• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran getaran dan gelombang untuk siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dibandingkan dengan metode ceramah - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pembelajaran getaran dan gelombang untuk siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dibandingkan dengan metode ceramah - USD Repository"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DIBANDINGKAN DENGAN

METODE CERAMAH SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Ig. Fajar Sriwidodo NIM. 061424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Ig. Fajar Sriwidodo, “Pembelajaran Getaran dan Gelombang untuk Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Dibandingkan Dengan Metode Ceramah”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2011.

Tujuan dari Penelitian ini adalah: (1) Diketahuinya prestasi belajar siswa pada penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT, (2) Diketahuinya perbandingan metode kooperatif tipe NHT dengan metode ceramah, (3) Meningkatkan keterampilan kooperatif siswa pada pembelajram kooperatif tipe NHT, (4) Diperolehnya tanggapan siswa pada penerapan metode kooperatif tipe NHT.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4-19 Oktober 2010 di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A dan VIII B yang masing-masing berjumlah berjumlah 25 siswa dan 24 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu: Pretest, Pembelajaran menggunakan tipe NHT, Postest, Pengisian angket, dan Wawancara.

Tes tertulis (Pretest dan Postest) yang diberikan berupa tes esay yang terdiri dari 5 soal. Penerapan metode NHT terbagi atas belajar dalam kelompok terdiri dari 4 siswa dengan pemberian nomor pada setiap siswa dan dilanjutkan dengan presentasi antar kelompok. Pengisian angket berhubungan dengan keterampilan kooperatif siswa selama proses pembelajaran. Wawancara terhadap siswa berhubungan dengan tanggapan mereka terhadap penerapan metode NHT yang telah dilakukan.

(8)

viii ABSTRACT

Ig. Fajar Sriwidodo, “Teaching Vibrations and Wave for Students in Grade VIII of SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Using NHT Type (Numbered Heads Together) of Cooperative Method Compared With Teaching Methods”. Physic Education Study Program, Department of Mathematic and Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta 2011.

The aim of this study are: (1) Knowing the student’s performance on the using of cooperative teaching method type NHT, (2) Knowing comparison NHT type cooperative method with the lecture method, (3) The improvement of student’s cooperative ability in cooperative teaching method type NHT, (4) Knowing the students reaction on the using of cooperative teaching method type NHT .

The study has done on October 4-19, 2010 in SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. The sample of this study were the students in grade VIII class A and B, each consist of 25 and 24 students. The data collection done in 5 steps: Pretest, teaching using NHT type, Postest, fill in the questionnaire, and interview.

The writen test (Pretest dan Postest) consists of 5 questions of essay. The application of NHT method consist of work in group a of 4 by giving number to each student, and continued by presentation from each groups. The questionnaire is related with the student’s cooperative ability during the learning process. The interview is relasted with the student’s response on the using of NHT method that has been done.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih atas penyertaanmu selama ini. Semua ini karena begitu besar atas rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudul ‘‘ Pembelajaran Getaran dan Gelombang untuk Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Dibandingkan Dengan Metode Ceramah’’.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi, dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, pengarahan, mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini.

2. Dosen penguji, terima kasih atas segala saran-saran dan kritik yang telah disampaikan selama pendadaran.

3. Ibu Maria Hartini, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

4. Ibu Rani Herawati, S. Pd. selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang, dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswi kelas VIII dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

(10)

x

6. Siswa-siswi SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian.

7. Bapak dan Ibuk (Bapak Sukarmin dan Ibu Sri), yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Mas & Mbakku: Mas Ir & mbak Yahya, Mbak Ninik & Mas Yono, Mbak Ida & Mas Agung yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Era dan Ambar yang telah membantu peneliti selama penelitian, Lusi yang telah meminjami Laptop.

10.Buat teman-teman P.Fis angkatan 2006 : Ambar, Dede, Gagan, Benny, Dion, Hendrikus, Lusi, Mella, Nurma, Yulist, Ari, Suster Yuliant, Rudy, Miranda, Desi, Lia, Ratna, Enita, Nani, Nana.

11.Teman-teman: Era (P.fis), Wisnu (P.Fis), Eko (P.Fis), Melly (P.Fis), Mas Darto (CM), Evi (PBI), Rista (P.Mat), Gigih (Mat), Dedy (Mat), Dewi (Sastra Inggris), Wisnu (P.Mat), Mas Muji (P.Mat), Liyuz (P.Mat), Suster Iren, teman-teman JKMK, HMJP.MIPA, PPL, KKN dan semua teman-temanku selama kuliah. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama kuliah.

12.Teman-teman Tipiez : Mas Jembat (Ridwan), Mas Gondrong (Bayu), Mas Aan, Mas Bani. Aku nyusul kalian lulus bro…

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini menjadi bermanfaat untuk setiap pembaca.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii 2. NHT (Numbered Heads Together)………... 3. Prestasi Belajar... 4. Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang……….. C. Kaitan Teori dengan Penelitian………. D. Pembatasan Masalah...

E. Rumusan Masalah……….

(12)

xii BAB II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... B. Waktu dan Tempat Penelitian……... C. Subjek Penelitian………... D. Treatment ... E. Instrument Penelitian ...

F. Metode Analisis Data………

1. Pretest dan Postest………... 2. Kuesioner ... 3. Wawancara ... BAB IV. DATA & ANALISIS DATA

A. Deskripsi penelitian………...

B. Data Penelitian………..

C. Analisis Data……….

D. Pembahasan……….

BAB V. KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ... C. Keterbatasan Penelitian ...

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif... 5

Tabel 2 Soal pretest dan posttets berdasarkan tujuan pembelajaran... 46

Tabel 3 Tujuan dan kisi-kisi LKS... 48

Tabel 4 Distribusi soal angket... 49

Tabel 5 Wawancara Untuk Siswa... 50

Tabel 6 Pembagian materi dan metode yang digunakan... 54

Tabel 7 Jadwal dan proses pengumpulan data penelitian... 54

Tabel 8 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII A... 55

Tabel 9 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII B... 56

Tabel 10 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII A... 57

Tabel 11 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII B... 58

Tabel 12 Hasil Kuesioner NHT siswa kelas VIII A... 60

Tabel 13 Hasil Kuesioner NHT siswa kelas VIII B... 61

Tabel 14 Hasil Kuesioner Ceramah siswa kelas VIII A... 62

Tabel 15 Hasil Kuesioner Ceramah siswa kelas VIII B... 63

Tabel 16 Hasil wawancara siswa... 64

Tabel 17 Analisis pretest submateri getaran... 66

Tabel 18 Analisis pretest submateri gelombang... 67

(14)

xiv

Tabel 20 Analisis pretest-postest submateri getaran dengan pembelajaran metode ceramah... 69 Tabel 21 Analisis pretest-postest submateri gelombang dengan

pembelajaran metode ceramah………. 70

Tabel 22 Analisis pretest-postest submateri gelombang dengan pembelajaran metode NHT... 71 Tabel 23 Analisis perbandingan metode NHT dan ceramah pada submateri

getaran... 72 Tabel 24 Analisis perbandingan metode NHT dan ceramah pada submateri

gelombang... 73 Tabel 25 Analisis perbandingan keterampilan kooperatif siswa pada

submateri getaran... 74 Tabel 26 Analisis perbandingan keterampilan kooperatif siswa pada

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahap metode pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Heads Together)... 24

Gambar 2 Proses Pembelajaran NHT... 25

Gambar 3 Contoh getaran………... 29

Gambar 4 Gelombang transversal…... 31

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri getaran

dengan metode ceramah... 89

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri getaran dengan metode NHT…... 94

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri gelombang dengan metode ceramah... 100

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri gelombang dengan metode NHT………. 109

Lampiran 5 Soal pretest 1 (getaran) ... 119

Lampiran 6 Soal pretest 2 (gelombang)... 120

Lampiran 7 Soal posttest 1 (getaran)... 121

Lampiran 8 Soal posttest 2 (gelombang) ... 122

Lampiran 9 Soal LKS 1 (getaran)………. 123

Lampiran 10 Soal LKS 2 (gelombang)………... 127

Lampiran 11 Pedoman jawaban pretest & posttest 1 (getaran)………….. 131

Lampiran 12 Pedoman jawaban pretest & posttest 2 (gelombang)……… 133

Lampiran 13 Pedoman jawaban LKS 1 (getaran)………... 136

Lampiran 14 Pedoman jawaban LKS 2 (gelombang)………. 140

Lampiran 15 Pembagian kelompok kelas VIII A ……….. 145

(17)

xvii

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam dunia pendidikan di Indonesia masih terdapat persepsi umum yang menganggap bahwa tugas seorang guru adalah mengajar dan memberi informasi dan pengetahuan kepada siswa. Paradigma lama yang sudah berkembang menganggap siswa sebagai kertas putih kosong yang harus diisi oleh gurunya atau tabularasa. Pada paradigma ini guru menjadi kunci utama dalam proses belajar, gurulah yang aktif memberi informasi dan pengetahuan kepada siswa. Sedangkan siswa hanya pasif menunggu informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Balajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membentuk pengetahuannya (Suparno, 1997:16). Dalam melakukan belajar seharusnya siswalah yang harus aktif dan membangun sendiri pengetahuannya, tidak tergantung sepenuhnya pada pengajar atau guru.

(19)

memakan waktu lama, tetapi siswa yang akan menemukan sendiri suatu pemecahan dan hasil pemikiran tersebut akan menyiapkan siswa untuk menghadapi persoalan-persoalan yang baru (Von Glaserfeld, 1989 dalam Suparno, 1997:67).

Ada beberapa model pembelajaran yang sering digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran kompetisi. Dalam model pembelajaran kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan dan biasanya guru memakai imbalan atau reward sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan sesama siswa. Model kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang bisa memacu siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka, tetapi bila rasa cemas tersebut terlalu berlebihan kemungkinan akan merusak motivasi siswa. Model kompetisi juga akan menciptakan suasana permusuhan di kelas. Untuk dapat berhasil, seorang siswa harus mengalahkan teman-teman sekelasnya. Selain itu, siswa dalam belajarnya juga akan merasa terlalu terbebani oleh tuntutan untuk memperoleh nilai tes dan ujian yang tinggi. Model kompetisi ini masih dominan dipakai dibanyak sekolah. Dalam pemikiran banyak pengajar, model ini dianggap satu-satunya yang bisa dipakai untuk meningkatkan prestasi siswa.

(20)

terjadi kekacauan dan siswa akan cenderung tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok yang tidak sesuai dengan keinginannya atau siswa hanya akan mengobrol dan bercanda saja. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau belajar dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang disuruh bekerjasama dengan siswa yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompok mereka, dan temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka. Sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu kelompok dengan siswa yang lebih pandai (Lie, 2010:28).

Model pembelajaran kooperatif sebenarnya bukanlah hal baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif sudah diterapkan selama bertahun-tahun, tetapi hanya saja dalam menerapkan model ini belum sistematik dan praktis. Banyak pengajar atau guru hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberi tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai pembagian tugas. Hal ini mengakibatkan siswa merasa ditinggal sendiri, karena mereka belum berpengalaman, merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut sehingga keributan dan kegaduhanlah yang terjadi. Pada dasarnya pembagian kerja yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok jika pengajar menerapkan model pembelajaran kooperatif learning.

(21)

guru di Indonesia sudah mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Tri Setya Rahmawati di Jurusan Pendidikan Akuntansi UNES (2009), Andreas Peti Fefiyana di Jurusan Pendidikan Matematika USD (2009). Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, ternyata metode pembelajaran kooperatif tipe NHT belum banyak diterapkan pada mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Pertama.

(22)

B. DASAR TEORI

1. Pembelajaran Kooperatif

1.a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Selain untuk mencapai hasil belajar akademik, model ini juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Masing-masing anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok tidak hanya bertanggung jawab pada belajar untuk dirinya sendiri, tetapi juga harus membantu teman satu kelompoknya untuk mengerti dan menguasai bahan pelajaran. Sehingga setiap kelompok harus memastikan bahwa setiap anggota kelompoknya mengerti dan menguasai bahan pelajaran.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997, dalam Yusuf, 2003:29)

Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

Fase Tingkahlaku Guru

Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 : Menyajikan informasi

(23)

Fase Tingkahlaku Guru Fase 3 :

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 : Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 :

Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada siswa terhadap hasil belajar individu dan kelompok

Dari berbagai hasil penelitian tentang pembelajaran kooperatif menyatakan bahwa pada pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, dapat meningkatkan nilai siswa, dan siswa dapat belajar mengembangkan ketrampilan sosialnya dalam berinteraksi dengan anggota kelompoknya dengan berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.

1.b. Tujuan Pembelajaran kooperatif

(24)

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

(25)

dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

1.c. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2010:32) ada lima unsur yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif. Kelima unsur tersebut adalah:

1. Saling ketergantungan positif

Setiap anggota kelompok memiliki rasa ketergantungan dalam kelompok, keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh kekompakan anggota-anggota dalam kelompok tersebut.

2. Tanggung jawab perseorangan

(26)

3. Tatap muka

Baik antar anggota kelompok maupun antar kelompok dapat bertatap muka langsung, sehingga akan mempermudah komunikasi antar siswa. Hal ini dapat mendorong sesama siswa untuk dapat lebih saling mengenal, menerima kelebihan dan kekurangan teman apa adanya.

4. Komunikasi antar anggota

Adanya komunikasi antar anggota dapat mendorong terjadinya interaksi positif, masing-masing siswa dapat belajar untuk saling menghargai pendapat teman dan menghargai perbedaan pendapat yang selalu terjadi dalam kehidupn. Siswa saling asah, saling asih dan saling asuh.

5. Evaluasi proses kelompok

(27)

1.d. Ketrampilan Kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk membangun hubungan kerja dan tugas kelompok. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lungdren, 1994, dalam Yusuf, 2003:1).

1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal a. Menggunakan kesepakatan

Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.

b. Menghargai masukan atau pendapat orang lain

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain.

c. Berbagi tugas

Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok.

d. Berada dalam kelompok

(28)

e. Berada dalam tugas

Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.

f. Mendorong partisipasi

Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

g. Mengundang orang lain

Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas, baik itu bertanya maupun menjelaskan ide atau pendapatnya.

h. Menyelesaikan tugas dalam waktunya i. Menghormati perbedaan individu

Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.

2)Keterampilan Tingkat Menengah

(29)

3)Keterampilan Tingkat Mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

Keterampilan kooperatif yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah keterampilan kooperatif tingkat awal khususnya ketrampilan dalam menggunakan kesepakatan kelompok, berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mengundang orang lain untuk aktif bertanya dan mau menjelaskan ide atau pendapatnya. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan kooperatif tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan kuesioner keterampilan yang akan diisi oleh siswa setelah mereka mengalami proses pembelajaran.

1.e. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Macam-macam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2010:11):

1) Students Teams Achievement Divisions (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa)

(30)

sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 jam pelajaran.

(31)

dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bantu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau konsep yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses yang sama), semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang”, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor mereka sebelumnya maupun dengan membuat jawaban kuis yang sempurna.

2) Teams Games-Tournament (TGT)

(32)

ini bersama tiga orang pada “meja turnamen:, dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. Di dalam TGT teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan cara mempelajari lembar kegiatan dan masalah-masalah yang ada dalam materi pelajaran, tetapi sewaktu siswa bermain dalam game, temannya tidak boleh membantu lagi untuk memastikan tanggung jawab individual. TGT sangat sering dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya.

3) Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

(33)

yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Selain itu, juga meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar tercipta suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

(34)

harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah ketergantungan setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

4) Team Accelerated Instruction (TAI)

Dalam TAI tim belajar dibagi atas tiga sampai empat orang yang memliki kemampuan berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja yang baik. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual yang dirancang khusus bagi siswa yang belum siap untuk menerima materi yang lebih kompleks atau mendalam.

(35)

Dalam TAI, para siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras supaya timnya berhasil. Tanggung jawab individu dipastikan lewat skor akhir karena siswa melakukan tes akhir tanpa bantuan teman satu timnnya lagi. Para siswa juga mendapatkan kesempatan sukses yang sama dalam pencapaian prestasi belajar karena telah ditempatkan berdasarkan tingkat kemampuan atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

5) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC banyak diterapkan pada sekolah dasar dan sekolah menengah untuk mengajarkan membaca dan menulis. Guru menggunakan novel atau bahan bacaaan yang berisi latihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, dan kosa kata.

(36)

sertifikat akan diberikan kepada tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis yang telah dilakukan. Karena siswa belajar dengan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, maka mereka punya kesempatan yang sama untuk sukses. Kontribusi siswa pada timnya didasarkan pada skor kuisnya dan membuat karangan tertulis secara mandiri tanpa dibantu teman satu timnya lagi memastikan ada tanggung jawab individu.

6) Group Investigation (Kelompok Investigasi)

Gorup Investigation dikembangkan oleh Shlomo dan Yael

(37)

7) Learning Together (Belajar Bersama)

David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan Learning Together dari pembelajaran kooperatif Johnson, Johnson, & Smith. Metode yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

8) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks)

Elizabeth Cohen dan rekan-rekannya di Universitas Stanford telah mengembangkan dan melakukan penelitian terhadap pembelajaran kooperatif yang menekankan pada penggunaan proyek berorientasi penemuan, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika, dan ilmu sosial. Fokus utama dari Complex Instruction adalah membangun respek terhadap semua

(38)

bahasa siswa-siswa minoritas, di mana materi pelajaran sering kali disampaikan dalam bahasa Inggris maupun Spanyol.

9) Structure Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan)

(39)

10) Numbered Heads Together (Kepala Bernomor)

Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

2. NHT (Numbered Heads Together)

Salah satu model kooperatif learning adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. NHT adalah metode pembelajaran dalam bentuk kelompok, setiap siswa akan mendapat nomor dalam kelompoknya, kemudian guru akan memanggil salah satu nomor untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

(40)

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

Menurut Lie (2010:60) tahapan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:

Tahap 1: Penomoran

Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

Tahap 2: Mengajukan pertanyaan

Guru memberikan tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomornya dan siswa diminta mengerjakan bersama dengan kelompoknya.

Tahap 3: Berpikir bersama

Kelompok menyatukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap kelompok mengetahui jawaban tersebut.

Tahap 4: Menjawab

Guru menyebut suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya dipanggil mengangkat tangannya dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) merupakan sebuah variasi diskusi kelompok yang ciri khasnya

(41)

jawaban di depan kelas, dan demikian untuk seterusnya. Kelompok yang mampu menjawab dan menjelaskan dengan benar akan mendapat penghargaan untuk memotivasi siswa atau kelompok lainnya. Dengan cara ini akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.

Gambar 1: Tahap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Heads Together)

Penomoran Pertanyaan

Berpikir bersama

Tahap I Tahap II

Tahap III Menjawab

(42)

Guru menunjuk no. 4

Keterangan :

= Mempresentasikan jawaban = Menanggapi jawaban

Gambar 2 : Proses pembelajaran NHT

Kelompok A

1

2

4

3

Kelompok B

1

2

4

3

Kelompok C

1

2

4

3

Kelompok D

1

2

(43)

Langkah-langkah pembelajaran model NHT: 1. Pendahuluan

a) Guru menjelaskan tentang pembelajaran NHT

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan inti

a) Pemberian materi: guru terlebih dahulu menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari

b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang.

c) Siswa bergabung dengan kelompoknya sesuai yang telah ditentukan.

d) Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok. e) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok.

f) Siswa berdiskusi dan menyatukan pendapat terhadap pertanyaan guru, dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban tersebut.

(44)

h) Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok.

3. Penutup

a) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan

b) Guru memberikan evaluasi

(45)

3. PRESTASI BELAJAR

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Winkel (1996:226) dalam Sunarto (2009) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

Menurut peneliti Prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Prestasi belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, karena dari prestasi belajar guru dapat memperoleh informasi mengenai kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa akan dilihat dari peningkatan hasil pretest dan postest yang dikerjakan oleh siswa.

4. POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

(46)

1. Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik secara periodik melalui titik kesetimbangan. Contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari: mobil yang bergetar ketika mesin dihidupkan, pangkal tenggorokan bergetar ketika berbicara, bandul lonceng yang berayun. Penyebab dari benda yang bergetar adalah karena pada awalnya benda tersebut diberi usikan atau gaya. Jadi usikan atau gaya adalah sumber atau penyebab adanya getaran.

Besaran dalam getaran

Gambar 3. contoh getaran

Mula-mula beban pada posisi B (setimbang). Beban diberi simpangan dengan cara menarik beban ke posisi A, dan kemudian dilepaskan. Beban akan bergerak ke posisi B, ke posisi C, ke posisi B, ke posisi A, ke posisi B, dan seterusnya. Jarak dari posisi awal beban (B) ke posisi beban saat dilepaskan (A) disebut simpangan maksimum atau amplitudo. Jarak posisi beban B ke posisi A sama dengan jarak dari posisi B ke posisi C. Gerak beban dari posisi A ke posisi B, ke posisi C, ke posisi B, dan kembali ke posisi A lagi ( lintasan A – B – C

A C

(47)

– B – A) disebut satu kali getaran. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut dengan periode, dan dinyatakan dalam detik (sekon). Sedangkan jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik disebut frekuensi dan dinyatakan dengan Hertz (Hz).

Sehingga:

Keterangan: T = Periode (s) = Frekuensi (Hz)

2. Gelombang

(48)

gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar gamma. Sedangkan berdasarkan arah rambatnya gelombang juga dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang Transversal adalah gelombang yang merambat tegak lurus dengan arah getarannya. Misalnya: gelombang permukaan air, senar gitar yang dipetik. Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang merambat sejajar atau berimpit dengan arah getarannya. Misalnya: gelombang bunyi, gelombang di dalam air.

Gambar 4. Gelombang Transversal

(49)

2.i. Panjang gelombang

Panjang satu gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.

Panjang gelombang pada gelombang transversal

Pada gelombang transversal, satu gelombang (1λ) terdiri atas 1 bukit dan 1 lembah.

Gambar 6. Panjang gelombang Transversal

Keterangan:

A – B – C : bukit gelombang C – D – E : lembah gelombang B – b atau D – d : amplitudo gelombang

(50)

Panjang gelombang pada gelombang longitudinal

Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1 reggangan.

Gambar 7. Panjang gelombang longitudinal

2.ii. Hubungan antara Panjang gelombang, Periode, Frekuensi, dan Cepat rambat gelombang

Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlikan untuk satu gelombang. Frekuensi gelombang (f) adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu sekon. Cepat rambat gelombang ( ) adalah jarak yang ditempuh oleh sebuah gelombang dalam waktu satu sekon.

(51)

Keterangan: = frekuensi (Hz) T = Periode (s)

panjang gelombang (m) cepat rambat gelombang (m/s) 2.iii. Pemantulan gelombang

Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda padat, maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan salah satu sifat dari gelombang.

Berikut ini adalah contoh pemantulan pada gelombang tali

Gambar 8. Gelombang sedang merambat (gelombang berjalan )

Gambar 9. A adalah gelombang datang dan B gelombang pantul

(52)

Gambar 10. A adalah gelombang datang dan B gelombang pantul

yang terjadi jika ujung tali tidak terikat ( bebas )

Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan bentuk atau fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.

2.iv. Penerapan gelombang dalam kehidupan sehari-hari a. Loudspeaker (Pengeras suara)

Loudspeaker dibuat berbentuk parabola. Bentuk ini memungkinkan gelombang bunyi yang bersumber dari loudspeaker dapat merambat dengan pola menulis, sehingga dapat terdengar hingga tempat yang lebih luas.

b. Pegas (Shock breaker)

(53)

c. Gelombang air laut

Jika kamu pergi ke pantai, kamu akan melihat menjalarnya gelombang air laut datang dan pergi secara berulang-ulang.

C. KAITAN TEORI DENGAN PENELITIAN

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi dengan temannya. Para siswa akan duduk bersama dalam kelompok heterogen yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang akan dipelajari. Melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi di mana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Mempelajari materi getaran dan gelombang akan lebih menarik jika siswa dapat mengembangkan ide, pengalaman, dan nalar mereka, karena banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi ini. Dengan demikian, diharapkan dengan metode kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan prestasi belajar dan keterampilan kooperatif siswa.

D. PEMBATASAN MASALAH

(54)

E. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran Getaran dan Gelombang untuk Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Dibandingkan Dengan Metode Ceramah”. Rumusan masalah

tersebut dapat dirinci dalam penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran kooperatif learning tipe NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

2. Apakah metode kooperatif learning tipe NHT lebih baik daripada metode ceramah?

3. Apakah pembelajaran dengan metode kooperatif learning tipe NHT dapat meningkatkan keterampilan kooperatif siswa?

4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap metode kooperatif tipe NHT?

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakan penelitian ini adalah dapat:

1. Diketahuinya prestasi belajar siswa pada penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT

2. Diketahuinya perbandingan metode Kooperatif tipe NHT dengan metode ceramah

(55)

4. Diperolehnya informasi tanggapan siswa pada penerapan metode kooperatif tipe NHT

G. MANFAAT PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi dunia pendidikan mengenai desain pembelajaran metode kooperatif learning tipe NHT terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran fisika.

(56)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Termasuk dalam penelitian kuantitatif karena menggunakan statistik untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan keterampilan siswa dalam kerja sama kelompok dengan prosentase. Termasuk dalam penelitian kualitatif karena dalam penelitian ingin diketahui juga tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

B. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan Oktober 2010 di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

C. SUBJEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

D. TREATMENT

(57)

1. Persiapan

a. Materi yang digunakan dapat berupa buku teks, sumber-sumber terbitan lainnya, atau materi yang dibuat oleh guru.

b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

Pembagian kelompok didasarkan pada sifat heterogenitas, yaitu setiap kelompok terdiri dari siswa yang mempunyai perbedaan kemampuan akademik dan perbedaan jenis kelamin. Pembagian kelompok dirancang oleh guru sebelum proses pembelajaran dengan metode NHT dimulai.

Pengelompokan Heterogenitas Berdasarkan Kemampuan Akademis (Lie, 2010:42)

Langkah I : mengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademis Langkah II : membentuk kelompok pertama

(58)

1. Ani

Gambar 11. Gambar pembagian kelompok heterogenitas berdasarkan kemampuan akademik

Metode yang digunakan sebagai metode pembanding metode kooperatif tipe NHT adalah metode ceramah. Dari kedua metode yang digunakan tersebut dapat dilihat apakah ada perbedaan terhadap keterampilan kerjasama siswa dan prestasi belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran metode ceramah yang digunakan berupa pengajaran oleh guru, tanya jawab guru kepada siswa, dan mengerjakan soal-soal latihan.

(59)

Walaupun metode ceramah ini sebagai pembanding, instrumen penelitian dan metode analisis datanya sama seperti NHT.

2. Rencana pelaksanaan penelitian

2.1. Pembelajaran pada kelas eksperimen: 2.1.a. Pendahuluan

1. Peneliti menjelaskan tentang pembelajaran NHT 2. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran 2.1.b. Kegiatan Inti

1. Siswa mengerjakan pretest yang soalnya mengenai materi yang akan dipelajari (Getaran dan Gelombang).

2. Peneliti menunjukkan secara singkat garis besar materi yang akan dipelajari.

(60)

3. Peneliti membagi siswa kedalam kelompok-kelompok dengan jumlah anggota antara 4 orang kemudian memberi nama kelompok-kelompok tersebut serta memberi nomor kepada masing-masing siswa. (Peneliti sudah mempersiapkan terlebih dahulu).

4. Peneliti memberikan tugas (Lembar Kerja Siswa) yang akan dikerjakan secara berkelompok.

5. Siswa bersama kelompok masing-masing menyelesaikan tugas yang diberikan dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban tersebut.

6. Setelah waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas telah habis, kemudian peneliti mengacak dan memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasamanya kepada seluruh kelas.

7. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari temannya tersebut.

(61)

2.1.c. Penutup

1. Dengan bimbingan peneliti, siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah didiskusikan dan dipelajari (Getaran dan Gelombang).

2. Siswa mengerjakan posttest yang soalnya sama dengan soal pretest. Hal ini untuk menunjukkan sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajari (Getaran dan Gelombang). Selanjutnya hasil pretest dan posttest dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi dan apakah ada perbedaan hasil jawaban pretest dan posttest.

2.2. Pembelajaran pada kelas kontrol adalah sebagai berikut: 2.2.a. Pendahuluan

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran 2.2.b. Kegiatan Inti

1. Siswa mengerjakan pretest yang soalnya mengenai materi yang akan dipelajari (Getaran dan Gelombang).

2. Peneliti menjelasan materi Getaran dan Gelombang dengan metode ceramah dengan disertai tanya jawab.

3. Peneliti memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

(62)

2.2.c. Penutup

1. Peneliti bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Siswa mengerjakan posttest dengan soal yang sama seperti saat pretest.

E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Tes Tertulis

Untuk instrument tertulis terbagi menjadi 2, yaitu: a. Pretest

Pretest (tes awal) diberikan pada siswa sebelum pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe NHT. Pretest yang diberikan pada siswa disusun berdasarkan konsep-konsep yang berkaitan dengan bahasan mengenai getaran dan gelombang. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai getaran dan gelombang. b. Posttest

(63)

Tabel 2. Soal pretest dan posttes berdasarkan tujuan pembelajaran

Soal Pretest dan Posttest Submateri Getaran

Tujuan Pembelajaran Soal pretest dan posttest Mengidentifikasi getaran

pada kehidupan sehari-hari

1. Apakah yang dimaksud getaran, dan berilah 3 contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari! (skor 3) Mengukur periode dan

frekuensi suatu getaran

2. Apakah yang dimaksud dengan periode dan frekuensi suatu getaran? (skor 2)

3. Tuliskanlah lintasan pegas pada gambar dibawah ini yang menunjukkan satu getaran sempurna! (skor 2)

4. Bandul ayunan seperti gambar di bawah bergerak dari A – B - C – B - A – B - C memerlukan waktu 30 sekon. Berapakah periode ayunan bandul tersebut? (skor 4)

5. Suatu pegas melakukan 120 getaran dalam waktu 0,5 menit. Berapakah frekuensi getaran pegas? (skor 4)

A C

B

(64)

Soal Pretest dan Posttest Submateri Gelombang

Tujuan Pembelajaran Soal pretes dan postes Mendeskripsikan gelombang 1. Perhatikan gambar berikut

a. Manakah yang merupakan bukit

2. Berdasarkan mediumnya gelombang dapat dibedakan menjadi dua, sebutkan dan jelaskan kedua gelombang tersebut! (skor 3)

Mengidentifikasi

karakteristik gelombang longitudinal dan transversal

3. Jelaskan dan berilah contoh: a) Gelombang transversal b) Gelombang longitudinal (skor 4)

Mendeskripsikan hubungan antara kecepatan rambat gelombang, frekuensi, panjang gelombang

4. Suatu gelombang panjangnya 0,75 m dan cepat rambatnya 150 m/s. berapakah kehidupan sehari-hari! (skor 2)

2. Lembar Kerja Siswa

(65)

2006 (sesuai dengan kurikulum yang digunakan SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Pedoman penyusunan LKS dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3. Tujuan dan kisi-kisi LKS

LKS 1

Sub materi: Getaran

No Tujuan penyusunan LKS Kisi-kisi LKS 1 . Mengidentifikasi getaran pada

kehiupan sehari-hari

- Menyebutkan contoh-contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari - Pengertian getaran - Satu getaran sempurna 2 . Mengukur periode dan frekuensi suatu

getaran

- Memahami frekuensi, amplitudo, dan periode - Hubungan frekuensi

dengan periode - Menganalisis soal

LKS 2

Sub materi: Gelombang

No Tujuan penyusunan LKS Kisi-kisi LKS

1 . Mendeskripsikan gelombang - Pengertian gelombang 2 . Mengidentifikasi jenis-jenis

gelombang

- Macam-macam gelombang 3 . Mengidentifikasi karakteristik

gelombang longitudinal dan 4 . Mendeskripsikan hubungan antara

kecepatan rambat gelombang, 5 . Mengaitkan konsep gelombang

dengan kehidupan sehari-hari

- Gelombang dalam kehidupan sehari-hari - Sifat gelombang pantul

(66)

3. Kuesioner/Angket

Kuesioner/Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Ditinjau dari segi cara menjawabnya angket dibedakan menjadi dua, yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilihnya, sedangkan angket terbuka adalah angket yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri (Arikunto, 1984:21).

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk meneliti ketrampilan kooperatif siswa dalam pembelajaran dengan metode NHT. Angket diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode NHT selesai. Angket yang digunakan terdiri dari 15 angket tertutup dan 1 angket terbuka. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 4. Distribusi soal angket

No. Keterampilan kooperatif 1,15 Menggunakan kesepakatan kelompok 10,11,12,13 Berbagi tugas

(67)

4. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah siswa mengalami proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dan metode ceramah diterapkan di kelas. Tidak semua siswa diwawancarai, namun diambil berdasarkan pencapaian skor pada pengisisan lembar jawaban pretest dan posttest siswa. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang memiliki skor pencapaian pretest dan posttest mengalami perubahan drastis baik peningkatan maupun penurunan. Wawancara yang dipakai adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Pertanyaan yang dibuat bersifat memimpin dan mengarahkan (Arikunto,1984:21). Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode kooperatif tipe NHT yang digunakan di dalam kelas.

Tabel 5. Tabel Wawancara Untuk Siswa

No Soal Wawancara

1. Menurut kamu, kamu menyukai model pembelajaran yang mana?

2. Kenapa kamu menyukai model pembelajaran tersebut?

(68)

F. METODE ANALISIS DATA 1. Pretest dan Posttest

Pretest dan posttest dianalisis secara tiga tahap, yaitu:

a. Pretest dan posttest menggunakan soal esay. Karena bentuk soal berupa soal esay, maka siswa dapat bebas mengeluarkan gagasannya, sehingga dapat diketahui sejauh mana siswa memahami persoalan yang diberikan. Jawaban setiap soal dinyatakan dalam skor yang telah ditentukan terlebih dahulu. Soal pretest sama dengan soal yang digunakan untuk posttest. Jumlah skor maksimum untuk pretest maupun posttest adalah 15, yang terdiri dari 5 soal esay. Skor maksimal soal satu dengan soal yang lain tidak sama. Cara penilaian hasil pretest dan posttest yaitu dengan membagi skor yang dicapai siswa dan skor maksimal kemudian dikalikan 100%

%

b. Menggunakan Test-T untuk kelompok dependen. Analisis ini

digunakan untuk menyelidiki apakah metode pembelajaran kooperatif

tipe NHT membantu siswa lebih mengerti.

c. Menggunakan Test-T untuk 2 group yang independen. Analisis ini

digunakan untuk membandingkan apakah kelas yang diajar dengan

metode NHT lebih baik dibandingkan dengan kelas yang diajar

(69)

Dari analisis ketiga tahap tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, apakah ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode kooperatif tipe NHT.

2. Kuesioner/Angket

Untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap pembelajaran dengan metode NHT pada pokok bahasan getaran dan gelombang, maka peneliti memberikan angket/kuesioner setelah post test. Angket yang digunakan terdiri dari 15 angket tertutup dan 1 angket terbuka. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tingkat keterampilan siswa diukur dengan menjumlahkan seluruh jawaban pernyataan dari angket tertutup. Angket tertutup terdiri dari 15 pernyataan tertutup dengan setiap pernyataan mempunyai skor tertinggi 4, sehingga skor totalnya adalah 60.

1. Untuk jawaban A diberi skor 4 2. Untuk jawaban B diberi skor 3 3. Untuk jawaban C diberi skor 2 4. Untuk jawaban D diberi skor 1 5. Untuk jawaban E diberi skor 0

(70)

% 100

x total

skor

diperoleh yang

skor jumlah Nilai=

Setelah mengetahui hasilnya maka akan diuji menggunakan uji Test-T

untuk 2 group yang independen.

3. Wawancara

Analisis data mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran

kooperatif tipe NHT terhadap prestasi belajar siswa dilakukan dengan

wawancara kemudian dideskripsikan apa adanya untuk melihat

peningkatan keterampilan dan prestasi belajar siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti mengajukan pertanyaan

kepada beberapa siswa. Wawancara dilakukan hanya dengan beberapa

siswa saja, karena keterbatasan waktu yang diberikan pihak sekolah

(71)

BAB III

DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dari tanggal 4 oktober 2010 – 19 oktober 2010. Berikut adalah jadwal dan proses pengumpulan data penelitian :

Tabel 6. Pembagian materi dan metode yang digunakan

No. Kelas Submateri Metode pembelajaran

1. VIII A Getaran NHT

Gelombang Ceramah

2. VIII B Getaran Ceramah

Gelombang NHT

Tabel 7. Jadwal dan Proses Pengumpulan Data Penelitian

Hari/ tanggal Pukul Kelas Kegiatan Senin,

4 Oktober 2010

10.35 – 12.10 VIIIA Pretest I, Pembelajaran dengan metode NHT pada submateri getaran.

Selasa,

5 Oktober 2010

09.55 – 10.35 VIIIA Pembelajaran dengan metode NHT pada submateri getaran.

Selasa,

5 Oktober 2010

10.35 – 12.10 VIIIB Pretest I, Pembelajaran dengan metode Ceramah pada submateri getaran. Jumat,

8 Oktober 2010

10.35 – 11.15 VIIIB Pembelajaran dengan metode Ceramah pada submateri getaran, Postest I, Kuesioner

Senin,

11 Oktober 2010

10.35 – 12.10 VIIIA Pembelajaran dengan metode NHT pada submateri getaran, Postest I, Kuesioner

Selasa,

12 Oktober 2010

09.55 – 10.35 VIIIA Pretest II, Pembelajaran dengan metode Ceramah

pada submateri

(72)

Hari/ tanggal Pukul Kelas Kegiatan

10.35 – 11.15 VIIIB Pembelajaran dengan metode NHT pada submateri gelombang. Senin,

18 Oktober 2010

10.35 – 12.10 VIIIA Pembelajaran dengan metode Ceramah pada submateri gelombang. Selasa,

19 oktober 2010

09.55 – 10.35 VIIIA Postest II, Kuesioner Selasa,

19 oktober 2010

10.35 – 12.10 VIIIB Pembelajaran dengan metode NHT pada submateri gelombang, Postest II, Kuesioner.

B. Data Penelitian

Berikut ini akan dijabarkan data penelitian pretest, postest, kuesioner keterampilan siswa di kelas, dan wawancara pendapat siswa tentang metode NHT dan Ceramah yang telah dilakukan di kelas.

1. Data Pretest dan Postest Siswa Kelas VIII A untuk submateri Getaran dengan menggunakan metode NHT

Tabel 8. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII A

(73)

No. Nama Siswa Pretest Postest 8 Ellena Yosefanny Assandra 13.3 66.6 9 Emilia Septi Agwin Saputri 6.6 33.3

10 Fransisca Harpranisa C.R 20 60

11 Grace Olivia 6.6 73.3

12 Herri Yerri Awom 10 26.6

13 Ignatius David Leonard Purba 6.6 53.3 14 Maxilianus Dito Pamungkas 10 16.6 15 Nadya Eka Pramesti Govinda 13.3 66.6

16 Nico Mahendra Cakti 13.3 33.3

17 Norbet Andika Agus Saputra - 20 18 Rara Adina Praseyaningtyas 13,3 16.6

19 Tejo Raka Sangka 6.6 66.6

20 Tri Septianingsih 13.3 66.6

21 Teresia Wijayanti Ratna Astiti 10 53.3

22 Yohan Ajay Kusuma 10 86.6

23 Eduardus Yepi Kurniawan 6.6 86.6

24 Hansen Cuanda 13.3 93.3

25 Gabriel Leung Atu 6.6 66.6

2. Data Pretes, Postes Siswa Kelas VIII B, untuk submateri Getaran dengan menggunakan metode ceramah.

Tabel 9. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII B

No. Nama Siswa Pretest Postest

(74)

No. Nama Siswa Pretest Postest 22 Ambrosius Richardo Jamrewav 6.6 73.3 23 Renaldi Vincentius Sondakh 6.6 26.6

24 Calta Raina 13.3 16.6

3. Data Pretest dan Postest Siswa Kelas VIII A untuk submateri Gelombang dengan menggunakan metode ceramah.

Tabel 10. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII A

No. Nama Siswa Pretest Postest 14 Maxilianus Dito Pamungkas 13.3 20 15 Nadya Eka Pramesti Govinda 13.3 60

(75)

No. Nama Siswa Pretest Postest 17 Norbet Andika Agus Saputra - - 18 Rara Adina Praseyaningtyas 13.3 -

19 Tejo Raka Sangka 6.6 6.6

20 Tri Septianingsih 20 20

21 Teresia Wijayanti Ratna Astiti 13.3 33.3

22 Yohan Ajay Kusuma 20 26.6

23 Eduardus Yepi Kurniawan 6.6 30

24 Hansen Cuanda 13.3 -

25 Gabriel Leung Atu - 50

4. Data Pretest dan Postest Siswa Kelas VIII B untuk submateri Gelombang dengan menggunakan metode NHT.

Tabel 11. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VIII B

No. Nama Siswa Pretest Postest

11 Fransiska Murty Setianingsih 20 66.6

12 Gregorius Dimas C. 13.3 56.6

18 Renaldy Howard Fritz Silinawa 26.6 76.6

19 Risna Setyaningrum 6.6 50

(76)

No. Nama Siswa Pretest Postest

21 Tea Stevani Sulistyanti - -

22 Ambrosius Richardo Jamrewav 6.6 60 23 Renaldi Vincentius Sondakh 13.3 60

24 Calta Raina 6.6 33.3

5. Data kuesioner

Tabel 12. Hasil Kuesioner NHT siswa kelas VIII A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

(77)

Tabel 13. Hasil Kuesioner NHT siswa kelas VIII B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 ya 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 23 41.07

2 2 ya 2 4 3 2 2 3 1 1 3 3 3 2 4 4 37 66.07

3 3 ya 2 4 2 1 1 1 1 2 3 2 3 4 2 2 30 53.57

4 4 ya 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 45 80.36

5 5 ya 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 31 55.36

6 6 ya 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 50 89.29

7 7 ya 2 4 2 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 4 34 60.71

8 8 ya 4 4 2 2 3 4 2 3 4 2 3 2 3 4 42 75

9 9 ya 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 38 67.86

10 10 ya 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 4 32 57.14

11 11 ya 1 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 19 33.93

12 12 ya 3 3 3 4 4 1 4 3 3 0 4 3 3 4 42 75

13 13 ya 2 4 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 41 73.21

14 14 ya 2 4 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 33 58.93

15 15 ya 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 31 55.36

16 16 ya 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 30 53.57

17 17 ya 2 4 4 4 3 4 3 4 2 3 1 2 3 3 42 75

18 18 ya 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 0 2 4 4 46 82.14

19 19 ya 2 4 3 2 2 2 4 4 3 3 4 2 2 2 39 69.64

20 20 ya 2 4 2 4 1 3 4 2 2 4 3 2 2 4 39 69.64

21 21 ya 1 3 1 1 2 3 2 1 2 1 0 1 3 2 23 41.07

(78)

Tabel 14. Hasil Kuesioner Ceramah siswa kelas VIII A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 Tidak 1 1 1 1 3 3 3 2 4 3 1 2 3 0 28 50

2 2 Tidak 2 4 0 0 4 4 2 4 4 2 4 2 0 0 32 57.14

3 3 Tidak 1 4 3 3 1 3 1 1 1 0 1 1 4 0 24 42.86

4 4 Tidak 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 0 21 37.5

5 5 Tidak 2 2 2 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 11 19.64

6 6 Tidak 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 0 40 71.43

7 7 Tidak 4 1 0 3 4 2 4 0 3 0 0 1 4 0 26 46.43

8 8 ya 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 0 1 1 0 16 33.93

9 9 ya 2 0 2 2 2 0 3 3 1 2 1 2 3 0 23 41.07

10 10 Tidak 0 4 0 0 0 3 3 3 4 0 0 0 0 0 17 30.36

11 11 ya 2 2 2 2 3 2 2 2 0 2 4 2 2 0 27 48.21

12 12 Tidak 1 2 2 2 3 4 1 1 3 1 1 2 3 0 26 46.43

13 13 Tidak 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 0 33 58.93

14 14 Tidak 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 0 36 64.29

15 15 Tidak 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 3 1 2 0 21 37.5

16 16 Tidak 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 0 35 62.5

17 17 Tidak 3 4 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 0 32 57.14

18 18 Tidak 1 4 2 2 4 4 1 2 1 2 2 2 2 0 29 51.79

19 19 Tidak 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 39 69.64

20 20 Tidak 2 4 2 3 2 2 0 3 2 2 2 3 3 0 30 53.57

21 21 Tidak 2 2 2 2 4 4 3 4 3 2 4 1 2 0 35 62.5

22 22 Tidak 2 4 3 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 0 28 50

(79)

Tabel 15. Hasil Kuesioner Ceramah siswa kelas VIII B

No Kode siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 Tidak 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 0 31 55,35

2 2 Tidak 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 0 32 57.14

3 3 Tidak 3 3 3 4 3 4 2 3 3 0 0 4 3 0 35 62.5

4 4 Tidak 1 2 1 2 4 3 2 3 4 1 0 0 3 0 26 46.43

5 5 Tidak 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 27 48.21

6 6 ya 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 0 34 60.71

7 7 Tidak 2 4 1 0 2 4 1 1 1 1 1 2 2 0 22 39.29

8 8 Tidak 2 2 1 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 13 23.21

9 9 Tidak 2 0 0 0 3 2 4 2 4 2 2 1 3 0 25 44.64

10 10 ya 2 4 2 1 2 4 1 2 3 3 2 3 4 0 33 58.93

11 11 Tidak 2 2 1 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 0 23 41.07

12 12 Tidak 0 4 1 2 0 3 2 1 2 2 1 2 4 0 24 42.86

13 13 Tidak 4 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 3 0 22 39.29

14 14 Tidak 1 4 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 3 0 23 41.07

15 15 Tidak 4 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 0 29 51.79

16 16 Tidak 1 4 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 0 33 58.93

17 17 Tidak 0 4 1 1 1 2 3 1 0 0 1 0 1 0 15 26.79

18 18 Tidak 4 2 4 3 2 4 2 3 2 0 1 2 4 0 33 58.93

19 19 Tidak 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 0 42 75

Pertanyaan kuesioner

(80)

6. Hasil Wawancara

Berikut adalah salah satu hasil wawancara siswa:

Tabel 16.Hasil wawancara siswa

No. Hasil Wawancara

1. Setelah kamu mengalami proses pembelajaran dengan metode NHT dan metode ceramah, kamu lebih suka yang mana?

Bernadina:

Yang kelompok (NHT) mas. Evika:

Suka yang kelompok mas. Alex:

Yang kelompok Rara:

Enakan yang kelompok

2. Kenapa kamu lebih menyukai yang metode NHT (kelompok)?

Bernadina:

Lebih enakan yang NHT, karena kalo kelompok itu lebih apa...eeeeee….., misalnya kalau aku nggak tau, nanti bisa tanya ke teman yang lain.

Evika:

Suka yang NHT karena bisa saling ngajari mas Dimas:

Gambar

Tabel 21 Analisis
Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
Gambar 1: Tahap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered
Gambar 2 : Proses pembelajaran NHT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan segala karunianya yang memberikan kekuatan, petunjuk dan

6 PENYALURAN DANA HIBAH PELAKSANAAN KEGIATAN PERJANJIAN HIBAH ANTARA MENTERI KEUANGAN DAN KEPALA DAERAH PENETAPAN MENTERI KEUANGAN PEMBERIAN/ PENERUSAN HIBAH KEPADA

LQSXW HNVWULP NHULQJ GL VLQL DNDQ WHUMDGL GHILVLW DLU SDGD EXODQ - EXODQ 0HL VDPSDL 1RYHPEHU GL PDQD T WXUELQ EHUQLODL QHJDWLI %HJLWX SXOD GDODP SHQJJXQDDQ WUD\HN YROXPH ZDGXN

Asas kebiasaan Asas ini mengandung arti bahwa suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang telah secara tegas diatur dalam perjanjian tetapi juga mengikat

Iluminasi fold menggunakan layout survei orthogonal dense shot carpet pada empat horizon 3D raymodel .... Iluminasi fold menggunakan layout survei rolling pattern with

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan ternak sapi terbanyak oleh responden di Kecamatan Kusambi terletak pada Desa Lemoambo dengan jumlah sebesar 111 ekor yang

di perairan Rembang banyak ditemukan spesies- spesies kultivan yang potensial untuk dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, seperti jenis-jenis ikan bersirip

Dari hasil pengujian pertama sampai dengan pengujian keempat diatas dapat diketahui bahwa metode LBPH lebih baik dalam mengenali 3 wajah sekaligus secara real-time