• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN NINA SEVANI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN

BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR

(MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN

PANGAN

NINA SEVANI

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya berjudul :

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN

Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan arahan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditujukkan rujukkannya. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar atau capaian akademik lainnya pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Januari 2009 Yang Membuat Pernyataan

(3)

ii

RINGKASAN

NINA SEVANI. Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar (Maximum Limitation Factor) Untuk Tanaman Pangan. Di bawah bimbingan MARIMIN dan HERU SUKOCO.

Penentuan kesesuaian lahan merupakan salah satu kegiatan dalam evaluasi lahan yang dapat membantu petani dan pelaksana pertanian untuk menentukan kesesuaian lahan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sebelum dimulainya proses penanaman. Proses penentuan kesesuaian lahan ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara karakteristik dan kualitas lahan yang akan digunakan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang akan ditanam. Terdapat banyak karakter dan kualitas tanah yang dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan, baik yang berupa sifat kimia maupun sifat fisik. Diantara karakter dan kualitas yang akan digunakan tersebut beberapa diantaranya dapat mempunyai nilai yang kurang baik sehingga dapat menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Beberapa diantara faktor penghambat tersebut akan dapat diatasi melalui suatu tindakan atau penerapan teknologi tertentu. Hanya faktor penghambat yang tidak tergantung pada alam yang dapat diatasi melalui tindakan dan penerapan teknologi tersebut.

Penelitian ini bertujuan membuat sebuah sistem pakar penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan yang meliputi 14 jenis tanaman pangan dalam kelompok serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Sistem pakar yang dibuat diberi nama Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar atau dapat disingkat menjadi SPPKL. Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu petani dan pelaksana pertanian dalam menentukan kesesuaian antara lahan yang akan digunakan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sebelum dilakukan proses penanaman. Selain itu sistem ini juga dapat memberikan informasi kepada petani dan pelaksana pertanian mengenai faktor-faktor yang diperlukan dalam proses penentuan kesesuaian lahan dan persyaratan tumbuh dan produksi bagi 14 jenis tanaman pangan. Empat belas jenis tanaman pangan dalam sistem ini meliputi padi sawah, padi gogo, jagung, gandum, sorgum, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang arab, kacang tunggak, ubi jalar, ubi kayu, talas, dan iles-iles. Sistem ini juga dapat digunakan oleh petani dan pelaksana pertanian untuk mengetahui teknologi atau tindakan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi keberadaan faktor penghambat.

(4)

Masukan yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini adalah data karakter dan kualitas lahan yang akan digunakan, serta jenis tanaman yang akan ditanam. Data yang diperlukan tergantung jenis tanah yang akan digunakan. Secara total terdapat 19 parameter yang dibagi menjadi 17 data fuzzy dan 2 data non-fuzzy, yaitu tinggi air tanah dan curah hujan. Data fuzzy meliputi suhu, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, lereng, bahan kasar, pH, C-Organik, kejenuhan basa, salinitas, sodisitas, Kapasitas Tukar Kation (KTK), tekstur, drainase, kematangan (gambut), ketebalan (gambut), bahaya banjir, dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Bahaya banjir dan TBE merupakan parameter pengganti untuk data lereng, tekstur, dan drainase. Terdapat 2 jenis tanah yang dapat dipilih untuk digunakan, yaitu tanah mineral dan tanah gambut. Keluaran sistem ini adalah nilai kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman pangan, nilai kesesuaian lahan untuk tanaman pangan tertentu, faktor penghambat yang dimiliki oleh lahan, saran manajerial untuk mengatasi faktor penghambat, persyaratan tumbuh tanaman, dan lokasi yang dianggap sesuai dengan jenis tanaman. Penentuan lokasi meliputi nama kabupaten, nama kecamatan, dan nama serie tanah, serta masih terbatas pada 2 kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung.

Sistem pakar ini dibuat melalui serangkaian aliran proses formulatif yang dimulai dari proses penentuan parameter yang diperlukan meliputi sifat fisika dan kimia tanah, serta jenis tanaman pangan. Dilanjutkan dengan proses penentuan penentuan kelompok aturan pada basis pengetahuan yang akan digunakan untuk memproses data input. Pemrosesan data menggunakan tahapan pada Fuzzy Inference

System (FIS) metode Mamdani. Kelompok aturan pertama digunakan untuk

menentukan kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman pangan. Kelompok aturan kedua digunakan untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai berdasarkan nilai yang dihasilkan oleh kelompok aturan pertama dan data input untuk parameter curah hujan. Proses selanjutnya adalah proses penentuan arsitektur web yang akan digunakan sebagai interface sistem dengan pengguna dan diakhiri dengan proses evaluasi sistem. Pembuatan web menggunakan PHP, Apache web server, dan MySQL. Proses evaluasi sistem dilakukan dengan membandingkan keluaran sistem dengan pendapat human

expert maupun data yang ada pada laporan survei tanah.

Tahap akuisisi dalam pembuatan sistem pakar ini melibatkan human expert

dari IPB dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. Proses inferensi pada sistem ini menggunakan teknik forward chaining untuk

(5)

iv

menentukan kesesuaian lahan dan teknik backward chaining untuk menentukan persyaratan tumbuh tanaman. Pada pelaksanaan pemrosesan data sesuai dengan tahapan yang ada pada FIS, fungsi keanggotaan yang digunakan adalah fungsi trapesium (TRAPMF) dan fungsi gauss (GAUSSMF), metode yang digunakan untuk implikasi dan komposisi semua output adalah metode maximal dan metode untuk defuzzifikasi adalah metode centroid.

Untuk meningkatkan efisiensi waktu penggunaan sistem ini, maka ditentukan jenis parameter penentu untuk setiap jenis tanah. Penentuan persyaratan untuk parameter penentu ini membuat sistem dapat langsung memberikan hasil bahwa lahan tidak sesuai digunakan untuk tanaman pangan, apabila nilai parameter penentu yang dimasukkan pengguna melebihi persyaratan yang telah ditentukan. Sehingga pengguna tidak perlu melanjutkan ke tahap pengisian data selanjutnya. Sistem ini juga dilengkapi dengan informasi tentang range nilai setiap parameter serta validasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna memberi nilai input sesuai dengan

range yang ada. Informasi tentang cara profil sistem serta cara pengoperasiannya juga

ikut disertakan dalam sistem ini, supaya pengguna dapat melakukan troubleshooting

secara mandiri.

Kata kunci : kesesuaian lahan, tanaman pangan, sistem pakar, Fuzzy Inference System

(6)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN

BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR

(MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN

PANGAN

NINA SEVANI

Tesis

Sebuah karya ilmiah

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Komputer

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

v

ABSTRACT

NINA SEVANI. Land Suitability Expert System Based on Maximum Limitation Factor For Food Plants. Supervised by MARIMIN and HERU SUKOCO.

One of solutions for handling food security problems is doing land evaluation. With land evaluation, farmers will know about the suitability of their land with some kinds of plants. Knowledge about suitability of the land and the plants can minimalize harvest plant problem. The spread of information technology and digital era also change the ways to explain and distribute information and knowledge used for recognizing land suitability. Process to recognize land suitability in this system using 19 parameters including physical and chemistry characteristics, and also natural factors such as temperature and rain fall. For all of this parameters, there are 2 complementary parameters to replace data about tekstur, drainase, and slope. Object in this research are 14 kinds of food plants. This system using Fuzzy Inference Systems (FIS) method for processing data. User can choose trapesium or Gauss function for fuzzificy the data. Based on actual values of the land, this system will determine the suitability of the land for food plants and for specific kinds of food plants. This system also determine about limitation factors for the land and gives some managerial suggestion for handling that factors. The result of this system also included about plants grow requirement and suitability location on 2 district at East Java Province.

(8)

Judul Tesis : Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar (Maximum Limitation Factor) Untuk Tanaman Pangan

Nama : Nina Sevani NRP : G651060084 Program Studi : Ilmu Komputer

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc Heru Sukoco, S.Kom, MT Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Sugi Guritman Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN FAKTOR PENGHAMBAT TERBESAR (MAXIMUM LIMITATION FACTOR) UNTUK TANAMAN PANGAN”. Tugas penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan studi pada Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana IPB.

Tugas penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc dan Bapak Heru Sukoco, S.Kom, MT selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Staf pengajar dan karyawan di Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana IPB, serta karyawan Pascasarjana IPB.

3. Bapak Daniel G.K, M.Sc atas semua dukungan moril dan spiritual yang telah diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.

4. Sayangku, Hendi, yang selalu mendoakan, mendukung, serta menemani penulis dalam melewati masa-masa sulit pada saat penyelesaian studi ini. 5. Seluruh keluarga di Jakarta maupun Tegal yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis sepanjang penyelesaian studi ini.

6. Bapak Dr. Kukuh Murtilaksono dan Bapak Yiyi Sulaeman atas bimbingan yang telah diberikan.

7. Seluruh staf Universitas Krida Wacana terutama di Fakultas Teknologi Informasi atas segala bantuan yang telah diberikan.

(10)

8. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Berbagai usaha telah penulis upayakan guna terselesaikannya tugas penelitian ini dengan baik, namun penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kekeliruan-kekeliruan. Akhir kata penulis berharap tugas penelitian ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

(11)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Brebes pada tanggal 18 Agustus 1980 sebagai anak pertama dari ayah bernama Eko Sutanto dan ibu Ratna Indrayanti. Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD. Pius 3 Tegal. Pendidikan menengah pertama di SMP. PIUS 1 Tegal dan menengah atas di SMUN 1 Tegal, lulus pada tahun 1998. Pendidikan sarjana ditempuh di Universitas Bina Nusantara, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, lulus pada tahun 2002. Tahun 2002 sampai 2003 menjadi staff PPIC (Product, Planning, and Inventory Control) pada PT. Bintang Kanguru, Jakarta. Sejak tahun 2003 menjadi pegawai akademik di Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Pada tahun 2006 penulis meneruskan pendidikan lanjutan di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Komputer.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 4

1.3 Ruang Lingkup... 6

II. LANDASAN TEORI... 7

2.1 Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) ... 7

2.1.1 Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition) ... 7

2.1.2 Representasi Pengetahuan (Knowledge Representation) 9 2.1.3 Mekanisme Inferensi (Inference Machine) ... 12

2.2 Sistem Pakar (Expert System) ... 14

2.2.1 Definisi Sistem Pakar ... 14

2.2.2 Keuntungan Sistem Pakar ... 16

2.2.3 Karakteristik Sistem Pakar ... 17

2.2.4 Elemen Sistem Pakar ... 18

2.2.5 Tahapan Pengembangan Sistem Pakar ... 19

2.3 Sistem Fuzzy ... 20 2.3.1 Himpunan Fuzzy ... 21 2.3.2 Fungsi Keanggotaan ... 22 2.3.3 Defuzzifikasi ... 28 2.4 Internet ………... 31 2.4.1 Arsitektur Client-Server ………... 31

2.5 Waterfall Life Cycle Model ………..……… 32

2.6 Data Flow Diagram (DFD) ……….. 36

(13)

xi 2.7.1 Karakteristik Lahan ... 37 2.7.2 Kualitas Lahan ... 44 2.7.3 Kesesuaian Lahan ... 47 2.7.4 Evaluasi Lahan ... 48 III. METODOLOGI ... 50 3.1 Kerangka Pemikiran ... 50

3.2 Tahapan Pengembangan Sistem ... 53

3.2.1 Pemilihan Pakar ... 54

3.2.2 Akuisisi Pengetahuan ... 55

3.2.3 Representasi Pengetahuan ... 57

3.2.4 Pengembangan Mesin Inferensi ... 58

3.2.5 Implementasi dan Pengujian ... 59

3.3 Tata Laksana Penelitian ... 59

3.3.1 Pengumpulan Data dan Informasi ... 60

3.3.1.1 Jenis Data dan Informasi ... 60

3.3.1.2 Teknik Pengambilan Data dan Informasi ... 61

3.3.2 Pengolahan Data dan Informasi ... 61

3.3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 62

3.4. Metode Pengembangan Sistem ... 62

3.4.1 Kebutuhan Sistem ... 63

3.4.2 Perancangan Sistem ... 64

3.4.3 Pembangunan Sistem ... 64

3.4.4 Pengujian Sistem ... 67

3.4.5 Penerapan Sistem ... 67

3.4.6 Operasional dan Pemeliharaan Sistem ... 68

IV. PERANCANGAN ... 69

4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang ... 69

4.2 Analisa Kebutuhan Sistem ... 70

4.3 Rancangan Proses ... 74

4.3.1 Rancangan Input ... 74

(14)

4.3.3 Rancangan Proses Evaluasi ... 75

4.3.3.1 Proses Input (Masukan) ... 77

4.3.3.1.1 Parameter Penentu Kesesuaian Lahan Untuk Penggunaan Tanaman Pangan 81

4.3.3.1.2 Fuzzifikasi Parameter Input Penentu Kesesuaian Lahan Untuk Penggunaan Tanaman Pangan ... 84

4.3.3.1.3 Parameter Penentu Jenis Tanaman Pangan Yang Sesuai ... 106

4.3.3.2 Proses Penarikan Kesimpulan ... 108

4.3.3.3 Proses Output (Keluaran) ... 110

4.3.4 Rancangan Arsitektur Web ... 112

4.3.5 Rancangan Tampilan Web ... 113

4.4 Rancangan Uji ... 123

V. IMPLEMENTASI SISTEM ... 124

5.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak ... 124

5.2 Input Sistem ... 125

5.3 Proses Evaluasi Sistem ... 131

5.3.1 Proses Input ... 131

5.3.2 Proses Penarikan Kesimpulan ... 132

5.3.3 Proses Output ... 140

5.4 Output Sistem ... 141

5.5 Verifikasi dan Validasi ... 148

VI. PEMBAHASAN ... 165 6.1 Akuisisi Pengetahuan ... 167 6.2 Representasi Pengetahuan ... 174 6.3 Proses Inferensi ... 175 6.4 Kompleksitas Sistem ... 178 6.5 Implikasi Manajerial ... 179

(15)

xiii

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 180

DAFTAR PUSTAKA ... 182

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Kelas tekstur tanah ……....………... 38

2 Kelas drainase tanah ... 40

3 Kedalaman tanah ... 41

4 Kualitas lahan untuk proses evaluasi lahan ... 45

5 Range nilai untuk TBE .………... 46

6 Kelas untuk bahaya banjir ... 46

7 Pengelompokan kebutuhan pengguna sistem menjadi menu-menu pada web ... 71

8 Parameter, himpunan fuzzy, dan domain himpunan fuzzy ... 79

9 Nilai curah hujan ... 108

10 Arti kelas kesesuaian lahan ... 131

11 Parameter, himpunan, dan representasi fuzzy ... 133

12 Pengelompokan nilai pada parameter curah hujan ... 137

13 Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus TRAPMF ... 149

14 Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus TRAPMF ... 152

15 Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus GAUSSMF ... 154

16 Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus GAUSSMF ... 157

17 Perbandingan antara keluaran sistem dengan hasil yang diberikan oleh Matlab ... 160

18 Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan faktor penghambat pada tanaman padi sawah ... 162

19 Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan kriteria lahan pada tanaman padi sawah ... 163

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Tahapan akuisisi pengetahuan pada sistem pakar ...…... 8

2 Jaringan semantik antara OAV induk-OAV anak ... 10

3 Representasi objek DOG dengan menggunakan frame ... 11

4 Fungsi dasar sistem pakar ... 15

5 Hubungan domain pengetahuan dan domain masalah ... 16

6 Hubungan antar elemen dalam sistem pakar ... 19

7 Tahapan pengembangan sistem pakar ... 20

8 Alur penyelesaian masalah dengan logika fuzzy ………..……… 21

9 Kurva representasi linear naik. ...………… 23

10 Representasi linear turun. ... 23

11 Tahapan kurva segitiga ... 24

12 Kurva trapesium ... 25

13 Daerah ’bahu’ pada kurva bentuk bahu ...………... 25

14 Bentuk dan karakteristik kurva -S ... 26

15 Representasi kurva PI ...……... 27

16 Representasi kurva BETA ... 28

17 Representasi kurva GAUSS ... 28

18 Metode maximum pada defuzzifikasi ... 29

19 Metode centroid pada defuzzifikasi ... 29

20 Metode weigthted average pada defuzzifikasi ... 29

21 Metode mean max pada defuzzifikasi ... 30

22 Metode center of sums pada defuzzifikasi ... 30

23 Metode center of largest area pada defuzzifikasi ... 30

24 Metode first (or last) of maxima pada defuzzifikasi ... 31

25 Arsitektur client-server ... 32

26 Fase-fase pada waterfall life cycle model ……… 33

27 Tahapan kegiatan evaluasi lahan ... 49

(18)

tanaman dengan karakteristik lahan ... 50

29 Diagram kerangka pemikiran sistem pakar ... 53

30 Kerangka penyusunan aturan pada sistem pakar ... 54

31 Diagram input output sistem pakar penentuan kelas kesesuaian lahan ... 56

32 Tahapan pengembangan sistem pakar yang dirancang ... 60

33 Diagram alir formulasi sistem yang dirancang ...…... 69

34 DFD level 0 pada sistem yang dirancang ... 73

35 DFD level 1 pada sistem yang dirancang ... ... 73

36 Rancangan input ... 75

37 Proses evaluasi sistem penentuan kesesuaian lahan ... 76

38 Proses evaluasi sistem penentuan kriteria dan lokasi lahan ... 77

39 Fuzzifikasi suhu ... 86

40 Fuzzifikasi kedalaman efektif ...………..……… 87

41 Fuzzifikasi bahan kasar ...………… ... 89

42 Fuzzifikasi pH. ... 90

43 Fuzzifikasi kejenuhan basa ... 91

44 Fuzzifikasi KTK ... 92

45 Fuzzifikasi C-Organik ...………... 93

46 Fuzzifikasi salinitas ... 94

47 Fuzzifikasi sodisitas ...……... 95

48 Fuzzifikasi kedalaman sulfidik ... 96

49 Fuzzifikasi tekstur ... 97

50 Fuzzifikasi drainase ... 98

51 Fuzzifikasi ketebalan (gambut) ... 100

52 Fuzzifikasi kematangan (gambut) ... 101

53 Fuzzifikasi lereng ... 102

54 Fuzzifikasi bahaya banjir ... 104

55 Fuzzifikasi TBE ... 105

56 Representasi fungsi keanggotaan untuk variabel kesesuaian lahan .... 107

57 Arsitektur client-server ... 112

58 Tampilan utama web ... 114

59 Tampilan tentang aplikasi …...……… 114

(19)

xvii

61 Halaman karakteristik dan kualitas lahan ... 115

62 Halaman masukan jenis tanaman dan jenis tanah pengguna ... 116

63 Halaman masukan untuk parameter tinggi air tanah, ketebalan, dan kematangan (gambut) ... 117

64 Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan gambut yang tidak cocok untuk tanaman pangan ... 117

65 Halaman masukan parameter untuk tanah gambut ... 118

66 Halaman masukan parameter lereng dan kedalaman efektif pada tanah mineral ……...……… 119

67 Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan mineral yang tidak cocok untuk tanaman pangan ... 119

68 Halaman masukan parameter untuk tanah mineral ... 120

69 Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan .... ... 120

70 Halaman masukan jenis tanaman yang diinginkan pengguna ... 121

71 Halaman kriteria lahan untuk tanaman ... 122

72 Halaman lokasi yang berpotensi untuk ditanami tanaman pangan sesuai masukan pengguna ... 122

73 Halaman pertama aplikasi penentuan kesesuaian lahan ... 126

74 Halaman input parameter penentu pada tanah gambut ... 127

75 Halaman input parameter penentu pada tanah mineral ... 127

76 Halaman input parameter pada tanah gambut ... 128

77 Halaman input parameter pada tanah mineral ... 129

78 Halaman input pada parameter pengganti ...……… 130

79 Halaman pertama aplikasi penentuan kriteria lahan ... 130

80 Tampilan halaman utama SPPKL ... 142

81 Halaman menu tentang aplikasi .... ... 142

82 Halaman tanaman pangan ... 143

83 Halaman karakteristik & kualitas lahan ... 143

84 Halaman bantuan ... ... 144

85 Halaman hasil aplikasi penentuan kesesuaian lahan ... 145

86 Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah gambut dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas ... 145

87 Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah mineral dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas ... 146

(20)

88 Halaman persyaratan tumbuh tanaman ... 147

89 Halaman lokasi ses uai ... 147

90 Data parameter tanah gambut melebihi ketentuan yang ada ... 170

91 Tampilan hasil kesesuaian lahan dengan nilai parameter penentu melebihi batas yang ditentukan ... 169

92 Data parameter tanah gambut melebihi ketentuan yang ada ... 171

93 Tampilan hasil kesesuaian lahan tanah mineral dengan nilai parameter penentu melebihi batas yang ditentukan ... 173

94 Parameter pengganti ... 173

95 Flowchart filtering nilai parameter penentu tanah gambut ... 175

96 Flowchart filtering nilai parameter penentu tanah mineral ... 176

Referensi

Dokumen terkait

Pasca relokasi, ternyata tidak serta- merta membebaskan mereka pada mata rantai kemiskinan atau perangkap kemiskinan Terbukti dalam penelitian ini menunjukan

Penelitian tahun ke dua ini mengkaji model yang dihasilkan pada penelitian tahun pertama, apakah model konsisten dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan usaha pada

Dalam melaksanakan Prinsip Bimbingan Konseling di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumut ini, Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumut saja ditemui kesukaran, namun tidak

Sehubungan dengan jenis teknologi tersebut, proses produksi industri di Poasia dan Ranomeeto, yang menggunakan teknologi sederhana membutuhkan waktu rata-rata 6 ±

1) Sangat minimnya peralatan penunjang produksi sandal dan sepatu kulit yang dimiliki. Pengerjaan pada proses produksi masih bersifat manual dengan peralatan yang

Berdasarkan hipotesis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh kompetensi profesional pendidik dan motivasi belajar peserta didik secara bersamaan

Apakah respons lingkungan belanja konsumen secara simultan dengan pengalaman belanja melalui resources expenditure berpengaruh terhadap pembelian yang tidak terencana

[r]