu untuk dibagikan pada peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

4) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yaitu: lembar observasi, menyiapkan media pembelajaran yang berupa gambar, dan soal post tes.

b. Pelaksanaan (Acting)

(63)

48

pembelajaran peneliti telah melakukan sosialisasi di kelas V, memperkenalkan diri dengan tujuan agar peserta didik tidak merasa tegang dalam proses pembelajaran sehingga nantinya akan mudah untuk berinteraksi dengan baik.

Siklus l pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 17 Oktober 2016 jam 13.00-14.20, dengan jumblah 21 Siswa, siklus I pertemuan pertama yang diterapkan merupakan penentuan tindakan pada siklus berikutnya, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament (TGT).

Pertemuan ini peneliti menyampaikan materi pelajaran IPS Sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Sebelum belajar mengajar berlangsung peneliti terlebih dahulu membimbing dan memotivasi siswa untuk masuk ke dalam meteri yang akan diajarkan.

Adapun RPP tersebut terdiri atas tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, namun penelitian menjelaskan bagian yang terpenting saja dengan penjelasan sebagai berikut :

1). Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a serta memeriksa

(64)

49

2. Guru menjelaskan kompetensi yang harus di capai dalam kegiatan pembelajaran.

2). Kegiatan Inti

a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok.

b) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan menginformasikan model Teams Games Tournament (TGT), guru bertanya kepada siswa “siapa yang diantara kalian yang tau model pembelajaran ini?‟‟ “belum pernah bu‟‟

sahut peserta didik. Pendidik lalu menjelaskan “Teams Games Tournament

adalah sebuah kartu yang berisi soal dan jawaban, setiap kelompok akan mendapatkan kartu, tugas peserta didik adalah menjawab pertanyaan yang berada dikartu tersebut, pada waktu guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan peserta didik terlihat antusias memperhatikan penjelasan pendidik.

c) Guru menjelaskan materi tentang sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.

d) Guru memberikan kartu berupa soal untuk kerjakan dalam kelompok

e) Masing-masing kelompok memilih kartu soal untuk dikerjakan dengan kelompoknya.

(65)

50

g) Siswa yang sudah menyelesaikan tugas dengan kelompoknya akan dikoreksi oleh kelompok lain.

h) Guru akan mengitung hasil yang benar kemudian mengambil nilai rata-rata kelompok yang paling banyak menjawab dengan benar.

i) Untuk penyemangat diberikan penghargaan kepada kelompok yang paling banyak mendapat skor.

j) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

3). Kegiatan Akhir

Guru menyimpulkan materi, dan menegaskan bahwa begitu pentingnya mengetahui sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia,kemudian guru memberikan nasehat-nasehat kepada peserta didik, lalu bersama-sama melafadzkan hamdalah, dan pembelajaran diakhiri dengan salam.

c. Pengamatan

(66)

51

menggunakan format observasi. Adapun hasil observasi siklus I pertemuan pertama sebagai berikut :

(67)

52

21 Azizatul Khumairah 70 Tuntas

Jumlah Peserta Didik Tuntas 12

Persentase Nilai Tuntas 57,2%

Jumlah Peserta Didik Tidak Tuntas 9

Persentase Nilai Tidak Tuntas 42,8%

Sumber: Nilai Hasil Belajar Siswa pada tanggal 17 Oktober 2016 pada siswa kelas v c

(68)

53

57,2%, 9 peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan persentase 42,8%.

d. Refleksi

Penerapan pembelajaran Teams Games Tournament pada siklus I pertemuan pertama ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, namun persentase yang mendapat nilai baik dalam siklus I pertemuan pertama ini keberhasilan hasil belajar belum memuaskan.

1. Waktu yang digunakan untuk berdiskusi terlalu pendek, sehingga penerapan model Teams Games Tournament belum terlaksana secara maksimal.

2. Ada beberapa peserta didik yang tidak fokus dan tidak serius dalam pembelajaran, kurangnya kerjasama, sehingga belum bisa memanfaatkan waktu.

3. Memaksialkan bimbingan selama pembelajaran berlangsung 4. Mengorganisir waktu dengan baik

5. Mengamati siswa yang masi kurang faham

6. Menempatkan siswa yang kurang faham kepada kelompok yang membutuhkan.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan pertama, pada siklus I pertemuan kedua dilakukan perbaikan dengan rencana tindakan sebagai berikut:

(69)

54

2) Memberi motivasi kepada peserta didik

3) Perlu adanya umpan balik dari peneliti dengan peserta didik serta kerjasama antar peserta didik dalam memanfaatkan waktu yang sudah diberikan oleh pendidik

2. Siklus I pertemuan kedua

Dilaksanakan pada hari/tanggal: senin/24 Oktober 2016 a. Perencanaan (Planning)

1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Menyiapkan materi tentang Sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia 3. Meyiapkan Lembar Kerja Siswa

4. Menyiapkan kartu Teams Games Tournament untuk dibagikan kepada peserta didik

5. Menyusun lembar kerja observasi kompetensi siswa b. Pelaksanaan

(70)

55

1). Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salamdan menyuruh ketua kelas untuk memimpin do‟a

b) Memeriksa kehadiran peserta didik melalui absensi dan mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar

c) Menanyakan kembali materi yang telah dipelajari

2). Kegiatan Inti

a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok seperti minggu sebelumnya

b) Guru menjelaskan daftar peninggalan sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia

c) Guru menjelaskan cara-cara melestarikan dan memberi makna peninggalan sejarah Hindu, Budha dan islam

d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

e) Guru meminta peserta didik untuk sedikit menjelaskan sejarah yang dipahami

f) Guru kembali menguarkan kartu Teams Games Tournament yang berupa soal dan jawaban seperti yang dilakukan pada minggu sebelumnya

g) Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mengambil satu kartu h) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab soal

(71)

56

i) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

j) Guru dan peserta didik membuat kesimpulan 3). Kegiatan Akhir

Guru memberikan nasehat-nasehat pada peserta didik, dan menjelaskan begitu pentingnya mempelajari sejarah Hindu, Budha dan Islam di Indonesia, dan mengetahui makna-maknanya dari sejarah tersebut, lalu bersama-sama mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

c. Pengamatan

Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan pengambilan data berupa hasil pengamatan proses belajar mengajar, adapun hasil proses observasi selama proses belajar mengajar berlangsung adalah sebagai berikut :

(72)

57 MIN 6 Lampung Selatan kelas v c

(73)

58

17 Sinta Riwayati 80 Tuntas

18 Sofi Tazkia Tamara 60 Belum Tuntas

19 Taufik Syaputra 70 Tuntas

20 Tofi Kusdianto 65 Belum Tuntas

21 Azizatul Khumairah 75 Tuntas

Jumlah Peserta Didik Tuntas 14

Persentase Nilai Tuntas 66,6%

Jumlah Peserta Didik Tidak Tuntas 7

Persentase Nilai Tidak Tuntas 33,4%

Sumber: Dokumentasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada tanggal 24 Oktober 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS peserta didik masih belum mencapai KKM yang telah ditargetkan yaitu 70, Peserta didik yang mendapat nilai minimal 70 hanya ada 14 peserta didik dengan persentase 66,6%, 7 peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan persentase 33,3%, sehingga perlu di tingkatkan dan dilanjutkan pada siklus II. e. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I pertemuan kedua dapat digambarkan bahwasanya penerapan model Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dikelas, meskipun peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ini belum memenuhi indikator keberhasilan sehingga masih harus di lanjutkan pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi siklus l pertemuan kedua tersebut, direkomendasikan perbaikan untuk siklus ll sebagau berikut :

(74)

59

2. Memotivasi siswa untuk mengetahui begitu pentingnya mempelajari, menghargai dan mengetahui makna dari sejarah dan memanfaatkan waktu. 3. Menginformasi peraturan dalam pembelajaran.

4. Mengarahkan siswa agar lebih bisa memanfaatkan waktu dan menghargai orang lain.

2.Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksankan pada hari senin 31 oktober 2016pada pertemuan ini peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran serta memotivasi peserta didik untuk giat dalam belajar, peneliti mengingatkan kembali bahwa pembelajaran masih menggunakan model Teams Games Tournament (TGT).

a. Perencanaan (Planning)

Hal-hal yang harus dipersiapkan peneliti padas siklus II adalah : 1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Menyiapkan materi tentang mengenal tokoh- tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha Dan Islam di Indonesia

3. Menyiapkan sumber belajr lain seperti buku paket dan bahan-bahan hasil internet

4. Menyiapkan kartu Teams Games Tournament untuk dibagikan pada peserta didik

(75)

60

b. Pelaksanaan (Acting)

Siklus II pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 31 oktober 2016 jam 13.00-14.20 sesuai dengan kompetensi dasar, pembelajaran berlangsung selama dua jam pembelajaran ( 2x40 menit) dan jumblah siswa 21 orang dengan kegiatan sebagai berikut :

1).Kegiatan Awal

1. Guru membuka pembelajaran dengan salam, dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa

2. Memeriksa peserta didik melalui absensi dan mengkondisikan semua peserta didik untuk siap belajat

3. Menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya 4. Guru membagi peserta didik dalam enam kelompok

2). Kegiatan Inti

1. Guru meyebutkan dan menjelaskan materi Tokoh-tokoh Sejarah pada masa Hindu, Budha dan islam di Indonesia

2. Guru kembali menjelaskan model pembelajaran Teams Games Tournament kepada peserta didik

(76)

61

4. Guru memberikan waktu untuk menjawab soal tersebut setelah selesai dikerjakan bersama kelompok peserta didik kembali menyerahkannya kepada guru

5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

6. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan atas materi tersebut

3). Kegiatan Akhir

1. Guru memberi PR kepada peserta didik untuk dikerjakan dirumah

2. Guru menutup pembelajaran dengan hamdalah dan di akhiri dengan salam c. Pengamatan

(77)

62

Sumber : hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II pertemuan pertama di MIN 6 Lampung Selatan kelas v c

Gambar

Gambar Grafik Rata Hasil Belajar Kelas VC  ...........................................
Tabel 1 NilaiHasil Belajar Peserta Didik Kelas V C
Tabel 2
Gambar I : Model Siklus Kemmis & Mc. Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

kepada khalayak, dengan tujuan supaya gambar tersebut dapat jelas terlihat dan dapat dinikmati oleh pemirs di rumah. 3) Switcher merupakan seorang teknisi untuk

Dengan adanya kasus tersebut, maka penelitian mengenai penggunaan merkuri dan zat-zat berbahaya lainnya oleh para penambang liar untuk mengolah urat emas yang mereka peroleh di

Setelah dilakukannya tahapan-tahapan yang telah dipaparkan diatas maka multimedia pembelajaran interaktif yang dihasilkan mulai digunakan untuk pembelajaran materi tata cara

Data yang berupa cerita film dalam film kartun Upin dan Ipin dirilis sejak 14 September 2007 di Malaysia sebanyak 270 episode dengan 102 judul film kartun. Film

Bertolak dari permasalahan di atas, maka sangat penting untuk melakukan pendalaman terhadap peranan orang tua dalam mengatasi dampak negatif penggunaan Gadget

Menaburkan bubuk abate (abatisasi) pada kolam atau tempat penampungan bak air yang sulit dikuras untuk membunuh jentik nyamuk. 2) Memberantas nyamuk dewasa, yaitu

SKPD Kabupaten Tebo, dalam penelitian ini menunjukkan ketika sistem akuntansi keuangan, teknologi informasi, dan komitmen organisasi dilaksanakan secara serentak, maka

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan konstruktif dan kecerdasan visual- spasial terhadap kemampuan matematika awal. Pendekatan yang digunakan