• Tidak ada hasil yang ditemukan

Self Regulated Learning pada Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Self Regulated Learning pada Mahasiswa"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan

Self Regulated Learning

pada Mahasiswa

Skripsi

Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Maria Dita Fivtiari

NIM : 069114053

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan

Self Regulated Learning

pada Mahasiswa

Oleh :

Maria Dita Fivtiari

NIM : 069114053

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Skripsi

(3)

iii

SKRIPSI

Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan

Self Regulated Learning

pada Mahasiswa

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Maria Dita Fivtiari

NIM : 069114053

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji

pada tanggal : ...

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji 1 Titik Kristiyani, M.Psi …..……….

Penguji 2 Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. .………..

Penguji 3 Minta Istono, S.Psi., M.Si. ...……….

Yogyakarta, ...

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

Dalam segala perkara Tuhan punya rencana

Yang lebih besar dari semua yang terpikirkan

Apa pun yang Kau perbuat Tak ada maksud jahat

Sbab itu kulakukan semua denganMu Tuhan

Ku tak akan menyerah Pada apa pun juga

Sebelum ku coba semua yang ku bisa Tetapi ku berserah kepada kehendakMu

Hatiku percaya Tuhan punya rencana

( Jeffry S. Tjandra – Ku tak akan Menyerah )

Teruslah berupaya untuk menjadi baik, lebih baik, dan terbaik. Jangan pernah berhenti sampai yang baik menjadi lebih baik dan yang lebih baik menjadi yang

(5)

v

(6)

vi

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan yang sesungguhnya bahwa karya yang saya muat ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2011

(7)

vii

Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan

Self Regulated Learning

pada Mahasiswa

Maria Dita Fivtiari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar danself regulated learningpada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar danself regulated learningpada mahasiswa. Subjek penelitian adalah 75 mahasiswa dengan rentang usia 19 sampai 22 tahun yang sedang menempuh kuliah pada semester 7 dan 9 atau mahasiswa angkatan 2007 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala orientasi tujuan dalam belajar dan skala Self Regulated Learning (SRL). Validitas penelitian ini menggunakan validitas isi. Koefisien reliabilitas dari skala orientasi tujuan dalam belajar sebesar 0,882 dan koefisien reliabilitas skala SRL sebesar 0,936. Untuk mengetahui hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar dan SRL digunakan teknik korelasiPearson product moment.Koefisien korelasi (r) antara orientasi tujuan dalam belajar dan SRL sebesar 0,358 dengan taraf signifikansi (p) 0,002 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara orientasi tujuan dalam belajar dan SRL. Kesimpulannya bahwa mahasiswa yang memiliki orientasi tujuan dalam belajar, maka mereka semakin optimal dalam menggunakan strategi SRL.

(8)

viii

The Relationship between Goal Orientation of Learning and the

Self Regulated Learning of the Student

Maria Dita Fivtiari

ABSTRACT

This research aimed to know a relationship between goal orientation of learning and the self regulated learning to the student. In this research showed that there was relationship between goal orientation of learning and the self regulated learning to the student. The research sample consisted of 75 students who has 19-22 years old, study at USD on 7thuntil 9thsemester or USD’s students who start studied in academic year 2007. In this research, researcher used purposive sampling technique. To collect data, researcher spread the scale of goal orientation of learning and scale of self regulated learning. The research validity using content validity. Reliability coefficient goal orientation of learning’s scale was 0,882 and reliability coefficient of SRL scale was 0,936. To determine the relationship between goal orientation of learning and SRL, researcher used Pearson Product Moment correlation technique. Coefficient correlation (r) between goal orientation of learning and SRL was 0,358 with significance level (p) 0,002 (p<0,05). It meant that there is a significant relationship between goal orientation of learning and SRL. It concluded that the students who had goal orientation, so they can optimized in using SRL strategy.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Maria Dita Fivtiari Nomor Mahasiswa : 069114053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan

Self Regulated Learningpada Mahasiswa

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Februari 2011

Yang menyatakan,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas jalan dan

penyertaan yang diberikan selama mengerjakan skripsi berjudul “Hubungan

Antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan Self Regulated Learning pada

Mahasiswa. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Tuhan telah memperkenalkan saya kepada orang-orang hebat yang tulus

membantu dan memberikan dukungan saat saya mengerjakan skripsi. Pada

kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang hebat

tersebut, yakni:

1. Titik Kristiyani, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi untuk segala

penerimaan, nasehat, bimbingan, kesabaran, waktu, dukungan dan

masukan-masukan yang telah diberikan.

2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku dekan yang selalu mendorong kami

agar cepat menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Augustinus Supratiknya selaku dosen pembimbing akademik

untuk pendampingan dan saran-sarannya.

4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. dan Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si.

yang telah menguji skripsi dan memberikan saran-saran yang berharga.

5. Semua dosen Fakultas Psikologi, Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah

(11)

xi

6. Mas Muji, Mas Doni, Mbak Nanik, Mas Gandung, dan Pak Gie, yang telah

banyak membantu dan juga menjadi teman bagi para mahasiswa.

7. Seluruh mahasiswa KKN Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terimakasih

atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.

8. Bapak serta Ibuku yang tersayang, atas dukungan, kesabaran, kasih sayang

dan doa yang tak berhenti terucapkan.

9. Kakak- kakakku tercinta mas Heri dan mbak Rita dengan dua ponakanku

Gilang dan Lintang; mas Dedi dan mbak Ninik dengan ponakanku Ata; mas

Wahyu dan mbak Wahyu; mas Joni dan mbak Lala terimakasih atas semangat

dan wejangan-wejangan yang telah diberikan agar penulis dapat tetap fokus

dalam mengerjakan skripsi.

10. Ibu Dr. Ch. Asri Budiningsih, terimakasih banyak atas nasehat, bimbingan

informal, waktu, dukungan dan masukan-masukan yang telah diberikan.

11. Stephanus Andi Aditya Putra, terimakasih atas kebersamaannya, waktu yang

telah diberikan dan dukungan yang diberikan bagi penulis.

12. Mas Anggit, terimakasih atas bimbingan jarak jauh, masukan-masukan dan

solusi yang telah diberikan.

13. Pimpinan Sumber Baru Motor Yamaha Besi yang sekaligus kakak dan sahabat

saya, Almarhum mbak Reri Marina Dewi, terima kasih atas nasehat, dukungan

dan kesempatan untuk bekerja bersamanya, menimba ilmu dan pengalaman

(12)

xii

14. Seluruh Staf dan teman-teman di SBM Yamaha Besi khususnya mas Neo, mas

Fajar, Adung, Mara dan mbak Kiki atas bantuan, dukungan, kebersamaan

serta pengalaman yang diberikan.

15. Sahabat-sahabatku tercinta, Ayu, Liza, dan Tari atas perhatian, dukungan,

semangat, dan kebersamaan yang telah diberikan.

16. Toro, Coro, Berto, Sasa, Hayu, Winda, Dika, Endy, Manto, dan teman-teman

seperjuangan yang belum saya sebutkan.

17. Sahabat-sahabatku, Bung Ben, Ria Silek, Aka, Vita, dan Sasongko atas

candaan yang menyumbangkan hiburan yang sangat berarti untuk penulis.

18. Teman-teman Mama Laundry, mbak Mar dan Mbak Dar untuk perhatian dan

canda tawanya.

19. Teman-teman PAPITA Gereja St. Lidwina Bedog yang telah memberikan

keceriaan dan menghilangkan segala kepenatan dengan melakukan pelayanan

gereja bersama.

20. Teman-teman Mudika St.Yakobus Wilayah Bedog, mas Nantri, Windu,

Sakha, Vira, Lena, Rosa, Adi, Erika, Tina dan teman-teman mudika yang

belum saya sebutkan.

21. Mbak Henny yang telah membantu penulis dalam membuatabstract.

22. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan

(13)

xiii

Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis

merasa penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis menerima saran dan kritik mengenai penelitian ini dengan senang hati.

Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, 28 Februari 2011

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT ……….. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ….. …….. ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ………. xiv

DAFTAR TABEL ………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xviii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ……….. 1

B. RUMUSAN MASALAH ……….. 6

C. TUJUAN PENELITIAN ………... 6

D. MANFAAT PENELITIAN ………... 6

1. Manfaat Teoritis ……….… 6

2. Manfaat Praktis ……….... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...………... 7

A.SELF REGULATED LEARNING...……...………... 7

(15)

xv

2. Komponen-komponen SRL ……….………….……….. 9

3. Karakteristik SRL ... 12

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi SRL ... 13

5. Strategi-strategi SRL ... 17

B. ORIENTASI TUJUAN DALAM BELAJAR ..………... 18

1. Pengertian Orientasi Tujuan dalam Belajar ...………. 18

2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan dalam Belajar .……….……….. 20

3. Efek-efek memiliki Orientasi Tujuan dalam Belajar ... 23

C. MAHASISWA DIPANDANG SEBAGAI REMAJA AKHIR ..…... 24

1. Pengertian Mahasiswa ... 24

D. HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN DALAM BELAJAR DAN SRL ... 24

E. HIPOTESIS………..………... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 30

A. JENIS PENELITIAN ……… 30

B. VARIABEL PENELITIAN ....……….... 30

1. Variabel Bebas ……… 30

2. Variabel Tergantung ………... 30

C. DEFINISI OPERASIONAL ………... 30

1. Orientasi Tujuan dalam Belajar..……….. 30

2. Self Regulated Learning………... 31

D. SUBJEK PENELITIAN ………. 32

(16)

xvi

F. METODE PENGUMPULAN DATA ..………... 33

1. Skala Orientasi Tujuan dalam Belajar ..………. 34

2. SkalaSelf Regulated Learning ...………... 36

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR ……….. 38

1. Uji Validitas ..………. 38

2. Uji Reliabilitas ..……….. 44

H. UJI ANALISIS DATA ………... 46

1. Uji Asumsi ... 46

2. Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 48

A. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ...…………. 48

B. PELAKSANAAN PENELITIAN ………... 49

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ..………. 51

D. HASIL UJI PRASYARAT ... 52

a. Uji Normalitas Sebaran ...……….. 53

b. Uji Linieritas …. ………..……… 54

E. HASIL UJI HIPOTESIS ………..………... 55

F. PEMBAHASAN ...……….………….. 59

BAB V PENUTUP ………. 68

A. Kesimpulan ……….……… 68

B. Saran ……….………... 68

DAFTAR PUSTAKA ..……….………. 70

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sebaran Butir Skala Orientasi Tujuan Belajar ...… 35

Tabel 1.2 Pemberian Skor Skala Orientasi Tujuan Belajar ... 36

Tabel 2.1 Spesifikasi SkalaSelf Regulated Learning...………..…. 37

Tabel 2.2 Pemberian Skor SkalaSelf Regulated Learning……….. 38

Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Skala Orientasi Tujuan Belajar ...….………... 40

Tabel 3.2 Susunan Butir Skala Orientasi Tujuan Belajar Setelah Uji Coba .... 41

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba SkalaSelf Regulated Learning...…….. 42

Tabel 4.2 Susunan Butir SkalaSelf Regulated LearningSetelah Uji Coba ... 43

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas ...………..……….……... 46

Tabel 6 Deskripsi Subjek Penelitian ...……….... 49

Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian ...………..……….…… 51

Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ...…………..……….…….…… 53

Tabel 9 Hasil Uji Liniearitas Hubungan ... 54

Tabel 10 Korelasi antara Tujuan Akademik dalam Orientasi Tujuan Belajar dengan SRL ... 56

Tabel 11 Korelasi antara Tujuan Sosial dalam Orientas Tujuan Belajar dengan SRL ... 57

Tabel 12 Korelasi antara Tujuan Akademik dalam Orientasi Tujuan Belajar dengan Kemampuan Kognisi dan Motivasi dalam SRL ... 57

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Uji Coba .…...….……….... 74

Lampiran 2 Data Uji Coba Orientasi Tujuan Belajar ....….……….. 86

Lampiran 3 Data Uji CobaSelf Regulated Learning... 90

Lampiran 4 Reliabilitas Uji Coba Skala Orientasi Tujuan Belajar ... 96

Lampiran 5 Reliabilitas Uji Coba SkalaSelf Regulated Learning...… 98

Lampiran 6 Reliabilitas Data Skala Orientasi Tujuan Belajar ... 100

Lampiran 7 Reliabilitas Data SkalaSelf Regulated Learning...………...… 101

Lampiran 8 Skala Penelitian ...………...………… 102

Lampiran 9 Data Penelitian Tujuan Akademik dalam Orientasi Tujuan Belajar ...………..………... 113

Lampiran 10 Data Penelitian Tujuan Sosial dalam Orientasi Tujuan Belajar ...………... 115

Lampiran 11 Data PenelitianSelf Regulated Learning... 117

Lampiran 12 Deskripsi data, Normalitas, Linieritas ...………... 123

Lampiran 12 Korelasi ……….………….. ...……….. 125

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pribadi sukses mungkin kata tersebut tepat disematkan untuk seorang

mahasiswa yang cerdas, kreatif dan memiliki karakter mulia. Tetapi apakah

mahasiswa bisa mewujudkan pribadi sukses dalam dirinya? Setiap mahasiswa

berhak menjadi pribadi sukses, masalahnya, apakah setiap mahasiswa

menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari orang-orang yang bisa sukses?

Mahasiswa diharapkan dapat menjadi penerus generasi sebagai seseorang

yang memiliki idealisme tinggi untuk menentukan kehidupannya di masa yang

akan datang (Rahman, 2009).

Hasil pengamatan sementara peneliti berdasarkan pengalaman selama

perkuliahan dan melihat fenomena lapangan dari rekan-rekan mahasiswa yang

peneliti ketahui mengindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki

masalah dalam mengatur diri pada saat belajar. Mayoritas mahasiswa tidak

memiliki tujuan dalam belajar, hanya berniat berangkat kuliah saja, pasti jenuh

dengan kegiatan rutinitas ini setiap hari. Berangkat kuliah, masuk, selesai

kuliah kemudian pulang. Beberapa mahasiswa memilih untuk tidur setelah

pulang kuliah, berkumpul dengan teman-teman sekedar untuk membicarakan

baik maupun buruknya teman, tenaga pendidik atau yang lainnya. Tidak

sedikit pula mahasiswa yang nongkrong di kampus hanya untuk bermain

internet yang telah disediakan oleh kampus dengan alasan dapat memudahkan

(20)

akses fasilitas kampus seperti melihat nilai, mata kuliah, dosen wali, dsb.

Akan tetapi apakah mahasiswa hanya memanfaatkan fasilitas internet sebagai

sumber informasi akademik? Pada kenyataannya mahasiswa lebih tertarik

menggunakan internet untuk akses facebook,chattingatau akses hal-hal diluar

kebutuhan akademik. Adakah manfaatnya jika menjadi mahasiswa seperti ini

atau untuk menghindar dari kesulitan dan kepenatan yang dihadapi selama

perkuliahan ?

Beberapa mahasiswa mengaku bahwa mereka terpaksa menghindar dari

kesulitan dan kepenatan yang dihadapi selama perkuliahan dengan alasan

untuk menghilangkan stress sejenak dengan segala kewajiban aktivitas

akademik. Alasan ini terkadang menjadi boomerang bagi mahasiswa sendiri

karena terlena dengan hal-hal yang membuat dirinya merasa senang sehingga

tak jarang yang lupa dengan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa yang

memiliki idealisme tinggi. Fenomena mahasiswa yang menghindari kesulitan

dalam akademik ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti tidak adanya

gairah kuliah karena masalah pribadi ditambah tugas-tugas yang menumpuk

atau salah masuk jurusan, cara mengajar tenaga pendidik yang kurang bisa

memotivasi mahasiswa untuk tertarik dengan materi yang diajarkan. Selain

itu, tidak ada tujuan yang dijadikan pedoman mahasiswa dalam belajar

sehingga mereka hanya sekedar melakukan kewajibannya untuk kuliah dan

tidak perencanaan untuk kegiatan akademik selanjutnya. Melihat fenomena

mahasiswa tersebut, kemudian bagaimana mahasiswa dapat mencapai prestasi

(21)

Mayoritas mahasiswa pada dasarnya merasa kebingungan dalam mengatur

diri pada saat melakukan aktivitas belajar baik untuk memahami materi atau

mengerjakan tugas serta bagaimana mengendalikan diri pada aktivitas di luar

akademik. Banyaknya variasi matakuliah dan tugas yang menjadi kewajiban

mahasiswa dalam perkuliahan ditambah dengan kegiatan diluar perkuliahan

menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam melakukan pengelolaan diri ketika

belajar. Akibatnya, mahasiswa pun lebih tertarik untuk melakukan kegiatan

yang tidak memiliki kepentingan atau tujuan sama sekali sehingga kreativitas

mahasiswa pun menjadi terhambat.

Kegiatan mahasiswa yang tak bertujuan tersebut akhirnya berdampak pada

kebiasaan-kebiasaan buruk akrab muncul dikalangan mahasiswa kampus

seperti aktivitas copas (copy paste) karya tulis orang lain pada saat

mengerjakan tugas, menerapkan sks (sistem kebut semalam) pada saat

mengerjakan tugas atau menghadapi ujian, menyontek pada saat ujian, malas

mengikuti kuliah, mengakses internet sampai lupa untuk membaca buku

kuliah.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan mahasiswa dewasa ini dapat

diantisipasi dengan menggunakan strategi belajar yang efektif. Salah satu

strategi belajar yang dapat diterapkan pada mahasiswa yang dianggap mampu

memanfaatkan kesempatan dan kemampuannya secara optimal dalam

mencapai prestasi akademik yaitu strategi self regulated learning(SRL). SRL

adalah suatu strategi yang mengacu pada kemampuan individu untuk

(22)

kognitif, motivasi dan berperilaku aktif (Zimmerman dan Schunk dalam

Ablard dan Lipzchultz, 1998).

Peverly (dalam Narulita, 2005) menggambarkan bahwa individu yang

melakukan SRL adalah individu yang memiliki pengetahuan dan tujuan

strategis serta memiliki kemandirian untuk mengerahkan kemampuannya

secara efektif dalam belajar. Tujuan strategis merupakan hasil pertimbangan

individu dalam memilih fokus atau orientasi tujuannya dalam belajar. Semakin

mahasiswa melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki orientasi tujuan

dalam belajar, maka mereka semakin dapat melakukan strategi SRL secara

optimal. Apabila mayoritas mahasiswa sudah dapat mengelola aktivitas

belajar mereka menggunakan strategi SRL, maka mahasiswa juga dapat

meminimalisir kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak bertujuan dan

menyebabkan terhambatnya kreativitas belajar. Oleh karena itu, mahasiswa

dituntut untuk dapat mengelola secara aktif pengalaman belajarnya sendiri

dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal (Winne

dalam Mujidin, 2008).

Orientasi tujuan dalam belajar merupakan suatu bagian dari proses

pembelajaran, yaitu suatu orientasi yang menekankan belajar sebagai sarana

untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri (Dowson, 2004). Individu

yang menentukan orientasi tujuan untuk dirinya sendiri dan memilih tindakan

yang telah mereka pikirkan akan dapat membantu mereka dalam mencapai

tujuan. Penentuan orientasi tujuan dalam belajar ini dapat

(23)

menginterpretasi dan merespon situasi atau kejadian yang dihadapinya (Ames

dan Archer, 1988). Hal tersebut dapat mengisyaratkan individu untuk

mempercayai bahwa kompetensi yang dimilikinya dapat diperbaiki, untuk

mengevaluasi kompetensi yang dimiliki dikaitkan dengan kompetensi

awalnya, dan untuk memilih tugas yang menantang secara terus menerus

(Mustikawati, 2006).

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang juga membahas tentang

SRL dan tujuan belajar seperti pada penelitian Middleton dan Midgley (dalam

Arias, 1997) menghasilkan korelasi positif antara tujuan belajar dengan

strategi regulasi diri dan harapan dari efikasi diri, dan berkorelasi negatif

dengan penghindaran dari help-seeking (usaha untuk membantu). Penelitian

Winne (dalam Arias, 1997) juga menunjukkan tentang model regulasi diri

dimana seleksi tujuan dianggap penting dalam strategi regulasi diri untuk

melakukan perencanaan dan proses belajar. Dia juga menyajikan fakta-fakta

mengenai peran dari tujuan yang dipilih sebagai taktik motivasi yang

menunjukkan bahwa orientasi tujuan tergantung dari representasi mahasiswa

terhadap tugas yang didapatkan berdasarkan ide-ide dan pengetahuan,

penguasaan pada pengetahuan tersebut, pengetahuan dari strategi belajar dan

variasi ide-ide motivasionalnya.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa melakukan seleksi tujuan atau

menentukan orientasi tujuan belajar dapat berperan penting dalam

(24)

perencanaan dan proses belajar. Peneliti sendiri tertarik untuk menguji apakah

ada hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar dan SRL pada mahasiswa.

B. Rumusan masalah

Berangkat dari pemaparan di atas maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu apakah ada hubungan antara orientasi

tujuan dalam belajar danself-regulated learningpada mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orientasi

tujuan belajar danself-regulated learningpada mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritik penelitian ini bertujuan untuk menambah kajian teori di

bidang ilmu Psikologi Pendidikan yang membahas tentang orientasi tujuan

dalam belajar danself regulated learning.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pandangan tersendiri pada

mahasiswa untuk dapat menentukan orientasi tujuan dalam belajarnya baik

secara akademik maupun sosialnya dalam rangka mengembangkan

kemampuan kognitif, motivasi, dan berperilaku aktif ketika menggunakan

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Regulated Learning

1. PengertianSelf-Regulated Learning

Self-regulated learning (SRL) adalah faktor internal individu yang

diperkirakan memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik

mahasiswa. SRL merupakan strategi yang diterapkan individu dalam

aktivitas belajarnya. SRL berkaitan dengan pembangkitan diri baik

fikiran, perasaan serta tindakan yang direncanakan dan adanya timbal

balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal atau dengan kata

lain SRL berhubungan dengan kognisi, motivasi, dan perilaku yang

berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan personal (Zimmerman, 1989).

Pengertian lebih lanjut dari Purdie (1996) menyebutkan bahwa teori

SRL memfokuskan perhatian pada mengapa dan bagaimana individu

berinisiatif dan mengontrol diri terhadap belajar mereka.

Pintrich (2000) mengatakan bahwa SRL dapat didefinisikan sebagai

proses dimana mahasiswa menggunakan strategi belajar yang berbeda

dengan meregulasi kognisi, motivasi, tingkah laku, dan konteks. Berbeda

dengan Pintrich, menurut Winne (dalam Mujidin, 2008) SRL adalah

kemampuan seseorang untuk mengelola secara aktif pengalaman

belajarnya sendiri dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar

yang optimal.

(26)

Menurut Schunk dan Ertmer (1999) SRL adalah proses yang berputar

dan terus berubah selama proses belajar. Gambaran proses berputar ini

dilukiskan oleh Zimmerman (dalam Schunk dan Ertmer, 1999) dengan

tiga tahap model SRL. Pertama, forethought phase (pemikiran

sebelumnya) yaitu performansi aktual yang mendahului dan berkenaan

dengan proses pengumpulan langkah untuk suatu tindakan. Kedua,

performance control phase yaitu mencakup proses yang terjadi sebelum

belajar dan mempengaruhi perhatian dan perilaku. Ketiga, selama

self-reflection phase terjadi setelah performansi individu merespon pada

usahanya dalam upaya pencapaian tujuannya.

Zimmerman (dalam Rose dan Winne, 1993) menyatakan bahwa dalam

SRL, individu dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas

belajarnya, memiliki tujuan dalam belajar serta upaya yang terstruktur

didasarkan tujuan yang dimilikinya. Corno dan Mandinach (dalam Kerlin,

2000) mendefinisikan SRL sebagai upaya individu dalam melaksanakan

aktivitas belajar dengan melibatkan proses kognisi (mencakup

perencanaan dan pemonitoran) dan afeksi yang dimilikinya.

Butler dan Winne (1995) menyatakan bahwa SRL merupakan upaya

aktif individu untuk meraih tujuan yang dibuatnya dalam aktivitas belajar

dengan menggunakan strategi yang melibatkan kemampuan kognitif,

afektif dan perilaku. Senada dengan definisi yang dikemukakan Butler

dan Winne (1995), Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan

(27)

dalam belajar, dengan mengikutsertakan kemampuan kognisi, motivasi

dan perilaku aktif.

Berdasarkan beberapa definisi SRL yang dikemukakan di atas, maka

definisi SRL yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan Lipschultz, 1998) yang

mengatakan bahwa SRL adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam

belajar dengan mengikutsertakan kemampuan kognisi, motivasi dan

perilaku aktif.

2. Komponen-komponen SRL

Sebagaimana dipaparkan Zimmerman (1989) sebelumnya bahwa SRL

mencakup tiga komponen yang diaplikasikan dalam belajar yaitu kognisi,

motivasi dan perilaku. Paparan selengkapnya sebagai berikut.

a. Kognitif

Menurut Zimmerman (1989) kognisi merupakan proses

pengambilan keputusan yang meregulasi pilihan dan menggunakan

berbagai macam pengetahuan. Schunk dan Zimmerman menambahkan

bahwa pengetahuan kognisi meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pemonitoran (pemantauan) dan pengevaluasian terhadap aktivitas

belajar. Poin kognisi bagi individu yang melakukan SRL adalah

individu yang merencanakan, mengorganisasi, mengukur diri dan

menginstruksikan diri sebagai kebutuhan selama proses belajar

(28)

b. Motivasi

Schunk dan Zimmerman menyatakan bahwa motivasi dalam SRL ini

merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu yang

mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi dan otonomi yang

dimiliki dalam aktivitas belajar. McCombs memandang motivasi dalam

belajar mempunyai dua fungsi, yaitu: 1) sebagai penilaian seseorang

terhadap arti suatu pengalaman atau aktivitas belajar, 2) proses individu

dalam berinisiatif, memilih atau menentukan sesuatu, serta mengontrol

tujuan, proses dan hasil belajar.

c. Perilaku

Perilaku menurut Schunk dan Zimmerman merupakan upaya

individu untuk mengatur diri, menyeleksi dan memanfaatkan

lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas

belajarnya. Zimmerman dan Pons (1988) mengatakan bahwa individu

memilih, menyusun dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik yang

seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan atas aktivitas yang

dilakukan.

Menurut Schunk dan Zimmerman (dalam Mujidin, 2008) menyatakan

bahwa SRL mencakup tiga aspek yaitu:

a. Metakognisi

Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,

(29)

dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.

b. Motivasi

Motivasi dalam SRL ini merupakan pendorong yang ada pada diri

individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi

otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar. Motivasi merupakan

fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan

pearasaan kompetensi yang dimiliki setiap individu.

c. Perilaku

Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri,

menyeleksi dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan

lingkungan yang mendukung aktivitas belajarnya.

Menurut Corno (dalam Fermin dan Maria, 2004) menunjukkan aspek

SRL yang membedakan antara mahasiswa yang menggunakan SRL

dengan yang tidak menggunakan SRL.

a. Mereka mengetahui bagaimana menggunakan strategi kognitif

(pengulangan, penguasaan, dan pengorganisasian) yang dapat

membantu mereka untuk mengikuti, mentransformasikan,

mengorganisasikan, mengelaborasikan informasi yang diperoleh.

b. Mereka mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol dan

mengatur proses mental mereka untuk mencapai tujuan personal

(metacognition).

(30)

efikasi diri akademik, mengangkat tujuan belajar mengembangkan

emosi positif pada tugas (seperti kesenangan, kepuasan, antusiasme),

seperti halnya saat mengontrol dan memodifikasi, menyesuaikan syarat

dari tugas-tugas akademik dan khususnya dalam situasi belajar.

d. Mereka merencanakan dan mengontrol waktu dan usaha yang

digunakan untuk mengerjakan tugas dan mereka juga mengetahui

bagaimana menciptakan dan menstruktur lingkungan belajar yang

memungkinkan, seperti mencari tempat yang nyaman untuk belajar dan

meminta bantuan pada dosen atau teman kuliah ketika mereka memiliki

kesulitas dalam belajar.

e. Mereka menunjukkan usaha yang terbaik dalam mengontrol dan

meregulasi tugas akademik, suasana dan struktur kelas.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa komponen atau aspek SRL antara lain kognitif,

motivasi, dan berperilaku aktif.

3. Karakteristik SRL

Rochester Institute of Technology (dalam Mujidin, 2008)

mengemukakan bahwa karakteristik, yaitu:

a. Memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas yang diberikan

kepada mereka dan membuat perencanaan untuk mengatur

(31)

dari dalam dirinya maupun dari luar pada saat menyelesaikan tugas.

b. Memiliki need for challege. Karakteristik yang dimaksudkan disini

adalah individu memiliki kecenderungan untuk beradaptasi dengan

kesulitan yang dihadapinya pada saat mengerjakan tugas dan

mengubahnya menjadi sebuah tantangan dan suatu hal yang

menyenangkan atau menarik.

c. Mengetahui bagaimana cara menggunakan sumber-sumber yang ada,

baik sumber dari dalam dirinya maupun dari luar serta melakukan

pengontrolan terhadap proses belajarnya. Selain itu, mereka juga

melakukan pengevaluasian terhadap performansinya dalam belajar.

d. Memiliki kegigihan dalam bekerja dan mempunyai strategi tertentu

yang membantunya dalam belajar.

e. Mempunyai kecenderungan untuk membuat suatu pengertian atau

makna dari apa yang dibaca, ditulis maupun yang didiskusikannya.

f. Menyadari bahwa kemampuan yang mereka miliki bukan satu-satunya

faktor yang mendukung kesuksesan meraih prestasi, melainkan juga

dibutuhkan strategi dan upaya yang gigih dalam belajar.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi SRL

Bandura (dalam Zimmerman, 1989) mengatakan bahwa SRL mengacu

pada tingkatan bagaimana individu dapat menggunakan dirinya untuk

mengatur strategi dalam berperilaku dan mengatur lingkungan belajarnya.

(32)

a. Individu (self), faktor individu meliputi:

1) Pengetahuan yang dimiliki individu. Semakin banyak dan beragam

pengetahuan yang dimiliki individu akan semakin membantu

individu dalam melakukan SRL.

2) Tingkat kemampuan kognisi. Semakin tinggi tingkat kognisi yang

dimiliki, semakin membantu pelaksanaan SRL dalam diri individu.

3) Tujuan yang ingin dicapai. Semakin kompleks tujuan yang ingin

diraih dalam aktivitas belajar, semakin besar kemungkinan individu

melakukan SRL.

b. Perilaku, faktor perilaku mengacu pada upaya individu menggunakan

kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal upaya yang

dilakukan individu dalam mengatur dan mengorganisasikan proses

belajar akan meningkatkan SRL pada diri individu. Bandura (dalam

Zimmerman, 1989) menyatakan dalam perilaku ini, ada tiga tahap yang

berkaitan denganself-regulationyaitu:

1) Self-observation yang berkaitan dengan respon individu dimana

individu melihat ke dalam dirinya dan performansinya;

2) Self-judgment merupakan tahap individu membandingkan informasi

standar yang telah dilakukannya dengan standar atau tujuan yang

sudah dibuat dan ditetapkan individu.

3) Self-reaction merupakan tahap yang mencakup proses individu

dalam menyesuaikan diri dan rencana untuk mencapai tujuan atau

(33)

c. Lingkungan, menurut Bandura (dalam Zimmerman, 1989) lingkungan

memiliki peran sebagai tempat individu melakukan aktivitas belajar dan

memberikan fasilitas kepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah

fasilitas tersebut cenderung mendukung atau menghambat aktivitas

belajar khususnya SRL.

Menurut Zimmerman (dalam Mujidin, 2008) berpendapat bahwa

menurut teorisocial cognitive terdapat 3 hal yang mempengaruhi seseorang

sehingga melakukan SRL :

a. Individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain :

1) Pengetahuan individu semakin banyak dan beragam sehingga

membantu individu melakukan SRL.

2) Tingkat kemampuan metakognisi individu semakin tinggi sehingga

membantu individu melakukan SRL.

3) Tujuan yang ingin dicapai, artinya semakin tinggi dan kompleks

tujuan yang ingin diraih, semakin besar kemungkinan untuk

melakukan SRL.

4) Keyakinan efikasi diri, dimana pembelajar yang memiliki taraf

self-efficacy yang tinggi cenderung akan bekerja lebih keras dan tekun

pada tugas akademik ditengah kesulitasn, dan lebih baik dalam

memantau dirinya dan menggunakan strategi belajar.

b. Perilaku, fungsi perilaku adalah membantu individu menggunakan

(34)

dilakukan individu dalam mengatur proses belajar, akan meningkatkan

SRL pada diri individu. Ada 3 tahap perilaku berkaitan dengan SRL

sebagai berikut:

1) Behavior self reactionyaitu mahasiswa berusaha seoptimal mungkin

dalam belajar

2) Personal self reaction ialah mahasiswa berusaha meningkatkan

proses yang ada dalam dirinya pada saat belajar

3) Environmental self reactionyakni mahasiswa berusaha merubah dan

menyesuaikan langkah belajar sesuai dengan kebutuhan.

c. Lingkungan, dapat mendukung atau menghambat mahasiswa dalam

melakukan aktivitas belajar. Pengaruh lingkungan ini berupasocial dan

enactive experience, dukungan sosial seperti dari guru, teman, maupun

berbagai bentuk informasiliteraturedan simbolik lainnya, serta struktur

konteks belajar, seperti karakteristik tugas dan situasi akademik.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi SRL yaitu faktor individu, motivasi, dan

lingkungan degan penjelasan dari Bandura (Zimmerman, 1989) karena lebih

(35)

5. Strategi-strategi dalam SRL

Menurut Zimmerman dan Martinez (dalam Zimmerman, 1988)

mengemukakan bahwa SRL memiliki 14 kunci strategi yang dijelaskan di

bawah ini.

a. Self evaluation mengindikasikan bahwa evaluasi yang diajukan pada

mahasiswa untuk menunjukkan kualitas atau kemajuan dari hasil kerja

mereka.

b. Organizing and transforming mengindikasikan bahwa susunan ulang

baik yang didalam maupun diluar yang ditunjukkan mahasiswa saat

menggunakan bahan-bahan kuliah berguna untuk mengembangkan

pembelajaran.

c. Goal-setting and planning mengindikasikan tentang setting dari

tujuan educational dan perencanaan yang runtut, waktu, serta

melengkapi aktivitas yang berhubungan dengan tujuan mahasiswa.

d. Seeking information mengindikasikan tentang usaha mahasiswa pada

terjaminnya kelangsungan dari sumber-sumber non-sosial ketika

mengerjakan sebuah tugas.

e. Keeping records and monitoring mengindikasikan tentang

usaha-usaha mahasiswa untuk mencatat kejadian atau akibatnya.

f. Environmental structuring mengindikasikan tentang usaha mahasiswa

untuk memilih atau menyusun kegiatan nyata dalam rangka membuat

(36)

g. Self-consequences mengindikasikan tentang mahasiswa dalam

merencanakan atau mengimajinasikan reward atau hukuman untuk

setiap kesuksesan atau kegagalan.

h. Rehearsing and memorizing mengindikasikan tentang usaha

mahasiswa untuk menghafalkan materi dengan latihan yang jelas atau

samar-samar.

i. Seeking social assistance mengindikasikan tentang usaha mahasiswa

dalam mencari bantuan pada temannya, guru dan orang dewasa.

j. Reviewing records mengindikasikan tentang usaha dari mahasiswa

untuk membaca ulang suatu tes, catatan, atau buku teks sebagai

persiapan di perkuliahan atau tes lebih lanjut.

k. Others mengindikasikan tentang perilaku belajar mahasiswa ketika

diajarkan oleh orang lain seperti guru atau orang tua, dan semua

respon verbal yang belum jelas.

B. Orientasi Tujuan dalam Belajar

1. Pengertian

Orientasi tujuan belajar merupakan suatu bagian dari proses

pembelajaran, yaitu suatu orientasi yang menekankan belajar sebagai

sarana untuk mencapai tujuan lain dari pembelajaran itu sendiri. (Dowson,

2004). Orientasi tujuan dalam belajar adalah bagaimana individu mencapai

(37)

motivasional dari belajar sebagai sarana untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Simanungkalit, 2006).

Orientasi tujuan dikonseptulisasikan sebagai suatu mental framework

bagaimana individu menginterpretasi dan merespon situasi/kejadian yang

dihadapinya (Ames dan Archer, 1988; Dweck and Legget, 1988 dalam

Mustikawati, 2006).

Orientasi tujuan dari mahasiswa adalah sebuah penempatan individu ke

tingkat pencapaian atau target suatu prestasi dalam situasi pembelajaran.

Menurut Karabenick dan Collins-Eaglin (dalam Meifida, 2006), tujuan

berprestasi (atau orientasi tujuan) mengarah pada dasar motivasional dari

belajar dimaksudkan selama pembelajaran berlangsung.

Orientasi tujuan adalah awal dari sebuah gagasan dalam literatur

pendidikan yang menganjurkan bahwa individu dapat menentukan

orientasi pembelajaran atau performansi yang mengarah pada tugas-tugas

dalam pembelajaran (Dweck, 1986, 1989 dalam Arias, 2004). Terdapat

dua aspek penting yang terdapat dalam orientasi tujuan dalam belajar yaitu

goal commitment dan goal choice. Goal commitment menunjukkan

bagaimana individu memiliki keterikatan dengan tujuan, antusiasme

mereka pada tujuan dan bagaimana menentukan tujuan yang akan dicapai.

Sedangkan goal choice mengarah pada bagaimana usaha individu dalam

mencoba untuk mendapatkan dan mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi dari orientasi tujuan dalam belajar yang

(38)

adalah bagaimana individu mencapai target yang ditentukan sebagai

prestasi belajar atau mengarah pada dasar motivasional dari belajar sebagai

sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan dalam Belajar

Orientasi tujuan dalam belajar dibedakan dalam dua jenis yaitu tujuan

akademik dan tujuan sosial. Tujuan akademik mengarah ke motivasi alami

akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman perilakunya di

ruang kelas. Sedangkan, tujuan sosial mengarah ke pertimbangan

mahasiswa dalam bertindak di sebuah situasi akademik dalam kaitannya

dengan relasi sosial (Arias, 2004).

Menurut Dowson dan Mcinerney (dalam Arias, 2004) mengemukakan

bahwa terdapat beberapa karakteristik pada masing-masing jenis orientasi

tujuan dalam belajar yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Tujuan Akademik

Tujuan akademik memiliki beberapa karakteristik yang ingin

dicapai oleh individu dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Penguasaan materi yaitu keinginan untuk mencapai pemahaman

dari yang dijelaskan, potensi akademik, atau pengembangan

performansi yang relatif pada standar pembuktian diri.

2) Performansi yaitu keinginan untuk mencapai outperform dari

mahasiswa lain, mencapai grade yang pasti, atau mendapatkan

(39)

3) Tidak ingin menghindari pekerjaan yang mudah atau keinginan

yang hanya untuk mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan

membutuhkan usaha yang keras untuk menyelesaikannya.

b. Tujuan Sosial

Tujuan sosial memiliki beberapa karakteristik yang ingin dicapai

oleh individu dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Afiliasi sosial yaitu keinginan untuk dapat meningkatkan sense of

belonging dari sebuah kelompok atau beberapa kelompok dan atau

untuk membangun atau menjaga hubungan interpersonal.

2) Penerimaan sosial yaitu keinginan untuk mendapatkan persetujuan

dari teman sebaya, guru dan atau orang tua.

3) Pengertian sosial yaitu keinginan untuk membantu orang lain dalam

akademik atau pengembangan personal.

4) Tanggungjawab sosial yaitu keinginan untuk dapat menjaga

komitmen interpersonal, mempertemukan kewajiban sebagai peran

sosial, atau mengikuti peraturan sosial dan moral.

5) Status sosial yaitu keinginan untuk dapat mencapai posisi tertinggi

di Universitas dan atau kehidupan selanjutnya.

Ames dan Archer (dalam Locke, E. A., & Latham, 1990)

mengklasifikasikan jenis orientasi tujuan dalam belajar secara umum,

(40)

a. Mastery Goal Orientation

Orientasi tujuan mastery fokus pada pembelajaran, menguasai

tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mengembangkan

ketrampilan baru, mengembangkan kompetensi, dan mencoba untuk

menyempurnakan suatu tantangan, dan mencoba untuk mencapai

pemahaman atau pengetahuan. Ciri khasmastery goalyaitu berusaha

keras untuk belajar dan ketika membuat kesalahan dianggap sebagai

bagian dari belajar.

b. Performance Goal Orientation

Orientasi tujuan performansi lebih fokus pada kemampuan

relatif dan bagaimana kemampuan dipertimbangkan. Misalnya,

mencoba untuk melebihi standar performansi normatif, berusaha

untuk meraih performansi terbaik dibanding dengan yang lain

(contoh: Aku bisa bisa mencapai tingkat yang terbaik dibanding

siapapun di dalam kelas), dan mencari pengakuan publik dari tingkat

performansi yang diperoleh. Ciri khas performance goal yaitu

bekerja keras untuk mencapai tingkatan tertinggi dan sangat tidak

suka membuat kesalahan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis orientasi

tujuan dalam belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuan

(41)

menjadi prioritasnya dalam belajar, cenderung memilih tujuan akademik

atau tujuan sosial.

3. Efek-efek memiliki Orientasi Tujuan dalam Belajar

Menurut M. Ford dan Nichols (dalam Locke, E. A., & Latham, G.P.,

1990) menyebutkan bahwa efek-efek yang yang ditimbulkan jika individu

memiliki orientasi tujuan dalam belajar adalah sebagai berikut.

a. Active style yaitu individu yang secara aktif memiliki orientasi maka

individu tersebut dapat membuat inisiatif, melaksanakan dan

merencanakan apa yang akan dilakukannya dalam belajar. Hal ini dapat

membuat individu dapat mengendalikan segala perilakunya yang

disesuaikan dengan situasi yang dihadapi ketika belajar.

b. The approach style yaitu individu dapat mencari dan memanfaatkan

kesempatan untuk mendapatkan apa yang ingin dicapai atau diperbaiki,

mampu melibatkan artistik dan kreativitas dalam beraktivitas, serta

mampu membuat pengaturan, mengorganisasi dalam penyelesaian tugas

perkuliahan sehari-hari.

c. Maintenance Goals menunjukkan bahwa individu mampu membuat

tujuan umum dan berperilaku dalam situasi belajar. Jika menggunakan

maintenance goals maka individu akan mempunyai kepuasan diri sesuai

dengan apa yang sudah dikerjakan, semakin tertarik untuk belajar

(42)

C. Mahasiswa Dipandang sebagai Remaja Akhir

1. Pengertian

Masa usia mahasiswa berumur sekitar 18 sampai 25 tahun. Mereka

dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal.

Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa

ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2001). Pada usia remaja

akhir terjadi perkembangan inteligensi dimana individu sudah memiliki

kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah

dan menguasai lingkungan secara efektif (Hurlock, 2002). Hal ini berarti

bahwa mahasiswa sudah mampu memikirkan orientasi tujuan khususnya

dalam belajar sehingga mereka mampu menggunakan strategi SRL secara

optimal.

D. Hubungan antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan Self Regulated

Learning

Secara khusus David Wechsler (Hurlock, 2002) mengatakan bahwa masa

remaja akhir memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara terarah

serta mengolah dan menguasai lingkungan secara aktif agar inteligensi yang

mengandung unsur rasio atau pikiran dapat berkembang. Mahasiswa semester

7 dan 9 dengan rata-rata usia 19 sampai 22 tahun ini termasuk remaja akhir

sehingga dengan kemampuan berpikir dan bertindak secara terarah yang

mereka miliki, mahasiswa dapat menentukan orientasi tujuannya dalam belajar

(43)

Penentuan orientasi tujuan belajar ini kemudian dapat membantu mahasiswa

dalam menggunakan strategi regulasi diri ketika belajar atau SRL (Self

Regulated Learning).

SRL adalah suatu strategi yang mengacu pada kemampuan individu untuk

mengatur dirinya dalam proses belajar, dengan mengikutsertakan kemampuan

kognitif, motivasi dan perilaku aktif (Zimmerman dan Schunk dalam Ablard

dan Lipzchultz, 1998). Beberapa tindakan yang dilakukan mahasiswa ketika

menggunakan kemampuan kognitifnya dalam proses belajar yaitu dengan

merencanakan, mengorganisasikan, memantau dan mengevaluasi hasil

belajarnya. Dalam proses belajar, mahasiswa juga membutuhkan motivasi

karena motivasi merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu

yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi, dan otonomi yang

dimiliki dalam aktivitas belajar. Selanjutnya Zimmerman juga menyatakan

bahwa dalam SRL individu dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas

belajarnya, memiliki tujuan dalam belajar serta upaya yang terstruktur

didasarkan pada tujuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa mahasiswa harus dapat pula berperilaku aktif dengan mengatur diri,

menyeleksi dan memanfaatkan lingkungan serta menciptakan lingkungan yang

mendukung aktivitas belajarnya. Dengan demikian, individu memiliki otonomi

dalam dirinya untuk memilih, menyusun dan menciptakan lingkungan sosial

dan fisik yang seimbang dalam mencapai belajar yang optimal.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat optimalisasi strategi SRL

(44)

tujuan yang ingin dicapainya. Hal ini disebabkan mahasiswa yang memiliki

orientasi tujuan yang semakin kompleks untuk diraih dalam aktivitas

belajarnya, maka semakin besar kemungkinan individu untuk melakukan SRL

(Bandura dalam Zimmerman, 1989).

Orientasi tujuan dalam belajar adalah orientasi tujuan dalam belajar adalah

bagaimana individu mencapai target yang ditentukan sebagai prestasi belajar

atau mengarah pada dasar motivasional dari belajar sebagai sarana untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan teori Locke dan Latham (1990)

menunjukkan adanya dua aspek penting dari orientasi tujuan dalam belajar

yaitugoal commitmentdangoal choice. Dalam goal commitmentmenerangkan

bagaimana antusiasme mereka dalam menentukan tujuan yang akan dicapai,

sedangkan dalam goal choice menerangkan bahwa tujuan individu yang

sebenarnya yaitu dimana mereka berada pada tingkatan mencoba untuk

mencapai tujuan tersebut.

Pada saat melakukan aktivitas belajar, mahasiswa seringkali mengalami

kebingungan dalam menentukan orientasi tujuan belajar sehingga mereka

mengalami hambatan dalam mempersiapkan karier ekonominya. Ada banyak

pilihan dalam orientasi tujuan belajar yang secara umum dibedakan dalam dua

jenis yaitu tujuan akademik dan tujuan sosial. Tujuan akademik mengarah ke

motivasi alami akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman

perilakunya didalam kelas. Tujuan ini dapat mendorong mahasiswa dalam

mengikuti perbedaan obyektif dalam akademik dan suasana perkuliahan seperti

(45)

pekerjaan yang mudah. Sedangkan tujuan sosial mengarah ke pertimbangan

mahasiswa dalam bertindak di sebuah situasi akademik dalam kaitannya

dengan relasi sosial (Arias, 2004).

Karakteristik yang ingin dicapai individu ketika membuat suatu

pertimbangan dalam bertindak di sebuah situasi akademik yaitu afiliasi sosial

dimana individu memiliki dorongan untuk dapat meningkatkan sense of

belonging dari sebuah kelompok dan penerimaan sosial dimana individu ingin

mendapat persetujuan atau pengakuan dari teman sebaya, dosen, atau orang tua

dalam melakukan aktivitas belajar. Karakteristik tujuan yang lain yaitu

perhatian sosial dimana individu terdorong untuk membantu orang lain yang

kesulitan dalam akademik, tujuan tanggungjawab sosial dimana individu ingin

dapat menjaga komitmen interpersonal dengan mengikuti peraturan sosial dan

moral, dan tujuan status sosial yaitu keinginan individu untuk dapat mencapai

posisi tertinggi di Universitasnya.

Beberapa variasi orientasi tujuan dalam belajar dapat dijadikan sebagai

sarana mahasiswa untuk melakukan regulasi diri dalam belajar. Sebelumnya

mahasiswa melakukan seleksi orientasi tujuan terlebih dahulu. Hal ini

disebabkan, hasil seleksi orientasi yang mereka lakukan dapat mengembangkan

(46)

28

- Mencapaigradeyang pasti

(47)

3. Hipotesis

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini secara umum, yaitu:

“Ada hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar dan self regulated

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara orientasi tujuan

belajar danself regulated learningpada mahasiswa.

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Variabel Bebas : Orientasi tujuan dalam belajar

b. Variabel Tergantung :Self regulated learning

C. Definisi Operasional

1. Orientasi Tujuan dalam Belajar

Orientasi tujuan belajar adalah sebuah penempatan individu dalam

mencapai tingkat atau target prestasi dalam situasi pembelajaran atau

mengarah pada dasar motivasional dari belajar. Penentuan tujuan pada

individu dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu mental framework

bagaimana individu menginterpretasi dan merespon situasi/kejadian yang

dihadapinya.

(49)

Orientasi tujuan belajar dibedakan dalam dua jenis yaitu tujuan

akademik dan tujuan sosial. Tujuan akademik mengarah ke motivasi alami

akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman perilakunya di

ruang kelas. Tujuan sosial mengarah ke pertimbangan mahasiswa dalam

bertindak di sebuah situasi akademik dalam kaitannya dengan relasi sosial.

Jenis dalam orientasi tujuan belajar dapat diukur menggunakan skala

Orientasi Tujuan Belajar yang diambil dari skala The Goal Orientations

dan Learning Strategies Survey (GOALS-S) oleh Biggs (1987), Derry

(1990), Pintrich (1991), dan Schmeck (1991). Skala yang disadur dari

skala GOALS-S disesuaikan dengan penelitian yang akan diteliti

khususnya untuk tipe tujuan akademik dan tujuan sosial. Semakin tinggi

skor yang diperoleh oleh mahasiswa pada orientasi tujuan belajar tertentu,

maka ia semakin memiliki orientasi tujuan dalam belajar.

2. Self Regulated Learning

Self-regulated learning adalah upaya individu untuk mengatur diri

dalam belajar yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, motivasi

dan berperilaku aktif. Ketiga aspek tersebut diukur dengan skala Self

Regulated Learningyang disusun berdasarkan teori dari Wolters, Pintrich,

dan Karabenick (2003). Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa

(50)

D. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan rentang usia 19

sampai 22 tahun yang sedang menempuh kuliah pada semester 7 dan 9 atau

mahasiswa angkatan 2007. Alasan peneliti memilih kriteria usia tersebut

karena peneliti berasumsi bahwa pada usia tersebut mahasiswa sudah mampu

beradaptasi dengan kondisi perkuliahan dan memiliki kestabilan dalam

menyikapi aktivitas belajar di Perguruan Tinggi yang sangat berbeda dengan

sekolah menengah.

E. Prosedur Penelitian

1. Peneliti membuat skala orientasi tujuan dalam belajar dan skala SRL ysng

telah dilakukan prosedur telaah item berdasarkan standar yang berlaku,

pertama dengan melihat apakah semua item yang ditulis sudah sesuai atau

mewakili dari semua aspek yang akan diungkap. Kedua, dari segi

pembahasan harus memenuhi syarat misalnya bahasa yang digunakan

tidak bermakna ganda, bahasa yang jelas dan komunikatif serta mudah

dipahami oleh subjek penelitian. Ketiga, perlunya evaluasi terhadap item

yang sudah disusun oleh orang yang ahli atau yang berkompeten dalam

bidangnya (profesional judgement) (Suryobroto, 1997).

2. Peneliti mengujicobakan skala penelitian pada 54 mahasiswa rentang usia

19 sampai 22 tahun yang menjalani perkuliahan di semester 7 dan 9 di

(51)

3. Peneliti melakukan analisis item serta mengukur reliabilitas skala untuk

mendapatkan butir yang sahih sehingga didapatkan skala yang valid dan

reliabel.

4. Peneliti melakukan pengambilan data pada subjek yang telah dipilih

dengan meminta subjek mengisi skala orientasi tujuan dalam belajar dan

skala SRL yang telah diuji kesahihannya dan reliabilitasnya.

5. Peneliti mengolah semua data yang masuk, kemudian dianalisis dengan

teknik korelasi Pearson Product Moment untuk melihat apakah ada

hubungan antara orientasi tujuan dalam belajar dengan SRL pada

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan

menggunakan skala model skala Likert. Skala psikologis merupakan alat

ukur psikologis yang stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan

yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan

mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (Azwar,

2009).

Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis

skala. Skala yang pertama dinamakan skala Orientasi Tujuan Belajar

(52)

Survey (GOALS-S) oleh Biggs (1987), Derry (1990), Pintrich (1991),

dan Schmeck (1991) yang secara khusus mengukur tujuan akademik dan

tujuan sosial. Skala yang kedua dinamakan sebagai skala Self Regulated

Learning yang disusun berdasarkan teori dari Wolters, Pintrich, dan

Karabenick (2003) yang mengukur kemampuan kognisi, motivasi, dan

perilaku.

1. Skala Orientasi Tujuan dalam Belajar

Skala orientasi tujuan dalam belajar menggunakan skala Likert

yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu: sangat tidak setuju,

tidak setuju, setuju, sangat setuju. Peneliti hanya menggunakan

empat pilihan jawaban dengan tujuan agar responden tidak

berkecenderungan untuk memilih jawaban antara atau jawaban yang

berada di tengah-tengah. Tabel 1.1 ini menunjukkan aspek dan

sebaran butir yang terdapat dalam skala orientasi tujuan belajar,

(53)

Tabel 1.1

Sebaran Butir Skala Orientasi Tujuan Belajar

Butir

No. Jenis Aspek

Favourable Unfavorable

Total

a. Penguasaan Materi 1,9,17,25,32,37 6

b. Performansi 2,10,18,26 4

1. Tujuan

Akademik

c. Tidak ingin

menghindari pekerjaan

yang mudah

3,11,19,27,33,38

6

a. Afiliasi Sosial 4,12,20,28,34,39 6

b. Penerimaan Sosial 5,13,21,29,35 5

c. Perhatian Sosial 6,14,22 3

d. Tanggungjawab Sosial 7,15,23,30 4

2. Tujuan

Sosial

e. Status Sosial 8,16,24,31,36,40 6

Jumlah 34 6 40

Skala orientasi tujuan dalam belajar tersebut mengandung

pernyataan yang favorable dengan empat alternatif jawaban, yaitu:

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(STS). Di bawah ini adalah tabel 1.2 tentang pemberian skor skala

(54)

Tabel 1.2

Pemberian Skor Skala Orientasi Tujuan Belajar

Pernyataan Jawaban

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju

1 4

2. SkalaSelf Regulated Learning

Skala SRL ini hanya menggunakan empat alternatif pilihan

jawaban yakni Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (S), dan

Sangat Sering (SS). Peneliti hanya menggunakan empat pilihan

jawaban karena didasarkan pada teori Azwar (2009) yang

mengatakan bahwa alternatif pilihan jawaban tengah yakni

Kadang-kadang (K) diwujudkan sebagai N (netral) atau “tidak menentukan

pendapat”. Skala dalam penelitian ini diberi nama skala self

regulated learning yang disusun berdasarkan teori dari Wolters,

Pintrich, dan Karabenick (2003) yang terdiri dari aspek kognisi,

motivasi dan perilaku. Berikut adalah tabel 2.1 yang menunjukkan

(55)

Tabel 2.1

Spesifikasi SkalaSelf Regulated Learning

No. Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Total

a. Strategi mengulang 1, 12, 35, 50 4

b. Strategi Eksplorasi 2, 3, 11, 24,

48, 51

b. Peningkatan Relevansi 5, 29, 45, 54,

72, 74

e. Kondisi dari luar yang

dapat memotivasi

diri-sendiri

7, 31, 55, 69,

67

5

f. Self-consequating 22, 23, 39,42,

57

5 2. Motivasi

g. Menata Lingkungan 16, 21, 32, 41,

56

5

a. Usaha Meregulasi 8, 17 65,77 4 3. Perilaku

(56)

Lingkungan Belajar 75

c. Keinginan secara

umum untuk mencari

Bantuan

9, 19, 33 3

Jumlah 70 7 77

Skala SRL tersebut terdiri dari pernyataan yang favorable dan

unfavorable dengan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat sering (SS),

sering (S), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Pemberian skor skala SRL

dimulai dari angka 1 sampai 4 untuk item yang favorable. Sedangkan

untuk item yangunfavorable, pemberian skor dimulai dari angka 4 sampai

1. Di bawah ini tabel 2.2 menunjukkan pemberian skor skala SRL.

Tabel 2.2

Pemberian Skor SkalaSelf Regulated Learning

Pernyataan Jawaban

Favorable Unfavorable

Sangat sering 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Uji Validitas

(57)

sesuai dengan tujuan ukurnya (Neuman, 2000 dalam Suryabrata, 2002).

Ukuran itu harus memenuhi beberapa kriteria yakni: 1) seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala atau bagian gejala yang akan diukur. 2) seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap keadaaan gejala-gejala atau bagian gejala-gejala-gejala-gejala dengan teliti. Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas isi. Uji validitas isi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana isi dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang akan diukur

(Azwar, 2009). Peneliti menggunakan profesional judgement untuk

mempertanggungjawabkan validitas alat ukur tersebut dengan cara membuat

item-item sesuai dengan blue print yang sekiranya memuat keseluruhan cakupan isi yang hendak diukur dan memberikan item-item skala pengukuran kepada dosen pembimbing, kemudian diseleksi kembali hingga

layak untuk digunakan.

Hasil uji coba validitas butir dapat dilihat di bawah ini.

1) Skala Orientasi Tujuan dalam Belajar

Hasil analisis terhadap 40 item menggunakan analisis koefisien

Cronbach’s Alpha dimana item dinyatakan gugur apabila nilai item

total lebih besar daripada Cronbach’s Alpha dari 0,6 (Cooper &

Schindler dalam Azwar, 2009). Berdasarkan analisis yang dilakukan

menghasilkan jumlah butir yang valid sebanyak 35 butir dan butir yang

gugur sebanyak 5 butir dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,882. Hasil

uji coba skala orientasi tujuan belajar dapat dilihat pada tabel 3.1

(58)

Tabel 3.1

Hasil Uji coba Skala Orientasi Tujuan Belajar

Butir Favorable Butir Unfavorable

Jenis Aspek

Valid Gugur Valid Gugur

Jumlah

a. Penguasaan Materi 1,9,17,25,37 5

b. Performansi 2,10,18,26 32 5

1. Tujuan

Akademik

c. Tidak menghindari

pekerjaan yang

mudah

11,27,38 3,19,33 6

a. Afiliasi Sosial 4,12,20,28,34,39 6

b. Penerimaan Sosial 5,13,21,29,35 5

c. Perhatian Sosial 6,14,22 3

d. Tanggungjawab

Sosial

7,23,30 15 4

2. Tujuan

Sosial

e. Status Sosial 8,16,24,31,36,40 6

Jumlah 32 2 3 3 40

Berikut susunan butir skala orientasi tujuan belajar setelah uji coba

(59)

Tabel 3.2

Susunan Butir Skala Orientasi Tujuan Belajar Setelah Uji Coba

Butir

No. Jenis Aspek

Favourable Unfavorable

Total

Penguasaan Materi 1(1), 8(9), 5(17),

22(25), 32(37) 5

2. Afiliasi Sosial 3(4), 11(12),

17(20), 25(28),

2) SkalaSelf Regulated Learning

Hasil analisis terhadap 77 item menggunakan analisis koefisien

Cronbach’s Alpha dimana item dinyatakan gugur apabila nilai item

total lebih besar dari Cronbach’s Alpha dengan nilai sebesar 0,936.

(60)

73 butir dan butir yang gugur sebanyak 4 butir. Hasil uji coba skalaself

regulated learningdapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Hasil Uji Coba SkalaSelf Regulated Learning

Butir Favorable Butir Unfavorable

Strategi Aspek

Valid Gugur Valid Gugur

Jumlah

a. Strategi mengulang 1, 12, 35, 50 4

b. Strategi Eksplorasi 2, 3, 11, 24, 48,51 6

c. Strategi

b. Peningkatan Relevansi 5, 29, 45, 54, 72, 74 6

c. Peningkatan situasi

e. Kondisi dari luar yang

dapat memotivasi

diri-sendiri

7, 31,55,67,69 5

f. Self-consequating 22, 23, 39, 42, 57 5

2. Motivasi

g. Menata Lingkungan 16, 21, 32, 41,56 5

a. Usaha Meregulasi 8,17 65, 77 4

(61)

Berikut susunan butir skala SRL setelah uji coba yang ditampilkan

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Susunan Butir Skala SRL Setelah Uji Coba

Jenis Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable Jumlah

a. Strategi mengulang 1(1), 12(12), 31(35),

46(50)

4

b. Strategi Eksplorasi 2(2), 3(3), 11(11),

22(24), 44(48), 47(51)

b. Peningkatan Relevansi 5(5), 27(29), 41(45),

50(54), 68(72), 70(74)

e. Kondisi dari luar yang

dapat memotivasi

diri-sendiri

7(7), 28(31), 51(55),

63(67), 65(69)

5

f. Self-consequating 20(22), 21(23), 35(39), 38(42), 53(57)

5

(62)

g. Menata Lingkungan 15(16), 19(21), 29(32),

37(41), 52(56)

5

a. Usaha Meregulasi 8(8), 16(17) 73(77), 61(65) 4

b. Regulasi waktu dan

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur

yang mengandung kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak

reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena

perbedaan skor yang terjadi antar individu lebih ditentukan oleh faktor

error (kesalahan) daripada faktor yang sesungguhnya (Azwar, 2009).

Faktor yang sesungguhnya yang dimaksud adalah skor yang dihasilkan

oleh individu memang berdasarkan dari tingkat kemampuan yang ia miliki

saat pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur keajegan hasil

pengukuran. Reliabilitas menunjukkan konsistensi atau kepercayaan hasil

pengukuran suatu alat ukur. Dalam penelitian ini, skala cukup

diujicobakan sekali saja. Pelaksanaan uji coba yang tidak berulang-ulang

selain memiliki nilai kepraktisan dan efisiensi juga dapat menghindari

perubahan yang didapat individu sebagai hasil belajar (Azwar, 2009).

Uji analisis item yang digunakan adalah koefisien Cronbach’s Alpha.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Pemberian Skor SkalaTabel 2.2 Self Regulated Learning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan antisepsis kulit, kuman yang ditemukan pada lempeng agar darah bagian satu sangat banyak, pada lempeng agar darah bagian dua tidak ditemukan kuman, pada lempeng

Penetapan Peserta Studi Banding bagi Anggota Satuan Tugas Narkoba Kabupaten Karangasem ke Balai Besar Rehabilitasi Lido Provinsi Jawa Barat;.. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958

It is expected that the finding can be useful for student teachers who will do their teaching practicum in hotels, also for those who are interested in studying

4 Saya bersemangat dalam bekerja karena sesuai dengan keahlian yang saya miliki.. 5 Saya bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan

Berbeda halnya jika kemaslahatan itu tidak dijelaskan secara eksplisit dalam kedua sumber itu, maka peranan mujtahid sangat menentukan untuk menggali dan menemukan

Analisis indeks kemiskinan material terhadap rumah tangga mustahik dilakukan tanpa dan dengan adanya bantuan dana zakat yang diberikan oleh BAZNAS Provinsi Jawa

menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa,

Dengan permasalahan tersebut, maka mendorong dilakukannya penelitian yang mengkaji mengenai produksi biogas melalui teknologi biokonversi (digester) anaerob