KORELASI A
I ANTARA BODY MASS INDEX (BMI), LIN ASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL (
INFOLD THICKNESS TERHADAP TEKAN
AF WANITA UNIVERSITAS SANATA DH YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KORELA
ASI ANTARA BODY MASS INDEX (BMI), NG, RASIO LINGKAR PINGGANG-PANG
ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TER
NAN DARAH PADA STAF WANITA UNIV SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
KORELASI ANTARA BODY MASS INDEX (BMI), LINGKAR PINGGANG, RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL (RLPP),
DAN ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TERHADAP TEKANAN DARAH PADA STAF WANITA UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA Oleh :
Prisma Andini Mukti NIM : 088114035
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Pada Tanggal : 28 November 2011
Universitas Sanata Dharma Dekan
Ipang Djunarko, M. Si., Apt.
Panitia Penguji Tanda Tangan
1. dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK. ………
2. Phebe Hendra, M. Si., Ph. D., Apt. ………
iv
Kupersembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Esa atas hikmah, kekuatan, perlindungan, dan keajaiban yang telah diberikan Mama dan Papa, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku Adik-adik, Kawan-kawan dan Almamaterku “It is impossible to live without
failing at something, unless you live so cautiously that you might as well not have lived at all in which case, you fail by default.”
― J.K. Rowling
! "
# $
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Antara Body Mass Index (BMI), Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
(RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Tekanan Darah pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2. dr. Fenty, M.Kes, Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik atas segala kesabaran, bimbingan, motivasi, dan jerih payah yang tidak terhingga.
3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.
viii
6. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan tempat serta perlengkapan pelaksanaan penelitian.
7. Staf wanita Universitas Sanata Dharma yang telah berpartisipasi dalam penelitian.
8. Mama dan Papa yang senantiasa memberikan kasih sayang tiada batas, dukungan, semangat, motivasi, dan kekuatan sehingga penulis masih dapat berdiri dan menghadapi apapun hingga saat ini. Segala hal baik dan kekuatan lebih yang dimiliki penulis karena mereka. Lagu How Do I Live tetap milik beliau berdua, selamanya.
9. Topan Fajar Pamungkas, seorang adik yang sempurna, yang rela mengorbankan apapun demi penulis meskipun penulis tidak mampu melakukan hal sebaliknya.
10.Agatha Novita Ika, Marcella Pradita, Natalia Endah Utami, Fransischa Soembarwati, Pika, Desi Natalia, Sisca Devi, Fatrisia Vivi, Caroline Ester Da’at, dan Garry Ranteta yang merupakan rekan penulis dalam penelitian ini yang telah bersama sama dalam suka dan duka menyelesaikan penelitian. 11.Rini Andriyani, Grams, Aunt, Mal, Pipin Gina Vinrensia, Ida Wilfrida, Mami
Prima, Papi Adit, dan kawan-kawan sekelas serta se-kos yang senantiasa berdiri di samping penulis dengan penuh dukungan dan keceriaan sehingga mampu mengubah dunia menjadi sangat berwarna sejak awal mula penulis menginjakkan kaki di Yogyakarta. Sungguh menyenangkan dan penulis merasa terhormat memiliki mereka dalam sejenak fase kehidupan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12.Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kehidupan penulis akan samasekali berbeda tanpa mereka semua.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini mampu menyumbangkan bantuan kepada ilmu pengetahuan.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
PRAKATA ... vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Pembuatan inform concern, leaflet, dan
data calon subyek penelitian ... 27
4. Validitas dan Reliabilitas Instrimen Penelitian ... 28
5. Pengukuran Parameter ... 29
B. Komparatif Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul, dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 42 1. Komparatif Body Mass Index <23kg/m2 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Body Mass Index ≥23kg/m2 terhadap Tekanan
Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 43 2. Komparatif Lingkar Pinggang ≤80cm dan
Lingkar Pinggang >80cm terhadap Tekanan
Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 47 3. Komparatif Rasio Lingkar Pinggang-Panggul <0,85
Dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ≥0,85 terhadap
Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 52 4. Komparatif Abdominal Skinfold Thickness <14,50mm
dan Abdominal Skinfold Thickness ≥14,50mm terhadap
Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 56 C. Korelasi antara Body Mass Index, Lingkar Pinggang,
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul, dan
Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah ... 60
1. Korelasi antara Body Mass Index terhadap
Tekanan Darah Sistolik ... 61 2. Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap
Tekanan Darah Sistolik ... 63 3. Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap
Tekanan Darah Sistolik ... 64 4. Korelasi antara Abdominal Skinfold Thickness terhadap
xiv
Tekanan Darah Diastolik ... 68
6. Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap Tekanan Darah Diastolik ... 69
7. Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah Diastolik ... 71
8. Korelasi antara Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah Diastolik ... 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ... 83
BIOGRAFI PENULIS ... 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa
Menurut JNC VII ... 12
Tabel II Klasifikasi BMI oleh WHO terhadap Golongan Orang Dewasa Kaukasia dan Asia ... 15
Tabel III WHO Cut-off Point Lingkar Pinggang dan Risiko Komplikasi Metabolik ... 15
Tabel IV Nilai Lingkar Pinggang berdasar Etnis ... 16
Tabel V Kriteria Sindrom Metabolik ... 16
Tabel VI Nilai Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi ... 31
Tabel VII Profil Karakteristik Responden ... 34
Tabel VIII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 ... 43
Tabel IX Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 ... 35
Tabel X Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Lingkar Pinggang ≤80cm dan Lingkar Pinggang >80cm ... 48
Tabel X1 Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Lingkar Pinggang ≤80cm dan Lingkar Pinggang >80cm ... 50
xvi
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul <0,85 dan
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ≥0,85 ... 55 Tabel XIV Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada
Abdominal Skinfold Thickness <14,50mm dan
Abdominal Skinfold Thickness ≥14,50mm ... 57 Tabel XV Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada
Abdominal Skinfold Thickness <14,50mm dan
Abdominal Skinfold Thickness ≥14,50mm ... 59 Tabel XVI Tabel Korelasi Pengukuran Antropometri
Dengan Tekanan Darah ... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ... 17
Gambar 2 Skinfold Caliper ... 18
Gambar 3 Skema Responden ... 30
Gambar 4 Histrogram Distribusi Usia ... 35
Gambar 5 Histrogram Distribusi BMI ... 36
Gambar 6 Histrogram Distribusi Lingkar Pinggang ... 37
Gambar 7 Histrogram Distribusi Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ... 38
Gambar 8 Histrogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness ... 39
Gambar 9 Histrogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik ... 40
Gambar 10 Histrogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik... 41
Gambar 11 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 ... 43
Gambar 12 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 ... 45
Gambar 13 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Lingkar Pinggang ≤80cm dan Lingkar Pinggang >80cm ... 47
xviii
Gambar 15 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Rasio Lingkar Pinggang-Panggul <0,85 dan
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ≥0,85 ... 52 Gambar 16 Gambar 14 . Histogram Perbandingan Tekanan Darah Diastolik
pada Lingkar Pinggang ≤80cm dan
Lingkar Pinggang >80cm ... 54 Gambar 17 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik
pada Abdominal Skinfold Thickness <14,50mm
dan Abdominal Skinfold Thickness ≥14,50mm ... 56 Gambar 18 Histogram Perbandingan Tekanan Darah Diastolik
pada Abdominal Skinfold Thickness <14,50mm
dan Abdominal Skinfold Thickness ≥14,50mm ... 58 Gambar 19 Grafik Korelasi antara BMI dengan
Tekanan Darah Sistolik ... 62 Gambar 20 Grafik Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah Sistolik ... 64 Gambar 21 Grafik Korelasi antara RLPP dengan
Tekanan Darah Sistolik ... 66 Gambar 22 Grafik Korelasi antara Abdominal Skinfold Thickness
dengan Tekanan Darah Sistolik ... 67 Gambar 23 Grafik Korelasi antara BMI dengan
Tekanan Darah Diastolik... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 24 Grafik Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah Diastolik... 70 Gambar 25 Grafik Korelasi antara RLPP dengan
Tekanan Darah Diastolik... 72 Gambar 26 Grafik Korelasi antara Abdominal Skinfold Thickness
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ethical Clearence ... 84
Lampiran 2 Informed Consent ... 85
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 86
Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 87
Lampiran 5 Surat Permohonan Perubahan Jadwal Acara... 88
Lampiran 6 Leaflet ... 89
Lampiran 7 Blanko Pencatatan ... 91
Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 92
Lampiran 9 Foto Pita Pengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ... 93
Lampiran 10 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 94
Lampiran 11 Foto Skinfold Caliper ... 95
Lampiran 12 Foto Sphygmomanometer ... 96
Lampiran 12 Data Validasi Alat ... 97
Lampiran 12 Data Statistik ... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
INTISARI
Antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Pengukuran yang dilakukan kepada responden yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, dan abdominal skinfold thickness untuk mengetahui jumlah jaringan adiposa yang dapat dijadikan prediktor peningkatan tekanan darah. Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer.
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi adanya korelasi antara pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada staf wanita di Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara potong lintang. Teknik sampling penelitian adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dan dilanjutkan dengan analisis Spearman. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%.
Korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik dan diastolik berturut-turut r=0,066;p=0,627 dan r=0172;p=0,202, lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,091;p=0,501 dan r=0,179;p=0,183, RLPP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,247;p=0,064 dan r=0,246;p=0,065, dan korelasi antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu r=0,107;p=0,428, dan r=0,056;p=0,677. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat korelasi lemah antara pengukuran antropometri terhadap tekanan darah.
xxii ABSTRACT
Anthropometry is the study about measuring human body including the bones, muscles, and adipose tissue. Parameter measured in this study are height, weight, waist circumference, hip circumference, and abdominal skinfold thickness to inform adipose tissue as a predictor of elevated blood pressure. Blood pressure was measured by sphygmomanometer.
This recent study has aims to get information between anthropometric measurements to blood pressure in the female staff of Sanata Dharma University. This study is categorized as an analytic observational and the design of this study is cross-sectional. Sampling method is non-random sampling, a purposive sampling. The data obtained from the study were processed first by normality test, and then followed by using Spearman analysis. The confidence level is 95%.
The correlation between BMI and systolic blood pressure and diastolic blood pressure are r=0,066;p=0,627 and r=0172;p=0,202 respectively, waist circumference to systolic and diastolic blood pressure are p=0,514,r=0,089 and r=0,179;p=0,183 respectively, WHR to systolic and diastolic blood pressure are r=0,247;p=0,064 and r=0,246;p=0,065 respectively, and abdominal skinfold thickness to systolic and diastolic blood pressure are r=0,107;p=0,428, and r=0,056;p=0,677 respectively. There is weak correlation between anthropometric measurements to blood pressure in this study.
keywords: BMI, waist circumference, WHR, abdominal skinfold thickness, blood pressure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antropometri adalah teknik pengukuran parameter-parameter tubuh untuk mengetahui status nutrisi pada suatu individu (London School of Hygiene and Tropical Medicine, 2009). National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) (2009) mendefinisikan antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Parameter antropometri meliputi body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) serta skinfold thickness (Pua and Ong, 2005).
Body mass index digunakan untuk mengetahui seseorang mengalami
overweight dan obesitas. Menurut World Health Organization (WHO) (2011a),
BMI didapatkan dengan pembagian antara bobot dalam kilogram dengan tinggi kuadrat dalam meter (kg/m2). World Health Organization juga mendefinisikan overweight bagi ras Asia yaitu apabila BMI sama dengan atau lebih dari 23 kg/m2
dan obesitas apabila nilai BMI sama dengan atau lebih dari 25 kg/m2. Body mass index berfungsi menaksir lemak tubuh yang dapat meningkatkan risiko berbagai
penyakit apabila seseorang mengalami kelebihan lemak (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011a).
2
lingkar pinggang memiliki korelasi kuat dengan cardiovascular disease (CVD) (Liu, Tong, Tong, Lu, and Qin, 2011). Penelitian lain mendemonstrasikan lingkar pinggang memiliki peran sebagai prediktor coronary heart disease (CHD) dan faktor risiko kardiometabolik (Klein, et al., 2007).
Rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) merupakan pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengkarakterisasi adiposa regional. Rasio lingkar pinggang-panggul memperkirakan jumlah lemak abdominal pada individu. Apabila perbandingan antara lingkar pinggang dan panggul semakin besar maka semakin besar pula lemak abdominal individu tersebut (International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011b). Menurut Wajchenberg (2000), dalam melakukan perhitungan massa abdominal subcutaneous adipose tissue (ASAT) dapat dilakukan dengan pengukuran waist-to-hip ratio (WHR), pengukuran lingkar pinggang, dan abdominal sagittal diameter.
Pengukuran skinfold thickness membutuhkan skinfold caliper yang digunakan untuk menentukan jumlah jaringan adiposa. Pengukuran skinfold thickness banyak digunakan karena menyajikan data mengenai body fat secara
langsung (Moyad, 2004). Kelebihan pengukuran skinfold thickness yaitu mudah dilakukan, pengukurannya bersifat noninvasif dan tidak menggunakan paparan radiasi. Skinfold caliper yang digunakan cenderung murah, tidak membutuhkan energi listrik, dan pengukuran dapat dilakukan dimanapun (Wong, Stuff, Buttle, Smith, and Ellis, 2000).
Pengukuran jaringan adiposa subkutan sangat penting dilakukan karena individu dengan jaringan adiposa luas memiliki risiko menderita penyakit seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, batu ginjal, artritis, dan penyakit lain (NHAHES, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fox, et al. (2007) mengungkapkan bahwa subcutaneous adipose tissue (SAT) dan visceral adipose tissue (VAT) secara signifikan berasosiasi dengan peningkatan hipertensi,
impaired fasting glucose, diabetes, dan sindrom metabolisme.
Hubungan antara VAT dan faktor risiko secara konsisten terbukti lebih kuat pada wanita daripada pria. Visceral adipose tissue memiliki korelasi lebih kuat dengan faktor risiko metabolik dibandingkan dengan SAT. Visceral adipose tissue berkontribusi menyebabkan variasi faktor risiko metabolisme setelah
pengukuran BMI dan lingkar pinggang. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa SAT maupun VAT berasosiasi positif dengan prevalensi hipertensi (Fox, et al., 2007). Jumlah SAT pada wanita juga cenderung lebih banyak daripada pria (Kuk, Lee, Heymfield, and Ross, 2005).
4
yang berlebih merupakan tanda bahaya adanya kelebihan energi yang tersimpan di tempat yang tidak biasa yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan CVD (International Chair on Cardiometabolik Risk, 2011a). Penelitian oleh Liu, et al. (2011) dengan responden sejumlah pria dan wanita di Cina mengungkapkan bahwa obesitas sentral diasosiasikan dengan faktor risiko metabolik seperti halnya hipertensi, abnormalitas lemak di dalam darah, dan inteloransi glukosa yang akan mempengaruhi tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Berdasarkan penelitian oleh Rahmouni, Correia, Haynes, and Mark (2005) menyatakan obesitas berkaitan dengan hipertensi dan penyakit kardiovaskular karena obesitas berpengaruh pada tekanan arterial. Peningkatan tekanan sistolik dan diastolik pada wanita paling ditentukan oleh BMI dan lingkar pinggang (Yalcin, Sanin, and Yalcin, 2004).
Jumlah lemak abdominal berlebih baik lemak di bawah kulit maupun lemak yang melingkupi organ-organ yang berada di rongga perut menjadi prediktor hipertensi dan berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah yang merupakan karakteristik sindrom metabolik. Jumlah lemak berlebih pada kavitas abdomen tidak hanya ditemukan pada penderita obesitas, melainkan pada individu yang non-obese. Visceral fat cells lebih banyak memproduksi dan melepaskan molekul prekursor yang menyebabkan peningkatan vasokonstriktor angiotensin II daripada subcutabeous fat cells. Visceral obesity meningkatkan tekanan intra-abdominal yang mengakibatkan aktivitas simpatetik ginjal lebih tinggi dan peningkatan tekanan darah (Orentreich, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peningkatan tekanan dari secara berulang dengan tekanan sistolik di atas 140 dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg disebut hipertensi (Fox, 2004). World
Health Organization dalam The World Health Report 2002 mengungkapkan
bahwa jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi diperkirakan mencapai 600 juta jiwa. Setiap tahunnya, penyakit ini menyebabkan kematian 7,1 juta penderita, kira-kira 13% kematian di dunia. Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) (2011a) menyatakan bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi diketahui sebagai penyebab kematian peringkat tiga di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlah kematian mencapai sekitar 6,7% dari populasi pada semua tingkatan umur penduduk Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Woo, Ho, Yu, and Sham pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa hipertensi, sebagai salah satu tanda awal penyakit CVD, berkorelasi dengan pengukuran antropometri.
6
pengukuran BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat korelasi antara BMI, lingkar pinggang, RLPP dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :
a. Korelasi Pengukuran Antropometik dengan Tekanan Darah Pada Laki Laki Dewasa Sehat Di Kampus I dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Fran, 2011).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik r=0,547;p=0,000, Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah sistolik; r=0,279;p=0,020, Korelasi TLK dengan tekanan darah sistolik r=0,201;p=0,095. Korelasi BMI dengan tekanan darah diastolik r=0,000;p=0,487, korelasi RLPP dengan tekanan darah diastolik; r=0,234;p=0,052 dan tebal lipat kulit (TLK) dengan tekanan darah diastolik r=0,127;p=0,293. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan pada responden laki-laki sedangkan penulis melakukan penelitian dengan responden wanita.
b. Can Body Mass Index, Waist Circumference, Hip Ratio and
Waist-Height Ratio Predict The Presence of Multiple Metabolic Risk Factors in
Chinese Subjects? (Liu, et al., 2011).
Penelitian menyajikan kesimpulan bahwa BMI, lingkar pinggang, dan waist-height ratio secara signifikan berasosiasi dengan tekanan darah, glukosa, trigliserida, dan faktor risiko metabolik lainnya (P<0,05). Obesitas berkorelasi dengan faktor risiko metabolisme tersebut yang akan mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Hasil penelitian membuktikan bahwa BMI, lingkar pinggang, dan waist-height ratio secara signifikan berasosiasi dengan tekanan darah, glukosa,
trigliserida, dan faktor risiko metabolik terhadap pria maupun wanita (P<0,05). Penelitian yang dilakukan penulis berfokus pada korelasi antara BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah.
c. Which Anthropometric Measurements Is Most Closely Related to Elevated
Blood Pressure? (Yalcin, et al., 2005).
8
Sejumlah 119 responden tidak obese menurut BMI tetapi memiliki lingkar pinggang diatas cut-off point memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang tinggi. Pada penelitian menyimpulkan bahwa BMI lebih penting dijadikan sebagai indeks peningkatan CVD dibandingkan dengan lingkar pinggang. Penelitian ini mengukur tricep skinfold thickness sedangkan penulis mengukur abdominal skinfold thickness.
d. Waist Circumference, Not Body Mass Index, Is Associated with Blood Pressure in A Sample of Young Chinese Adults (Yap, Yang, Wang, Bacon,
and Campbell, 2006).
Penelitian ini menyebutkan bahwa BMI berkorelasi positif pada pria maupun wanita. Lingkar pinggang berkorelasi dengan tekanan sistolik dan diastolik pria (r=0.39, P<0.01; r=0.52, P<0.01) maupun wanita (r=0.36, P<0.01; r=0.39, P<0.01), sementara tidak dengan BMI. Penelitian ini melibatkan responden pria maupun wanita berusia 18-30 tahun sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis dengan responden wanita berusia 30-50 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi BMI, lingkar pingang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada staf wanita sehat dengan rentang usia 30-50 tahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Pengukuran BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness diharapkan mampu memberikan gambaran awal mengenai
kondisi kesehatan staf wanita di Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Tujuan
Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Memperoleh informasi adanya korelasi antara BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness, dan tekanan darah pada staf wanita di Universitas
10 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah = cardiac output x tahanan perifer total
Kecepatan detak jantung stroke volume vasokonstriksi (Fox, 2004) Kecepatan detak jantung berhubungan langsung dengan cardiac output. Kecepatan detak jantung normal orang dewasa yaitu pada kisaran 70 hingga di bawah 100 detak jantung per menit (Widmaier, Raff, and Strang, 2001). Cardiac output didefinisikan sebagai volume darah per menit yang dipompa
menuju ke aorta. Cardiac output dapat dihitung dengan perkalian antara jumlah detak jantung per menit dan stroke volume (Kelly, 2004). Stroke volume ditentukan oleh tiga faktor yaitu preload, afterload, dan kontraktilitas. Preload merupakan volume darah yang dapat dipompa oleh ventrikel dan afterload adalah tekanan arterial pada otot yang akan berkontraksi. Tekanan yang mampu dihasilkan oleh otot disebut kontraktilitas (Chisholm-Burns, et al., 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pertama kali dilakukan oleh Stephen Hales dengan cara menyisipkan kanula pada arteri seekor kuda dan melakukan perhitungan terhadap kenaikan darah dalam tabung vertikal. Ketinggian tekanan darah pada kolom antara tekanan sistolik pada ketinggian maksimal dan tekanan diastolik pada kondisi terendah. Cara pengukuran serupa ini disebut dengan metode langsung. Metode tidak langsung atau auskultatori merupakan metode yang didasarkan pada korelasi tekanan darah dengan suara arterial. Metode ini menggunakan sphygmomanometer dan lebih sering dilakukan pada praktik-praktik kesehatan saat ini (Fox, 2004).
Tekanan darah diukur menggunakan alat yaitu sphygmomanometer. Sphygmomanometer terdiri atas kantong yang akan dilekatkan pada lengan bagian atas. Pemompaan akan menyebabkan kantong menggembung hingga sirkulasi arteri utama yang terdapat di lengan akan mengalami interupsi sejenak. Tekanan karena kantong yang mengembang dilepaskan secara perlahan hingga sama dengan tekanan sistolik ditandai dengan adanya bunyi. Tekanan darah pada arteri utama di lengan akan menurun hingga mencapai tekanan terendah yang disebut tekanan diastolik. Tekanan diastolik diketahui karena adanya bunyi (Widmaier, et al., 2001).
3. Hipertensi
The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
12
menyatakan hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik >140mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90mmHg.
Tabel I. Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa menurut JNC VII (National Institutes of Health, 2004)
Kategori tekanan darah Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
dan/atau Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi derajat 2 >160 Atau >100
Tekanan darah arterial mengalami peningkatan apabila terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer akibat vasokonstriksi arteriola. Peningkatan tekanan darah juga dapat disebabkan oleh peningkatan cardiac output. Tiga hal terpenting yang mempengaruhi tekanan darah yaitu kecepatan
detak jantung, stroke volume, dan tahanan perifer total (Fox, 2004)
Hipertensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu pengingkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal. Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya dan
mencakup kurang lebih 90% dari kasus hipertensi. Kurang dari 10 % penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang meningkatkan tekanan darah (Oparil, Zaman, and Calhoun, 2003).
Penderita hipertensi sekunder terhitung kurang dari 10% dari total penderita hipertensi. Hipertensi sekunder sebagai akibat dari penyakit atau obat-obat tertentu yang meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Depkes RI, 2006).
B. Pengukuran Antropometri
Teknik yang digunakan untuk pengukuran adiposa diantaranya BMI, lingkar pinggang, RLPP, skinfold thickness, hidrodensitometri, bioelectrical impedance, dan lain-lain (Mann and Truswell, 2007). Apabila tubuh kelebihan
lemak, terdapat banyak risiko kesehatan karena obesitas (Whitney, 2002). Overwight dan obesitas didefinisikan sebagai ketidaknormalan atau kondisi
kelebihan akumulasi lemak yang mungkin akan mengganggu kesehatan. Body
mass index biasa digunakan untuk mengklasifikasikan overweight maupun
obesitas pada dewasa. Risiko terjadinya penyakit kronis pada suatu populasi meningkat secara progresif dengan nilai BMI mulai dari 21kg/m2 (WHO, 2011a).
14
rheumatic heart disease, congenital heart disease, dan trombosis vena serta
embolisme pulmonari (WHO, 2011b). Faktor risiko metabolik dari CVD yaitu hipertensi, peningkatan kadar gula dalam darah, dislipidemia, dan overweight serta obesity (WHO, 2011c).
Tekanan darah secara positif dan progresif berhubungan dengan faktor risiko stroke dan coronary heart disease. Tekanan darah yang tidak terkontrol pada coronary heart disease dan penyakit serebrovaskular dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan pembuluh darah retina dan kerusakan retina (World Heart Federation, 2011).
Teknik yang digunakan untuk pengukuran adiposa diantaranya BMI, lingkar pinggang, RLPP, skinfold thickness, hidrodensitometri, bioelectrical impedance, dan lain-lain (Mann and Truswell, 2007). Berikut ini penjelasan
beberapa metode pengukuran antropometri tubuh: 1. BMI
Body mass index merupakan salah satu metode yang dapat menilai
seseorang mengalami overweight dan obesitas. Dalam praktik klinis dan riset epidemiologi, obesitas sering ditentukan dengan BMI. Body mass index didapatkan dengan membagi tinggi badan seseorang dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (kg per m2) (Mann and Truswell, 2007).
World Health Organization untuk kawasan pasifik barat mengajukan
klasifikasi BMI yang spesifik menggambarkan kondisi populasi Asia. Orang Asia cenderung memiliki massa lemak yang lebih besar dan bobot tubuh yang lebih ringan dibandingkan dengan orang Eropa. Oleh karena itu, Western
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pacific Region of The World Organization dan International Obesity
Taskforce (IOTF) telah menyarankan perbedaan klasifikasi BMI terhadap
orang Asia dewasa.
Tabel II. Klasifikasi BMI oleh WHO terhadap golongan orang dewasa Kaukasia dan Asia (WHO, 2000)
Klasifikasi BMI (kg/m2) Risiko
komorbiditas
Kaukasia Asia
Underweight <18,5 <18,5 Rendah (tetapi risiko masalah klinis lain meningkat)
Normal 18,5-24,9 18,5-22,9 Sedang
Overweight ≥ 25,0 ≥ 23,0
Lingkar pinggang berfungsi mendapatkan keterangan mengenai jaringan subkutan dan lemak viseral. Lingkar pinggang banyak digunakan untuk mengetahui informasi mengenai risiko penyakit kardiovaskular. Individu yang memiliki jaringan lemak abdominal luas akan memiliki kemungkinan risiko hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, artritis, batu ginjal, dan jenis kanker tertentu (NHANES, 2009).
Tabel III. WHO Cut-off Point Lingkar Pinggang dan Risiko Komplikasi Metabolik (WHO, 2011c)
Indikator Pria Wanita Risiko Komplikasi Metabolik Lingkar pinggang >94 cm >80 cm Terjadi peningkatan
16
Tabel IV. Nilai Lingkar Pinggang berdasar Etnis (International Diabetes Foundation, 2006)
Etnik Pria Wanita
Europid >94 cm >80 cm
Asia Selatan, Cina, dan Jepang >90 cm >80 cm
Sindrom metabolik merupakan sebutan bagi sekelompok faktor risiko yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan masalah kesehatan yang lain seperti diabetes (NHLBI, 2011a). Berdasarkan IDF (2006), sindrom metabolik didefinisikan sebagai seseorang yang menderita obesitas sentral berdasarkan lingkar pinggang atau seseorang dengan BMI >30kg/m2 yang diasumsikan memiliki lingkar pinggang yang besar. Selain menderita obesitas sentral, seseorang dikatakan menderita sindrom metabolik apabila memiliki dua kriteria diantara empat kriteria pada tabel V.
Tabel V. Kriteria Sindrom Metabolik (IDF, 2006)
Kriteria Keterangan
Kadar trigliserida tinggi ≥150mg/dL
atau penggunaan obat spesifik karena abnormalitas lemak
Kadar HDL rendah <40mg/dL pada pria <50mg/dL pada wanita
atau penggunaan obat spesifik karena abnormalitas lemak
Peningkatan tekanan darah tekanan sistolik ≥130 atau tekanan diastolik ≥85mmHg
atau sedang dalam masa pengobatan hipertensi atau sebelumnya telah didiagnosis hipertensi
Peningkatan fasting plasma glucose (FPG)
FP ≥100mg/dL
atau telah didiagnosis diabetes tipe 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Pinggang Panggul ( RLPP )
Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP) adalah salah satu indeks antropometri yang menunjukkan status kegemukan, terutama obesitas sentral (WHO, 2011c). Formula dari rasio lingkar pinggang dan pinggul yaitu lingkar pinggang (cm) dibagi dengan lingkar pinggul (cm), skala pengukuran adalah rasio. Lingkar pinggul adalah diameter terbesar dari tubuh dibawah pinggang (Jenkins, 2011). Menurut WHO (2011c), terjadi peningkatan komplikasi sindrom metabolik apabila RLPP pria ≥0,90 dan pada wanita ≥0,85.
Gambar 1. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (Rodrigues, 2011)
4. Skinfold Thickness
Skinfold thickness biasanya digunakan untuk mengetahui kandungan
18
Pengukuran skinfold thickness memerlukan kecapakan pengukur dalam menentukan lipatan kulit. Pengukur perlu memastikan bahwa bagian kulit yang diambil berupa lipatan, terdiri atas dua lapisan kulit yang saling menempel. Pada pengukuran abdominal skinfold thickness responden pada posisi berdiri dengan memegang pakaian agar pengukur dapat mengukur area sekitar panggul (NHANES, 2009).
Gambar 2. Skinfold Caliper
C. Landasan Teori
Hipertensi merupakan suatu keabnormalan sistem metabolisme yang terjadi pada manusia yang disebabkan oleh penyakit lain terkait hipertensi maupun tanpa sebab yang jelas. Hipertensi erat kaitannya dengan kondisi lemak berlebih yang tersimpan di dalam tubuh terutama pada area abdominal. Perkiraan jumlah lemak di dalam tubuh dapat diukur dengan BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan tebal lipat kulit. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa lingkar pinggang berkorelasi dengan lemak yang terkumpul pada daerah abdominal yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Pengukuran ini diidentifikasi sebagai metode terbaik kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penumpukan lemak pada daerah abdominal biasanya terjadi pada wanita post menopause dan laki-laki. Penelitian oleh Klein, et al, tahun 2008
menunjukkan bahwa wanita hubungan antara VAT dan faktor risiko secara konsisten terbukti lebih kuat daripada pria. Visceral adipose tissue memiliki korelasi lebih kuat dengan faktor risiko metabolik dibandingkan dengan SAT. Penelitian menyatakan bahwa SAT maupun VAT berasosiasi positif dengan prevalensi hipertensi.
Penelitian oleh Liu et al., tahun 2011 mengenai hubungan faktor risiko metabolik termasuk tekanan darah dan hipertensi menunjukkan bahwa pengukuran antropometri dapat dilakukan untuk mengetahui faktor risiko penyakit hipertensi. Pengukuran antropometri dalam penelitian tersebut meliputi BMI, lingkar pinggang, dan waist-height ratio. Pada penelitian yang penulis lakukan, pengukuran yang dilakukan meliputi BMI, RLPP, serta abdominal skinfold thickness. Penelitian oleh Fran (2011) menunjukkan bahwa secara statistik
terdapat korelasi bermakna antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah.
D. Hipotesis
20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara potong lintang/cross-sectional. Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi. Analisis korelasi kemudian dilakukan antara fenomena yang terjadi, baik antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek. Penelitian cross-sectional adalah suatu penelitian termasuk variabel dalam faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002). Penelitian observasional analitik digunakan untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh diolah dengan statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko dan efek.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas
body mass index (BMI), lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold
thickness
2. Variabel tergantung
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali: usia dan keadaan puasa.
b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup responden.
C. Definisi Operasional
1. Responden adalah staf wanita Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan rentang usia 30-50 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi usia, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness. 3. Pengukuran BMI adalah perhitungan berat badan dalam kg dibagi tinggi
badan dalam meter persegi (m2). WHO (2000) juga mendefinisikan overweight bagi etnik Asia yaitu apabila BMI sama dengan atau lebih dari 23
dan obesitas apabila nilai BMI sama dengan atau lebih dari 25.
4. Pengukuran lingkar pinggang merupakan salah satu penanda obesitas sentral. Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan centimeter (cm). Standar nilai lingkar pinggang bagi etnik Asia yaitu <80 cm bagi wanita (IDF, 2006). 5. Rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) adalah lingkar pinggang (cm) dibagi
22
(2008), terjadi peningkatan komplikasi sindrom metabolik apabila RLPP pada wanita ≥0,85.
6. Pengukuran abdominal skinfold thickness adalah adalah mengukur tebal lapisan kulit (dalam satuan milimeter) terutama pada bagian abdominal menggunakan alat skinfold caliper.
7. Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Presurre oleh NIH tahun 2003. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik 90 mmHg. Tekanan darah 120-139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi.
D. Responden
Responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu antara lain sebagai staf wanita di Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia 30-50 tahun. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil, udema, mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit peradangan akut dan kronis. Jumlah responden yang ditetapkan sebanyak 30 orang karena jumlah minimum sampel untuk penelitian korelasi sebesar 30 orang (Charles and Mertler, 2002 (cit., Onwuegbuzie and Collins (2007)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma terletak di Mrican dan Kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pengambilan data antropometri dan uji laboratorium tahap pertama dilakukan di Kampus II Universitas Sanata Dharma Mrican dan tahap kedua di Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian berkelompok yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara pengukuran antropometri yang terdiri dari body mass index (BMI), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), dan abdominal skinfold thickness terhadap profil lipid, kadar hsCRP, dan tekanan
darah sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. Kajian dari penelitian ini diantaranya :
1. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL
2. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Rasio Kadar LDL/HDL
24
4. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Kadar hsCRP
5. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Kadar Glukosa Darah
6. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL
7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar LDL/HDL
8. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Trigliserida
9. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar hsCRP
10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Glukosa Darah
11.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI), Abdominal Skinfold Thickness, Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah
Penelitian ini berfokus pada korelasi pengukuran body mass index (BMI), abdominal skinfold thickness, lingkar pinggang, dan RLPP terhadap tekanan
darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Teknik Sampling
Pengambilan sampel (teknik sampling) pada penelitian ini adalah secara non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis
purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling adalah
tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai responden. Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Mack, Woodsong, MacQueen, Guest, and Namey, 2005). Peneliti mula-mula mengidentifikasi semua karakteristik populasi. Selanjutnya peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan peneliti, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti diantaranya responden yang mengikuti penelitian sehat, tidak menderita hipertensi atau mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, tidak menderita penyakit hati akut maupun kronis, tidak dalam kondisi hamil, dan tidak takut terhadap jarum.
H. Instrumen Penelitian
26
Stature® berfungsi sebagai alat untuk mengukur BMI. Skinfold caliper pi zhi hou du ji®, untuk mengukur tebal lipat kulit pada bagian abdominal skinfold thickness.
Pemeriksaan darah dilakukan oleh Laboratorium Parahita.
I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi tentang jumlah staf wanita di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma dengan rentang umur 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat pengukuran parameter.
2. Permohonan izin kerja sama
Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua ditujukan ke WR I Universitas Sanata Dharma, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, Para Dekan Fakultas Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma. Permohonan kerja sama diajukan ke Laboratorium Parahita dan calon responden berupa surat persetujuan (informed concent).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pembuatan surat persetujuan (informed concent), leaflet, dan data calon responden
a. Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung
pesan tercetak untuk disebarkan kepada responden sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Leaflet digunakan untuk membantu peneliti menjelaskan kepada calon responden mengenai hubungan antara pengukuran antropometri (BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness) terhadap tekanan darah sistolik maupun
diastolik sebagai metode praktis deteksi dini kesehatan, dan macam-macam tes laboratorium kolesterol darah.
b. Surat persetujuan (Informed concent)
Surat persetujuan (informed concent) merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Informed concent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Responden yang menyatakan diri bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan menandatangangani informed concent.
c. Data calon responden
28
berpuasa sehari sebelum pengukuran parameter dilakukan dan menyampaikan hasil penelitian.
d. Pencarian responden
Presentasi singkat dilakukan dengan cara mendatangi langsung calon responden secara perseorangan dan menjelaskan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian setelah memperoleh ijin untuk melibatkan staf dalam penelitian ini. Calon responden yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini di data nama, usia, nomor telepon, alamat rumah, dan diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed concent) yang berisi pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian.
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan realibilitas instrumen penelitian adalah presisi.
Ketelitian (presisi) dinilai dengan cara menghitung Coefisien Variasi (CV) dari alat dikatakan baik bila CV <5% (Depkes RI, 2011b). Pengujian reliabilitas instrumen timbangan berat badan, meteran tinggi badan dan skinfold caliper dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran dari
masing-PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masing instrumen sebanyak 5 kali. Koefisien variasi yang dihasilkan pada validasi timbangan berat badan sebesar 0,17%, pada meteran tinggi badan sebesar 0,052%, meteran pengukur lingkar pinggang sebesar 0,18%, meteran pengukur lingkar panggul sebesar 0,08% dan pada skinfold caliper sebesar 0,459%. Berdasarkan nilai koefisien variasi yang dihasilkan dikatakan penelitian ini memiliki nilai presisi yang baik.
5. Pengukuran parameter
Pengukuran parameter dilakukan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di kampus II Universitas Sanata Dharma Mrican dan tahap kedua di kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan. Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan (untuk menghitung body mass index), lingkar pinggang, lingkar panggul, dan abdominal skinfold thickness, tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Sehari sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengingatkan responden untuk berpuasa selama 8-10 jam.
6. Pengolahan dat
Gambar 3. Skema responden
data
olahan data dilakukan dengan kategorisasi da ata dan menggolongkannya dalam kategori-kat
interpretasi. Cara pengolahan data dila asi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Analisis data penelitian
Data penelitian dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi suatu data. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson atau analisis Spearman.
J. Teknik Analisis Data Statistik
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,050. Data dibandingkan menurut cutt-off masing-masing parameter menggunakan uji komparatif Mann-Whitney. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis analisis Spearman karena data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95 %.
Tabel VI. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi (Dahlan, 2011)
Nilai Kekuatan korelasi
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
32
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini berkaitan dengan penentuan waktu pengukuran parameter yang tepat antara responden dan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada wilayah kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma untuk mengetahui profil kesehatan staf wanita Universitas Sanata Dharma dan diketahui korelasi pengukuran antropometri dengan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul Korelasi Parameter Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar hs-CRP, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular pada Dosen dan Staf Wanita di Universitas Sanata Dharma. Pada penelitian ini fokus pada korelasi pengukuran BMI, lingkar pinggang, RLPP, dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah.
Tekanan darah atau blood pressure merupakan suatu dorongan yang terjadi antara darah dan dinding arteri ketika jantung memompa darah. Apabila tekanan darah meningkat dan bertahan pada level tinggi dapat menyebabkan kerusakan fungsi tubuh (NHLBI, 2011b).
A. Karakteristik Responden Penelitian
34
Tabel VII. Profil Karakteristik Responden
Karakteristik Wanita (n = 57) p
Mean±SD
Usia (tahun) 40,0±5,1 0,200*
Body Mass Index(kg/m2) 23,2 (17,9-35,5)** 0,048
Lingkar Pinggang(cm) 75,2±8,1 0,099*
RLPP(cm) 0,82± 0,04 0,200*
Abdominal Skinfold
Thickness(cm) 14,5 (6-21,5)** 0,001
Tekanan Darah
Sistolik(mmHg) 110 (90-140)** 0,000
Tekanan Darah
diastolik(mmHg) 70 (60-90)** 0,000
keterangan:
*p<0,05 menunjukkan distribusi normal **=median (nilai minimum-maksimum)
Responden pada penelitian ini sebanyak 57 responden. Oleh karena itu, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi data. Data yang tersaji dalam tabel di atas menunjukkan karakteristik usia, BMI, lingkar pinggang, dan RLPP yang memiliki distribusi normal sedangkan distribusi abdominal skinfold thickness, tekanan darah sistolik dan diastolik terdistribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Usia
Gambar 4. Histogram Distribusi Usia
Distribusi usia responden diketahui memiliki distribusi normal karena diperoleh nilai p=0,200. Histogram menunjukkan bahwa persebaran usia responden merata. Uji normalitas usia responden menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov arena responden >50 orang (Dahlan, 2011).
36
(Vaconcelos, Moraes, Nery, and Filho, 2008). Penelitian oleh Fran (2011) yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma dengan melibatkan 70 responden pria memiliki distribusi usia normal dengan p=0,200.
2. Body Mass Index (BMI)
Gambar 5. Histogram Distribusi Body Mass Index
Pada penelitian ini diperoleh hasil rata-rata BMI responden penelitian yaitu sebesar 24,1±3,8 dengan nilai p=0,048. Nilai BMI maksimal responden yaitu 35,5kg/m2 dan terkecil 17,9kg/m2. Berdasarkan histogram uji normalitas BMI menunjukkan bahwa persebaran BMI tidak merata dan cenderung ke arah kiri. BMI merupakan indikator penting dalam memprediksi CVD (Badaruddoza, Kaur, and Barna, 2009). Penelitian oleh Yalcin, et al., (2005) menunjukkan bahwa BMI merupakan prediktor terbaik terjadinya kenaikan tekanan darah pada wanita. Penelitian lain juga mengindikasikan bahwa BMI sebagai prediktor vascular risk seperti hipertensi (Freiberg, Pencina, D’Agostino, Lanier, Wilson, and Vasan, 2008). Penelitian oleh Fran (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa BMI terdistribusi normal. Responden dalam penelitian tersebut memiliki BMI rendah hingga BMI yang tinggi. BMI pada penelitian terdahulu yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma dengan melibatkan 70 responden pria menunjukkan bahwa BMI terdistribusi normal (Fran, 2011). Responden pria pada penelitian tersebut memiliki BMI normal, overweight, dan obesitas sedangkan pada penelitian ini beberapa responden underweight, normal, dan beberapa overweight.
3. Lingkar Pinggang
Gambar 6. Histogram Distribusi Lingkar Pinggang
38
Nilai miminum lingkar pinggang yaitu 62,7cm dan nilai maksimum lingkar pinggang responden penelitian ini adalah 99,6cm. Penelitian oleh Fran (2011) menunjukkan bahwa data lingkar pinggang 70 responden laki-laki memiliki distribusi normal dengan p=0,200. Peningkatan 1cm lingkar pinggang berasosiasi dengan peningkatan CVD sebesar 2% (de Koning, Merchant, Poguel, and Anand, 2007).
4. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)
Gambar 7. Histogram Distribusi Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui disribusi data normal atau tidak (Dahlan, 2011). Nilai p=0,200 menunjukkan bahwa distribusi RLPP. Berdasarkan histogram menunjukkan persebaran RLPP responden merata. Nilai rata-rata RLPP responden yaitu 0,82±0,04 dengan nilai tertinggi 0,93 dan nilai terendah sebesar 0,75. Menurut WHO (2011c), terjadi peningkatan komplikasi sindrom metabolik apabila RLPP pria ≥0,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan pada wanita ≥0,85. RLPP dianggap sebagai prediktor yang lebih baik bagi faktor risiko kardiovaskular dibandingkan dengan BMI maupun lingkar pinggang (Esmaillzadeh, Mirmiran, and Azizi, 2004). Penelitian de Koning, et al., mengemukakan bahwa peningkatan RLPP 0,001 meningkatkan
kejadian CVD sebesar 5%. Penelitian oleh Fran (2011) menunjukkan bahwa RLPP terdistribusi normal dengan p=0,069.
5. Abdominal Skinfold Thickness
Gambar 8. Histogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness
40
dengan nilai minimum sebesar 6,0mm dan nilai maksimum 21,5mm. Penelitian menunjukkan bahwa abdominal skinfold thickness dapat dijadikan sebagai parameter tekanan darah, tetapi pada penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan signifikan antara abdominal skinfold thickness dan tekanan darah (Oyewole and Oritogun, 2009).
6. Tekanan Darah Sistolik
Gambar 9. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik
Tekanan darah sistolik memiliki distribusi yang tidak normal dengan p=0,000. Persebaran distribusi tekanan darah sistolik cenderung berkumpul pada sisi kiri. Nilai rata-rata tekanan darah pada penelitian ini yaitu 109,3mmHg. Median tekanan darah sistolik dari 57 responden adalah 110mmHg. Nilai minimum tekanan darah sistolik pada responden wanita penelitian sebesar 90mmHg dengan tekanan darah sistolik tertinggi sebesar 140mmHg. Distribusi tekanan darah sistolik dalam penelitian Fran (2011) juga menunjukkan distribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Tekanan Darah Diastolik
Gambar 10. Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik
42
B. Komparatif Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul, dan Abdominal Skinfold Thickness Normal terhadap
Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik
Tujuan dilakukan analisis komparatif untuk mengetahui adakah perbedaan yang bermakna antara masing-masing variabel independen dengan tekanan darah sistolik serta tekanan darah diastolik. Komparasi dilakukan dengan melakukan pembagian kelompok menurut cut-off masing-masing variabel. Responden akan dibedakan menjadi dua kelompok menurut BMI yaitu kelompok dengan BMI<23kg/m2 dan kelompok dengan BMI ≥23kg/m2. Menurut lingkar pinggang dan RLPP-nya, responden dibagi berdasarkan cut-off yang ditetapkan oleh WHO (2011). Responden juga terbagi menjadi kelompok dua kelompok menurut abdominal skinfold thickness yaitu responden dengan abdominal skinfold
thickeness <14,5mm dan ≥14,5mm yang nantinya dihubungkan dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
1. Komparatif BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
Penelitian ini membandingkan antara body mass index (BMI) normal dan BMI tidak normal terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik. Analisis perbandingan ini menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tekanan Darah Sistolik
Gambar 11. Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2
Jumlah responden pada kelompok BMI <23kg/m2 sebanyak 28 responden, sedangkan kelompok dengan BMI ≥23 kg/m2 sebanyak 29 responden. Uji normalitas yang digunakan yaitu Shapiro-Wilk karena jumlah responden <50 (Dahlan, 2011). Berdasarkan histogram, tekanan darah sistolik pada responden dengan BMI <23kg/m2 cenderung miring ke sisi kiri dengan nilai p=0,000 dan didominasi oleh tekanan darah sistolik 100mmHg dan 110mmHg. Histogram responden ≥23 kg/m2 miring pada sisi kiri dengan nilai p=0,000. Analisis Mann-Whitney digunakan untuk analisis membandingkan dua kelompok tidak berpasangan dan apabila distribusi variabel tidak normal (Dahlan, 2011).
Tabel VIII. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2
44
Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dengan BMI <23kg/m2 yaitu 107,5mmHg dan nilai rata-rata tekanan sistolik pada BMI tidak normal sebesar 111,0mmHg. Data hasil uji komparatif antara tekanan darah sistolik dengan BMI normal dan tidak normal dilakukan dengan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney diperoleh nilai p=0,378. Nilai p>0,05 menunjukkan kelompok BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 berbeda tidak bermakna terhadap tekanan darah sistolik.
Penelitian oleh Mufunda, et al., (2006) membandingkan tiga kelompok berdasarkan BMI. Tiga kelompok tersebut yaitu kelompok responden penelitian dengan lean BMI, normal BMI, dan high BMI. Hasil penelitin yaitu BMI tidak dapat menggambarkan kenaikan tekanan darah sistolik pada kelompok lean BMI dan high BMI dengan nilai p berturut-turut 0,118 dan 0,456. Tekanan darah antara tiga kelompok wanita berusia <65 tahun yang diperbandingkan berdasarkan BMI yaitu kelompok normal,
overweight, dan obese menunjukkan perbedaan tidak bermakna (Uhernik and
Milanovic, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Tekanan Darah Diastolik
Gambar 12. Histogram Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2
Jumlah responden pada kelompok BMI <23kg/m2 sebanyak 28 responden, sedangkan kelompok dengan BMI ≥23 kg/m2 sebanyak 29 responden. Berdasarkan histogram, tekanan darah diastolik pada responden dengan BMI <23kg/m2 pada bagian tengah cenderung tinggi dengan nilai p=0,000. Histogram responden ≥23 kg/m2 miring pada sisi kiri dengan nilai p=0,000 dan kebanyakan responden pada kelompok ini memiliki tekanan darah diastolik 70mmHg. Nilai p<0,05 menunjukkan bahwa tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tidak terdistribusi normal. Analisis Mann-Whitney digunakan untuk analisis membandingkan dua kelompok tidak
berpasangan dan apabila distribusi variabel tidak normal (Dahlan, 2011). Tabel XI. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada BMI <23kg/m2
dan BMI ≥23kg/m2
46
Data hasil uji komparatif antara tekanan darah diastolik dengan BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 dilakukan dengan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney diperoleh nilai p=0,130. Nilai p>0,05 antara kelompok BMI <23kg/m2 dan BMI ≥23kg/m2 berbeda tidak bermakna terhadap tekanan darah diastolik. Nilai rata-rata tekanan darah diastolik dengan BMI <23kg/m2 yaitu 69,3mmHg dan nilai rata-rata tekanan diastolik pada BMI ≥23kg/m2sebesar 72,4mmHg.
Penelitian oleh Mufunda, et al., (2006) menyimpulkan bahwa tekanan darah diastolik dengan pada tiga kelompok penelitian yang terbagi berdasarkan BMI berbeda tidak bermakna. Tiga kelompok tersebut meliputi kelompok dengan lean BMI, normal BMI, dan high BMI. Penelitian oleh Yin, Song, Zhao, and Jiang (2010) menyebutkan bahwa hasil komparasi tekanan darah diastolik kelompok BMI normal dengan overweight berbeda bermakna dengan nilai p<0,001. Penelitian tersebut melibatkan 3011 responden sehingga memungkinkan hasil yang representatif dan distribusi BMI merata sehingga terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok dengan BMI normal dan overweight.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Komparatif lingkar pinggang ≤80cm dan lingkar pinggang >80cm terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
a. Tekanan Darah Sistolik
Gambar 13. Histogram Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Lingkar Pinggang ≤80cm dan Lingkar Pinggang >80cm