• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEJARAH SASTRA ANGKATAN 66

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SEJARAH SASTRA ANGKATAN 66"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH SASTRA ANGKATAN 66

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah SejarahSastra

Dosen Pengampu: Dr.H.IkinSyamsudinAdeani, M.Pd

Oleh :

Kelas 1D

Kelompok 5

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2014

AsepYusup S 2108130073

LiaKamelia 2108130003

Nurmalia Sari 2108130148

Muhamad Rizal 2108130147

Susi Sakinah 2108130016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah subhanahuwata’ala atas karunia dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Sastra sebatas kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.

Makalah ini berisikan tentang sastra periode 60-an yang akhirnya melahirkan sastra angkatan ’66. Lahirnya angkatan ini didahului adanya kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia yang disebabkan ulah teror politik.

kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah subhanahuwata’ala oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, saya terbuka lebar dalam menerimanya, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ...i

DAFTAR ISI... ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1... LatarBelakang

... ... 1

1.2... RumusanMasalah

... ... 1

1.3... Metode Penyelesaian Masalah

... ... 1

1.4... TujuanPenulisan

... ... 2

(4)

... ... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1... Sejarah Sastra

... ... 3

2.2... Ciri-ciri Angkatan 66

... ... 3

2.3... Gaya Bahasa Angkatan 66

... ... 4

2.4... Unsur Estetik Angkatan 66

... ... 4

2.5... Penulisan dan Karya Sastra Angkatan 66

(5)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

... ... 8

3.2 Saran

... ... 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periodisasi sastra Indonesia modern sampai saat ini memang masih menjadi perdebatan. Bagaimanapun banyaknya pembabakan waktu yang pernah diajukan dalam sejarah sastra Indonesia, namun pembabakan yang telah umum dipakai selalu kembali pada nama-nama angkatan. Angkatan-angkatan itu muncul hampir 10 tahun atau 15 tahun sekali. Jadi dapatlah pula kita menamakan angkatan-angkatan itu berdasarkan usianya. Selama waktu itu pengalaman dan situasi masing-masing generasi rupanya agak berbeda sehingga melahirkan cirri-ciri tersendiri pada angkatannya.

(6)

1895-an. Sastra Pujangga Baru diisi oleh para sastrawan yang dilahirkan sekitar tahun 1910-an.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah: 1. Bagaimana sejarah sastra angkatan 66?

2. Apa saja cirri-ciri sastra angkatan 66? 3. Bagaimana gaya bahasa sastra angkatan 66? 4. Apa unsur estetik sastra angkatan 66?

5. Siapa saja pengarang angkatan 66 dan apa saja karya pengarang tersebut?

1.3 Metode Penyelesaian Masalah

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan cara melakukan tinjauan–tinjauan pada beberapa buku dan media lainnya dan memilih sumber yang dianggap paling tepat dan menjadikannya sebagai acuan utama dari pembuatan makalah ini.

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya: 1. Mengetahui sejarah sastra angkatan 66.

2. Mengetahui cirri-ciri karya sastra angkatan 66. 3. Mengetahui gaya bahasa sastra angkatan 66. 4. Mengetahui unsur estetik angkatan 66.

5. Mengetahui pengarang dan karyanya pada sastra angkatan 66. 1.5 Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini diantaranya: 1. Mengetahui sejarah sastra angkatan 66.

(7)

3. Memberikan motivasi untuk para pelajar dalam mengapresiasi karya sastra.

4. Menghargai setiap karya yang dihasilkan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Sastra

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-grade sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada

angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra, munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lain-lain. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini diantaranya Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Moehammad, Sapardi Djoko Damono, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.

(8)

menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir pada periode ini lebih banyak yang berwarna protes terhadap keadaan sosial dan politik pada masa itu.

Pada masanya karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat perhatian, bahkan sering menimbulkan kesalahpahaman. Ia lahir mendahului jamannya. Beberapa sastrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arif C. Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Karjo, Taufik Ismail dan masih banyak lagi.

2.2 Ciri-ciri Angkatan 66

 Mulai dikenal gaya efik (bercerita), dan pada puisi muncul puisi-puisi balada.

 Puisinya menggambarkan kemuraman (batin), hidup yang menderita  Prosanya menggambarkan maslah kemasyarakatan, misalnya tentang

perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.

 Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.

 Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.  Muncul puisi mantra dan surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an

yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah.

2.3 Gaya Bahasa Agkatan 66

Menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan Pancasila dan UUD 45, menentang komunisme dan kediktatoran, bersama Orde Baru yang dikomandani Jendral Suharto ikut menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dan PKI. Sastra Angkatan ’66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati. Yang paling terkenal adalah “Tirani” dan “Benteng” antologi puisi Taufiq Ismail. Hampir seluruh tokohnya adalah pendukung utama Manifes Kebudayaan yang sempat berseteru dengan LEKRA.

(9)

Angkatan ini lahir diantara anak-anak muda dalam barisan perjuangan. Angkatan ini mendobrak kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin yang salah arus. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut ditegakannya keadilan dan kebenaran.

Ciri-ciri sastra pada angkatan 66 adalah:  Bercorak perjuangan anti tirani

 Protes politik, anti kezaliman dan kebatilan

 Bercorak membela keadilan, mencintai nusa, bangsa Negara, dan persatuan.

 Berontak terhadap ketidakadilan.  Pembelaan terhadap pancasila.  Berisi protes sosial dan politik.  Berisi pergolakan.

 Menegakan keadilan dan pergerakan.

 Tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Hal diatas disebutkan dalam karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain: Pabrik (Putu Wijaya), Ziarah (Iwan Simatupang),

Serta Tirani dan Benteng (Taufik Ismail), Pariksit (Goenawan Mohamad), dan sebagainya.

Dibawah ini merupakan contoh puisi karya Taufik Ismail:

Mimbar

(Taufik Ismail)

Dari mimbar ini telah dibicarakan

Pikiran-pikiran dunia

Suara-suara kebebasan

Tanpa ketakutan

Dari mimbar ini diputar lagi

Sejarah kemanusiaan

Pengembangan teknologi

Tanpa ketakutan

Di kampus ini

Telah dipahatkan

Kemerdekaan

Segala despot dan tirani

Tidak bisa dirobohkan

(10)

2.5 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 66 Abdul Hadi WM

Laut Belum Pasang (kumpulan puisi)Meditasi (kumpulan puisi)

Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (kumpulan puisi)Tergantung Pada Angin (kumpulan puisi)

Anak Laut Anak Angin (kumpulan puisi)

Sapardi Djoko Damono

Dukamu Abadi (kumpulan puisi)

Mata Pisau dan Akuarium (kumpulan puisi)Perahu Kertas (kumpulan puisi)

(11)

Ayat-Ayat Api (kumpulan puisi)

Goenawan Mohamad  InterludeParikesit

Potert Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (kumpulan esai)Asmarandana

Misalkan Kita di Sarajevo

Umar Kayam

Seribu Kunang-kunang di Manhattan

Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan cerita pendek)Lebaran di Karet, di Karet (kumpulan cerita pendek)Pada Suatu Saat di Bandar Sangging

Kelir Tanpa BatasPara PriyayiJalan Menikung

Danarto  Godlob

Adam MakripatBerhala

Aduh (drama)Edan (drama)

Dag Dig Dug (drama)

Iwan Simatupang  ZiarahKering

(12)

RT Nol/ RW Nol (drama)Tegak Lurus Dengan Langit

Arifin C. Noer

Tengul (drama)

Sungai Tanpa Dasar (drama)Kapai Kapai (drama)

Djamil Suherman

Sarip Tambak-Oso

Umi Kulsum (kumpulan cerita pendek)Perjalanan ke Akherat

Sakerah

Taufik Ismail

Jaket Berlumur DarahHarmoni

Jalan Segara

Karangan Bunga (kumpulan puisi)Salemba (kumpulan puisi)

Seorang Tukang Rambutan Kepada Istrinya (kumpulan puisi)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kesimpulan akhir dari Sejarah Sastra Angkatan ’66 ini adalah bahwa hasil karya sastra Angkatan ’66 ini lebih menekankan pada protes terhadap keadilan sosial dan politik pemerintah, rasa nasionalisme yang tinggi, serta mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara.

3.2 Saran

(13)

menuangkan rasa nasionalismenya melalui karya-karyanya yang bisa dinikmati oleh generasi setelahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2006. Cerdas Berbahasa Indonesia (SMA). Jakarta: Erlangga. Agni, Binar. 2008. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta:Hi Fest Publishing. Wulandari, D. 2010. Ciri-ciri Karya Sastra Angkatan 1966, (online),

(http://cafesenja.blogspot.com/2010/12/ciri-ciri-karya-sastra-angkatan-66_05.html), diakses pada tanggal 08 Maret 2014.

Bastin, Danriris. (2010). SASTRA: SASTRAWAN ANGKATAN 66. [Online]. Tersedia: http://danririsbastind.wordpress.com/tag/sastrawan-angkatan-66/

(14)

Thioo, Fanda. (2013). Makalah Periode Sastra Angkatan 66. [online]. Tersedia:http://fandanaksaleh18.blogspot.com/2013/05/makalah-periodisasi-sastra-angkatan-66.html [11 Maret 2014]

Referensi

Dokumen terkait