5.1 Potensi Pendanaan APBD
5.1.1 Profil APBD Kabupaten Kolaka Utara
Didalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah tetap
berpedoman pada Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 dan Undang-undang Nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun
2006 tentang Pengelolaan keuangan Daerah serta di tindak lanjuti dengan Petunjuk
Pelaksanaannya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana Pemerintah Daerah dalam pengelolaan
keuangan dituntut untuk lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah Kolaka Utara sejak tahun 2007-2011 lebih
banyak diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan pendapatan daerah lainnya tanpa menambah beban bagi masyarakat.Hal itu penting
mengingat PAD sebagai indikator kemandirian pembiayaan pembangunan daerah sehingga
dalam implementasinya diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap
sumber-sumber pendapatan.
Pengelolaan pendapatan derah lebih difokuskan untuk mobilisasi pendapatan asli daerah
dan penerimaan daerah lainnya sehingga prosentase Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terhadap total pendapatan daerah atau total belanja mempunyai kecenderungan naik dalam
komposisi maupun pertumbuhannya.
Pengelolaan dana perimbangan dimaksudkan selain untuk membantu daerah dalam
mendanai kewenangannya juga untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
pemerintahan antara pusat dengan daerah. Komponen bagi hasil pajak merupakan unsur
yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan dana perimbangan yang akan diperoleh
Profil APBD Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
adalah sebagai berikut :
a. Belanja Daerah yang meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung
b. Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi : Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran
Struktur APBD Kabupaten Kolaka Utara selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat
Tabel – 5.1 :
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten kolaka utara Tahun 2012– 2016
NO PENDAPATAN
2012 2013 2014 2015 2016
Rp Rp Rp Rp Rp
1 PAD 15.541.957.941,00 19.624.158.581,00 27.735.208.914,00 39.693.527.622,00 46.039.858.338,52
1, Pajak Daerah 3.285.000.000,00 3.330.000.000,00 4.700.000.000,00 5.712.967.658,00 6.295.082.010,00
2, Retribusi Daerah 3.070.000.000,00 5.079.062.225,00 3.550.000.000,00 2.732.720.000,00 2.521.557.130,00
3, Hasil Pengolahan kekayaan daerah
yang dipisahkan 5.242.957.941,00 5.768.821.396,00 5.974.242.749,00 8.812.487.310,00 9.003.149.571,00 4, Lain Pendapatan daerah yang sah 3.944.000.000,00 5.446.274.960,00 13.510.966.165,00 22.435.352.654,00 28.220.069.627,52 2 Dana Perimbangan (Transfer) 405.595.566.000,00 475.170.065.849,00 534.231.777.000,00 589.535.840.933,00 687.089.925.000,00
1, Dana Bagi Hasil 29.000.000.000,00 30.581.759.849,00 27.745.700.000,00 29.567.558.933,00 21.227.498.000,00
2, Dana Alokasi Umum 336.532.276.000,00 385.721.156.000,00 438.746.757.000,00 451.597.322.000,00 469.964.084.000,00
3, Dana Alokasi Khusus 40.063.290.000,00 58.867.150.000,00 67.739.320.000,00 108.370.960.000,00 195.898.343.000,00 3 Lain-lain Pendapatan yang sah 76.591.539.000,00 82.031.796.947,00 52.583.082.171,00 103.958.253.160,00 96.228.980.905,00
1, Hibah 13.800.000.000,00 0 0 0,00
2, Dana Bagi hasil Pajak dari Provinsi &
NO PENDAPATAN
2012 2013 2014 2015 2016
Rp Rp Rp Rp Rp
3, Dana Penyusuaian dan Otonomi Khusus 15.696.767.000,00 22.220.676.947,00 38.468.601.000,00 7.437.900.160,00 83.167.406.000,00
4, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah 1.394.772.000,00 2.220.000.000,00 2.220.000.000,00 87.684.860.000,00 2.220.000.000,00 5,Pendapatan lainnya 42.450.000.000,00 38.950.000.000,00 8.394.481.171,00 2.220.000.000,00
Jumlah Pendapatan 497.729.062.941,00 576.826.021.377,00 614.550.068.085,00 733.187.621.715,00 829.358.764.243,52
Berdasarkan data perkembangan Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2010– 2014
perkembangannya fluktuatif, hanya pada tahun 2010 pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kolaka Utara tercatat -8,29% akan tetapi ditahun berikutnya mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yakni pada tahun 2011 sebesar 52,52% Kemudian di tahun 2012 mengalami
penurunan hingga 4,65% dan tahun 2013 kembali mengalami peningkatan yag signifikan
menjadi 15,04% , dari Rp. 614.550.068.085,- ditahun 2014 menjadi Rp.706.998.629.675,-
Secara umum kondisi keuangan daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
jika dilihat dari komponen pendapatan daerah, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
walaupun peningkatan itu tidak secara signifikan akan dapat membiayai seluruh pembangunan
yang ada di Kabupaten kolaka utara, apalagi terkait dengan pembangunan infrastruktur.
Dengan melihat komponen pendapatan daerah, yang masih didominasi oleh sumber-sumber
pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) maka arah kebijakan belanja daerah lebih
diprioritas pada pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai/aparatur,
belanja bunga, belanja subsidi serta belanja barang dan jasa. Prioritas selanjutnya adalah
belanja untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pembangunan Kabupaten
kolaka utara yang meliputi pembangunan dibidang Keciptakaryaan, kesehatan, pendidikan
serta program-program lain yang akan mendukung perkembangan Kabupaten kolaka utara
sesuai dengan Visi Misi BupatiTerpilih.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi program Ke-PU an/Cipta Karya, Selain dana
yang bersumber dari APBD Kabupaten kolaka utara, juga didukung sumber-sumber pendanaan
yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN, sebab untuk membiayai program dibidang
keciptakaryaan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan adanya
Tabel – 5.2 :
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2012– 2016
NO PENDAPATAN
2012
2013
2014
2015
2016
Rp Rp Rp Rp Rp
b, Belanja
1 Belanja Tidak langsung 228.258.634.676,00 257.715.009.748,00 284.485.013.071,18 336.018.426.390,00 406.297.764.614,00
Belanja Pegawai 162.157.511.850,00 194.128.940.548,00 232.614.198.509,18 249.071.666.390,00 251.503.998.294,00
Belanja Bunga 170.000.000,00
Belanja Hibah 7.985.922.826,00 6.236.050.000,00 9.100.502.000,00 8.704.000.000,00 31.275.454.538,00
Belanja Bantuan Sosial 5.850.000.000,00 1.592.758.021,00 635.162.562,00 249.000.000,00 247.900.000,00
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
19.925.000.000,00 13.332.500.000,00 599.194.134,00
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
26.340.200.000,00 36.824.761.179,00 39.279.800.000,00 72.993.760.000,00 118.501.217.648,00
2 Belanja Langsung 267.528.364.331,00 374.638.902.368,00 412.040.267.096,82 472.043.082.692,00 500.723.508.067,00
1, Belanja Pegawai 31.834.914.800,00 39.298.683.015,00 43.725.624.686,00 46.960.562.928,00 24.242.771.000,00
2, Belanja Barang & Jasa 82.347.263.615,00 105.001.169.275,00 124.420.016.698,90 140.037.349.823,00 178.193.473.287,00
3, Belanja Modal 153.346.185.916,00 230.339.050.078,00 243.894.625.711,92 285.045.169.941,00 298.287.263.780,00
5.1.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD Dalam 5 Tahun Terakhir
Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten kolaka utara dalam 5 tahun terakhir (Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014) untuk
pembangunan bidang Cipta karya mengalami peningkatan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta Karya tahun 2010 sebesar Rp 7.589.247.166,00,-
Tahun 2011 meningkat menjadi Rp 10,330,718,627.00,-
Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Penyrhatan Lingkungan Permukiman rata-rata sebesar 1,79% dari total dana APBD pembangunan
bidang Cipta Karya lalu sektor Pengembangan Air Minumdari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi dana APBD
bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat tabel – 5.3 berikut :
Tabel – 5.3 :
Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta Karya Tahun 2010– 2014
Air Minum 2.201.788.183,00 0,60% 4.835.342.800,00 1,16% 1.864.168.000,00 0,41% 1.703.250.000,00 0,41% 1.494.749.000,00 0,33% Pengembangan
PLP 4.590.127.000,00 1,24% 5.495.375.827,00 1,32% 3.343.073.000,00 0,73% 8.900.000.000,00 2,15% 16.218.754.000,00 3,55% Pengembangan
5.2 Potensi Pendanaan APBN
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten kolaka utara dalam
5 tahun terakhir (Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015) melalui Satuan Kerja Non Vertikal
(SNVT) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2012 selalu meningkat. Total alokasi dana APBN
untuk bidang Cipta Karya tahun 2013 sebesar Rp Tahun 2014 meningkat menjadi Rp atau
rata-rata peningkatan sebesar %.
Dari total alokasi dana APBN tersebut alokasi tertinggi pada sektor PLP rata-rata sebesar
% dari total dana APBN pembangunan bidang Cipta Karya dan yang terkecil adalah sektor
Bangkim atau rata-rata sebesar % dari total dana APBN pembangunan bidang Cipta Karya.
Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat Tabel –
5.6 berikut :
Tabel-5.5
Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN
TOR
REALISASI
TAHUN -5 TAHUN -4 TAHUN 3 TAHUN -2 TAHUN -1
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengembangan Kawasan Permukiman
Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Pengembangan SPAM
Pengembangan PLP
DAK Air Minum
DAK Sanitasi
Di samping dana APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke
daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan
rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Perkembangan DAK untuk air minum dan Sanitasi Kabupaten kolaka utara selama 5
tahun terakhir terlihat pada tabel – 5.8 berikut :
Tabel – 5.6
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten kolaka utara Tahun 2010 - 2014
JENIS DAK 2010 2011 2012 2013 2014
DAK Air Minum 649.900.000 903.230.000 1.045.010.000 2.071.890.000 3.255.130.000
DAK Sanitasi 629.900.000 978.970.000 1.183.060.000 2.373.210.000 3.673.230.000,
Dari tabel tersebut diatas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor tersebut (Air
Minum dan Sanitasi) setiap tahunnya mengalami peningkatan, Hal ini disebabkan karena
penentuan alokasi DAK sepenuhnya adalah merupakan wewenang Pemerintah Pusat dalam
hal ini Kementrian Pekerjaan Umum, Alokasi DAK setiap tahun yang tidak signifikan
mengalami kenaikan juga disebabkan oleh banyaknya wilayah daerah pemekaran sehingga
anggaran untuk DAK akan terbagi ke wilayah daerah pemekaran. Selain itu tidak terserapnya
seluruh DAK baik itu air minum maupun sanitasi merupakan faktor yang juga mempengaruhi
5.3 Alternatif Sumber Pendanaan
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu
menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama
pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar
proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan
setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan financial dari program tersebut.Rencana
kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta karya di Kabupaten kolaka utaraterangkum
dalam tabel di bawah ini.
Tabel-5.7
Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Kedepan
Nama
5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
i. Peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
Mengoptimalkan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi.
Kerjasama dan Sinkronisasi antara Pemerimtah Kota Kendari dengan Pemerintah
Propinsi Sulawesi Tenggara dalam hal ini Randal terkait dengan Program dan kegiatan
secara menyeluruh, untuk memberikan pembobotan dan penajaman dalam dokumen
RPI2-JM
Komitmen Pemerintah Kota Kendari Sharing pendanaan terhadap kegiatan yang dibiayai
ii. Peningkatan Penerimaan Daerah dan Efisiensi Pengunaan Anggaran;
Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:
Mengoptimalkan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi.
Meningkatkan kualitas SDM petugas Dinas Pendapatan Daerah.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta rapat evaluasi penerimaan setiap
tiga bulan.
Melengkapi sarana dan prasarana penunjang operasional.
Meningkatkan pengawasan internal khususnya para petugas di lapangan dan eksternal,
yaitu para wajib pajak dan retribusi yang tidak mematuhi PERDA.
Memperbaharui Perda-perda yang tidak sesuai dengan perkembangan.
Meningkatkan kegiatan investasi.
iii. Peningkatan Kinerja keuangan perusahaan daerah;
Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:
Meningkatkan kualitas SDM
Memperbaiki Manajemen Perusahaan daerah Secara Keseluruhan
Melakukan Pengawasan terhadap Kinerja Pengelola Keuangan Perusahaan daerah
iv. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang
Cipta Karya;
Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya meliputi:
Melibatkan masyarakat dan dunia usaha dalam proses perencanaan pembangunan
bidang Cipta Karya
Sosialisasi kepada masyarakat dan dunia usaha terhadap kegiatan bidang Cipta Karya
Perlunya ada Lembaga atau Organisasi yang dapat mengorganisasi dana CSR maupunv. Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah
ada;
Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman
yang sudah ada
Membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai badan pengelola terhadap
infrastruktur permukiman yang terbangun
Perlu adanya Regulasi atau PERDA yang mengatur tentang biaya Operasi, pemeliharaan
dan rehabilitasi pasca pembangunan infrastruktur.
vi. Pengembangan infrastruktur skala regional.
Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
Membangun Kemitraan dengan Kab/Kota yang berdekatan
Menyiapkan Regulasi yang jelas
Koordinasi antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kab/Kota
Menyiapkan Dokumen Perencanaan terkait dengan pembangunan Infrastruktur yang akan