TUGAS AKHIR
PEMANTAU JARAK TONTON TELEVISI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
CHRISTIAN NOVIANTO
NIM : 055114012
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
FINAL PROJECT
MONITORING DISTANCE WATCHING TELEVISION
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain of Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
CHRISTIAN NOVIANTO
NIM : 055114012
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP
MOTTO:
MAN FOR AND WITH OTHERS
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk…
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christian Novianto
NIM : 055114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMANTAUAN JARAK TONTON TELEVISI
INTISARI
Manusia dapat mengetahui berbagai macam informasi dan perkembangannya dengan melihat televisi. Namun radiasi sinar biru media informasi ini akan menyebabkan kerusakan fungsi mata pada mata anak-anak berusia dini. Oleh karena itu penonton televisi harus mengetahui secara langsung jarak yang paling aman dalam menonton televisi. Alat pemantau jarak menonton televisi ini dapat membantuuseruntuk mengetahui jarak tonton terbaik sesuai dengan ukuran layar televisi, khususnya televisi jenis CRT.
Alat pemantau jarak menonton televisi ini menggunakan sebuah sensor ultrasonik sebagai pengukur jarak user. Sensor akan mengukur lalu mikrokontroler akan mengolah dan membandingkan dengan jarak terbaik dalam menonton. Hasil pengolahan dari mikrokontroler akan ditampilkan dalam LCD. Bila jarak terbaik belum tercapai maka gambar dan suara televisi akan hilang. Proses penghilangan gambar dan suara ini dilakukan dengan systemjammingmenggunakan pemancar FM 5W.
ABSTRACT
Many people can find various kinds of information and its development by watching television. But the blue ray radiation of this information media would cause damage for childs eye function. Therefore, television audiences must have direct knowledge of the safest distance of watching television. The monitor television viewing distance can help user to know the best distance in accordance with the size of the television screen, especially for the type of CRT television.
The monitor television viewing distance is use an ultrasonic sensor for measuring the user distance. The sensor will measure and microcontroller will process and compare with the best distance in viewing. Results of processing of the microcontroller will be displayed in the LCD. If the best distance is not reached then the television image and sound will be lost. The process to removal of images and sounds are done by jamming system uses an FM transmitter 5W.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya penulisan karya ini. Karya ini dimaksudkan penulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik program studi Teknik Elektro.
Penulis sadar bukan hanya kekuatan dalam diri sendiri yang menjadi penggerak tetapi banyak dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis atas perhatian, kasih sayang, dukungan baik moral maupun materil, kesabaran dan ketabahan.
2. Ibu Ir. Prima Ari Setiyani., M.T. selaku dosen pembimbing atas segala kesabaran serta kritik dan saran yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.. 3. Bapak Antonius Suryana selaku laboran atas segala kesabaran, bantuan dan sharing
pengalaman.
4. Seluruh dosen dan staff di Tenik Elektro pada khususnya dan Fakultas Sains dan Teknologi pada umumnya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi.
5. Kedua kakak dan temanku, Amelia Agustin Riadiani, S.Sos., Febrika Dwi Mulyani, S.T. dan Asri Anggarini atas segala dorongan, dukungan, dan kasih sayang.
6. Teman-teman Teknik Elektro dan seluruh staff perpustakaan atas kebersamaannya selama ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ... 1
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Metodologi Penelitian... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II DASAR TEORI ... 4
2.1 Televisi... 4
2.2 Sensor Ultasonik ... 7
2.3 Liquid Crystal Display (LCD) 16x4 ... 8
2.4 Mikrokontroler ATMEL AT89S52... 10
2.5 Relay DC 5V... 13
2.6 Light Emmiting Diode (LED)... 13
2.7 Transistor sebagai Saklar ... 14
2.8Buzzer... 15
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ... 16
3.1.1 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52... 17
3.1.2 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai ... 18
3.1.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik ... 20
3.1.4 Rangkaian LCD ... 20
3.1.5 RangkaianDriver Buzzer... 21
3.1.6 Rangkaian Pemutus Sinyal ... 22
3.2 Perancangan Perangkat Lunak ... 23
3.2.1 Diagram Alir Program Utama ... 23
3.2.2 Diagram Alir Subrutin Tampilan... 24
3.2.3 Diagram Alir Subrutin Tombol ... 25
3.2.4 Diagram Alir Subrutin Ultrasonik ... 26
3.2.5 Diagram Alir Subrutin Matikan... 28
3.2.6 Diagram Alir Subrutin Nyalakan... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 30
4.1 Implementasi Alat dan Cara Kerja Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi ... 30
4.2 Tampilan pada LCD... 33
4.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik... 35
4.3.1 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan Sudut Berubah-ubah ... 35
4.3.2 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan Jarak Berubah-ubah ... 39
4.3.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan benda Lebih Dari Satu ... 41
4.4 Analisis Perangkat Lunak ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1 Kesimpulan ... 47
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA... 48
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Tabung Sinar Katoda (CRT)... 5
2. Gambar 2.2 Pemberian Pulsa pada Pin SIG ... 8
3. Gambar 2.3 Konstruksi LCD ... 9
4. Gambar 2.4 LCD 2 x 16 ... 9
5. Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52... 11
6. Gambar 2.6 Relay DC 5V ... 13
7. Gambar 2.7 Rangkaian LED ... 13
8. Gambar 2.8 Transistor sebagai Saklar ... 15
9. Gambar 2.9Buzzer ... 15
10. Gambar 2.10 ResponsBuzzer ... 15
11. Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi ... 16
12. Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 ... 17
13. Gambar 3.3 Rangkaian Tombol Logika Aktif Rendah ... 18
14. Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai ... 19
15. Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik ... 20
16. Gambar 3.6 Antarmuka Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroler ... 20
17. Gambar 3.7 Rangkaian LCD dengan Mode 4 bit ... 21
18. Gambar 3.8 AntarmukaBuzzerdan Mikrokontroler ... 22
19. Gambar 3.9 Rangkaian Pemutus Sinyal ... 22
20. Gambar 3.10 Diagram Alir Program Utama ... 23
21. Gambar 3.11 Diagram Alir Subrutin Tampilan ... 24
22. Gambar 3.12 Diagram Alir Subrutin Tombol ... 25
23. Gambar 3.13 Diagram Alir Subrutin Ultrasonik ... 27
24. Gambar 3.14 Diagram Alir Subrutin Matikan ... 28
25. Gambar 3.15 Diagram Alir Subrutin Nyalakan ... 29
26. Gambar 4.1 Implementasi Alat ... 30
27. Gambar 4.2 Peletakan Alat ... 31
28. Gambar 4.3 Rangkaian Pemancar FM 5W... 33
29. Gambar 4.4 RangkaianDriver... 33
30. Gambar 4.5 Ukuran Layar TV Maksimum ... 34
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Fungsi Pin-pin LCD ... 10
2. Tabel 2.2 Fungsi Pin pada Port 3... 12
3. Tabel 4.1 Data Kegagalan Implementasi Alat... 31
4. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah ... 35
5. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah ... 37
6. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah ... 39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media elektronika yang berfungsi sebagai media informasi. Manusia dapat mengetahui berbagai macam informasi dan perkembangannya dengan melihat televisi. Namun disayangkan apabila media informasi ini akan menyebabkan kerusakan fungsi mata terlebih pada para penonton televisi yang kurang mengetahui efek negatif dari televisi tersebut. Menurut dr. Rita S. Sitorus, PhD.,Sp.M(K) radiasi sinar biru yang ditimbulkan dari pancaran sinar layar televisi berpotensi membuat kerusakan pada mata anak-anak berusia dini [1]. Selain itu banyak pula anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk menonton televisi tanpa adanya dampingan para orang tua [2] sehingga jarak menonton tidak dapat terpantau dengan baik. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya anak-anak harus menggunakan alat bantu penglihatan berupa kacamata.
Fokus dari penelitian ini adalah pembuatan suatu alat yang dapat memantau jarak menonton televisi seseorang dengan tepat, efektif dan efisien. Belum banyak alat serupa terdapat di pasaran, sehingga penulis ingin mengangkat topik tersebut mengingat semakin banyaknya para penderita kerusakan fungsi mata. Jadi alat ini diharapkan dapat mengatasi bertambahnya penderita kerusakkan fungsi mata yang diakibatkan oleh jarak menonton televisi yang tidak tepat .
Penelitian ini dapat diaplikasikan langsung pada televisi jenis CRT (Cathode Ray Tube) sehingga alat ini didesain agaruser-friendlybagi orang awam dan anak-anak.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang akan dicapai yaitu menghasilkan suatu alat yang berfungsi untuk memantau jarak penonton dalam menonton televisi.
efek sinar biru yang ditimbulkan oleh sinar katoda yang ditembakkan pada tabung CRT televisi.
1.3.
Batasan Masalah
Agar perancangan sistem dan pembahasan laporan tentang alat pemantau jarak menonton televisi ini menjadi lebih spesifik maka diberikan beberapa batasan sebagai berikut:
1. Pembuatan alat pemantau jarak menonton televisi ini menggunakan sensor ultrasonik jenisPING))) Ultrasonic Ringe Finder#28015 untuk mengukur jarak antara televisi dengan penonton.
2. Mikrokontroler yang digunakan untuk mengolah data yang dikirimkan oleh sensor menggunakan ATMEL AT89S52.
3. Sebagai penampil infomasi digunakan display LCD 16x4 yang akan menampilkan ukuran televisi (INCHTV), jarak penonton saat itu (C.DIST), waktu (M.TIME) dan jarak penonton yang terbaik (M.DIST).
4. Pembuatan alat ini tanpa harus membongkar televisi sehingga alat ini dapat langsung digunakan pada keadaan ON dengan mengoperasikannya langsung pada televisi yang berada pada keadaanONjuga.
5. Cara kerja alat ini yaitu dengan menghilangan sinyal dari antena bila jarak yang terbaik belum tercapai dengan syarat jarak penonton lebih besar atau sama dengan jarak terbaik.
6. Mengingat keterbatasan sensor ultrasonik yang hanya dapat mengukur jarak sejauh 3 meter maka peneliti membatasi penggunaan alat ini maksimum pada televisi berukuran 29 inch.
1.4.
Metode Penelitian
Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode :
1. Studi pustaka menggunakan buku–buku referensi dan jurnal–jurnal.
2. Perancangan subsistemhardwaredansoftwareyang didasari oleh dasar teori.
4. Pengujian alat yang langsung dipasangkan pada televisi untuk membandingkan jarak yang terukur oleh alat dengan jarak yang terukur menggunakan meteran. 5. Analisis data yang didapat dari pengujian alat.
6. Memberi kesimpulan yang didasari hasil analisis.
1.5.
Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang pemilihan topik sebagai dasar pemikiran melalui latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, batasan masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan penelitian ini.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini memaparkan teori mengenai televisi, sensor ultrasonik, LCD, mikrokontroler ATMEL89S52, relay DC 5V, LED, transistor sebagai saklar danbuzzer yang digunakan dalam pembuatan alat pemantauan jarak menonton televisi.
BAB III RANCANGAN PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan perancangan mengenai alat pemantau jarak menonton televisi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil alat yang telah diperoleh. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele danvision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Penemuan ini adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
Televisi jenis CRT bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang bisa kita dengar dan lihat. CRT bekerja dengan cara menembakkan tiga sinar elektron (dipancarkan oleh Electron Gun) mengarah ke permukaan layar yang mengandung dot dot fosfor warna merah, hijau dan biru yang tersusun secara teratur di permukaan layar (panel glass/screen) tersebut. Tiga sinar elektron yang dipancarkan oleh Electron Gun melewati Shadow Mask dan menghantam permukaan fosfor dan menyebabkan permukaan fosfor berpendar. Fungsi dari Shadow Mask adalah untuk memastikan sebuah sinar elektron untuk menghantam pada permukaan fosfor tertentu saja sehingga tidak terjadi penyimpangan lintasan sinar elektron. Apabila terjadi penyimpangan lintasan sinar elektron yang disebabkanshadow masktidak berfungsi normal akan menyebabkan berpendarnya dot dot fosfor yang berdekatan yang pada akhirnya menghasilkan suatu warna yang tidak murni. Selain itu shadow mask berfungsi untuk menyerap elektron yang salah melintas [3]. Gambar dari CRT ditunjukkanpada Gambar 2.1.
secara tepat pada permukaan fosfor agar supaya permukaan fosfor tersebut berpendar secara sempurna tanpa ada warna cacat yang dihasilkan oleh permukaan layar. Oleh karena itu semua komponen dalam CRT harus diproduksi secara teliti dan akurat. Namun dalam prakteknya faktor eksternal seperti pengaruh gaya gravitasi bumi akan menyebabkan penyimpangan kecil lintasan sinar elektron yang menuju layar fosfor. Yang menyebabkan warna yang dihasilkan oleh layar tidak sempurna. Sebagai koreksi hal tersebut, CRT dilengkapi dengan purity magnet, convergence magnet dan komponen magnet lainnya yang berfungsi untuk mengoreksi penyimpangan lintasan sinar elektron agar supaya warna yang dihasilkan layar mendekati sempurna.
Gambar 2.1 Tabung Sinar Katoda (CRT)
Gambar yang ditampilkan pada CRT merupakan hasil tangkapan sinyal dari stasiun pemancar menggunakan antena televisi. Fungsi dari antena ini yaitu untuk menangkap dan memperkuat sinyal gambar yang merupakan gelombang AM yang mudah terganggu. Sebuah antenna dapat dikatan baik bila gambar yang tertampil pada CRT tidak terbentuk bayangan (ghost). Untuk itu diperlukan sebuah penghubung berupa kabel jenis coaxial dengan hambatan sebesar 75Ωdengan pemasangan yang benar [4].
Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Sebelum sinyal gambar dan suara ditampilkan pada layar CRT televisi memiliki beberapa bagian dasar yang akan mengubah sinyal-sinyal elektromagnetik yang telah ditangkap dari antena agar dapat menghasilkan gambar dan suara yang dapat dilihat dan didengar. Berikut bagian-bagian dasar televisi:
a. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian.
b. Rangkaian Penala (tuner)
Berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
c. Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency) Berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. d. Rangkaian Detektor Video
Berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar.
e. Rangkaian Penguat Video
Berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT.
f. Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
h. Rangkaian Audio
Berfungsi untuk memisahkan antara sinyal suara dengan sinyal gambar sehingga suara dapat didengar.
Dari rangkaian-rangkaian dasar tersebut maka akan dihasilkan gambar dan suara sesuai dengan gambar dan suara yang dipancarkan oleh stasiun televisi. Namun pancaran sinar dari CRT akan menimbulkan beberapa efek negatif pada mata yaitu efek yang ditimbulkan oleh sinar biru. Sinar biru adalah sinar dengan panjang gelombang cahaya 400-500 nm yang dapat berpotensi terbentuknya radikal bebas dan menimbulkan fotokimia pada retina mata anak. Lensa mata anak masih peka dan belum dapat menyaring bahaya sinar biru. Karena itulah risiko terbesar kerusakan akibat sinar biru terdapat pada usia dini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia baru-baru ini menunjukkan adanya korelasi antara total waktu menonton televisi per hari dan jarak dari televisi saat menonton dengancontrast sensitivity mata kiri, mata kanan, dan kedua mata, yaitu semakin lama menonton televisi, skor fungsi retina mata semakin rendah, demikian juga jarak yang semakin dekat cenderung menurunkan fungsi retina mata pada mata anak [5].
Oleh karena itu, saat menonton televisi usahakan pencahayaan dalam ruangan sekitar 50% lebih suram dibanding cahaya pada layar TV atau komputer, dan cahaya lampu tidak dipantulkan layar TV sehingga menyilaukan. Jangan melihat dalam gelap, karena kontras cahaya akan menjadi terlalu tajam dan menyakiti mata. Usahakan menonton secara sejajar dengan jarak sekitar 4 kali ukuran layar TV Anda dalam inch [6].
2.2.
Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang menggunakan gelombang suara jenis ultrasonik untuk mengukur jarak. Cara kerja sensor ini yaitu transmitter mengirimkan seberkas gelombang ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya pantulan dari obyek [7]. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak sensor dengan obyek, sehingga jarak sensor dengan obyek dapat ditentukan dengan persamaan 2.1
Salah satu jenis sensor ultrasonik adalah jenis PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015. Sensor ini dapat mendeteksi suatu benda dengan range 3 cm sampai 3 meter. Ultrasonik parallax mempunyai 3 kaki interface yaitu, ground (GND), power supply 5V (VCC) dan SIG. Pemberian pulsa pada pin SIG ditunjukkanpada gambar 2.2
Gambar 2.2 Pemberian Pulsa pada Pin SIG
Dari gambar 2.2 dapat kita ketahui bahwa untuk antarmuka ke sensor ultrasonik, terdapat beberapa aturan yaitu:
a. Pin SIG diberi sebuah pulsa (tcut) selama 3 mikro detik. Hal ini berarti mikrokontroller diset sebagai output dan untuk memulai pengukuran.
b. Program akan memberi pin SIG kondisi “low” selama 700 mikro detik. Setelah itu
mikrokontroler dikondisikan sebagai input dang menunggu selama 3 mikro detik hingga dapat menerima output dari pin SIG.
c. Setelah ada sinyal input kondisi "high" maka mikrokontroller harus menghitung lama waktu dari kondisi "high" tersebut kemudian dihitung menggunakan persamaan 2.1 menjadi jarak.
d. Jarak antara koversi ultasonik memberi data lagi adalah 250mili detik.
2.3.
Liquid Crystal Display (LCD) 16x4membentuk suatu karakter tertentu. Gambar konstruksi LCD [8] ditunjukkanpada gambar 2.3
Gambar 2.3 Konstruksi LCD
LCD yang sering digunakan adalah jenis H1604A [9]. H1604A merupakan modul LCD dengan tampilan 4 x 16 (4 baris, 16 kolom). Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character General Read Only Memory), CGRAM (Character General Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). LCD bertipe ini
memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data secara 8 bit atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit maka akan ada 11 jalur data (3 untuk jalur kontrol & 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enable), RS (Register Select) dan R/W (Read/Write). Gambar dari LCD 4 x 16 ditunjukkanpada Gambar 2.4.
Pada LCD jenis H1604A memiliki jumlah pin sebanyak 16 yang memiliki fungsi berbeda-beda. Fungsi pin-pin tersebut ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fungsi Pin-pin LCD Nomor Pin Simbol Nomor Pin Simbol
1 GND 9 DB2
2 VCC(5V) 10 DB3
3 Vlcd 11 DB4
4 RS 12 DB5
5 R/W 13 DB6
6 E 14 DB7
7 DB0 15 A
8 DB1 16 K
Fungsi pin :
1. Vlcd, merupakan pin yang digunakan untuk mengatur tebal tipisnya karakter yang tertampil dengan cara mengatur tegangan masukan.
2. DB0 s/d DB7, merupakan jalur data yang dipakai untuk menyalurkan kode ASCII maupun perintah pengatur LCD.
3. RS (Register Select), merupakan pin yang dipakai untuk membedakan jenis data
yang dikirim ke LCD. Jika RS berlogika ‘0’, maka data yang dikirim adalah
perintah untuk mengatur kerja LCD. Jika RS berlogika ‘1’, maka data yang
dikirimkan adalah kode ASCII yang ditampilkan.
4. R/W (Read/Write), merupakan pin yang digunakan untuk mengaktifkan pengiriman
dan pengembalian data ke dan dari LCD. Jika R/W berlogika ‘1’, maka akan
diadakan pengambilan data dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’, maka akan diadakan
pengiriman data ke LCD.
5. E (Enable), merupakan sinyal singkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke ‘0’,
maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil diambil dari port mikrokontroler.
6. A (Anoda) dan K (Katoda), merupakan pin yang digunakan untuk menyalakan backlightdari layar LCD.
2.4. Mikrokontroler ATMEL AT89S52
Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali
[10]. AT89S52 dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi standar dan susunan pin 80C5. Fitur-fitur yang dimiliki AT89S52 antara lain:
a. Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 Bit. b. 256 byte RAM (Random Acces Memory) internal.
c. Empat buah port I/O, yang masing masing terdiri dari 8 bit d. Osilator internal dan rangkaian pewaktu.
e. Dua buahtimer/counter16 bit
f. Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 interupsi internal). g. Sebuah port serial dengan full duplex UART (Universal Asynchronous Receiver
Transmitter).
h. Mampu melaksanakan proses perkalian, pembagian, dan Boolean. i. EPROM yang besarnya 8 KByte untuk memori program.
j. Kecepatan maksimum pelaksanaan instruksi per siklus adalah 0,5 μ s pada frekuensi
clock 24 MHz. Apabila frekuensi clockmikrokontroler yang digunakan adalah 12
MHz, maka kecepatan pelaksanaan instruksi adalah 1 μ s.
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt. Ke-40 pin tersebut ditunjukkanpada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52
1. Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah (bi-directional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Port 0 juga memultipleks alamat dan data jika digunakan untuk mengakses memori eksternal.
2. Port 1 merupakan port paralel 8 bitbi-directional dengan internal pull-up. Port 1 juga digunakan dalam proses pemrograman (In System Programming) dengan memfungsikan tiga pin yaitu P1.5, P1.6 dan P1.7.
3. Port 2 merupakan port paralel 8bit bi-directional dengan internal pull-up. Port 2 akan mengirim byte alamat jika digunakan untuk mengakses memori eksternal. 4. Port 3 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan internal pull-up yang
mempunyai bebarapa fungsi khusus yang ditunjukkanpada tabel 2.2.
Tabel. 2.2. Funsi Pin pada Port 3 Pin-pin pada Port 3 Fungsi Penganti
P3.0 RxD (Port input serial) P3.1 TxD (Port output serial) P3.2 INT0 (Interupt eksternal 0 ) P3.3 INT1 (Interupt eksternal 1) P3.4 T0 (Input Eksternal Timer 0) P3.5 T1 (Input Eksternal Timer 1)
P3.6 WR (Perintah write pada memori eskternal) P3.7 RD (Perintah read pada memori eksternal)
Pada mikrokontroler AT89S52 untuk rangkaianoscillator menggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 33 pF sehingga besarnya perioda untuk pindah menjalankan satu perintah dari perintah sebelumya dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2.
= ...(2.2)
maka besarnya perioda pada perancangan adalah satu mikro detik. Ukuran kristal yang dipilih yaitu 12 MHz karena pada sistem tidak diperlukan perioda yang terlalu cepat.
Pin EA/VPP diberi logika tinggi (dihubungkan ke VCC) karena program hanya disimpan di dalammemoryinternal saja dan tidak membutuhkanmemoryeksternal. Untuk mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal dibutuhkan logika 1 pada pin RST dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.3.
2.5.
Relay
DC 5V
Relay adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar. Susunan paling sederhana relay adalah kumparan kawat penghantar yang dililitkan pada inti besi. Bila kumparan ini dialiri arus listrik, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme saklar [11]. Gambar dari relay DC 5V ditunjukkanpada Gambar 2.6.
Gambar 2.6RelayDC 5V
2.6.
Light Emitting Diode
(LED)
LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai 2,5 V untuk arus di antara 10 dan 50 mA. Penurunan tegangan yang tepat tergantung dari arus LED, warna, kelonggaran, dan sebagainya. Kecermelangan LED tergantung dari arusnya. Idealnya, cara terbaik untuk mengendalikan kecermelangan ialah dengan menjalankan LED dengan sumber arus. Gambar dari rangkaian LED ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Rangkaian LED
S LED S
R V V
I ( )……….……….(2.4)
R = Resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm) I = Arus (Ampere)
Makin besar tegangan sumber, makin kecil pengaruh VLED. Dengan kata lain Vs yang besar menghilangkan pengaruh perubahan tegangan VLED. Biasanya, arus LED ada diantara 10 mA sampai 50 mA karena daerah ini memberikan cahaya yang cukup untuk banyak pemakai[12][13].
2.7.
Transistor sebagai Saklar
Suatu saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan memiliki dua kondisi, yaitu kondisiondan kondisioff [14]. Kondisioff merupakan kondisi saat tidak ada arus yang mengalir. Sedangkan kondisionmerupakan kondisi saat arus dapat mengalir dengan bebas.
Fungsi saklar ini dapat digantikan oleh sebuah transistor dengan memanfaatkan kondisi cut off dan saturasi. Saat saklar pada kondisi on, maka akan digantikan dengan transistor yang berada pada kondisi saturasi dan kondisi off akan digantikan dengan transistor yang berada pada kondisicut off.
Kondisi saturasi terjadi bila transistor mendapat tegangan positif pada kaki basis, sehingga arus basis (Ib) mengalir dan menyebabkan arus kolektor (Ic) mengalir menuju emitor melalui tahanan beban (Rc). Akibatnya tegangan antara kolektor dan emitor menjadi nol (Vce = 0), sehingga tegangan jatuh pada beban Rc adalah [14] :
Vc = Ic x Rc……….(2.3)
besarnya arus basis pada saat transistor dalam keadaan saturasi adalah [9]:
Ib = ……….(2.4)
Sedangkan kondisicut offterjadi bila transistor mendapat tegangan lebih kecil atau sama dengan nol pada kaki basis, sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui beban Rc kecuali arus bocor yang sangat kecil (Iceo), sehingga besarnya tegangan antara kolektor emitor (Vce) adalah [14]. Gambar dari transistor sebagai saklar ditunjukkan pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Transistor Sebagai Saklar
2.8.
Buzzer
Sumber bunyi yang dipilih yaitu buzzer yang sudah terdapat osilator dan piezo speaker. Buzzer yang dipakai ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9Buzzer
Buzzermemiliki spesifikasi frekuensi 3570 Hz dengan catu daya 6V sampai dengan 15 V, level tekanan 80dB(A) pada jarak 1m dan catu 12 V. Frekuensi 3,5 kHz memberikan respons relatif yang berada dipuncak seperti terlihat pada gambar 2.10. Dari gambar 2.10 terlihat frekuensi antara 1 kHz sampai 5 kHz memberikan respons relatif yang berada di puncak, artinya akan terdengar paling keras dibandingkan dengan sumber frekuensi yang lain pada jarak yang sama[15].
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan umum Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi akan dibagi dalam dua bagian besar, yaitu :
1. Perancangan perangkat keras seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 yang terdiri dari: rangkaian mikrokontroler AT89S52 dan sistem pendukung, rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai, rangkaian sensor ultrasonik, rangkaian pemutus sinyal, rangkaian LCD dan rangkaiandriver buzzer.
2. Perancangan perangkat lunak yang terdiri dari program utama, pengukur jarak, pembanding denganset pointdan penampil LCD.
Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi
Cara kerja dari dari setiap blok pada diagram perancangan gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
1. Tombol Pilihan digunakan untuk memilih ukuran layar televisi yang sedang digunakan. Tombol ini ada dua buah yaitu naik dan turun yang berfungsi untuk memilih ukuran layar televisi sampai dengan 29 inch. Sedangkan tombol mulai berfungsi untuk memulai pengukuran jarak setelah tombol pilihan selesai diatur. 2. Data masukan dari tombol pilihan akan diolah oleh mikrokontroler sehingga akan
3. Bila tombol mulai ditekan, maka sensor ultrasonik akan aktif dengan memberikan sinyal pada pin SIG lalutranducerakan menerima gelombang pantul yang terkena benda selanjutnya akan dikonversi menjadi jarak.
4. Mikrokontroler akan membandingkan jarak terbaik dalam menonton televisi dengan jarak penonton saat itu yang telah terukur oleh sensor ultrasonik.
5. Apabila jarak penonton saat itu lebih besar atau sama dengan jarak terbaik dalam menonton maka rangkaian pemutus sinyal tidak akan bekerja jika jarak belum sesuai maka rangkaian ini akan bekerja dan buzzer akan berbunyi sebagai peringatan.
3.1. Perancangan Perangkat Keras
3.1.1. Rangkaian Mikrokontroler AT89S52
Semua program untuk sistem kendali alat pemantau jarak menonton televisi ini dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S52. Rangkaian mikrokontroler AT89S52 ditunjukkan pada gambar 3.2.
Pada gambar 3.2 untuk rangkaianoscillatormenggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 33 pF sehingga besarnya perioda untuk pindah menjalankan satu perintah dari perintah sebelumya dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2 sehingga besarnya perioda pada perancangan adalah satu mikro detik.
Untuk mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal dibutuhkan logika 1 pada pin RST dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.3. Bila besar R1 = 10K dan mikrokontroler AT89S52 mempunyai logika 1 antara rentang tegangan 3V sampai dengan 5V maka besarnya R2yaitu:
1. Pada saat Vrst= 3V
V =
R
R + R x VCC
3= 10000/(10000+R_2 ) x 5 R2= 6,66 KΩ
2. Pada saat Vrst= 5V
V =
R
R + R x VCC
3 =
10000
10000 + R x 5
R2= 0
Maka pada peracangan dipilih nilai resistor R2sebesar 20Ω .
3.1.2. Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai
Pengguna dapat memilih ukuran layar televisi yang digunakan dengan cara menekan tombol pilihan. Ada 2 buah tombol pilihan yaitu naik dan turun. Tombol pilihan ini akan menghitung cacahan dari setiap penekanan yang selanjutnya akan diproses di dalam mikrokontroler. Sedangkan tombol start dirancang sama dengan tombol pilihan yang berfungsi untuk memulai pengukuran jarak setelah tombol pilihan selesai diset.
Ada 2 jenis tombol yang dapat digunakan pada mikrokontroler yaitu tombol dengan logika aktif rendah dan logika aktif tinggi. Rangkaian tombol dengan logika rendah ditunjukkan pada Gambar 3.3.
LED berfungsi sebagai indikator penanda cacahan setiap penekanan. Besarnya nilai resistor sebagai penghambat arus pada LED dapat dihitung dengan persamaan 2.4 maka besarnya resistor yaitu:
1. Pada saat I = 10mA
I V V
R ( S LED)
m R 10 ) 5 . 1 5 (
R = 350Ω
2. Pada saat I = 50mA
I V V
R ( S LED)
m R 50 ) 5 . 1 5 (
R = 70Ω
Maka pada peracangan dipilih nilai resistor R2sebesar 330Ω .
Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai
3.1.3. Rangkaian Sensor Ultrasonik
Rangkaian sensor ultrasonik terdiri dari sebuah modul sensor ultrasonik jenis PING))) Ultrasonik Ringe Finder #28015. Rangkaian sensor ultrasonik ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik
Pada perancangan digunakan modul yang sudah tersedia sehingga antarmuka antara sensor ultrasonik dengan mikrokontroler tidak membutuhkan rangkaian tambahan. Antarmuka sensor ultrasonik dan mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Antarmuka Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroler
3.1.4. Rangkaian LCD
LCD yang digunakan adalah LCD 16x4 yang memiliki tipe H1604A. Sama seperti LCD 16x2 LCD bertipe ini memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data secara 8 bit atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit maka akan ada 11 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enable), RS (Register Select) dan R/W (Read/Write).
(pertama dikirim 4 bit MSB lalu 4 bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Mengirim data secara paralel baik 4 atau 8 bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD. Penentuan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8 bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7 bit (3 pin untuk kontrol, 4 untuk data). Karena dalam penelitian ini kecepatan tidak sangat diutamakan, maka dipilih mode 4 bit.
Berdasarkan datasheet tegangan kontras (Vlcd) maksimum sebesar 5V sehingga dalam perancangan digunakan sebuah resistor variabel sebesar 10K yang berfungsi untuk membatasi tegangan yang masuk ke pin Vlcd. Rangkaian LCD dengan mode 4 bit ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Rangkaian LCD dengan Mode 4 bit
3.1.5. Rangkaian
Driver Buzzer
Gambar 3.8 AntarmukaBuzzerdan Mikrokontroler
3.1.6. Rangkaian Pemutus Sinyal
Rangkaian pemutus sinyal ini berfungsi untuk memutus sinyal dari antena menuju rangkaian penala pada televisi. Prinsipnya yaitu penyaklaran secara mekanis dengan menggunakan sebuah relay yang dalam pemicuan koilnya menggunakan transistor yang difungsikan sebagai saklar. Dengan sistem penyaklaran ini diharapkan agar sinyal gambar yang merupakan gelombang AM dapat diganggu.
Pada perancangan rangkaian pemutus sinyal ini kabel dari antenna televisi akan dihubungkan ke kontak Normaly Close (NC) pada relay agar pada saat kondisi awal transistor aktif sinyal dari antena akan diputuskan sampai syarat jarak terpenuhi. Selain itu tujuan penggunaan kontak NC tersebut agar pada saat alat pada kondisi OFF sinyal dari antena televisi tetap dapat diteruskan ke rangkaian penala. Rangkaian pemutus sinyal disajikan pada gambar 3.9.
3.2. Perancangan Perangkat Lunak
3.2.1. Diagram Alir Program Utama
Gambar 3.10 Diagram Alir Program Utama
masukan dari luar oleh tombol naik dan tombol turun dengan kondisi awal ukuran televisi 1 dan maksimal 29 dengan menampilkan langsung pada LCD mengenai INCHTV dan C.DIST. Sebelum sensor ultrasonik bekerja mikrokontroler akan membandingkan masukan yang terjadi pada tombol mulai, bila telah terjadi penekanan maka program mengaktifkan sensor ultrasonik dan bila belum terjadi penekanan program akan selalu berulang pada rutin tombol.
Selanjutnya mikrokontroler akan megirimkan sinyal ke sensor ultrasonik agar sensor bekerja dan sinyal pantul yang diterima akan diolah agar jarak penonton dapat dideteksi. Kemudian setelah proses terjadi hasilnya akan ditampilkan pada display LCD mengenai M.TIME dan M.DIST.
Hasil pengukuran sensor akan dibandingkan dengan C.DIST, bila M.DIST lebih kecil dari C.DIST maka mikrokontroler akan menyalakan rangkaian pemutus sinyal dan buzzer dengan memberikan logika “1” pada rangkaian driver tetapi bila M.DIST lebih
besar atau sama dengan C.DISC maka rangkaian driver dimatikan. Proses ini akan selalu berulang untuk mendapatkan M.DIST terus menerus. Secara umum diagram alir program utama dari pemantau jarak menonton televisi ditunjukkan pada gambar 3.10.
3.2.2. Diagram Alir Subrutin Tampilan
Gambar 3.11 Diagram Alir Subrutin Tampilan
Subrutin ini untuk melakukan proses perhitungan dan menampilkan pada LCD. Nilai awal variabel C yaitu satu sehingga pada awalnya pada LCD akan tertampil
“INCHTV : 1inch, C.DIST : 10.16cm, M.TIME : , M.DIST : “. Diagram alir subrutin
3.2.3. Diagram Alir Subrutin Tombol
Gambar 3.12 Diagram Alir Subrutin Tombol
satu sampai dengan ukuran layar maksimum sebesar dua puluh sembilan, bila tombol turun ditekan akan mencacah turun satu sampai dengan kondisi awal satu.
Program ini juga akan membandingkan tombol mulai, jika terjadi penekanan maka program akan lamgsung melompat ke subrutin ultrasonik untuk mengaktifkan sensor tetapi jika belum terjadi penekanan maka program akan selalu berulang dan menunggu sampai tombol mulai ditekan.
3.2.4. Diagram Alir Subrutin Ultrasonik
Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 mengukur jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40KHz) selama tbrust (250μ s) kemudian menunggu pantulannya. Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan input kontrol dari pin SIG (pulsa trigger dengan tout
min 3 μ s). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan kurang lebih 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015. Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 akan
mengeluarkan pulsa “high” pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik. Dan setelah gelombang pantulan terdeteksi, modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015
akan membuat pin SIG “low”. Lebar pulsa “high” (tin) ini sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2 x jarak obyek, sehingga jarak obyek yang terukur adalah (tinx 34.4) ÷ 2000 centimeter.
Dalam program diberi variabel tambahan yang berfungsi untuk menangani error yang terjadi. Proses ini akan terjadi bila sensor ultrasonik tidak menerima pantulan lebih dari 25000 cacahan lalu akan menampilkan pada LCD “SENSOR TIMEOUT dan __RESTARTED!__”. Setelah itu program akan mencacah kembali sebanyak 1000 cacahan
sebelum sensor aktif kembali untuk melakukan pengukuran jarak. Saat dilakukan cacahan program juga akan mengecek tombol naik dan turun, bila terjadi penekanan program akan langsung melompat ke subrutin tombol.
3.2.5. Diagram Alir Subrutin Matikan
Subrutin matikan akan dijalankan bila M.DIST lebih kecil C.DIST. Program ini akan mengaktifkan dua buah driver yang terhubung dengan buzzer dan relay yang akan memutuskan sinyal. Diagram alir subrutin matikan ditunjukkan pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Diagram Alir Subrutin Matikan
3.2.6. Diagram Alir Subrutin Nyalakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui suatu alat atau program dapat bekerja dengan baik diperlukan pengujian terhadap kinerja alat atau program tersebut. Melalui pengujian-pengujian tersebut, maka akan diperoleh data-data yang dapat memperlihatkan bahwa perangkat keras dan lunak yang dirancang telah bekerja dengan baik atau tidak. Dari data-data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap proses kerja alat yang kemudian dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa yang disajikan dalam tugas akhir ini.
4.1. Implementasi Alat dan Cara Kerja Alat Pemantau Jarak Menonton
Televisi
Implementasi alat dibagi menjadi lima blok rangkaian, yaitu rangkaian catu daya, rangkaian mikrokontroler, rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai, rangkaian LCD, rangkaian driver buzzer dan rangkaian pemutus sinyal. Gambar implementasi alat ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Implementasi Alat
daya dapat menyalurkan sumber tegangan ke tiap-tiap blok sampai pada LCD tertampil kata-kata “INCHTV, C.DIST, M.TIME, M.DIST”. Kemudian menunggu instruksi dari luar
berupa penekanan tombol mulai untuk mengaktifkan sensor ultrasonik dan akan menampilkan nilai-nilai hasil pengukuran jarak. Gambar peletakan alat ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Peletakan Alat
Dari hasil implementasi alat hasil perancangan terdapat satu blok rangkaian yang tidak dapat berfungsi dengan baik yaitu blok rangkaian pemutus sinyal. Blok ini pada perancangan memiliki fungsi untuk memutuskan sinyal antena bila jarak belum terpenuhi, namun dalam implementasi blok tersebut rangkaian menghilangkan warna gambar televisi saat alat dinyalakan. Penyebab kegagalan tersebut adalah pengaruh jalur pada relay yang dilewati sinyal antena tidak sebesar 75Ω , yang berdasarkan datasheet besarnya resistansi kontak lebih kecil atau sama dengan 50mΩ sehingga untuk mendapatkan nilai resistansi
sebesar 75Ω perlu ditambahkan sebuah komponen yang disebut balun yang terpasang
secara paralel dengan jalur sinyal. Namun penambahan komponen tersebut belum peneliti ketahui sampai pada akhir penelitian sehingga peneliti memilih untuk memodifikasi dengan blok rangkaian lain. Tabel 4.1 menunjukkan data kegagalan implementasi alat.
Tabel 4.1 Data Kegagalan Implementasi Alat Ukuran
dan Jenis TV
Set Point Sudut Pengukuran
Jarak Pengukuran
Kondisi Gambar
Kondisi Gambar Meteran Sensor
Samsung
14inch 142,2cm
35° 142,2cm - Hilang Ada
40° 142,2cm - Hilang Ada
45° 142,2cm 143,3cm Hilang Ada
50° 142,2cm 143,1cm Hilang Ada
Tabel 4.1(lanjutan) Data Kegagalan Implementasi Alat Ukuran
dan Jenis TV
Set Point Sudut Pengukuran
Jarak Pengukuran Kondisi Gambar Kondisi Suara Meteran Sensor Samsung 14inch 142,2cm
70° 142,2cm 142,6cm Hilang Ada
80° 142,2cm 142,5cm Hilang Ada
90° 142,2cm 142,3cm Hilang Ada
100° 142,2cm 142,5cm Hilang Ada
110° 142,2cm 142,6cm Hilang Ada
120° 142,2cm 142,8cm Hilang Ada
130° 142,2cm 143,1cm Hilang Ada
135° 142.2cm 143,3cm Hilang Ada
140° 142.2cm - Hilang Ada
145° 142.2cm - Hilang Ada
Advance
17inch 172,7cm
35° 172,7cm - Hilang Ada
40° 172,7cm - Hilang Ada
45° 172,7cm 173,8cm Hilang Ada
50° 172,7cm 173,6cm Hilang Ada
60° 172,7cm 173,3cm Hilang Ada
70° 172,7cm 173,1cm Hilang Ada
80° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada
90° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada
100° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada
110° 172,7cm 173,1cm Hilang Ada
120° 172,7cm 173,3cm Hilang Ada
130° 172,7cm 173,6cm Hilang Ada
135° 172,7cm 173,8cm Hilang Ada
140° 172,7cm - Hilang Ada
145° 172,7cm - Hilang Ada
Sharp
21inch 213,3cm
35° 213,3cm - Hilang Ada
40° 213,3cm - Hilang Ada
45° 213,3cm 214,4cm Hilang Ada
50° 213,3cm 214,2cm Hilang Ada
60° 213,3cm 213,9cm Hilang Ada
70° 213,3cm 213,8cm Hilang Ada
80° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada
90° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada
100° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada
110° 213,3cm 213,8cm Hilang Ada
120° 213,3cm 213,9cm Hilang Ada
130° 213,3cm 214,2cm Hilang Ada
135° 213,3cm 214,4cm Hilang Ada
140° 213,3cm - Hilang Ada
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sensor dapat mendeteksi jarak dengan baik. Namun dengan jarak tonton yang diubah-ubah kondisi gambar tetap hilang dan kondisi suara tetap ada. Perubahan tersebut terdapat perbedaan dengan awal perancangan yang hanya menghilangkan sinyal gambar bila jarak penonton belum terpenuhi tetapi akibat perbuahan ini sinyal gambar dan suara hilang bersamaan, sedangkan untuk perancangan perangkat lunak tidak mengalami perubahan. Proses ini menggunakan sistem jamming dengan mengaktifkan dan menonaktifkan rangkaian pemancar FM 5W tipe s-151. Gambar rangkaian pemancar FM 5W ditunjukkan pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Rangkaian Pemancar FM 5W
Rangkaian pada gambar 4.3 menggunakan catu daya sebesar 12V dan untuk menghasilkan tegangan tersebut menggunakan IC regulator yang dihubungkan ke relay. Proses aktif dan nonaktifnya koil relay digunakan sebuah driver dengan transistor yang difungsikan sebagai saklar. Rangkaiandriverditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 RangkaianDriver
4.2. Tampilan pada LCD
Apabila saat alat dinyalakan dan belum ada instruksi lewat penekanan tombol
M.TIME :, M.DIST :”. Penjelasan untuk penekanan tombol-tombol pilihan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tombol pilihan naik ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :2 inch, C.DIST : 20.32 cm, M.TIME :, M.DIST :” dan akan mencacah naik satu demi satu sampai ukuran layar TV maksimum 29 inch yang ditunjukkan pada gambar 4.5.
2. Tombol pilihan down ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :1 inch, C.DIST :10.16 cm, M.TIME :, M.DIST :” dan akan mencacah turun satu demi
satu sampai ukuran layar TV minimum 1 inch yang ditunjukkan pada gambar 4.6. 3. Tombol mulai ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :1 inch,
C.DIST :10.16 cm, M.TIME :x.xx ms, M.DIST :xxx.x cm” dan mengaktifkan
sensor ultrasonik, sehingga akan mengukur waktu pantul dan jarak yang ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.5 Ukuran Layar TV Maksimum
Gambar 4.7 Waktu Pantul dan Jarak
4.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik
4.3.1 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Sudut Berubah-ubah
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah
Ukuran dan Jenis
TV
Set Point Sudut Pengukuran
Jarak Pengukuran Kondisi Gambar
dan Suara Meteran Sensor Galat
(%)
Samsung
14inch 142,2cm
35° 142,2cm - - Ada
40° 142,2cm - - Ada
45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
50° 142,2cm 143,1cm 0,63 Ada
60° 142,2cm 142,8cm 0,42 Ada
70° 142,2cm 142,6cm 0,28 Ada
80° 142,2cm 142,5cm 0,21 Ada
90° 142,2cm 142,3cm 0,07 Ada
100° 142,2cm 142,5cm 0,21 Ada
110° 142,2cm 142,6cm 0,28 Ada
120° 142,2cm 142,8cm 0,42 Ada
130° 142,2cm 143,1cm 0,63 Ada
135° 142.2cm 143,3cm 0,77 Ada
140° 142.2cm - - Ada
145° 142.2cm - - Ada
Advance
17inch 172,7cm
35° 172,7cm - - Ada
40° 172,7cm - - Ada
45° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada
50° 172,7cm 173,6cm 0,51 Ada
60° 172,7cm 173,3cm 0,34 Ada
70° 172,7cm 173,1cm 0,23 Ada
80° 172,7cm 172,8cm 0,05 Ada
Tabel 4.2 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah
Ukuran dan Jenis
TV
Set Point Sudut Pengukuran
Jarak Pengukuran Kondisi Gambar
dan Suara Meteran Sensor Galat
(%)
Advance
17inch 172,7cm
100° 172,7cm 172,8cm 0,06 Ada
110° 172,7cm 173,1cm 0,23 Ada
120° 172,7cm 173,3cm 0,34 Ada
130° 172,7cm 173,6cm 0,51 Ada
135° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada
140° 172,7cm - - Ada
145° 172,7cm - - Ada
Sharp
21inch 213,3cm
35° 213,3cm - - Ada
40° 213,3cm - - Ada
45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada
50° 213,3cm 214,2cm 0,42 Ada
60° 213,3cm 213,9cm 0,28 Ada
70° 213,3cm 213,8cm 0,23 Ada
80° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada
90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada
100° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada
110° 213,3cm 213,8cm 0,23 Ada
120° 213,3cm 213,9cm 0,28 Ada
130° 213,3cm 214,2cm 0,42 Ada
135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada
140° 213,3cm - - Ada
145° 213,3cm - - Ada
Pengukuran jarak dilakukan untuk mengetahui akurasi dari implementasi alat yang telah dibuat dengan mengambil jarak yang terukur meteran dan jarak yang terukur oleh sensor. Percobaan dilakukan dengan menentukan derajat yang paling kecil sampai derajat terbesar sehingga dapat dilihat bahwa sensor akan mulai mendeteksi benda saat benda berada pada sudut 45° sampai dengan sudut 135°. Pengukuran ini dimaksudkan juga untuk mengetahui batas deteksi sensor yang ditunjukkan pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Batas Deteksi Sensor
Percobaan tersebut diulang dengan beberapa macam ukuran televisi dan hasil yang diperoleh tetap sama yaitu sensor dapat mendeteksi benda dengan sudut minimal sebesar 45° dan sudut maksimal sebesar 135°. Setelah mengetahui batas deteksi sensor peneliti juga melakukan percobaan untuk mengetahui akurasi sensor dengan memindahkan kemiringan benda yang akan diukur jaraknya sehingga diperoleh data pada tabel 4.2.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah
Ukuran dan Jenis
TV
Set Point Sudut Pengukuran
Sudut Kemiringan
Benda
Jarak Pengukuran Kondisi Gambar
dan Suara Meteran Sensor Galat
(%)
Samsung
14inch 142,2cm
45°
40° 142,2cm - - Ada
45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
90° 142,2cm 142,3cm 0,7 Ada
135° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
140° 142,2cm - - Ada
90°
40° 142,2cm - - Ada
45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
90° 142,2cm 142,3cm 0,7 Ada
135° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
140° 142,2cm - - Ada
135°
40° 142,2cm - - Ada
45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada
90° 142.2cm 142,3cm 0,7 Ada
135° 142.2cm 143,3cm 0,77 Ada
140° 142.2cm - - Ada
Advance
17inch 172,7cm 45°
40° 172,7cm - - Ada
Tabel 4.3 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah
Ukuran dan Jenis
TV
Set Point Sudut Pengukuran
Sudut Kemiringan
Benda
Jarak Pengukuran Kondisi Gambar
dan Suara Meteran Sensor Galat
(%)
Advance
17inch 172,7cm
45°
90° 172,7cm 172,8cm 0,05 Ada 135° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada
140° 172,7cm - - Ada
90°
40° 172,7cm - - Ada
45° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada 90° 172,7cm 173,8cm 0,05 Ada 135° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada
140° 172,7cm - - Ada
135°
40° 172,7cm - - Ada
45° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada 90° 172,7cm 173,8cm 0,05 Ada 135° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada
140° 172,7cm - - Ada
Sharp
21inch 213,3cm
45°
40° 213,3cm - - Ada
45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada 90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada 135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada
140° 213,3cm - - Ada
90°
40° 213,3cm - - Ada
45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada 90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada 135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada
140° 213,3cm - - Ada
135°
40° 213,3cm - - Ada
45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada 90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada 135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada
140° 213,3cm - - Ada
45° sehingga dilihat dari sisi kanan benda sudut maksimum yang terdeteksi sebesar 135° dan bila dilihat dari sisi kiri benda sudut minimum yang terdeteksi sebesar 45°.
Gambar 4.9 Posisi Kemiringan Benda
4.3.2 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Jarak Berubah-ubah
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah
Ukuran dan Jenis TV Set Point Sudut Pengukuran Jarak Pengukuran Meteran Jarak Pengukuran Sensor Galat (%) Kondisi Gambar dan Suara Samsung 14inch 142,2cm 45°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
140cm 141,6cm 1,13 Hilang
141cm 142,1cm 0,07 Hilang
142,2cm 142,3cm 0,07 Ada
143cm 144,2cm 0,84 Ada
144cm 145,6cm 1,09 Ada
150cm 151,3cm 0,86 Ada
90°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
140cm 141,6cm 1,13 Hilang
141cm 142,1cm 0,07 Hilang
Tabel 4.4 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah Ukuran dan Jenis TV Set Point Sudut Pengukuran Jarak Pengukuran Meteran Jarak Pengukuran Sensor Galat (%) Kondisi Gambar dan Suara Samsung 14inch 142,2cm 90°
143cm 144,2cm 0,84 Ada
144cm 145,6cm 1,09 Ada
150cm 151,3cm 0,86 Ada
135°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
140cm 141,6cm 1,13 Hilang
141cm 142,1cm 0,07 Hilang
142,2cm 142,3cm 0,07 Ada
143cm 144,2cm 0,84 Ada
144cm 145,6cm 1,09 Ada
150cm 151,3cm 0,86 Ada
Advance
17inch 172,7cm
45°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
150cm 151,3cm 0,86 Hilang
170cm 171,2cm 0,71 Hilang
171cm 172,2cm 0,69 Hilang
172,7cm 172,8cm 0,06 Ada
173cm 173,8cm 0,46 Ada
174cm 174,6cm 0,34 Ada
90°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
150cm 151,3cm 0,86 Hilang
170cm 171,2cm 0,71 Hilang
171cm 172,2cm 0,69 Hilang
172,7cm 172,8cm 0,06 Ada
173cm 173,8cm 0,46 Ada
174cm 174,6cm 0,34 Ada
135°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang
60cm 61,3cm 2,12 Hilang
90cm 91,4cm 1,53 Hilang
120cm 121,2cm 0,99 Hilang
150cm 151,3cm 0,86 Hilang
170cm 171,2cm 0,71 Hilang
171cm 172,2cm 0,69 Hilang
Tabel 4.4 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah Ukuran dan Jenis TV Set Point Sudut Pengukuran Jarak Pengukuran Meteran Jarak Pengukuran Sensor Galat (%) Kondisi Gambar dan Suara Advance
17inch 172,7cm 135°
173cm 173,8cm 0,46 Ada
174cm 174,6cm 0,34 Ada
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa sensor dapat mendeteksi benda yang berada pada sudut batas deteksi sensor dengan hasil pengukuran yang sama dengan akurasi sensor yang besar pada saat sensor mendeteksi jarak benda yang berada tepat di depannya. Namun pada pengukuran yang masih dalam batas deteksi sensor, sensor juga dapat mendeteksi benda dengan baik walaupun dengan galat yang lebih besar sehingga alat dapat bekerja dengan baik untuk mengaktifkan dan menonaktifkan rangkaian pemancar. Hal tersebut dapat dilihat dengan perubahan kondisi gambar dan suara walaupun perubahan jarak yang terjadi sangat kecil.
4.3.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Benda Lebih Dari Satu
Pengambilan data pada Tabel 4.4 dengan tujuan melihat sensitivitas sensor ultrasonik bila benda yang dideteksi lebih dari satu. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sensor dapat mendeteksi benda yang berada pada posisi depan dengan sudut yang berbeda dan jarak yang berbeda dengan baik. Hasil dari pengukuran ini yaitu sensor hanya akan mengukur jarak benda yang dekat dengan sensor sehingga bila jarak salah satu benda tepat padaset point, benda lain yang berada pada jarak lebih jauh akan diabaikan.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Jarak dengan Benda Lebih Dari Satu Ukuran dan Jenis TV Set Point Jarak Benda I (45°) Jarak Benda II (135°) Jarak Pengukuran Sensor Kondisi Gambar dan Suara Samsung 14inch 142,2cm 30cm 142,2cm 30,9cm Hilang
120cm 121,2cm Hilang
142,2cm 142,3cm Ada
220cm 142,3cm Ada
Tabel 4.5 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Benda Lebih Dari Satu Ukuran dan Jenis TV Set Point Jarak Benda I (45°) Jarak Benda II (135°) Jarak Pengukuran Sensor Kondisi Gambar dan Suara Advance 17inch 172,7cm 30cm 172,7cm 30,9cm Hilang
120cm 121,2cm Hilang
172,7cm 172,8cm Ada
220cm 172,8cm Ada
300cm 172,8cm Ada
4.4 Analisis Perangkat Lunak
Dalam pembuatan program langkah awal yang dilakukan yaitu penginisialisasian port sesuai dengan perancangan perangkat keras. Untuk pin 3.0 sampai 3.2 digunakan untuk tombol naik, turun dan mulai, sensor ultrasonik pada pin 3.3, saklar untukbuzzer pada pin 1.3 dan saklar untuk rangkaian jamming pada 1.4. Hal utama yang harus diperhatikan untuk sensor ultrasonik yaitu harus diletakkan pada pin mikrokontroler yang memiliki fungsi timer, untuk mikrokontroler AT89S52 hanya pada pin 3.2 dan 3.3.
Selanjutnya program mengatur nilai awal dari tiap-tiap pin dan variabel yang digunakan. Tombol naik, turun dan mulai merupakan tombol aktif rendah sehingga pada
program awal diatur dengan nilai “1”, sedangkan untuk saklar yang mengaktifkan buzzer
dan relay digunakan transistor jenis NPN sehingga nilai awalnya diatur “0” dan variabel C
sebagai variabel tombol.
Listing Program inisialisasi port dan nilai awal: $regfile = "8052.dat"
$crystal = 11059200 ' 11059200 MHz crystal $large
Config Lcdpin = Pin , Db7 = P2.7 , Db6 = P2.6 , Db5 = P2.5 , Db4 = P2.4 , E = P2.2 , Rs = P2.0
Config Lcd = 16 * 4
Config Timer0 = Timer, Mode = 1, Gate = Internal
Const Kecepatan = 34.4 'Satuan cm/ms Const Satuanwaktu = 1.085
Up Alias P3.0 'Tombol Naik
Down Alias P3.1 'Tombol Turun
Mulai Alias P3.2 'Tombol Start Ping Alias P3.3 'Sensor Ultrasonik
Buz Alias P1.3 'Buzzer
Dim C As Byte, Jarak1 As Single, Jarak2 As String * 5 Dim Count__ As Word
Up = 1 Waitms 1 Down = 1 Waitms 1 Mulai = 1 Waitms 1 C = 1 Waitms 1 Buz = 0 Waitms 1 Trans = 0 Waitms 1
LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV : , C.DISC : , M.TIME : , M.DIST : ”
yang masing-masing menerangkan ukuran layar televisi, jarak tonton terbaik, waktu pantul dan jarak tonton saat itu. Setelah itu program akan melompat ke fungsi tampilan dan akan menampilkan sesuai dengan pengaturan awal.
Restarted: Cls Cursor Off
Locate 1, 1: Lcd "INCHTV :" 'Ukuran Layar Televisi Locate 2, 1: Lcd "C.DIST :" 'Jarak Tonton Terbaik Locate 3, 1: Lcd "M.TIME :" 'Waktu Pantul Locate 4, 1: Lcd "M.DIST :" 'Jarak Tonton Saat Itu GoSub Tampilan
Tampilan:
Jarak1 = 10.16 * C
Jarak2 = Fusing(Jarak1, "###.#") Locate 1, 9: Lcd " "
Locate 1 , 9 : Lcd C ; " inch" Locate 2, 9: Lcd " "
Locate 2 , 9 : Lcd Jarak2 ; " cm" Return
Bila telah tertampil program akan kembali menjalankan program setelah syntax melompat ke fungsi tampilan sehingga akan menjalankan program utama. Dalam program utama akan berulang terus menerus pada fungsi tombol. Fungsi ini akan selalu mengecek kondisi penekanan tombol, bila tombol naik ditekan, maka variable C akan naik satu demi satu sampai nilai maksimum terpenuhi.
Up:
If Up = 0 Then C = C + 1 GoSub Tampilan
If C = 1 Then GoTo Up Return
Sedangkan bila tombol turun ditekan, maka variabel C akan turun satu demi satu sampai nilai minimal terpenuhi dan bila tombol mulai ditekan program akan langsung melompat ke fungsi ultrasonik.
Down:
If Down = 0 Then C = C - 1 GoSub Tampilan
Waitms 100 GoSub Mulai
If C = 29 Then GoTo Down
Mulai:
If Mulai = 0 Then GoTo Ultrasonik Return
Proses selanjutnya program akan me-reset pin 3.3 lalu menunda selama 10 milisecond dan mengatur variabel Count__ dan Counter0 dengan nilai “0”. Pin 3.3 di-set lalu ditunda 3microseconddan setelah itu di-resetkembali lalu ditunda 700microsecond. Pin 3.3 di-set kembali lalu aktifkan Timer0 dan tunda selama 3 microsecond. Proses tersebut dimaksudkan untuk membentuk gelombang kotak sesuai dengandatasheet.
Do Reset Ping Waitms 10 Count__ = 0 Counter0 = 0 Set Ping
NOP 'Tunda 3us
NOP NOP Reset Ping
Delay 'Tunda 700us
Delay Delay Delay Delay Delay Delay
Set Ping 'P3.3 Siap sebagai input
Start Timer0 'Aktifkan timer0 untuk menghitung V
NOP 'Tunda 3us
Bila pin 3.3 sudah siap sebagai inputprogram akan menunggu hingga ada pantulan yang akan membuat kondisi pin 3.3 menjadilow, perubahan ini juga akan menghentikan Timer0 kemudian hitungan dari Timer0 akan dimasukkan ke variabel waktu yang selanjutnya akan dihitung berdasarkan rumus lalu ditampilkan pada LCD dan akan dibandingkan dengan jarak tonton terbaiknya. Bila jarak tonton terbaik lebih besar dari jarak tonton saat itu maka kedua saklar akan dinyalakan, sedangkan bila jarak tonton terbaik lebih kecil atau sama dengan jarak tonton saat itu maka kedua saklar akan dimatikan.
If Ping = 0 Then
Stop Timer0 'Matikan timer0
Reset Ping Waitms 10 GoTo Bagus
Bagus:
Waktu = Counter0
Jarak = Satuanwaktu * Waktu
Jarak = Waktu / 2000 'Waktu tempuh dalam ms Karakter = Fusing(jarak , ##.##)
Locate 3, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCD Locate 3 , 9 : Lcd Karakter ; " ms"
Jarak = Jarak * Kecepatan 'Jarak dalam satuan cm Karakter = Fusing(jarak , ###.##)
Locate 4, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCD Locate 4 , 9 : Lcd Karakter ; " cm"
If Jarak1 > Jarak Then GoSub Matikan If Jarak1 < =Jarak Then GoSub Nyalakan Count__ = 0
Waktu = 0 Jarak = 0 Counter0 = 0
Matikan: 'Matikan TV dengan menyalakan relay Trans = 1
Waitms 100 Buz = 1 Waitms 100 Waitms 100 Waitms 100 Buz = 0 Return
Nyalakan: 'Matikan TV dengan mematikan relay Trans = 0
Waitms 100 Buz = 0 Waitms 100 Return
Deteksi_tombol:
If Down = 0 Then GoSub Restarted If Up = 0 Then GoSub Restarted Return
Namun bila tidak terjadi pantulan program akan mencacah naik variabel Count__
sampai di atas 25000, bila kondisi ini terpenuhi maka pada LCD akan tertampil “SENSOR
TIMEOUT, __RESTARTED__” dan berulang sambil mengecek kondisi tombol lalu kembali ke fungsi ultrasonik.
Else
Count__ = Count__ + 1
If Count__ > 25000 Then GoTo Gagal GoTo Looping
End If Gagal: Count__ = 0
Locate 3, 1: Lcd " SENSOR TIMEOUT " Locate 4, 1: Lcd "___RESTARTED!___" Waitms 250 Waitms 250 Waitms 250 Waitms 250 GoTo Ulang Ulang:
For Count__ = 0 To 1000 GoSub Deteksi_tombol Next
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
KesimpulanBerdasarkan perancangan dan pembahasan pemantauan jarak menonton televisi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan pertama mengalamai kegagalan yang dikarenakan resistansi yang dilalu sinyal berbeda sehingga digantikan dengan sistemjamming.
2. Alat ini dapat bekerja dengan baik bila ditempatkan sejajar vertikal dengan televisi dengan cakupan area antara sudut 45° sampai 135° dari sensor.
3. Jarak penonton yang dipantau oleh alat ini adalah jarak penonton yang dekat dengan sensor.
5.2. Saran
Beberapa hal yang penulis sarankan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut yaitu:
1. Penggunaan rangkaian pemisah sinyal suara dengan sinyal gambar sehingga dapat dilakukkan pemutusan hanya untuk sinyal gambar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.wyethindonesia.com/mc_user_hot_topic.asp?menu=id=8& menu_item_id=2, 21 Maret 2009.
[2] http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/109/, 21 Maret 2009.
[3] http://www.edukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=264& fname=materi4.html, 21 Maret 2009.
[4] http://cemplow.wen.ru/electronic/antenatv.html, 28 Juni 2009.
[5] http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/11/menonton-tvkomputervideo-game-turunkan-fungsi-retina-mata, 21 Maret 2009.
[6] http://www.health24.com, 21 Maret 2009. [7] http://azies-tech.com/?p=419, 21 Maret 2009.
[8] http://www.teac.com.au/pages/howdoesanlcdwork, 21 Maret 2009. [9] http://en.wikipedia.org/wiki/LCD, 21 Maret 2009.
[10] Wahyudin, Didin, 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa Basic Menggunakan BASCOM-8051,Penerbit Andi, Yogyakarta.
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Relai, 20 Juni 2009.
[12] Malvino, Albert Paul, Ph.D., 1994, Prinsip – prinsip elektronika / penerjemah: Prof.M. Barmawi, Ph.D., Jakarta: Penerbit Erlangga.
[13]
http://optical-components.globalspec.com/SpecSearch/Suppliers?QID=12397578&Comp=1028&n r=1&RegEvent=new, 5 Oktober 2009.
[14] Malvino, Albert Paul, Ph.D. , 1994, Prinsip – prinsip elektronika / penerjemah: Prof.M. Barmawi, Ph.D., Jakarta: Penerbit Erlangga.
LISTING PROGRAM
$regfile = "8052.dat"
$crystal = 12000000 ' 12000000 MHz crystal
$large
Config Lcdpin = Pin , Db7 = P2.7 , Db6 = P2.6 , Db5 = P2.5 , Db4 = P2.4 , E = P2.2 , Rs = P2.0
Config Lcd = 16 * 4
Config Timer0 = Timer, Mode = 1, Gate = Internal
Const Kecepatan = 34.87 'Satuan cm/ms
Const Satuanwaktu = 1.085
Up Alias P3.0 'Tombol Naik
Down Alias P3.1 'Tombol Turun
Mulai Alias P3.2 'Tombol Start
Ping Alias P3.3 'Sensor Ultrasonik
Buz Alias P1.3 'Buzzer
Trans Alias P1.4 'Pemutus Sinyal
Dim Waktu As Word, Jarak As Single, Karakter As String * 5 Dim C As Byte, Jarak1 As Single, Jarak2 As String * 5 Dim Count__ As Word
Trans = 0 Waitms 1
Restarted: Cls
Cursor Off
Locate 1, 1: Lcd