• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan lingkungan kerja, motivasi kerja dan produktivitas kerja karyawan : studi kasus pada karyawan Departemen Produksi khususnya pada bagian pelintingan rokok PT Djitoe Indonesian Tobacco Coy jl. L. U. Adi Sucipto no. 51 Surakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan lingkungan kerja, motivasi kerja dan produktivitas kerja karyawan : studi kasus pada karyawan Departemen Produksi khususnya pada bagian pelintingan rokok PT Djitoe Indonesian Tobacco Coy jl. L. U. Adi Sucipto no. 51 Surakarta - USD Repository"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

PT DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY Jalan L.U Adi Sucipto no. 51 Surakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Agustinus Tangguh Sri Harsono NIM : 052214010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

Motto

Orang selalu menyalahkan keadaan. Aku tak percaya akan keadaan. Orang yang

berhasil di dunia adalah orang yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka

inginkan, dan kalau mereka tak menemukannya mereka akan menciptakannya.

( George Bernard )

Pengalaman adalah guru yang paling Brutal. Tetapi kita belajar benar-benar

belajar, dari pengalaman.

( C.S. Lewis )

Apapun yang kamu lakukan, cintailah diriMu karena kamu yang melakukannya.

Apapun yang kau rasakan, cintailah diriMu karena kamu yang merasakannya.

( Thadeus Golas )

Skripsi ini dipersembahkan kepada

Ayah, Ibu, Adik dan Maya

Tercinta atas curahan segala cinta dan

perhatiannya.

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan

Penyayang, atas segala rahmat dan bimbingan yang telah dilimpahkan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana ekonomi dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “ Hubungan Lingkungan Kerja,

Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja Karyawan “ pada PT Djitoe Indonesian

Tobacco Coy, jalan Adi Sucipto no.51 Surakarta.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari banyak

memperoleh bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S. E., M.B.A selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dengan penuh kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hg. Suseno TW., M.S, sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dengan penuh kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

5. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

staf sekretariat yang telah banyak membantu penulis sewaktu masih duduk di

bangku kuliah.

6. Bapak Eko, Bapak Umar, Ibu Suparti dan karyawan-karyawan dari PT Djitoe

Indonesian Tobacco Coy Surakarta atas kebaikan, keramahan, kesabaran, dan

kesediaannya membantu penulis selama penelitian.

7. Bapak Supadi sebagai kepala staf bagian personalia yang telah memberikan

ijin penelitian bagi penulis untuk melakukan penelitian bagi penulis untuk

melakukan penelitian di PT Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta.

8. Bapak, Ibu dan AdikKu (Anggit) tercinta yang telah mendorong semangat dan

mendukung baik dengan doa, sumbangan pikiran, dana serta perhatian dan

kasih sayang yang melimpah.

9. Maya tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat, juga semua

bantuan yang telah diberikan baik materi, tenaga, sumbang saran juga kritik

untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Keluarga Bapak/Ibu Bambang yang telah memberikan semangat, doa dan

gambaran nanti setelah lulus kuliah apa yang harus dilakukan.

11.Keluarga Bapak/Ibu Soewarso yang telah memberikan semangat, doa, dan

gambaran nanti setelah lulus kuliah apa yang harus dilakukan.

12.Temanku Indah, Vita, Wina, Agung, Pungky, Riska, Dion, Etik. Dinda, Ririn,

Sari, Andhika, Bayu Poerwanto, Adit, Komang dan semua teman-teman

Angkatan 2005 yang telah turut membantu dalam memberikan

masukan-masukan, semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

(9)

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan

yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini

berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi serupa.

Yogyakarta

(Agustinus Tangguh Sri Harsono)

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

HALAMAN ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Pengertian Manajemen ... 6

B. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

C. Lingkungan Kerja... 13

D. Motivasi Kerja ... 25

E. Produktivitas Kerja... 32

F. Kerangka Konseptual ... 35

G. Rumusan Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 38

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 38

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Definisi Operasional... 39

(11)

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

G. Teknik Pengambilan Sampel... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 45

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 45

J. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN... 51

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 51

B. Lokasi Perusahaan ... 53

C. Tujuan Didirikannya Perusahaan ... 55

D. Modal Perusahaan ... 56

E. Struktur Organisasi ... 57

F. Kepersonaliaan ... 63

G. Produksi ... 66

H. Unit Penunjang ... 76

I. Pemasaran ... 77

J. Pengendalian Mutu... 78

K. Lain-lain ... 80

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Deskripsi Data ... 83

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 85

C. Analisis Data ... 87

D. Pembahasan ... 94

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

C. Keterbatasan ... 99 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Tabel III.1.Kriteria Koefisien Kolerasi ... 48

2. Tabel V.1.Deskripsi Data Lingkungan Kerja ... 83

3. Tabel V.2.Deskripsi Data Motivasi Kerja ... 84

4. Tabel V.3.Deskripsi Data Produktivitas Kerja ... 84

5. Tabel V.4.Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja... 86

6. Tabel V.5.Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja ... 86

7. Tabel V.6.Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja... 86

8. Tabel V.7.Hasil Uji Reliabilitas ... 87

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 36

2. Gambar IV.1. Struktur Organisasi ... 58

3. Gambar IV.2. Contoh Kertas Sigaret untuk Melinting ... 67

4. Gambar IV.3. Contoh Pembungkus Rokok dan Slop Rokok ... 68

5. Gambar IV.4. Contoh Kertas Plat Segel dan Plat Bos ... 68

6. Gambar IV.5. Contoh Kertas Pembungkus Press Rokok ... 69

7. Gambar IV.6. Contoh Produk Djitoe King Size Hijau ... 70

8. Gambar IV.7. Contoh Produk Djitoe King Size Kuning... 70

9. Gambar IV.8. Contoh Produk Djitoe King Size Merah ... 71

10.Gambar IV.9. Contoh Produk Djitoe Internasional Super ... 71

11.Gambar IV.10. Contoh Produk Djitoe Golden ... 72

12.Gambar IV.11. Contoh Produk Djitoe Internasional Non Mentol ... 72

13.Gambar IV.12. Proses Pemberian Pemanis Ujung Rokok ... 73

(14)

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Departemen Produksi Khususnya pada Bagian Pelintingan Rokok

PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY Surakarta

Agustinus Tangguh Sri Harsono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini menganalisis ada tidaknya hubungan Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja,dan Produktivitas Kerja Karyawan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 84 orang dari seluruh karyawan pada departemen produksi khususnya pada bagian pelintingan rokok PT DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY Surakarta. Untuk analisis data menggunakan analisis Korelasi Produk Moment, analisis Korelasi Berganda,uji t, dan uji F.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan, antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan, dan hubungan positif dan signifikan antara Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

(15)

ABSTRACT

The Relationship between Work Environment, Work Motivation, and Employee Productivity

A Case Study at Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta Agustinus Tangguh Sri Harsono

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The aim of this research was to know whether or not there was relationship between Work Environment, Work Motivation, and Employee Productivity.

The sample was taken using Simple Random Sampling. The number of sample taken involved 84 people of all employees at the department of production especially in the cigarette roller section at Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta. To research used Product Moment Correlation, Multiple Correlation Analysis, t – test, and F – test.

The research found that, there was a positive and significant relationship between Work Environment and Employee Productivity, between Work Motivation and Employee Productivity, and a positive and significant relationship between Work Environment, Work Motivation simultaneously and Employee Productivity.

(16)

Perkembangan pembangunan ekonomi dewasa ini dan persaingan dunia

bisnis semakin pesat baik dari sektor pemerintah maupun sektor swasta. Pada

saat ini perekonomian negara kita berkembang ditunjang oleh pihak swasta.

Karena susahnya mencari pekerjaan, banyak orang ingin membuka usaha sendiri

baik yang dibidang jasa maupun dagang dan itu semua membutuhkan pengelola

yang profesional selain itu juga dibutuhkan keterampilan, kecakapan, dan

kemampuan memadai yang harus dimiliki karyawan.

Suatu perusahaan ataupun organisasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya

selalu memerlukan sumber daya manusia. Ada kecenderungan semakin besar

perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan sumber daya manusia.

Walaupun suatu perusahaan mengalami kemajuan dalam pemakaian peralatan

produksi yang canggih, akan tetapi faktor manusia tetap berperan penting dalam

menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Sumber daya manusia

menunjang proses produksi perusahaan dengan karya, bakat, dan kreativitas.

Kemajuan usaha sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya

manusia dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut erat kaitannya

dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Dalam perusahaan

manapun diakui atau tidak, peranan manusia demikian pentingnya sehingga

kebijakan sumber daya manusia menjadi bagian penting pula dalam penetapan

(17)

strategi perusahaan. Perusahaan yang menggunakan teknologi rendah maupun

tinggi, aspek sumber daya manusia sebagai subjek tidak dapat diabaikan. Semakin

baik kualitas sumber daya manusia maka akan semakin besar pula kesempatan

perusahaan untuk mencapai tujuan.

Untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak saja

diperlukan manusia yang handal, melainkan juga perlu adanya suatu proses yang

mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang sesuai dengan harapan

perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut, beberapa

diantaranya aspek internal individu, motivasi dan persepsi. Aspek eksternal adalah

lingkungan perusahaan.

Dalam perusahaan dibutuhkan pemimpin yang mampu memimpin

perusahaan dan mempunyai banyak strategi dalam menghadapi persaingan yang

semakin ketat. Untuk dapat semakin meningkatkan perkembangan serta

persaingan dalam dunia bisnis, maka perusahaan harus memperhatikan hubungan

perusahaan dengan karyawan secara baik, profesional, dan berkualitas. Sehingga

kebijaksanaan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cara meningkatkan kualitas

lingkungan kerja yang baik atau yang mendukung dan akan berdampak

meningkatnya motivasi serta produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja

yang baik membuat karyawan menjadi betah yang akan mempengaruhi motivasi

karyawan untuk bekerja lebih baik secara terus menerus, akibatnya produktivitas

karyawan meningkat. Atas dasar permasalahan di atas maka yang dapat diangkat

(18)

berpengaruh pada motivasi kerja dan pada akhirnya produktivitas kerja karyawan

meningkat pada PT Djitoe Indonesian Tobacco.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul “Hubungan Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja Karyawan”. Studi kasus pada Karyawan Departemen

Produksi Khususnya pada Bagian Pelintingan Rokok PT DJITOE

INDONESIAN TOBACCO di Jalan L. U. Adi Sucipto no. 51 Surakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dan produktivitas kerja

karyawan?

2. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dan produktivitas kerja

karyawan?

3. Apakah ada hubungan lingkungan kerja dan motivasi kerja karyawan

secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan?

C. Pembatasan Masalah

Produktivitas kerja karyawan dalam lingkungan suatu perusahaan

dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas antara lain : tingkat pendidikan, tingkat penghasilan,

motivasi, keterampilan, sarana produksi, jaminan sosial, gizi dan

kesehatan, lingkungan kerja, manajemen, dan kesempatan berprestasi.

Melihat begitu banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan dan keterbatasan dana oleh penulis, maka di dalam penelitian

(19)

dan motivasi kerja karyawan bagian produksi. Aspek lingkungan kerja

yang akan penulis bahas adalah pelayanan karyawan, pelayanan kesehatan,

fasilitas kamar mandi, kondisi kerja, hubungan karyawan. Sedangkan

untuk aspek motivasi kerja yang akan penulis bahas adalah upah, latihan

kerja, promosi, penghargaan dan pengembangan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan kerja

dengan produktivitas kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan

produktivitas kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dan

motivasi kerja karyawan secara bersama-sama dengan produktivitas

kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan

dalam menentukan kebijakan yang tepat, guna meningkatkan

(20)

2. Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan bagi

para pembaca khususnya mahasiswa fakultas Ekonomi yang ingin

memperdalam ilmunya dibidang sumber daya manusia.

3. Penulis

Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah ke dalam

praktek dan menambah pengetahuan sejauh mana teori ini diterapkan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari kata bahasa Inggris management,

yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau

mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari bahasa Italia maneggio,

yang diadopsi dari bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus,

yang artinya tangan.

Apabila kita membuat suatu pembatasan atau definisi tentang

manajemen, dapatlah dikemukakan sebagai berikut, “ Berkerja dengan

orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan

fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan

kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling)”. Jadi manajemen

pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk

mencapai tujuan organisasi.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan beberapa definisi

manajemen menutut para ahli manajemen (Samsudin,2006 : 17-20) :

1. S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar, Pengertian, dan

Masalah mengemukakan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(22)

2. G.R. Terry dalam bukunya Principles of management mendefinisikan

manajemen sebagai berikut : “Management is a distinct process

consisting of planning, organizing, actuating and controlling

performed to determine and accomplish stated objectives by the use of

human being and other resources”. Artinya, manajemen adalah suatu

proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber daya lainnya.

3. Peter F. Drucker dalam bukunya Management Tasks, Responsibility

and Practies menyebutkan bahwa manajemen harus memberikan arah

pada lembaga yang dikelolanya. Ia harus memikirkan misi lembaga itu,

menetapkan sasaran-sasaran, dan mengorganisasikan sumber-sumber

daya yang ada untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan oleh lembaga

tersebut.

4. Sondang P. Siagian dalam bukunya Administrasi Pembangunan

menyebutkan, manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk

memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui

kegiatan-kegiatan orang lain.

5. Prof. Oey Liang Lee dalam bukunya Beberapa Aspek dari Personalia,

Manajemen pada Perusahaan Bumi Putera menyebutkan, manajemen

(23)

pengkoordinasian, dan pengontrolan atas human dan natural resources

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Dari definisi-definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ada yang

menyebut manajemen sebagai ilmu dan ada pula yang berpendapat

manajemen sebagai seni. Manajemen sebagai ilmu adalah suatu kumpulan

pengetahuan yang logis dan sistematis. Manajemen sebagai seni adalah

suatu kreativitas pribadi yang disertai suatu keterampilan.

Ilmu pengetahuan mengajarkan kepada orang tentang suatu

pengetahuan tertentu, sedangkan seni mendorong orang untuk

mempraktikannya. Seni dalam manajemen meliputi kemampuan untuk

memadukan suatu visi atau tujuan dengan keterampilan (skill) tertentu.

Dengan demikian, seorang manajer dapat disebut sebagai seorang ilmuwan

dan seniman. Orang yang memiliki pengetahuan luas tentang konsep dan

prinsip-prinsip manajemen belum tentu dapat melaksanakan jika tidak

menguasai seni manajemen.

Alasan diperlukan manajemen adalah sebagai berikut:

1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan pribadi, kelompok,

organisasi, atau perusahaan.

2. Manajemen dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan di antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan dari pihak-pihak

yang berkepentingan dalam organisasi atau perusahaan, seperti

pengusaha dan karyawan, kreditur dan nasabah, atau masyarakat dan

(24)

3. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan produktivitas

kerja organisasi atau perusahaan.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara etimologis Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan

penggabungan dua konsep yang secara maknawiah memiliki pengertian

yang berbeda. Kedua konsep tersebut adalah :

a. Manajemen, dan

b. Sumber Daya Manusia

Pengertian manajemen telah dipaparkan di muka, adapun langkah

berikutnya adalah menelusuri dan memahami makna sumber daya

manusia, sedang yang terakhir adalah memahami secara utuh pengertian

Manajemen Sumber Daya Manusia itu sendiri.

Menurut H. Hadari Nawawi (2000) yang dimaksudkan dengan Sumber

Daya Manusia adalah meliputi tiga pengertian

(Sulistiyani,2003 : 9-10) :

a. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang berkerja di

lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja,

pegawai atau karyawan).

b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset dan

berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam

(25)

(real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi

organisasi.

Sumber daya non manusia terdiri atas : sumberdaya alam, (natural

resources), modal, mesin, teknologi, material, dan lain-lain. Sumber daya

pernah didefinisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kemampuan

memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang ada. Perkataan

sumber daya tidak mengacu pada suatu benda atau substansi, melainkan

pada suatu fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu, seperti

memenuhi kebutuhan dan kepuasan.

Siapa pun yang mengelola organisasi akan mengolah berbagai

sumber daya untuk meraih tujuan organisasi tersebut. Sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan dapat diketegorikan atas enam tipe sumber daya

(6 M), yaitu sebagai berikut (Samsudin,2006 : 20-21) :

1) man (manusia)

2) money (uang)

3) material (fisik)

4) machine (teknologi)

5) method (metode)

6) market (pasar)

Aset terpenting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan

dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau

manusia. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merangcang dan

(26)

mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi

dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau

kompeten maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Sumber daya manusia inilah yang membuat sumber daya lainnya dapat

berjalan. Banyaknya keunggulan yang dimiliki organisasi atau perusahaan,

tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan laba usaha tanpa

adanya komunitas karyawan yang berkeahlian, kompeten, dan berdedikasi

tinggi terhadap organisasi atau perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia (human resources management)

adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai

individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Manajemen sumber

daya manusia juga menyangkut cara-cara mendesain sistem perencanaan,

penyusunan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi

karyawan, dan hubungan ketenagakerjaan.

Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia berkiblat pada

pendapat-pendapat para pakar sebagai berikut (Sulistiyani,2003 : 11-12) :

a) Moses N. Kiggundu (1989)

“Human resourcemanagement……..is the development and utilization

(27)

organizational, community, national, and international goals and

objectives.”

(Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengembangan dan

pemanfaatan pegawai dalam rangka tercapainya tujuan dan sasaran

individu, organisasi, masyarakat, bangsa dan internasional yang

efektif).

b) Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Handoko (1994)

“Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia

agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.”

c) Tulus (1992)

“Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud

untuk membantu mencapai tujuan organisasi, individu, dan

masyarakat.

Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam perspektif makro

sebagaimana dikatakan oleh Moses N. Kiggundu, merupakan pendapat

yang memiliki perspektif luas, sebaliknya Flippo lebih berorientasi pada

perspektif mikro. Kedua orientasi definisi yaitu perspektif mikro dan

makro saling berkait satu sama lain. Perbedaan antara keduanya hanyalah

(28)

makro ruang lingkupnya bisa nasional atau bahkan bersifat internasional,

maka perspektif mikro hanya menyangkut organisasi yang lebih bersifat

lokal saja.

C. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja di dalam perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan oleh para manajemen perusahaan yang akan mendirikan

pabrik atau perusahaan. Penyusunan suatu sistem produksi yang baik tidak

akan dapat dilaksanakan dengan efektif apabila tidak didukung dengan

lingkungan kerja yang memuaskan di dalam perusahaan yang

bersangkutan.

Lingkungan kerja dalam perusahaan mempunyai pengaruh

langsung terhadap para karyawan perusahaan yang bekerja dalam

perusahaan tersebut dalam melaksanakan proses produksi di dalam

perusahaan yang bersangkutan.

Hubungan antara lingkungan kerja yang baik dengan tingginya

tingkat produktivitas kerja para karyawan di dalam suatu perusahaan

memang tidak perlu untuk diragukan lagi. Lingkungan kerja yang cukup

memuaskan para karyawan perusahaan akan mendorong para karyawan

tersebut untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, sehingga pelaksanaan

proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan

baik pula.

Apabila lingkungan kerja dalam perusahaan tersebut baik, maka

(29)

baik pula sehingga luas produksi yang dilaksanakan akan dapat mendekati

dengan luas produksi yang direncanakan manajemen perusahaan yang

bersangkutan. Demikian pula dengan tingkat efisiensi dari perusahaan

yang bersangkutan, apabila efisiensi kerja para karyawan tersebut dapat

dipertanggung jawabkan, maka efisiensi kerja di dalam perusahaan secara

keseluruhan akan dapat dipertahankan di dalam tingkat yang tinggi pula.

Manajemen perusahaan yang bersangkutan hendaknya dapat

menyusun suatu perencanaan yang cukup cermat agar fasilitas yang

diberikan oleh perusahaan kepada para karyawan ini dapat benar-benar

menaikkan tingkat produktivitas kerja dan bukannya justru menurunkan

tingkat produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Perencanaan

lingkungan kerja yang baik ini akan dapat menghasilkan lingkungan kerja

yang memuaskan bagi karyawan perusahaan. Dengan tingkat

produktivitas kerja yang tinggi ini berarti perusahaan yang bersangkutan

dapat melaksanakan proses produksi di dalam perusahaan tersebut pada

tingkat yang tinggi pula.

Menurut Agus Ahyari : Lingkungan kerja sebagai suatu

lingkungan di mana karyawan tersebut bekerja dan melaksanakan tugas

sehari-hari yang meliputi pelayanan terhadap karyawan, kondisi kerja

karyawan, dan hubungan antar karyawan di dalam perusahaan yang

(30)

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup pelayanan

karyawan oleh perusahaan, kondisi kerja dan hubungan antar karyawan di

dalam perusahaan.

i. Pelayanan Karyawan oleh Perusahaan

Pelayanan terhadap karyawan oleh perusahaan ini dimaksudkan

untuk meningkatkan dan mendorong motivasi bekerja pada karyawan.

Dalam meningkatkan motivasi bekerja, perusahaan dapat memberikan

fasilitas yang ada kepada karyawan, juga untuk meningkatkan kualitas

kerja yang lebih baik. Beberapa cara pelayanan karyawan yang

ditempuh perusahaan, yakni:

a) Pelayanan Makan / Makanan

Pelayanan makanan ini akan mempunyai pengaruh yang cukup

besar bagi produktivitas kerja para karyawan perusahaan tersebut.

Dengan pelayanan yang baik oleh perusahaan, para karyawan akan

dapat bekerja dengan baik pula. Beberapa cara yang ditempuh

manajemen perusahaan untuk mengadakan pelayanan makan dan

atau makanan ini antara lain adalah:

1) Cafetaria dalam Pabrik

Penyelenggaraan cafeteria ini tidak akan

menimbulkan kerugian (meskipun keuntungan yang

diperoleh sangat sedikit karena tujuan utamanya adalah untuk

pelayanan karyawan dan bukan untuk mencari keuntungan),

(31)

pendeknya jarak yang harus ditempuh oleh para karyawan

perusahaan tersebut kalau akan makan, naiknya disiplin kerja

para karyawan dan lain sebagainya.

Besarnya cafetaria dalam pabrik ini akan tergantung

kepada beberapa faktor. Faktor terpenting dalam hal ini

antara lain yaitu jumlah karyawan yang akan memanfaatkan

fasilitas cafeteria dalam pabrik ini, jumlah giliran yang dapat

dilaksanakan untuk para karyawan tersebut dan lain

sebagainya.

2) Toko makanan dalam Pabrik

Hampir sama dengan cafeteria dalam pabrik, maka

toko makanan dalam pabrik ini akan diusahakan berfungsi

sebagai sarana pelayanan makanan untuk para karyawan

perusahaan tersebut. Perbedaan yang utama di dalam hal ini

adalah kalau cafetaria dalam pabrik ini menyediakan

makanan serta ruang makan yang cukup luas bagi para

karyawan tersebut, maka toko makanan dalam pabrik hanya

menyediakan makanan untuk para karyawan tanpa

menyediakan ruang makan yang cukup untuk para karyawan

perusahaan yang bersangkutan.

3) Kereta makan

Salah satu sarana pelayanan makanan untuk para

(32)

ini pada umumnya akan dipergunakan oleh

perusahaan-perusahaan di mana para karyawan perusahaan-perusahaan tersebut yang

karena tugasnya tidak dapat meninggalkan meja tempat tugas

tersebut, walaupun dalam waktu yang sangat pendek.

Operator komputer, operator telepon, dan sejenisnya

merupakan contoh para karyawan yang tidak dapat

meninggalkan meja tempat tugasnya walaupun dalam waktu

yang relatif singkat.

4) Mesin Pelayan otomatis

Pada umumnya mesin pelayan otomatis ini akan

ditempatkan pada lokasi yang tepat sehingga para karyawan

perusahaan yang bersangkutan tersebut akan dapat

mencapainya tanpa banyak buang waktu.

Dengan mempergunakan koin tertentu, maka mesin

ini akan memberikan pelayanan sesuai dengan yang ada pada

mesin tersebut. Mesin pelayanan otomatis ini akan dapat

melaksanakan pelayanan kepada para karyawan dengan

jumlah yang besar dalam waktu yang cepat, namun jenis

makanan yang disediakannya pada umumnya akan sangat

terbatas.

Suatu hal yang harus diingat adalah pengadaan sarana

pelayanan makan dan atau makanan ini adalah semata-mata

(33)

dari para karyawan perusahaan yang bersangkutan tersebut

dan bukannya untuk tujuan-tujuan yang lain.

Disamping pertimbangan tentang produktivitas kerja

para karyawan perusahaan tersebut, maka pertimbangan

tentang kemampuan finansial dari perusahaan yang

bersangkutan perlu pula untuk diperhatikan. Sebagaimana

diutarakan di muka bahwa tujuan utama dari pengadaan

sarana pelayanan makanan ini adalah untuk peningkatan

produktivitas kerja para karyawan, maka jangan sampai

terjadi pengadaan sarana pelayanan makanan ini justru

merusak likuiditas perusahaan tersebut.

b) Pelayanan Kesehatan

Apabila perusahaan memberikan pelayanan kesehatan yang

cukup baik kepada para karyawan perusahaan tersebut, maka

dengan kondisi kesehatan yang cukup baik para karyawan

perusahaan akan dapat bekerja dengan tingkat produktivitas yang

tinggi.

Bentuk dari peraturan tunjangan kesehatan ini akan sangat

beraneka ragam, namun pada prinsipnya mempunyai satu

persamaan, yaitu menanggung beban biaya pengobatan bagi para

karyawan perusahaan dan keluarganya sesuai dengan aturan atau

ketentuan yang berlaku di perusahaan tersebut.

(34)

Perencanaan untuk kamar mandi dan kamar kecil karyawan

perusahaan yang tidak serasi dengan layout pabrik yang ada akan

menimbulkan gangguan terhadap pelaksanaan proses produksi di

dalam perusahaan yang bersangkutan, serta merupakan gangguan

pula terhadap bangunan pabrik yang didirikan oleh perusahaan

tersebut.

Jumlah dari kamar mandi dan kamar kecil yang harus

disediakan di dalam perusahaan tersebut disamping dipengaruhi

oleh jumlah karyawan yang bekerja dalam pabrik, juga dipengaruhi

oleh proses produksi yang dilakukan di dalam pabrik tersebut.

Proses produksi yang menimbulkan kotoran yang cukup banyak

akan berbeda dengan proses produksi yang dilakukan dengan

tingkat kebersihan yang tinggi. Dengan demikian, pelaksanaan

proses produksi ini akan mempengaruhi langsung terhadap jumlah

kamar mandi yang harus ada dan disediakan dalam perusahaan

tersebut.

ii. Kondisi Kerja

Kondisi kerja ini adalah merupakan kondisi yang dapat

dipersiapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan pada

waktu pabrik akan didirikan/mulai beroperasi perusahaan tersebut.

Tujuan untuk merencanakan kondisi kerja dalam perusahaan ini juga

(35)

umumnya, yaitu terdapatnya tingkat produktivitas karyawan

perusahaan cukup tinggi di dalam perusahaan.

Beberapa macam kondisi kerja yang dapat dipersiapkan oleh

manajemen perusahaan yang bersangkutan ini adalah:

a) Penerangan

Penerangan yang dimaksudkan di sini adalah penerangan

lampu listrik atau sinar matahari yang berfungsi untuk menerangi

ruangan para pekerja disaat bekerja.

b) Suhu Udara

Pertukaran udara yang cukup, terutama di dalam ruang

kerja sangat diperlukan, apalagi di dalam ruangan kerja yang penuh

dengan para pekerja. Pertukaran udara yang cukup akan

menyebabkan kesegaran fisik bagi para pekerja, sebaliknya

pertukaran udara yang kurang mudah menimbulkan kelelahan para

pekerja.

c) Suara Bising

Di dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu

perusahaan, maka pada umumnya akan terdapat suara bising dari

mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan di dalam

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu penanggulangan

terhadap suara bising ini sebenarnya sangat perlu untuk

dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan

(36)

perusahaaan pada khususnya, serta perencanaan lingkungan pada

umumnya.

Tujuan utama pengaturan dan pengendalian suara bising di

dalam ruang kerja para karyawan perusahaan tersebut adalah untuk

menjaga kepekaan pendengaran para karyawan perusahaan yang

bersangkutan. Dengan adanya pengendalian suara serta pengaturan

suara yang memadai di dalam perusahaan tersebut, adalah masih

tetap dalam kondisi yang normal, atau apabila mengalami

penurunan, maka penurunan tersebut merupakan penurunan

kepekaan pendengaran yang tidak berarti.

d) Ruang Gerak yang Diperlukan

Terlalu sempit ruang gerak yang disediakan oleh

perusahaan untuk para karyawan tersebut, akan dapat

mengakibatkan para karyawan perusahaan ini tidak dapat bekerja

dengan baik sehingga produktivitas kerja dari para karyawan

perusahaan tersebut akan menjadi rendah. Namun demikian ruang

gerak yang terlalu besar bagi para karyawan tersebut bukannya

akan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang

bersangkutan, melainkan justru akan menurunkannya.

e) Keamanan Kerja

Keamanan kerja adalah kondisi di mana seseorang merasa

(37)

Persyaratan agar pekerja mempunyai rasa aman dalam

pekerjaannya adalah suasana kerja tanpa ancaman, tidak dipecat

semena-mena tanpa alasan yang tepat.

Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab terhadap

turunnya tingkat keamanan kerja yang harus diperhatikan oleh

manajemen perusahaan yang bersangkutan ini antara lain adalah:

1) Tempat kerja para karyawan tersebut merupakan daerah

berbahaya.

2) Tidak tersedianya alat pemadam kebakaran di dalam jumlah

yang memadai.

3) Jumlah ventilasi yang tidak memadai, sehingga pertukaran

udara di dalam ruang kerja para karyawan perusahaan tersebut

tidak dapat terlaksana dengan baik.

4) Pemasangan tanda-tanda bahaya di dalam perusahaan yang

tidak mudah terlihat oleh para karyawan perusahaan dan orang

lain yang melewati daerah itu.

5) Tidak cukupnya jalan keluar masuk dari masing-masing bagian

di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut, terutama pada

saat-saat bahaya.

iii. Hubungan Antar Karyawan

Adalah hubungan kerja sama dan saling membantu dalam

(38)

formal kedinasan, tetapi juga tidak kalah pentingnya hubungan batin

yang bersifat nonformal. Hubungan kerja seperti ini akan memegang

peranan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis

antar karyawan, sehingga mereka dapat merasa satu keluarga dalam

melaksanakan pekerjaan. Bila tumbuh masalah mengenai penyelesaian

pekerjaan misalnya, maka dalam kondisi kerja yang baik seperti ini

semua problema atau masalah tentu akan lebih mudah diselesaikan

atau dipecahkan secara kekeluargaan. (menurut Gouzali Saydam,2005:

423)

Lingkungan kerja psikis dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

a) Hubungan Pekerja dengan Pemimpin (kegiatan supervisi)

Hubungan yang terjalin baik para pekerja dengan pemimpin

di dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Hubungan yang terjalin baik tersebut berarti mengindikasikan

adanya saling pengertian dan saling menghormati antara kedua

belah pihak. Apabila hubungan antara bawahan dan atasan terjalin

dengan baik maka akan mempengaruhi produktivitas kerja.

b) Hubungan dengan Rekan Kerja (sosialisasi)

Hubungan dengan rekan kerja merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas para

(39)

akan merasa puas karena dapat bekerja dengan tenang dalam

suasana yang saling mendukung sehingga pekerjaan akan lebih

ringan dan lebih cepat selesai.

c) Keamanan Kerja

Keamanan kerja adalah kondisi di mana seseorang merasa

aman, tenang dan tanpa kuatir dalam menjalankan pekerjaannya.

Persyaratan agar pekerja mempunyai rasa aman dalam

pekerjaannya adalah suasana kerja tanpa ancaman, tidak dipecat

semena-mena tanpa alasan yang tepat.

d) Kecocokan Pekerja dengan Pekerjaannya

Kecocokan pekerja dengan pekerjaannya merupakan salah

satu faktor yang penting dalam usaha membangkitkan semangat

dan kegairahan kerja. Oleh karena itu pemimpin perusahaan

diharapkan dapat menempatkan pekerja sesuai dengan keahlian

dan keterampilannya. Hal ini dapat diartikan dengan menempatkan

seseorang pada keahlian yang tepat, di dalam tempat kerja yang

tepat, sehinggga dapat menghasilkan produk pada waktu yang tepat

dan diharapkan produktivitasnya tinggi karena sesuai dengan

keahliannya atau keterampilannya.

D. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi (Manullang,2001 : 193-194)

(40)

Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif

bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau

bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan

efisien dan ekonomis.

ii. Menurut George R Terry

Motivasi adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk bertindak sesuatu.

iii. Menurut Sarwoto

Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak)

bekerja kepada bawahan sedimikian rupa sehingga mau bekerja

dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien.

iv. Menurut Winardi

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang

individu yang merangsangnya untuk melakukan

tindakan-tindakan.

v. Menurut Moekijat

Motivasi adalah sebagai pengaruh terhadap tingkah laku

dan apabila kita menerima faham bagian yang tersebar daripada

pengaruh terhadap tingkah laku manusia ini adalah pada

kebutuhan dasar.

b. Teori Motivasi

Teori motivasi menurut para ahli yang dijadikan acuan para

(41)

a. Teori Mc GREGOR

Menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat

manajemen yang mungkin diterapkan dalam perusahaan.

Masing-masing pendekatan itu mendasarkan diri pada serangkaian asumsi

mengenai sifat manusia yang dinamai Teori X dan Teori Y

(Manullang, 2001 : 170-172).

1) Asumsi Teori X mengenai manusia:

a) Pada umumnya manusia tidak senang bekerja

b) Pada umumnya manusia tidak senang berambisi, tidak ingin

tanggung jawab dan lebih suka diarahkan.

c) Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan

sering harus dipaksa untuk memperoleh tujuan-tujuan

organisasi

d) Motivasi hanya berlaku sampai tingkat lower order needs

2) Asumsi Teori Y mengenai manusia:

a) Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan

b) Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai

tujuan organisasi

c) Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan memberi prestasi

pada pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik (pada

perkerjaan yang memotiver dengan baik)

d) Motivasi tidak saja mengenai lower needs tetapi pula

(42)

Douglas Mc Gregor, menginginkan agar para manajer

menerapkan Teori Y dalam perusahaan. Bila para manajer

menerapkan teori Y di dalam perusahaan maka orang-orang di

dalam organisasi akan didorong untuk berkembang dan

orang-orang dapat menggunakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan

dan imajinasi mereka untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Dengan kata lain yang harus dikerjakan manajer adalah

menerapkan prinsip integrasi, yaitu mengatur segala sesuatunya

sedemikian rupa sehingga manajer dan bawahannya dapat bekerja

sama untuk kepentingan berhasilnya perusahaan.

Dari rancangan Teori X, manusia adalah salah satu di antara

unsur-unsur produksi selain uang, material serta peralatan, yang

kesemuanya harus dikendalikan oleh manajemen. Manusia adalah

sejenis makhluk hedomistik dan cenderung kepada kesenangan,

tidak senang berkerja dan akan menghindari kerja jika dapat.

Karena kebenciannya terhadap kerja, sebagian besar dari

orang-orang harus dipaksa dan diancam dengan hukuman agar

membuatnya mengarahkan upaya untuk mencukupi dan

mewujudkan tujuan-tujuan organisasi.

Teori Y Mc Gregor, seperti Teori X, dimulai dengan asumsi

bahwa manajemen bertanggung jawab atas pengorganisasian

unsur-unsur produksi, yaitu uang, bahan-bahan, peralatan dan

(43)

mengemukakan, motivasi, potensi untuk berkembang, kapasitas

untuk memikul tanggung jawab dan kesediaan untuk mengarahkan

perilaku ke arah perwujudan tujuan-tujuan organisasi, kesemuanya

terdapat di dalam diri individu, tetapi menjadi tanggung jawab

manajemen di dalam pengembangannya. Tugas mutlak manajemen

adalah mengatur kondisi-kondisi organisasi metode-metode operasi

agar karyawan dapat mencapai tujuan-tujuannya sendiri dengan

mengarahkan upaya-upayanya sendiri ke arah organisasi.

b. Teori A.H. MASLOW

Menyatakan ada suatu hirarki kebutuhan setiap orang.

Setiap orang memberikan prioritas kepada sesuatu kebutuhan

sampai kebutuhan itu dapat terpenuhi, maka yang kedua akan

memegang peranan, demikian seterusnya, menurut urutannya.

Hirarki kebutuhan manusia, menurut A. H. Maslow adalah

sebagai berikut (Manullang,2001 : 173-174):

1) Physiological Needs – kebutuhan badaniah, meliputi sandang,

pangan dan pemuasan seksual.

2) Safety Needs – kebutuhan akan keamanan, meliputi baik

kebutuhan akan keamanan jiwa maupun kebutuhan akan

keamanan harta.

3) Social Needs – kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan

(44)

dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi dan

kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense or participation).

4) Esteem Needs – kebutuhan akan penghargaan berupa

kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain

terhadap kita.

5) Self Actualization Needs – kebutuhan akan kepuasan diri yaitu

kebutuhan untuk mewujudkan diri “yaitu kebutuhan mengenai

nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan”.

Maslow berpendapat bahwa tingkah laku atau tindakan

masing-masing individu pada suatu saat tertentu, biasanya

ditentukan oleh kebutuhannya yang mendesak. Oleh karena itu

setiap manajer yang ingin memotiver bawahannya perlu

memahami hirarki daripada kebutuhan-kebutuhan manusia.

c. Teori Mc CLELLAND (Sulistiyani,2003 : 194)

Teori kebutuhan Mc Clelland menyebutkan ada 3 motivasi

yang paling menentukan tingkah laku manusia, terutama

berhubungan dengan situasi pegawai serta gaya hidup, yaitu :

1) Achievement Motivation, motif yang mendorong serta

menggerakkan seseorang untuk berprestasi dengan selalu

(45)

2) Affiliation Motivation, motif yang menyebabkan seseorang

mempunyai keinginan untuk berada bersama-sama dengan

orang lain, mempunyai hubungan afeksi yang hangat dengan

orang lain, atau selalu bergabung dengan kelompok

bersama-sama orang lain.

3) Power Motivation, motif yang mendorong seseorang untuk

bertingkah laku sedemikian rupa sehingga mampu memberi

pengaruh kepada orang lain.

Teori Mc Clelland menyimpulkan bahwa individu-individu

yang memfokuskan pencapaian tujuan/sukses berbeda dari mereka

yang fokusnya menghindari kegagalan. Kebutuhan berprestasi

berkolerasi dengan kebutuhan akan status atau kekayaan, terutama

mereka yang terlibat kelompok kerja yang berpenghasilan tinggi.

Tingkah laku yang diasosiasikan dengan kebutuhan akan pencapaian

prestasi, afiliasi dan kekuasaan adalah instrumen dalam kinerja

individu. Untuk itu pimpinan harus berusaha untuk mendapat

pengertian akan kebutuhan-kebutuhan ini.

3. Jenis-jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi yang mempengaruhi seseorang yaitu:

a. Motivasi Positif

Proses untuk mempengaruhi seseorang agar menjalankan

(46)

untuk mendapatkan hadiah yang dapat berwujud uang tambahan,

penghargaan dan lain sebagainya.

Pada umumnya bisa dikatakan bahwa pemberian motivasi

positif akan menimbulkan semangat. Dalam motivasi positif

dapat dilakukan dengan cara :

1) Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Memberikan penghargaan terhadap para karyawan yang

dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan baik.

2) Uang

Pengguna uang sebagai alat motivasi sangat berguna

terutama untuk memuaskan kebutuhan fisiologis.

3) Persaingan

Persaingan dapat memberikan manfaat dengan memberikan

motivasi. Namun persaingan di sini dimaksudkan adalah

persaingan yang jujur.

4) Kebanggaan

Rasa bangga pada karyawan akan muncul bila mampu

menyelesaikan suatu pekerjaan, dan kebanggaan itu dapat

dijadikan alat motivasi yang bermanfaat.

5) Partisipasi

Dengan menjalankan partisipasi akan memperoleh manfaat,

(47)

b. Motivasi Negatif

Proses mempengaruhi seseorang agar mau melakukan

sesuatu yang diinginkan tetapi teknik dasar yang digunakan

adalah dengan memaksa.

E. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas

Produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses produksi

dalam periode tertentu. Input terdiri atas manajemen, tenaga kerja,

biaya produksi, peralatan, serta waktu. Output meliputi produksi,

produk penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan produk.

Dalam perspektif normatif , pengertian produktivitas adalah kalau hari

ini karyawan lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik

daripada sekarang.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

i. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja rendah pada

tingkat makro yang perlu diketahui seorang manajer meliputi

hal-hal berikut:

1) Kondisi Perekonomian

Tingkat pajak yang tinggi, tabungan dan investasi yang

(48)

fluktuasi ekonomi, harga energi tinggi, serta keterbatasan bahan

baku.

2) Kondisi Industri

Kurangnya riset dan pengembangannya serta regulasi

antimonopoli berlebihan.

3) Regulasi Pemerintah

Birokrasi panjang, pemborosan pemerintah, dan tingkat

korupsi tinggi.

4) Karakteristik Angkatan kerja

Standar pendidikan rendah, tingkat melek huruf rendah, dan

etos kerja rendah.

ii. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yang rendah

pada tingkat mikro meliputi hal-hal berikut:

1) Organisasi

Pabrik-pabrik tua, mesin-mesin tua, kekurangan alat

produksi, riset dan pengembangan kurang.

2) Manajemen

Kurang perhatian terhadap mutu, kelebihan staf pegawai,

kurang perhatian terhadap faktor-faktor manusia perhatian

terhadap isu legal yang berlebihan, kurangnya perhatian pada

persoalan merger, kurangnya terhadap pelatihan dan

pengembangan, dan gaji eksekutif berlebihan sementara gaji

(49)

3) Karyawan

Lebih senang dengan waktu santai, tidak bangga terhadap

pekerjaan, pengalaman kerja kurang, etos kerja kurang,

rendahnya pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap dan

perilaku, kondisi kesehatan kurang, serta kemampuan

berkomunikasi juga kurang.

c. Usaha-usaha Peningkatan Produktivitas

Peran serta tenaga kerja di sini adalah menjadi sumber daya yang

efisien dan efektif. Berdasarkan hal tersebut di atas, pada dasarnya

produktivitas karyawan dapat dikelompokkan dalam empat hal, yaitu:

i. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah

produksi yang sama.

ii. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh

jumlah produksi yang lebih besar.

iii. Pengurangan jumlah sumber daya sekedarnya untuk memperoleh

jumlah produksi yang lebih besar.

iv. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk

memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.

Namun produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk

mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya, melainkan juga kualitas

kerja juga diperhatikan. Kualitas kerja di sini dipengaruhi seperti

tingkat pendidikan, motivasi kerja, disiplin kerja, dan lain-lain.

(50)

Menurut Uma Sekaran (Business Research), mengemukakan bahwa

kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penting (Sugiono,2001;47).

Maka untuk mengetahui hubungan antara variabel yang akan diteliti,

(51)

Gambar II. 1 : Kerangka pemikiran teoritis

Dari kerangka pemikiran teoritis di atas produktivitas dipengaruhi oleh

motivasi kerja dan lingkungan kerja. Di mana motivasi mempunyai unsur

penggerak yang terdiri atas: prestasi, penghargaan, tantangan, kesempatan,

Pelayanan Karyawan

Pelayanan Makanan  Cafetaria dalam

Pabrik

 Snack Bar dalam Pabrik Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kamar Mandi Cara Penyampaian Melalui Kekerasan Melalui Bujukan Melalui Identifikasi Hubungan Pekerja  Dengan Pemimpin  Dengan Pekerja Lain  Pekerjaan Kondisi Kerja  Penerangan  Suhu Udara  Suara Bising  Ruang Gerak

yang Diperlukan  Keamanan Kerja

Unsur Penggerak  Prestasi  Penghargaan  Tantangan  Kesempatan  Tanggung Jawab  Pengembangan  Upah  Promosi

Lingkungan

Kerja

Motivasi

Kerja

Produktivitas Kerja

Karyawan

LINGKUNGAN KERJA FISIK

LINGKUNGAN KERJA NON

(52)

tanggung jawab, pengembangan, upah, dan promosi. Selain itu motivasi juga

dipengaruhi oleh cara penyampaiannya, yakni dengan kekerasan, bujukan

dan identifikasi.

Produktivitas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja, hal-hal

yang mempengaruhi antara lain dari segi pelayanan karyawan, kondisi kerja

dan hubungan antar pekerjaan.

G. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang penelitian, rumusan masalah dan

landasan teori di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan

sebagai berikut:

1. Hipotesis Masalah Pertama

Ada hubungan antara lingkungan kerja dengan produktivitas

kerja karyawan.

2. Hipotesis Masalah Kedua

Ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas

kerja karyawan.

3. Hipotesis Masalah Ketiga

Ada hubungan antara lingkungan kerja dan motivasi kerja

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu

objek tertentu yang akan diteliti. Kesimpulan yang dapat diambil di dalam

studi kasus ini hanya berlaku pada objek yang diteliti saja, tidak berlaku

untuk kasus-kasus lain. Studi kasus pada karyawan Departemen Produksi

Khususnya pada Bagian Pelintingan Rokok PT DJITOE INDONESIAN

TOBACCO COY di Jalan Adi Sucipto no.51 Surakarta.

G. Subjek dan Objek Penelitian

i. Subjek Penelitian pada Departemen Produksi Khususnya pada

Bagian Pelintingan Rokok.

ii. Objek Penelitian yang akan diteliti adalah lingkungan kerja, motivasi

kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan.

H. Waktu dan Lokasi Penelitian

i. Tempat Penelitian : dilakukan pada PT DJITOE

INDONESIAN TOBACCO COY, di Jalan L.U Adi Sucipto no.51

Surakarta

ii. Waktu penelitian : Juni sampai dengan Juli 2009

(54)

I. Variable Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis koefisien

korelasi. Analis korelasi mempuyai manfaat untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan

skala tertentu. Karena di dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah

variabel bebas dan variabel tergantung, maka penulis dalam perhitungan

mengunakan simbol-simbol untuk menandai setiap variabel yang diteliti.

Variabel yang diteliti yakni:

1) Lingkungan Kerja ( X1) 2) Motivasi Kerja (X2)

3) Produktivitas Kerja (

y

)

J. Definisi Operasional

a. Produktivitas Kerja

Adalah perbandingan jumlah yang dihasilkan dengan peran serta

tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Pengukuran produktivitas

kerja karyawan ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

b. Lingkungan Kerja

Adalah lingkungan di mana karyawan tersebut bekerja yang

terdiri atas pelayanan karyawan oleh perusahaan, kondisi kerja, dan

hubungan antar karyawan dalam perusahaan. Pengukuran lingkungan

(55)

c. Motivasi Kerja

Adalah dorongan yang timbul dari dalam individu yang dapat

menimbulkan semangat atau dorongan untuk melakukan suatu

pekerjaan atau kegiatan. Pengukuran motivasi kerja ini dilakukan

dengan menggunakan kuesioner.

d. Cafetaria dalam Pabrik

Adalah warung makanan/minuman yang ada di dalam pabrik yang

memiliki ruang yang luas untuk ruang makan para karyawan.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

e. Snack Bar dalam Pabrik

Adalah warung makanan/minuman yang ada di dalam pabrik

yang tidak menyediakan ruangan yang cukup untuk ruang makan

karyawan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

f. Pelayanan Kesehatan

Penyediaan fasilitas-fasilitas pengobatan dan pemeriksaan

kesehatan bagi karyawan. Pengukurannya dilakukan dengan

menggunakan kuesioner.

g. Fasilitas Kamar Mandi

Adalah fasilitas yang disediakan perusahaan untuk memudahkan

karyawan dalam hal buang air kecil, buang air besar, dan

membersihkan diri setelah selesai bekerja. Pengukurannya dilakukan

(56)

h. Penerangan

adalah sumber pencahayaan yang mendukung proses produksi

yang ada dalam ruangan yang berupa lampu ataupun sinar matahari

yang masuk dalam ruangan tersebut. Pengukurannya dilakukan dengan

menggunakan kuesioner.

i. Suhu Udara

Adalah tinggi rendahnya tekanan udara yang terdapat di ruang

kerja karyawan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan

kuesioner.

j. Suara Bising

Adalah suara-suara yang tidak dikehendaki oleh para karyawan,

misalnya suara bising dari mesin dan peralatan produksi yang

digunakan di dalam perusahaan. Untuk pengukurannya dilakukan

dengan menggunakan kuesioner.

k. Ruang Gerak yang diperlukan

Adalah kondisi tempat/ruang kerja karyawan yang memudahkan

karyawan dapat bekerja dengan baik (luas ruang kerja sesuai dengan

kebutuhan karyawan). Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan

kuesioner.

l. Hubungan Karyawan

Adalah komunikasi dan interaksi yang terjalin antara karyawan

dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan karyawan dengan

(57)

produktivitas kerja karyawan. Pengukurannya dilakukan dengan

menggunakan kuesioner.

m. Pengembangan

adalah perbaikan efektivitas dan efisiensi kerja mereka dalam

melaksanakan dan mencapai sasaran program-program kerja yang

telah ditetapkan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan

kuesioner.

n. Latihan

adalah penguasaan berbagai keterampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat (pendek).

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

o. Promosi

adalah perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang

mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

p. Upah

adalah pemberian kompensasi yang bersifat finansial dan

merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada, bagi

karyawan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

q. Keamanan Kerja

Adalah keadaan karyawan yang bebas dari rasa takut dan bebas

dari segala kemungkinan kecelakaan kerja. Pengukurannya dilakukan

(58)

r. Penghargaan

Adalah pemberian kompensasi yang bersifat finansial atau

bukan finansial karena telah memenuhi target yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan

kuesioner.

K. Populasi dan Sampel Penelitian

i. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti

(Sugiyono,2001:72). Adapun yang menjadi populasi adalah seluruh

karyawan pada Departemen Produksi khususnya pada bagian

Pelintingan Rokok PT DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY,

yang berjumlah 106 orang.

ii. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi (Sugiyono,2001:73).

Sampel yang diambil sebanyak 84 orang dari seluruh karyawan pada

Departemen Produksi khususnya pada bagian Pelintingan Rokok PT

DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY.

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi digunakan rumus

Slovin sebagai berikut (Prasetyo,2008 : 137-138) :

2

1 Ne

N n

Keterangan :

(59)

2 05 , 0 . 106 1 106 n 0025 , 0 . 106 1 106 n 265 , 0 1 106 n 265 , 1 106 n 7944664 , 83

n dibulatkan menjadi n 84

Kemudian total sampel sebanyak 84 orang dibagi menjadi 3 yang

disesuaikan dengan banyaknya karyawan per bagian dengan

mengurutkan nama-nama karyawan (karyawan dibagi menjadi 3

bagian karena di perusahaan tersebut bagian linting dibagi menjadi 3

bagian: linting A, B, dan C tetapi pada dasarnya tugas dan perannya

sama). Maka didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Karyawan Bagian A : 84 106

35

X = 27,736 = 28 orang

b. Karyawan Bagian B : 84

106 38

X = 30,113 = 30 orang

c. Karyawan Bagian C : 84 106

33

X = 26,151 = 26 orang

L. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

(60)

menghadapi populasi yang diketahui jumlahnya dan ada daftar nama

anggota populasi. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah

metode simple random sampling yakni penentuan sampel secara acak

sederhana (undian).

M. Teknik Pengumpulan Data

i. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk

memperoleh data yang diperlukan. Wawancara berpedoman pada

data-data yang berkaitan dengan lingkungan kerja, motivasi kerja dan

produktivitas kerja dan data-data lainnya yang berhubungan dengan

ketiga di atas.

ii. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subjek penelitian dengan

maksud untuk memperoleh data tentang lingkungan kerja, motivasi

kerja dan produktivitas kerja.

N. Teknik Pengujian Instrumen

i. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian

(61)

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurannya.

Indikator kalau data sudah valid yakni instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan

terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk mengukur

validitas kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan

korelasi product moment (Sugiyono,2001: 125).

di mana :

2 2 2 2 . . . . . Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

x

= Nilai jawaban masing-masing nomor dari responden

y= Total butir dari jawaban responden

n

= Jumlah sample

ii. Uji Reliabilitas

Uji keandalan atau reliabilitas yaitu tingkat kestabilan dari

penggunaan teknik belah dua dengan mengembangkan item-item

kuesioner menjadi dua kelompok (Sugiyono,2001 : 126). Indikator

kalau data sudah reliabel yakni instrumen yang bila digunakan

beberapa kali (dalam waktu yang berbeda) untuk mengukur objek

(62)

Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik belah dua,

yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi dua belah antara

kelompok item bernomor genap dengan kelompok item bernomor

ganjil. Rumus untuk menghitung reliabilitas kuesioner adalah dengan

menggunakan rumus (Sugiyono,2001 : 126) :

xy xy gg

r

r

r

1

2

di mana: gg

r

= Reliabilitas instrumen yang dicari

xy

r

= Koefisien korelasi antara belahan X dengan belahan Y

O. Teknik Analisis Data

i. Untuk Menguji Hipotesis Masalah Pertama dan Kedua

Hipotesis Masalah Pertama :

“Ada hubungan antara lingkungan kerja dengan

produktivitas kerja karyawan”

Hipotesis Masalah Kedua :

“Ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas

kerja karyawan”

Penulis menggunakan metode koefisien korelasi produk

moment, rumusnya sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 182) :

2 2 2 1 2 1 1 1 . . . . . 1 Y Y n X X n Y X Y X n rxy

(63)

r

=Koefisien korelasi antara lingkungan kerja dengan

produktivitas kerja karyawan

=Koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan produktivitas

kerja karyawan

1

x = lingkungan kerja

2

x = motivasi kerja

y

= produktivitas kerja karyawan

n

= Jumlah sampel

Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari 0 hingga 1.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Tabel III.1 : Kriteria koefisien korelasi (Sumber : Sugiy

Gambar

Gambar II. 1 : Kerangka pemikiran teoritis
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi PT Djitoe ITC  (sumber : Personalia PT Djitoe ITC)
Gambar IV. 2 Contoh kertas Sigaret untuk melinting  (sumber: Bagian Produksi PT Djitoe ITC)
Gambar IV. 4 Contoh kertas plat segel slop dan plat bos  (sumber: Bagian Produksi PT Djitoe ITC)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gagasan memekarkan Cianjur Selatan menjadi Daerah Otonom Baru merupakan isu yang tidak pernah padam dalam beberapa tahun terakhir. Muncul berbagai argumentasi

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persegi dan persegi panjang dalam pembelajaran

2013 ” Pengolahan Limbah Cair Batik menggunakan Metode Saringan Pasir dengan Media Pasir Silika, Zeolite, Kerikil, dan Arang Ampas Tebu”.. Industri batik di kota Solo

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa melalui penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis dekripsi pada

Diperlukan pemahaman guru pengajar di kelas bahwa anak tuna laras dapat memahami bahasa reseptif di kelas tetapi mengalami kesulitan untuk mengungkapkan dengan bahasa

Untuk membuat sistem penjualan yang terkomputerisasi menggunakan teori perancangan sistem informasi yaitu dengan menggunakan Diagram Konteks, Diagram Zero, ERD, dan Normalisasi

Pada penulisan ini metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data dan analisa dengan menggunakan dua metode penelitian, yaitu metode keperpustakaan dan metode

Membahas mengenai masalah-masalah kerusakan yang umumnya terjadi pada motor vespa dan memberikan solusi dan jawaban mengenai penyakit tersebut dengan menggunakan Microsoft Visual