• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG BAHAYA

MENGKONSUMSI JAJANAN PINGGIR JALAN DI SD BANJARSUGIHAN 3

KECAMATAN TANDES KELURAHAN BANJARSUGIHAN

SURABAYA

Sukmanandya* , Pandeirot**

Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

Pengetahuan anak sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan sering tidak di pedulikan terutama bagi anak sekolah dasar (SD). Kebanyakan anak-anak mengatakan bahwa jajanan di sekolah mereka enak dan harganya murah, mereka tidak mengetahui di dalam jajan tersebut mengandung zat-zat berbahaya seperti Rhodamin B dan Metanil Yellow. Kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang sangat populer dikalangan anak-anak sekolah disebabkan kurangnya pengetahuan mereka tentang bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan. Penelitian ini dilakukan di SD Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes kelurahan Banjarsugihan Surabaya. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif. Populasinya adalah seluruh siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 Surabaya sebanyak 58 siswa dengan sampel 51 siswa dan tehnik sampling yaitu metode simple random sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan adalah baik sebanyak 41 siswa (80%), pengetahuan cukup 9 siswa (18%), dan pengetahuan kurang 1 siswa (2%) sehingga dapat dikatakan sebagian besar pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan adalah baik. Namun dalam kesehariannya siswa masih sering mengkonsumsi jajanan tersebut, faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hal tersebut adalah iklan yang menarik, pemberian uang saku, anak belum sempat sarapan saat berangkat ke sekolah dan peraturan sekolah yang membuka gerbang saat jam istirahat. Oleh karena itu pihak sekolah diharapkan untuk menambah peraturan sekolah untuk menutup gerbang saat jam istirahat, menyarankan kepada orang tua untuk memberikan sarapan pada anak sebelum berangkat sekolah dan membawakan bekal serta memberikan uang saku secukupnya pada anak.

Kata kunci : Pengetahuan, Makanan Jajanan, Anak Sekolah. Pendahuluan

Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan anak-anak tentang bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan seperti pentol, cireng, saos, dan lain-lain sering tidak di pedulikan teruatama bagi anak sekolah dasar. Anak sekolah dasar (SD) adalah anak usia 7 – 12 tahun yang sedang menjalani pendidikan sekolah dasar di institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya (Anne Anhira, 2008).

Mereka tergolong anak usia sekolah yang gemar mengkonsumsi jajanan dan kebanyakan mereka tidak tahu tentang bahaya dari jajanan tersebut. Pengertian dari makanan jajanan sendiri adalah semua makanan yang dijajakan pada waktu istirahat dan di konsumsi sebagai pengganjal dan penunda waktu makan (Effendi, 2005). Kebanyakan dari anak-anak sekolah mengatakan bahwa jajanan di sekitar sekolah mereka enak dan harganya murah. Dibalik enak dan harganya murah, mereka tidak mengetahui bahwa didalam jajan tersebut mengandung zat-zat seperti (Rhodamin B dan Metanil Yellow) yang berbahaya bagi kesehatan tubuh mereka. Adapula sumber informasi lain dari media elektro nik dalam satu acara informasi publik yang melakukan penelitian dan menemukan adanya pentol yang diberi Boraks untuk

(2)

2 mengawetkan agar tidak basi jika dijual hingga berhari-hari.

Menurut Direktorat Surveilan berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan pada tahun 2010 tercatat ada sekitar 26 kota di provinsi jawa timur dari 478 sekolah dasar yang siswa-siswinya masih mengkonsumsi jajanan disekitar sekolah mereka sebagai makanan sehari-hari (Badan POM RI). Anak-anak sekolah dasar tersebut mengatakan mengkonsumsi jajanan disekolah sudah menjadi kebiasaan mereka. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang siswa di SD

Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes Kelurahan Banjarsugihan Surabaya didapatkan data bahwa 2 diantara mereka mengetahui jika jajanan tersebut berbahaya namun mereka tidak dapat mengungkapkan alasannya mereka hanya mengatakan mengetahui informasi tersebut dari televisi, sedangkan 3 anak yang lain mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa jajanan tersebut berbahaya.

Kebiasaan siswa-siswi mengkonsumsi jajanan pinggir jalan sebagai konsumsi makanan mereka sehari-hari disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya jajanan yang mungkin dikarenakan adanya kurang informasi yang di berikan oleh orang tua dan di lingkungan sekolah dimana anak-anak seharusnya mendapatkan informasi tersebut. Jajanan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan dapat menimbulkan masalah atau gangguan kesehatan. Makanan yang sering dijual disekitar sekolah mereka seperti roti, cireng, saos, pentol, dan lain-lain. Jajanan tersebut mengandung zat pewarna tekstil (Rhodomin B atau Metanil Yellow), zat pewarna tekstil tersebut berpotensi untuk memicu timbulnya kanker. Ada juga makanan yang pengolahannya tidak hygienis bahkan ada makanan yang telah rusak atau busuk di olah kembali menjadi makanan ringan yang biasa di konsumsi anak-anak. Hal-hal tersebut yang tidak diketahui oleh anak-anak dan makanan tersebut berdampak buruk terutama pada pencernaan, penyakit yang dapat terjadi antara lain batuk, alergi seperti gatal-gatal, sakit perut, maag, diare, keracunan, dan lain-lain. Masalah lain yang dapat muncul secara tidak langsung yaitu gangguan psikologi pada anak karena dengan kebiasaan buruk tersebut akan berakibat anak tersebut jatuh sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran disekolah pada akhirnya anak akan ketinggalan pelajaran dan mengakibatkan anak tersebut merasa minder dengan temannya. Jika masalah-masalah

kesehatan tersebut tidak segera diatasi dengan baik dan tepat maka akan dapat menimbulkan berbagai masalah bahkan kematian.

Melihat uraian diatas menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan dan meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dasar agar tidak salah dalam memilih makanan yang mereka konsumsi. Untuk itu dilakukan suatu upaya memberikan informasi mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan, usaha tersebut dapat dimulai dengan memberikan pengetahuan secara langsung pada satu individu atau secara tidak langsung dengan memberitahukan kepada orang tua mereka. Sebagai tenaga kesehatan kita juga dapat menggunakan fasilitas puskesmas agar melakukan kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) ke sekolah-sekolah dasar sekaligus memberikan penyuluhan pada anak-anak tentang bahaya jajanan tersebut, dari kegiatan itu kita juga dapat membagikan leaflet mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. Sehingga akibat buruk yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan anak-anak sekolah mengkonsumsi jajanan pinggir jalan dapat diatasi sedini mungkin dan tidak membahayakan kesehatan serta menambah pengetahuan siswa dalam hal kesehatan. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes Kelurahan Banjarsugihan Surabaya”.

Metoda Penelitian

Pada penelitian ini desain yang di gunakan adalah desain deskripsi untuk menggambarkan pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 kelurahan Tandes Kecamatan Banjarsugihan Surabaya yang berjumlah 58 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 Kelurahan Tandes Kecamatan Banjarsugihan Surabaya yang berjumlah 51 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik sampling “simple random sampling”. Variable dalam penelitian ini adalah pengetahuan anak kelas 6 SD tentang

(3)

3 bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik berdasarkan jenis kelamin, dan usia.

Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 1. Diagram pie Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012.

Berdasarkan gambar 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden siswa kelas 6 di SD Banjarsugihan 3 Surabaya sebagian besar adalah perempuan sebanyak 32 siswa (63%) dan selebihnya adalah laki-laki.

Karakteristik responden berdasarkan Umur

Gambar 2. Diagram pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012.

Berdasarkan gambar 2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 12 tahun yaitu 46 siswa (90%) dan selebihnya berumur 11 tahun.

Pada analisa ini akan memaparkan hasil penelitian tentang pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya.

Gambar 3. Diagram pie Responden Berdasarkan Pengetahuan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012.

Berdasarkan gambar 3 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sejumlah 41 siswa (80%).

Pembahasan

Dari hasil yang didapatkan pada bagian ini peneliti akan mengemukakan makna penelitian yang telah dinyatakan dalam hasil dan menghubungkan dengan pernyataan peneliti sebagai berikut :

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat pengetahuan anak usia sekolah kelas 6 tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya yaitu, baik sebanyak 41 siswa (80%), pengetahuan cukup sebanyak 9 siswa (18%), dan pengetahuan kurang sebanyak 1 siswa (2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa baik, namun dalam kesehariannya siswa masih sering mengkonsumsi jajanan walaupun pengetahuannya sudah baik. Menurut YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2004) menyatakan bahwa faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap anak untuk mengkonsumsi jajan yaitu iklan dan uang saku, iklan yang mereka lihat setiap saat di

(4)

4 televisi dan menjanjikan sebuah prestasi tertentu dan kenikmatan cita rasa dari makanan ringan itu sendiri akan memberikan dorongan keinginan dari anak untuk membeli dan mengkonsumsi makanan ringan yang banyak dijajakan di sekitar sekolah mereka secara perlahan-lahan akan membentuk sebuah sikap konsumtif bagi anak-anak. Pemberian uang saku bagi anak-anak ditujukan oleh orang tua untuk persediaan yang dibutuhkan secara mendadak tetapi bukan sebagai bekal untuk membeli makanan ringan (jajan) di sekolah mereka. Hal ini dapat juga dikarenakan anak-anak sebelum berangkat sekolah terkadang belum sarapan sehingga uang saku digunakan untuk membeli jajan agar mengganjal perut mereka. Peraturan sekolah yang membuka pagar saat mereka istirahat dan tidak adanya pilihan makanan lain selain makanan jajanan tersebut seperti (pentol, cireng, minuman, saos, dll) juga termasuk penyebab yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumtif mereka apalagi dengan banyaknya penjual di luar sekolah.

Berdasarkan gambar 1, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 siswa (63%). Menurut Notoatmodjo (2003) wanita bersifat feminine dan laki-laki bersifat maskulin, wanita sering sekali berperilaku atas dasar perasaan sebaliknya laki-laki sering bertindak atas pertimbangan rasionalnya. Perempuan lebih sering membeli apa yang dia lihat menarik dan menurutnya enak untuk di konsumsi sehingga walaupun mereka tahu tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan tetapi mereka tetap membeli dan mengkonsumsinya.

Berdasarkan gambar 2, mayoritas responden berusia 12 tahun yaitu 46 siswa (90%). Menurut Singgih (2000) usia tersebut termasuk dalam usia masa anak sekolah. Notoatmodjo (1998) mengungkapkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir, bila dilihat dari gambar 2, menurut Erikson dalam Gunarsa (2002) menunjukkan bahwa perilaku mereka sesuai dengan perkembangan psikososial anak usia sekolah yaitu mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri, lebih senang berkelompok, berespon terhadap iklan di majalah, radio, televisi. Sedangkan anak-anak akan memiliki keinginan untuk membeli ketika melihat temannya sedang membeli atau mengkonsumsi jajan sehingga hal itu juga dapat

mempengaruhi mereka untuk tetap mengkonsumsi jajanan tersebut.

Walaupun pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan baik tetapi para siswa masih perlu mendapatkan informasi yang lebih banyak dan contoh-contoh nyata dampak dari anak yang mengkonsumsi jajanan pinggir jalan melalui gambar-gambar atau bermain peran karena dengan kebiasaan mereka sejak awal mengkonsumsi jajanan tersebut dan adanya promosi atau iklan yang menarik maka menyebabkan tidak mudah untuk merubah perilaku mereka.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 41 siswa (80.3%). Sehingga disarankan: 1) Bagi Tempat penelitian yaitu Bagi SDN Banjarsugihan 3 Surabaya , Pihak sekolah diharapkan untuk menambah peraturan sekolah yaitu menutup gerbang saat jam istirahat, pihak sekolah diharapkan menyediakan fasilitas tambahan seperti kantin yang menyediakan makanan sehat dengan harga yang terjangkau dan menarik sesuai dengan uang saku anak-anak dan pihak sekolah agar menyarankan kepada orang tua siswa untuk membawakan bekal pada anaknya dan memberikan sarapan sebelum mereka berangkat sekolah. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya dapat memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian dengan penekanan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia sekolah mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. 3) Bagi AKPER William Booth Surabaya mengusulkan melakukan kerjasama melalui lembaga pengabdian masyarakat dengan pihak Puskesmas dan Sekolah Dasar untuk melakukan penyuluhan pada anak-anak usia sekolah mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan.

Daftar Pustaka

Adnan, Agnesa. 2011.

file:///E:/bahan%20KTI/dampak-mengkonsumsi-saus-pada-jajanan.html. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian :

Suatu Pendekatan Praktek Proses. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

(5)

5

Badan POM RI. 2000.

http://www.beritahiburan.com/berita-nasional/hati-hati-jajanan-anak-kedaluarsa beredar-luas/.

Chandra. 2011. E:\bahan KTI\Zat Kimia yang Ada di Jajanan Anak Sekolah.mht.

Damayanti, Diana. 2011. Makanan Sehat dan Enak Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT.gramedia Pustaka Utama.

Gunarsa, Singgih. 2000. Psikologi praktis : Anak, remaja, dan keluarga. Gunung Mulia. Jakarta.

Mulyadi. 2008. Konsep Anak Usia Sekolah, http://mitrawacana w.r.s.com.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Seojos. 2008.

http://seojoss.blogspot.com/2011/03/zat-kimia-yang-ada-di-jajanan anak. html.

Siswanti. 2004.

file:/E:/bahan%20KTI/Proposal/bru.hm Wong, Donna L. 2002. Buku ajar keperawatan

(6)

Gambar

Gambar  1.  Diagram  pie  Karakteristik  Responden  Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Banjarsugihan 3  Surabaya pada April 2012

Referensi

Dokumen terkait

meninjau literatur terkait, pada penelitian ini mathematical power atau daya matematika didefinisikan sebagai "kepercayaan individu untuk menggunakan pengetahuan

Terjadi perubahan jumlah siswa yang miskonsepsi dengan signifikan antara sebelum dan setelah diberikan remediasi dengan menggunakan metode demonstrasi disertai booklet

Apabila negara termohon menerima tawaran berkonsultasi, maka para pihak harus menyelesaikan sengketanya secara bilateral dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak

Barulah pada tanggal 29 September, tampaknya ada sesuatu yang dapat dianggap lebih konkret, dengan munculnya Brigjen Mustafa Sjarif Soepardjo melaporkan kepada

Contoh diambil dari setiap kemasan. a) Ambil contoh dari setiap kemasan dengan suatu alat pipa logam tahan karat atau pipa gelas yang mempunyai panjang 125 cm dan diameter 2 cm.

Tata rias fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang diangan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang

adalah.... sitoplasma !# selaput plasma !# selaput plasma B. dinding dinding sel sel &. 'alah 'alah satu satu komponen komponen ekosistem ekosistem adalah adalah makhluk

Dari Pengujian di atas, meskipun disimulasikan dengan kondisi tegangan input berubah atau beban berubah, modul kendali rangkaian konverter boost dapat membuat