• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

Kabupaten Indramayu terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Barat pada posisi geografis 107°52' - 108°36' Bujur Timur (BT) dan 6°14' - 6°40' Lintang Selatan (LS). Batas wilayah di sebelah barat adalah Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang, sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon dan sebelah selatan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka. Luas wilayah Kabupaten Indramayu 204.000 ha dan memiliki garis pantai sepanjang 114 km, yang secara administratif dibagi ke dalam 24 kecamatan, 8 kelurahan, dan 302 desa, dan 37 desa diantaranya adalah desa pesisir yang terdapat dalam 9 kecamatan

Di wilayah Kabupaten Indramayu, terdapat pulau-pulau kecil yaitu Pulau Biawak, Pulau Gosong dan Pulau Candikian. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Desa Pabean Ilir, Kecamatan Kota, Indramayu. Pulau Biawak terletak di lepas pantai Laut Jawa, sekitar + 40 km di sebelah Utara pantai Indramayu pada posisi geografis 05o56’002” LS dan 108o22’015” BT. Berdasarkan hasil survey lapangan DKP (2003a), keadaan topografinya datar, beberapa bagian pulau yang ditumbuhi mangrove tergenang air laut, terutama pada saat pasang naik. Luas pulau Biawak + 120 ha, terdiri dari ± 80 ha hutan bakau dan ± 40 ha hutan pantai/darat. Panjang pulau dari timur ke barat ± 1 km dan dari utara ke selatan ± 0.5 km (DKP, 2003a).

Pulau Gosong terletak pada posisi 05o52’076” LS dan 108o24’337” BT atau sekitar 5 km arah timur laut Pulau Biawak seluas + 525 ha. Pulau ini berbentuk cincin akibat pengerukan yang dilakukan oleh Pertamina Balongan (Exor I) untuk penimbunan wilayah pantai di kawasan industri pada awal tahun

(2)

1990-an. Di pulau ini dapat dijumpai hanya beberapa vegetasi tumbuhan. Pulau ini merupakan karang dan biasanya muncul pada saat sedang surut.

Pulau Candikian (Pulau Rakit Utara) terletak pada posisi 05o48’089” LS dan 108o25’487” BT atau sekitar 14 km arah timur laut Pulau Biawak seluas + 97 ha. Vegetasi tumbuhan yang ada adalah jenis ketapang (Terminilia cattapa) dan jenis bakau kerdil menyerupai perdu. Pada saat surut, daratan pulau ini terlihat luas, hal ini menandakan bahwa pulau ini dikelilingi oleh karang.

Berdasarkan ketinggian, Kabupaten Indramayu tergolong dataran rendah yakni berada pada 0 – 7 meter di atas permukaan laut. Sedangkan topografi pantainya sendiri berdasarkan data dari Dinas Hidro Oseonografi TNI Angkatan Laut Tahun 2000, yaitu:

- Tepi pantai (batas pasang tertinggi ) : 1- 2 dpl - Pantai (batas surut terendah) : 3 – 8,2 dpl

Pulau Biawak tersusun dari batu-batu karang dan hancuran batu karang, pasir putih/kersik lumpur dan humus terutama dijumpai di bagian barat laut dan utara dan merupakan hutan bakau dengan jenis tumbuhan Bruguiera sp. yang berakar jangkar pendek. Formasi geologi wilayah pesisir pantai utara Indramayu tersusun atas batuan sedimen yang terdiri dari campuran hancuran bahan literit serta jenis batuan pliocene sedimentary facies serta aluvium.

Pulau Gosong merupakan kawasan batu karang yang membentuk lingkaran seperti cincin (karang atol) hal ini terjadi akibat dari hasil pengerukan yang dilakukan oleh Pertamina Balongan (Exor I). Bentuk karang atol ini dapat terlihat pada waktu surut. Untuk masuk ke dalam lingkaran tersebut terdapat celah yang cukup besar bagi kapal-kapal yang ingin berlabuh agar terlindung dari kerasnya gelombang. Daratan yang tampak pada saat survey terlihat seluas

(3)

± 10 m2 yang ditumbuhi jenis rerumputan dan jenis mangrove Avicenia sp, kondisi pulau terlihat pada saat pasang air laut.

Pulau Candikian tersusun dari batu karang dan hancuran terumbu karang, pasir putih dan merupakan hutan bakau Brugiera sp. Pada waktu surut jelas terlihat batu-batu karang yang merupakan bagian dari pulau tersebut. Luas daratan pulau tersebut ± 20 m2 dan terpisah menjadi dua bagian daratan pasir putih.

5.2 Oseanografi 1) Iklim

Iklim di Kabupaten Indramayu dipengaruhi oleh angin munson yang mengakibatkan dua musim yaitu musim barat dan musim timur. Angin umumnya berasal dari barat laut (29,35%), timur laut (22,01%), dan utara (18,32%) dengan kecepatan angin umumnya berkisar antara 3 – 5 meter per detik. Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, dimana angin umumnya (30 – 40%) bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan 4 – 6 meter per detik. Pada musim barat, sebagian kecil (10%) angin bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan angin 3 meter per detik. Selanjutnya pada bulan Juni sampai bulan Agustus merupakan puncak musim timur dimana angin umumnya (30 – 40%) bertiup dari arah timur laut dengan kecepatan 3 – 6 meter per detik (DKP dan PKSPL, 2001).

2) Pasang surut

Pasang surut merupakan gerakan permukaan air laut yang teratur secara periodik dan secara umum dipengaruhi oleh posisi bulan dan matahari disamping karakter perairan pantai seperti wilayah kepulauan dan kedalaman juga mempengaruhi sifat pasang surut secara lokal. Pengaruh posisi bulan dapat

(4)

dicirikan dengan adanya pasang purnama dan pasang perbani, sedangkan karakteristik pantai akan mempengaruhi tipe pasang surut seperti diurnal, semidiurnal, dan campuran. Sifat diurnal apabila hanya mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, semidiurnal terjadi jika pantai mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dengan ketinggian yang sama. Sifat pasang surut campuran terjadi apabila pantai mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dengan ketinggian yang berbeda. Berdasarkan data prakiraan dari stasiun Tanjung Priok dan Cirebon, tipe pasang surut di Kabupaten Indramayu termasuk kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kisaran pasang surut terbesar adalah 1 meter dan kisaran pasang surut kedua adalah 0,5 – 0,7 meter (DKP dan PKSL, 2001).

5.3 Potensi Sumber Daya Hayati 1) Mangrove

Berdasarkan laporan DKP dan PKSPL (2001), hutan mangrove di Kabupaten Indramayu dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu hutan mangrove binaan dan hutan alami. Hutan mangrove binaan terdapat di Indramayu daratan dan berada di bawah pengelolaan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Indramayu. Berdasarkan pengelolaannya, hutan mangrove binaan tersebut dapat dibagi menjadi empat Resort Pemangkuan Hutan (RPH), yaitu RPH Cemara, Cangkring, Purwa dan Pabean Ilir. Keseluruhan wilayah RPH berada di dalam wilayah Losarang, Sindang dan Indramayu. Wilayah di luar tiga kecamatan tersebut tidak memiliki hutan mangrove.

Kepadatan hutan mangrove yang tertinggi berada di daerah tanah timbul seperti di Desa Cemara, Desa Cangkring dan muara Sungai Cimanuk. Kepadatan mangrove mencapai 0,8 ind/m2 di Desa Cemara, 0,21 ind/m2 di Desa

(5)

Cangkring dan 3,62 ind/m2 di muara Sungai Cimanuk. Jenis mangrove yang ditemukan dengan kerapatan jenis terbesar adalah bakau (Rhizophora macronata) dan api-api (Avicenia alba). Di muara Sungai Cimanuk ditemukan jenis mangrove drujon/jeruju (Acanthis ilicifolius, L) yang tumbuh dominan di hutan mangrove yang rusak (DKP dan PKSPL, 2001).

Selain di wilayah daratan tersebut di atas, Pulau Biawak juga merupakan pulau hutan mangrove yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau sebagai ciri khas ekosistem mangrove yang didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata. Kondisi ekosistem mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai utara Jawa.

2) Terumbu Karang

Terumbu karang di daerah Indramayu terdapat di Pulau Biawak dan sekitarnya. Berdasarkan laporan Dinas Perikanan Jawa Barat tahun 2004 tingkat kerusakan terumbu karang di sekitar Pula Biawak mencapai 47,58%. Hal ini terjadi akibat masih adanya kegiatan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan potasium sianida serta penangkapan ikan yang kurang ramah lingkungan. Di wilayah Pulau Gosong dan Pulau Candikian jarang ditemukan terumbu karang yang berukuran besar, akibat dari pengerukan dan penangkapan ikan dengan menggunaan bom serta potasium sianida seperti halnya yang terjadi di Pulau Biawak.

5.4 Perikanan 1) Perikanan laut

Usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu dilakukan di dalam dan diluar wilayah perairan Kabupaten Indramayu. Jenis usaha perikanan

(6)

tangkap yang dilakukan di dalam wilayah perairan Kabupaten Indramayu umumnya dilakukan oleh nelayan yang berdomisili di sepanjang jalur pantai dengan menggunakan alat tangkap anco, sero, pancing, jaring klitik, jaring insang hanyut, jaring lapis tiga (trammel net), pukat pantai, payang atau lampara dan dogol. Sedangkan jenis usaha penangkapan yang dilakukan di luar wilayah perairan Kabupaten Indramayu dilakukan dengan alat tangkap yang berskala sedang sampai besar seperti dogol, trammel net, jaring insang hanyut dan purse Seine dengan kapal motor skala sedang sampai skala besar dan sebagai alat tangkap andalan adalah purse Seine dan pancing (DKP dan PKSPL, 2001).

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu pada tahun 2004, jumlah nelayan sebanyak 30.256 orang dengan jumlah armada penangkapan ikan sebanyak 4.541 armada, serta produksi

perikanan laut sebesar 66.789,40 ton dengan nilai produksi mencapai Rp. 376.034.710,-. Kondisi perikanan laut didukung juga oleh jumlah perusahaan

pengalengan ikan 1 buah dan pabrik es sebanyak 5 buah. Kabupaten Indramayu memiliki panjang pantai 114 km yang membentang sepanjang Cirebon hingga Subang, dan jarak 4 mil dari pantai merupakan wewenang kabupaten (sesuai Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).

Potensi sumber daya ikan di wilayah perairan Kabupaten Indramayu berdasarkan data laporan yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2004 adalah sekitar 32.754,12 ton. Adapun jumlah sarana pangkalan pendaratan ikan (PPI) di sepanjang pantai Indramayu tercatat 14 buah tersebar mulai dari perbatasan Cirebon sampai kabupaten Subang.

Jenis-jenis ikan laut ekonomis penting yang di daratkan di 14 buah PPI tersebut antara lain : tongkol, kuro, biji nangka, bawal, mata besar, tenggiri, belanak, teri, tembang, alu-alu, beronang, kerapu, kakap, kepiting, rajungan,

(7)

ekor kuning, peperek, layang, layur, ikan lidah dan jenis ikan lanilla selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Jenis-jenis ikan laut ekonomis penting yang didaratkan di Kabupaten Indramayu

No Nama ikan Nama ilmiah No Nama ikan Nama ilmiah 1 Tongkol Euthynnus affinis 16 Bandeng Chanos chanos

2 Kuro Eletheronema tetradactylum 17 Kepiting Scylla sp

3 Biji nangka mulidae 18 rajungan Portunus pelagicus

4 Bawal stromatidae 19 Ekor Kuning Caesio sp

5 Mata besar Priacentus tayayenus 20 Caerio chrynozonus

6 Selar Caranx sp 21 Peperek, , -

7 Tebal bibir Balistoides spp 22 Layang -

8 tenggiri Scomberocus spp 23 Pari Dasyatidae

9 Belanak Mugil sp 24 Layur Trihiuriedae

10 Teri - 25 Ikan lidah Solidae

11 Tembang clupeidae

12 Alu-alu Sphyraena sp

13 beronang Siganus spp

14 Kerapu Epinephelus spp

15 Kakap Lates calcaliver

Sumber Data : Data Statistik Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu 2004

Sebagaimana kegiatan perikanan tangkap di pantai utara pada umumnya, kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu dipengaruhi oleh dua musim dengan arah dan cuaca tahunan, yaitu musim timur dan musim barat. Musim timur, yaitu musim yang disebabkan bertiupnya angin dari arah timur ke barat yang terjadi pada bulan Mei sampai September. Musim barat, yaitu musim yang disebabkan oleh bertiupnya angin dari arah barat yang biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga Maret (Juwono, 1998). Perbedaan musim tersebut mempengaruhi kapasitas kapal serta penggunaan alat tangkap dalam melakukan penangkapan ikan.

Sementara itu, berdasarkan daerah tangkapan (fishing ground), secara umum jenis usaha perikanan tangkap yang dilakukan oleh nelayan yang berasal

(8)

dari Kabupaten Indramayu dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu nelayan yang melakukan penangkapan ikan di dalam wilayah Kabupaten Indramayu, seperti yang menggunakan alat tangkap pancing, sero, jaring klitik, payang, dogol, pukat pantai. Sedangkan kelompok kedua yang melakukan penangkapan ikan di luar wilayah Kabupaten Indramayu adalah jaring insang dan purse seine.

2) Perikanan budidaya

Kegiatan budidaya ikan di Kabupaten Indramayu di dominasi oleh budidaya tambak yang tersebar di Kecamatan Indramayu, Centigi (Sindang), Balongan, Arahan (Lohbener), Krangkeng (Karang Ampel), Juntinyuat, Losarang, Kandanghaur dan Sukra. Dari daerah pertambakan tersebut Centigi (Sindang) merupakan yang terluas sedangkan Juntinyuat merupakan yang terkecil. Kegiatan budidaya tambak yang terdapat di wilayah tersebut adalah kegiatan pembesaran ikan bandeng dan atau udang (DKP dan PKSPL, 2001). Gambaran selengkapnya perkembangan luas lahan budidaya tambak dari tahun 1996 – 2000 dapat diikuti pada Tabel 6. Pada tahun 2001 luas areal tambak telah mencapai 13.735,4 ha, dengan produksi ikan/udang hasil budidaya tambak sebesar 10.621,5 ton, dan jumlah rumah tangga perikanan (RTP) 5.082 RTP.

Tabel 6 Perkembangan luas lahan budidaya tambak di Kabupaten Indramayu tahun 1996 – 2000 (Ha) No Kecamatan 1996 1997 1998 1999 2000 1 Indramayu 2.121 2.141 1.978 2.090 2.391 2 Centigi (Sindang) 4.341 5.240 5.377 5.446 4.755 3 Balongan 39 34 54 54 81 4 Arahan (Lohbener) 326 326 237 244 514 5 Krangkeng (K.Ampel) 321 361 340 491 976 6 Juntinyuat 0 0 10 21 49 7 Losarang 2.226 2.264 3.001 3.005 4.143 8 Kandanghaur 327 329 304 341 451 9 Sukra 247 249 247 247 138 Jumlah 9.948 10.944 11.548 11.939 13.497 Diolah dari DKP dan PKSPL, 2001

(9)

5.5 Sosial, Ekonomi dan Budaya 1) Kependudukan

Penduduk kawasan pesisir Kabupaten Indramayu merupakan penduduk

asli dan pendatang. Para penduduk asli lebih banyak tinggal di daerah perbatasan,

sedangkan para pendatang banyak yang bermukim di daerah perkotaan. Pada

tahun 2000 jumlah penduduk sebanyak 1.588.255 jiwa, sedangkan jumlah

pendud uk akhir tahun 2001 yaitu 1.569.468 jiwa (laki- laki 805.191 jiwa dan

perempuan sebanyak 791.277 jiwa

sex ratio

sebesar 101,76 maka laju

pertumbuhan penduduk pada tahun 2001 adalah 0,52% penduduk paling banyak

pada di Kecamatan Haurgeulis sebanyak 134.435 jiwa (8,42%), dan Kecamatan

Indramayu 104.136 (6,47%) jumlah penduduk, paling sedikit di Kecamatan

Balongan yakni 21.472 jiwa (1,34%).

2)

Struktur ekonomi regional

Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber minyak bumi yang tinggi, oleh sebab itu sektor pertambangan dan galian memegang peranan penting dalam perekonomian wilayah pesisir indramayu. Dalam pendapatan daerah regional bruto (PDRB) tahun 1998 nilainya mencapai 61,902% (BAPPEDA, 2000). Namun mengingat sifat sumberdaya minyak bumi ini terbatas maka perlu dicarikan alternatif lain untuk meningkatkan PDRB dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.

5.6 Pulau-pulau Kecil

Secara umum wilayah pantai dan laut Kabupaten Indramayu berada pada pantai terbuka dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa di wilayah ini

(10)

terdapat tiga buah pulau kecil. Kondisi saat ini, Pulau Biawak dan sekitarnya dihuni oleh pengawal mercusuar secara tetap, sedangkan Pulau Gosong dan Pulau Rakit Utara/Pulau Candikian belum dihuni oleh manusia. Status kepemilikan yang demikian itu akan memudahkan dalam menetapkan dan menata kawasan. Persepsi sebagian besar masyarakat/nelayan beranggapan bahwa pulau-pulau kecil pulau yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu merupakan milik pemerintah. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 595/Kpts-II/1997 tentang penunjukkan tanah seluas ± 934 hektar yang terletak di Pulau Biawak dan blok/kelompok hutan cemara rambatan, Kecamatan Losarang dan Sindang, Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu, Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat menjadi kawasan hutan yang pengelolaanya diserahkan kepada Perhutani.

Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 556/kep.528-diskanla/2004 tertanggal 7 april 2004 tentang Penetapan Pulau Biawak dan Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut. Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan terumbu karang dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut dan merupakan kawasan yang belum terekspoitasi dengan optimal sehingga perlu dilakukan pengelolaan secara optimal dengan memperhatikan kaidah-kaidah keberlanjutan dan perlindungan kelestarian, mengemban visi konservasi dan misi pelestarian, pendidikan dan ekonomi.

Pembagian kawasan konservasi dan wisata laut Pulau Biawak dan sekitarnya dibagi menjadi dua zona dengan kategori sebagai berikut:

(1) Internal zone yang merupakan kawasan perlindungan habitat dan populasi sumber daya hayati.

(2) Eksternal zone yang merupakan perlindungan dan pemanfaatan wisata. Di Pulau Biawak tidak ada perkampungan penduduk, yang ada hanya petugas penjaga mercusuar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Para

(11)

petugas bergilir untuk masa-masa tertentu. Pada umumnya untuk selama enam bulan mereka bertugas menjaga mercusur. Jumlah petugas rata-rata tiga orang, biasanya petugas tersebut membawa keluarga. Di pulau ini dibangun rumah penjaga sebagai tempat tinggal para petugas, gudang, sebuah kamar atau rumah mesin diesel dan mercusuar.

Kondisi pulau yang jaraknya relatif jauh dari daratan Indramayu (Pulau Jawa) menjadikan pulau ini jarang dikunjungi kecuali nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan pulau tersebut. Umumnya nelayan yang melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan tersebut adalah nelayan yang berasal dari pantai utara Jawa Barat (Indramayu, Cirebon, dan Subang). Terkadang ada yang mengunjungi pulau tersebut untuk melakukan ziarah ke makam Kyai Syarief Hasan yang merupakan situs peninggalan budaya. Selain itu, juga terdapat makam Belanda serta tugu menara suar yang dibangun tahun 1872 dengan titik fokus lampu 50 meter yang diresmikan Z.M. Williem III, merupakan daya tarik pengunjung untuk menaiki menara suar tersebut sambil melihat panorama sekitar pulau.

Sedangkan pada Pulau Gosong dan Pulau Candikian sama sekali tidak ada penduduk yang menghuni. Kedua pulau tersebut dikunjungi hanya untuk menangkap ikan. Pulau gosong sendiri dijadikan tempat berlabuh bagi para nelayan ketika terjadi badai agar dapat terhindar dari arus gelombang yang tinggi.

Gambar

Tabel 5   Jenis-jenis ikan  laut  ekonomis penting  yang  didaratkan  di  Kabupaten  Indramayu

Referensi

Dokumen terkait

Lansekap merupakan sesuatu perencanaan antara manusia dan lingkungan yang mencakup semua elemen alam, baik yang buatan maupun yang alamiah, dengan memperhatikan aspek

Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah di Bank X Bogor, menganalisis risiko kredit yang terjadi di Bank

Namun laporan ini terlalu rinci dan bertele -tele dalam memberikan informasi yang signifikan, sehingga DPRD atau masyarakat tidak dapat langsung mengetahui kinerja aktual

Sebagai informasi, Telkom men- catatkan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk turun 4,95 persen menjadi Rp10,96 triliun pada 2011

penyempitan menyebabakan tekanan vaskuler dipenbuluh darah menjadi tinggi sehingga jantung berusaha memompa kuat pada saat jantung berkerja lebih kuat lama kelamaan akan

menandatangani daftar hadir. Mahasiswa yang tidak hadir pada suatu kegiatan akademik atau perkuliahan wajib menyampaikan surat pemberitahuan tentang alasan ketidak-hadirannya dan

Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung selama penelitian meliputi konstruksi jaring (Lampiran 1), jenis spesies ikan hasil tangkapan utama dan

Sama halnya dengan spesimen uji kelenturan hal yang menyebabkan spesimen komposit PU-Serat gelas lebih tinggi adalah karena memang pada dasarnya kekuatan mekanik pada serat